ArticlePDF Available

PENGARUH AROMATERAPI JERUK MANIS (Citrus sinensis) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI ANAK USIA 6-9 TAHUN PADA KUNJUNGAN PERTAMA KE DOKTER GIGI

Authors:

Abstract

Kecemasan dental merupakan perasaan cemas terhadap perawatan gigi dan mulut. Secara fisiologis kecemasan dapat dilihat dari peningkatan tekanan darah dan denyut nadi karena stimulasi dari sistem saraf simpatis yang dapat meningkatkan curah jantung dan vasokonstriksi arteriol sehingga dapat menyebabkan tekanan darah dan denyut nadi meningkat. Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan adalah melalui pemberian aromaterapi yang berasal dari kulit buah jeruk manis yang memiliki kandungan limonene yang dipercaya mampu menurunkan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap penurunan tekanan darah dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada kunjungan pertama ke dokter gigi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan rancangan penelitian pre and posttest design yang membandingkan tekanan darah dan denyut nadi anak menggunakan sphygmomanometer digital antara kelompok kontrol dan kelompok aromaterapi yang diukur sebelum dan saat duduk di kursi gigi dan melihat alat-alat kedokteran gigi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22, yang terdiri dari 15 kelompok kontrol dan 7 kelompok aromaterapi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh aromaterapi jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap penurunan tekanan darah dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada kunjungan pertama ke dokter gigi sesuai dengan hasil analisis data menggunakan Independent T-test yang menunjukkan nilai signifikansi p0,05. Terdapat pengaruh aromaterapi jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap penurunan tekanan darah dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada kunjungan pertama ke dokter gigi.
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 3 No. 2 - Desember 2020
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)
19
PENGARUH AROMATERAPI JERUK MANIS (Citrus sinensis)
TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DAN
DENYUT NADI ANAK USIA 6-9 TAHUN PADA
KUNJUNGAN PERTAMA KE DOKTER GIGI
Septriyani Kaswindiarti
1*
, Tafiana Husnul Khotimah
1
1
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Kecemasan dental merupakan perasaan cemas terhadap perawatan gigi dan mulut. Secara fisiologis
kecemasan dapat dilihat dari peningkatan tekanan darah dan denyut nadi karena stimulasi dari sistem
saraf simpatis yang dapat meningkatkan curah jantung dan vasokonstriksi arteriol sehingga dapat
menyebabkan tekanan darah dan denyut nadi meningkat. Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan
adalah melalui pemberian aromaterapi yang berasal dari kulit buah jeruk manis yang memiliki kandungan
limonene yang dipercaya mampu menurunkan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh aromaterapi jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap penurunan tekanan darah dan denyut nadi
anak usia 6-9 tahun pada kunjungan pertama ke dokter gigi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi
eksperimental dengan rancangan penelitian pre and posttest design yang membandingkan tekanan darah
dan denyut nadi anak menggunakan sphygmomanometer digital antara kelompok kontrol dan kelompok
aromaterapi yang diukur sebelum dan saat duduk di kursi gigi dan melihat alat-alat kedokteran gigi.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22, yang terdiri dari 15 kelompok kontrol dan 7 kelompok
aromaterapi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh aromaterapi jeruk manis (Citrus
sinensis) terhadap penurunan tekanan darah dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada kunjungan pertama
ke dokter gigi sesuai dengan hasil analisis data menggunakan Independent T-test yang menunjukkan nilai
signifikansi p<0,05. Terdapat pengaruh aromaterapi jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap penurunan
tekanan darah dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada kunjungan pertama ke dokter gigi.
Kata kunci :
Kecemasan dental, tekanan darah, denyut nadi, aromaterapi, jeruk manis
ABSTRACT
Dental anxiety is an anxious feeling about dental and oral care. Physiologically anxiety could be known
through increased blood pressure and pulse rate due to stimulation of the sympathetic nervous system
which can increase cardiac output and vasoconstrictive arteriol and cause increased blood pressure and
pulse rate. One of the efforts to reduce anxiety is by giving aromatherapy extracted from the peel of sweet
orange that contains limonene that is believed could reduce anxiety. This study aims to determine
whether there were any influences of sweet orange (Citrus sinensis) aromatherapy toward decrease blood
pressure and pulse rate of children aged 6-9 years at first dental visit. This research is a quasi
experimental study with pre and posttest design that compared children's blood pressure and pulse rate
using digital sphygmomanometer between control group and aromatherapy group measured before and
when sitting in dental chair and looking at dental instruments. Participans in this study were 22, consist
of 12 control groups and 7 aromatherapy groups. The results of this study indicate that there is influence
of sweet orange aromatherapy toward decrease blood pressure and pulse rate of children aged 6-9 years
at first dental visit according to the results of data analysis using Independent T-test that shows a
significance value of p<0,05. There is influence of sweet orange (Citrus sinensis) aromatherapy toward
decrease blood pressure and pulse rate of children aged 6-9 years at first dental visit.
Keywords:
Dental anxiety, blood pressure, pulse rate, aromatherapy, sweet orange
ACCEPTED MANUSCRIPT
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 3 No. 2 - Desember 2020
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)
20
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut anak di
Indonesia masih memprihatinkan. Banyaknya
orang tua yang masih menganggap bahwa gigi
desidui atau gigi sulung anaknya tidak perlu
dirawat padahal masih ada upaya perawatan yang
dapat dilakukan untuk memertahankan gigi
sulung dengan rutin membawa anaknya ke dokter
gigi.
[1]
Kunjungan ke dokter gigi sering
menimbulkan perasaan cemas pada anak.
[2]
Kecemasan merupakan suatu hal yang normal
yang sering terjadi dan dialami oleh banyak
orang ketika menghadapi suatu hal yang
dianggap mengancam sehingga dapat
memengaruhi perilaku seseorang.
[3]
Kecemasan
dapat terjadi dalam situasi dan kondisi tertentu,
salah satunya adalah kecemasan dental.
Kecemasan dental merupakan perasaan cemas
terhadap perawatan gigi dan mulut.
[4]
Anak-anak
memiliki tingkat kecemasan dan distres yang
tinggi dibandingkan dengan usia remaja dan
dewasa dan dapat berpengaruh terhadap persepsi
nyeri.
[5]
Setiap anak yang datang ke dokter gigi
untuk berobat memiliki kondisi kesehatan gigi
yang berbeda-beda dan akan mengekspresikan
perilaku yang berbeda pula terhadap perawatan
gigi yang diberikan.
[6]
Terdapat beberapa faktor
yang dapat memengaruhi kecemasan, yaitu suara
dari bur 81,46%, duduk di kursi gigi 50,72%,
jarum 39,13%, dan cerita pengalaman negatif
tentang perawatan gigi dari orang lain 33,33%.
[7]
Perasaan cemas dapat menyebabkan
perubahan fisiologis anak, seperti peningkatan
tekanan darah dan denyut nadi. Meningkatnya
tekanan darah disebabkan oleh sistem saraf
simpatis yang akan meningkatkan curah jantung
dan vasokonstriksi arteriol. Keadaan cemas akan
menyebabkan medula kelenjar adrenal
mensekresikan hormon norepinefrin dan
epinefrin yang akan menyebabkan vasokonstriksi
sehingga tekanan darah meningkat.
[8]
Peningkatan denyut nadi terjadi akibat terjadinya
peningkatan denyut jantung. Denyut nadi
merupakan rambatan dari denyut jantung yang
dapat diukur tiap menitnya. Denyut nadi akan
mengalami peningkatan ketika kerja jantung
meningkat.
[9]
Aromaterapi merupakan suatu terapi
komplementer yang telah dianggap sebagai terapi
yang populer untuk kecemasan. Aromaterapi
diklaim bermanfaat bagi aspek mental,
psikologis, dan spiritual. Aromaterapi juga
dilaporkan relatif aman dari efek samping
dibandingkan dengan obat konvensional.
[10]
Citrus sinensis yang biasa dikenal dengan jeruk
manis merupakan anggota dari famili Rutaceae.
Komponen utama dari aromaterapi minyak atsiri
jeruk manis dapat diketahui melalui analisis gas
kromatografi yang terdiri dari limonene 92%,
myrcene 3%, dan komponen lainnya 5%, yaitu α-
pinene, β-pinene, p-cymene, linalool, dan
geraniol.
[11]
Limonene merupakan kandungan
aromaterapi minyak atsiri Citrus sinensis yang
dipercaya mampu menurunkan kecemasan.
[12]
Aromaterapi dapat diaplikasikan dengan
berbagai cara, seperti melalui inhalasi, pijat,
kompres, dan berendam. Metode inhalasi dan
pijat merupakan metode yang sering digunakan
dalam bidang kesehatan. Mekanisme kerja dari
aromaterapi melibatkan molekul-molekul yang
akan berikatan dengan reseptor olfaktori lalu
menciptakan respon elektrofisiologis yang
mencapai otak. Aktivitas neokorteks terjadi oleh
respon ini yang memiliki efek pada persepsi bau
dan mencapai daerah sistem limbik termasuk
amigdala dan hipotalamus dimana area hormon
dan persepsi emosi dikendalikan.
[11]
Berdasarkan hal tersebut, maka
penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi jeruk manis
(Citrus sinensis) terhadap penurunan tekanan
darah dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada
kunjungan pertama ke dokter gigi. Kajian
dilakukan di RSGM Soelastri Surakarta.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian quasi eksperimental dengan
rancangan penelitian pre and posttest design.
Subjek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 22 anak berusia 6-
9 tahun dari SD 11 Muhammadiyah
Mangkuyudan.
Subjek penelitian sejumlah 22 dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
kelompok aromaterapi. Sebelum dilakukan
penelitian, subjek penelitian dilakukan screening
terlebih dahulu berupa pengukuran tekanan darah
dan denyut nadi untuk mengetahui kesesuaian
subjek dengan kriteria inklusi yaitu anak usia 6
------------------------------------------------------------------
*)
Septriyani Kaswindiarti
E-mail: sk147@ums.ac.id
Jl. Kebangkitan Nasional No. 101 Penumping,
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Submisi : November 2020; Revisi : November 2020;
Penerimaan : Desember 2020
ACCEPTED MANUSCRIPT
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 3 No. 2 - Desember 2020
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)
21
9 tahun, belum pernah ke dokter gigi, tidak
memiliki penyakit sistemik, dan orang tua atau
wali menandatangani informed consent. Selama
penelitian, subjek tidak didampingi oleh orang
tua.
Pada kelompok kontrol subjek penelitian
yang telah sampai di RSGM menunggu terlebih
dahulu selama 3-4 menit lalu diukur tekanan
darah dan denyut nadi yang menjadi pengukuran
awal pada ruang tunggu. Subjek penelitian satu
per satu masuk ke ruang IGD setelah diukur
tekanan darah dan denyut nadinya, lalu dan
duduk di kursi gigi serta diperlihatkan alat-alat
kedokteran gigi sambil diukur tekanan dan
denyut nadi. Pada kelompok aromaterapi subjek
penelitian yang telah sampai di RSGM
menunggu terlebih dahulu selama 3-4 menit lalu
diukur tekanan darah dan denyut nadi yang
menjadi pengukuran awal pada ruang tunggu.
Setelah diukur tekanan darah dan denyut nadi
lalu subjek penelitian satu per satu masuk ke
ruang IGD yang sudah diberi aromaterapi jeruk
manis (Citrus sinensis) selama 10 menit dan
duduk di kursi gigi serta diperlihatkan alat-alat
kedokteran gigi sambil diukur tekanan darah dan
denyut nadi.
Dilakukan perhitungan tekanan darah
dan denyut nadi sebelum dan saat duduk di kursi
gigi dan melihat alat-alat kedokteran gigi. Data
tekanan darah dan denyut nadi yang didapatkan
dilakukan pengukuran menggunakan uji
independent t-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran yang didapatkan dalam
penelitian ini berupa data tekanan darah sistolik,
tekanan darah diastolik dan denyut nadi sebelum
dan saat duduk di kursi gigi dan melihat alat-alat
kedokteran gigi.
Tabel 1. Rerata perubahan tekanan darah dan uji
independent t-test
Kelompok N Rerata±SD
(mmHg)
Independent
t-test Sig.
(2-tailed)
Perubahan
Tekanan
Darah
Sistolik
Kontrol 15
4,500±2,540
0,000
Aromaterapi 7
-
3,285±4,3
47
Perubahan
Tekanan
Darah
Diastolik
Kontrol 15
5
0,000
Aromaterapi 7
-
3,714±4,461
Tabel 1 menunjukkan rerata dan hasil uji
analisis data Independent T-test perubahan
tekanan darah sebelum dan saat duduk di kursi
gigi dan melihat alat-alat kedokteran gigi pada
kelompok kontrol dan aromaterapi. Pada
kelompok kontrol perubahan tekanan darah
sistolik dan diastolik mengalami peningkatan dan
pada kelompok aromaterapi mengalami
penurunan. Data selanjutnya dilakukan uji
normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dan
uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test,
didapati hasil seluruh kelompok menghasilkan
nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti
seluruh data terdistribusi normal dan homogen
atau memiliki varians data yang sama.
Hasil uji normalitas dan homogenitas
telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji
parametrik Independent T-test. Tabel 1
menunjukkan bahwa hasil uji analisis data
Independent T-test untuk perubahan tekanan
darah sistolik dan diastolik memiliki nilai
signifikansi 0,000 dengan nilai signifikansi
p<0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan
rerata perubahan tekanan darah yang signifikan
antara kelompok kontrol dan aromaterapi.
Tabel 2. Rerata perubahan denyut nadi dan uji
independent t-test
Kelompok N Rerata±SD
(mmHg)
Independent
t-test Sig.
(2-tailed)
Perubahan
Denyut Nadi
Kontrol 15 5,666±2,188
0,000
Aromaterapi 7 -2,428±5,126
Tabel 2 menunjukkan rerata dan hasil uji
analisis data Independent T-test perubahan
denyut nadi sebelum dan saat duduk di kursi gigi
dan melihat alat-alat kedokteran gigi pada
kelompok kontrol dan aromaterapi. Pada
kelompok kontrol perubahan denyut nadi
mengalami peningkatan dan pada kelompok
aromaterapi mengalami penurunan. Data
selanjutnya dilakukan uji normalitas
menggunakan uji Shapiro-Wilk dan uji
homogenitas menggunakan uji Levene’s Test,
didapati hasil seluruh kelompok menghasilkan
nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti
seluruh data terdistribusi normal dan homogen
atau memiliki varians data yang sama.
Hasil uji normalitas dan homogenitas
telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji
parametrik Independent T-test. Tabel 2
menunjukkan bahwa hasil uji analisis data
Independent T-test untuk perubahan denyut nadi
memiliki nilai signifikansi 0,000 dengan nilai
signifikansi p<0,05 yang menunjukkan terdapat
perbedaan rerata perubahan denyut nadi yang
ACCEPTED MANUSCRIPT
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 3 No. 2 - Desember 2020
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)
22
signifikan antara kelompok kontrol dan
aromaterapi.
Aromaterapi merupakan salah satu
bentuk terapi komplementer yang sudah mulai
banyak digunakan dan dikembangkan dalam
bidang kesehatan karena memiliki efek
menenangkan, seperti mengurangi kecemasan,
ketegangan, dan insomnia.
[13]
Salah satu
mekanisme kerja aromaterapi dalam tubuh
manusia, yaitu melalui sistem penghidu.
Molekul-molekul pada minyak atsiri Citrus
sinensis akan berikatan dengan reseptor olfaktori
lalu menciptakan respon elektrofisiologis yang
mencapai otak. Aktivitas neokorteks terjadi oleh
respon ini yang memiliki efek pada persepsi bau
dan mencapai daerah sistem limbik termasuk
amigdala dan hipotalamus dimana area hormon
dan persepsi emosi dikendalikan.
[11]
Molekul
yang sudah mencapai amigdala akan memicu
pengeluaran hormon serotonin dan endorfin
dimana hormon tersebut dapat menimbulkan efek
menenangkan.
[13]
Molekul-molekul yang terkandung pada
aromaterapi dapat memberikan efek yang positif,
yaitu dapat menurunkan saraf simpatis dan
meningkatkan saraf parasimpatik dengan
menghambat sekresi ACTH (Adreno
Corticotropic Hormone) yang dapat menyekresi
hormon adrenalin, yaitu hormon yang dapat
mengakibatkan terjadinya kecemasan pada
seseorang dan dapat meningkatkan tekanan darah
dan denyut nadi.
[14]
Molekul yang terdapat pada
minyak atsiri Citrus sinensis juga akan
merangsang hipotalamus untuk merangsang saraf
vagus menyampaikan impuls parasimpatis yang
akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pada
arteriol yang dapat menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan perifer yang akan membuat
tekanan darah dan denyut nadi menurun.
[15]
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
aromaterapi jeruk manis (Citrus sinensis)
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah
dan denyut nadi anak usia 6-9 tahun pada
kunjungan pertama ke dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soeparmin, S., 2008, Peranan Musik dalam
Mengurangi Kecemasan Anak Selama
Perawatan Gigi, J Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati, hal. 1-5.
2. Sanger, S. E., Pangemanan, D. H. C., dan
Leman, M. A., 2017, Gambaran Kecemasan
Anak Usia 6-12 Tahun terhadap Perawatan
Gigi di SD Kristen Eben Haezar 2 Manado,
e-GIGI, 5(2): 190-196.
3. Yahya, N. B., Leman, M. A., dan
Hutagalung, B. S. P., 2016, Gambaran
Kecemasan Pasien Ekstraksi Gigi di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNSRAT,
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(1):
39–45.
4. Marwansyah., Mahata, I. B. E., dan
Elianora, D., 2018, Tingkat Kecemasan pada
Anak dengan Metode Corah's Dental
Anxiety Scale (CDAS) di Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Baiturrahmah Padang, B-Dent,
5(1): 20–29.
5. Kaswindiarti, S dan Yuliani, T., 2019,
Pengaruh Pendinginan Area Injeksi (Pre-
cooling) saat Anestesi Lokal terhadap
Persepsi Nyeri Anak, JIKG, 2(2): 1–6.
6. Andrian, I. J., 2016, Gambaran Tingkat
Kecemasan Pasien Anak Umur 8 - 12 Tahun
Terkait Aksesoris Dental Unit di RSGM -
UMY, hal. 1–12.
7. Allo, C. B. B., Lampus, B. S. dan Gunawan,
P. N., 2016, Hubungan Perasaan Takut Anak
terhadap Perawatan Gigi dengan Kebersihan
Gigi dan Mulut di RSGM Unsrat Manado, e-
GIGI, 4(2): 166–170.
8. Mathius, N. P. N. E., Sembiring, L., dan
Rohinsa, M., 2019, Tingkat Kecemasan
Dental Anak Usia 7-12 Tahun yang akan
Melakukan Ekstraksi Gigi di RSGM
Maranatha, Laporan Penelitian, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Maranatha, hal.
33–42.
9. Hermawan, L., Subiyono, H. S., dan
Rahayu, S., 2012, Pengaruh Pemberian
Asupan Cairan (Air) terhadap Profil Denyut
Jantung pada Aktivitas Aerobik, Journal of
Sport Science and Fitness, 1(2): 14–20.
10. Venkataramana, M., Pratap, K. V. N. R.,
Padma, M., Kalyan, S., Reddy, A. A. dan
Sandhya, P., 2016, Effect of Aromatherapy
on Dental Patient Anxiety: A Randomized
Controlled Trial, Journal of Indian
Association of Public Health Dentistry,
14(2): 131-134.
11. Soni, S., Bhatia, R., dan Oberoi, J., 2018,
Evaluation of The Efficacy of Aromatherapy
on Anxiety Level among Pediatric Patients
in a Dental Setting : A Randomized Control
Trial, International Journal of Oral Care
ACCEPTED MANUSCRIPT
JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi)
Vol. 3 No. 2 - Desember 2020
ISSN 2579-7239 (Printed), ISSN 2580-0523 (Online)
23
and Research, 6(2): 44–49.
12. Jaafarzadeh, M., Arman, S., dan Pour, F. F.,
2013, Effect of Aromatherapy with Orange
Essential Oil on Salivary Cortisol and Pulse
Rate in Children during Dental Treatment: A
Randomized Controlled Clinical Trial,
Advanced Biomedical Research, 2(1): 1-7.
13. Anastasia, S., Bayhakki., dan Nauli, F. A.,
2015, Pengaruh Aromaterapi Inhalasi
Lavender terhadap Kecemasan Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis,
Jurnal Online Mahasiswa, 2(2): 1510-1519.
14. Pertiwi, A., Indriansari, A., dan
Kusumaningrum, A., 2016, Pengaruh
Aromaterapi Rosemary (Rosmarinus
officinalis) terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak
Usia Prasekolah, Jurnal Keperawatan
Sriwijaya, 3(1): 65-71.
15. Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 2011, Text
Book Of Medical Physiology 8
th
Edition.,
Elsevier Saunders, Pennsylvania, hal. 641-
644.
ACCEPTED MANUSCRIPT
Article
Golden Apple Snail (GAS) ( Pomacea canaliculate L.) is a source of macro nutrient which have the potential to be the main raw material for biostimulants for plant growth. Biostimulants are made through a fermentation process and produce an unpleasant aroma. The addition of organic ingredients which have strong aromatic compounds such as Kaffir Lime peel leaves is expected to cover up the unpleasant aroma of the GAS extract produced. Apart from that, users of this biostimulant will not be disturbed by the aroma of GAS extract when applied in the field. Therefore, the purpose of this research is to determine the characteristics of the fermentation results of GAS extract with the addition of Kaffir Lime leaves in four GAS extract formulations: lime leaves, including a ratio (ml:gr) of 100:0 (GAS extract without lime leaves); ratio 100:1; 100:5; 100:10. Kaffir Lime leaf slices measuring 1-2 cm ² are mixed in the fermentation process which is carried out for 21 days. Anova analysis and Duncan’s advanced test showed that there were significant differences in aroma parameters, but there were no differences in C-Organic, N-Total, P 2 O 5 , K 2 O, and C/N Ratio, color and consistency. The aroma produced from fermentation in the 100:10 ratio formulation is the aroma of Kaffir Lime leaves with a strong quality and can cover the fishy aroma of GAS. Therefore, the addition of Kaffir Lime leaves can have the potential to improve the aroma quality of the GAS Biostimulant product, but does not reduce the nutrient content in it.
Article
Full-text available
ABSTRAK Penanganan nyeri yang tepat pada anak dapat membangun kepercayaan antara pasien dan dokter, menghilangkan ketakutan pasien sehingga memberikan sikap perawatan yang positif. Salah satu upaya penanganan nyeri yang juga dapat memicu timbulnya nyeri dalam perawatan kedokteran gigi anak adalah pemberian anestesi infiltrasi. Pre-cooling merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang dinilai aman dan praktis. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh pendinginan area injeksi (pre-cooling) saat anestesi terhadap penurunan tingkat persepsi nyeri anak dengan pegukuran langsung dan tidak langsung di RSGM Soelastri. Jenis penelitian yang digunakan yaitu true eksperimental dengan post-test only control group design. Metode pre-cooling pada penelitian ini menggunakan bahan ice tube dan dilakukan pada subjek penelitian sebanyak 34 anak yang dibagi kedalam 2 kelompok perlakuan, yaitu kelompok pre-cooling dan tanpa pre-cooling. Pada kedua kelompok perlakuan dilakukan pengukuran persepsi nyeri secara langsung dengan Wong Baker Face Pain Rating Scale dan tidak langsung dengan Sound Eyes Motoric. Hasil pengukuran persepsi nyeri secara tidak langsung dilakukan analisis menggunakan Mann-Whitney U Test. Hasil pengukuran persepsi nyeri secara langsung dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk kemudian dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene Test dan dilanjutkan analisis data dengan Independent T-Test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kedua kelompok perlakuan dan kelompok perlakuan pre-cooling memiliki tingkat persepsi nyeri yang lebih rendah dibandingkan kelompok tanpa pre-cooling. Metode pre-cooling dapat digunakan untuk menurunkan persepsi nyeri anak saat anestesi. ABSTRACT Proper treatment of pain in children can build trust between patients and doctors, eliminate patient fears so as to provide a positive care attitude. One effort to manage pain that can also trigger pain in the treatment of pediatric dentistry is the administration of infiltration anesthesia. Pre-cooling is one method that can be used to reduce pain that is considered safe and practical. The aim of this study is to see the influence of the pre-cooling area during anesthesia to reduce the level of perception of children's pain with direct and indirect measurements at RSGM Soelastri. The type of research used is true experimental with post-test only control group design. The pre-cooling method in this study used ice tube material and was carried out on 34 subjects who were divided into 2 treatment groups, namely the pre-cooling group and without pre-cooling. Both treatment groups measured pain perception directly with Wong Baker Face Pain Rating Scale and not directly with Sound Eyes Motoric. The results of indirect pain perception measurements were analyzed using the Mann-Whitney U Test. The results of the measurement of pain perception directly carried out normality test with Shapiro Wilk then carried out homogeneity test using Levene Test and continued data analysis with Independent T-Test. There were significant differences (p<0,005) between the two treatment groups and the pre-cooling treatment group had a lower level of pain perception than the group without pre-cooling. Tthe pre-cooling method can be used to reduce children's pain perception during local anesthesia procedure.
Article
Full-text available
Kecemasan dental merupakan suatu kecenderungan merasakan cemas terhadap perawatan gigi dan mulut. Pada pasien anak kecemasan menjadi hal yang wajar dikarenakan dengan situasi yang dihadapinya merupakan suatu hal yang baru. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pada anak terhadap perawatan gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Baiturrahmah Padang. Jenis penelitian adalah adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dari penelitian adalah pasien anak yang berkunjung ke bagian paedodonti RSGM Universitas Baiturrahmah Padang pada tanggal 12-16 Januari 2018 dengan 80 sampel penelitian dengan metode simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan metode pengukuran Corah dental anxiety scale, analisa data ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 responden diperoleh hasil anak mengalami kecemasan pada tingkat cemas sedang 65 (81,25%), tingkat kecemasan tinggi sebanyak 13 orang (16,25%) dan paling sedikit mengalami kecemasan phobia sebanyak 2 orang (2,5%).
Article
Full-text available
Introduction: Dental anxiety is a common and potentially distressing problem, both for the patients and for dental practitioners. It is considered to be the main barrier and affects the working lives of dental professional potentially compromising their performance. Aim: To know the effect of aromatherapy in the reduction of dental anxiety and to compare the anxiety levels of dental patients with the control group. Materials and Methods: A randomized controlled trial design was used. Of 40 dental clinics in Khammam town, 10 dental clinics were selected by simple random sampling method. A total of 100 patients attending the dental clinic for the first time were included in the study. Ambient odor of lavender was maintained with a candle warmer. A questionnaire comprising demographic information, smoking status, Modified dental anxiety scale (Humphries et al. in 1995), was given to the patients when they were waiting in the waiting room. Student's t-test and ANOVA test were used for data analysis. The level of significance was set at 0.05. Results: Considerable decrease in anxiety scores in 3 age groups was observed. A statistically significant (P = 0.002) decrease with age in mean anxiety score. A significant difference in anxiety scores of lavender group, a significant decrease of anxiety scores with an increase of age. Conclusion: Lavender decreased the current anxiety scores of patients effectively.
Article
Full-text available
Essential oils have been used as an alternative and complementary treatment in medicine. Citrus fragrance has been used by aromatherapists for the treatment of anxiety symptoms. Based on this claim, the aim of present study was to investigate the effect of aromatherapy with essential oil of orange on child anxiety during dental treatment. Thirty children (10 boys, 20 girls) aged 6-9 years participated in a crossover intervention study, according to the inclusion criteria, among patients who attended the pediatric department of Isfahan Dental School in 2011. Every child underwent two dental treatment appointments including dental prophylaxis and fissure-sealant therapy under orange aroma in one session (intervention) and without any aroma (control) in another one. Child anxiety level was measured using salivary cortisol and pulse rate before and after treatment in each visit. The data were analyzed using t-test by SPSS software version 18. The mean ± SD and mean difference of salivary cortisol levels and pulse rate were calculated in each group before and completion of treatment in each visit. The difference in means of salivary cortisol and pulse rate between treatment under orange odor and treatment without aroma was 1.047 ± 2.198 nmol/l and 6.73 ± 12.3 (in minutes), which was statistically significant using paired t-test (P = 0.014, P = 0.005, respectively). It seems that the use of aromatherapy with natural essential oil of orange could reduce salivary cortisol and pulse rate due to child anxiety state.
Peranan Musik dalam Mengurangi Kecemasan Anak Selama Perawatan Gigi
  • S Soeparmin
Soeparmin, S., 2008, Peranan Musik dalam Mengurangi Kecemasan Anak Selama Perawatan Gigi, J Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, hal. 1-5.
  • N B Yahya
  • M A Leman
  • B S P Dan Hutagalung
Yahya, N. B., Leman, M. A., dan Hutagalung, B. S. P., 2016, Gambaran Kecemasan Pasien Ekstraksi Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNSRAT, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(1): 39-45.
Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Anak Umur 8 -12 Tahun Terkait Aksesoris Dental Unit di RSGM -UMY, hal
  • I J Andrian
Andrian, I. J., 2016, Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Anak Umur 8 -12 Tahun Terkait Aksesoris Dental Unit di RSGM -UMY, hal. 1-12.
Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 7-12 Tahun yang akan Melakukan Ekstraksi Gigi di RSGM Maranatha, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Maranatha, hal
  • N P N E Mathius
  • L Sembiring
  • M Dan Rohinsa
Mathius, N. P. N. E., Sembiring, L., dan Rohinsa, M., 2019, Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 7-12 Tahun yang akan Melakukan Ekstraksi Gigi di RSGM Maranatha, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Maranatha, hal. 33-42.
Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) terhadap Profil Denyut Jantung pada Aktivitas Aerobik
  • L Hermawan
  • H S Subiyono
  • S Dan Rahayu
Hermawan, L., Subiyono, H. S., dan Rahayu, S., 2012, Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) terhadap Profil Denyut Jantung pada Aktivitas Aerobik, Journal of Sport Science and Fitness, 1(2): 14-20.