Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
237
Jurnal Sains Farmasi & Klinis
p-ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435
homepage: http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id
DOI : 10.25077/jsfk.9.3.237-244.2022
REVIEW ARTICLE J Sains Farm Klin 9(3):237–244 (Desember 2022) | DOI: 10.25077/jsfk.9.3.237-244.2022
Pendahuluan
Kulit merupakan organ terluar dan terbesar dengan
struktur berlapis yang berperan untuk melindungi tubuh
dari lingkungan bahaya seperti bahan kimia, panas, racun,
cedera dan patogen. Kulit dapat dibagi menjadi epidermis
yang memiliki fungsi sebagai pelindung, dermis terletak
di pembuluh darah dan menghasilkan sel-sel kulit [1,2].
Penggunaan produk dari tanaman herbal merupakan salah
satu cara mengatasi masalah kulit. Saat ini, penggunaan
produk kosmetik perawatan dan pengobatan kulit dengan
bahan alam lebih disukai karena keamananya [3]. Pegagan
(Centella asiatica (L ). Urban) merupakan salah satu tanaman
herbal yang digunakan dalam dermatologi [4].
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), sinonim
Hydrocotyle asiatica L. dari famili Apiaceae, dikenal dengan
nama umum gotu kola atau Indian pennywort yang tumbuh
di daerah tropis seperti Asia, Oseania, Afrika dan Amerika.
Pegagan merupakan tumbuhan herba yang terdiri dari
ujung daun bulat, dengan tangkai daun biasanya memiliki
tingginya sekitar 20 cm [5]. Pegagan tumbuh di daerah
tropis atau sedang dengan ketinggian mencapai 15-25 cm.
Akar tumbuh vertikal ke bawah, tanaman ini berwarna
hijau. memiliki tangkai hijau
panjang dengan puncak bulat
yang memberikan tekstur halus.
Daun terhubung dengan 2-6
cm panjang petioles perikardial.
Bunganya kecil (kurang dari 3 mm)
berwarna putih, merah, pink, atau
Arcle history
Received: 01 Okt 2022
Accepted: 13 Des 2022
Published: 30 Des 2022
Access this arcle
Review : Aktivitas Pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) pada Kulit
(Review: Centella asiatica (L.) Urban activity in dermatology)
Larysa Fernenda, Arba Pramundita Ramadhani, & Yandi Syukri*
Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia
ABSTRACT: Pegagan (Centella asiaca L.) is a herbal plant used in dermatology that has acvity in treang skin diseases and skin
lesions such as excoriaons, burns, hypertrophic scars, anoxidants, an-aging, skin whitening, and as a cosmec ingredient. This
review aims to collect data regarding the acvity of Centella asiaca herb extracts in dermatology in both preclinical and clinical
trial idencaon is done by searching literature through media Science Direct and Google Scholar using the keywords ''Centella
asiaca'', ''Gotu kola'', ''dermatology'', ''cosmecs'', and ''whitening''. The search was based on the inclusion and exclusion
criteria that had been set. The literature results show that the chemical constuents of Centella asiaca, such as asiacoside,
madecassoside, asiac acid, and madecassic acid, are phytochemicals that play an essenal role in the pharmacological acvity of
Centella asiaca in dermatology as a treatment and skin care. In both preclinical and clinical tests, it was shown that administraon
of Centella asiaca was capable of proliferang broblasts, acvang the Smads pathway, increasing collagen synthesis, reducing
metalloproteinase acvity by increasing collagen deposion, and reducing melanin content in melanocytes so that it can modulate
melanogenesis by inhibing the expression of tyro sinase mRNA.
Keywords: Centella asiatica (L.) Urban; pegagan; dermatology; cosmetic; whitening.
ABSTRAK: Pegagan (Centella asiaca (L.) Urban) merupakan salah satu tanaman herbal digunakan dalam dermatologi yang memiliki
akvitas dalam pengobatan penyakit kulit dan lesi kulit seper ekskoriasi, luka bakar, bekas luka hipertrok, anoksidan, anaging,
pemuh kulit serta sebagai bahan kosmek. Review ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai akvitas ekstrak herba
pegagan pada dermatologi baik pada uji preklinis maupun uji klinis. Idenkasi dilakukan dengan mencari literatur melalui media
Science Direct dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci ‘’Centella asiaca’’, “pegagan”, ‘’dermatology’’, ‘’cosmecs’’,
dan ‘’whitening’’. Pencarian didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Hasil literatur menunjukan
kandungan kimia pegagan seper asiakosida, madekasosid, asam asiaka dan asam madekasik merupakan tokimia yang
berperan penng pada akvitas farmakologi pegagan pada dermatologi sebagai pengobatan dan perawatan kulit. Pada pengujian
baik preklinis maupun klinis menunjukkan bahwa pemberian pegagan mampu proliferasi broblas, mengakan jalur Smads,
meningkatkan sintesis kolagen, menurunkan akvitas metaloproteinase dengan meningkatkan deposisi kolagen dan mengurangi
kandungan melanin dalam melanosit sehingga dapat memodulasi melanogenesis dengan menghambat ekspresi mRNA rosinase.
Kata kunci: Centella asiatica (L.) Urba;, pegagan; kulit; kosmetik; pemutih kulit.
*Corresponding Author: Yandi Syukri
Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia, Umbulmartani, Ngemplak,
Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55584 | Email: yandisyukri@uii.ac.id
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
238
ungu [6].
Pegagan merupakan salah satu tanaman herbal yang
digunakan dalam kulit yang direkomendasikan dalam
pengobatan penyakit dan lesi kulit seperti ekskoriasi,
luka bakar, bekas luka hipertrok atau eksim [7]. Ekstrak
pegagan juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetik
[8]. Kandungan terpenting yang diisolasi dari pegagan
adalah saponin triterpenoid yang dikenal sebagai centelloids.
Saponin dapat mencapai 1-8% dari semua komponen
pegagan. Centellosides utama adalah saponin triterpenoid
pentasiklik tipe ursane dan oleanane . Senyawa yang
terpenting dari pegagan karena aktivitas farmakologisnya
adalah asiatikosida, madekasosid, asam asiatika dan asam
madekasik [9].
Review ini bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas ekstrak tanaman herbal pegagan pada
kulit baik pada uji preklinis maupun uji klinis. Pegagan
telah digunakan dalam pengobatan penyakit kulit serta
perawatan kulit. Senyawa aktif dari pegagan yang memiliki
aktitas pada kulit adalah asiatikosida, madekasosid, asam
asiatika dan asam madekasik.
Metode Penelitian
Pengumpulan data terkait aktivitas pegagan pada
kulit dilakukan dengan menggunakan media elektronik
atau database berupa Science Direct, dan Google Scholar.
Pencarian literature dilakukan dengan menggunakan kata
kuci yaitu ‘’Centella asiatica’’, “pegagan”, ‘’dermatology’’,
‘’cosmetics’’, dan ‘’whitening’’. Literatur yang digunakan
merupakan artikel berbahasa inggris dan bahasa Indonesia.
Selain itu artikel juga disaring berdasarkan tipe artikel
berupa review artikel dan research artikel.
Kriteria inklusi artikel yang diterima yaitu artikel yang
terpublikasi dalam bahasa inggris dan bahas Indonesia,
tersedia dalam teks lengkap, dengan rentang waktu 10
tahun terakhir. Artikel mengandung pembahasan terkait
Centella asiatica, dermatology, cosmetics dan whitening. Kriteria
eksklusi yaitu artikel yang tidak menggunakan aktivitas
pegagan dalam dermatologi.
Hasil dan Diskusi
Preparasi Ekstrak Pegagan
Studi farmakologis dan klinis yang dilakukan pada
ekstrak pegagan terkait dengan ekstrak air atau alkohol
yang tidak ditentukan dan ekstrak yang ditentukan,
sebagaimana tersaji pada Tabel 1. Penelitian farmakologi
pada pegagan meliputi ekstrak : titrated extract of Centella
asiatica (TECA) dan total triterpenoid fraction of Centella
asiatica (TTFCA), keduanya mengandung asam asiatik
(30%), asam madekasik (30%), asiatikosida (40%) dan
total triterpenic fraction (TTF) yang terdiri dari asam asiatika
dan asam madekasik (60%) serta asiatikosida (40%) [10].
Namun, informasi tentang produk obat menunjukkan
bahwa semua ekstrak yaitu TECA, TTFCA, TTF dan
Centella asiatica total triterpenic fraction (CATTF) serta estratto
titolato di Centella asiatica (ETCA) merupakan akronim
berbeda dari ekstrak yang sama, terkandung dalam preparat
yang digunakan yaitu Madecassol®, Centellase® atau
Blastoestimulina®. Ekstrak ini termasuk 40% asiatikosida
dan 60% campuran asam asiatika dan madekasik. Uji
klinis dilakukan dengan menggunakan TECA dan ETCA
(Estratto Titolato di Centella asiatica) atau ekstrak yang
diproduksi secara komersial yaitu Centella asiatica total
triterpenic fraction (CATTF) dan TTFCA serta saponin
triterpenoid terisolasi, terutama asiatikosida, madekasosid
dan asam asiatika [10,11].
Sediaan pegagan yang digunakan pada pengobatan
konvensional diaplikasikan dalam bentuk oral (tablet dan
tetes), obat topikal (salep dan bedak), dalam bentuk injeksi
(sc, im) dan sediaan homeopati eksternal atau internal
[10]. Penggunaan yang direkomendasikan oleh European
Medicines Agency (EMEA) yaitu satu sampai dua tablet
(10 mg/tablet.), tiga kali sehari untuk orang dewasa dan
setengah dari dosis untuk anak di bawah usia 3 tahun
dalam kasus luka yang tidak sembuh, bekas luka pertrok
atau keloid dalam fase aktif. Untuk penggunaan luar,
pengobatan pendukung lokal untuk meningkatkan fase
granulasi ulkus dan luka yang tidak sembuh, yaitu krim
1% yang direkomendasikan. Disinfeksi luka diperlukan
sebelum perawatan dengan total triterpenoid fraction of Centella
Asiatica (TTFCA). Selain itu, salep 1% dan bubuk 2%
dapat digunakan untuk perawatan luka yang tidak sembuh.
Dua hingga tiga aplikasi salep dan satu sampai tiga kali
sehari yang direkomendasikan dalam bentuk powder [11].
Aktivitas Pegagan pada Kulit
Pegagan sebagai Penyembuh Luka
Pegagan memiliki aktivitas dalam pengobatan
penyembuhan luka, luka yang terinfeksi, luka bakar dan
bekas luka hipertrok pasca operasi. Penyembuhan luka
merupaka proses biologis kompleks yang melibatkan
koagulasi, inamasi, produksi sitokin, migrasi sel, proliferasi
dan diferensiasi, angiogenesis, sintesis, dan remodeling
matriks ekstraseluler (termasuk produksi dan deposisi
kolagen). Kolagen tipe I dan III adalah komponen utama
dari matriks ekstraseluler kulit. Kedua jenis ini berperan
penting dalam proses penyembuhan luka. Akibatnya,
terjadi proliferasi sel epitel dan kontraksi luka [12–14].
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
239
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
Ekstrak pegagan memiliki senyawa triterpen dan campuran
triterpenoid yang telah terbukti memiliki efek penyembuhan
luka dalam beberapa penelitian [7]. Aktivitas triterpen pada
pegagan yaitu asam asiatik, asam madekasik, asiatikosida
dan madekasosid merupakan komponen utama pegagan
untuk penyembuhan luka pada uji in vitro dan in vivo.
TECA memiliki mekanisme pada modulasi ekspresi gen
yang terlibat dalam angiogenesis dan penyembuhan luka.
TECA dapat melakukan perubahan ekspresi hyaladherin
dan sitokin yang menyebabkan penurunan proteolisis
dalam matriks ekstraseluler, sehingga terakumulasi kolagen
dan bronektin. Perubahan proangiogenik dalam ekspresi
sejumlah faktor pertumbuhan terdeteksi [15].
Uji in vivo penyembuhan luka pada ekstrak air pegagan
sediaan salep, krim dan gel 1% dengan penggunaan tiga kali
sehari selama 24 hari pada luka terbuka pada tikus terdapat
peningkatan proliferasi sel dan sintesis kolagen dilokasi
luka dengan peningkatan kolagen. Luka yang dirawat
mengalami epitelialisasi lebih cepat dan tingkat kontraksi
luka lebih tinggi dibandingkan dengan luka kontrol. Proses
penyembuhan paling baik dengan formulasi sediaan
gel [16]. Ekstrak pegagan dapat mempersingkat proses
penyembuhan luka pada pasien diabetes. Studi kontrol
random pada 200 pasien diabetes diobati dengan dua
kapsul ekstrak pegagan (50 mg asiatikosida/kapsul) tiga
kali sehari. Hasil menunjukkan bahwa adanya kontraksi
luka lebih baik daripada kelompok plasebo sehingga
ekstrak pegagan dapat menekan pembentukan jaringan
parut [17].
Pegagan sebagai Penyembuhan Luka Infeksi
Asiatikosida memiliki aktivitas dalam penyembuhan
luka termasuk pada luka yang terinfeksi. Studi in vitro
telah dikaji pada broblas dermal manusia dengan analisis
DNA microarray membuktikan bahwa dengan adanya
asiatikosida perubahan ekspresi gen diamati. Gen-gen ini
bertanggung jawab untuk proliferasi sel, proses siklus sel,
dan sintesis matriks ekstraseluler. Selanjutnya, level mRNA
prokolagen tipe I dan tipe III dan level protein meningkat
sebagai respons terhadap asiatikosida [13].
Studi lain menunjukkan bahwa asiatikosida secara
signikan menginduksi sintesis kolagen tipe I pada
broblas kulit manusia. Sintesis kolagen tipe I dirangsang
oleh transformasi growth factor β (TGF-β). Protein Smad
mengirimkan sinyal ke hilir dari reseptor TGF-β ke dalam
nukleus. Mengikuti pengikatan TGF- β ke reseptornya,
Smads yang diatur reseptor (disebut R-Smads, yang
meliputi Smad 1, 2, 3, 5 dan 8) difosforilasi dan kemudian
ditranslokasi ke nukleus yang bertindak sebagai pengatur
ekspresi gen target (gen kolagen tipe I). Asiatikosida dalam
fosforilasi terinduksi Smad2 dan Smad3. Interaksi antara
Smad3 dan Smad4 setelah stimulasi dengan asiatikosida
juga diamati. Terbukti bahwa asiatikosida menginduksi
translokasi kompleks Smad3-Smad4 ke dalam nukleus.
Selain itu, fosforilasi Smad2 dan sintesis kolagen tipe I yang
diinduksi oleh asiatikosida tidak dihambat oleh SB431542
(inhibitor reseptor I kinase TGF-β-aktivator jalur Smad).
Sehingga asiatikosida menginduksi sintesis kolagen tipe
I melalui aktivasi jalur Smad dengan cara TβRI kinase-
independen [18].
Pegagan sebagai Penyembuh Bekas Luka Hipertrok
Pasca Operasi
Pengaruh asiatikosida pada sintesis kolagen dan
proliferasi broblast yang berasal dari keloid juga
diselidiki. Bekas luka keloid terjadi akibat patologis pada
penyembuhan luka yang ditandai oleh hiperproliferasi
broblas keloid, kelebihan produksi matriks ekstraseluler,
aktivitas sitokin dan faktor pertumbuhan yang
menyimpang. Jalur TGF-β terutama TGF-β1 terlibat dalam
pembentukan keloid. Penyembuhan luka yang lama dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekspresi TGF-β1
yang dapat menyebabkan gangguan broproliferatif
dan pembentukan bekas luka yang berlebihan. Smad3
dapat mengatur produksi kolagen dalam broblast
dermal yang dirangsang oleh TGF-β. Asiatikosida dapat
menghambat protein reseptor TGF-β dan ekspresi
mRNA, meningkatkan protein Smad7, ekspresi mRNA,
dan tidak mengubah ekspresi Smad2, Smad3, Smad4, dan
Smad2 dan Smad3 terfosforilasi (pengurangan ekspresi
Tabel 1. Jenis ekstrak pegagan yang diteliti
Ekstrak Komposisi ekstrak Referensi
TECA (trated extract of Centella asiaca)asam asiak (30%), asam madecassic (30%), asiacoside (40%) [10]
TTFCA (total triterpenoid fracon of Centella
asiaca)asam asiak (30%), asam madecassic (30%), asiacoside (40%) [10]
TTF (total triterpenic fracon)asam asiak dan asam madekasat (60%) serta asiacosidesida (40%) [10]
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
240
TGF-βR1 menyebabkan penurunan ekspresi R-Smads)
pada bekas luka keloid. Smad7 sebagai penghambat Smads
bertindak sebagai pengatur umpan balik negatif yang
merupakan antagonis dari R-Smads. Sehingga asiatikosida
memiliki peran ganda dalam proses penyembuhan luka
dan mencegah pembentukan bekas luka [19]. Pengaruh
asiatikosida pada sel kulit manusia normal pada studi
in vitro membuktikan bahwa asiatikosida memiliki
pengaruh proliferasi broblas dermal kulit manusia serta
meningkatkan laju migrasi dan mempercepat perlekatan
sel kulit [20].
Pegagan sebagai Antioksidan
Ekstrak etanol pegagan dapat meningkatkan
sintesis kolagen tiga kali lipat dari sel broblas manusia
dibandingkan dengan kontrol. Sintesis kolagen tertinggi
ditemukan pada ekstrak pegagan yaitu 50 mg/mL. Ekstrak
ini menunjukkan aktivitas pembersihan radikal DPPH yang
signikan dengan penghambatan 84% pada konsentrasi 1
mg/mL. Aktivitas tersebut dibandingkan dengan ekstrak
biji anggur dan vitamin C [21]. Triterpenoid ursane dapat
menekan produksi nitrit oksida (NO) dan sekresi TNF-α
di lipopolisakarida yang merangsang sel RAW 264.7
sehingga senyawa asiatikosida memilik efek anti inamasi
pada pegagan [22].
Pegagan sebagai Penyembuhan Luka Bakar
Madekasosid memiliki efek penyembuhan luka bakar
melalui peningkatan aktivitas antioksidan, meningkatkan
sintesis kolagen dan mempengaruhi angiogenesis. Sebuah
studi histopatologis menunjukkan bahwa madekasosid
dapat meringankan inltrasi sel inamasi dan peningkatan
epitelisasi yang dihasilkan dari proliferasi dermal
broblas. Senyawa uji pada dosis 1 dan 24 mg/kg dapat
menurunkan kadar oksida nitrat dan malonil kandungan
dialdehida pada jaringan yang terbakar. Madekasosid dapat
meningkatkan tingkat glutathione tereduksi dan hidroksi
prolin, indikator sintesis kolagen pada luka bakar kulit.
Sehingga efek positif pada proliferasi broblast dan
sintesis kolagen selama perbaikan pada penyembuhan
luka bakar. Efek dari madekasosid pada penyembuhan
luka melibatkan beberapa mekanisme diantaranya
sintesis kolagen, aktivitas antioksidan serta percepatan
angiogenesis yang berperan dalam pembentukan jaringan
granulasi baru pada proliferasi [12]. Ekstrak pegagan
memiliki efek pada sayatan dan luka bakar dalam penelitian
hewan percobaan. Jenis ekstrak yang digunakan dalam
penelitian seperti hexane, methanol , ethyl acetate dan air
dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. Ekstrak
dengan etil asetat memiliki asam asiatik adalah yang paling
aktif [23]. Uji in vivo pada penyembuhan luka bakar,
dilakukan uji pada mencit dan terdapat adanya pengaruh
pada tingkat berbagai sitokin diproduksi di tempat luka
bakar. Perbaikan dalam penyembuhan luka bakar dapat
mempromosikan angiogenesis selama penyembuhan luka
yang terjadi sebagai akibat dari stimulasi produksi faktor
pertumbuhan endotel vaskular (VEGF). Sel epitel dan
kontraksi pada luka yang terjadi dibuat lebih kecil oleh
aktivitas myobroblasts [24].
Pegagan sebagai Antiinamasi
Asiatikosida secara oral menunjukkan efek antipiretik
dan anti inamasi yang kuat pada tikus yang diobati
dengan lipopolisakarida. Efek ini dapat menghambat
mediator proinamasi, termasuk kadar tumor necrosis factor
alpha (TNF-α) dan interleukin-6 (IL-6), ekspresi protein
cyclooxygenase-2 (COX-2) dan produksi prostaglandin E
(PGE2), serta aktivitas myeloperoxidase hati. Asiatikosida
dapat meningkatkan tingkat antiinamasi IL-10 dalam
serum dan mengatur ekspresi heme oxygenase-1 (HO-1),
enzim yang melindungi hati [25].
Pegagan dalam Kosmetik sebagai Agen Antiaging
Pegagan telah digunakan sebagain agen anti
photoaging yang efektif terutama dalam peningkatan
kolagen tipe I yang berkurang seiring bertambahnya usia.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Pegagan
memiliki aktivitas antiinamasi pada kultur kulit manusia
dengan pengaplikasian ekstrak pegagan 1% dalam standar
2 mg/kultur [26]. Kandungan asiatikosida mengandung
sifat antioksidan yang berperan dalam mengurangi
aktivitas ROS dalam sistem tubuh [27,28]. Penebalan
jaringan kolagen epidermal dan pengurangan pada
kedalaman dan volume kerutan yang signikan diamati
pada 70% sukarelawan yang diuji dengan 0,5 ekstrak
pegagan selama 6 minggu [29]. Dikarenakan madekasosid
dapat menginduksi ekspresi kolagen dengan mengaktifkan
jalur pensinyalan yaitu Smad dan menginduksi proliferasi
broblast serta peningkatan kadar hydroxyproline yang
menyebabkan peningkatan epitelisasi [8,30]. Pada uji coba
klinis secara acak pada 20 peserta wanita berusia 45-60
tahun dengan pengaplikasian topikal 0,1% madekasosid
dengan 5% vitamin C pada kulit mereka. Pada perawatan
selama enam bulan, menghasilkan adanya peningkatan
yang signikan pada kekencangan, elastisitas dan hidrasi
pada kulit dengan tes biometrologi yang sesuai. Sehingga
terdapat efek yang menguntungkan pada pegagan pada
perbaikan kulit oleh madekasosid sebagai penginduksi
ekspresi kolagen yang dikenal dengan mengaktifkan
jalur pensinyalan SMAD. Pada penelitian sebelumnya,
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
241
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
terdapat efek yang menguntungkan dari 5% vitamin C
pada kulit photoaging, yang dihasilkan dari stimulasi
sintesis kolagen dalam broblas dan kontrol enzim
matriks metalloproteinase yang bertanggung jawab dalam
degradasi kolagen, sementara pada kulit yang menua, kadar
vitamin C dalam jaringan berkurang secara signikan.
Dengan demikian, campuran vitamin C dan madekasosid
merupakan kombinasi yang menguntungkan dari dua
senyawa aktif dengan mekanisme aktivitas yang berbeda
yaitu efek aditif atau sinergis yang dapat menyebabkan
remodeling dari dermis supersial [30]. Ekstrak kombinasi
pegagan, Camellia sinensis dan Glycine max extract (CCGE)
dapat secara signikan meningkatkan elastisitas dan
kekencangan kulit terkait penuaan [31].
Pegagan sebagai Pelembab Kulit
Ekstrak pegagan dapat menghambat aktivitas enzim
hyaluronidase, anti inamasi dan reepitelisasi. Ekstrak
pegagan menunjukkan bahwa ekstrak pegagan memiliki
elastase, matrix metalloproteinase dan penghambat
hyaluronidase efek yang kuat. Pada penelitian, formulasi
serum dengan kandungan ekstrak pegagan, gliserin, dan
hyaluronic acid (HA) dapat menghidrasi dengan mekanisme
perpanjangan waktu serta aktivitas penghambatan
hyaluronidase pada ekstrak pegagan sehingga memiliki
efek pelembab yang tahan lama hingga 24 jam [32].
Pegagan sebagai Pemutih Kulit
Pegagan memiliki aktivitas sebagai penghambat
enzim tirosinase dengan nilai penghambatan sebesar
31,25% pada konsentrasi 1,67 mg/mL sehingga
berpotensi sebagai inhibitor sebagai bahan aktif pemutih
kulit yang diformulasikan dalam bentuk sediaan kosmetik
[33]. Kandungan utama pegagan yaitu asam asiatik,
asiatikosida dan asam madekasik yang efektif untuk
meregenerasi jaringan kulit, efek memperbaiki matriks
ekstraseluler dengan produksi kolagen, mengurangi
kandungan melanin dalam melanosit sehingga dapat
memodulasi melanogenesis dengan menghambat ekspresi
mRNA tirosinase. Melanogenesis merupakan proses hasil
pigmentasi melalui sintesis dan pengiriman melanin. Tiga
enzim kunci yaitu tirosinase, protein terkait tirosinase 1
(TRP1) dan TRP2, metabolisme melanin dari L- tirosin.
Enzim sintesis melanin diatur oleh microphthalmia-asso
Tabel 2. Efek pegagan pada dermatologi
Ekstrak Komposisi ekstrak Referensi
Penyembuh luka Memiliki mekanisme pada modulasi ekspresi gen yang terlibat dalam angiogenesis dan
penyembuhan luka [15]
Penyembuh luka infeksi
Fibroblas kulit manusia dengan analisis DNA microarray atau perubahan ekspresi gen
yang bertanggung jawab untuk proliferasi sel, proses siklus sel, dan sintesis matriks
ekstraseluler
[13]
Penyembuh luka bekas luka hipertrok Fibroblast turunan keloid, dapat meningkatkan sintesis kolagen dan menormalisasi
proses penyembuhan [19]
Penyembuh luka bakar Pada luka bakar, meningkatkan aktas anoksidan, sintesis kolagen, meningkatkan
angiogenesis [12]
Anoksidan Meningkatkan sintesis kolagen dengan uji DPPH pada sel broblast manusia [21]
Aninamasi
Menghambat mediator proinamasi (TNF-α dan IL-6, ekspresi protein COX-2 dan
produksi PGE2, myeloperoxidase, meningkatkan aninamasi IL-10 dan mengatur
ekspresi heme oxygenase-1 (HO-1)
[25]
Agen Anaging
Peningkatan kolagen pe I dan menurunkan fotodimerisasi min sehingga dapat melind-
ungi DNA dari kerusakan akibat sinar ultraviolet. Penurunan ekspresi ekspresi interleukin
1α dapat mendukung potensi aninamasi. Densikasi jaringan kolagen epidermal dapat
mengatasi kerusakan kulit yang disebabkan oleh peradangan.
[26]
Pelembab kulit Menghambat akvitas enzim hyaluronidase, an inamasi, reepitelisasi dan memiliki
elastase, matrix metalloproteinase dan penghambat hyaluronidase [32]
Pemuh kulit
meregenerasi jaringan kulit, efek memperbaiki matriks ekstraseluler dengan produksi
kolagen, mengurangi kandungan melanin dalam melanosit sehingga dapat memodulasi
melanogenesis dengan menghambat ekspresi mRNA rosinase
[4]
Bahan umum kosmek (selulit)
Peningkatan metabolisme lisin dan proline, asam amino yang membangun molekul
kolagen, meningkatkan sintesis tropokol lagen, dan mukopolisakarida pada jaringan ikat
sehingga terjadi peningkatan nutrisi jaringan dan smulasi vaskular
[38]
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
242
ciated transcription factor (MITF). Ekstrak TECA dapat
mengurangi kandungan melanin dalam melanosit. Selain
itu, asiatikosida yang terkandung dalam TECA memodulasi
melanogenesis dengan menghambat ekspresi mRNA
tirosinase . Penurunan kadar mRNA tirosinase dimediasi
melalui MITF. Asiatikosida menghambat MITF dengan
menurunkan anitas pengikatan DNAnya. Sehingga
ekstrak pegagan memiliki efek menguntungkan pada
penyakit hiperpigmentasi untuk memutihkan kulit [4].
Pada studi in vitro dengan menggunakan broblas dermal
manusia, terbukti bahwa pegagan memiliki pengaruh yang
besar terhadap pengendapan protein matriks ekstraseluler,
merangsang proliferasi broblas, meningkatkan sintesis
kolagen, menurunkan aktivitas metaloproteinase sehingga
meningkatkan deposisi kolagen [7]. Pada penelitian lain,
ekstrak air dari pegagan menunjukkan pengurangan
tertinggi kandungan melanin hingga 20% lebih banyak dari
kelompok kontrol ketika diperiksa dengan sel melanoma
B16F10, sehingga menunjukkan efek pemutihan kulit
yang signikan [34]. Pegagan memiliki aktivitas pemutihan
kulit dengan menghambat tirosinase. Didapatkan hasil
sekresi total fenol total pegagan tertinggi diperoleh
pada kondisi optimal dan menghasilkan peningkatan
yang signikan dalam aktivitas pegagan [35]. Formulasi
pegagan menggunakan sistem delivery phytosome dengan
metode penguapan pelarut, dan pembawa primernya
adalah fosfolipid menunjukkan bahwa hasil analisis
histologis pegagan dapat menghambat hiperkeratosis
dan sel mast yang diproliferasi oleh phytosome pegagan
pada konsentrasi (5, 10, dan 20 μL/mL) . Hasil analisis
histologis yang disebabkan oleh tosom yang menghambat
produksi induksi nitrat oksida dalam lipopolisakarida (1
μL/mL ) RAW 264,7 makrofag. Inltrasi sel inamasi
dan pengurangan produksi inducible nitric oxide synthase
(iNOS) dan protein cyclooxygenase-2 (COX-2) terjadi pada
konsentrasi tersebut [36,37].
Pegagan sebagai Bahan Umum Kosmetik
Pegagan sebagai bahan kosmetik yang digunakan
untuk selulit dan strech mark. Selulit atau yang dikenal
sebagai liposklerosis merupakan perubahan non inamasi
dalam jaringan adiposa subkutan yang disebabkan
oleh peningkatan volume sel lemak atau peningkatan
pembelahan jaringan ikat yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah kecil. Sehingga menyebabkan
gangguan metabolisme pada jaringan adiposa subkutan,
mengakibatkan sel-sel lemak mengembang pada jaringan
ini, terutama di sekitar pinggul, bokong, perut, paha, dan
lengan [8]. Pada penelitian, terdapat pengaruh triterpen
pegagan pada peningkatan metabolisme lisin dan proline,
asam amino yang membangun molekul kolagen. Selain
itu, senyawa ini meningkatkan sintesis tropokol lagen,
dan mukopolisakarida pada jaringan ikat dan hasilnya
menunjukan adanya peningkatan nutrisi jaringan dan
stimulasi vaskular [38]. Uji in vivo pada studi histopatologi
menunjukkan bahwa pada pasien yang mengkonsumsi
ekstrak pegagan, diameter sel lemak (adiposit) menurun
di kedua bagian tubuh yang diteliti dengan dominasi
perubahan positif di bagian gluteofemoral. Dalam
penelitian terjadi penurunan brosis interadipocyte [39].
Toksisitas
Penggunaan pegagan dalam dosis yang dianjurkan
tidak memiliki efek beracun/toksik dan jarang terjadi
efek samping. Namun, kemungkinan dapat terjadi reaksi
alergi dan terbakar yang digunakan secara eksternal.
Pada pemberian oral, dosis anjuran pegagan dapat
menyebabkan dispepsia, mual, sakit kepala dan overdosis
dapat menyebabkan pusing [8].
Terdapat risiko hepatotoksisitas pegagan pada
manusia yang dirawat selama 20-60 hari [40]. Pengobatan
dengan ekstrak pegagan selama lebih dari 6 minggu
tidak dianjurkan dan istirahat 2 minggu sebelumnya
aplikasi berikutnya. Tidak terdapat informasi tentang
interaksi kandungan pegagan dengan obat lain dan efek
teratogenik pada janin serta keamanan penggunaan oleh
wanita menyusui sehingga kandungan ekstrak tidak
direkomendasikan [41].
Kesimpulan
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki
aktivitas pada kulit sebagai penyembuh luka, luka infeksi,
luka bakar, keloid, antioksidan, antifotoaging, antiinamasi,
pemutih kulit, pelembab serta selulit yang telah dibuktikan
dengan uji preklinis maupun klinis. Beberapa senyawa
aktif yang berperan pada dermatolgi adalah asiatikosida,
madekasosid, asam asiatika dan asam madekasik. Selain
itu, pegagan terbukti aman/tidak toksik dan jarang terjadi
efek samping.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
yang telah mendanai penelitian ini melalui hibah pendanaan
penelitian program kompetitif nasional tahun anggaran
2022 berdasarkan keputusan kuasa pengguna anggaran
direktorat riset, teknologi, dan pengabdian kepada
masyarakat nomor 033/ E5/PG.02.00/2022.
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
243
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
Referensi
[1]. Wang M, Luo Y, Wang T, Wan C, Pan L, Pan S, et al. Arcial Skin
Percepon. Adv Mater Deereld Beach Fla. 2021;33(19):e2003014.
hps://doi.org/10.1002/adma.202003014
[2]. Ali S, Shabbir M, Shahid N. The Structure of Skin and Transdermal
Drug Delivery System-A Review. Res J Pharm Technol. 2015;8(2):103.
hps://doi.org/10.5958/0974-360X.2015.00019.0
[3]. Draelos ZD. Cosmeceucals: What’s Real, What’s Not. Dermatol Clin.
2019;37(1):107–15. hps://doi.org/10.1016/j.det.2018.07.001
[4]. Kwon KJ, Bae S, Kim K, An IS, Ahn KJ, An S, et al. Asiacoside, a
component of Centella asiaca, inhibits melanogenesis in B16F10
mouse melanoma. Mol Med Rep. 2014;10(1):503–7. hps://doi.
org/10.3892/mmr.2014.2159
[5]. microjpam07. Accession in Centella asiaca; Current Understanding
and Future Knowledge [Internet]. Journal of Pure and Applied
Microbiology. 2018. Available from: hps://microbiologyjournal.
org/accession-in-centella-asiatica-current-understanding-and-
future-knowledge/
[6]. Polash SA, Saha T, Hossain MS, Sarker SR. Phytochemical contents,
anoxidant and anbacterial acvity of the ethanolic extracts of
Centella asiaca(L.) Urb.leaf and stem. Jahangirnagar Univ J Biol Sci.
2017;6(1):51–7. hps://doi.org/10.3329/jujbs.v6i1.33731
[7]. Bylka W, Znajdek-Awiżeń P, Studzińska-Sroka E, Dańczak-Pazdrowska
A, Brzezińska M. Centella asiaca in dermatology: an overview.
Phytother Res PTR. 2014;28(8):1117–24. hps://doi.org/10.1002/
ptr.5110
[8]. Bylka W, Znajdek-Awiżeń P, Studzińska-Sroka E, Brzezińska M.
Centella asiaca in cosmetology. Adv Dermatol Allergol Dermatol
Alergol. 2013;30(1):46–9. hps://doi.org/10.5114/pdia.2013.33378
[9]. James J, Dubery I. Idencaon and Quancaon of Triterpenoid
Centelloids in Centella asiaca (L.) Urban by Densitometric TLC.
JPC - J Planar Chromatogr - Mod TLC. 2011;24:82–7. hps://doi.
org/10.1556/JPC.24.2011.1.16
[10]. Brinkhaus B, Lindner M, Schuppan D, Hahn EG. Chemical,
pharmacological and clinical prole of the East Asian medical
plant Centella asiaca. Phytomedicine Int J Phytother Phytopharm.
2000;7(5):427–48. hps://doi.org/10.1016/s0944-7113(00)80065-
3
[11]. EMA. European Medicines Agency [Internet]. European Medicines
Agency. [cited 2022 Nov 22]. Available from: hps://www.ema.
europa.eu/en
[12]. Liu M, Dai Y, Li Y, Luo Y, Huang F, Gong Z, et al. Madecassoside
isolated from Centella asiaca herbs facilitates burn wound
healing in mice. Planta Med. 2008;74(8):809–15. hps://doi.
org/10.1055/s-2008-1074533
[13]. Lu L, Ying K, Wei S, Liu Y, Lin H, Mao Y. Dermal broblast-associated
gene inducon by asiacoside shown in vitro by DNA microarray
analysis. Br J Dermatol. 2004;151(3):571–8. hps://doi.org/10.1111/
j.1365-2133.2004.06146.x
[14]. Lu L, Ying K, Wei S, Fang Y, Liu Y, Lin H, et al. Asiacoside inducon for
cell-cycle progression, proliferaon and collagen synthesis in human
dermal broblasts. Int J Dermatol. 2004;43(11):801–7. hps://doi.
org/10.1111/j.1365-4632.2004.02047.x
[15]. Coldren CD, Hashim P, Ali JM, Oh S-K, Sinskey AJ, Rha C. Gene
expression changes in the human broblast induced by Centella
asiaca triterpenoids. Planta Med. 2003;69(8):725–32. hps://doi.
org/10.1055/s-2003-42791
[16]. Sunilkumar null, Parameshwaraiah S, Shivakumar HG. Evaluaon of
topical formulaons of aqueous extract of Centella asiaca on open
wounds in rats. Indian J Exp Biol. 1998;36(6):569–72.
[17]. Paocharoen V. The ecacy and side eects of oral Centella asiaca
extract for wound healing promoon in diabec wound paents. J
Med Assoc Thail Chotmaihet Thangphaet. 2010;93 Suppl 7:S166-
170.
[18]. Lee J, Jung E, Kim Y, Park J, Park J, Hong S, et al. Asiacoside
induces human collagen I synthesis through TGFbeta receptor I
kinase (TbetaRI kinase)-independent Smad signaling. Planta Med.
2006;72(4):324–8. hps://doi.org/10.1055/s-2005-916227
[19]. Tang B, Zhu B, Liang Y, Bi L, Hu Z, Chen B, et al. Asiacoside suppresses
collagen expression and TGF-β/Smad signaling through inducing
Smad7 and inhibing TGF-βRI and TGF-βRII in keloid broblasts.
Arch Dermatol Res. 2011;303(8):563–72. hps://doi.org/10.1007/
s00403-010-1114-8
[20]. Lee J-H, Kim H-L, Lee MH, You KE, Kwon B-J, Seo HJ, et al. Asiacoside
enhances normal human skin cell migraon, aachment and
growth in vitro wound healing model. Phytomedicine Int J Phytother
Phytopharm. 2012;19(13):1223–7. hps://doi.org/10.1016/j.
phymed.2012.08.002
[21]. Hashim P, Sidek H, Helan MHM, Sabery A, Palanisamy UD, Ilham
M. Triterpene composion and bioacvies of Centella asiaca.
Molecules. 2011;16(2):1310–22. hps://doi.org/10.3390/
molecules16021310
[22]. Nhiem NX, Tai BH, Quang TH, Kiem PV, Minh CV, Nam NH, et al. A
new ursane-type triterpenoid glycoside from Centella asiaca leaves
modulates the producon of nitric oxide and secreon of TNF-α in
acvated RAW 264.7 cells. Bioorg Med Chem Le. 2011;21(6):1777–
81. hps://doi.org/10.1016/j.bmcl.2011.01.066
[23]. Somboonwong J, Kankaisre M, Tansira B, Tansira MH. Wound
healing acvies of dierent extracts of Centella asiaca in
incision and burn wound models: an experimental animal
study. BMC Complement Altern Med. 2012;12:103. hps://doi.
org/10.1186/1472-6882-12-103
[24]. Kimura Y, Sumiyoshi M, Samukawa K-I, Satake N, Sakanaka M.
Facilitang acon of asiacoside at low doses on burn wound
repair and its mechanism. Eur J Pharmacol. 2008;584(2–3):415–23.
hps://doi.org/10.1016/j.ejphar.2008.02.036
[25]. Wan J, Gong X, Jiang R, Zhang Z, Zhang L. Anpyrec and an-
inammatory eects of asiacoside in lipopolysaccharide-treated
rat through up-regulaon of heme oxygenase-1. Phytother Res PTR.
2013;27(8):1136–42. hps://doi.org/10.1002/ptr.4838
[26]. Maramaldi G, Togni S, Franceschi F, La E. An-inammaging
and anglycaon acvity of a novel botanical ingredient from
African biodiversity (CentevitaTM). Clin Cosmet Invesg Dermatol.
2013;7:1–9. hps://doi.org/10.2147/CCID.S49924
[27]. Zahara K, Bibi Y, Tabassum S. Clinical and therapeuc benets
of Centella asiaca. Pure Appl Biol. 2014;3:152–9. hps://doi.
org/10.19045/bspab.2014.34004
[28]. Saputri I, Damayanthi E. PENAMBAHAN PEGAGAN (Centella asiaca)
DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP
SIFAT FISIKO-KIMIA COOKIES SAGU. J Gizi Dan Pangan. 2015;10(2).
hps://doi.org/10.25182/jgp.2015.10.2.%p
[29]. Linda Yulian W. A. Efekvitas ekstrak centella asiaca dalam
nanoparkel kitosan terhadap akvitas proliferasi sel broblas dan
keranosit sintesis kolagen I, III dan ekspresi protein aquaporin-3
secara in vitro = The Eecveness of centella asiaca in chitosan
nanoparcles to the acvity of cell proliferaon collagen synthesis I,III
and protein expression of aquaporin-3 in vitro [Internet]. Universitas
Indonesia Library. Universitas Indonesia; 2016 [cited 2022 Nov 28].
Available from: hps://lib.ui.ac.id
[30]. Haek M, Mac-Mary S, Le Bitoux M-A, Creidi P, Seité S, Rougier A,
et al. Clinical, biometric and structural evaluaon of the long-term
eects of a topical treatment with ascorbic acid and madecassoside
in photoaged human skin. Exp Dermatol. 2008;17(11):946–52.
hps://doi.org/10.1111/j.1600-0625.2008.00732.x
[31]. Tilaar M, Tilaar K, M M, Junardy FD, Puspitosari D, Priyadi YS, et al.
Study on the Safety and Ecacy of Indonesian Combinaon Plant
Extract in Cosmecs. J Young Pharm. 2017;9(1s):s52–5. hps://doi.
org/10.5530/jyp.2017.1s.14
[32]. Milani M, Sparavigna A. The 24-hour skin hydraon and barrier
funcon eects of a hyaluronic 1%, glycerin 5%, and Centella
asiaca stem cells extract moisturizing uid: an intra-subject,
randomized, assessor-blinded study. Clin Cosmet Invesg Dermatol.
2017;10:311–5. hps://doi.org/10.2147/CCID.S144180
[33]. Sungthong B, Phadungkit M, Phadungkit M, Phadungkit M. An-
Tyrosinase and DPPH Radical Scavenging Acvies of Selected Thai
Herbal Extracts Tradionally Used as Skin Toner. Pharmacogn J.
2015;7(2):97–101. hps://doi.org/10.5530/pj.2015.2.3
Review : Aktivitas pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)... Fernenda et. al.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 09 No. 03 | Desember 2022
244
Copyright © 2022 The author(s). You are free to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the
material for any purpose, even commercially) under the following terms: Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if
changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use; ShareAlike — If you remix,
transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
[34]. Goo Y-M, Kil YS, Sin SM, Lee DY, Jeong WM, Ko K, et al. Analysis
of anbacterial, an-inammatory, and skin-whitening eect of
Centella asiaca (L.) Urban. J Plant Biotechnol. 2018;45(2):117–24.
hps://doi.org/10.5010/JPB.2018.45.2.117
[35]. Seo SB, Kim YM. Improving Cosmec Acvity by
Opmizing Centella asiaca Extracon Process. Nat Prod
Commun. 2019;14(7):1934578X19867188. hps://doi.
org/10.1177/1934578X19867188
[36]. Ju Ho P, Jun Sung J, Ki Cheon K, Jin Tae H. An-inammatory eect of
Centella asiaca phytosome in a mouse model of phthalic anhydride-
induced atopic dermas. Phytomedicine. 2018;43:110–9. hps://
doi.org/10.1016/j.phymed.2018.04.013
[37]. Susilawa Y, Chaerunisa AY, Purwaningsih H. Phytosome drug delivery
system for natural cosmeceucal compounds: Whitening agent and
skin anoxidant agent. J Adv Pharm Technol Res. 2021;12(4):327–
34. hps://doi.org/10.4103/japtr.JAPTR_100_20
[38]. Goldman MP, Hexsel D. Cellulite: Pathophysiology and Treatment.
CRC Press; 2010. 215 p.
[39]. Rossi AB, Vergnanini AL. Cellulite: a review. J Eur Acad Dermatol
Venereol JEADV. 2000;14(4):251–62. hps://doi.org/10.1046/
j.1468-3083.2000.00016.x
[40]. Jorge OA, Jorge AD. Hepatotoxicity associated with the ingeson of
Centella asiaca. Rev Espanola Enfermedades Dig Organo Of Soc
Espanola Patol Dig. 2005;97(2):115–24. hps://doi.org/10.4321/
s1130-01082005000200006
[41]. Gohil KJ, Patel JA, Gajjar AK. Pharmacological Review on
Centella asiaca: A Potenal Herbal Cure-all. Indian J Pharm Sci.
2010;72(5):546–56. hps://doi.org/10.4103/0250-474X.7851.