ArticlePDF Available

Review Artikel: Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Penggunaan Antibiotik Secara Rasional pada Masyarakat

Authors:

Abstract

Antibiotik termasuk golongan obat memiliki peran dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Ketidaktepatan penggunaan antibiotik dapat berakibat pada resistensi antibiotik, tingkat pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilaku sehingga tindakan yang diambil lebih terarah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Penggunaan Antibiotik pada Masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review dengan memilih 11 jurnal yang saling berkaitan dan membahas topik pembahasan yang sama. Hasil yang didapatkan yaitu tingkat pengetahuan terhadap perilaku penggunaan antibiotik pada masyarakat memiliki hubungan. Masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan mengenai penggunaan antibiotik untuk mengoptimalkan perilaku penggunaan antibiotik, mengetahui efek samping, dosis, lamanya penggunaan dan cara menyimpan antibiotik itu sendiri dan untuk mengurangi terjadinya resistensi antibiotik pada masyarakat.
139
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
JOURNAL OF PHARMACEUTICAL AND SCIENCES
Electronic ISSN: 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
JPS |Volume 6 | No. 1 | JAN-MAR | 2023 |pp.139-145
Article Review: Relationship Between Knowledge Level and Rational Antibiotic
Use Behavior in Society
Review Artikel: Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku
Penggunaan Antibiotik Secara Rasional pada Masyarakat
Shafa Qotrunnada Widyatamaka1*, Indah Laily Hilmi1, Salman1
1)Universitas Singaperbangsa Karawang, Karang, Jawa barat, Indonesia.
Author e-mail : shafa.qotrunnada@gmail.com
ABSTRACT
Antibiotics are a class of drugs that have a role in treating infections caused by bacteria. Inaccurate use of
antibiotics can result in antibiotic resistance. A good level of knowledge will affect behavior so that the
actions taken are more directed. This study aimed to determine the relationship between the level of
knowledge on the behavior of using antibiotics in society. This study uses a systematic literature review
method by selecting 11 interrelated journals and discussing the same topic. The results obtained are the
knowledge of the behavior of using antibiotics in the community with a relationship. The community needs to
increase knowledge about the use of antibiotics to optimize antibiotic use behavior, know the side effects,
dosage, use and how to store antibiotics themselves and reduce the occurrence of antibiotic resistance in
the community.
Keywords: Antibiotics; Knowledge; Behavior.
ABSTRAK
Antibiotik termasuk golongan obat memiliki peran dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Ketidaktepatan penggunaan antibiotik dapat berakibat pada resistensi antibiotik, tingkat pengetahuan yang
baik akan mempengaruhi perilaku sehingga tindakan yang diambil lebih terarah. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Penggunaan Antibiotik pada
Masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review dengan memilih 11 jurnal yang
saling berkaitan dan membahas topik pembahasan yang sama. Hasil yang didapatkan yaitu tingkat
pengetahuan terhadap perilaku penggunaan antibiotik pada masyarakat memiliki hubungan. Masyarakat
perlu meningkatkan pengetahuan mengenai penggunaan antibiotik untuk mengoptimalkan perilaku
penggunaan antibiotik, mengetahui efek samping, dosis, lamanya penggunaan dan cara menyimpan
antibiotik itu sendiri dan untuk mengurangi terjadinya resistensi antibiotik pada masyarakat.
Kata kunci: Antibiotik; Pengetahuan; Perilaku.
140
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
PENDAHULUAN
Antibiotik merupakan golongan obat
dengan peran penting dalam pengobatan
infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri. Antibiotik diberikan pada pasien
dengan infeksi memiliki tujuan untuk
menghambat ataupun membunuh
mikroorganisme, khususnya bakteri yang
menyebabkan penyakit. Resistensi antibiotik
dapat terjadi akibat meningkatnya penggunaan
antibiotik di masyarakat. Hasil terapi akan
diperoleh jika antibiotik digunakan secara tepat,
namun jika penggunaannya secara tidak
rasional, akan mengakibatkan resistensi
antibiotik (Kemenkes, 2011a; WHO, 2020).
Resistensi antibiotik dapat terjadi
dikarenakan kemampuan beradaptasi yang
dimiliki oleh bakteri mengakibatkan efektivitas
dari kerja obat, bahan kimia, atau agen lain
yang berfungsi untuk pencegahan infeksi
berkurang. Hal tersebut akan berpengaruh
pada fungsi antibiotik dalam penyembuhan
infeksi yang menurun (Ardhani, 2017).
Meluasnya penggunaan antibiotik dan
penggunaannya secara tidak rasional dapat
mengakibatkan resistensi, selain itu juga
terdapat beberapa faktor lain seperti terlalu
singkatnya jangka waktu penggunaan
penggunaan antibiotik, terlalu rendah dosis
yang digunakan, kesalahan pada awal
diagnosa, indikasi tidak tepat seperti infeksi
virus, juga antibiotik yang digunakan tanpa
resep dari dokter (Baroroh, 2018)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO,
sebanyak 53-62% pasien dari 12 negara
termasuk Indonesia tidak lagi mengkonsumsi
antibiotik ketika merasa sudah sembuh.
Indonesia memiliki 86,10% kasus antibiotik
didapatkan oleh masyarakat tanpa memerlukan
resep dokter. Menurut penelitian (Yusuf
Sholihan, 2015) di Kecamatan Jebres,
Kabupaten Surakarta, sebanyak 64,86% dari
276 responden pernah membeli antibiotik tanpa
resep dokter, dan sebanyak 80,44%
berpengetahuan kurang terhadap penggunaan
antibiotik secara rasional.
Pemahaman serta kesadaran dalam
penggunaan antibiotik secara rasional yang
kurang pada pasien juga termasuk ke dalam
faktor pendukung terjadinya resistensi antibiotik
(Taha et al., 2016). Ketidaktahuan masyarakat
terhadap waktu penggunaan antibiotik yang
terlalu lama atau terlalu cepat serta dosis tidak
tepat akan menimbulkan berbagai masalah
kesehatan. Masalah pengetahuan masyarakat
yang cukup rendah terkait kepatuhan dalam
penggunaan antibiotik untuk pengobatan infeksi
ini tergolong cukup serius karena daapat
mengakibatkan resistensi antibiotik (Ratman,
2019; Permana, 2020). Saat ini, resistensi
antibiotik menjadi ancaman kesehatan bagi
masyarakat, WHO mengadakan kampanye
yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan
serta kesadaran dalam perilaku penggunaan
antibiotik pada masyarakat secara global.
(WHO, 2015)
Pengetahuan termasuk salah satu hal
penting dalam pembentukan perilaku secara
nyata, dengan berdasarkan pengetahuan yang
positif maka sikap akan menjadi positif juga dan
memiliki perilaku terarah. Sebagian besar
pengetahuan manusia didapatkan melalui indra
pendengaran dan pengelihatan. Tingkat
pengetahuan ataupun pemahaman yang
rendah dapat mengakibatkan penerimaan
informasi menjadi tidak ke arah yang benar.
Tingkat pengetahuan seseorang dapat
diperngaruhi oleh beberapa faktor seperti usia,
pengalaman, lingkungan, tingkat pendidikan,
dan informasi yang diterima. (Notoatmodjo,
2015).
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
kita ketahui bahwa pengetahuan menjadi salah
satu faktor penting yang berpengaruh terhadap
perilaku dalam penggunaan antibiotik, sehingga
tujuan penulisan literature review ini antara lain
untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan terhadap perilaku penggunaan
antibiotik secara rasional pada masyarakat.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan systematic
literature review yaitu kajian literatur dengan
menggunakan penelitian asli dimana peneliti
melakukan tinjauan data primer bersifat
kualitatif ataupun kuantitatif tentang topik-topik
tertentu. Artikel atau jurnal dicari melalui
Google Scholar dengan kata kunci dalam
pencarian artikel yang digunakan yaitu
“Antibiotik”, “Pengetahuan”, dan “Perilaku”.
141
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Selanjutnya dilakukan penyortiran dengan
memasukkan kriteria inklusi yang telah
ditetapakan, yakni artikel atau jurnal dipublikasi
pada tahun 2017 sampai 2022 dan artikel atau
jurnal dapat terakses secara menyeluruh dan
gratis. Setelah melakukan penyortiran, didapat
11 artikel yang sesuai penelitian ini.
HASIL DAN DISKUSI
Penulis
Judul
Sampel
Hasil
(Kirana et al.,
2022)
Hubungan Tingkat
Pengetahuan terhadap
Perilaku Penggunaan
Antibiotik pada
Mahasiswa Medis di
Universitas Malahayati
306
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Kondoj et al.,
2020)
Pengaruh Tingkat
Pengetahuan dan Sikap
terhadap Penggunaan
Antibiotik di Apotek Kim ia
Farma 396 Tuminting
Kota Manado
290
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Wulandari and
Rahmawardany,
2022)
Perilaku Penggunaan
Antibiotik di Masyarakat
106
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Sugihantoro et
al., 2020)
Hubungan Pengetahuan
terhadap Perilaku
Penggunaan Antibiotik
pada Konsumen Tiga
Apotek di Kecamatan
Glagah Kabupaten
Lamongan
96
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Hamdani et al.,
2021)
Hubungan antara
Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Mahasiswa
Universitas Garut pada
Penggunaan Antibiotik
308
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
142
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
(Handayanti
and Gunawan,
2021)
Hubungan tingkat
pendidikan dengan
pengetahuan dalam
penggunaan antibiotika di
lingkungan SMA/SMK
Kecamatan Tambelang
Kabupaten Bekasi
187
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional..
(Ivoryanto et al.,
2017)
Hubungan Tingkat
Pendidikan Formal
Masyarakat terhadap
Pengetahuan dalam
Penggunaan Antibiotika
Oral di Apotek
Kecamatan Klojen
110
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Rahmi et al.,
2020)
Hubungan Tingkat
Pengetahuan Masyarakat
terhadap Penggunaan
Antibiotik di Kelurahan
Alalak Utara
45
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Sianturi et al.,
2021)
Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang
Antibiotik dengan Sikap
dan Tindakan
Penggunaan Antibiotik
Tanpa Resep pada
Mahasiswa/i Universitas
HKBP Nommensen
Medan
210
responden
Tidak terdapat
hubungan bermakna
antara tingkat
pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
(Meinitasari et
al., 2021)
Hubungan tingkat
pengetahuan terhadap
perilaku penggunaan
antibiotik masyarakat
124
responden
Terdapat hubungan
bermakna antara
tingkat pengetahuan
terhadap perilaku
penggunaan
antibiotik secara
rasional.
Artikel atau jurnal yang digunakan dalam
systematica review ini melakukan penelitian di
Indonesia dengan masyarakat umum baik di
perdesaan maupun di perkotaan. Usia rata-rata
responden pada penelitian ini berkisar antara
15 hingga <65 tahun. Dilakukan
pengelompokan responden berdasarkan
variabel-variabel tertentu antara lain umur, jenis
kelamin, ataupun riwayat pendidikan. Metode
observasional analitik digunakan dalam
penelitian ini dengan melakukan pendekatan
cross sectional. Proses pengambilan data
dengan metode quationnaire dilakukan secara
keseluruhan dalam penelitian ini menggunakan
143
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
pertanyaan-pertanyaan valid dan sesuai
menurut kebutuhan setiap penelitian.
Pada penelitian yang dilakukan
(Sugihantoro et al., 2020), dengan
menggunakan nilai taraf significance sebesar
0,05, hingga diketahui terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan perilaku
penggunaan antibiotik. Sedangkan hasil pada
uji Spearman menunjukkan adanya kekuatan
korelasi dan juga arah korelasi. Ketika nilai
koefisien korelasi adalah positif (+) maka
merupakan hubungan yang searah. Namun
ketika nilai koefisien korelasi negatif (-) maka
hubungannya berlawanan arah. Nilai koefisien
korelasi yang didapatkan dalam penelitian ini
sebesar 0,431. Nilai ini menunjukan bahwa
terdapat arah kolerasi positif (+) sehingga ada
hubungan searah dengan kekuatan hubungan
moderat (sedang). Hal ini dapat diartikan
bahwa meningkatnya pengetahuan seseorang
maka perilaku dalam penggunaan antibiotik
secara rasional juga akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan (Ivoryanto et al.,
2017), didapatkan hasil dari uji Spearman dan
analisis tabulasi silang diantara tingkat
pendidikan secara formal serta tingkat
pengetahuan dalam penggunaan antibiotika
oral dengan variable kontrol yaitu usia
menghasilkan hubungan yang tinggi dan positif.
Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan
(Rahmi et al., 2020) yaitu mendapatkan nilai
sebesar 20,83 untuk prevalence ratio (PR),
yang diartikan hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan penggunaan antibiotik
benar adanya dikarenakan nilai 1 tidak
diperoleh pada prevalence ratio (PR). Menurut
uji analisis spearman, hasil signifikansi yang
didapatkan pada penelitian ini sebesar 0.014,
nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua
variabel memiliki kolerasi secara signifikan
dengan nilai signifikansi <0.05. Sebesar 0.364
didapatkan sebagai nilai kolerasi dengan
kekuatan kolerasi yang tergolong ke dalam
kategori kolerasi lemah (0.2 <0.4).
Dilakukan juga penelitian oleh (Meinitasari
et al., 2021) dan terdapat hubungan yang
signifikan dan searah antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku penggunaan
antibiotik Masyarakat Dusun Batur berdasarkan
hasil uji Korelasi Pearson, nilai signifikansi yang
didapat 0,000 dan arah korelasi positif sebesar
0,528. Begitupun penelitian yang telah
dilakukan (Kondoj et al., 2020), nilai 0,000
diperoleh dari hasil uji Paired Sample T-test,
yaitu lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan uji
Paired T-test, maka hipotesis H0 ditolak dan H1
diterima, dapat disimpulkan tingkat
pengetahuan maupun sikap terhadap
penggunaan antibiotika di kalangan masyarakat
yang mengunjungi Apotek Kimia Farma 396
Tuminting Manado memiliki pengaruh.
Pada penelitian yang dilakukan (Wulandari
and Rahmawardany, 2022) juga didapat hasil
analisis uji fisher exact menggunakan alternatif
uji chi square dan mendapatkan nilai sebesar
0,04 (p-value < 0,05), dapat diartikan bahwa
pengetahuan masyarakat mengenai antibiotik
memiliki hubungan terhadap perilaku
penggunaan antibiotik. Adapun penelitian yang
dilakukan (Nuraini et al., 2018) dengan hasil
adanya perbedaan yang signifikan (p < 0,05)
diantara kelompok tingkat pendidikan dengan
pengetahuan (p = 0,002). Semakin tingginya
tingkat pendidikan seorang pasien maka
semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki
pasien terhadap antibiotik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(Hamdani et al., 2021), terdapat koefisien
korelasi baik pengetahuan terhadap sikap,
pengetahuan terhadap perilaku, ataupun sikap
terhadap perilaku dengan nilai < 0,5, bisa
dikatakan kekuatan korelasi antar variabel
bersifat lemah. Meskipun begitu, tanda positif
(+) pada koefisien korelasi menandakan
terdapat arah hubungan yang sama, berarti
semakin baik pengetahuan seseorang maka
semakin baik pula sikap dan perilakunya,
demikian juga dengan semakin baik sikap yang
dimiliki oleh responden maka perilakunya
semakin baik pula. Berdasarkan angka korelasi
uji signifikansi dari pengetahuan-sikap,
pengetahuan-perilaku dan sikap-perilaku
memperoleh nilai < 0,05 yang berarti penolakan
H0 sehingga terdapat hubungan korelasi antara
pengetahuan dengan sikap, sikap dengan
perilaku dan pengetahuan dengan perilaku.
Hasil serupa juga didapatkan pada penelitian
yang dilakukan (Handayanti and Gunawan,
2021), hasil penelitian memperlihatkan adanya
hubungan yang bermakna diantara tingkat
144
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
pendidikan dengan pengetahuan dalam
penggunaan antibiotik secara rasional
(p=0,004). Mayoritas responden diketahui
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
dalam penggunaan antibiotik (52,4%).
Begitu pula pada penelitian yang dilakukan
(Kirana et al., 2022), secara signifikansi
didapatkan nilai sebesar ˂0,05, dengan ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna diantara pengetahuan dan perilaku
penggunaan antibiotik. Nilai sebesar 0,452
didapatkan sebagai nilai koefisien korelasi pada
penelitian, yang berada pada rentang nilai 0,30-
0,49. Hal ini dapat diartikan kekuatan korelasi
yang dimiliki antara pengetahuan dan perilaku
penggunaan antibiotik dikategorikan moderat
(sedang), yaitu hubungan yang tidak kuat
ataupun lemah. Nilai positif (+) dalam nilai
koefisien korelasi didapatkan, maka dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan searah
antara pengetahuan dengan penggunaan
antibiotik secara rasional.
Hasil yang berbeda didapatkan pada
penelitian (Sianturi et al., 2021), antibiotik tanpa
resep dokter digunakan secara baik dan tepat
oleh mayoritas dari responden. Dapat
dikatakan bahwa penggunaan antibiotik tanpa
resep dokter tidak dipengaruhi tingkat
pengetahuan karna tidak adanya hubungan
yang bermakna dengan sikap maupun tindakan
(p>0,05). Faktor lingkungan dapat
mempengaruhi sikap maupun tindakan dari
mahasiswa/i. Lingkungan dapat mengubah
seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan
baik menjadi terbawa dalam sikap serta
tindakan yang tidak benar dikarenakan
pengaruh teman serta pengalaman teman
disekitarnya. Pengaruh sikap maupun Tindakan
dalam menggunakan antibiotik tanpa resep dari
dokter diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
variabel faktor-faktor lainnya yang
berpengaruh.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat penetahuan terhadap perilaku
penggunaan antibiotik secara rasional pada
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
kesesuaian hasil jurnal yang direview, 10 dari
11 jurnal didapatkan hasil positif bahwa tingkat
pengetahuan mempengaruhi masyarakat
dalam penggunaan antibiotik. Rendahnya
tingkat pengetahuan masyarakat yang menjadi
faktor utama ketidakrasionalan penggunaan
antibiotik. Pentingnya dilakukan penyuluhan
untuk masyarakat yang berfungsi untuk
meningkatkan pengetahuan dalam penggunaan
antibiotic yang baik dan benar serta
menghindari resiko resistensi antibiotik.
REFERENSI
Ardhani, R. (2017). Seri Methods in Molecular
Biology. Jurnal Teknosains, 7(1); 74-77.
Baroroh, H.N, et al. (2018). Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat Melalui Edukasi
Tentang Penggunaan Antibiotik Bijak dan
Rasional. Pharmacology, 1(1); 815.
Handayanti, L., Gunawan, S. (2021). Hubungan
Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan
dalam Penggunaan Antibiotika di
Lingkungan SMA/SMK Kecamatan
Tambelang Kabupaten Bekasi.
Tarumanagara Medical Journal, 3(2); 337
343.
Hamdani, S., Nuari, D.A, Rahayu, T. (2021).
The Relationship Between Knowledge,
Attitudes and Behaviour of Universitas
Garut Students of Antibiotic Uses. Jurnal
Ilmiah Farmako Bahari, 12(2); 132-140.
Ivoryanto, E., Sidarta, B., Illahi, R.K. (2017).
Hubungan Tingkat Pendidikan Formal
Masyarakat terhadap Pengetahuan dalam
Penggunaan Antibiotika Oral di Apotek
Kecamatan Klojen. Pharmaceutical
Journal of Indonesia, 2(2); 31-6.
Kemenkes. (2011a). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Kirana, D.A, Nofita, Feladita, N. (2022).
Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap
Perilaku Penggunaan Antibiotik pada
Mahasiswa Medis di Universitas
Malahayati. JOURNAL OF Pharmacy and
Tropical Issues, 2(1); 11-16.
Kondoj, I.V, Widya Astuty Lolo, W.A, Jayanto, I.
(2020). Pengaruh Tingkat Pengetahuan
145
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
dan Sikap terhadap Penggunaan Antibiotik
di Apotek Kimia Farma 396 Tuminting
Kota Manado. PHARMACON, 9(2); 294-
301.
Meinitasari, E., Yuliastuti, F., Santoso, S.B.
(2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan
terhadap Perilaku Penggunaan Antibiotik
Masyarakat. Borobudur Pharmacy Review,
1(1); 7-14.
Nuraini, A., Yulia, R., Herawati, F., et al. (2019).
Hubungan Pengetahuan dan Keyakinan
dengan Kepatuhan Menggunakan
Antibiotik Pasien Dewasa. JMPF, 8(4); 165
174.
Notoatmodjo. (2015). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Permana, L. (2020). Peningkatan Perilaku
Perawat Melalui Pengetahuan dalam
Menjalankan Prinsip Pemberian Obat Dua
Belas Benar. Journal of Health Science
(Jurnal Ilmu Kesehatan), 5(2); 79-85.
Rahmi, S., Kurniawati, D., Hidayah, N. (2020).
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat terhadap Penggunaan
Antibiotik di Kelurahan Alalak Utara.
Journal of Pharmaceutical Care and
Science, 1(1); 70-84.
Ratman, S.H. (2019). Pemantauan Efek
Samping Antibiotik yang Merugikan pada
Pasien Anak yang Berobat di Puskesmas
Kecamatan Pontianak Timur. J Farm
Kalbar, 4(1); 1-14.
Sianturi, M.O, Ompusunggu, H.E. (2020).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Antibiotik dengan Sikap dan Tindakan
Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep pada
Mahasiswa/i Universitas HKBP
Nommensen Medan. Health and Medical
Journal, 3(1); 3842.
Sugihantoro, H., Hakim, A., Kurniawati, L.H, et
al. (2020). Hubungan Pengetahuan
terhadap Perilaku Penggunaan Antibiotik
pada Konsumen Tiga Apotek di
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan.
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 3(2);
102 112.
Taha, A.A, Abu-Zaydeh A.H, Ardah R.A, et al.
(2016). Public Knowledge and Attitudes
Regarding the Use of Antibiotics and
Resistance: Findings from a Cross-
Sectional Study Among Palestinian Adults.
Zoonoses Public Health, 63(6); 449-457.
Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., et al.
(2012). Knowledge and Beliefs About
Antibiotics Among People in Yogyakarta
City Indonesia: A Cross Sectional
Population-base Survey. Antimicrobial
Resistence Infection Control 1, 1:38.
World Health Organization (WHO). (2021).
Antibiotic Resisrance, Diakses dari:
https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/antibiotic-resistance
Wulandari, A., Rahmawardany, C.Y. (2022).
Perilaku Penggunaan Antibiotik di
Masyarakat. Sainstech Farma, 15(1); 9-16.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Tingginya kejadian infeksi menyebabkan antibiotik menjadi pilihan pertama dalam mengatasi infeksi yang akan berdampak pada meningkatnya angka penggunaan antibiotik di masyarakat luas. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menurunkan efektivitas antibiotik yang akan menyebabkan resiko buruk seperti resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tingkat perilaku penggunaan antibiotik, mengetahui hubungan karakteristik sosio-demografi responden terhadap tingkat pengetahuan antibiotik, serta mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku penggunaan antibiotik. Sampel dalam penelitian ini adalah 124 masyarakat dusun batur. Metode Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional Study. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner tertutup. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas masyarakat di Dusun Batur memiliki tingkat pengetahuan antibiotik dalam kategori kurang (50,0%). Tingkat perilaku penggunaan antibiotik termasuk kategori cukup (55,65%). Hasil uji Spearman Rank menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan yang searah antara pendidikan terakhir terhadap tingkat pengetahuan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 dan arah korelasi positif sebesar 0,294. Sedangkan hasil uji Korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan signifikan yang searah antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku penggunaan antibiotik Masyarakat Dusun Batur dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan arah korelasi positif sebesar 0,528.
Article
Full-text available
Peningkatan jumlah penyakit infeksi membuat penggunaan antibiotik juga meningkat. Tingginya penggunaan antibiotik serta penggunaan antibiotik yang tidak rasional menimbulkan terjadinya resistensi. Salah satu faktor yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat terkait penggunaan antibiotik. Pengetahuan memiliki peran penting dalam membentuk kepercayaan dan sikap mengenai perilaku tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik. Studi ini bertujuan agar dapat mengetahui adanya hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik. Studi analitik cross sectional dilakukan pada 187 responden di dua SMA/SMK Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi pada tahun 2020. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan metode chi square. Hasil studi didapatkan sebanyak 49,7% responden dengan tingkat pendidikan SMP, 36,4% perguruan tinggi dan 13,9% SMA. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan buruk (52,4%) dalam penggunaan antibiotik. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengeahuan dalam penggunaan antibiotik di lingkungan SMA/SMK Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi (p value = 0,004).
Article
Full-text available
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat terjadi karena minimalnya informasi dari tenaga kesehatan. Permasalahan tersebut dapat mendorong terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik pada manusia. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat di Desa Sambeng Wetan mengenai penggunaan antibiotik yang rasional masih kurang. Pemberdayaan masyarakat terutama terhadap kader kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik. Metode edukasi yang dilaksanakan yaitu dengan metode modul, ceramah dan diskusi. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden sebelum dan sesudah edukasi untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan peserta. Kuesioner berisi pertanyaan tertutup terkait pengetahuan penggunaan antibiotik. Data dianalisis dengan uji t berpasangan. Berdasarkan karakteristik peserta, sebagian besar peserta adalah usia dewasa awal (83,87%). Pendidikan responden sebagian besar adalah tamat SMA (38,71%) dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga (90,32%). Hasil menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan kader meningkat 0,97 poin setelah dilakukan edukasi. Persentase peningkatan nilai pengetahuan kader sebesar 13,8% dari rata-rata nilai pengetahuan awal. Edukasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan. Kegiatan edukasi dengan metode modul, ceramah dan diskusi mampu meningkatkan pengetahuan dari kader kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat terutama kader kesehatan secara berkelanjutan sebagai salah satu langkah kongkrit untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengendalikan resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Article
Full-text available
Sejarah telah mencatat andil penelitian dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Salah satunya penemuan antibiotik pada 1940an yang diawali dari pengamatan Alexander Fleming pada 1928 terhadap fenomena kematian bakteri Staphylococcus dalam cawan petri yang juga ditumbuhi jamur. Sebelum ditemukan antibiotik, tidak ada obat untuk pneumonia, gonorrhea atau demam rematik sehingga rumah sakit dipenuhi pasien sedangkan tidak banyak yang dapat dilakukan dokter untuk menolong. Tidak mengherankan jika kemudian Alexander Fleming bersama Howard Florey, Ernst Chain yang merupakan tim penemu antibiotik penicillin, dianugerahi Nobel Prize untuk Fisiologi dan Kedokteran pada 1945.
Article
Full-text available
Background Misconceptions about antibiotic use among community members potentially lead to inappropriate use of antibiotics in the community. This population-based study was aimed at examining common knowledge and beliefs about antibiotic use of people in an urban area of Indonesia. Methods The population of the study was adults (over 18 years old) in Yogyakarta City. A cluster random sampling technique was applied (N = 640). Data were collected using a pre-tested questionnaire and analyzed using descriptive statistics and correlation. Results A total of 625 respondents was approached and 559 respondents completed the questionnaire (90% response rate). Out of 559 respondents, 283 (51%) are familiar with antibiotics. Out of 283 respondents who are familiar with antibiotics, more than half have appropriate knowledge regarding antibiotic resistance (85%), allergic reactions (70%), and their effectiveness for bacterial infections (76%). Half these respondents know that antibiotics ought not to be used immediately for fever (50%). More than half have incorrect knowledge regarding antibiotics for viral infections (71%). More than half believe that antibiotics can prevent illnesses from becoming worse (74%). Fewer than half believe that antibiotics have no side effects (24%), that antibiotics can cure any disease (40%), and that antibiotic powders poured onto the skin can quickly cure injuries (37%). Those who are uncertain with these beliefs ranged from 25% to 40%. Generally, these respondents have moderate knowledge; where the median is 3 with a range of 0 to 5 (out of a potential maximum of 5). Median of scores of beliefs is 13 (4 to 19; potential range: 4 to 20). The results of correlation analysis show that those with appropriate knowledge regarding antibiotics would also quite likely have more appropriate beliefs regarding antibiotics. The correlation is highest for those who are male, young participants, with higher education levels, and have a higher income level. Conclusions Misconceptions regarding antibiotic use exist among people in this study. Therefore, improving appropriate knowledge regarding antibiotic use is required.
Article
Antibiotics are considered to be among the most commonly sold drug classes in Palestine. Resistance to antibiotics has increased for reasons relating to the use and misuse of antibiotics. The aim of this study was to evaluate the knowledge, and attitudes regarding antibiotic use and awareness about resistance among adults visiting the emergency departments at hospitals in North Palestine. A self-administered cross-sectional questionnaire survey involving participants aged 18 or over was conducted from June 2012 to February 2013. Adults who visited the emergency departments at hospitals in North Palestine were included. Demographic characteristics, knowledge and attitudes towards antibiotic use were included in the questionnaire. Poor and good knowledge were defined as a total knowledge score of 0-7 and 8-15 of 15 questions, respectively. Attitude scores of 0-3 and 4-7 of 7 questions were considered poor and good, respectively. A total of 375 questionnaires were included in the study. A response rate of 83.3% was attained. About 55.0% of the participants had a good knowledge and 56.5% had a good attitude towards rational antibiotic use. A significant positive correlation was shown between participants' knowledge scores and participants' attitude scores towards antibiotic use (R = 0.344, P = 0.001. Participants with a high family income were more likely to be aware of appropriate antibiotic use than participants with a low family income (P-value <0.001). Participants with a higher educational level (university) had a good attitude towards rational antibiotic use than those with a lower education level (P-value <0.001). This study has documented important knowledge and attitude gaps in antibiotic use. These findings will help health policymakers in Palestine to implement intervention programmes to rationalize antibiotic use. Continuing medical education, professional development and training workshops for healthcare professionals regarding rational use of antibiotics and health risks associated with the spread of antibiotic resistance are needed. In addition, minimizing non-prescription use of antibiotics and increasing the public awareness about the health and economic hazards of antibiotic resistance are also required.
The Relationship Between Knowledge, Attitudes and Behaviour of Universitas Garut Students of Antibiotic Uses
  • S Hamdani
  • D A Nuari
  • T Rahayu
Hamdani, S., Nuari, D.A, Rahayu, T. (2021). The Relationship Between Knowledge, Attitudes and Behaviour of Universitas Garut Students of Antibiotic Uses. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari, 12(2); 132-140.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika
  • Kemenkes
Kemenkes. (2011a). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No
  • I V Kondoj
  • W A Widya Astuty Lolo
  • I Jayanto
Kondoj, I.V, Widya Astuty Lolo, W.A, Jayanto, I. (2020). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.139-145 Electronic ISSN : 2656-3088