ArticlePDF Available

Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini

Authors:

Abstract

Pembelajaran seni pada anak usia dini mengharuskan guru memilih dan menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih menyenangkan, menarik dan sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan metode dan strategi pembelajaran seni pada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu peneliti melakukan pengamatan aktivitas untuk memperoleh data fakta serta menganalisisnya dengan tepat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis data pada penelitian ini yaitu melalui tahapan – tahapan pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi data dan kesimpulan. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa metode demonstrasi, penugasan, unjuk kerja, dan strategi pembelajaran dengan model sentra terbukti efektif, tepat dan menyenangkan bagi anak usia dini.
6198 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022
Volume 6 Issue 6 ( 2022 ) Pages 6198-6207
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
ISSN: 2549-8959 (Online) 2356-1327 (Print)
Penerapan Metode Demonstrasi dan Unjuk Kerja
dalam Pembelajaran di Sentra Seni pada Anak Usia
Taman Kanak - Kanak
Mujiyem1, Joko Pamungkas1
Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia(1)
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
Abstrak
Penerapan metode demonstrasi dan unjuk kerja dalam pembelajaran di sentra seni pada anak
usia taman kanak - kanak merupakan salah satu cara agar pembelajaran lebih menyenangkan
dan menarik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dan
unjuk kerja dalam strategi pembelajaran di sentra seni pada anak usia taman kanak - kanak.
Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu pengamatan aktivitas untuk
memperoleh data fakta serta menganalisisnya dengan tepat. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini
yaitu melalui tahapan tahapan pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi data
dan kesimpulan. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa metode demonstrasi dan unjuk
kerja dalam pembelajaran sentra seni terbukti menarik dan menyenangkan bagi anak usia
taman kanak - kanak
Kata kunci : anak usia taman kanak - kanak; metode pembelajaran; pembelajaran seni; strategi
pembelajaran
Abstract
The application of demonstration and performance methods in learning art centers for child
age kindergarten is one way to make learning more fun and interesting. This research aims to
describe the application of demonstration and performance methods in learning art centers for
children aged 4 6 years. The researcher uses a qualitative descriptive method, namely
observing activities to obtain factual data and analyze it appropriately. Data was collected by
observation, interviews, and documentation. The data analysis technique in this research is
through the stages of data collection, data reduction, data display, data verification and
conclusion. The results of the research describe that the demonstration and performance
methods of the art center learning strategies are proven to be fun and interesting for children
aged 4 6 tahun.
Keywords : children aged 4 6 years; learning art; learning method; learning strategy
Copyright (c) 2022 Mujiyem & Joko Pamungkas
Corresponding author :
Email Address : mujiyemmiftah@gmail.com ( Yogyakarta, Indonesia )
Received 25 July 2022, Accepted 25 September 2022, Published 11 October 2022
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022 | 6199
Pendahuluan
Penerapan metode yang tepat pada sentra seni dilakukan agar pembelajaran seni
menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Penerapan metode untuk anak usia taman kanak
- kanak harus memperhatikan karakteristik anak yang unik yaitu memiliki perbedaan
individual. TK ABA Rejowinangun sangat memperhatikan perbedaan individu dalam
menerapkan metode pembelajaran di sentra seni. Sebagaimana dalam penelitian yang
relevan, perbedaan individu adalah hal penting karena tidak ada satupun anak yang memiliki
kesamaan. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki
manusia kecuali perbedaan itu sendiri. Perbedaan individu akan mewujudkan kualitas
mereka (Turhusna & Solatun, 2020).
Peneliti bermaksud mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dan unjuk kerja
dalam pembelajaran di sentra seni pada anak usia taman kanak - kanak di TK ABA
Rejowinangun Kotagede Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif yaitu dilakukan dengan cara meneliti sebuah obyek dan pencarian fakta
serta interpretasi yang tepat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan pengumpulan
data(Creswell, 2015). Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan
triangulasi data yaitu meneliti kebenaran data dari beberapa sumber yaitu kepala sekolah dan
guru. Teknik pengabsahan data berhubungan dengan tingkat kebenaran dari data yang telah
peneliti peroleh atau kumpulkan melalui penelitian kualitatif (Mayar et al., 2022)
Peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi di TK ABA Rejowinangun
Kotagede Yogyakarta sehingga menemukan metode demonstrasi dan unjuk kerja serta
strategi yang digunakan di TK ABA Rejowinangun yaitu bercerita, bercakap cakap,
sosiodrama, bermain peran, demonstrasi, penugasan atau unjuk kerja, proyek, karyawisata,
dan tanya jawab. Dan strategi yang digunakan yaitu sentra. Peneliti mewawancarai kepala
sekolah dan guru TK ABA Rejowinangun sehingga diperoleh data bahwa untuk pembelajaran
seni tidak semua metode dan strategi pembelajaran diterapkan. Metode demonstrasi dan
unjuk kerja digunakan dalam pembelajara menyanyi, seni tari, seni lukis, membentuk dengan
plastisin, playdough maupun tanah liat dan seni rupa lainnya. Metode penugasan diterapkan
pada pembelajaran seni yang terintegrasi dengan aspek pengembangan lainnya yang terdapat
pada kegiatan inti. Strategi yang diterapkan untuk pembelajaran seni yaitu strategi
pembelajaran model sentra seni. Fokus penelitian ini adalah metode dan strategi pembelajaran
seni di TK ABA Rejowinangun Kotagede Yogyakarta
Metode adalah alat untuk mencapai tujuan kegiatan(Moeslihatoen, 2001) maka di TK
ABA Rejowinangun menerapkan metode demonstrasi dan unjuk kerja pada sentra seni untuk
mencapai pembelajaran seni yang menarik dan menyenangkan. Selain sebagai alat untuk
mencapai tujuan kegiatan, metode juga digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran di
kelas sebagaimana disampaikan Slameto bahwa metode pembelajaran adalah metode yang
diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas untuk Sedangkan menurut arti yang
lain metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Sriwahyuni et al.,
2017).
Sentra seni merupakan salah satu strategi pembelajaran di TK ABA Rejowinangun.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) strategi dapat diartikan sebagai rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus yaitu pembelajaran seni. Guna
mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan strategi yang digunakan dalam proses
pembelajaran bisa berupa model atau pendekatan pembelajaran.
Sentra adalah salah satu contoh model pembelajaran. Sentra Seni di TK ABA
Rejowinangun menggunakan metode demonstrasi, penugasan dan unjuk kerja ditambah
fasilitas yang tersedia di sentra seni maka anak - anak distimulasi untuk lebih kreatif sehingga
anak anak lebih tertarik dengan kegiatan seni. Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Sentra dikenal dengan istilah Beyond Centers and Circle Time (BCCT) atau sentra dan
lingkaran. Penemu model BCCT adalah Dr. Pamela Phelps seorang tokoh pendidikan dari
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
6200 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022
Amerika Serikat dan mengimplemetasikan model ini pada Creative Pre-school di Tallahase
Florida) (Nurfaizah & Na’imah, 2021).
Sentra ini merupakan pendekatan yang dikembangkan berdasarkan hasil kajian
teoritis dan pengalaman empiris dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.
Penggunaan sentra dianggap paling ideal karena tidak memerlukan peralatan yang banyak
tetapi dapat mengoptimalkan kecerdasan anak. Pembelajaran di sentra memiliki karakteristik
utama yakni memberikan pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan
pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain.
Model pembelajaran sentra memberikan berbagai manfaat dalam pelaksanaan
pembelajaran, sebagaimana pendapat yang disampaikan Anhusadar,model pembelajaran
sentra dapat mengembangkan rasa percaya diri anak. Selain itu juga mengajarkan anak untuk
tanggung jawab dan meningkatkan keterampilan sosial, serta dapat menjadikan anak yang
memiliki rentang fokus yang singkat menjadi ikut terlibat secara aktif (Anhusadar &
Wulandari, 2019) Sentra seni sangat cocok di TK ABA Rejowinangun karena dapat
merangsang kreativitas, imajinasi, inisiatif dan rasa keindahan yang membawa suasana anak
yang riang gembira, bebas berkreasi dan mengekspresikan diri(Nurfaizah & Na’imah, 2021)
Pembelajaran seni pada anak usia taman kanak - kanak sangat penting karena dapat
membantu anak mengungkapkan sesuatu yang mereka ketahui dan yang mereka rasakan
sehingga anak dapat mengungkapkan diri melalui seni (Asa et al., 2020). Seperti beberapa
pendapat mengenai seni antara lain berfungsi sebagai media ungkapan perasaan, ide,
gagasan dan pikiran anak (Citrowati & Mayar, 2019), sebagai kemahiran sebagaimana
dikemukakan oleh Aristoteles bahwa seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam
hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh rasio/logika atau
gagasan tertentu(Pekerti et al., 2014). Di dalam seni anak dapat mengkomunikasikan atau
menyampaikan tentang dunianya, harapannya, serta tentang dirinya dengan cara mereka
sendiri (Mayar et al., 2022).
Berdasarkan paparan pendapat para peneliti, maka seni pada anak usia taman kanak
- kanak dapat diartikan sebagai suatu bentuk kemahiran ekspresi anak berupa perasaan, ide,
gagasan dan pikiran anak dalam membantu anak mengungkapkan apa yang mereka ketahui
dan apa yang dirasakan sehingga anak dapat mengungkapkan tentang dunianya,
harapannya, dan dirinya dalam bentuk seni.
Pembelajaran seni sangat bermanfaat bagi perkembangan anak usia dini karena anak
pada masa ini mengalami masa keemasan(Nurfaizah & Na’imah, 2021). Golden Age atau
masa keemasan terjadi pada anak usia 0 6 tahun. Pada masa ini ditandai oleh berbagai
periode penting yang menjadi dasar dalam kehidupan anak selanjutnya. Pada periode emas
ini ditandai dengan munculnya masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, dan
masa bermain sehingga sangat sesuai dengan pembelajaran seni (Nurmadiah, 2016).
Pada usia ini anak dapat menyerap segala informasi mencapai 80%karena pada masa
ini merupakan masa peka(Susanto, 2012) dan sensitif dalam mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya (Prahesti et al., 2019). Masa peka merupakan masa anak mulai peka atau
sensitif untuk menerima berbagai macam bentuk rangsangan (Setiani, 2013)
Maka potensi terbesar akan muncul dan berkembang dengan pesat pada masa peka
ini. Perkembangan anak yang dicapai meliputi semua aspek yang merupakan integrasi aspek
pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, serta sosial-emosional
(Antara, 2015). Dari pendapat para peneliti dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
dan unjuk kerja pada strategi pembelajaran anak usia taman kanak - kanak adalah hakikat
tujuan pembelajaran seni yang menarik dan menyenangkan. Metode yang tepat pada strategi
pembelajaran di sentra seni dapat mengoptimalkan pengembangan pembelajaran seni di TK
ABA Rejowinangun Kotagede Yogyakarta.
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022 | 6201
Metodologi
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diuraikan pada latar belakang,
maka jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dan unjuk kerja pada strategi pembelajaran
di sentra seni pada anak usia taman kanak - kanak. Penelitian ini dilaksanakan selama satu
bulan yaitu selama bulan Maret 2022.
Pengumpulan data terkait penerapan metode demonstrasi dan unjuk kerja pada
strategi pembelajaran di sentra seni pada anak usia taman kanak - kanak yaitu observasi dan
wawancara. Peneliti melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi kegiatan
pembelajaran seni dengan kepala sekolah dan guru TK ABA Rejowinangun. Pada saat studi
dokumentasi, peneliti membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumentasi kegiatan
pembelajaran seni pada anak usia dini.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Adapun langkah langkah analisis data yang dilakukan adalah : reduksi data, display data
dan kesimpulan serta verifikasi data. Keabsahan data dapat dilihat dengan menggunakan
teknik triangulasi yaitu dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama namun
dengan teknik ataupun cara yang berbeda. Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Desain Penelitian
Lokasi penelitian berada di Jalan Ki Penjawi No 16 Rejowinangun Kotagede
Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini ialah anak kelas A1, A2, B1, B2, guru dan Kepala
Sekolah TK ABA Rejowinangun. Jumlah peserta didik adalah 60 anak. Peneliti melakukan
observasi dan wawancara dengan subyek penelitian. Kemudian mengolah data hasil
observasi dan wawancara dan melakukan triangulasi data. Selanjutnya studi dokumentasi
yaitu peneliti mengobservasi kurikulum dan perangkat pembelajaran seperti Program
Semester, Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Program
Pembelajaran Harian (RPPH). Dari observasi perangkat pembelajaran ditemukan bahwa
metode demonstrasi dan unjuk kerja ditemukan dalam pembelajaran di sentra seni agar
pembelajaran seni menjadi lebih menarik dan menyenangkan anak.
Hasil dan Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi dan
unjuk kerja pada pembelajaran di sentra seni bagi anak usia taman kanak - kanak agar lebih
menarik dan menyenangkan. Hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah sebagai
sumber data pelaksanaan pembelajaran seni, kemudian di konfirmasi dan dicek ulang dengan
data dokumentasi berupa silabus dan jadwal serta foto kegiatan sehingga akan diperoleh data
yang relevan (Sugiyono, 2018). Guru adalah pelaksana yang nyata dalam pembelajaran sentra,
sehingga peneliti berasumsi jika akan mendapatkan data yang nyata tanpa dibuat-buat maka
hal yang perlu dilakukan adalah melakukan wawancara dengan guru. Dokumentasi
digunakan sebagai pembanding untuk memperoleh suatu dokumen terkait pelaksanaan
pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun baik itu berupa data-data, silabus, jadwal, atau
foto kegiatan. Gambar 2 sampai 7 disajikan dokumentasi foto hasil observasi dan studi
dokumentasi.
Pengumpulan
Data
Studi Awal
Menyusun
instrumen
penelitian
Mencari Referensi
Reduksi
Data
Mengelompo
kkan Data
Mengolah
Data
Triangulasi
Data
Display Data
Menyusun data
hasil penelitian
dan dikaitkan
dengan
penelitian
relevan
Verifikasi Data dan Kesimpulan
Kesimpulan Penerapan metode
demonstrasi dan unjuk kerja
pada pembelajaran di sentra
seni pada anak usia taman
kanak - kanak
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
6202 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022
Gambar 2. Pentas Drumband
Gambar.3 Pentas seni
Gambar.4 Stempel
Gambar.5 Menggambar
Gambar.6 Finger painting
Gambar. 7 Bermain plastisin
Hasil pembelajaran seni dapat ditunjukkan pada gambar 2 sampai 7. Hasil yang
ditunjukkan masing masing anak berbeda karena prosesnya dipengaruhi perbedaan baik
perilaku maupun hasil karya. Hal ini karena perilaku dapat dibentuk, diubah, dan
dikendalikan untuk mencapai tujuan tertentu (Fauziah & Fitriyah, 2020). Bagi anak yang yang
berpotensi dalam kegiatan melukis maka anak akan menghasilkan karya yang lebih baik dari
yang lain. Untuk itu pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun dilakukan dengan
menggunakan sentra guna mempercepat perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotor
seperti pernyataan Utami (Munandar, 1995). Perkembangan anak yang cepat akan
menumbuhkan kreativitas yang beragam sesuai dengan tingkat kematangan dan
perkembangan otak mereka (Elindrea Yetti, Erie Siri Syarah, Suharti, Muktia Pramitasari,
2019)
Pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun terintegrasi dengan aspek
pengembangan yang lain yakni aspek pengembangan kognitif, sosial emosional, nilai agama
dan moral, fisik motorik serta bahasa. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini menyatakan
bahwa Pendidikan anak usia dini lebih mengutamakan proses pembelajaran yang terintegrasi
karena anak memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan secara maksimal untuk
berbagai kemampuan dalam memecahkan masalah kehidupannya di masa depan. Meskipun
begitu TK ABA Rejowinangun tetap memperhatikan perbedaan individual dalam
pembelajaran seni. Pembelajaran seni disesuaikan dengan usia dan tahapan perkembangan
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022 | 6203
anak, sesuai gender atau jenis kelamin anak dan bahkan sesuai dengan latar belakang
lingkungan sekitar anak didik (Turhusna & Solatun, 2020)
Kurikulum TK ABA Rejowinangun disusun untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 , pasal 1 Butir 14 (Citrowati & Mayar, 2019) . Dasar pemikiran
tersebut menjadikan kurikulum TK ABA Rejowinangun disusun dengan menggunakan
berbagai metode, namun untuk pembelajaran seni TK ABA Rejowinangun menggunakan
metode demonstrasi dan unjuk kerja sedangkan untuk strategi pembelajaran menggunakan
model pembelajaran sentra.
Penyelenggaraan pendidikan di TK ABA Rejowinangun memiliki pedoman yang
mendasar yaitu mengutamakan apa yang anak butuhkan, kegiatan belajar dengan permainan,
lingkungan belajar yang kondusif, pembelajaran yang terkonsep secara terpadu, berorientasi
pada pengembangan keterampilan, penggunaan berbagai media pembelajaran serta
dilaksanakan secara bertahap serta berulang (Suyadi, 2010). Maka model pembelajaran sentra
menjadi salah satu strategi dalam pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun. Model
pembelajaran sentra terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan TK ABA
Rejowinangun ditemukan saat observasi. Metode yang ditemukan antara lain, metode
demonstrasi, pemberian tugas dan menyanyi. Metode metode tersebut terdapat pada silabus
seperti Kurikulum Budaya, Program Semester, RPPM, dan RPPH.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah dan guru di TK ABA Rejowinangun
karena mereka yang terjun langsung dan menerapkan metode pada strategi pembelajaran
sentra seni. Kepala sekolah memberikan jawaban tentang kebijakan kebijakan yang
dilakukan beserta dukungan dan hambatan yang ada di sekolah maupun lingkungan sekitar
sekolah. Hasil observasi pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun, antara lain dalam
bentuk; 1) Kegiatan pembiasaan ( lagu lagu /dolanan Jawa , lagu lagu nasional dan
permainan dolanan Jawa pada kegiatan awal/ akhir pelajaran), 2) Kegiatan Inti /terintegrasi
dalam pembelajaran (Menggambar, melukis, mewarnai, menyanyi, membatik, kolase,
membentuk dan sebagainya), 3) Kegiatan Insidental : Pentas seni pada acara tutup tahun,
Pentas seni di Panggung Kesenian dalam even/peringatan hari hari tertentu dan 4) Kegiatan
ekstrakurikuler menari, drum band, melukis dan angklung
Metode dan strategi pembelajaran seni yang terintegrasi dengan kegiatan belajar
mengajar di TK ABA Rejowinangun dilaksanakan oleh guru kelas. Sedangkan untuk kegiatan
seni seperti seni masih dilakukan oleh guru ekstrakurikuler.Hal ini dilakukan karena guru
kelas berbeda dengan guru ekstrakurikuler yang memiliki kemampuan yang lebih profesional
yang didapat dengan melewati pendidikan tertentu (Hasmalena & Rantina, 2017). Disamping
itu guru kelas harus memiliki kesiapan dalam membelajarkan anak (Ayuni et al., 2020) dan
menyesuaikan pembelajaran anak dengan kondisi terkini anak (Novitasari & Fauziddin, 2022)
agar pembelajaran lebih efektif. Seorang guru tari yang berlatar pendidikan seni tari akan
lebih profesional daripada guru yang tidak memperoleh ilmu seni tari. Tabel 1 (lampiran)
disajikan hasil observasi penerapan metode dan strategi di TK ABA Rejowinangun.
Simpulan
Merujuk pada pemaparan hasil dan pembahasan mengenai penerapan metode
demonstrasi dan unjuk kerja pada strategi pembelajaran di sentra seni pada anak usia taman
kanak - kanak di TK ABA Rejowinangun Kotagede Yogyakarta, maka penerapan metode
demonstrasi dan unjuk kerja serta model sentra seni dapat dideskripsikan bahwa
pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun Kotagede Yogyakarta menjadi lebih menarik dan
menyenangkan. Dengan demikian metode demonstrasi dan unjuk kerja pada strategi yang
tepat berpengaruh terhadap pembelajaran seni di TK ABA Rejowinangun Kotagede
Yogyakarta.
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
6204 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Seni Program Studi Pendidikan
Anak Usia Dini Universitas Negeri Yogyakarta, Keluarga besar TK ABA Rejowinangun
sebagai tempat dan populasi penelitian metode dan strategi pembelajaran seni, dan semua
pihak yang membantu hingga artikel selesai dipublikasikan.
Daftar Pustaka
Anhusadar, L. O., & Wulandari, H. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran Seni
Berbasis Agama Pada Anak Usia Dini. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia
Dini, 2(1), 5868. https://doi.org/10.24042/ajipaud.v2i1.4622
Antara, P. A. (2015). Pengembangan Bakat Seni Anak Pada Taman Kanak-Kanak. JIV-
Jurnal Ilmiah Visi, 10(1), 2934. https://doi.org/10.21009/jiv.1001.4
Asa, L. M., Nursyam, R., Setiawati, R., & Haerudin, D. (2020). Ekspresi diri berbasis gerak
maknawi melalui penciptaan karya tari Self-expression based on meaningful
movements through the creation of the Lenggang Meniti Asa dance work. Jurnal
Semakreasi, 2, 7997. https://conference.isi-
ska.ac.id/index.php/senakreasi/article/view/121
Ayuni, D., Marini, T., Fauziddin, M., & Pahrul, Y. (2020). Kesiapan Guru TK Menghadapi
Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(1), 414. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.579
Citrowati, E., & Mayar, F. (2019). Strategi Pengembangan Bakat SeniAnak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 3, 19.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/343
Creswell, J. . (2015). Research Design: Qualitative,Quantitative, & Mixed Methods Approach.
Sage Publication.
Fauziah, W. P., & Fitriyah, N. (2020). Pembelajaran Seni Pertunjukkan untuk Anak Usia
Dini di Masa Pandemi dengan Local Genius Knowledge. EduBasic Journal: Jurnal
Pendidikan Dasar, 2(2), 8897. https://doi.org/10.17509/ebj.v2i2.27036
Hasmalena, H., & Rantina, M. (2017). Impelementasi Cerita Rakyat melalui Mata Kuliah
Pendidikan Seni Tari Usia Dini untuk Meningkatkan Kreativitas Pada Mahasiswa
PG-PAUD FKIP UNSRI. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 81.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i2.18
Mayar, F., Fitri, R. A., Isratati, Y., Netriwinda, N., & Rupnidah, R. (2022). Analisis
Pembelajaran Seni melalui Finger painting pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 27952801.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.1978
Moeslihatoen, R. (2001). Metode Pembelajaran di Taman KanakKanak. PT Rineka Cipta.
Munandar, U. (1995). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
Novitasari, Y., & Fauziddin, M. (2022). Analisis Literasi Digital Tenaga Pendidik pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4),
35703577. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2333
Nurfaizah, N., & Na’imah, N. (2021). Pengembangan Seni Anak Usia Dini Berbasis
Pembelajaran Sentra di Masa New Normal. Indonesian Journal of Early Childhood:
Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 3(2), 127. https://doi.org/10.35473/ijec.v3i2.984
Nurmadiah, N. (2016). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Al-Afkar: Jurnal Keislaman
& Peradaban, 3(1). https://doi.org/10.28944/afkar.v3i1.101
Pekerti, W., Tridjata, C., & Kusumawardhani, D. (2014). Metode Pengembangan Seni (ke 1)
(Sayogyo (ed.); ketujuh, A). Universitas Terbuka.
Prahesti, S. I., Taulany, H., & Dewi, N. K. (2019). Gerak dan Lagu Neurokinestetik
(GELATIK) untuk Menumbuhkan Kreativitas Seni Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi:
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022 | 6205
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 162.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.289
Setiani, R. E. (2013). Memahami Pola Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Dini.
INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 18(3), 455470.
https://doi.org/10.24090/insania.v18i3.1472
Sriwahyuni, E., Asvio, N., & Nofialdi, N. (2017). Metode Pembelajaran Yang Digunakan
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Permata Bunda. ThufuLA: Jurnal Inovasi
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 4(1), 44.
https://doi.org/10.21043/thufula.v4i1.2010
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi .Bandung, Alfabeta (Y. Yuniarsih (ed.); Cetakan
ke). ALFABETA,CV.
Susanto. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group.
Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Pedagogia.
Turhusna, D., & Solatun, S. (2020). Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran. AS-
SABIQUN, 2(1), 1842. https://doi.org/10.36088/assabiqun.v2i1.613
Yetti, E., Syarah, E. S., Syafrina, P. M. S. (2019). Pengembangan Kreativitas Seni Anak Usia
Dini. 148, 2830.
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
6206 | Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022
lampiran
Tabel 1. Hasil Observasi Metode dan Strategi Pembelajaran Seni
INSTRUMEN
HASIL OBSERVASI
HASIL ANALISIS
KESIMPULAN
OBSERVER
Perencanaan
Kegiatan pembelajaran
seni terdapat pada RPPH
di kegiatan Inti dan pada
kegiatan awal
Pembelajaran Seni Anak
Usia Dini sudah
direncanakan oleh guru
dalam kegiatan Inti dan
kegiatan awal pada
RPPH
TK ABA Rejowinangun
sudah merencanakan
pembelajaran seni anak
usia dini
Action
Setiap hari pada kegiatan
awal ada kegiatan
menyanyi Indonesia Raya,
lagu Mars Anak Bustanul
Athfal dan lagu lagu
kebangsaan pada hari
Senin, hari Selasa, Rabu,
Kamis dan Jum’at
menyanyikan lagu lagu
jawa. Sedangkan
pembelajaran seni pada
kegiatan inti bermacam
macam ( melukis,
menggambar,
kolase,mewarnai dan lain
lain )
Kegiatan pembelajaran
seni yang dilaksanakan
berupa lagu lagu
kebangsaan dan lagu
daerah sebagai kegiatan
pembiasaan pada
kegiatan awal dan
pembelajaran seni pada
kegiatan inti berupa
kegiatan yang
mengembangkan 6
aspek perkembangan
TK ABA Rejowinangun
dalam menyampaikan
pembelajaran seni
melalui kegiatan
pembiasaan berupa
nyanyian atau lagu.
Sedangkan pada
kegiatan inti
dilaksanakan dalam
pengembangan 6 aspek
perkembangan
Pengembangan
Lagu lagu jawa diajarkan
melalui gerak lagu dan
dolanan jawa
Pengembangan
pembelajaran seni
berupa lagu lagu jawa
yang disampaikan
dalam bentuk gerak
lagu dan dolanan jawa
TK ABA Rejowinangun
telah mengembangkan
Seni dan budaya
tradisional
Evaluasi
Pembelajaran seni yang
dikembangkan hanya
berupa lagu lagu dan
kegiatan seadanya
Pembelajaran seni
hendaknya
dikembangkan dalam
bentuk yang lebih
variatif
TK ABA Rejowinangun
masih perlu inovasi
dalam
mengembangkan
pembelajaran seni agar
lebih kreatif dan
inovatif
Tempat
Bertempat di kelas dan
halaman rumah selatan
sekolah
Masih membutuhkan
tempat yang longgar
dalam pembelajaran
seni
TK ABA Rejowinangun
dalam mengajarkan
pembelajaran seni
masih membutuhkan
tempat yang lebih
memadai agar bisa
lebih ekspresif
Fasilitas
Pendukung
Tenaga pendidik belum
sepenuhnya kompeten
dalam pembelajaran
menari dan menyanyi,
sarana prasarana masih
kurang mendukung
Pembelajaran seni akan
berkembang apabila
didukung oleh guru
yang berkompeten
dalam bidang seni dan
sarana prasarana yang
memadai
Fasilitas pendukung
pembelajaran seni di
TK ABA Rejowinangun
masih belum memadai
baik dar faktor
pendidik maupun dari
faktor sarana prasarana
Pembelajaran
Seni Tari
Saat belum pandemi ada
ekstrakurikuler Menari
Pembelajaran seni Tari
masih ditangani oleh
Pembelajaran sni tari
belum diajarkansendiri
Penerapan Metode dan Strategi Pembelajaran Seni pada Anak Usia Dini
DOI: 10.31004/obsesi.v6i6.3112
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 2022 | 6207
INSTRUMEN
HASIL OBSERVASI
KESIMPULAN
OBSERVER
dengan menggunakan
tenaga guru EKK menari
oleh pendidik dari
lembaga ini
Strategi
Pembelajaran
seni AUD :
- Metode
- Desain
Metode : demonstrasi,
pemberian tugas dan
menyanyi
Desain :
Pembelajaran seni melalui
perangkat pembelajaran,
kegiatan Pembiasaan dan
kegiatan Ekstrakurikuler
Strategi dan Desain
Pembelajaran Seni
Anak Usia Dini
dirancang dan
dilaksanakan di TK
ABA Rejowinangun
... Seni sendiri merupakan proses penyaluran ekspresi dan kreativitas diri. Lebih jauh pada anak usia dini, seni dapat dimaknai sebagai wadah dalam mengungkapkan ekspresi terhadap gagasan, ide, perasaan, maupun pemikiran (Mujiyem & Pamungkas, 2022). Seni melalui pendidikan dapat membantu seseorang mengenali potensi yang ada pada dirinya. ...
Article
p>Penanaman nilai-nilai budaya pada pendidikan dapat dilakukan sejak pada tingkat Taman Kanak-kanak. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan budaya yaitu melalui pembelajaran seni. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan pengembangan materi pembelajaran seni berdasarkan tinjauan awit-awit budaya. Penelitian dilakukan di TK Indriyasana Utama, Kotagede, Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran seni di TK Indriyasana Utama berupa kegiatan berkunjung ke museum, kegiatan menari dan bernyanyi, kegiatan bermain angklung dan kegiatan P5 membuat jajanan tradisional sudah mengarah pada kegiatan awit-awit budaya. TK Indriyasana Utama juga memiliki seragam yang unik untuk digunakan pada setiap hari Kamis, yaitu Gagrak Ngayogyakarto yang merupakan baju adat tradisional Yogyakarta. Kegiatan-kegiatan pada pembelajaran seni yang dilakukan di TK Indriyasana Utama sudah berbasis budaya, sehingga dapat membantu anak-anak untuk mengenal budaya di sekitarnya, menumbuhkan rasa nasionalisme, serta dapat membantu dalam melestarikan budaya.</p
... Art learning is very important for young children in kindergarten because it can be useful to help them express what they already know and feel through art (Mujiyem & Pamungkas, 2022). According to some opinions, art can be used as a tool to express feelings, ideas, ideas, and what children think (Citrowati, Endang, 2019). ...
Article
Full-text available
The To optimize children's art development in art learning activities, teachers must have the right strategy. Therefore, it is not only the right techniques and resources that are needed to enhance children's art development. The teacher's method of preparing for learning, as well as methods, media, and other elements, greatly affect the child's learning process. The purpose of this study is to provide an explanation of the methods teachers use to make art learning fun for students in kindergarten. The research was conducted in one month, during April 2024. The location of this research was conducted in one of the PAUD in Yogyakarta, namely Jabal rahmah PAUD. This qualitative descriptive study was designed as a case study. Data collection involved observation, documentation, and interviews. Presenting data, reducing data, and drawing conclusions were part of the data analysis conducted using the Miles Huberman model. The discussion of art learning strategies in early childhood at Jabal Rahmah PAUD shows that these strategies are quite different: direct and collaborative learning strategies with group and centre models proved to be fun and improved children's art skills. based on this, children are used to working together and are confident in their respective fields. in addition, teachers use art learning as part of teaching and learning activities, while extracurricular teachers conduct art form activities such as music, fine arts and dance. This is due to the difference between classroom teachers and teachers who teach outside the classroom, who have greater professional experience gained through arts education.
... Pemahaman atas potensi nilai-nilai luhur budaya dari stakeholder (akademisi, praktisi dan birokrat) menjadi penting dalam pemanfaatan penciptaan pola pendidikan binaan yang harmoni dan sustainable (PERDA DIY, 2011). Seni pada anak usia dini dapat diartikan sebagai suatu bentuk kemampuan berekspresi anak dengan perasaan, ide, gagasan dan pikiran dalam membantu anak untuk mengungkapkan apa yang mereka ketahui dan apa yang dirasakan (Mujiyem & Pamungkas, 2022). ...
Article
Full-text available
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembelajaran seni yang mengacu pada PERDA Gubernur DIY No.5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya. Tujuan penelitian ini dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan berbasis budaya pada satuan pendidikan adalah untuk mengetahui proses berlangsungnya pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan dapat mengembangkan potensi diri anak. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Tempat dilaksanakan di salah satu TK di Yogyakarta dengan subjek kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian di TK tersebut dalam penerapan Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budayapada pembelajaran seni memperlihatkan bahwa anak memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis yaitu cara menghargai hasil karya orang lain baik dalam bentuk gambar, lukisan, pahat, gerak, kemudian anak di pembelajaran seni ini bisa mengenal berbagai karya dan aktivitas seni serta menunjukkan karya dan aktivitas seni menggunakan media dengan melakukan eksplorasi, ekspresi, apresiasi terhadap seni kriya, seni musik, gerak dan lagu drama.Penelitian ini bisa dijadikan sebagian acuan sebagai bahan evaluasi dan dapat melanjutkan penelitian lebih dalam terkait penerapan PERDA Gubernur DIY tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
... Untuk guru sentra lain menyiapkan RPPH, RPPM yang telah disiapkan guru sentra seni maka guru sentra lain mempersiapkan dengan mempelajari dan mengecek kondisi ragam mainan yang telah di setting apakah perlu ditambah alat dan bahannya atau tidak sesuai kondisi kelas lalu guru memberikan semangat agar anak optimal dalam berkarya serta memberikan evaluasi ke guru sentra seni untuk kegiatan ragam mainnya. Penerapan metode demontrasi dan unjuk kerja menjadi salah satu strategi pembelajaran di sentra seni, karena lebih menarik dan menyenangkan (Mujiyem & Pamungkas, 2022). ...
Article
Full-text available
Pengenalan budaya di sekolah sangat penting, dimana anak usia dini dapat mengenal dan melestarikan budaya di Indonesia, khususnya budaya lokal dimana mereka tinggal. Lembaga ini mengembangkan tema budaya lokal sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan, khususnya pada pembelajaran di sentra seni. Sentra ini berfokus memberikan kesempatan dalam mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menempel, melipat menggunting, melukis, serta membuat karya seni. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengenalan budaya lokal dalam pembelajaran di sekolah melalui sentra seni. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Penelitian dilakukan di TK Islam Hidayatullah pada anak usia 4-6 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan analisis data dengan Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan budaya lokal Semarang melalui media seperti video, buku, cerita, media apersepsi, miniatur, wayang, serta kegiatan yang dapat mengembangkan kegiatan di sentra seni. Guru berperan menyediakan berbagai alat dan bahan yang bervariasi, serta menyusun perangkat pembelajaran
... Seni adalah hasil karya manusia atau hasil ekspresi jiwa manusia, namun tidak semua hasil karya manusia dapat disebut sebagai karya seni atau digolongkan sebagai karya seni, karena tidak semua karya manusia dimaksudkan sebagai karya seni (Rondhi, 2017). Seni pada anak usia taman kanak -kanak dapat diartikan sebagai suatu bentuk kemahiran ekspresi anak berupa perasaan, ide, gagasan dan pikiran anak dalam membantu anak mengungkapkan apa yang mereka ketahui dan apa yang dirasakan sehingga anak dapat mengungkapkan tentang dunianya, harapannya, dan dirinya dalam bentuk seni (Mujiyem & Pamungkas, 2022). Seni dianggap sebagai bagian penting dari pendidikan anak usia dini (Twigg & Garvis, 2010). ...
Article
Full-text available
Manajemen sangat penting bagi terselenggaranya sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan manajemen pengelolaan pembelajaran ekstrakurikuler seni. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan pembelajaran ekstrakurikuler seni dilaksanakan menggunakan POAC. Hal ini dapat dilihat dari proses manajemennya yang dimulai dari Planning yaitu dengan penentuan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler, menentukan anggaran biaya, mencari guru yang hendak mengampu. Organizing yaitu hanya sebatas pembagian tugas kepada pihak yang terlibat dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni. Actuating yaitu terdapat tiga jenis seni yaitu seni musik dengan angklung, seni rupa dengan melukis dan seni tari dengan menari. Controlling yaitu dengan penilaian secara global yang dilakukan oleh guru masing-masing kemudian dilaporkan kepada kepala sekolah. Bahwasannya manajemen pengelolaan pembelajaran ekstrakurikuler seni sudah terlaksana dengan baik.
Article
This research is a qualitative study which aims to describe the self-confidence of children aged 5-6 years at Perjuangan Kindergarten through learning the art of creative dance. Self-confidence is a person's positive attitude that enables him to develop a positive assessment of himself and the environment he faces. Creative dance learning is a form of performing art where children create their own movements and expressions based on a certain theme, concept or inspiration. This research uses observation, interview and documentation data collection techniques. The subjects in this study were 11 children in group B and teachers in class B. The results of this study showed that building self-confidence in children through the art of dance, teachers used several methods, namely, using a demonstration method approach, providing positive encouragement so that children felt comfortable. , maintaining open communication with children, providing motivation and praise, and helping children when they have difficulties.
Article
Full-text available
The purpose of this study is to find out the strategies applied by teachers in early childhood music learning during and after the pandemic. The research method used in this study is the Literature Review method with narrative analysis techniques systematic review. The data comes from the results of existing research and is obtained from google search engines, google scholar, semantic scholar, researchgate and sage journals and books on learning strategies. Place and Time the Research was held in South Jakarta, Jakarta from September 2022 to January 2023. Data Collection is carried out by taking 15 articles which are processed by simplifying, systematically modernizing data in order to answer problems in research, which is then analyzed by providing logical arguments. The Object of Research is the teacher's strategy. Data Analysis is carried out by making notes and giving color to each category and then summarizing, presenting, and drawing conclusions. The results of this study are the strategies used by teachers during the pandemic in teaching early childhood music, namely inquiry learning strategies, quantum learning strategies, and integrated art learning strategies through singing and moving activities or dancing to music and post-pandemic, namely expository learning strategies, cooperative learning strategies, integrated art learning strategies, and active learning strategies through singing and playing music activities.
Article
Full-text available
Literasi digital kini menjadi faktor pendukung dalam kesuksesan dalam kegiatan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), lebih lanjut tentu memberikan pengaruh baik dalam mendukung optimalisasi tumbuh dan kembang anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana literasi digital tenaga pendidik PAUD dalam empat indikator yaitu mengakses, menyeleksi, memahami dan mendistribusikan informasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi mencakup seluruh guru PAUD pada 8 lembaga di Gugus Mawar Kecamatan Rumbai Pesisir yang berjumlah 30 orang. Adapun teknik sampling menggunakan teknik total sampling yang mencakup seluruh guru PAUD di Gugus Mawar Kecamatan Rumbai Pesisir. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata literasi digital tenaga pendidik pada PAUD pada kategori cukup baik. Dengan demikian kompetensi literasi digital tenaga pendidik di PAUD harus ditingkatkan agar lebih baik dalam memanfaatkan perangkat digital dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Article
Full-text available
Pembelajaran Seni yang diberikan pada tingkat Taman kanak-kanak, dimana anak dimana kita sebagai guru dituntut untuk mengembangkan seni anak dengan didukung media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana proses pembelajaran Seni kepada anak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu yaitu meneliti sebuah objek dan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), display data (data display), verifikasi dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and verivication). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengenalkan konsep Seni pada anak dengan memadukan media Finger painting dapat mengembangkan seni anak usia dini di TK Harapan Kami. Dampak hasil penelitian adalah finger painting bermanfaat dalam mengembangkan kreativitas pribadi anak yang mandiri, penuh imajinasi dan mengasah bakat dalam pembelajaran Seni.
Article
Full-text available
Early childhood education is the important for a nation generation. It is the potential period in the growth of children to gain exploration experience from all aspects of both motoric and psychomotor. Lack of knowledge, especially about the concept and purpose of performing arts from an early age for education influence the design of learning programs that tend to be less creative. Even though in motion, there are many ways where the teacher can creatively connect with the values of student life at large the need of well-designed performing arts should be provided. This study aimed to describe how to produce performing arts learning design in kindergarten school by utilizing local cultural excellence knowledge sources (local genius knowledge) of Trawas district of Mojokerto with concept of integrated learning. This study used qualitative phenomenological research. The results show that during pandemic students can still learn the art performing by using online media (WhatsApp video call) so students can be more creative and discover the latest movements with the assistance of parents at home. The modeling strategy by inserting the Bantengan traditional performance as local genius of Mojokerto made the art performing learning in the kindergarten school was more meaningful. The integration of strategy and media with local genius of implemented in the school was potentially adopted larger.
Article
Full-text available
Masa pandemi covid-19 saat ini memberikan dampak dalam bidang apapun termasuk pendidikan. Salah satunya dalam bidang pendidikan anak usia dini yang mengharuskan guru untuk melakukan pembelajaran daring. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi kesiapan guru Taman Kanak-kanak menghadapi pembelajaran daring masa pandemi covid-19. Subjek penelitian 10 orang guru TK di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data angket dan wawancara. Teknik analisis menggunakan model Miles dan Huberman (Analysis Interactive Model). Hasil menunjukkan 6 dari 10 guru Taman Kanak-kanak sudah siap menghadapi pembelajaran daring, namun 4 dari guru Taman Kanak-kanak belum siap melakukan pembelajaran daring. Hal ini dipengaruhi oleh fasilitas yang kurang memadai dari pihak guru dan orangtua dan masih adanya anggapan bahwa pembelajaran daring ini sulit dilakukan. Kesiapan guru Taman Kanak-kanak melakukan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 ini sangat diperlukan. Persiapan dimulai dari rencana pembelajaran, mengkomunikasikan dengan orang tua, dan fasilitas pendukung lainnya.
Article
Full-text available
In the learning process, the teacher is not enough just to deliver the material or what is commonly referred to as the transfer of knowledge. Because in learning there are several aspects of assessment that must be done by the teacher to students, namely cognitive aspects, affective aspects, and psychomotor aspects. Therefore, for the realization of learning objectives with optimal results, the teacher needs to recognize the characteristics of each student. We will find that individual variations are usually the result of interactions between hereditary and environmental influences simultaneously, which ultimately results in a unique human being. Therefore as a teacher should be able to understand the characteristics and properties of each individual or student. Specific ways and methods and apply them directly in learning so that they know the differences of their students and how to overcome them in ways that are easily captured or understood by students.
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini yaitu menentukan perbedaan hasil pencapaian gerak dan lagu neurokinestetik untuk menumbuhkan kreativitas seni anak usia dini menggunakan video gelatik dan video konvensional. Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah nonequevalen control group design. Simpulan penelitian ini adalah: 1) video gelatik terbukti menumbuhkan kreativitas seni anak usia dini, karena adanya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah dilaksanakan penelitian pada kelompok 1; 2) video konvensional terbukti menumbuhkan kreativitas seni anak usia dini, karena ada perbedaan rata-rata hasil pretes dan postes kelompok 2; 3) Hasil pencapaian gerak dan lagu neurokinestetik untuk menumbuhkan kreativitas anak usia dini menggunakan video gelatik lebih besar dari pada Hasil pencapaian gerak dan lagu neuroinestetik untuk menumbuhkan kreativitas anak usia dini menggunakan video konvensional. Saran dalam penelitian ini yaitu dilakukannya penelitian lanjutan tentang video gelatik dengan menggunakan tema yang lain.
Article
Full-text available
Pengembangan seni pada anak usia dini adalah salah satu proses pencapaian anak dalam bidang seni dengan berpatokan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini. Melalui aktifitas seni, dapat meningkatkan daya cipta serta kreatifitas yang orisinil dan bersifat individual. Dan melalui aktivitas seni, anak dapat mengekspresikan diri. Model pembelajaran sentra memberikan manfaat untuk mengembangkan rasa percaya diri anak. Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu. Karena menekankan pada bermain sambil belajar, memberikan pengalaman nyata bagi anak. Pelaksanaan pembelajaran seni berbasis agama terhadap peserta didik tidaklah dilakukan secara spontan, melainkan harus melalui tahapan-tahapan membuat rancangan pembelajaran, menyesuaikan tahapan perkembangan anak dan menyiapkan media pembelajaran. Lembaga pendidikan bagi anak usia dini, dituntut agar dapat mengoptimalkan perkembangan minat anak terhadap agama. Yang mana di dalam memberikan rangsangan pendidikan sebagai upaya membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak, proses kegiatan belajar mengajar dibutuhkan adanya sumber belajar untuk pembelajaran seni. Kata Kunci : Pembelajaran Seni, Agama dan Sentra PAUD
Article
This study aimed at finding out how learning develop the kindergarten children’s artistic talent and the factors related to the development of the artistic talents. This research was conducted in Ratna Kumara Kindergarten at the Medahan village, Blahbatuh, Gianyar, Bali involving 40 children. As a qualitative case study, this research collected data by observation, interviews, and document analysis. Data analysis used Spradley techniques. The results found out: (a) the artistic talent is developed through a child’s individual stimulation such as yoga, meditation, traditional games, singing, playing music and storytelling and in addition it can be done using social stimulation such as creative movement, role play, cooperative works; and (b) some factors supporting the success of children to develop their artistic talent that teachers should know such as the knowledge and understanding of children’s education, ability to create joyful learning, to show a close relationship and a good working team of fellow teachers, establish good communication and cooperation with parents, and the support of adequate learning facilities and comfortable healthy environment.