Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha
Volume 10, Nomor 1, Tahun 2022, pp. 7-15
P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Open Access: https://doi.org/10.23887/paud.v10i1.44662
*Corresponding author.
E-mail addresses: lailihidayati980@gmail.com (Laili Hidayati)
Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak
Usia Dini
Laili Hidayati1*, I Wayan Widiana2, Dewa Ayu Puteri Handayani3
1,2,3 Jurusan Pendidikan Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
A B S T R A K
Rendahnya sikap disiplin anak disebabkan kurangnya pengenalan dan
bimbingan dari orang tua dan guru tentang pentingnya disiplin. Orang
tua dan guru sering kali lebih fokus ke pengembangan kognitif anak dari
pada perkembangan moral anak khususnya nilai-nilai disiplin. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengasuhan demokratis
serta hubungannya dengan sikap disiplin anak. Penelitian ini merupakan
penelitian expost-facto untuk mengetahui hubungan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Pengumpulan data dilakukan
dengan pengisian angket. Metode analisis data menggunakan uji
korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang signifikan dengan nilai korelasi rxy= 0,321 dan nilai KP= 16,40%.
Nilai rtabel pada taraf signifikan 5% adalah 0,266. Dari hasil analisis
menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung= 0,321>rtabel=
0,266). Maka, terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak usia dini. Implikasi penelitian
ini digunakan sebagai masukan bagi orang tua khususnya ibu agar
dapat menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik dan
menanamkan kedisiplinan pada anak. Sehingga anak akan dengan
mudah mengerti hal-hal yang boleh dilakukan dapat mengikuti arahan
orang tua hingga tercapailah kedisiplinan anak yang optimal.
A B S T R A C T
The low discipline of children is due to the lack of introduction and guidance from parents and teachers
about the importance of discipline. Parents and teachers often focus more on children's cognitive
development than on children's moral development, especially disciplinary values. This study aims to
analyze the relationship between democratic parenting and its relationship with children's discipline.
This study is an expost-facto study to determine the relationship between mother's democratic parenting
and child discipline. Data collection is done by filling out a questionnaire. The data analysis method uses
the Product Moment correlation test. The results showed that there was a significant relationship with
the correlation value rxy = 0.321 and the value of KP = 16.40%. The rtable value at the 5% significance
level is 0.266. From the analysis results show the value of r-count is greater than r-table (r-count=
0.321>r-table= 0.266). Thus, there is a significant relationship between mother's democratic parenting
and early childhood discipline. The implications of this research are used as input for parents, especially
mothers, so that they can apply democratic parenting in educating and instilling discipline in children.
So that children will easily understand things that can be done and can follow parental directions until
optimal child discipline is achieved.
1. PENDAHULUAN
Kedisiplinan merupakan aspek perkembangan moral pada anak. Perilaku moral sangat penting
dalam kehidupan anak mulai kecil sampai dewasa. Satu pencapaian perkembangan moral adalah dengan
pembiasaan sikap disiplin. Sikap disiplin seorang anak mencerminkan sikap taat terhadap aturan yang
sudah ditetapkan (Arsa et al., 2019; Yumi et al., 2019). Sikap disiplin, kesadaran dan tanggung jawab
seorang anak akan semakin tinggi dan akan berdampak positif terhadap setiap hal yang dilakukan anak
(Nadar, 2019; Restiani et al., 2017). Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui penanaman kebiasaan yang
harus dimulai dalam lingkungan keluarga dari masa kanak-kanak, terus tumbuh berkembang dan
menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat (Malapata & Wijayanigsih, 2019; Zulkarnain et al., 2020).
A R T I C L E I N F O
Article history:
Received February 15, 2022
Revised February 20, 2022
Accepted March 29, 2022
Available online April 25, 2022
Kata Kunci:
Kedisiplinan, Pola Asuh,
Pengasuhan Demokratis
Keywords:
Discipline, Parenting, Democratic
Parenting
This is an open access article under
the
CC BY-SA license.
Copyright © 2022 by Author.
Published by Universitas Pendidikan
Ganesha.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 8
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Disiplin membuat anak merasa aman karena disiplin memberikan petunjuk yang pasti bagi anak apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan anak. Selain itu anak juga membutuhkan diterimanya oleh sesama
baik di lingkungan keluarga ataupun sekolah. Pentingnya pengajaran disiplin agar anak dapat berbaur dan
menyesuaikan diri dengan aturan norma masyarakat. Sikap disiplin tidak hanya dibiasakan di lingkungan
keluarga saja melainkan di sekolah juga dibiasakan anak untuk disiplin (Longkutoy et al., 2015; Ritonga &
Sutapa, 2020). Misalnya anak belajar membuang sampah di tempat sampah, merapikan mainan dan
peralatan belajar setelah memakainya, mengerjakan tugas yang diberikan guru, menaati peraturan dalam
bermain, dan menaati peraturan yang ada di sekolah(Bipath & Nkabinde, 2018; Lucas-Thompson et al.,
2021; Obeldobel & Kerns, 2021).
Kenyataan saat ini, banyak anak yang memiliki sikap tidak disiplin, hal tersebut disebabkan
kurangnya pengenalan dan bimbingan dari orang tua dan guru tentang pentingnya disiplin (Nshimbi et al.,
2020; Reed, 2019; Rudolph et al., 2019). Orang tua dan guru sering kali lebih fokus ke pengembangan
kognitif anak dari pada perkembangan moral anak khususnya nilai-nilai disiplin (Handayani et al., 2020;
Ihsani et al., 2018). Padahal nilai moral, terutama disiplin sangat penting ditanamkan sedini mungkin. Anak
membutuhkan disiplin sama seperti halnya ia membutuhkan kasih saying (Filisyamala, 2016; Prasanti &
Fitriani, 2018). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa terdapat anak yang tidak
disiplin, seperti terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan tugas, tidak membereskan kembali mainan
dan alat belajar sesudah menggunakan, tidak memperhatikan gurunya, anak masih ditemani orang tua saat
kegiatan belajar, membuang sampah sembarangan, mencorat-coret tembok, berkelahi dengan teman, dan
lain-lain. Namun ternyata masih ada anak yang memiliki kedisiplinan tinggi. Hal tersebut ditunjukkan
dengan anak mau mengerjakan tugas, membuang sampah di tempat sampah, merapikan mainan, dan
bersikap sopan. Selain itu, diketahui bahwa sikap tidak disiplin ini juga dilakukan anak di rumah, namun
hal tersebut dibiarkan oleh orang tua sebab anak tidak mau mendengarkannya. Selain itu, dari observasi
yang telah dilakukan saat orang tua menjemput atau mengantar anak dapat diketahui bahwa pola asuh yang
digunakan orang tua berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari sikap orang tua saat mengantar maupun
menjemput anak. Ketika mengantar maupun menjemput, ada orang tua yang mengantar anak hingga pintu
gerbang, ada pula yang mengantar hingga ke dalam kelas. Saat menjemput pun, ada yang menunggu di
halaman sekolah dan ada yang menunggu di depan kelas. Terdapat orang tua yang membawakan tas anak,
ada pula yang membiarkan anak mandiri dengan membawanya sendiri. Ada orang tua yang meletakkan tas
anak pada tempatnya, namun juga ada orang tua yang meminta anak meletakkan tas sendiri. Terdapat
beberapa orang tua yang menyemangati anak, memperingatkan anak untuk mematuhi guru, ada pula yang
langsung berpamitan pulang. Ketika menjemput pun terdapat beberapa perbedaan seperti menanyakan
kondisi dan keadaan anak, menanyakan perasaan anak, menanyakan kegiatan yang telah dilakukan, ada
pula yang menjemput anak sampai ke dalam kelas dan membantu anak membereskan peralatan belajar
anak dan langsung naik kendaraan lalu pulang.
Sikap disiplin sering dikaitkan dengan penerapan pola pengasuhan demokratis. Secara teori, orang
tua yang menerapkan pola asuh demokratis menggunakan komunikasi dua arah sehingga orang tua mampu
mengkomunikasikan peraturan yang telah disepakati bersama (Govender & Hugo, 2019; Philpott &
Muthukrishna, 2019). Peraturan yang disepakati bersama perlu dilakukan secara konsisten dan perlu
adanya konsekuen dalam menaati peraturan yang ada, selain itu orang tua memberikan teladan yang baik
bagi anak karena pada dasarnya anak mencontoh sikap orang terdekatnya yaitu orang tua (Khasanah &
Fauziah, 2020; Ningsih & Rivanti, 2015; Sari & Renggani, 2018). Pola asuh demokratis membuat anak lebih
terbuka karena orang tua memberi kebebasan kepada anak memberikan pendapat sehingga tercipta
hubungan yang baik antara anak dan orang tua. Hubungan yang baik ini membantu orang tua untuk
memantau perkembangan kedisiplinan anak (Manurung, 2021; Uzun et al., 2021). Orang tua yang
menerapkan pola asuh demokratis akan bersikap hangat kepada anak dan senang untuk bermusyawarah
kepada anak maupun anggota keluarga lainnya. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis, maka anak
akan memiliki kedisiplinan yang baik. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
disiplin anak. Disiplin anak dipengaruhi oleh kesadaran diri anak, latar pendidikan orang tua, tingkat sosial
ekonomi keluarga, budaya orang tua, dan pola asuh orang tua (Birk et al., 2021; Reswita, 2017). Selain itu,
faktor dari luar berupa hukuman dan hadiah juga mempengaruhi kedisiplinan anak (Suci, 2018; Lucas-
Thompson et al., 2021). Faktor hukuman dan hadiah tersebut menggambarkan pola asuh demokratis. Pola
asuh demokratis yaitu cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian hadiah, aturan,
hukuman dan pemberian perhatian, serta tanggapan terhadap perilaku anak (Rohita et al., 2018; Watini,
2019). Pada pola asuh ini menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar
pada penghargaan (Ayuni & Setiawati, 2019; Prima & Lestari, 2018; Zaini & Soenarto, 2019).
Beberapa temuan menyatakan adanya interaksi atau komunikasi antara anak dan orang tua,
kebersamaan antara keduanya, serta adanya musyawarah menggambarkan ciri dari pola asuh demokratis
(Lestari, 2019; Rohmadheny & Laila, 2020). Pola asuh demokratis orang tua memiliki pengaruh terhadap
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 9
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
tingkat kedisiplinan anak (Marwiyati & Istiningsih, 2020; Ningsih & Rivanti, 2015; Yani & Jazariyah, 2020).
Kekuatan korelasi variabel pola asuh demokratis dengan variabel kedisiplinan belajar anak adalah kuat dan
terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji, dan terdapat hubungan antara pola asuh
demokratis terhadap kedisiplinan anak (Manurung, 2021; Philpott & Muthukrishna, 2019; Sari & Renggani,
2018). Sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang pola asuh demokratis dan kedisiplinan, namun
masing-masing daerah tentu memiliki karakteristik tersendiri terkait tema tersebut. Baik dari penyebab
terjadinya, siapa saja yang terlibat, tahapan yang dilalui, dan hambatan yang dilalui. Penelitian ini tergolong
baru karena penelitian ini mengkaji lebih detail hubungan pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan
anak dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kebaruan penelitian ini terletak pada jenis
analisis yang digunakan jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan pengasuhan demokratis terhadap kedisiplinan anak usia dini. Penelitian ini
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi para guru dan orang lain yang ingin mengetahui
lebih jauh tentang pengasuhan demokratis serta hubungannya dengan sikap disiplin anak.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian ex post-facto untuk mengetahui hubungan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak (Wahyuni & Purnama, 2020). Sampel penelitian ini adalah seluruh
Anak dan Ibunya di RA Nurul Falah yang berjumlah 57 pasang ibu dan anak dengan rentang usia 5-7 tahun,
anak dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 34 dan perempuan sebanyak 23 anak. Pada penelitian ini
menggunakan angket untuk memperoleh informasi tentang pola asuh demokratis ibu dan kedisiplinan
anak. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner secara langsung pada
responden. Adapun kisi-kisi instrumen pola asuh demokratis memiliki 4 dimensi yaitu kehangatan,
peraturan dan disiplin, mengakui dan menghargai keberadaan anak, hadiah dan hukuman. Dari 4 dimensi
pola asuh demokratis tersebut dikembangkan menjadi 22 butir pernyataan. Sedangkan untuk kisi-kisi
instrumen kedisiplinan memiliki 3 dimensi yaitu disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan, dan disiplin
sikap. Dari 3 dimensi kedisiplinan tersebut dikembangkan menjadi 14 butir pernyataan. Pengujian validitas
angket menggunakan korelasi product moment dengan Pengujian reliabelitas instrumen menggunakan
rumus alpha croanbach’s. Data hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel pola asuh demokratis ibu
diperoleh kesimpulan bahwa dari 27 butir angket dinyatakan terdapat 22 butir angket yang valid dan 5
butir angket yang tidak valid. Sedangkan untuk variabel kedisiplinan diperoleh kesimpulan bahwa dari 20
butir angket dinyatakan terdapat 14 butir angket yang valid dan 6 butir angket yang tidak valid. Hasil
perhitungan diperoleh nilai reliabilitas pola asuh demokratis adalah 0,766 derajat reliabilitasnya tergolong
tinggi. Sedangkan nilai reliabilitas kedisiplinan adalah 0,542 derajat reliabilitasnya tergolong sedang.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment pearson. Namun,
sebelum melakukan uji korelasi, data terlebih dahulu diuji normalitasnya. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui dan memastikan distribusi data normal, baru kemudian dilakukan uji korelasi. Teknik korelasi
product moment digunakan untuk menentukan besarnya hubungan antara satu variabel dengan variabel
lain.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Deskripsi data penelitian ini membahas 2 variabel yang terdiri dari data pola asuh demokratis ibu
sebagai variabel bebas (X) dan data kedisiplinan sebagai variabel terikat (Y). Penelitian dilakukan di RA
Nurul Falah dengan jumlah sampel sebanyak 57 anak. Dari 57 anak yang menjadi sampelpenelitian,
terdapat anak dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 23 dan anak dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 34 dengan rentang usia 5-7 tahun. Data kedisiplinan anak di RA Nurul Falah diperoleh dari
penyebaran angket. Penyebaran angket diberikan kepada responden yang berjumlah 57 orang. Angket
kedisiplinan anak terdiri dari 14 butir, dengan skor maksimal tiap butir adalah 5 dan skor minimal setiap
butir adalah 1. Deskripsi data kedisiplinan anak dan pola asuh demokratis disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi data kedisiplinan anak dan pola asuh demokratis
Variabel
Data Statistik
Mean
Median
Modus
Standar
Deviasi
Skor
Maksimum
Skor
Minimum
Kedisiplinan
54,14
53
54
2,07
57
46
Pola Asuh Demokratis
99,01
99
102
4,40
107
89
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 10
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Berdasarkan Tabel 1 mengenai deskripsi data kedisiplinan dapat diketahui bahwa nilai dari angket
kedisiplinan anak di RA Nurul Falah yang diperoleh terbanyak adalah nilai 54. Kecenderungan tinggi
rendahnya skor angket kedisiplinan ditetapkan berdasarkan konversi kategorisasi. Rata-rata skor
kedisiplinan yang diperoleh oleh anak sebesar 54,14 hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan
kedisiplinan berada pada kategori “Baik” yaitu berada pada rentangan 47 <56. Sedangkan untuk data pola
asuh demokratis dapat diketahui bahwa nilai dari angket pola asuh demokratis ibu di RA Nurul Falah yang
diperoleh terbanyak adalah nilai 102. Rata-rata skor pola asuh demokratis yang diperoleh oleh anak
sebesar 99,01 hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan pola asuh demokratis berada pada kategori
Sangat Baik yaitu berada pada rentangan 99 < 125. Selanjutnya, penggolongan hasil pemerolehan angket
kedisiplinan dan pola asuh demokratis secara rinci yang disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Distribusi Skor Variabel Kedisiplinan
Angka
Frekuensi
Persentase (%)
Klarifikasi
Rata-rata
56
M
70
7
12
Sangat Baik
54,14
47
M < 56
49
86
Baik
37
M < 47
1
2
Cukup
28
M < 37
0
0
Kurang
14
M < 28
0
0
Sangat Kurang
Jumlah
57
100%
Baik
Data yang tersaji dalam tabel 2 menunjukkan bahwa pola asuh demokratis berada pada kategori
sangat baik sebesar 12% (7 orang), kategori baik 86% (49 orang), dan kategori cukup 2% (1 orang). sebesar
100% (57 orang), sehingga tidak ada pola asuh demokratis ibu yang berada pada kategori baik, cukup,
kurang, dan sangat kurang.
Tabel 3. Distribusi Skor Variabel Pola Asuh Demokratis
Angka
Frekuensi
Persentase (%)
Klarifikasi
Rata-rata
56
M
70
57
100
Sangat Baik
99,01
47
M < 56
0
0
Baik
37
M < 47
0
0
Cukup
28
M < 37
0
0
Kurang
14
M < 28
0
0
Sangat Kurang
Jumlah
57
100%
Baik
Data yang tersaji dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa pola asuh demokratis berada pada kategori
sangat baik sebesar 100% (57 orang), sehingga tidak ada pola asuh demokratis ibu yang berada pada
kategori baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Selanjutnya, analisis dilanjutkan dengan pengujian asumsi.
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data yang digunakan mengikuti data distribusi normal
atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis datanya. Pengujian data kedisiplinan dan pola asuh
demokratis dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil uji yang dilakukan, dapat dipahami bahwa
data pola asuh demokratis dan kedisiplinan anak memiliki nilai signifikan 0,547. Nilai signifikan 0,547>0,05
maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal apabila
signifikansi >0,05. Kemudian, analisis dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Analisis korelasi product
moment digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas pola asuh demokratis ibu
(X) dengan variabel terikat kedisiplinan anak (Y), dalam penelitian ini uji korelasi product moment
menggunakan bantuan SPSS 16. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa besar
hubungan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan anak adalah 0,321 dengan nilai signifikansi
0,015<0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Hubungan antara variabel tersebut
tergolong rendah”.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh pola asuh demokratis ibu
terhadap kedisiplinan anak. Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS 16. Berdasarkan perhitungan dengan program SPSS 16 diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,087. Hal ini berarti bahwa variabel pola asuh demokratis mempengaruhi
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 11
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
kedisiplinan anak sebesar 8,7% dan sisanya 91,3% dari kedisiplinan anak dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dikaji dalam penelitian ini. Hal ini berarti pengajuan hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu Ha
yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan
anak dan H0 ditolak yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis
ibu dengan kedisiplinan anak.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Selain itu rata-rata pola asuh demokratis yang didapat termasuk
dalam kategori sangat baik. Pola asuh demokratis lebih menekankan aspek edukatif dari kedisiplinan
melalui penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut
diharapkan (Lucas-Thompson et al., 2021; Yanthi et al., 2020). Jika dilihat kembali, pola asuh demokratis
adalah model atau cara orang tua dalam mengasuh dan membentuk kepribadian anaknya, dalam hal ini
anak usia prasekolah dengan cara mendidik, membimbing, mengarahkan dan memperlakukan anak di
lingkungan keluarga dengan ciri orang tua selalu berdiskusi dengan anak untuk menentukan segala sesuatu,
memberikan ganjaran sesuai dengan keadaan atau norma masyarakat, dan adanya sikap terbuka antara
orang tua dengan anaknya (McGuier et al., 2021; Zulkarnain et al., 2020). Pola asuh demokratis merupakan
faktor yang sangat penting dalam mencapai kedisiplinan anak. Dengan hasil kontribusi pola asuh
demokratis sebesar 8,7% terhadap kedisiplinan anak, hal ini berarti pola asuh demokratis memiliki
peranan yang cukup penting untuk mencapai kedisiplinan yang baik bagi anak (Reswita, 2017; Uzun et al.,
2021). Maka dalam mendidik anak, orang tua diharapkan dapat mengupayakan pola pengasuhan
demokratis terhadap anak dengan memberikan anak perhatian, memberi penjelasan tentang batasan-
batasan dalam bertingkah laku, menerima kelebihan dan kekurangan anak, memberi pujian ketika anak
bersikap baik, dan menegur anak ketika berbuat kesalahan.
Kedisiplinan merupakan aspek perkembangan moral pada anak. Perilaku moral sangatlah penting
dalam kehidupan anak mulai kecil hingga dewasa (Fitria & Juwita, 2018; Govender & Hugo, 2019; Mustika
Sari et al., 2018). Salah satu pencapaian perkembangan moral adalah dengan pembiasaan sikap disiplin
(Meilanie, 2020; Nadar, 2019). Disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah laku dan perbuatan
seseorang dengan suatu peraturan yang sedang diberlakukan. Disiplin dapat tumbuh dan dapat dibina
melalui penanaman kebiasaan yang harus dimulai dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
masyarakat (Fauziddin & Mufarizuddin, 2018; Mustika Sari et al., 2018; Sary, 2018). Tingkat pencapaian
kedisiplinan anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadikan tingkat pencapaian
kedisiplinan setiap anak berbeda-beda hasilnya, salah satunya yaitu pola asuh yang diterapkan oleh orang
tua dalam mendidik anak khususnya pola pengasuhan yang diterapkan oleh ibu. Ibu berperan penting
dalam mengasuh dan mendidik anak dibandingkan dengan ayah, karena ibu lebih banyak menghabiskan
waktu dengan anak dibandingkan dengan ayah yang harus pergi bekerja (Imran & Suryani, 2018;
Iswantiningtyas & Wulansari, 2019; Prasanti & Fitriani, 2018). Terdapat beberapa pola asuh yang dapat
diterapkan dalam mengasuh anak yaitu pola asuh demokratis, pola asuh permisif, dan pola asuh otoriter
(Longkutoy et al., 2015; Watini, 2019). Namun pola asuh demokratis dianggap sangat berpengaruh dalam
pembentukan kedisiplinan anak. Karena dalam keluarga dengan orang tua yang demokratis memiliki rasa
tanggung jawab dan dapat dipercaya, saling membantu antara anggota keluarga dalam mengembangkan
diri, adanya rasa kebersamaan, orang tua melatih dan membiasakan anaknya berperilaku sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab sehingga anak memiliki kesadaran dan berlatih disiplin.
Beberapa penelitian terkait pola pengasuhan menemukan bahwa peristiwa atau situasi yang tidak
biasa dapat mempengaruhi fungsi bio-psikososial, kesejahteraan seseorang, keluarga, atau grup tertentu
(Birk et al., 2021; Uzun et al., 2021). Hasil penelitian diperkuat dengan temuan penelitian yang menjelaskan
hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah positif yaitu semakin demokratis pola asuh orang tua
maka kedisiplinan anak semakin baik (Ayuni & Setiawati, 2019; Widiastuti & Elshap, 2015). Adanya
hubungan positif antara pola asuh demokratis orang tua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama
dengan kemandirian anak Kelompok B dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,608 (Restiani et al., 2017;
Trisnawati & Sugito, 2020). Semakin baik pola asuh demokratis orang tua dan lingkungan sekolah maka
kedisiplinan anak juga semakin baik. Penelitian lain menemukan terdapat hubungan antara pola asuh
demokratis orang tua dengan kedisiplinan anak, artinya pola asuh demokratis orang tua memiliki pengaruh
terhadap tingkat kedisiplinan anak. Diperoleh juga nilai R square sebesar 0,481, hal ini menunjukkan bahwa
pola asuh demokratis mempengaruhi kedisiplinan anak sebesar 48,1%, dan sisanya dipengaruhi faktor-
faktor lain yang tidak diteliti (Husain & Kaharu, 2020; Marwiyati & Istiningsih, 2020). Kekuatan korelasi
variabel pola asuh demokratis dengan variabel kedisiplinan belajar anak adalah kuat dan terdapat korelasi
yang bermakna antara variabel pola pengasuhan demokratis dengan variabel kedisiplinan anak (McGuier
et al., 2021; Sinta et al., 2019). Hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah positif yaitu semakin
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 12
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
demokratis pola asuh orang tua maka kedisiplinan anak semakin baik (Ayuningtyas et al., 2019; Lestari,
2019).
Berdasarkan pembahasan Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis ibu
dengan kedisiplinan anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua, khususnya pola asuh yang diterapkan oleh ibu. Ibu memiliki peran yang sangat
penting dalam mengasuh anaknya disbanding dengan ayah, karena ibu lebih banyak menghabiskan waktu
dengan anak disbanding ayah yang harus pergi bekerja. Pola asuh demokratis merupakan pola pengasuhan
yang lebih menekankan aspek edukatif dari kedisiplinan melalui penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk
membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut diharapkan. Salah satu cara ibu agar dapat
menumbuhkan sikap disiplin anak adalah dengan cara memberikan anak perhatian, memberi penjelasan
tentang batasan-batasan dalam bertingkah laku, menerima kelebihan dan kekurangan anak, member pujian
ketika anak bersikap baik, dan menegur anak ketika berbuat kesalahan (Birk et al., 2021; Obeldobel & Kerns,
2021). Implikasi penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi orang tua khususnya ibu agar dapat
menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik dan menanamkan kedisiplinan pada anak. Sehingga
anak akan dengan mudah mengerti hal-hal yang boleh dilakukan dapat mengikuti arahan orang tua hingga
tercapailah kedisiplinan anak yang optimal.
4. SIMPULAN
Pola asuh yang diterapkan oleh ibu mempengaruhi kedisiplinan anak.. Sehingga pola asuh
demokratis dianggap pola asuh yang paling baik digunakan dalam mengasuh anak dan mengajarkan
kedisiplinan pada anak usia dini. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan pola asuh demokratis dengan kedisiplinan anak. Orang tua agar dapat menerapkan pola
asuh demokratis dalam mengasuh anak agar tercapainya kedisiplinan anak yang optimal.
5. DAFTAR RUJUKAN
Armstrong, P. (2015). Teacher characteristics and student performance: An analysis using hierarchical
linear modelling. South African Journal of Childhood Education, 5(2), 123–145.
https://doi.org/10.4102/sajce.v5i2.385.
Arsa, D., Atmazaki, A., & Juita, N. (2019). Literasi Awal pada Anak Usia Dini Suku Anak Dalam Dharmasraya.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 127.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.159.
Ayuni, D., & Setiawati, F. A. (2019). Kebun Buah Learning Media for Early Childhood Counting Ability. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 1. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.128.
Ayuningtyas, F., Hartati, S., & Sumadi, T. (2019). The Impact of Academic Press and Student Teacher
Relationship on Childrens Emotional Adjustment. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
3(1), 91. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.148.
Bipath, K., & Nkabinde, M. M. B. (2018). The motivational roles of heads of department in learners’
performance and quality of schooling in South Africa. South African Journal of Childhood Education,
8(1), 1–8. https://doi.org/10.4102/sajce.v8i1.460.
Birk, S. K., Davison, C., Bartels, S., Aldersey, H., Oo, N. N., Mhote, P. P., & Purkey, E. (2021). Perceptions of
child physical discipline among Burmese migrants living in Mae Sot, Thailand. Social Sciences &
Humanities Open, 4(1), 100234. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2021.100234.
Fauziddin, M., & Mufarizuddin, M. (2018). Useful of Clap Hand Games for Optimalize Cogtivite Aspects in
Early Childhood Education. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 162.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.76.
Filisyamala, J. (2016). Bentuk Pola Asuh Demokratis Dalam Kedisiplinan Siswa Sd. Jurnal Pendidikan,
Volume: 1, 668–672. https://media.neliti.com/media/publications/210673-bentuk-pola-asuh-
demokratis-dalam-kedisi.pdf.
Fitria, Y., & Juwita, J. (2018). Utilization of Video Blogs (Vlogs) in Character Learning in Early Childhood.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 211.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.87.
Govender, R., & Hugo, A. J. (2019). An analysis of the results of literacy assessments conducted in South
African primary schools. South African Journal of Childhood Education, 1–13.
https://doi.org/https://doi.org/10.4102/ sajce.v10i1.745.
Handayani, D. A. P., Wirabrata, D. G. F., & Magta, M. (2020). How parents’ academic background can affect
parental involvement in preschooler’s education. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 8(1),
53–60. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view/24560.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 13
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
Husain, R., & Kaharu, A. (2020). Menghadapi Era Abad 21: Tantangan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 85.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.527.
Ihsani, N., Kurniah, N., & Suprapt, A. (2018). Hubungan Metode Pembiasaan dalam Pembelajaran Dengan
Disiplin Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 50–55.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/2848.
Imran, R. F., & Suryani, N. A. (2018). Preoperational Development of Eearly Childhood with Insectarium
Media. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 267.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.88.
Iswantiningtyas, V., & Wulansari, W. (2019). Penanaman Pendidikan Karakter pada Model Pembelajaran
BCCT (Beyond Centers and Circle Time). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 110.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.106.
Khasanah, B. L., & Fauziah, P. (2020). Pola Asuh Ayah dalam Perilaku Prososial Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 909–922. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.627.
Lestari, M. (2019). Hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian anak. Jurnal Pendidikan Anak, 8(1),
84–90. https://doi.org/10.21831/jpa.v8i1.26777.
Longkutoy, N., Sinolungan, J., & Opod, H. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri
Siswa Smp Kristen Ranotongkor Kabupaten Minahasa. Jurnal E-Biomedik, 3(1).
https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.6612.
Lucas-Thompson, R. G., Miller, R. L., & Seiter, N. S. (2021). Dispositional mindfulness is cross-sectionally
predicted by interactions between interparental conflict and parent-child relationships. Personality
and Individual Differences, 172(October 2019), 110556.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110556.
Malapata, E., & Wijayanigsih, L. (2019). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun melalui
Media Lumbung Hitung. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 283.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.183.
Manurung, K. (2021). Strategi Orang Tua Kristen Dalam Membangun Disiplin Anak. Visio Dei: Jurnal Teologi
Kristen, 3(1), 22–39. https://doi.org/10.35909/visiodei.v3i1.177.
Marwiyati, S., & Istiningsih, I. (2020). Pembelajaran Saintifik pada Anak Usia Dini dalam Pengembangan
Kreativitas di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 135.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.508.
McGuier, E. A., Kolko, D. J., & Dubowitz, H. (2021). Public policy and parent-child aggression: Considerations
for reducing and preventing physical punishment and abuse. Aggression and Violent Behavior, June,
101635. https://doi.org/10.1016/j.avb.2021.101635.
Meilanie, R. S. M. (2020). Survei Kemampuan Guru dan Orangtua dalam Stimulasi Dini Sensori pada Anak
Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 958–964.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.741.
Mustika Sari, I. T., Toha, H., & Nurani, Y. (2018). Improving Early Childhood Prosocial Behavior through
Activity Storytelling with Puppets. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 155.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.75.
Nadar, W. (2019). Peningkatan Kedisiplinan Anak Usia Dini Melalui Metode Pembiasaan Token Economy.
Elementeris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam, 1(1), 1.
https://doi.org/10.33474/elementeris.v1i1.2667.
Ningsih, E. D., & Rivanti, A. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Anak Kelas 3 Sdn
Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2).
https://doi.org/10.37831/jik.v3i2.66.
Nshimbi, J. C., Serpell, R., & Westerholm, J. (2020). Using a phone-based learning tool as an instructional
resource for initial literacy learning in rural African families. South African Journal of Childhood
Education, 10(1), 1–9. https://doi.org/10.4102/sajce.v10i1.620.
Obeldobel, C. A., & Kerns, K. A. (2021). A literature review of gratitude, parent–child relationships, and well-
being in children. Developmental Review, 61(June), 100948.
https://doi.org/10.1016/j.dr.2021.100948.
Philpott, S. C., & Muthukrishna, N. (2019). The practice of partnerships: A case study of the disabled
children’s action group, South Africa. South African Journal of Childhood Education, 9(1), 1–11.
https://doi.org/10.4102/sajce.v9i1.729.
Prasanti, D., & Fitriani, D. R. (2018). Building Effective Communication Between Teachers and Early Children
In PAUD Institutions. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 259.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.96.
Prima, E., & Lestari, P. I. (2018). The Improvement of The Discipline for Early Childhood Through Token
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 14
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Economy Technique. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 245.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.124.
Reed, Y. (2019). Countering linguistic imperialism with stories in the languages of africa: The african
storybook initiative as a model for enabling in and out of school literacies. South African Journal of
Childhood Education, 9(1), 1–8. https://doi.org/10.4102/sajce.v9i1.637.
Restiani, S., Saparahayuningsih, S., & Ardina, M. (2017). Hubungan antara Pola Asuh Demokratis dengan
Kemandirian Anak di Kelompok A PAUD IT Bina Iman Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Potensia,
2(1), 23–32. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/3710.
Reswita. (2017). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Capaian Perkembangan Anak. PAUD Lectura: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 72–81. http://journal.unilak.ac.id/index.php/paud-
lectura/article/view/506.
Ritonga, R. A., & Sutapa, P. (2020). Literasi dan Gender: Kesenjangan yang Terjadi di Tingkat Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 965–974.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.749.
Rohita, R., Fitria, N., Bustan, R., & Haryadi, D. (2018). Teacher’s Understanding of the Scientific Approach in
the 2013 Curriculum for Early Childhood Education. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2(2), 235. https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.105.
Rohmadheny, P. S., & Laila, Y. (2020). Expert Judgment of Learning Achievements Evaluation Instrument
for Children Age 4-5 Years Old. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 168.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.524.
Rudolph, N., Millei, Z., & Alasuutari, M. (2019). Corrigendum: Data practices and inequality in south african
early childhood development policy: Technocratic management versus social transformation
(South African Journal of Childhood Education, (2019) 9(1), a756, 10.4102/sajce.v9i1.756). South
African Journal of Childhood Education, 9(1), 7682. https://doi.org/10.4102/sajce.v9i1.834.
Sari, N. P., & Renggani. (2018). KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS III SD Abstrak. Joyful Learning
Journal, 7(4), 57–65. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj.
Sary, Y. N. E. (2018). Relationship of Parenting with Child Interpersonal Intelligence in Wonokerto Village,
Lumajang Regency. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 137.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.93.
Sinta, R. P., Gultom, M., & Siregar, Z. A. (2019). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Disiplin Belajar Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah 10 Rantauprapat Tahun Ajaran 2018/2019. Jomas, 1(3), 21–25.
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/berkala/article/viewFile/1697/1625.
Suci, A. K. P. (2018). Pola Asuh Orang Tua Dalam Pengembangan Karakter Disiplin Anak Remaja. Jurnal
Rontal Keilmuan Pkn, 4(1), 13.
http://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/rontal/article/view/992.
Trisnawati, W., & Sugito, S. (2020). Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 823–831. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.710.
Uzun, H., Karaca, N. H., & Metin, Ş. (2021). Assesment of parent-child relationship in Covid-19 pandemic.
Children and Youth Services Review, 120(September 2020).
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.105748.
Van Heerden, J. (2016). Quality in South African early learning centres: Mothers’ and teachers’ views and
understanding. South African Journal of Childhood Education, 6(1), 11.
https://doi.org/10.4102/sajce.v6i1.423.
Wahyuni, S., & Purnama, S. (2020). Pengembangan Religiusitas melalui Metode Kisah Qur’ani di Taman
Kanak-Kanak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 103.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.523.
Watini, S. (2019). Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains pada Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 82.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.111.
Widiastuti, N., & Elshap, D. S. (2015). Pola Asuh Orang Tua Sebagai Upaya Menumbuhkan Sikap Tanggung
Jawab Pada Anak Dalam Menggunakan Teknologi Komunikasi. P2M STKIP Siliwangi, 2(2), 148.
https://doi.org/10.22460/p2m.v2i2p148-159.174.
Yani, A., & Jazariyah, J. (2020). Penyelenggaraan PAUD Berbasis Karakter Kebhinekaan sebagai Upaya
Pencegahan Radikalisme Sejak Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 1.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.503.
Yanthi, N., Yuliariatiningsih, M. S., Hidayah, N., & Sari, M. P. (2020). Pemanfaatan Limbah Bahan Tekstil
Menjadi Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 26. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.363.
Yumi, M., Atmazaki, A., & Gani, E. (2019). Performa Kalimat Anak pada Masa Konstruksi Sederhana: Studi
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 15
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
Kasus terhadap Anak Usia 4 Tahun. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 191.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.162.
Zaini, M., & Soenarto, S. (2019). Persepsi Orangtua Terhadap Hadirnya Era Teknologi Digital di Kalangan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 254.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.127.
Zulkarnain, A. I., Supriadi, G., & Saudah, S. (2020). Problematika Lembaga PAUD dalam Memenuhi
Kebutuhan Tenaga Pendidik Sesuai Kualifikasi. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 14. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.491.