ArticlePDF Available

Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini

Authors:

Abstract

Rendahnya sikap disiplin anak disebabkan kurangnya pengenalan dan bimbingan dari orang tua dan guru tentang pentingnya disiplin. Orang tua dan guru sering kali lebih fokus ke pengembangan kognitif anak dari pada perkembangan moral anak khususnya nilai-nilai disiplin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengasuhan demokratis serta hubungannya dengan sikap disiplin anak. Penelitian ini merupakan penelitian expost-facto untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian angket. Metode analisis data menggunakan uji korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi rxy= 0,321 dan nilai KP= 16,40%. Nilai rtabel pada taraf signifikan 5% adalah 0,266. Dari hasil analisis menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung= 0,321>rtabel= 0,266). Maka, terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan anak usia dini. Implikasi penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi orang tua khususnya ibu agar dapat menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik dan menanamkan kedisiplinan pada anak. Sehingga anak akan dengan mudah mengerti hal-hal yang boleh dilakukan dapat mengikuti arahan orang tua hingga tercapailah kedisiplinan anak yang optimal.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha
Volume 10, Nomor 1, Tahun 2022, pp. 7-15
P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Open Access: https://doi.org/10.23887/paud.v10i1.44662
*Corresponding author.
E-mail addresses: lailihidayati980@gmail.com (Laili Hidayati)
Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak
Usia Dini
Laili Hidayati1*, I Wayan Widiana2, Dewa Ayu Puteri Handayani3
1,2,3 Jurusan Pendidikan Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
A B S T R A K
Rendahnya sikap disiplin anak disebabkan kurangnya pengenalan dan
bimbingan dari orang tua dan guru tentang pentingnya disiplin. Orang
tua dan guru sering kali lebih fokus ke pengembangan kognitif anak dari
pada perkembangan moral anak khususnya nilai-nilai disiplin. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengasuhan demokratis
serta hubungannya dengan sikap disiplin anak. Penelitian ini merupakan
penelitian expost-facto untuk mengetahui hubungan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Pengumpulan data dilakukan
dengan pengisian angket. Metode analisis data menggunakan uji
korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang signifikan dengan nilai korelasi rxy= 0,321 dan nilai KP= 16,40%.
Nilai rtabel pada taraf signifikan 5% adalah 0,266. Dari hasil analisis
menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung= 0,321>rtabel=
0,266). Maka, terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak usia dini. Implikasi penelitian
ini digunakan sebagai masukan bagi orang tua khususnya ibu agar
dapat menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik dan
menanamkan kedisiplinan pada anak. Sehingga anak akan dengan
mudah mengerti hal-hal yang boleh dilakukan dapat mengikuti arahan
orang tua hingga tercapailah kedisiplinan anak yang optimal.
A B S T R A C T
The low discipline of children is due to the lack of introduction and guidance from parents and teachers
about the importance of discipline. Parents and teachers often focus more on children's cognitive
development than on children's moral development, especially disciplinary values. This study aims to
analyze the relationship between democratic parenting and its relationship with children's discipline.
This study is an expost-facto study to determine the relationship between mother's democratic parenting
and child discipline. Data collection is done by filling out a questionnaire. The data analysis method uses
the Product Moment correlation test. The results showed that there was a significant relationship with
the correlation value rxy = 0.321 and the value of KP = 16.40%. The rtable value at the 5% significance
level is 0.266. From the analysis results show the value of r-count is greater than r-table (r-count=
0.321>r-table= 0.266). Thus, there is a significant relationship between mother's democratic parenting
and early childhood discipline. The implications of this research are used as input for parents, especially
mothers, so that they can apply democratic parenting in educating and instilling discipline in children.
So that children will easily understand things that can be done and can follow parental directions until
optimal child discipline is achieved.
1. PENDAHULUAN
Kedisiplinan merupakan aspek perkembangan moral pada anak. Perilaku moral sangat penting
dalam kehidupan anak mulai kecil sampai dewasa. Satu pencapaian perkembangan moral adalah dengan
pembiasaan sikap disiplin. Sikap disiplin seorang anak mencerminkan sikap taat terhadap aturan yang
sudah ditetapkan (Arsa et al., 2019; Yumi et al., 2019). Sikap disiplin, kesadaran dan tanggung jawab
seorang anak akan semakin tinggi dan akan berdampak positif terhadap setiap hal yang dilakukan anak
(Nadar, 2019; Restiani et al., 2017). Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui penanaman kebiasaan yang
harus dimulai dalam lingkungan keluarga dari masa kanak-kanak, terus tumbuh berkembang dan
menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat (Malapata & Wijayanigsih, 2019; Zulkarnain et al., 2020).
A R T I C L E I N F O
Article history:
Received February 15, 2022
Revised February 20, 2022
Accepted March 29, 2022
Available online April 25, 2022
Kata Kunci:
Kedisiplinan, Pola Asuh,
Pengasuhan Demokratis
Keywords:
Discipline, Parenting, Democratic
Parenting
This is an open access article under
the
CC BY-SA license.
Copyright © 2022 by Author.
Published by Universitas Pendidikan
Ganesha.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 8
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Disiplin membuat anak merasa aman karena disiplin memberikan petunjuk yang pasti bagi anak apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan anak. Selain itu anak juga membutuhkan diterimanya oleh sesama
baik di lingkungan keluarga ataupun sekolah. Pentingnya pengajaran disiplin agar anak dapat berbaur dan
menyesuaikan diri dengan aturan norma masyarakat. Sikap disiplin tidak hanya dibiasakan di lingkungan
keluarga saja melainkan di sekolah juga dibiasakan anak untuk disiplin (Longkutoy et al., 2015; Ritonga &
Sutapa, 2020). Misalnya anak belajar membuang sampah di tempat sampah, merapikan mainan dan
peralatan belajar setelah memakainya, mengerjakan tugas yang diberikan guru, menaati peraturan dalam
bermain, dan menaati peraturan yang ada di sekolah(Bipath & Nkabinde, 2018; Lucas-Thompson et al.,
2021; Obeldobel & Kerns, 2021).
Kenyataan saat ini, banyak anak yang memiliki sikap tidak disiplin, hal tersebut disebabkan
kurangnya pengenalan dan bimbingan dari orang tua dan guru tentang pentingnya disiplin (Nshimbi et al.,
2020; Reed, 2019; Rudolph et al., 2019). Orang tua dan guru sering kali lebih fokus ke pengembangan
kognitif anak dari pada perkembangan moral anak khususnya nilai-nilai disiplin (Handayani et al., 2020;
Ihsani et al., 2018). Padahal nilai moral, terutama disiplin sangat penting ditanamkan sedini mungkin. Anak
membutuhkan disiplin sama seperti halnya ia membutuhkan kasih saying (Filisyamala, 2016; Prasanti &
Fitriani, 2018). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa terdapat anak yang tidak
disiplin, seperti terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan tugas, tidak membereskan kembali mainan
dan alat belajar sesudah menggunakan, tidak memperhatikan gurunya, anak masih ditemani orang tua saat
kegiatan belajar, membuang sampah sembarangan, mencorat-coret tembok, berkelahi dengan teman, dan
lain-lain. Namun ternyata masih ada anak yang memiliki kedisiplinan tinggi. Hal tersebut ditunjukkan
dengan anak mau mengerjakan tugas, membuang sampah di tempat sampah, merapikan mainan, dan
bersikap sopan. Selain itu, diketahui bahwa sikap tidak disiplin ini juga dilakukan anak di rumah, namun
hal tersebut dibiarkan oleh orang tua sebab anak tidak mau mendengarkannya. Selain itu, dari observasi
yang telah dilakukan saat orang tua menjemput atau mengantar anak dapat diketahui bahwa pola asuh yang
digunakan orang tua berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari sikap orang tua saat mengantar maupun
menjemput anak. Ketika mengantar maupun menjemput, ada orang tua yang mengantar anak hingga pintu
gerbang, ada pula yang mengantar hingga ke dalam kelas. Saat menjemput pun, ada yang menunggu di
halaman sekolah dan ada yang menunggu di depan kelas. Terdapat orang tua yang membawakan tas anak,
ada pula yang membiarkan anak mandiri dengan membawanya sendiri. Ada orang tua yang meletakkan tas
anak pada tempatnya, namun juga ada orang tua yang meminta anak meletakkan tas sendiri. Terdapat
beberapa orang tua yang menyemangati anak, memperingatkan anak untuk mematuhi guru, ada pula yang
langsung berpamitan pulang. Ketika menjemput pun terdapat beberapa perbedaan seperti menanyakan
kondisi dan keadaan anak, menanyakan perasaan anak, menanyakan kegiatan yang telah dilakukan, ada
pula yang menjemput anak sampai ke dalam kelas dan membantu anak membereskan peralatan belajar
anak dan langsung naik kendaraan lalu pulang.
Sikap disiplin sering dikaitkan dengan penerapan pola pengasuhan demokratis. Secara teori, orang
tua yang menerapkan pola asuh demokratis menggunakan komunikasi dua arah sehingga orang tua mampu
mengkomunikasikan peraturan yang telah disepakati bersama (Govender & Hugo, 2019; Philpott &
Muthukrishna, 2019). Peraturan yang disepakati bersama perlu dilakukan secara konsisten dan perlu
adanya konsekuen dalam menaati peraturan yang ada, selain itu orang tua memberikan teladan yang baik
bagi anak karena pada dasarnya anak mencontoh sikap orang terdekatnya yaitu orang tua (Khasanah &
Fauziah, 2020; Ningsih & Rivanti, 2015; Sari & Renggani, 2018). Pola asuh demokratis membuat anak lebih
terbuka karena orang tua memberi kebebasan kepada anak memberikan pendapat sehingga tercipta
hubungan yang baik antara anak dan orang tua. Hubungan yang baik ini membantu orang tua untuk
memantau perkembangan kedisiplinan anak (Manurung, 2021; Uzun et al., 2021). Orang tua yang
menerapkan pola asuh demokratis akan bersikap hangat kepada anak dan senang untuk bermusyawarah
kepada anak maupun anggota keluarga lainnya. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis, maka anak
akan memiliki kedisiplinan yang baik. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
disiplin anak. Disiplin anak dipengaruhi oleh kesadaran diri anak, latar pendidikan orang tua, tingkat sosial
ekonomi keluarga, budaya orang tua, dan pola asuh orang tua (Birk et al., 2021; Reswita, 2017). Selain itu,
faktor dari luar berupa hukuman dan hadiah juga mempengaruhi kedisiplinan anak (Suci, 2018; Lucas-
Thompson et al., 2021). Faktor hukuman dan hadiah tersebut menggambarkan pola asuh demokratis. Pola
asuh demokratis yaitu cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian hadiah, aturan,
hukuman dan pemberian perhatian, serta tanggapan terhadap perilaku anak (Rohita et al., 2018; Watini,
2019). Pada pola asuh ini menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar
pada penghargaan (Ayuni & Setiawati, 2019; Prima & Lestari, 2018; Zaini & Soenarto, 2019).
Beberapa temuan menyatakan adanya interaksi atau komunikasi antara anak dan orang tua,
kebersamaan antara keduanya, serta adanya musyawarah menggambarkan ciri dari pola asuh demokratis
(Lestari, 2019; Rohmadheny & Laila, 2020). Pola asuh demokratis orang tua memiliki pengaruh terhadap
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 9
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
tingkat kedisiplinan anak (Marwiyati & Istiningsih, 2020; Ningsih & Rivanti, 2015; Yani & Jazariyah, 2020).
Kekuatan korelasi variabel pola asuh demokratis dengan variabel kedisiplinan belajar anak adalah kuat dan
terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji, dan terdapat hubungan antara pola asuh
demokratis terhadap kedisiplinan anak (Manurung, 2021; Philpott & Muthukrishna, 2019; Sari & Renggani,
2018). Sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang pola asuh demokratis dan kedisiplinan, namun
masing-masing daerah tentu memiliki karakteristik tersendiri terkait tema tersebut. Baik dari penyebab
terjadinya, siapa saja yang terlibat, tahapan yang dilalui, dan hambatan yang dilalui. Penelitian ini tergolong
baru karena penelitian ini mengkaji lebih detail hubungan pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan
anak dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kebaruan penelitian ini terletak pada jenis
analisis yang digunakan jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan pengasuhan demokratis terhadap kedisiplinan anak usia dini. Penelitian ini
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi para guru dan orang lain yang ingin mengetahui
lebih jauh tentang pengasuhan demokratis serta hubungannya dengan sikap disiplin anak.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian ex post-facto untuk mengetahui hubungan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak (Wahyuni & Purnama, 2020). Sampel penelitian ini adalah seluruh
Anak dan Ibunya di RA Nurul Falah yang berjumlah 57 pasang ibu dan anak dengan rentang usia 5-7 tahun,
anak dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 34 dan perempuan sebanyak 23 anak. Pada penelitian ini
menggunakan angket untuk memperoleh informasi tentang pola asuh demokratis ibu dan kedisiplinan
anak. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner secara langsung pada
responden. Adapun kisi-kisi instrumen pola asuh demokratis memiliki 4 dimensi yaitu kehangatan,
peraturan dan disiplin, mengakui dan menghargai keberadaan anak, hadiah dan hukuman. Dari 4 dimensi
pola asuh demokratis tersebut dikembangkan menjadi 22 butir pernyataan. Sedangkan untuk kisi-kisi
instrumen kedisiplinan memiliki 3 dimensi yaitu disiplin waktu, disiplin menegakkan aturan, dan disiplin
sikap. Dari 3 dimensi kedisiplinan tersebut dikembangkan menjadi 14 butir pernyataan. Pengujian validitas
angket menggunakan korelasi product moment dengan Pengujian reliabelitas instrumen menggunakan
rumus alpha croanbach’s. Data hasil uji coba instrument penelitian untuk variabel pola asuh demokratis ibu
diperoleh kesimpulan bahwa dari 27 butir angket dinyatakan terdapat 22 butir angket yang valid dan 5
butir angket yang tidak valid. Sedangkan untuk variabel kedisiplinan diperoleh kesimpulan bahwa dari 20
butir angket dinyatakan terdapat 14 butir angket yang valid dan 6 butir angket yang tidak valid. Hasil
perhitungan diperoleh nilai reliabilitas pola asuh demokratis adalah 0,766 derajat reliabilitasnya tergolong
tinggi. Sedangkan nilai reliabilitas kedisiplinan adalah 0,542 derajat reliabilitasnya tergolong sedang.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment pearson. Namun,
sebelum melakukan uji korelasi, data terlebih dahulu diuji normalitasnya. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui dan memastikan distribusi data normal, baru kemudian dilakukan uji korelasi. Teknik korelasi
product moment digunakan untuk menentukan besarnya hubungan antara satu variabel dengan variabel
lain.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Deskripsi data penelitian ini membahas 2 variabel yang terdiri dari data pola asuh demokratis ibu
sebagai variabel bebas (X) dan data kedisiplinan sebagai variabel terikat (Y). Penelitian dilakukan di RA
Nurul Falah dengan jumlah sampel sebanyak 57 anak. Dari 57 anak yang menjadi sampelpenelitian,
terdapat anak dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 23 dan anak dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 34 dengan rentang usia 5-7 tahun. Data kedisiplinan anak di RA Nurul Falah diperoleh dari
penyebaran angket. Penyebaran angket diberikan kepada responden yang berjumlah 57 orang. Angket
kedisiplinan anak terdiri dari 14 butir, dengan skor maksimal tiap butir adalah 5 dan skor minimal setiap
butir adalah 1. Deskripsi data kedisiplinan anak dan pola asuh demokratis disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi data kedisiplinan anak dan pola asuh demokratis
Variabel
Data Statistik
Mean
Median
Modus
Standar
Deviasi
Skor
Minimum
Kedisiplinan
54,14
53
54
2,07
46
Pola Asuh Demokratis
99,01
99
102
4,40
89
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 10
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Berdasarkan Tabel 1 mengenai deskripsi data kedisiplinan dapat diketahui bahwa nilai dari angket
kedisiplinan anak di RA Nurul Falah yang diperoleh terbanyak adalah nilai 54. Kecenderungan tinggi
rendahnya skor angket kedisiplinan ditetapkan berdasarkan konversi kategorisasi. Rata-rata skor
kedisiplinan yang diperoleh oleh anak sebesar 54,14 hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan
kedisiplinan berada pada kategori “Baik” yaitu berada pada rentangan 47 <56. Sedangkan untuk data pola
asuh demokratis dapat diketahui bahwa nilai dari angket pola asuh demokratis ibu di RA Nurul Falah yang
diperoleh terbanyak adalah nilai 102. Rata-rata skor pola asuh demokratis yang diperoleh oleh anak
sebesar 99,01 hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan pola asuh demokratis berada pada kategori
Sangat Baik yaitu berada pada rentangan 99 < 125. Selanjutnya, penggolongan hasil pemerolehan angket
kedisiplinan dan pola asuh demokratis secara rinci yang disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Distribusi Skor Variabel Kedisiplinan
Angka
Frekuensi
Persentase (%)
Klarifikasi
Rata-rata
56
M
70
7
12
Sangat Baik
54,14
47
M < 56
49
86
Baik
37
M < 47
1
2
Cukup
28
M < 37
0
0
Kurang
14
M < 28
0
0
Sangat Kurang
Jumlah
57
100%
Baik
Data yang tersaji dalam tabel 2 menunjukkan bahwa pola asuh demokratis berada pada kategori
sangat baik sebesar 12% (7 orang), kategori baik 86% (49 orang), dan kategori cukup 2% (1 orang). sebesar
100% (57 orang), sehingga tidak ada pola asuh demokratis ibu yang berada pada kategori baik, cukup,
kurang, dan sangat kurang.
Tabel 3. Distribusi Skor Variabel Pola Asuh Demokratis
Angka
Frekuensi
Persentase (%)
Klarifikasi
Rata-rata
56
M
70
57
100
Sangat Baik
99,01
47
M < 56
0
0
Baik
37
M < 47
0
0
Cukup
28
M < 37
0
0
Kurang
14
M < 28
0
0
Sangat Kurang
Jumlah
57
100%
Baik
Data yang tersaji dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa pola asuh demokratis berada pada kategori
sangat baik sebesar 100% (57 orang), sehingga tidak ada pola asuh demokratis ibu yang berada pada
kategori baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Selanjutnya, analisis dilanjutkan dengan pengujian asumsi.
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data yang digunakan mengikuti data distribusi normal
atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis datanya. Pengujian data kedisiplinan dan pola asuh
demokratis dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov. Dari hasil uji yang dilakukan, dapat dipahami bahwa
data pola asuh demokratis dan kedisiplinan anak memiliki nilai signifikan 0,547. Nilai signifikan 0,547>0,05
maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal apabila
signifikansi >0,05. Kemudian, analisis dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Analisis korelasi product
moment digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas pola asuh demokratis ibu
(X) dengan variabel terikat kedisiplinan anak (Y), dalam penelitian ini uji korelasi product moment
menggunakan bantuan SPSS 16. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa besar
hubungan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan anak adalah 0,321 dengan nilai signifikansi
0,015<0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Hubungan antara variabel tersebut
tergolong rendah.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh pola asuh demokratis ibu
terhadap kedisiplinan anak. Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS 16. Berdasarkan perhitungan dengan program SPSS 16 diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0,087. Hal ini berarti bahwa variabel pola asuh demokratis mempengaruhi
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 11
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
kedisiplinan anak sebesar 8,7% dan sisanya 91,3% dari kedisiplinan anak dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dikaji dalam penelitian ini. Hal ini berarti pengajuan hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu Ha
yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis ibu dengan kedisiplinan
anak dan H0 ditolak yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis
ibu dengan kedisiplinan anak.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
demokratis ibu dengan kedisiplinan anak. Selain itu rata-rata pola asuh demokratis yang didapat termasuk
dalam kategori sangat baik. Pola asuh demokratis lebih menekankan aspek edukatif dari kedisiplinan
melalui penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut
diharapkan (Lucas-Thompson et al., 2021; Yanthi et al., 2020). Jika dilihat kembali, pola asuh demokratis
adalah model atau cara orang tua dalam mengasuh dan membentuk kepribadian anaknya, dalam hal ini
anak usia prasekolah dengan cara mendidik, membimbing, mengarahkan dan memperlakukan anak di
lingkungan keluarga dengan ciri orang tua selalu berdiskusi dengan anak untuk menentukan segala sesuatu,
memberikan ganjaran sesuai dengan keadaan atau norma masyarakat, dan adanya sikap terbuka antara
orang tua dengan anaknya (McGuier et al., 2021; Zulkarnain et al., 2020). Pola asuh demokratis merupakan
faktor yang sangat penting dalam mencapai kedisiplinan anak. Dengan hasil kontribusi pola asuh
demokratis sebesar 8,7% terhadap kedisiplinan anak, hal ini berarti pola asuh demokratis memiliki
peranan yang cukup penting untuk mencapai kedisiplinan yang baik bagi anak (Reswita, 2017; Uzun et al.,
2021). Maka dalam mendidik anak, orang tua diharapkan dapat mengupayakan pola pengasuhan
demokratis terhadap anak dengan memberikan anak perhatian, memberi penjelasan tentang batasan-
batasan dalam bertingkah laku, menerima kelebihan dan kekurangan anak, memberi pujian ketika anak
bersikap baik, dan menegur anak ketika berbuat kesalahan.
Kedisiplinan merupakan aspek perkembangan moral pada anak. Perilaku moral sangatlah penting
dalam kehidupan anak mulai kecil hingga dewasa (Fitria & Juwita, 2018; Govender & Hugo, 2019; Mustika
Sari et al., 2018). Salah satu pencapaian perkembangan moral adalah dengan pembiasaan sikap disiplin
(Meilanie, 2020; Nadar, 2019). Disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah laku dan perbuatan
seseorang dengan suatu peraturan yang sedang diberlakukan. Disiplin dapat tumbuh dan dapat dibina
melalui penanaman kebiasaan yang harus dimulai dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
masyarakat (Fauziddin & Mufarizuddin, 2018; Mustika Sari et al., 2018; Sary, 2018). Tingkat pencapaian
kedisiplinan anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadikan tingkat pencapaian
kedisiplinan setiap anak berbeda-beda hasilnya, salah satunya yaitu pola asuh yang diterapkan oleh orang
tua dalam mendidik anak khususnya pola pengasuhan yang diterapkan oleh ibu. Ibu berperan penting
dalam mengasuh dan mendidik anak dibandingkan dengan ayah, karena ibu lebih banyak menghabiskan
waktu dengan anak dibandingkan dengan ayah yang harus pergi bekerja (Imran & Suryani, 2018;
Iswantiningtyas & Wulansari, 2019; Prasanti & Fitriani, 2018). Terdapat beberapa pola asuh yang dapat
diterapkan dalam mengasuh anak yaitu pola asuh demokratis, pola asuh permisif, dan pola asuh otoriter
(Longkutoy et al., 2015; Watini, 2019). Namun pola asuh demokratis dianggap sangat berpengaruh dalam
pembentukan kedisiplinan anak. Karena dalam keluarga dengan orang tua yang demokratis memiliki rasa
tanggung jawab dan dapat dipercaya, saling membantu antara anggota keluarga dalam mengembangkan
diri, adanya rasa kebersamaan, orang tua melatih dan membiasakan anaknya berperilaku sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab sehingga anak memiliki kesadaran dan berlatih disiplin.
Beberapa penelitian terkait pola pengasuhan menemukan bahwa peristiwa atau situasi yang tidak
biasa dapat mempengaruhi fungsi bio-psikososial, kesejahteraan seseorang, keluarga, atau grup tertentu
(Birk et al., 2021; Uzun et al., 2021). Hasil penelitian diperkuat dengan temuan penelitian yang menjelaskan
hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah positif yaitu semakin demokratis pola asuh orang tua
maka kedisiplinan anak semakin baik (Ayuni & Setiawati, 2019; Widiastuti & Elshap, 2015). Adanya
hubungan positif antara pola asuh demokratis orang tua dan lingkungan sekolah secara bersama-sama
dengan kemandirian anak Kelompok B dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,608 (Restiani et al., 2017;
Trisnawati & Sugito, 2020). Semakin baik pola asuh demokratis orang tua dan lingkungan sekolah maka
kedisiplinan anak juga semakin baik. Penelitian lain menemukan terdapat hubungan antara pola asuh
demokratis orang tua dengan kedisiplinan anak, artinya pola asuh demokratis orang tua memiliki pengaruh
terhadap tingkat kedisiplinan anak. Diperoleh juga nilai R square sebesar 0,481, hal ini menunjukkan bahwa
pola asuh demokratis mempengaruhi kedisiplinan anak sebesar 48,1%, dan sisanya dipengaruhi faktor-
faktor lain yang tidak diteliti (Husain & Kaharu, 2020; Marwiyati & Istiningsih, 2020). Kekuatan korelasi
variabel pola asuh demokratis dengan variabel kedisiplinan belajar anak adalah kuat dan terdapat korelasi
yang bermakna antara variabel pola pengasuhan demokratis dengan variabel kedisiplinan anak (McGuier
et al., 2021; Sinta et al., 2019). Hubungan antara variabel dalam penelitian ini adalah positif yaitu semakin
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 12
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
demokratis pola asuh orang tua maka kedisiplinan anak semakin baik (Ayuningtyas et al., 2019; Lestari,
2019).
Berdasarkan pembahasan Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis ibu
dengan kedisiplinan anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua, khususnya pola asuh yang diterapkan oleh ibu. Ibu memiliki peran yang sangat
penting dalam mengasuh anaknya disbanding dengan ayah, karena ibu lebih banyak menghabiskan waktu
dengan anak disbanding ayah yang harus pergi bekerja. Pola asuh demokratis merupakan pola pengasuhan
yang lebih menekankan aspek edukatif dari kedisiplinan melalui penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk
membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut diharapkan. Salah satu cara ibu agar dapat
menumbuhkan sikap disiplin anak adalah dengan cara memberikan anak perhatian, memberi penjelasan
tentang batasan-batasan dalam bertingkah laku, menerima kelebihan dan kekurangan anak, member pujian
ketika anak bersikap baik, dan menegur anak ketika berbuat kesalahan (Birk et al., 2021; Obeldobel & Kerns,
2021). Implikasi penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi orang tua khususnya ibu agar dapat
menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik dan menanamkan kedisiplinan pada anak. Sehingga
anak akan dengan mudah mengerti hal-hal yang boleh dilakukan dapat mengikuti arahan orang tua hingga
tercapailah kedisiplinan anak yang optimal.
4. SIMPULAN
Pola asuh yang diterapkan oleh ibu mempengaruhi kedisiplinan anak.. Sehingga pola asuh
demokratis dianggap pola asuh yang paling baik digunakan dalam mengasuh anak dan mengajarkan
kedisiplinan pada anak usia dini. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan pola asuh demokratis dengan kedisiplinan anak. Orang tua agar dapat menerapkan pola
asuh demokratis dalam mengasuh anak agar tercapainya kedisiplinan anak yang optimal.
5. DAFTAR RUJUKAN
Armstrong, P. (2015). Teacher characteristics and student performance: An analysis using hierarchical
linear modelling. South African Journal of Childhood Education, 5(2), 123145.
https://doi.org/10.4102/sajce.v5i2.385.
Arsa, D., Atmazaki, A., & Juita, N. (2019). Literasi Awal pada Anak Usia Dini Suku Anak Dalam Dharmasraya.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 127.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.159.
Ayuni, D., & Setiawati, F. A. (2019). Kebun Buah Learning Media for Early Childhood Counting Ability. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 1. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.128.
Ayuningtyas, F., Hartati, S., & Sumadi, T. (2019). The Impact of Academic Press and Student Teacher
Relationship on Childrens Emotional Adjustment. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
3(1), 91. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.148.
Bipath, K., & Nkabinde, M. M. B. (2018). The motivational roles of heads of department in learners’
performance and quality of schooling in South Africa. South African Journal of Childhood Education,
8(1), 18. https://doi.org/10.4102/sajce.v8i1.460.
Birk, S. K., Davison, C., Bartels, S., Aldersey, H., Oo, N. N., Mhote, P. P., & Purkey, E. (2021). Perceptions of
child physical discipline among Burmese migrants living in Mae Sot, Thailand. Social Sciences &
Humanities Open, 4(1), 100234. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2021.100234.
Fauziddin, M., & Mufarizuddin, M. (2018). Useful of Clap Hand Games for Optimalize Cogtivite Aspects in
Early Childhood Education. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 162.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.76.
Filisyamala, J. (2016). Bentuk Pola Asuh Demokratis Dalam Kedisiplinan Siswa Sd. Jurnal Pendidikan,
Volume: 1, 668672. https://media.neliti.com/media/publications/210673-bentuk-pola-asuh-
demokratis-dalam-kedisi.pdf.
Fitria, Y., & Juwita, J. (2018). Utilization of Video Blogs (Vlogs) in Character Learning in Early Childhood.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 211.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.87.
Govender, R., & Hugo, A. J. (2019). An analysis of the results of literacy assessments conducted in South
African primary schools. South African Journal of Childhood Education, 113.
https://doi.org/https://doi.org/10.4102/ sajce.v10i1.745.
Handayani, D. A. P., Wirabrata, D. G. F., & Magta, M. (2020). How parents’ academic background can affect
parental involvement in preschooler’s education. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 8(1),
5360. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view/24560.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 13
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
Husain, R., & Kaharu, A. (2020). Menghadapi Era Abad 21: Tantangan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 85.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.527.
Ihsani, N., Kurniah, N., & Suprapt, A. (2018). Hubungan Metode Pembiasaan dalam Pembelajaran Dengan
Disiplin Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 5055.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/2848.
Imran, R. F., & Suryani, N. A. (2018). Preoperational Development of Eearly Childhood with Insectarium
Media. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 267.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.88.
Iswantiningtyas, V., & Wulansari, W. (2019). Penanaman Pendidikan Karakter pada Model Pembelajaran
BCCT (Beyond Centers and Circle Time). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 110.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.106.
Khasanah, B. L., & Fauziah, P. (2020). Pola Asuh Ayah dalam Perilaku Prososial Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 909922. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.627.
Lestari, M. (2019). Hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian anak. Jurnal Pendidikan Anak, 8(1),
8490. https://doi.org/10.21831/jpa.v8i1.26777.
Longkutoy, N., Sinolungan, J., & Opod, H. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri
Siswa Smp Kristen Ranotongkor Kabupaten Minahasa. Jurnal E-Biomedik, 3(1).
https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.6612.
Lucas-Thompson, R. G., Miller, R. L., & Seiter, N. S. (2021). Dispositional mindfulness is cross-sectionally
predicted by interactions between interparental conflict and parent-child relationships. Personality
and Individual Differences, 172(October 2019), 110556.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110556.
Malapata, E., & Wijayanigsih, L. (2019). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun melalui
Media Lumbung Hitung. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 283.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.183.
Manurung, K. (2021). Strategi Orang Tua Kristen Dalam Membangun Disiplin Anak. Visio Dei: Jurnal Teologi
Kristen, 3(1), 2239. https://doi.org/10.35909/visiodei.v3i1.177.
Marwiyati, S., & Istiningsih, I. (2020). Pembelajaran Saintifik pada Anak Usia Dini dalam Pengembangan
Kreativitas di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 135.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.508.
McGuier, E. A., Kolko, D. J., & Dubowitz, H. (2021). Public policy and parent-child aggression: Considerations
for reducing and preventing physical punishment and abuse. Aggression and Violent Behavior, June,
101635. https://doi.org/10.1016/j.avb.2021.101635.
Meilanie, R. S. M. (2020). Survei Kemampuan Guru dan Orangtua dalam Stimulasi Dini Sensori pada Anak
Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 958964.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.741.
Mustika Sari, I. T., Toha, H., & Nurani, Y. (2018). Improving Early Childhood Prosocial Behavior through
Activity Storytelling with Puppets. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 155.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.75.
Nadar, W. (2019). Peningkatan Kedisiplinan Anak Usia Dini Melalui Metode Pembiasaan Token Economy.
Elementeris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam, 1(1), 1.
https://doi.org/10.33474/elementeris.v1i1.2667.
Ningsih, E. D., & Rivanti, A. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Anak Kelas 3 Sdn
Malangjiwan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2).
https://doi.org/10.37831/jik.v3i2.66.
Nshimbi, J. C., Serpell, R., & Westerholm, J. (2020). Using a phone-based learning tool as an instructional
resource for initial literacy learning in rural African families. South African Journal of Childhood
Education, 10(1), 19. https://doi.org/10.4102/sajce.v10i1.620.
Obeldobel, C. A., & Kerns, K. A. (2021). A literature review of gratitude, parentchild relationships, and well-
being in children. Developmental Review, 61(June), 100948.
https://doi.org/10.1016/j.dr.2021.100948.
Philpott, S. C., & Muthukrishna, N. (2019). The practice of partnerships: A case study of the disabled
children’s action group, South Africa. South African Journal of Childhood Education, 9(1), 111.
https://doi.org/10.4102/sajce.v9i1.729.
Prasanti, D., & Fitriani, D. R. (2018). Building Effective Communication Between Teachers and Early Children
In PAUD Institutions. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 259.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.96.
Prima, E., & Lestari, P. I. (2018). The Improvement of The Discipline for Early Childhood Through Token
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 14
JJPAUD. P-ISSN: 2613-9669 E-ISSN: 2613-9650
Economy Technique. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 245.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.124.
Reed, Y. (2019). Countering linguistic imperialism with stories in the languages of africa: The african
storybook initiative as a model for enabling in and out of school literacies. South African Journal of
Childhood Education, 9(1), 18. https://doi.org/10.4102/sajce.v9i1.637.
Restiani, S., Saparahayuningsih, S., & Ardina, M. (2017). Hubungan antara Pola Asuh Demokratis dengan
Kemandirian Anak di Kelompok A PAUD IT Bina Iman Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Potensia,
2(1), 2332. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/3710.
Reswita. (2017). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Capaian Perkembangan Anak. PAUD Lectura: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 7281. http://journal.unilak.ac.id/index.php/paud-
lectura/article/view/506.
Ritonga, R. A., & Sutapa, P. (2020). Literasi dan Gender: Kesenjangan yang Terjadi di Tingkat Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 965974.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.749.
Rohita, R., Fitria, N., Bustan, R., & Haryadi, D. (2018). Teacher’s Understanding of the Scientific Approach in
the 2013 Curriculum for Early Childhood Education. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2(2), 235. https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.105.
Rohmadheny, P. S., & Laila, Y. (2020). Expert Judgment of Learning Achievements Evaluation Instrument
for Children Age 4-5 Years Old. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 168.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.524.
Rudolph, N., Millei, Z., & Alasuutari, M. (2019). Corrigendum: Data practices and inequality in south african
early childhood development policy: Technocratic management versus social transformation
(South African Journal of Childhood Education, (2019) 9(1), a756, 10.4102/sajce.v9i1.756). South
African Journal of Childhood Education, 9(1), 7682. https://doi.org/10.4102/sajce.v9i1.834.
Sari, N. P., & Renggani. (2018). KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS III SD Abstrak. Joyful Learning
Journal, 7(4), 5765. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj.
Sary, Y. N. E. (2018). Relationship of Parenting with Child Interpersonal Intelligence in Wonokerto Village,
Lumajang Regency. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 137.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i2.93.
Sinta, R. P., Gultom, M., & Siregar, Z. A. (2019). Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Disiplin Belajar Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah 10 Rantauprapat Tahun Ajaran 2018/2019. Jomas, 1(3), 2125.
https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/berkala/article/viewFile/1697/1625.
Suci, A. K. P. (2018). Pola Asuh Orang Tua Dalam Pengembangan Karakter Disiplin Anak Remaja. Jurnal
Rontal Keilmuan Pkn, 4(1), 13.
http://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/rontal/article/view/992.
Trisnawati, W., & Sugito, S. (2020). Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 823831. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.710.
Uzun, H., Karaca, N. H., & Metin, Ş. (2021). Assesment of parent-child relationship in Covid-19 pandemic.
Children and Youth Services Review, 120(September 2020).
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.105748.
Van Heerden, J. (2016). Quality in South African early learning centres: Mothers’ and teachers’ views and
understanding. South African Journal of Childhood Education, 6(1), 11.
https://doi.org/10.4102/sajce.v6i1.423.
Wahyuni, S., & Purnama, S. (2020). Pengembangan Religiusitas melalui Metode Kisah Qur’ani di Taman
Kanak-Kanak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 103.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.523.
Watini, S. (2019). Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains pada Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 82.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.111.
Widiastuti, N., & Elshap, D. S. (2015). Pola Asuh Orang Tua Sebagai Upaya Menumbuhkan Sikap Tanggung
Jawab Pada Anak Dalam Menggunakan Teknologi Komunikasi. P2M STKIP Siliwangi, 2(2), 148.
https://doi.org/10.22460/p2m.v2i2p148-159.174.
Yani, A., & Jazariyah, J. (2020). Penyelenggaraan PAUD Berbasis Karakter Kebhinekaan sebagai Upaya
Pencegahan Radikalisme Sejak Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 1.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.503.
Yanthi, N., Yuliariatiningsih, M. S., Hidayah, N., & Sari, M. P. (2020). Pemanfaatan Limbah Bahan Tekstil
Menjadi Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 26. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.363.
Yumi, M., Atmazaki, A., & Gani, E. (2019). Performa Kalimat Anak pada Masa Konstruksi Sederhana: Studi
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 10, No. 1, Tahun 2022, pp. 7-15 15
Laili Hidayati / Korelasi Pola Asuh Demokratis Ibu dengan Kedisiplinan Anak Usia Dini
Kasus terhadap Anak Usia 4 Tahun. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 191.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.162.
Zaini, M., & Soenarto, S. (2019). Persepsi Orangtua Terhadap Hadirnya Era Teknologi Digital di Kalangan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 254.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.127.
Zulkarnain, A. I., Supriadi, G., & Saudah, S. (2020). Problematika Lembaga PAUD dalam Memenuhi
Kebutuhan Tenaga Pendidik Sesuai Kualifikasi. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 14. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.491.
... Oleh karena itu, intensitas pengasuhan anak banyak dilakukan oleh ibu dari pada ayah(L. Hidayati et al., 2022). ...
... Faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak di Indonesia Secara umum, faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak meliputi faktor pendidikan, ekonomi, budaya, jenis kelamin dan usia orang tua (L. Hidayati et al., 2022). Nilai dan kebudayaan bangsa Indonesia sangat mempengaruhi pola pengasuhan di Indonesia. ...
... Diantaranya efektif dalam pengembangan sosial (Robbiyah et al., 2018), (Rofita et al., 2021), kecerdasan interpersonal (Sary, 2018), pengembangan sikap toleransi (Wildan & Qibtiyah, 2020), emosional(Boediman & Desnawati, 2019), kemandirian (Meilinda, 2020), (Putra et al., 2022), kedisipilinan(L. Hidayati et al., 2022), moral (Mukarromah et al., 2020), motorik halus dan kasar (Rahmawati, 2022), dan mampu mengurangi intensitas penggunaan gadget anak (Widiastiti & Agustika, 2020). Selain dampak positif di atas, pola pengasuhan otoritatif juga mempunyai dampak negatif. ...
Article
Full-text available
Kajian tentang pola pengasuhan orang tua terhadap anak merupakan isu yang sangat penting untuk diangkat kembali, karena kesalahan dalam mengasuh anak akan berakibat fatal terhadap perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola pengasuhan di Indonesia dan Finlandia serta mengkomparasikan bentuk pola pengasuhan diantara kedua negera tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kajian Systematic Literature Review yang dimulai dari proses pencarian literatur, scrining dan uji kelayakan. Hasil penelitian menemukan adanya perbedaan pola pengasuhan anak di Indonesia dan Finlandia. Diantaranya; (1) Ditemukan tiga pola pengasuhan anak di Indonesia yaitu, otoritatif, otoriter dan permisif, sedangkan di Finlandia ditemukan enam pola pengasuhan anak, yaitu otoritatif, mengendalikan dengan psikologis, permisif, tidak terlibat, otoriter dan pola pengendalian, (2) Ditemukan perbedaan pola pengasuhan di Indonesia dan Finlandia, baik dari segi pelaksanaan pengasuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mengkomparasikan bentuk pola pengasuhan dari Indonesia dan Finlandia merupakan bentuk kebaruan dari penelitian ini. Temuan ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi orang tua, khususnya di Indonesia agar dapat memilih pola asuh yang tepat bagi anak dalam rangka mendukung tumbuh kembang anak itu sendiri.
... Penanaman kedisiplinan pada anak harus dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan supaya menarik perhatian. Strategi yang bisa dilakukan ketika menanamkan kedisiplinan pada anak ialah dengan memberikan perhatian, menjelaskan batasan dalam bersikap, menerima kekurangan dan kelebihan anak, memberikan pujian saat bersikap disiplin, dan menegur anak ketika bersikap yang tidak sesuai (Hidayati et al., 2022). Menanamkan sikap disiplin pada anak usia dini mampu menciptakan rasa aman, sikap percaya diri, sikap mandiri, serta menjauhkan anak dari hal-hal yang bersifat negatif (Ratnasari et al., 2020). ...
Article
Full-text available
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya sikap kedisiplinan pada anak usia dini. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebanyak 20 anak, terdapat 15 anak belum mentaati peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Metode token ekonomi adalah bentuk modifikasi perilaku yang disusun dalam upaya guna meningkatkan perilaku yang ditargetkan serta menurunkan perilaku yang tidak dikehendaki melalui pemberian token (simbol). Tujuan dari penelitian ini yaitu guna mengetahui keefektifan metode token ekonomi terhadap tingkat kedisiplinan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggaplikasikan desain quasi experiment dengan desain one group pretest-posttest. Teknik sampling yang digunakan ialah teknik nonprobability sampling. Berdasarkan hasil uji N-Gain dinyatakan bahwa hasil dari penerapan metode token ekonomi terhadap tingkat kedisiplinan anak menunjukkan kategori cukup efektif. Kedisiplinan anak meningkat, dibandingkan sebelum di terapkannya metode token ekonomi kedisiplinan anak rendah.
Article
Full-text available
Parent-child physical aggression, including both physical punishment and abuse, remains a prevalent problem in the United States. In this paper, we briefly review the prevalence and harms of parent-child aggression and discuss changes in social norms and policies over the past several decades. Then, we discuss broad social policies influencing risk for parent-child physical aggression, policies relevant to reducing and preventing physical abuse, and policies relevant to reducing and preventing physical punishment. We close by considering future directions to strengthen research and evaluation and accelerate progress toward ending parent-child physical aggression.
Article
Full-text available
Penelitian ini bermaksud mengkaji strategi orang tua dalam menumbuh kembangkan disiplin anak di keluarga Kristen. Alkitab meletakan tanggung jawab utama untuk mendidik anak ada pada orang tua. Anak-anak memerlukan disiplin untuk membentuk karakter mereka. Selain itu disiplin juga penting bagi anak dalam kaitan dengan kehidupan sosial dan disiplin merupakan fondasi yang sangat dibutuhkan anak untuk meraih masa depan mereka. Metode yang digunakan adalah deksriptif dan kajian literatur. Berdasarkan hasil pembahasan artikel ini tersimpulkan bahwa para orang tua berperan dalam membangun disiplin anak mereka yaitu melalui membangun komunikasi dengan menggunakan bahasa cinta dari anak mereka, dengan menjadikan dirinya teladan yang bisa dicontoh oleh anaknya, memberikan ruang untuk anak bertumbuh serta mengeksplore dirinya, dan melalui tindakan tegas dalam kasih.
Article
Full-text available
Stimulasi dini sensori merupakan proses mengembangkan potensi anak melalui rangsangan yang mengaktifkan panca indera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gurudan orangtua dalam memberikan stimulasi dini sensori pada anak kelompok usia 4-6 tahun. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei. Tempat penelitian yaitu Pos Paud di lingkungan kecamatan Bekasi Utara. Responden dalam penelitian ini terdiri dari guru Pos Paud sejumlah 60 orang, responden orang tua sejumlah 25 orang, dan responden guru yang diwawancara 15 orang. Alat pengumpul data menggunakan angket dan wawancara. Analisa data menggunakan tendensi sentral dan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru Pos Paud dan orangtua di Kecamatan Bekasi Utara berada pada kategori“baik” dalam stimulasi dini sensori berbasis aktivitas dengan pancaindera pada anak usia 4-6 tahun. Hasil penelitian ini pun menyatakan bahwa peran guru dan orangtua dalam stimulasi dini sensori berpengaruh pada perkembangan anak kelompok usia 4-6 tahun.
Article
Full-text available
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam proses perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran sentral orang tua dalam pendidikan anak usia dini mengenai pelaksanaan tugas yang diberikan oleh guru pada masa pandemic coronavirus disease atau dikenal dengan virus covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif guna memperoleh informasi berkaitan dengan pendidikan anak usia dini pada era covid-19, bagaimana pendidikan yang diterapkan oleh keluarga pada era covid-19. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan langkah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memberikan pendampingan kepada anak dengan cara membantu anak mengerjakan tugas, belajar dari lingkungan sekitar dan memberikan pengetahuan mengenai covid-19. Orang tua telah berhasil menciptakan suasana belajar yang nyaman yaitu dengan memberikan fasilitas belajar yang memadai, melakukan pendampingan dalam penyelesaian tugas, dan memberikan rewards.
Article
Full-text available
Rendahnya literasi anak laki-laki dibanding anak perempuan sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam bidang penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesenjangan gender dalam keterampilan literasi yang ditinjau dari aktifitas bermain selama di sekolah. Metode penelitian dalam artikel ini adalah kajian pustaka dengan mengumpulkan berbagai data-data dari karya tulis ilmiah, kemudian dikaji untuk dihubungkan dengan penelitian untuk pemecahan masalah. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa peran gender mempengaruhi anak dalam pemilihan aktifitas sehari-hari dan pemilihan area bermain di taman kanak-kanak. Anak laki-laki lebih memilih area bermain yang di dalamnya sedikit keterlibatan anak perempuan. Sementara itu aktiftas-aktifitas yang dihindari anak laki-laki di taman kanak-kanak memiliki fasilitas yang dapat mendukung pengalaman literasi.
Article
Full-text available
Keterlibatan pengasuhan ayah di Indonesia cukup tinggi dengan tipe pengasuhan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pola asuh ayah dalam perilaku prosisial dan faktor yang mempengaruhi pola asuh ayah dalam perilaku prososial anak usia dini. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling dengan subjek 68 ayah yang memiliki anak usia 3-8 tahun. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Data dianalisis secara statistik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pola asuh ayah dalam perilaku prososial anak yaitu rata-rata ayah selalu menggunakan pola asuh autoritatif 36% kategori kurang, kadang-kadang ayah menerapkan pola asuh otoriter 39% kategori kurang, dan kadang-kadang pola asuh permisif sebesar 58% dengan kategori cukup, sedangkan dalam perilaku prososial kadang-kadang sebesar 35% kategori kurang. Artinya tidak ada pola asuh yang paling baik diantara ketiganya. Namun orang tua harus mampu mengkombinasikan dengan pola asuh lainnya. Kurangnya pola asuh karena dipengaruhi oleh sosial ekonomi, pendidikan, gender, dan pekerjaan, sedangkan perilaku prososial dipengaruhi oleh moldeling, sifat bawaan, kebiasaan, komunikasi, dan gender.
Article
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelasx sma muhammadiyah 10 rantauprapat. Sampel penelitian ini adalah siswa x mia1 dan x mia2 yang masing-masing kelas berjumlah 42 siswa. Metode: Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik angket dan dokumentasi.. Hasil:. Hasil penelitian yang dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 10 Rantauprapat Tahun Pelajaran 2018/2019 menyatakan bahwa terdapat pengaruh hubungan pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil uji hipotesis yaitu t, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin belajar siswa. Rata-rata hasil angket untuk pola asuh orang tua lebih tinggi. Kesimpulan: Berdasarkan uji Independent Sample T Test menunjukkn bahwa hipotesis alternative (H") dapat diterima dan hipotesis nihil (H$) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 10 Rantauprapat Kata kunci : Hasil Disiplin Belajar, Bimbingan orang tua
Article
Background Despite the United Nation's disapproval of child physical discipline and its association with numerous negative outcomes, physical discipline continues to be used globally and is often present in countries experiencing financial or political instability. Burmese migrants living in Mae Sot, Thailand experience instability due to their experiences of socioeconomic disadvantage, cultural and religious discrimination, and forced migration. Exploring the perceptions of child physical discipline in this at-risk population could elucidate reasons for its use and provide direction for future educational and child protection interventions. Objective The main objective of this study is to explore parenting in adverse circumstances. In particular, this paper aims to understand the attitudes and beliefs regarding child physical discipline among Burmese migrants in Mae Sot. Participants and Setting This analysis included 80 micro-narratives about a current or previous parenting experience from Burmese migrants who self-identified as a parent. Methods SenseMaker® technology was used to collect qualitative micro-narratives. Inductive thematic analysis and directed content analysis using the Grid-group theory was conducted. Results Physical discipline in this population frequently involved the use of a stick or other implement and was almost exclusively administered by family members. Thematic analysis revealed reasons for the use of physical discipline (including a desire for obedience and as a consequence of parental stress), conditions for its use (such as child's age and severity of their behaviour), and alternative disciplinary strategies (including discussion and explanation). The cultural environments presented in the Grid-group theory (hierarchical, fatalistic, individualistic, and egalitarian) each align with the aforementioned themes, suggesting that there is a spectrum of acceptability of child physical discipline in this population. Conclusions A three-pronged approach that focuses on establishing legislation, shifting cultural attitudes, and addressing social determinants should be considered to address the use of child physical discipline in this migrant population. Legislation should explicitly prohibit child physical discipline in all settings, including the home. Educational interventions on the long-term harms associated with child physical discipline could help shift cultural attitudes on its use. Lastly, chronic stress and insecurity in this population could be alleviated by providing Burmese migrants with permanent legal status.
Article
Positive psychology has highlighted the importance of personal positive qualities such as gratitude for human thriving. Reviews of research on gratitude are predominantly based on work with adults. We address this gap by considering the familial roots and well-being implications of gratitude in children. We conducted two systematic reviews examining children’s gratitude as it relates to parent–child relationships (N = 10) and children’s gratitude and well-being (N = 38). Children’s gratitude was higher when parents modeled gratitude, there was a more secure parent–child attachment, and parents employed more supportive, autonomy granting, and warm parenting. These findings align with attachment theory, social learning and emotion socialization theories, and the find-remind-and-bind theory. Additionally, children’s gratitude was positively related to greater life satisfaction, positive affect, and mental well-being in cross-sectional and intervention studies. These findings provide some support for the broaden-and-build theory, the adaptive cycle model, and the schematic hypothesis. The reviewed theoretical frameworks and empirical findings formed the basis of our proposed model whereby children’s gratitude is posited to mediate the relation between parent–child relationship factors and children’s well-being. Further, we identified several testable mechanisms that might explain why gratitude is related to well-being. Our proposed model is an important contribution to the current literature because it provides a novel, overarching synthesis of existing work on children’s gratitude that is intended to be a framework for future research to test potential mechanisms relevant to children’s gratitude development and well-being outcomes.
Article
Theory emphasizes the importance of the family environment for the development of dispositional mindfulness, but past research has focused exclusively on parent-child attachment relationships as family-level predictors of mindfulness. Our goal was to examine unique and joint associations of both interparental conflict and parent-child relationship quality with dispositional mindfulness. Participants were 150 youth (14-21 yrs) who reported the warmth and support in their relationships with mothers and fathers separately, as well as their appraisals of the properties of their parents' conflict, how threatening that conflict is, and how responsible for it they feel, in addition to dispositional mindfulness. Results indicated consistent interactions between conflict properties and mother-child relationship quality in relation to dispositional mindfulness. Dispositional mind-fulness was lowest for youth who reported low levels of frequent/intense interparental conflict and poor-quality relationships with mothers. In contrast, either self-blame/threat or poor-quality relationships with mothers predicted lower levels of dispositional mindfulness. Implications for theory and practice are discussed.