Available via license: CC BY-NC 4.0
Content may be subject to copyright.
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
61
PENERAPAN VISUALISASI DATA TERHADAP KLASIFIKASI TINDAK KRIMINAL
DI INDONESIA
Evaristus Didik Madyatmadja1, Muhammad Nuha Ridho2, Adhyaksa Rizky
Pratama3, Miftahul Fajri 4, Lutfi Novianto 5
1,2,3,4,5Sistem Informasi
1,2,3,4,5Universitas Bina Nusantara Jakarta, Indonesia
Correspondence email: emadyatmadja@binus.edu
Article history: Submission date: June 9, 2022 Revised date: June 26, 2022 Accepted date: June 30, 2022
ABSTRACT
Crime still occurs in every region in Indonesia. Various classifications of crimes that occur and cause unrest for people
in every region in Indonesia. The purpose of this study is to analyze and visualize data on crimes that occur in every
region in Indonesia so as to facilitate the Indonesian government in making decisions. The method used for this
research is the clustering method. The clustering stage is carried out by grouping data on crimes that occur in
Indonesia which are classified from each region. The results of the data that have been visualized show that the crime
rate in each area is different according to the classification of crime, so it is necessary to increase security in each
area that has a level of criminality data according to the classification of crime.
Keywords: Data Visualization, Classification, Criminal.
ABSTRAK
Kriminalitas masih terjadi di setiap daerah di Indonesia. Berbagai klasifikasi kriminalitas yang terjadi dan
menyebabkan keresahan bagi masyarakat di setiap daerah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan memvisualisasikan data-data kriminalitas yang terjadi di setiap dari daerah di Indonesia sehingga
mempermudah pemerintah Indonesia dalam mengambil keputusan. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah
metode clustering. Tahap clustering dilakukan dengan mengelompokan data kriminalitas yang terjadi di Indonesia
yang diklasifikasi dari masing-masing daerah. Hasil dari data yang sudah divisualisasikan menunjukan bahwa tingkat
kriminalitas di setiap daerah berbeda sesuai dengan klasifikasi kriminalitasnya, sehingga diperlukan peningkatan
keamanan di setiap daerah yang memiliki tingkat data kriminalitas sesuai dengan klasifikasi kriminalitasnya.
Kata Kunci: Visualisasi Data, Klasifikasi, Kriminal.
PENDAHULUAN
Kecepatan dan keakuratan merupakan sesuatu
yang sangat penting pada zaman sekarang dikarenakan
hal itu sangat berguna dalam segala hal. Salah satunya
adalah memperoleh dan menganalisis data. Salah satu
contoh dari manfaat kecepatan dan keakuratan adalah
pengidentifikasian tindak kriminalitas pada suatu
daerah. Kasus kriminalitas masih banyak terjadi di
Indonesia, dan hal tersebut merugikan bagi masyarakat
sekitar karena kriminalitas merupakan perbuatan yang
melanggar hukum dan norma sosial yang membuat
masyarakat di Indonesia menentang segala bentuk
tindakan kriminalitas (DosenSosiologi.Com, 2018).
Visualisasi data kriminalitas dilakukan oleh
petugas kepolisian dapat menginput data kriminalitas
yang terjadi pada suatu daerah, dan sistem akan
mengidentifikasi data kriminalitas pada daerah tersebut.
Penginputan data kriminalitas mencakup nama pelaku,
tempat tanggal lahir, gender, alamat tempat tinggal,
alamat berlangsung nya tindak kriminal, dan tanggal.
Pengidentifikasian data kriminalitas pada suatu
daerah berfungsi untuk menampilkan data kriminalitas
dan informasi berupa daerah tersebut rawan terjadi
kejahatan seperti apa, dan kapan waktunya.
Pengidentifikasian jenis rawan kriminalitas daerah
tersebut dibuat berdasarkan hasil penilaian oleh sistem
yang dilihat dari data kriminalitas pada daerah tersebut.
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
62
Tujuan dari penelitian ini juga diharapkan dapat
membantu pihak kepolisian dalam menentukan tindakan
keamanan seperti apa selanjutnya ataupun pembuatan
peraturan khusus suatu daerah demi menekan angka
tindak kriminalitas pada daerah tersebut dengan
menggunakan metode clustering yang dapat
mengelompokan data kriminalitas yang terjadi di
Indonesia. Polisi berada pada garda terdepan dalam
menjalankan dalam melakukan penegakan hukum. Polisi
akan mengatasi berbagai tindakan yang tidak sesuai
dengan peraturan Undang-undang Negara Republik
Indonesia (Tolan et al., 2017).
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara dan Kepolisian (Denandra, 2012). Polri memiliki
keterbatasan dalam hal kepegawaian, peralatan dan
anggaran operasional, sehingga perlu melibatkan
masyarakat itu sendiri dalam menciptakan keselamatan
dan ketertiban umum. Berdasarkan peran tanggung
jawab dan peran negara dalam melindungi semua warga
negara, dalam terminologi ilmiah pemerintah negara
bagian di mana saja di dunia, yaitu: menyediakan
layanan sipil (civil service), menyediakan layanan publik
(public service), dan memberdayakan masyarakat
(empowering) berdasarkan kebijakannya. Penerapan
prinsip etika politik dan hukum merupakan kewajiban
bagi negara untuk menata dan melindungi seluruh
rakyatnya melalui salah satu tugasnya di bidang
kepolisian negara. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 30
ayat (4) Undang-Undang Dasar Indonesia Tahun 1945
dan disebutkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 (Arif, 2021).
Bhinneka Tunggal Ika" berarti "beragam tapi
satu" dan merupakan logo nasional Republik Indonesia.
Logo tersebut menggambarkan masyarakat Indonesia
yang beragam tetapi sepihak dan juga memberikan
pedoman bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Pada
2016, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan
mencapai 250 juta. Indonesia adalah negara terpadat
keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika
Serikat. Masyarakat Indonesia terdiri dari sekitar 300
ras, seperti Jawa, He, Batak, Tionghoa, Dayak, dan
Papua. Setiap suku memiliki dialeknya masing-masing.
Total ada lebih dari 360 dialek yang memperkaya budaya
Indonesia. Namun demikian, "Bahasa Indonesia" adalah
bahasa nasional Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional
dan bahasa yang sering digunakan di Indonesia. Bahasa
Inggris adalah salah satu kurikulum sekolah dasar di
Indonesia dan merupakan bahasa bisnis. Selain itu,
kehidupan beragama di Indonesia juga beragam (KJRI
Frankfur, 2016).
Kepolisian Indonesia mencoba berbagai cara
untuk mendorong peran menganalisis tingkat kejahatan
yang terjadi di Indonesia salahsatunya dengan
meluncurkan aplikasi crimeIndo yang digagas oleh
kepolisian. Aplikasi ini sangat memudahkan kepolisian
dalam memberikan informasi serta analisis kejahatan
yang telah terjadi. Melalui aplikasi ini, analisis kejahatan
dapat lebih mudah dan juga akurat. Aplikasi CrimeIndo
dapat diakses langsung melalui Smartphone berbasis
Android dan juga web. Kepolisian cukup mendownload
Aplikasi crimeIndo melalui Google Play Store dan juga
membuka melalui web. Tidak hanya untuk kepolisian
saja, Aplikasi ini pun dapat diakses oleh pemerintah
yang memiliki wewenang untuk mengakses Badan Pusat
Statistik merupakan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden (BPS-Statistics Indonesia, 2021). BPS
memberikan data pada Gambar 1.
Gambar 1. menjelaskan jumlah kejadian
kejahatan terhadap nyawa pada tahun 2015 hingga 2019
mengalami penurunan Pada tahun 2015 tercatat ada
1.491 kejadian (tertinggi pada kurun waktu lima tahun
terakhir). Angka ini menurun pada tahun 2016 menjadi
1.292 kejadian, tahun 2018 menjadi 1.024 kejadian, dan
turun kembali menjadi 964 kejadian pada tahun 2019
(BPS-Statistics-Indonesia, 2021)
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 1. Statistik Jumlah Kejadian Kejahatan
terhadap Kematian
Data Mining
Deteksi pola mencari anomali atau struktur lokal
kecil dalam data, dengan massa data yang sangat besar
menjadi tidak relevan. Satu pandangan dari banyak
aktivitas data mining skala besar adalah bahwa mereka
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
63
terutama merupakan pemfilteran dan reduksi data.
Meskipun beberapa subdisiplin statistik telah memeriksa
kasus khusus dari masalah ini, sebagian besar pekerjaan
pada deteksi pola hingga saat ini bersifat komputasi,
dengan penekanan pada algoritma (Umar Otokiti, 2022).
Menerapkan data mining (DM) dalam pendidikan
adalah bidang penelitian interdisipliner yang muncul
juga dikenal sebagai penambangan data pendidikan
(EDM). Teknik Data Mining tradisional tidak dapat
diterapkan secara langsung pada jenis data dan masalah
ini. Akibatnya, proses penemuan pengetahuan harus
disesuaikan dan beberapa teknik DM khusus diperlukan.
Makalah ini memperkenalkan dan meninjau tonggak
penting dan keadaan saat ini di bidang EDM, bersama
dengan aplikasi khusus, alat, dan wawasan masa depan.
(Araka et al., 2019).
METODE PENELITIAN
Clustering merupakan metode pengelompokan
data yang melakukan proses pengelompokan data ke
dalam beberapa cluster atau kelompok sehingga data
dalam satu cluster memiliki tingkat kemiripan yang
maksimum dan data antar cluster memiliki kemiripan
yang minimum Pada tahap clustering dikelompokkan
data kriminalitas yang terjadi di Indonesia yang
diklasifikasi dari masing-masing provinsi. Gambar 2.
Menunjukkan Data Kriminalitas Tingkat Provinsi di
Indonesia.
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 2. Data Kriminalitas Tingkat Provinsi di
Indonesia.
Data berdasarkan 5 Provinsi tindak kriminalitas
terbanyak.
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 3. Provinsi tindak kriminalitas terbanyak
Data berdasarkan pulau dengan kriminalitas
terbanyak dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 4. Data Pulau dengan Kriminalitas Terbanyak
Visualisasi Data
Visualisasi data adalah sebuah tampilan grafis
dari informasi dan data. Data Visualization
menggunakan elemen visual berupa bagan, grafik, dan
peta. Data Visualization menyediakan data-data yang
dapat diakses untuk memahami sebuah pola dalam suatu
data. Dalam Big Data, teknologi dan alat untuk
memvisualisasi data sangat penting untuk mengkaji
sebuah informasi dalam jumlah besar dan membuat
keputusan berdasarkan data. Data Visualization
mengubah kumpulan-kumpulan data tersebut menjadi
sebuah data yang lebih sederhana (Tableau.com, 2017).
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
64
Manfaat yang dapat diperoleh dari data
visualization ini, salah satu manfaat yang didapatkan
yaitu mempermudah komunikasi antar pemegang
kepentingan atau pengambil keputusan. Data
Visualization akan memberikan data-data yang
dibutuhkan dalam kepentingan bisnis yang dijalankan.
Para pengambil keputusan yang bertugas di dalam
perusahaan akan mudah melihat dan mengerti data-data
perusahaan berdasarkan kategori-kategori yang
dimilikinya.
Data Visualization menyajikan data yang sudah
diolah, dan bukan dalam tulisan mentah, sehingga orang
awam’ tidak akan kesulitan untuk memahami dan
mengetahui maksudnya.
Metode data visualization yang baik diperlukan
proses yang tepat, dan berikut adalah proses dari
pemvisualisasian data Berikut adalah proses visualisasi
data (Fry, 2008):
1. Acquire, pada proses ini data dikumpulkan dari
berbagai sumber, baik dari internet maupun dari
file penyimpanan
2. Parse, pada proses ini dilakukan pemberian
struktur data dan pesan ke dalam data yang diolah.
3. Filter, pada proses ini dilakukan pemilihan data
dengan menghapus data yang tidak sesuai dengan
tujuan awal.
4. Mine, pada proses ini dilakukan analisis data
mining sesuai tujuan awal. Proses ini bersifat
pilihan.
5. Represent, pada proses ini data dibuat kedalam
bentuk elemen visual berupa bagan, grafik, dan
peta.
6. Refine, pada proses ini elemen visual diberikan
grafik dasar dengan berbagai visual encoding.
Proses ini bersifat pilihan.
7. Interact, pada proses ini grafik statis menjadi grafik
dinamis. Proses ini juga bersifat pilihan.
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 5. Metode Visualisasi Data
Tableau
Tableau adalah sistem grafis untuk melakukan
eksplorasi ad-hoc dan analisis kumpulan data pelanggan.
Ini adalah kelanjutan komersial proyek penelitian Polaris
dan selama beberapa tahun terakhir telah menjadi
komponen kuat dari tumpukan BI di banyak Organisasi
(Association For Cumputing Machinery (ACM Digital),
2011).
Tableau dapat digunakan untuk membuat peta
tematik (seperti GIS), untuk memanipulasi data (seperti
Excel), untuk buat plot seri waktu (seperti FRED), dan
untuk membuat infografis (seperti Infografis).
Namun, keunggulan komparatif Tableau adalah
menggunakan beberapa kumpulan data besar untuk
membuat bagan di dasbor interaktif tempat pengguna
dapat menelusuri paling detail untuk mengidentifikasi
pola dalam data . Tableau juga memiliki antarmuka drag-
and-drop yang ramah pengguna. Untuk sarjana yang
mencari pasar kerja, visualisasi data adalah keterampilan
yang diminati di lapangan analitik data (Batt et al.,
2020).
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 6. Panduan Worksheet Tableau
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data visualisasi yang dipakai adalah data yang
menggunakan Microsoft Excel. Data tersebut adalah
data tentang klasifikasi kriminal yang terjadi di
Indonesia di tahun 2019 berdasarkan dari data BPS.
Gambar 7. menunjukkan data tentang klasifikasi
kriminal di setiap provinsi di Indonesia. Data ini akan
dimasukan ke Tableau yang nantinya akan diubah
menjadi visualisasi data.
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
65
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 7. Data Klasifikasi Kriminal setiap Provinsi di
Indonesia
Data interpreter digunakan untuk menjelaskan
visualisasi sehingga dapat menciptakan visualisasi baru
yang mudah (Berengueres et al., 2546). Data interpreter
adalah fitur yang berfungsi sebagai connector antara data
dari Ms Excel menjadi format yang tepat untuk analisis
di Tableau. File Excel dapat disusun dalam segala
macam cara yang berbeda dan sering berisi footer
tambahan dan baris header di sekitar data.
Data interpreter di Tableau dilakukan beberapa
tahap, yaitu dengan membuka aplikasi Tableau, pilih
File Ms Excel, lalu pilih “Cleaned with data
Interprener”
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 8. Memasukan Data pada Tableau dan
menggunakan Data Interpreter.
Visualisasi data di tableau dapat dilakukan drag
and down pada dimensions atau measure. Dimensions
atau measure dapat dimasukan ke bagian columns atau
rows pada worksheet di Tableau. Data klasifikasi
kriminalitas di setiap provinsi di Indonesia dipergunakan
untuk melakukan pemilihan dimensions dan measure.
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 9. Dimensions dan Measure
Gambar 9. merupakan data dari klasifikasi
kriminal tentang kejahatan terhadap fisik di setiap
daerah, bisa dilihat dari angka di setiap grafik per daerah,
bahwa tingkat kriminalitas tentang kejahatan terhadap
fisik paling tinggi adalah provinsi Sumatera Utara
dengan angka 4.817, dan yang kedua adalah provinsi
Sumatera Selatan dengan angka 4.666. Provinsi yang
tingkat kriminalitas tentang kejahatan dengan cara fisik
paling rendah dengan angka 108 adalah provinsi
Kalimantan Utara.
Perhitungan Grand total di Tableau dapat
dilakukan dengan tahap memilih sub menu analysis-
totals - show column Grand total. Data visualisasi ini
sudah digabungkan dari semua hasil klasifikasi yang ada
di setiap provinsi di Indonesia.
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 10. Memisahkan Data Kriminal per Klasifikasi
sesuai Provinsi di Indonesia
Setelah semua data divisualisasikan, data
kriminal bisa di per klasifikasi dengan ditentukan
persentasenya dengan cara Analysis – Percentage of –
Column in Pane.
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
66
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 11. hasil data kriminal per klasifikasi sesuai
provinsi di Indonesia
Sumber : (Evaristus Didik Madyatmadja et al., 2022)
Gambar 12. Hasil Data kriminal per Klasifikasi sesuai
Provinsi di Indonesia
Gambar 11 menunjukkan bahwa pada tahun 2019
data klasifikasi kriminal per daerah dalam bentuk
visualisasi dan angka. Jumlah total dari klasifikasi
kriminal tentang Kejahatan fisik di setiap daerah adalah
38.983 kasus dengan tingkat kasus yang paling tinggi
berada di Sumatera Utara dengan angka 4.817 kasus dan
tingkat kasus yang paling rendah berada di provinsi
Kalimantan Utara dengan angka 108 kasus. Jumlah total
dari klasifikasi kriminal tentang Kejahatan terhadap
hak/milik dengan cara kekerasan di setiap daerah
berjumlah 7.311 kasus dengan tingkat kasus yang paling
tinggi berada di Provinsi Sumatera Selatan dengan angka
723 kasus, dan tingkat kasus yang paling rendah berada
di Provinsi Maluku Utara dengan angka 6 kasus.
Jumlah total dari klasifikasi kriminal tentang
kejahatan terhadap Hak/Milik tanpa pengguna kekerasan
di setiap daerah berjumlah 83.576 kasus, dengan tingkat
kasus yang paling tinggi berada di Sumatera Utara
dengan angka 8.639 kasus, dan tingkat kasus yang paling
rendah berada di Maluku Utara dengan angka 101 kasus.
Jumlah total dari klasifikasi kriminal tentang kejahatan
terhadap kemerdekaan di setiap daerah berjumlah 2.298
kasus dengan tingkat kasus yang paling tinggi berada di
Sulawesi Selatan dengan angka 399 kasus, dan tingkat
kasus yang paling rendah berada di Kalimantan Timur
dan Kalimantan Selatan yang berada di angka yang sama
yaitu 0 kasus.
Jumlah total klasifikasi kriminal tentang
kejahatan terhadap kesusilaan berjumlah 5.086 kasus
dengan tingkat kasus yang paling tinggi berada di Jawa
Barat dengan angka 465 kasus, dan tingkat kasus yang
paling rendah berada di Papua Barat dengan angka 33
kasus. Jumlah total klasifikasi kriminalitas tentang
kejahatan terhadap nyawa berjumlah 978 kasus dengan
tingkat kasus yang paling tinggi berada di Sumatera
Selatan dengan angka 136 kasus, dan tingkat kasus yang
paling rendah berada di Kalimantan Utara dengan angka
1 kasus. Jumlah total klasifikasi kriminalitas tentang
kejahatan terkait narkotika berjumlah 36.473 kasus
dengan tingkat kasus yang paling tinggi berada di Metro
Jaya dengan angka 6.338 kasus, dan tingkat kasus yang
paling rendah berada di Papua dan Sulawesi tenggara
yang berada di angka yang sama yaitu 45 kasus. Jumlah
total klasifikasi kriminalitas tentang kejahatan terkait
penipuan,penggelapan dan korupsi berjumlah 39.320
kasus dengan tingkat yang paling tinggi berada di Metro
Jaya dengan angka 5.115 kasus, dan tingkat kasus yang
paling rendah berada di Maluku Utara dengan angka 49
kasus.
KESIMPULAN
Tindakan kriminalitas yang terjadi di Indonesia
berbeda pada setiap daerah. Seperti halnya data tentang
klasifikasi kriminal tentang kejahatan terhadap fisik
yang memiliki tingkat kasus paling tinggi di daerah
Sumatera Utara sedangkan untuk klasifikasi kriminal
tentang kejahatan terhadap Hak/milik dengan
penggunaan kekerasan memiliki tingkat kasus paling
tinggi di daerah Sumatera Selatan. Hal ini menunjukkan
bahwa tindakan kriminalitas di Indonesia berbeda
tergantung daerah serta klasifikasi kriminal yang
membuat kepolisian harus membuat keputusan terhadap
tindakan keamanan mereka di setiap daerah sesuai
dengan data yang ada.
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
67
Tindakan kriminalitas masih banyak terjadi di
Indonesia, dengan berbagai klasifikasi kriminalitas yang
sudah dibuat, maka penerapan data visualization yang
dibuat, pihak kepolisian dapat lebih mudah dalam
memahami, meneliti dan mengambil keputusan terhadap
tindakan kriminalitas di setiap daerah yang terjadi di
Indonesia agar terjadinya peningkatan keamanan
berdasarkan klasifikasi kriminal di setiap daerah tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Araka, E., Maina, E., Gitonga, R., & Oboko, R. (2019).
A Conceptual Model for Measuring and
Supporting Self-Regulated Learning using
Educational Data Mining on Learning
Management Systems. 2019 IST-Africa Week
Conference, IST-Africa 2019, May.
https://doi.org/10.23919/ISTAFRICA.2019.8764
852
Arif, M. (2021). Tugas dan Fungsi Kepolisian dalam
Perannya sebagai Penegak Hukum Menurut
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian. Al ’Adl: Jurnal Hukum, 13(1), 91–101.
https://www.neliti.com/id/publications/146200/tu
gas-dan-fungsi-kepolisian-dalam-perannya-
sebagai-penegak-hukum-menurut-undang
Association For Cumputing Machinery (ACM Digital).
(2011). An Analytic Data Engine for Visualization
in Tableau.
https://dl.acm.org/doi/abs/10.1145/1989323.1989
449?casa_token=lcrobsprvgiaaaaa%3Aznzea-
qnezofg94q-6svcqzz-pyb-
sk8yysrufmdx3iypkvzldgw1rh1caxffon7hublkrazl
ka1
Batt, S., Grealis, T., Harmon, O., & Tomolonis, P.
(2020). Learning Tableau: A data visualization
tool. Journal of Economic Education, 51(3–4),
317–328.
https://doi.org/10.1080/00220485.2020.1804503
Berengueres, J., Sandell, M., & Fenwick, A. (2546).
Data Visualization and Storytelling. May.
BPS-Statistics-Indonesia. (2021). Statistik-kriminal-
2020. https://www.bps.go.id/publication/2020/11
/17/0f2dfc46761281f68f11afb1/statistik-kriminal-
2020.html
BPS - Statistics Indonesia. (2021). Badan Pusat Statistik.
https://www.bps.go.id/menu/1/informasi-
umum.html#mastermenutab1
Denandra, I. B. K. (2012). Kedudukan Dan Fungsi
Kepolisian Dalam Struktur Organisasi Negara
Republik Indonesia. Lex Crimen, 1(4), 41–59.
DosenSosiologi.Com. (2018). Pengertian Kriminalitas.
https://dosensosiologi.com/pengertian-
kriminalitas
Evaristus Didik Madyatmadja, Muhammad Nuha Ridho,
Adhyaksa Rizky Pratama, Miftahul Fajri, L. N.
(2022). Penerapan Visualisasi Data Terhadap
Klasifikasi Tindak Kriminal Di Indonesia.
https://doi.org/https://doi.org/10.37365/jti.v8i1.12
7
Fry, B. (2008). Visualizing Data, O’reilly Media. CA
954752.
KJRI Frankfur. (2016). Pendidikan & Budaya, Sekilas
tentang Indonesia. https://www.indonesia-
frankfurt.de/pendidikan-budaya/sekilas-tentang-
budaya-indonesia/
Tableau.com. (2017). Data Visualization Beginner’s
Guide: A Definition, Examples, And Learning
Resources.
https://www.tableau.com/learn/articles/data-
visualization
Tolan, C. A., Mingkid, E., & Kalesaran, E. R. (2017).
Peranan Komunikasi Dalam Membangun Citra
Polisi Republik Indonesia (POLRI) Pada
Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan
Kleak, Kecamatan Malalayang, Kota Manado). E-
Journal “Acta Diurna,” VI(1), 1–12.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnak
omunikasi/article/view/15477
Umar Otokiti, A. (2022). Digital Health and Healthcare
Quality: A Primer on the Evolving 4th Industrial
Revolution. Contemporary Topics in Patient
Safety - Volume 1, October.
https://doi.org/10.5772/intechopen.94054
VOL. 8 No. 1 Juni 2022
P-ISSN : 2460-2108
E-ISSN : 2620-5181
INFOTECH: JOURNAL OF TECHNOLOGY INFORMATION
DOI: https://doi.org/10.373 65/jti.v8i1.127
Akreditasi Peringkat 4 (Sinta 4) Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud
No.105/E/KPT/2022, 7 April 2022. Diterbitkan oleh LPPM STMIK Widuri
68