ArticlePDF Available

Penguasaan Konsep Mahasiswa pada Materi Fotosintesis : Korelasinya dengan Kemampuan Representasi pada Vertical Translations across Level

Authors:

Abstract

Mastery of concepts and representational skills are competencies needed by students in the 21st century. One indicator of a person having representational abilities is being able to interpret scientific phenomena vertically (Vertical Translations across Level (VTL). The aims of this study are to: 1) describe student representation ability on photosynthetic material; and 2) knowing the correlation between students' conceptual mastery and their representational ability in interpreting scientific phenomena, especially photosynthetic material. The research method is correlational analysis between concept mastery and representation ability. The research subjects were 37 students who had taken Plant Physiology courses at the Biology Education Study Program, FSTT, Mandalika Education University in the even semester of the 2018/2019 academic year. Data were collected using a validated essay test. Data analysis used regression test at a significance level of 5%. The results showed that: 1) students were able to explain the process of photosynthesis using representations, and 2) there was a correlation between concept mastery and students' representational abilities in interpreting scientific phenomena vertically (VTL) on photosynthetic material. is 60.8%.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
193
PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI FOTOSINTESIS
: KORELASINYA DENGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI
PADA VERTICAL TRANSLATIONS ACROSS LEVEL
Any Fatmawati1* dan Husnul Jannah2
1&2Program Studi Pendidikan Biologi, FSTT, Universitas Pendidikan Mandalika,
Indonesia
*E-Mail : anyfatmawati@undikma.ac.id
DOI : https://doi.org/10.33394/bioscientist.v10i1.4967
Submit: 18-03-2022; Revised: 13-05-2022; Accepted: 14-05-2022; Published: 30-06-2022
ABSTRAK: Penguasaan konsep dan kemampuan representasi merupakan kompetensi yang
dibutuhkan oleh mahasiswa di abad 21. Salah satu indikator seseorang memiliki kemampuan
representasi adalah mampu menginterpretasikan fenomena sains secara vertikal (Vertical
Translations across Level (VTL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan
kemampuan representasi mahasiswa pada materi fotosintesis; dan 2) mengetahui korelasi
penguasaan konsep mahasiswa terhadap kemampuan representasi dalam menginterpretasikan
fenomena sains, khususnya materi fotosintesis. Metode penelitian adalah analisis korelasional
antara penguasaan konsep dengan kemampuan representasi. Subjek penelitian adalah 37
mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Fisiologi Tumbuhan di Program Studi Pendidikan
Biologi, FSTT, Universitas Pendidikan Mandalika pada semester genap tahun akademik
2018/2019. Data dikumpulkan menggunakan tes essay yang sudah divalidasi. Analisis data
menggunakan uji regresi pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
mahasiswa mampu menjelaskan proses fotosintesis menggunakan representasi, dan 2) terdapat
korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan representasi mahasiswa dalam
menginterpretasikan fenomena sains secara vertikal (VTL) pada materi fotosintesis, besarnya
sumbangan yang diberikan oleh pemahaman konsep terhadap kemampuan representasi adalah
60,8%.
Kata Kunci:
Penguasaan Konsep, Kemampuan Representasi, Vertical Translation Across Level,
Fotosintesis.
ABSTRACT: Mastery of concepts and representational skills are competencies needed by students
in the 21st century. One indicator of a person having representational abilities is being able to
interpret scientific phenomena vertically (Vertical Translations across Level (VTL). The aims of
this study are to: 1) describe student representation ability on photosynthetic material; and 2)
knowing the correlation between students' conceptual mastery and their representational ability in
interpreting scientific phenomena, especially photosynthetic material. The research method is
correlational analysis between concept mastery and representation ability. The research subjects
were 37 students who had taken Plant Physiology courses at the Biology Education Study
Program, FSTT, Mandalika Education University in the even semester of the 2018/2019 academic
year. Data were collected using a validated essay test. Data analysis used regression test at a
significance level of 5%. The results showed that: 1) students were able to explain the process of
photosynthesis using representations, and 2) there was a correlation between concept mastery and
students' representational abilities in interpreting scientific phenomena vertically (VTL) on
photosynthetic material. is 60.8%.
Keywords:
Concept Mastery, Representation Ability, Vertical Translation Across Level,
Photosynthesis.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi is Licensed Under a CC BY-SA Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
194
PENDAHULUAN
Penguasaan konsep dijadikan tolok ukur pengetahuan seseorang terhadap
suatu materi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, penguasaan konsep
sains khususnya biologi masih rendah dan perlu ditingkatkan. Penguasaan konsep
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan
tahun 2014 antara 45 sampai 75 (Aprilia, 2015). Hasil penelitian penguasaan
konsep calon guru biologi di Kota Makassar menunjukkan rerata 42,35 dengan
kategori rendah (Amin et al., 2016). Selanjutnya, penguasaan konsep mahasiswa
di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Islam Pangeran Diponegoro, Nganjuk pada kelas eksperimen 58,10 dan
kelas kontrol 58,53 (Suhartono et al., 2019). Semua fakta tersebut menunjukkan
angka yang masih perlu ditingkatkan lagi.
Penguasaan konsep adalah kemampuan untuk menghubungkan
pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan sebelumnya (Srikoon et al.,
2018; Taslidere & Eryilmaz, 2012; Zain, 2017). Indikator penguasaan konsep
meliputi tujuh proses kognitif, yaitu: 1) menafsirkan; 2) memberi contoh; 3)
mengklasifikasikan; 4) meringkas; 5) membuat kesimpulan; 6) membandingkan;
dan (7) menjelaskan. Penguasaan konsep sains sangat menguntungkan bagi siswa
untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Aini et al.,
2018). Penguasaan konsep merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan dan persyaratan wajib untuk mencapai
suksesnya pembelajaran (Yunita et al., 2019). Penguasaan konsep dapat
membantu peserta didik untuk menjelaskan fenomena sains yang lebih abstrak
(Tes et al., 2021), seperti reaksi fotosintesis.
Kemampuan representasi merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi
yang sangat dibutuhkan sebagai bekal untuk menghadapi era abad 21.
Representasi digunakan untuk menggambarkan konsep ilmiah (interpretasi),
menghasilkan representasi (konstruksi), mengidentifikasi, menjelaskan, dan
menganalisis fitur representasi, menghubungkan berbagai representasi dan
menjelaskan hubungan di antara mereka (Rahmatina et al., 2017). Representasi
berisi interpretasi dan penjelasan mengenai ide atau konsep ilmiah dengan
menggunakan mode seperti analogi, pernyataan verbal, teks tertulis, diagram,
grafik, dan simulasi (Tang et al., 2014). Salah satu penerjemahan representasi
adalah secara vertikal atau Vertical Translations across Level (VTL), artinya
menerjemahkan konsep menggunakan representasi secara vertikal yang
menggambarkan berbagai tingkatan organisasi dan kompleksitasnya (Anderson et
al., 2013).
Kemampuan representasi belum sepenuhnya baik dalam pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peserta didik yang belum pernah dilatih
dengan representasi eksternal akan mengalami kesulitan dalam
menginterpretasikan struktur submikroskopik, kemampuan multi representasi
siswa pada representasi verbal dan gambar atau grafik masih tergolong rendah,
tetapi representasi pada matematis tergolong sedang. Hal ini disebabkan siswa
belum mampu memahami dan merepresentasikan dengan baik suatu konsep. Oleh
karena itu, siswa perlu mendapat pembelajaran yang memberdayakan kemampuan
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
195
representasi (Rahmatina et al., 2017; Sunyono & Meristin, 2018). Menggunakan
representasi dalam menampilkan konsep sains akan membuatnya lebih mudah
dipahami, sehingga penataan pengetahuan peserta didik menjadi lebih baik (Prain
& Tytler, 2012). Dalam proses pembelajaran, multi representasi memiliki tiga
fungsi pedagogis, yaitu untuk: 1) melengkapi informasi/pengetahuan; 2)
mengurangi misinterpretasi; dan 3) mengonstruk pemahaman yang mendalam
terhadap suatu keadaan (Ainsworth, 2018).
Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara dengan mahasiswa dan
dosen di Program Studi Pendidikan Biologi, FSTT, Universitas Pendidikan
Mandalika pada bulan Juni tahun 2019 menunjukkan bahwa: 1) penguasaan
konsep mahasiswa masih rendah, adapun mahasiswa yang memiliki penguasaan
konsep baik hanya dimiliki oleh beberapa mahasiswa saja; 2) mahasiswa hanya
menggunakan satu representasi saja dalam mengungkapkan konsep yang mereka
miliki, ini menujukkan bahwa mahasiswa belum dilatih menggunakan multi
representasi; dan 3) dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Tumbuhan belum
menggunakan multi representasi dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk: 1) mendeskripsikan kemampuan representasi mahasiswa pada
materi fotosintesis secara VTL; dan 2) mengetahui korelasi penguasaan konsep
mahasiswa terhadap kemampuan representasi dalam menginterpretasikan
fenomena sains, khususnya materi fotosintesis.
METODE
Penelitian ini menggunakan studi korelasional untuk melihat hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya, dalam hal ini adalah penguasaan
konsep dengan kemampuan representasi, khususnya indikator Vertical
Translations across Level (VTL). Penelitian dilakukan pada semester genap tahun
akademik 2019/2020 di Program Studi Pendidikan Biologi, FSTT, Universitas
Pendidikan Mandalika. Adapun partisipan penelitian adalah mahasiswa yang telah
menempuh mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, yaitu sebanyak 37 mahasiswa.
Instrumen penguasaan konsep berupa soal essay, diambil dari materi
fotosintesis pada tumbuhan. Adapun penilaian penguasaan konsep menggunakan
rentangan 0-100, dengan pengkategorian sebagai berikut: sangat rendah (1-20),
rendah (21-40), cukup (41-60), tinggi (61-80), dan sangat tinggi (81-100).
Instrumen kemampuan representasi menggunakan tes essay berdasarkan indikator
kemampuan representasi dari Anderson et al. (2013), dengan kategori VTL. VTL
yaitu menerjemahkan konsep menggunakan representasi secara vertikal yang
menggambarkan berbagai tingkatan organisasi dan kompleksitasnya. Rubrik
penilaian kemampuan representasi VTL menggunakan rubrik kemampuan
representasi yang telah dimodifikasi oleh Lengkana et al. (2020), dengan skala 5
yaitu skor 5 (sangat baik), skor 4 (baik), skor 3 (cukup baik), skor 2 (tidak baik),
dan skor 1 (sangat tidak baik). Adapun materi yang diujikan adalah materi
fotosintesis pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Instrumen penguasaan konsep
dan kemampuan representasi telah melalui uji validasi terlebih dahulu dan
dinyatakan valid serta reliabel. Data yang telah dikumpulkan dianalisis
menggunakan regresi.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
196
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Data penguasaan konsep mahasiswa disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan
Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata nilai penguasaan konsep mahasiswa pada materi
fotosintesis adalah 31,35 dengan standar deviasi 2,80, rata-rata nilai tersebut
termasuk kategori rendah.
Tabel 1. Ringkasan Data Penguasaan Konsep Mahasiswa.
Mean
Median
Std. Deviasi
Maksimum
Nilai
31.35
29.25
2.80
100.00
Data kemampuan representasi VTL mahasiswa pada materi fotosintesis
disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, kemampuan representasi mahasiswa
pada materi fotosintesis adalah 36,22, dengan kategori tidak baik. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu pembelajaran yang melatihkan kemampuan representasi
mahasiswa.
Tabel 2. Ringkasan Data Kemampuan Representasi Mahasiswa.
Mean
Median
Std. Deviasi
Maksimum
Nilai
36.22
20.00
2.099
100.00
Contoh soal jenis Vertical Translation Across Level (VTL) adalah
Jelaskan perjalanan H2O ketika terjadi proses fotosintesis sampai menghasilkan
O2. Gambarkan proses fisiologis yang terjadi pada peristiwa/fenomena tersebut
pada tingkat makroskopis, mikroskopis, molukuler, dan simbolis. Adapun contoh
jawaban mahasiswa disajikan pada Gambar 1.
Gambar 2. Contoh Jawaban dari Mahasiswa dengan Inisial Nama “AAA”.
a
b
c
d
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
197
Gambar 2 merupakan contoh jawaban mahasiswa dengan kemampuan
representasi kategori sangat baik, karena mampu menerjemahkan konsep
menggunakan representasi secara vertikal (Vertical Translation across Level)
yang menggambarkan berbagai tingkatan organisasi dan kompleksitasnya.
Berdasarkan Gambar 2, mahasiswa mampu menjelaskan fenomena sains secara
vertikal, artinya mahasiswa mampu menjelaskan proses fotosintesis mulai dari
bentuk makro yang terlihat oleh kasat mata, sampai bentuk mikro dalam sel daun.
Selanjutnya, mahasiswa tersebut juga mampu menjelaskan proses fotosintesis
tersebut dengan uraian kata-kata dengan lancar. Dimulai dari gambar daun secara
utuh (Gambar a) sebagai bentuk paling luar atau makro. Selanjutnya Gambar b
menunjukkan bagian mikro dari daun, yang memperlihatkan jaringan daun dengan
bagian-bagiannya, yaitu: kutikula, epidermis atas, epidermis bawah, mesofil daun,
floem, xilem, dan stomata. Selanjutnya pada Gambar c, merupakan bagian dari
jaringan daun, yaitu satu sel kloroplas dengan bagian-bagiannya, yaitu: membran
luar, ruang antar membran, membran dalam, tilakoid, stroma, grana, dan plastida.
Untuk melengkapi penjelasan, maka dibuatkan uraian proses fotosintesis dengan
kata-kata (Gambar d).
Gambar d merupakan penjelasan dengan kata-kata mengenai proses
fotosintesis. Dalam penjelasan tersebut, ditemukan penggunaan simbol-simbol
reaksi kimia proses fotosintesis, ini juga merupakan bagian dari representasi
simbolis. Dengan demikian, maka penjelasan tentang fenomena sains mengenai
proses fotosintesis menggunakan representasi secara vertikal (VTL) dapat
digambarkan dengan baik, mulai dari gambar makro yaitu gambar daun, gambar
mikro yaitu gambar epidermis dan kloroplas, dan gambar simbolis yaitu simbol-
simbol senyawa kimia yang terlibat dalam proses fotosintesis. Kemampuan
mahasiswa dalam menggambarkan dan menjelaskan proses fisiologis fotosintesis
sampai menghasilkan O2 dan C6H12O6 menggunakan berbagai representasi secara
vertikal (VTL) ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari penguasaan konsep
yang telah dimiliki mahasiswa tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh peneliti
lainnya bahwa kemampuan representasi mendukung penguasaan konsep peserta
didik (Hasbullah et al., 2019). Seperti yang telah diungkapkan bahwa, dengan
menggunakan multi representasi dalam menampilkan konsep sains akan
membuatnya lebih mudah dipahami, sehingga penataan pengetahuan peserta didik
menjadi lebih baik (Abdurrahman et al., 2011). Korelasi penguasaan konsep
dengan kemampuan representasi mahasiswa pada materi fotosintesis disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Korelasi antara Penguasaan Konsep dengan Kemampuan Representasi.
Model
Sum of Squares
df
F
Sig
Regression
9653.708
1
54.352
.000
Residual
6216.563
35
Total
15870.270
36
Tabel 3 menunjukkan bahwa, p = 0,000 yang berarti bahwa ada korelasi
antara penguasaan konsep dengan kemampuan representasi mahasiswa.
Selanjutnya, hasil uji regresi didapatkan persamaan garis regresi yaitu Y = 0,588
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
198
X + 17,633. Koefisien regresi dari korelasi antara penguasaan konsep dengan
kemampuan representasi sebesar 0,780, ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Koefisien Regresi Penguasaan Konsep dengan Kemampuan Representasi.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
17.633
3.340
5.280
.000
Pemahaman
Konsep
.588
.080
.780
7.372
.000
Dependent Variable: Kemampuan Representasi.
Jumlah sumbangan penguasaan konsep terhadap kemampuan representasi
ditampilkan pada Tabel 5. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh penguasaan
konsep terhadap kemampuan representasi adalah 60,80%, sedangkan 39,20%
berasal dari variabel lainnya.
Tabel 5.
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Penguasaan Konsep dengan Kemampuan
Representasi Mahasiswa.
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of Estimate
1
.780a
.608
.597
13.327
Predictors: (Constant), Penguasaan Konsep.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penguasaan konsep memberikan
sumbangan 60,80% terhadap kemampuan representasi. Kelancaran dalam
menyusun representasi adalah ukuran kompetensi representasi yang merupakan
proses penerjemahan dan bergerak di dalam pikiran di antara representasi untuk
memahami suatu konsep (Basito et al., 2016). Penggunaan multi representasi
dalam mempelajari suatu konsep tertentu memberikan peluang yang cukup baik
dalam memahami konsep dan mengomunikasikannya, serta bagaimana mereka
bekerja dengan sistem dan proses suatu konsep tertentu (Hasbullah et al., 2019).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, melalui pemberian format representasi yang
lebih banyak kepada siswa, maka kemampuan dalam menyelesaikan tes mereka
akan lebih baik dari mereka yang mendapatkan pengalaman belajar dengan
pemberian format representasi yang lebih sedikit ( Eilam & Reiter, 2014). Selain
itu, multirepresentasi berguna sebagai acuan untuk konsep yang lebih abstrak,
multi representasi membantu penguasaan konsep siswa ( Eilam & Reiter, 2014).
Oleh karena itu, penguasaan konsep yang baik akan membantu mahasiswa dalam
kelancaran menggunakan representasi.
Mengintegrasikan multirepresentasi dapat memberikan kesempatan siswa
untuk memvisualisasikan dan meningkatkan penguasaan konsep (Hasbullah et al.,
2019). Lebih lanjut dijelaskan bahwa, memberdayakan keterampilan berpikir
tingkat tinggi seperti kemampuan representasi memiliki kontribusi besar terhadap
penguasaan konsep sains. Selain itu, disarankan agar para pendidik menggunakan
banyak analogi untuk merancang pembelajaran siswa tentang konsep-konsep
ilmiah yang kompleks (Clément & Castéra, 2013). Analogi yang dimaksud di sini
adalah representasi yang bisa mewakili suatu objek tertentu. Ketika pelajar dapat
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
199
mengintegrasikan informasi dari mode representasi yang berbeda, dengan
demikian mereka memperoleh pengetahuan yang sulit disimpulkan dari hanya
satu representasi saja (Nitz et al., 2014).
Supaya kemampuan representasi dapat membangun pemahaman
konseptual yang mendalam, ada tiga proses yang perlu dipertimbangkan (Treagust
& Tsui, 2013). Pertama, peserta didik harus mampu mengabstraksi informasi yang
relevan dari representasi dan membuat referensi di antara banyak representasi
yang mewakili struktur yang mendasari konten yang akan dipelajari. Kedua,
pelajar harus dapat memperluas pengetahuan yang mereka miliki untuk
menghubungkan satu representasi dengan representasi lain dalam membentuk
pengetahuan. Ketiga, pelajar harus dapat menghubungkan representasi satu sama
lain, yaitu mereka harus bisa menerjemahkan di antara representasi, misalnya bisa
menggambar dan menjelaskan makna suatu gambar. Supaya mahasiswa lancar
dalam menyusun sebuah representasi, maka seharusnya mereka dilatih terlebih
dahulu. Kelancaran representasi adalah cara untuk menyatukan berbagai ide
tentang bagaimana dan mengapa penggunaan banyak representasi penting bagi
siswa, pendidik, dan peneliti pendidikan (Koedinger et al., 2012). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, penggunaan multi modal representasi dalam kegiatan
pembelajaran meningkatkan keterampilan berpikir kritis ilmiah siswa (Sunyono &
Meristin, 2018). Selain itu, pelajar cenderung mendapat manfaat saat informasi
disajikan dalam lebih dari satu representasi (Tsui & Treagust, 2013).
Mengacu pada teori koding ganda bahwa informasi yang dikodekan dua
atau lebih representasi akan lebih diingat daripada informasi yang dikodekan
hanya dalam satu saja, sehingga penguasaan konsep mahasiswa lebih mendalam
(Clément & Castéra, 2013). Keuntungan dari multi representasi adalah memberi
kekuatan pembelajaran dan penguatan konsep pada materi yang kompleks,
sehingga peserta didik sukses dalam pembelajaran (Hasbullah et al., 2018).
Selanjutnya dijelaskan bahwa, multi representasi dapat mendukung konstruksi
pemahaman konsep yang lebih mendalam ketika peserta didik menghubungkan
representasi tersebut untuk mengidentifikasi fitur dan domain yang digunakan.
Representasi digunakan untuk menggambarkan konsep ilmiah (interpretasi);
menghasilkan representasi (konstruksi); mengidentifikasi, menjelaskan, dan
menganalisis fitur representasi; menghubungkan berbagai representasi dan
menjelaskan hubungan di antara mereka (Dewi et al., 2017). Representasi berisi
interpretasi dan penjelasan mengenai ide atau konsep ilmiah dengan menggunakan
mode seperti analogi, pernyataan verbal, teks tertulis, diagram, grafik, dan
simulasi (Eilam & Reiter, 2014).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa: 1) mahasiswa mampu menjelaskan proses fotosintesis
menggunakan representasi secara vertikal (Vertical Translation across Level/
VTL); dan 2) terdapat korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan
representasi mahasiswa dalam menginterpretasikan fenomena sains secara vertikal
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
200
(VTL) pada materi fotosintesis, besarnya sumbangan yang diberikan oleh
pemahaman konsep terhadap kemampuan representasi adalah 60,8%.
SARAN
Saran dalam penelitian ini adalah perlu diterapkan pembelajaran yang
melatihkan mahasiswa dalam menggunakan multi representasi, khususnya
menginterpretasikan konsep menggunakan Vertical Translation across Level
(VTL).
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis sampaikan kepada Program Studi Pendidikan
Biologi, FSTT, Universitas Pendidikan Mandalika yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman, Liliasari, Rusli, A., dan Waldrip, B. (2011). Implementasi
Pembelajaran Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan Penguasaan
Konsep Fisika Kuantum. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1), 30-45.
Aini, Z., Ramdani, A., dan Raksun, A. (2018). Perbedaan Penguasaan Konsep
Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Guided
Inquiry di MAN 1 Praya. Jurnal Pijar Mipa, 13(1), 19-23.
Dewi, I., Saragih, S., dan Khairani, D. (2017). Analisis Peningkatan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa SMA Ditinjau dari Perbedaan Gender.
Jurnal Didaktik Matematika, 4(2), 115-124.
Eilam, B., and Reiter, S. (2014). Long-Term Self-Regulation of Biology Learning
Using Standard Junior High School Science Curriculum. Science
Education, 98(4), 1-10.
Hasbullah, Halim, A., dan Yusrizal. (2018). Penerapan Pendekatan Multi
Representasi terhadap Pemahaman Konsep Gerak Lurus. JIPI: Jurnal IPA
dan Pembelajaran IPA, 2(2), 69-74.
Koedinger, K.R., Corbett, A.T., and Perfetti, C. (2012). The Knowledge-
Learning-Instruction Framework: Bridging the Science-Practice Chasm to
Enhance Robust Student Learning. Cognitive Science A Multidisciplinary
Journal, 36(2012), 757-798.
Rahmatina, D.I., Sutopo, dan Wartono. (2017). Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Multirepresentasi Siswa SMA pada Materi Usaha Energi. In
Prosiding Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana UM (pp. 127-133).
Malang, Indonesia: Universitas Negeri Malang.
Suhartono, Degeng, I.N.S., Suyitno, I., dan Sulton. (2019). A Comparison Study:
Effects of the Group Investigation Model and the Direct Instruction Model
Toward Science Concept Understanding. JPII : Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 8(2), 185-192.
Sunyono, S., dan Meristin, A. (2018). The Effect of Multiple Representation-
Based Learning (MRL) to Increase Students’ Understanding of Chemical
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Vol. 10, No. 1, June 2022; Page, 193-201
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
201
Bonding Concepts. JPII : Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 7(4), 399-
406.
Yunita, Y., Halim, A., dan Safitri, R. (2019). Meningkatkan Penguasaan Konsep
Mahasiswa dengan Simulasi Physics Eduaction and Technology (PHET).
JPSI : Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 7(1), 16-22.
Zain, I.M. (2017). The Collaborative Instructional Design System (CIDS):
Visualizing the 21st Century Learning. Universal Journal of Educational
Research, 5(12), 2259-2266.
... Seperti yang telah diungkapkan bahwa dengan menggunakan multi representasi dalam menampilkan konsep sains akan membuatnya lebih mudah dipahami sehingga penataan pengetahuan peserta didik menjadi lebih baik (Abdurrahman et al., 2011). Selain itu, penguasaan konsep juga memiliki hubungan dengan kemampuan representasi dalam indikator Vertical Ttranslation across Level (VTL) (Fatmawati & Jannah, 2021). Kegiatan menguraikan jawaban dengan menggunakan HTM harus didukung oleh penguasaan konsep yang baik, karena semua komponen jawaban dalam HTM tersusun atas konsep proses fotosintesis yang utuh. ...
Article
Full-text available
Concept mastery is a person's basic ability to bring up other abilities in learning. Therefore it is necessary to conduct research on the relationship between mastery of concepts and other content such as the ability to use representations horizontally, which is referred to as cross-mode horizontal translation or HTM. One indicator of someone who has representational abilities is being able to express biological concepts by using representations horizontally. The purpose of this study was to determine the correlation of student mastery of concepts to representational abilities, especially HTM. The research method is a correlational analysis between concept mastery and HTM abilities. The research subjects were 37 students who had taken the Plant Physiology course at the Biology Education Study Program at the Mandalika University of Mataram, in the even semester of the 2019/2020 academic year. Data was collected using essay tests that had been assessed by experts and declared fit for use. Data analysis used a regression test at a significance level of 5%. The results showed that there was a correlation between concept mastery and students' representation abilities in interpreting scientific phenomena horizontally (HTM) in photosynthetic materials. The amount of loan provided by understanding the concept of representation ability is 55.70%.
ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.