ArticlePDF Available

MAKALAH STUDI BANDING DAN KAJIAN INDUSTRI

Authors:

Abstract

Kajian ini difokuskan pada kajian model strategi integrasi industri kecil dan menengah dengan industri pariwisata di Kecamatan Simbang dan merumuskan kebijakan dan agenda tindakan integrasi industri kecil dan menengah dengan industri pariwisata dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Sumber data primer dan sumber data sekunder dengan teknik analisis data yaitu (1) Analisis Deskriptif, (2) SWOT Analisis, dan Analytical Hierarchy Process (AHP).
MAKALAH
STUDI BANDING DAN KAJIAN INDUSTRI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Elvia Amelia 43120120083
Fina Desti Rahmawati 43120120061
Raditya Adelia 43120120076
Renaldi Rahardian 43120120063
Dosen Pembimbing :
Rona Tumiur Mauli Carolin, SE.,MM.,CMA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAGEMENT S1
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Adapun tema dari makalah ini adalah STUDI BANDING DAN KAJIAN
INDUSTRI”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Rona Tumiur Mauli Carolin, SE.,MM.,CMA
selaku Dosen Pengajar mata kuliah Studi Kalayakan Bisnis, karena telah memberikan tugas ini
sekaligus memberikan bimbingan dalam penyusunannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh sebab itu, kami mengaharap kritikan dan
saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
selaku penulis, para pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 21 September 2022
Penulis
KELOMPOK 3
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Industri ........................................................................................................................ 3
2.2 Macam macam Industri .............................................................................................................. 3
2.3 Five Forces Porter (Strategi Marketing Industrial) ....................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................................... 8
STUDI KASUS ....................................................................................................................................... 8
BAB IV ................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSAKA .............................................................................................................................. 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga
kerja.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), industri adalah kegiatan memproses
atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin. Dalam
Undang-undang No 5 Tahun 1984 dijelaskan bahwa pengertian industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan baku, mentah, setengah jadi atau bisa diubah menjadi sesuatu
yang memiliki nilai tinggi, sehingga mendapatkan keuntungan. Jadi pada intinya industri
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan agar mendapat keuntungan.
Industri terdiri dari berbagai macam ,yaitu; 1. Industri Primer · 2. Industri Sekunder ·
3. Industri Manufaktur · 4. Industri Konstruksi · 5. Industri Jasa · 6. Hasil Barang · 7. Industri
Kuarter. 8.Industri Ekstraktif.Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal
perusahaan.Porter's 5 Forces terdiri dari lima kekuatan, yaitu Competitive Rivalry, Threat of
New Entrance, Threats of Substitutes, Bargaining Power of Buyers, dan Bargaining Power of
Suppliers
Seperti musibah beberapa tahun belakang, yaitu Covid-19. Yang menyebabkan
pertumbuhan ekonomi negara menurun, banyak perusahaan yang gulung tikar, tingkat
pengangguran semakin meningkat dan hampir seluruh sektor industri ikut mengalami
penurunan. Kegiatan perekonomian yang saling terhubung dan bergantung satu sama lain
mengakibatkan dampak Covid-19 meluas dengan mudah.
Dari musibah tersebut dapat diambil pelajaran mengenai pentingnya perencanaan,
stretegi yang matang, dan juga cepat tanggap dalam menjalankan sebuah industri. Hal tersebut
dapat dilaksanakan ketika seorang pelaku industri mau belajar untuk memahami, memperbaiki
dan juga meningkatkan pengetahuan serta aspek-aspek internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi jalannya sebuah kegiatan industri. Bukan hanya sekedar tentang materi saja
melainkan menilai secara langsung dilokasi industri dan juga pasaran. Kegiatan tersebut
2
dinamakan dengan studi banding dan riset industri. Diharapakan dengan upaya tersebut mampu
memulihkan kembali tingkat keberhasilan indutri atau bahkan lebih dari sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari industri ?
2. Seberapa penting studi banding dan kanjian indutri tersebut ?
3. Metode apa saja yang terdapat dalam metode five forces porter ?
4. Bagaimana pengimplematasian studi banding dari kajian yang tepat dalam kegiatan
industri ?
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang perindustrian.
2. Pemikiran yang luas dan terarah dalam berindustrian.
3. Memahami metode Five Forces Porter (Strategi Marketing Industrial).
4. Pembentukan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan mampu mengambil keputusan
melalui kegiatan studi banding dan kajian industri.
1.4 Manfaat
1. Memahami definisi dan jenis jenis industri
2. Mengetahui tentang pengetian dari metode Five Forces Porter
3. Mengetahui tujuan dari kegiatan studi banding dan kajian industri
4. Mengerti seperti apa pengimplementasian studi banding dan kajian industri
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Industri
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan/pembuatan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan
keterampilan dan tenaga kerja dan penggunaan alat-alat dibidang pengolahan hasil bumi, dan
distribusinya sebagai kegiatan utama. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan
bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan
tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya,
dan politik. Industri merupakan bagian dari proses produksi dan kegiatan proses produksi
dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Industri dapat juga diartikan kumpulan berbagai perusahaan yang menawarkan produk yang
sama. Dengan kata lain, masing-masing produk saling mensubstitusi satu sama lain karena
perusahaan menggunakan input yang sama dan menghadapi lebih kurang sekelompok pemasok
dan pembeli yang sama juga.
2.2 Macam macam Industri
Industri merupakan adanya suatu sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk
serupa, di mana ada kesamaan dalam proses, bahan baku, produk akhir dan konsumen akhir
yang digunakan.
Berikut macam-macam industri yang ada di dunia:
1. Industri Primer
Industri primer merupakan produksi barang yang menggunakan sumber daya alam
dengan sedikit bantuan usaha dari manusia. Contohnya seperti bidang pertanian, perikanan,
hortikultura, kehutanan dan lain sebagainya.
2. Industri Sekunder
4
Industri sekunder merupakan penggandaan atau perbanyakan objek penjualan seperti
rempah-rempah sayur dan hewan tertentu. Tujuan utama dari industri sekunder ini adalah
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan. Contohnya seperti pemeliharaan ternak,
pembibitan tanaman, ternak, unggas, dan lain sebagainya.
3. Industri Manufaktur
Industri manufaktur merupakan pengolahan bahan baku dengan bantuan mesin dan
tenaga kerja menjadi produk jadi. Barang jadi tersebut bisa menjadi barang konsumsi seperti
tekstil, bahan kimia, industri kertas, dan industri gula.
4. Industri Konstruksi
Industri konstruksi meliputi pengambilan alih pembangunan gedung, jembatan,
bendungan, jalan, kanal dan lainnya. Pada industri ini barang yang diproduksi dan dijual
dengan industri konstruksi dipasang dalam satu tempat.
5. Industri Jasa
Industri jasa berperan penting dalam pembangunan negara dan disebut sebagai industri
utama. Contohnya seperti industri hiburan, industri perhotelan, industri pariwisata, dan lain
sebagainya.
6. Hasil Barang
Industri ini adalah perusahaan yang memproduksi barang terkait yang sama dengan satu
atau lain cara. Seperti bahan baku kapas yang diperoleh dari industri primer, kemudian dapat
diolah menjadi pakaian di industri sekunder. Selanjutnya, industri kuartener dapat mencakup
produk yang diiklankan atau diteliti untuk memverifikasi bahwa pakaian juga memenuhi
standar yang ditentukan. Industri tersier bisa mengiklankan barang di majalah dan koran.
7. Industri Kuarter
Industri kuarter melibatkan penggunaan teknologi yang tinggi. Pekerja dalam
perusahaan ini adalah orang-orang yang sangat berkualitas dalam bidang pekerjaan mereka.
Perusahaan pengembangan dan penelitian adalah yang paling luas di industri ini, misalnya dari
industri menengah.
5
8. Industri Ekstraktif
Industri ekstraktif berkaitan dengan ekstraksi atau pemindahan barang dari tanah, udara
atau air. Produk industri ekstraktif tersedia dalam bentuk mentah dan digunakan dalam industri
manufaktur dan konstruksi untuk memproduksi produk jadi. Misalnya penambangan, ekstraksi
kayu, batu bara mineral, bijih besi, industri minyak, dan karet dari hutan dan lain sebagainya.
2.3 Five Forces Porter (Strategi Marketing Industrial)
Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Teori tersebut
muncul didasari oleh adanya pandangan Industrial Organization yang merupakan sebuah
pandangan manajemen bahwa perusahaan sangat memperhatikan faktor eksternal utuk
mendapatkan keunggulan bersaing. Tokoh manajemen yang mendukung pandangan ini adalah
Michael Porter yang menyatakan bahwa faktor paling utama yang menentukan kinerja
perusahaan adalah kekuatan industri dalam persaingan.
Porter’s Five Forces sebagai alat untuk menganalisis kondisi persaingan industri digambarkan
sebagai berikut:
6
1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants).
Ancaman pesaing tidak hanya datang dari para kompetitor lama. Seiring dengan
berkembangnya usaha, munculah kompetitor baru. Masuknya pemain baru dalam industri akan
membuat persaingan menjadi ketat yang pada akhirnya dapat menyebabkan turunnya laba. Hal
ini berkaitan dengan seberapa mudah pendatang baru untuk ikut berkompetisi dalam
persaingan usaha sejenis. Terdapat enam sumber utama hambatan terhadap masuknya
pendatang baru:
Skala ekonomi
Diferensiasi produk
Persyaratan Modal
Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
Akses terhadap saluran distribusi
Kebijakan pemerintah
2. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes).
Merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis. Adanya produk
atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang didapat dari suatu industri.
Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat
pembatasan laba dari suatu industri. Sehingga dengan semakin banyak ragam barang dan jasa,
terciptanya produk pengganti juga mempengaruhi pendapatan bagi perusahaan. Hal ini
berkaitan dengan apakah konsumen memiliki pilihan lain terhadap produk yang ada.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers).
Daya tawar pembeli pada industri berperan dalam menekan harga untuk turun, serta
memberikan penawaran dalam hal peningkatan kualitas ataupun layanan lebih, dan membuat
kompetitor saling bersaing satu sama lain. Hal ini berkaitan dengan kemampuan konsumen
untuk dapat mempengaruhi harga jual barang sehingga menjadi lebih rendah.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers).
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap pembeli dalam
industri dengan cara menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli.
Perusahaan berusaha mendapatkan harga semurah mungkin dengan kualitas yang tinggi. Jika
7
perusahaan memperoleh pemasok yang demikian, maka perusahaan tersebut akan memperoleh
kompetisi yang baik di bandingkan dengan pesaing.
5. Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors).
Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama ini menjadi pusat kekuatan persaingan.
Kompetitor dalam hal ini adalah industri yang menghasilkan serta menjual produk sejenis, yang
bersaing memperebutkan pasar yang sama. Kompetisi yang terjadi dalam industry sejeni
biasanya terjadi dari segi harga, kualitas produk, pelayanan purna jual, yang semua hal tersebut
membentuk nilai tersendiri di benak konsumen. Semakin banyak kompetitor, perusahaan akan
semakin bekerja keras memenangkan persaingan.
8
BAB III
STUDI KASUS
Kajian Industri Kecil Yang Terintegrasi Dengan Industri Pariwisata Di Kecamatan
Simbang
Kajian ini difokuskan pada kajian model strategi integrasi industri kecil dan
menengah dengan industri pariwisata di Kecamatan Simbang dan merumuskan kebijakan
dan agenda tindakan integrasi industri kecil dan menengah dengan industri pariwisata
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya
di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif untuk menganalisis lingkungan indutri kecil dan industri pariwisata.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan simbang Kabupaten Maros yang
merupakan daerah Destinasi Wisata dengan sejumlah potensi Wisata yang menjanjikan. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif menggunakan analisis SWOT yang dituangkan
dalam Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) dan Matrik Internal Factor
Analysis Summary (IFAS) untuk memetakan model integrasi antara keduanya.
Pengumpulan data penelitian menggunakan angket, wawancra dan dokumentasi.
Menurut (Riduwan, 2012) metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data Angket (Questionnaire)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk Kajian Industri Kecil
yang Terintegrasi dengan Industri Pariwisata di Kecamatan Simbang.
menggali data dan infromasi terkait variabel penelitian. Wawancara dilakukan
dalam bentuk wawancara tersetruktur dengan menggunakan pedoman wawancara kepada
informan yang berasal dari stake holders yang berpengaruh dan mengetahui secara
lengkap informasi yang dibutuhkan yaitu pengelola industri kecil dan menengah, pengelola
industri pariwisata, pemerintah dalam hal ini OPD terkait pengelolaan industri pariwisata
dan industri kecil dan menengah yang terdiri dari OPD Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Daerah, Pemerintah Kecamatan
Simbang dan Pemerintah Desa/Kelurahan. Metode pengolahan dan analisis data
9
menggunakan tiga jenis analisis yaitu (1)Analisis Deskriptif, (2) SWOT Analisis, dan
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil dan Pembahasan Kajian
Hasil analisis terhadap bobot faktor internal menunjukkan bahwa potensi integrasi IKM
dengan industri pariwisata memiliki kekuatan lebih rendah dari kelemahan (W = 0,56 <
S= 0,44) yang berarti bahwa nilai kelemahan tersebut lebih besar menjadi penyebab
sulitnya membangun integrasi dengan industri pariwisata kecuali memanfaatkan
keutan untuk menutupi kelemahan yang dimiliki. Beberapa yang menjadi kelemahan
utama adalah aspek SDM seperti kompotensi pelaku industri dan pengalaman dalam
berwirausaha yang masih rendah. Sementara kekutan yang dimiliki oleh pelaku IKM yang
mendukung kemungkinan membangun integrasi dengan industri pariwisata adalah
ketersediaan bahan baku produksi, kapasitas produksi dan ketersediaan mesin atau
peralatan dalam produksi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi membangun integrasi IKM dengan
Industri pariwisata memiliki Peluang (O) lebih tinggi daripada ancaman (T) (O = 0,76 > T =
0,27) yang berarti bahwa kemungkinan untuk membangun integrasi IKM dengan IP memiliki
peluangyang lebih besar dengan mengatasi kelemahan. Beberapa peluang yang dimiliki
oleh IKM seperti keterseiaan informasi dan bantuan permodalan dari lembaga terkait
termasuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari pemerintah menajdi satu faktor ekternal
yang dapat mendorong penciptaan integrasi antara IKM dan IP. Beberapa kelemahan
dari analisis IFAS diketahui dari beberapa aspek seperti persaingan usaha serta iklim
investasi dan iklim usaha yang tidak kondusif. Hasil analisis lingkungan internal terkait
dengan kekuatan menunjukkan nilai sebesar 1.08 dan nilai Kelemahan sebesar 0,97
yang berarti bahwa IKM di Kecamatan Simbang memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dengan nilai IFAS sebesar 1,56.
Matriks EFAS diperoleh berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor strategis
eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Hasil
identifikasi faktor-faktor strategis eksternal diperoleh delapanfaktor peluang dan enam faktor
ancaman. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan tersebut kemudian diberi bobot dan rating
oleh para responden. Dari hasil analisis pada Tabel EFAS faktor peluang (opportunity)
mempunyai total nilai skor 0,56, sedangkan ancaman (threat) mempunyai total nilai skor 0,58
10
yang berarti bahwa integrasi IKM dan IP di Kecamatan Simbang memiliki potensi untuk
dapat diintegrasikan berdasarkan analisis EFAS.
Dari hasil perhitungan pada faktor faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam
diagram SWOT, dengan menentukam titik koordinat dengan rumus:
Jadi Titik Koordinat terletak pada (-0,10 ; -0,02)
Berdasarkan titik koordinat tersebut maka diketahuititik pertemuan
diagonaldiagonal tersebut (X dan Y), maka posisi Kuadran diketahui berada di IV Defensif.
Berdasarkan diagram kartesius tersebut diketahui bahwa strategi yang dapat
dilakukan untuk membangun integrasi antara IKM dengan IP adalah strategi Defenceyang
berarti meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman. Secara sfesifik dapat dilihat pada
matriks kombinasi strategi kuantitatif.
11
Berdasarkan tabel tersebut maka didapatkan bahwa strategi yang sesuai dengan kondisi
eksternal dan internal adalah untuk mendukung strategi
pertumbuhan/perkembangan dengan menggunakan strategi W-T. Pada diagram cartesius
analisis SWOT didapatkan nilai IFAS lebih besar daripada nilai EFAS. Hal ini sesuai dengan
analisis yang digunakan oleh Kurniawan (2019) bahwa nilai IFAS lebih besar dariEFAS yaitu
mengindikasikan bahwa secara faktor internal lebih besar yang artinya memiliki
kekuatan dan kelemahan yang lebih banyak daripada peluang dan ancaman yang
dimilikinya.
Hasil analisis SWOT memperlihatkan posisi strategis IKM dan IP di Kecamatan
Simbang memungkinkan untuk diintegrasikan. Strategi yang dapat diterapkan kedepan pada
masa mendatang untuk mengintegrasikan IKM dan IP adalah strategi integrasi pasar,
promosi dan distribusi. Terdapat tigastrategi pada kuadran IV yang dapat dilakukan untuk
mengintegrasikan IKM dan IP terkait dengan pasar, promosi dan distribusi.
12
Hasil analisis SWOT menemukan bahwa potensi integrasi IKM dan IP dapat
dilakukan dengan mengembangkan Industri Pariwisata berskala IKMdengan berusaha
meminimalkan kelemahan untuk meminimalisir ancaman. Rumusan strategi integrasi IKM
dengan industri pariwisata ditumuskansebagai berikut:Berdasarkan hasil analisis diketahui
bahwa posisi yang sangat lemah dari pengembanganIKM untuk diintegrasikan
dengan industri pariwisata dapat diselesaikan dengan melaksankaan prioritas strategi
bertahan dengan meminimlakan kelemahan untuk menghindari ancaman. Deskripsi
kelemahan adalah pada aspek sumber daya yang terdiri dari Tingkat pendidikan formal,
Pelatihan yang pernah diikuti, Jiwa kepemimpinan, dan Pengalaman/lama berwirausaha
serta Aspek Pasar yang terdiri dari Permintaan pasar, Penetapan harga bersaing, dan
Kegiatan promosi.
Kesimpulan Studi Kasus
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan
kesimpulan pengkajian ini model integrasi industri kecil dan menengah dengan industri
pariwisata di Kecamatan Simbang dilaksanakan dalam bentukProduct Development and
Inovation yaitu mendistribusikan produk baru kepada pelanggan baru yang merupakan
hasil dari industri kreatif berskala IKM. Strategi ini merupakan model strategi yang lahir
dari analisis analisis SWOT dan diagram cartesius yang berada pada kuadran IV dengan
strategi Defensif dalam membangun integrasi IKM dan IP. Dari analisis SWOT diperoleh
prioritas strategi W-T dengan skor 1,86 yang merupakan skor tertinggi pada analisis SWOT.
Sementara untuk analisis AHP diperoleh nilai 5 pada Product Development and Inovation
13
sebagai strategiuntuk membangun integrasi antara IKM dan IP. Proses integrasi IKM
dengan IP melalui product Development and inovation dalam bentuk pengembangan
Industri baru seperti Industri Kreatif atau melakukan inovasi baru pada produk IKM
sekaligus sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas lapangan kerja
seperti berinovasi melalui Industri penyedia (pemasok) dan Industri penyedia jasa pariwisata
dalam skala indutri kecil dan menegah. Pengembangan indutri baru melalui penciptaan
destinasi wisata baru seperti Wisata Sejarah, Bumi Perkemahan, Jelajah Gua, Outbond
atraksi kesenian, wisata kuliner, Motocross, Mountain Bike, Arung Jeram, yang
diintegrasikan dengan IKM seperti penyediaan industri pemasok dan indutri penyedia
jasa seperti outlet souvenir, penyewaan Motocross, perlengkapan perkemahan, Arung
jeram, sepeda gunung dan kebutuhan lainnya.
Kebijakan dan agenda tindakan integrasi industri kecil dan menengah dengan
industri pariwisata dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan
potensi sumber daya di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros dilaksanakan melalui (1)
Peningkatan kualitas SDM pelaku IKM dan IP melalui pendidikan dan latihan
kepemimpinan dan kewirausahaan agar memiliki kemapuan dalammenganalisis
kebutuhan pasar, dan meningkatkkan intensitas pemasaran produk pada pelanggan lama dan
memperluas pemasaran pada pasar baru agar memperoleh pelanggan baru dan (2)
menciptakan iklim usaha dan persaingan sehat melalui penetapan harga, intensitas
pelaksanaan promosi, dan peningkatan proses distribusi sekaligus dalam bentuk model
diversification yaitu mendistribusikan produk baru kepada pelanggan baru yang
merupakan hasil dari indutri kreatif berskala IKM.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan/pembuatan bahan baku atau pembuatan barang jadi. Dengan kata lain industri juga
diartikan kumpulan berbagai perusahaan yang menawarkan produk yang sama. Ada beberapa
macam industri, ,yaitu; 1. Industri Primer, 2. Industri Sekunder, 3. Industri Manufaktur, 4.
Industri Konstruksi, 5. Industri Jasa, 6. Hasil Barang, 7. Industri Kuarter, 8.Industri Ekstraktif.
Penting untuk dapat menganalisis kajian industri dari sektor bisnis yang akan dimasuki atau
diperlajari untuk dapat mengetahui mana yang sesuai dengan keinginan, passion dan bakat
masing-masing setiap individu sebelum terjun lebih dalam di suatu industri. Studi banding
dilakukan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan
kedepannya untuk menjadi lebih baik.
Link Youtube : https://youtu.be/cSis5f6CsZ0
15
DAFTAR PUSAKA
Akdon, Riduan. (2012). Rumusan dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Rahmat, Muh. Zainal. (2022). KAJIAN INDUSTRI KECIL YANG TERINTEGRASI
DENGAN INDUSTRI PARIWISATA DI KECAMATAN SIMBANG. Jurnal Ilmiah
Indonesia. Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(5), 5890-5893.
https://hot.liputan6.com/read/5013361/pengertian-industri-adalah-kegiatan- mengolah-
barang-ini-penjelasan-para-ahli
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri
https://sampaijauh.com/macam-macam-industri-yang-ada-di-dunia-8200
https://binus.ac.id/malang/2020/08/porters-five-forces-lima-hal-sebelum-bersaing/
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Rumusan dan Data dalam Aplikasi Statistika
  • Riduan Akdon
Akdon, Riduan. (2012). Rumusan dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.