ArticlePDF Available

Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan

Authors:

Abstract

The tourism sector also brings social, economic, and environmental, natural resources, and cultural impacts that are increasingly prudent and prudent. One of the facilities developed is the concept of e-tourism. E-Tourism provides information on tourist destinations with various needs for tourists. This research aims to find out the role of tourism marketing communication through the utilization of e-tourism marketing to Increase Tourist Visiting Intentions. So as to increase tourist visits in Kerinci Regency in the new normal era in the Covid 19 era. Respondents in this study were all visitors from destinations in tourist attractions in Kabuten Kerinci Jambi Province. The number is unknown and can be said to be in infinite categories. Sampling techniques in this study use non probability techniques, namely incidental sampling techniques. Sampling techniques in this study use non probability techniques, namely incidental sampling techniques. The number of samples taken in this study used the lemeshow formula so that 96 samples were obtained in the study. The results of the study obtained results from the coefficient of determination is from E Tourism influenced by the variable promotion, e-WOM and advertising by 91%. While the coefficient of determination from the variables Promotion, e-WOM and advertising and e-tourism to visit intention is 9.3%.
Ekonomis: Journal of Economics and Business, 6(1), Maret 2022, 136-143
Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Batanghari Jambi
Address: Jl. Slamet Ryadi, Broni-Jambi Kodepos: 36122
Website: http://ekonomis.unbari.ac.id, email: ekonomis.unbari@gmail.com
ISSN 2597-8829 (Online), DOI 10.33087/ekonomis.v6i1.509
136
Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan
E-Tourism Marketing untuk Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
Gampo Haryono1*, Albetris2
1STIE Sakti Alam Kerinci, Jambi, Indonesia
2Universitas Batanghari, Jambi, Indonesia
*Correspondence email: gampoharyono@stie-sak.ac.id, albetris90@gmail.com
Abstrak. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial, ekonomi, maupun dalam konteks pelestarian dan pengelolaan
lingkungan, sumber daya alam, dan budaya yang semakin arif dan bijaksana. Salah satu fasilitas yang dikembangkan adalah
konsep e-tourism. E-tourism memberikan informasi tujuan wisata dengan berbagai kebutuhan bagi para wisatawan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi pemasaran pariwisata melalui pemanfaatan e-tourism marketing untuk
meningkatkan niat berkunjung wisatawan. Sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan di Kabupaten Kerinci pada era
new normal di era Covid 19. Responden penelitian ini adalah seluruh pengunjung dari destinasi di objek wisata yang ada di
Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi yang jumlahnya tidak diketahui dan dapat dikatakan dalam kategori tidak terhingga. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability yakni teknik sampling incidental. Hasil penelitian
didapatkan hasil dari koefisien determinasi adalah dari e-tourism dipengaruhi variabel promotion, e-WOM dan advertising sebesar
91%. Sedangkan koefisien determinasi dari variabel promotion, e-WOM dan advertising serta e-tourism terhadap visit intention
sebesar 9,3%.
Kata Kunci: pariwisata; komunikasi pemasaran pariwisata; e-tourism marketing; niat berkunjung
Abstract. The tourism sector also brings social, economic, and environmental, natural resources, and cultural impacts that are
increasingly prudent and prudent. One of the facilities developed is the concept of e-tourism. E-Tourism provides information on
tourist destinations with various needs for tourists. This research aims to find out the role of tourism marketing communication
through the utilization of e-tourism marketing to Increase Tourist Visiting Intentions. So as to increase tourist visits in Kerinci
Regency in the new normal era in the Covid 19 era. Respondents in this study were all visitors from destinations in tourist
attractions in Kabuten Kerinci Jambi Province. The number is unknown and can be said to be in infinite categories. Sampling
techniques in this study use non probability techniques, namely incidental sampling techniques. Sampling techniques in this study
use non probability techniques, namely incidental sampling techniques. The number of samples taken in this study used the
lemeshow formula so that 96 samples were obtained in the study. The results of the study obtained results from the coefficient of
determination is from E Tourism influenced by the variable promotion, e-WOM and advertising by 91%. While the coefficient of
determination from the variables Promotion, e-WOM and advertising and e-tourism to visit intention is 9.3%.
Keywords: tourism; tourism marketing communication; e-tourism marketing; visiting intentions
PENDAHULUAN
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun
lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial, ekonomi, maupun dalam konteks pelestarian dan
pengelolaan lingkungan, sumber daya alam, dan budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut
sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah-wilayah tertentu yang memiliki potensi
wisata. Kegiatan pariwisata juga berperan besar dalam memberikan sumbangan bagi pendapatan suatu daerah maupun
masyarakat. Kegiatan pariwisata diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong perkembangan sosial, ekonomi
masyarakat, pelestarian budaya, adat istiadat, dan kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Sektor pariwisata juga
tidak bisa terlepas dari perkembangan teknologi informasi yang merupakan salah satu sarana untuk menyajikan
informasi kepada para wisatawan tentang lokasi-lokasi tempat pariwisata yang ada di Indonesia. Sektor pariwisata di
Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor
pariwisata juga membawa dampak sosial, ekonomi, maupun dalam konteks pelestarian dan pengelolaan lingkungan,
sumber daya alam, dan budaya yang semakin arif dan bijaksana. Berbagai fasilitas dan kemudahan serta hiburan telah
disediakan oleh pemerintah ataupun komponen pendukung pariwisata lainnya. Salah satu fasilitas yang dikembangkan
adalah konsep E-Tourism. E-Tourism memberikan informasi tujuan wisata dengan berbagai kebutuhan bagi para
wisatawan. E-Tourism merupakan bentuk dari perwujudan pengembangan pariwisata berbasis digital.
Pada era industri 4.0 Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan sarana yang membantu dalam
kehidupan dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia pariwisata. Di zaman sekarang menjadi suatu kebutuhan
mendasar dalam sebuah organisasi, perusahaan, instansi pemerintah dan instansi pendidikan. Peranan TIK dalam
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
137
dunia pariwisata sebagai sarana dan prasarana dalam mempromosikan pariwisata yang sering kita dengar secara
elektronik dengan nama digital marketing. Bidang pariwisata menekankan pada tourism and the digital transformation
atau pariwisata dan transformasi digital. Salah satunya dengan konsep E-Tourism. Dewasa ini, Indonesia sedang giat
dalam pemasaran pariwisatanya, baik kepada wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Pemasaran yang giat
tersebut dilakukan terkait dengan Peraturan Presiden RI No.69 Tahun 2015 tentang bebas visa kunjungan Indonesia.
Dalam mengkomunikasikan branding Pesona Indonesia, Kementerian Pariwisata Indonesia menggunakan beberapa
media, baik media konvensional maupun media baru, yang mana diantara media konvensional yang digunakan yaitu
media cetak, media luar ruang, media elektronik. Media baru yang digunakan Kementerian Pariwisata Indonesia
dalam mengkomunikasikan pemasaran pariwisata Indonesia terdiri dari berbagai media, diantaranya melalui situs
website resmi Pesona Indonesia yang disertakan dengan e-mail, Youtube, Facebook, Twitter, dan Instagram.
Kabupaten Kerinci yang terletak di Provinsi Jambi memiliki potensi wisata alam yang indah, memiliki banyak
kekayaan dari adat istiadat, kesenian, kuliner, hingga wisata. Kerinci memiliki dua administrasi daerah yaitu
kabupaten kerinci dan Kota Sungai Penuh. Keduanya, sering disebut sebagai Sekepal Tanah Surga. Dengan potensi
pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Kerinci, diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan meningkatan
perekonomian masyarakat dalam sektor pariwisata. Hal ini diharapkan dengan peningkatan minat berkunjung ke
Kabupaten Kerinci. Hal ini berkaitan dengan penggunaan E-Tourism salah satunya memanfaatkan jumlah pengguna
sosial media yang semakin meningkat, melalui aktifitas electronic dan digital marketing akan membuat pengguna di
sosial media tersebut saling berinteraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi pemasaran
pariwisata melalui pemanfaatan e tourism marketing untuk meningkatkan niat berkunjung wisatawan.
Tinjauan Pustaka
Komunikasi Pemasaran Pariwisata
Komunikasi selain memberikan informasi, komunikasi juga memberikan efek kepada komunikan untuk
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Pemasaran dimulai dengan mengkomunikasikan
informasi terkait produk atau jasa serta layanan kepada prospek sasaran yang tepat yakni konsumen yang tepat. Ini
menciptakan kesadaran tentang produk, jasa atau layanan kepada konsumen dan membantu meyakinkan mereka untuk
membeli produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran merupakan perpaduan dari dua kajian, yaitu komunikasi
dan pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan proses strategis untuk memilih, mengembangkan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan organisasi untuk jangka waktu tertentu
(Kushwaha et al., 2020). Bagi sebuah organisasi atau perusahaan, komunikasi digunakan secara tepat untuk
menyampaikan pesan kepada konsumen yang terkait dengan merek dan produk yang diproduksi dan dipromosikan.
Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi pemasaran. Komunikasi ini memiliki peran penting dalam proses
pengembangan dan membangun kesadaran akan suatu produk (Wardaya, 2016).
Komunikasi pemasaran tidak terlepas dengan bauran komunikasi pemasaran atau yang bisa juga disebut dengan
marketing communication mix (marcommix). Menurut Kotler bauran komunikasi pemasaran digunakan agar
komunikasi pemasaran dapat berlangsung efektif dan efisien dengan penggabungan dari model-model komunikasi
yang ada dalam pemasaran, bauran komunikasi pemasaran diantaranya adalah: advertising, sales promotion, public
relations, personal selling, direct selling, event, exhibition dan word of mouth (Azzahrani, 2018). Teori komunikasi
pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication) dari Don E. Schultz yaitu: periklanan umum (advertising),
penjualan langsung (direct marketing), promosi penjualan (sales promotion) dan kegiatan kehumasan (public
relations) (Gobel, 2017).
Berkaitan dengan masalah komunikasi pemasaran, perlu juga didefinisikan bentuk-bentuk modernnya seperti
komunikasi yang kreatif, emosional, inovatif, dan terintegrasi, Artinya efektifitas adalah suatu usaha intelektual, serta
sikap yang didasarkan pada usaha tersebut, yang harus senantiasa diukur untuk menjamin keberhasilan komersial.
Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas bukan hanya ukuran keberhasilan pasar, tetapi juga ukuran
keunggulan operasional atau produktivitas. Ini melibatkan meminimalkan biaya dan meningkatkan margin operasi. Di
sisi lain, efektivitas terkait dengan kemampuan perusahaan untuk merancang model unik dalam menerima peluang
bisnis melalui pertukaran infoemasi salah satunya dengan jalan komunikasi (Krizanova et al., 2019). Strategi promosi
merupakan konsep yang dekat dengan ilmu komunikasi. Dalam promosi terdapat berbagai bentuk komunikasi yang
dipelajari dalam ilmu komunikasi seperti periklanan, publisitas, komunikasi dari mulut ke mulut, penjualan pribadi,
dan pemasaran langsung (Amin & Priansah, 2019). Pada penelitian ini Komunikasi pemasaran yang digunakan adalah
Advertising, promosi dan e-WOM.
E-tourism
Dunia bisnis pada saat ini, hampir semua kegiatan pemasaran menggunakan hasil teknologi modern untuk
menggantikan kegiatan pemasaran tradisional yang tidak efektif. Aplikasi seluler menyediakan cara yang efektif bagi
perusahaan terkait perjalanan untuk membangun hubungan yang loyal dengan pelanggan. Dalam lingkungan bisnis
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
138
saat ini, aplikasi seluler membantu perusahaan yang terkait dengan perjalanan memberikan pengalaman yang menarik,
dan inovatif bagi pelanggan mereka. Digital Marketing Pariwisata adalah usaha mempromosikan dan memasarkan
sebuah daerah/daya tarik wisata dengan menggunakan media digital. Adapun aktivitas digital marketing meliputi :
website, social media, online advertising (Palupi & Slavov, 2020). E-tourism (IT enabled tourism/electronic tourism)
adalah memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang
pariwisata, memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada customers dalam bentuk telematika dan menjadikan
penyelenggaraan pemasaran pariwisata lebih mudah diakses. E-tourism adalah sebuah cara promosi yang modern dan
informasi terkini mengenai pariwisata yang dicari oleh wisatawan, seperti obyek wisata, hotel, agen perjalanan, dan
event-event yang dapat diakses 24 jam kapanpun, dimanapun dan siapapun. E-tourism adalah sebuah sistem interaktif
online yang mempermudah wisatawan untuk mendapatkan informasi dan melakukan pemesanan beberapa dari elemen
pariwisata yang tersedi seperti hotel dan agen perjalanan. E-tourism memiliki prinsip yang diselaraskan dengan
pemanfaatannya yaitu dalam peningkatan pembangunan pariwisata. Ada tiga unsur yang menjadi prasyarat dari e-
tourism yaitu ICT (Information and Communication Technologies), Tourism dan Business, serta dukungan dari
pemerintah (Martínez et al., 2019). Selain itu, Internet pada khususnya, dan teknologi baru pada umumnya, telah
sangat mempengaruhi kebiasaan konsumen dan perilaku wisatawan (Cristobal-Fransi et al., 2018)
Niat Berkunjung
Masa pandemi Covid-19, masyarakat cenderung kurang melakukan aktivitas di luar ruangan dan lebih memilih
beraktivitas di rumah, serta menunda bahkan membatalkan rencana perjalanannya. Hal ini juga menjadikan kurangnya
niat dari wisatawan untuk berkunjung. Niat perilaku wisatawan terbentuk melalui rasional pilihan dan proses
keputusan. Niat diasumsikan secara akurat memprediksi perilaku aktual mereka (Kim & Jun, 2016). Niat untuk
bepergian diartikan dalam lingkup perilaku perencanaan perjalanan, yang dianggap sebagai bagian dari proses
pengambilan keputusan dan perilaku yang kompleks. Proses ini melibatkan banyak factor, pertimbangan atau
komponen yang saling terkait. Banyak proses pengambilan keputusan dan model pilihan yang bertujuan dalam
membentuk niat untuk melakukan kunjungan (komunikasi pemasaran, literatur perjalanan, dari mulut ke mulut, dan
saran serta rekomendasi), faktor pribadi dan sosial dari perilaku perjalanan (status sosial ekonomi, sifat dan
kepribadian, sosial pengaruh, dan sikap dan nilai), dan variabel eksternal (kepercayaan diri, citra destinasi,
pengalaman perjalanan masa lalu, penilaian risiko objektif/subjektif, dan batasan waktu, biaya, dll.) memainkan peran
penting dalam menciptakan kesadaran dan niat untuk mengunjungi destinasi wisata (Ahmad et al., 2021).
Seseorang yang percaya pada suatu destinasi yang membuatnya tertarik akan memengaruhi sikap calon
wisatawan yang berniat untuk berkunjung. Niat berkunjung disebutkan sebagai kemauan untuk mengunjungi suatu
destinasi wisata. Lebih lanjut niat berkunjung mengacu pada probabilitas apa yang dirasakan wisatawan selama waktu
tertentu, sehingga dapat membangun persepsi subyektif yang memengaruhi perilaku dan keputusan akhir untuk
berkunjung (Chen et al., 2014). Niat berkunjung adalah kegiatan melakukan atau tidak melakukan suatu perjalanan ke
tempat wisata yang telah dipilih melalui informasi yang didapatkan. Niat untuk mengunjungi suatu tempat tersebut
ditafsirkan sebagai perhitungan rasional antara biaya dan manfaat yang diperoleh dari beberapa alternatif pilihan
tempat yang tersedia, yang mana pilihan tersebut diperoleh dari informasi eksternal (Rukmana & Andjarwati, 2020).
Niat berkunjung diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku serta merupakan sebuah
indikasi seberapa keras keinginan calon wisatawan untuk mencoba dan berapa banyak upaya yang dilakukan untuk
terlibat dalam perilaku. Niat berkunjung diukur dengan indikator : berencana mengunjungi (dengan item pernyataan
berkunjung di waktu dekat, berkunjung di masa depan, dan memilih tempat ini dibanding yang lain). Indikator yang
kedua adalah mencari Informasi dengan item pernyataan mencari tau pengalaman orang lain saat berkunjung melalui
media sosial dan mencari tau pengalaman seseorang yang pernah berkunjung (Rukmana & Andjarwati, 2020).
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Waktu penelitian dimulai dari bulan
November 2021 sampai bulan Desember 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kausalitas yang
tergolong kepada penelitian kuantitatif (Amri et al., 2021). Penelitian deskriptif kausalitas adalah penelitian yang
dilakukan untukmemaparkan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya atau bagaimana suatuvariabel
mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitianyang mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah meliputi pengumpulan data untuk menguji
hipotesis atau menjawabmengenai status terakhir dari subjek penelitian. Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian
penjelasan (deskriptif eksplanatori). Penelitian deskriptif eksplanatori adalah penelitianyang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sari et al.,
2019). Hal ini sesuai dengan fenomena yang terjadi dan dirasakan oleh responden sebagai sumber dari penelitian.
Sehingga bisa diketahui komunikasi pemasaran yang paling efektif dan dominan untuk menunjang E-tourism serta
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
139
berdampak terhadap peningkatan niat pengunjung untuk dating ke destinasi dan objek wisata yang ada di Kabuten
Kerinci Provinsi Jambi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyaikualitas dan
karakteristik kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalahResponden yang dalam penelitian ini
adalah seluruh pengunjung dari destinasi di objek wisata yang ada di Kabuten Kerinci Provinsi Jambi. Yang
jumlahnya tidak diketahui dan dapat dikatakan dalam kategori tidak terhingga. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik non probability yakni Teknik sampling insidental, yakni teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013); (Satria
et al., 2020). Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow, hal ini dikarenakan
jumlah populasi tidah diketahui atau tidak terhingga.
n = 
󰇛󰇜
Keterangan : n = Jumlah sampel; z = skor z pada kepercayaan 95 % = 1,96; p = maksimal estimasi = 0,5; d = alpha
(0,10) atau sampling error = 10%
Melalui rumus didapatkan n = 96,04, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah dibulatkan menjadi 96.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh ataudikumpulkan secara
langsung dari sumber datanya melalui wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan
kepada responden yang dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan survey untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan. Cara yang digunakan adalah dengan wawancara (interview) dan menyebarkan daftar pertanyaan
(questionaire) kepada responden. Teknik Pengujian Model dalam penelitian ini menggunakan Stuctural Equation
Model (SEM). SEM merupakan gabungan dua metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis)
model persamaan simultan (simultaneous equation modeling) yang dikembangkan di ekonometrika, untuk
menganalisis hubungan struktural model yangdiusulkan. Kesesuaian model dSievaluasi melalui telaah terhadap
berbagai kriteria goodness-of-fit. Beberapa indeks kesesuaian dan cut-off value-nya yang digunakan untuk menguji
apakah sebuah model diterima atau ditolak.
HASIL
Gambar 1
Result Full Model-Structural Equation Model (SEM)
Sumber: data olahan
Hasil dari Pengujian Structural Equation Model (SEM) dengan perhitungan model secara penuh (Full Model)
dibandingkan dengan kriteria tingkat kesesuaian (testing fit) adalah:
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
140
Tabel 1
Hasil Pengujian Model
No
Testing Fit
Tingkat Kecocokan Yang Bisa Diterima
1
Absolute Fit Indices
DF
X2/DF
13,912 (Diterima)
1,803 (Diterima)
2
Icremental Fit Indices
- GFI
- AGFI
- TLI
- CFI
0,787 (Diterima)
0,981 (Diterima)
0,853 (Diterima)
0,888 (Diterima)
3
Icremental Fit Indices
- RMR
- RMSEA
0,071 (Diterima)
0,068 (Diterima)
4
Parsimony Fit Indices
- PNFI
- PCFI
0,641 (Diterima)
0,677 (Diterima)
Sumber: data olahan
Tabel 2
Model Result Test
Estimate
E_Tourism
<---
promotion
-,496
E_Tourism
<---
e_WOM
,338
E_Tourism
<---
advertising
1,182
Visit_Intention
<---
E_Tourism
-,749
Visit_Intention
<---
advertising
,878
Visit_Intention
<---
e_WOM
,260
Visit_Intention
<---
promotion
-,162
Sumber: data olahan
Tabel 3 dapat dibuatkan persamaan regresi:
E Tourism = -0,496 P + 0,338 W + 1,182 A
Visit Intention = -0,749 E+ 0,878 A + 0,260 E 0,162 P
Tabel 3
Hasil Koefisien Determinasi (KD)
E_Tourism
Visit_Intention
Sumber: data olahan
Untuk persamaan E Tourism sebesar 0,910 yang berarti variabilitas E-Tourism yang dapat dijelaskan oleh
variabel Promotion, E-WOM dan Advertising sebesar 91%. Sedangkan koefisien determinasi persamaan Visit
Intention sebesar 0,093 atau variabel Visit Intention yang dapat dijelaskan oleh variabilitas promotion, E-WOM,
Advertising dan E Tourism sebesar 9,3%. Hipotesis yang diuji dengan menggunakan model Structural Equation
Model (SEM) pada penelitian ini menggunakan kriteria critical ratio dengan syarat atau kriteria yang ditetapkan
adalah nilainya harus besar dari 1,96 atau tingkat signifikansinya harus dibawah 0,05 (5%).
Tabel 4
Model Test Result
Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
E_Tourism
<---
promotion
-,339
,358
-,947
,344
par_11
E_Tourism
<---
e_WOM
,304
,160
2,903
,037
par_12
E_Tourism
<---
advertising
,706
,322
2,196
,028
par_15
Visit_Intention
<---
E_Tourism
,849
,852
,997
,319
par_13
Visit_Intention
<---
advertising
,894
,381
2,559
,019
par_18
Visit_Intention
<---
e_WOM
,265
,333
,794
,427
par_19
Visit_Intention
<---
promotion
-,126
,271
-,463
,643
par_20
Sumber: data olahan
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
141
Penjelasan yang bisa didapatkan dari hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Promotion terhadap E Tourism. Hipotesis1 ditolak dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah -0,947 hal ini
dimaknai hasil critical ratiocritical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni dengan
nilai besarnya adalah 0,344. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Promotion berpengaruh
signifikan dengan E Tourism ditolak.
2. e WOM terhadap E Tourism. Hipotesis2 diterima dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah 2,903hal ini
dimaknai hasil critical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni dengan nilai
besarnya adalah 0,037. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan e WOM berpengaruh positif serta
signifikan terhadap E_Tourism dapat diterima.
3. Advertising terhadap E Tourism. Hipotesis3 diterima dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah 2,196 hal ini
dimaknai hasil critical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni dengan nilai
besarnya adalah 0,028. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan advertising berpengaruh positif serta
signifikan terhadap E_Tourism dapat diterima.
4. E_Tourism terhadap Visit Intention. Hipotesis4 ditolak dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah 0,997hal
ini dimaknai hasil critical ratiocritical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni
dengan nilai besarnya adalah 0,319. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa E Tourism
berpengaruh signifikan dengan Visit Intention ditolak.
5. Advertising terhadap Visit Intention. Hipotesis5 diterima dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah 2,559hal
ini dimaknai hasil critical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni dengan nilai
besarnya adalah 0,019. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan Advertising berpengaruh positif serta
signifikan terhadap Visit Intention dapat diterima.
6. e WOM terhadap Visit Intention. Hipotesis6 ditolak dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah 0,794hal ini
dimaknai hasil critical ratiocritical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni dengan
nilai besarnya adalah 0,427. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa e WOM berpengaruh
signifikan dengan Visit Intention ditolak.
7. Promotion terhadap Visit Intention. Hipotesis6 ditolak dikarenakan hasil dari Nilai critical ratio adalah -0,463hal
ini dimaknai hasil critical ratiocritical ratio> 1,96 serta didapatkan nilai dari probabilitas adalah < 0,05 yakni
dengan nilai besarnya adalah 0,643. Sehingga dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Promotion
berpengaruh signifikan dengan Visit Intention ditolak.
Tabel 5
Standardized Direct Effects
promotion
e_WOM
advertising
E_Tourism
Visit_Intention
E_Tourism
-,496
,338
1,182
,000
,000
Visit_Intention
-,162
,260
,878
-,749
,000
Sumber: data olahan
Tabel 6
Standardized Indirect Effects
promotion
e_WOM
advertising
E_Tourism
Visit_Intention
E_Tourism
,000
,000
,000
,000
,000
Visit_Intention
,371
-,253
-,886
,000
,000
Sumber: data olahan
Tabel 7
Standardized Total Effects
promotion
e_WOM
advertising
E_Tourism
Visit_Intention
E_Tourism
-,496
,338
1,182
,000
,000
Visit_Intention
-,162
,260
,878
-,749
,000
Sumber: data olahan
Penelitian ini menemukan hasil bahwa pengaruh langsung dari Promotion, e WOM dan advertising terhadap E
Tourism didapatkan hasil adalah advertising memiliki pengaruh langsung > (lebih besar) terhadap E Tourismnya itu
dengan besar nya adalah 1,182 dibandingkan dengan pengaruh langsung dari variabel Promotion dan e WOM yaitu
dengan besarnya adalah -0,496 dan 0,338. Tabel 7 hasil didapatkan hasil dari pengaruh tidak langsung variabel
Promotion, e WOM dan advertising dibandingkan terhadap variabel Visit_Intentiondengan variabel intervening adalah
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
142
E_Tourism, didapatkan hasil yaitu dengan pengaruh tidak langsung dari Promotion memiliki pengaruh langsung >
(lebih besar) dengan besar nya 0,371 dari pada e WOM dan Promotiondengan besar nya -0,253 dan -0,886.
Hasil yang didapatkan dari pengaruh dari direct effect, indirect effect dan total effect adalah :
1. Pengaruh langsung advertising dibandingakan dengan E Tourism dengan besarnya 1,182> dari pada pengaruh tak
langsung advertising dibandingkan dengan Visit Intention dengan E Tourism sebagai variabel moderating dengan
besarnya 0,878, Hasil dari penelitian ini bisa dimaknai bahwa E Tourism bukan variabel intervening dari
advertising terhadap Visit Intention.
2. Pengaruh langsung Promotion dibandingakan dengan E Tourism dengan besarnya -0,496< dari pada pengaruh tak
langsung Promotion dibandingkan dengan Visit Intention dengan E Tourism sebagai variabel moderating dengan
besarnya 0,260, Hasil dari penelitian ini bisa dimaknai bahwa E Tourism merupakan variabel intervening dari
Promotion terhadap Visit Intention.
3. Pengaruh langsung e_WOM dibandingakan dengan E Tourism dengan besarnya 0,338> dari pada pengaruh tak
langsung e_WOM dibandingkan dengan Visit Intention dengan E Tourism sebagai variabel moderating dengan
besarnya -0,162, Hasil dari penelitian ini bisa dimaknai bahwa E Tourism bukan variabel intervening dari e_WOM
terhadap Visit Intention.
SIMPULAN
Penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi pada variabel e-tourism adalah
advertising. Sedangkan variabel yang paling mempengaruhi pada variabel visit intention adalah advertising dengan
hasil pengaruh yang paling besar terhadap visit intention. Faktor yang mempengaruhi visit intention dengan e-tourism
sebagai variabel intervening adalah variabel promotion, sedangkan untuk variabel advertising dan e-WOM dihasilkan
bahwa E-Tourism bukan sebagai variabel intervening. Hasil penelitian ini juga didapatkan hasil dari koefisien
determinasi adalah dari e-tourism dipengaruhi oleh variabel promotion, e WOM dan advertising sebesar 91%.
Sedangkan koefisien determinasi dari variabel Promotion, e WOM dan advertising serta e-tourism terhadap visit
intention sebesar 9,3%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., Jamaludin, A., Zuraimi, N. S. M., & Valeri, M. 2021. Visit intention and destination image in post-Covid-
19 crisis recovery. Current Issues in Tourism, 24(17), 23922397.
https://doi.org/10.1080/13683500.2020.1842342
Amin, M. A. S., & Priansah, P. 2019. Marketing Communication Strategy To Improve Tourism Potential. Budapest
International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal) : Humanities and Social Sciences, 2(4), 160166.
https://doi.org/10.33258/birci.v2i4.575
Amri, F., Yusnita, I., & Sari, A. E. 2021. Pengaruh Reward Terhadap Knowledge Sharing Perangkat Desa Berdampak
Peningkatan Partisipasi Masyarakat. Jurnal Ilmiah Akuntansi Manajemen, 3(2), 104118.
https://doi.org/10.35326/jiam.v3i2.1031
Azzahrani, M. 2019. Strategi Komunikasi Pemasaran Kementerian Pariwisata Indonesia Dalam Pesona Indonesia
Melalui Youtube. Jurnal Manajemen Komunikasi, 2(2), 144. https://doi.org/10.24198/jmk.v2i2.12925
Chen, Y. C., Shang, R. A., & Li, M. J. 2014. The effects of perceived relevance of travel blogs’ content on the
behavioral intention to visit a tourist destination. Computers in Human Behavior, 30, 787799.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.05.019
Cristobal-Fransi, E., Daries, N., Serra-Cantallops, A., Ramón-Cardona, J., & Zorzano, M. 2018. Ski tourism and web
marketing strategies: The case of ski resorts in France and Spain. Sustainability (Switzerland), 10(8), 124.
https://doi.org/10.3390/su10082920
Gobel, V. S. J., Mingkid, E., & Waleleng, G. J. 2017. Analisis Komunikasi Pemasaran Satuan Penugasan Pariwisata
Di Provinsi SulawesiUtara (Studi Pada Program Kunjungan 10.000 Turis Tiongkok). Acta Diurna, VI(1).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/15495
Kim, S., & Jun, J. 2016. The impact of event advertising on attitudes and visit intentions. Journal of Hospitality and
Tourism Management, 29, 18. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2016.04.002
Krizanova, A., Lazaroiu, G., Gajanova, L., Kliestikova, J., Nadanyiova, M., & Moravcikova, D. 2019. The
effectiveness of marketing communication and importance of its evaluation in an online environment.
Sustainability (Switzerland), 11(24), 119. https://doi.org/10.3390/su11247016
Kushwaha, B. P., Singh, R. K., Varghese, N., & Singh, V. N. 2020. Integrating social media and digital media as new
elements of integrated marketing communication for creating. Journal of Content, Community and
Communication, 10(6), 5264. https://doi.org/10.31620/JCCC.06.20/05
Martínez, T. L., Toledo, L. D., & Faraoni, N. 2019. Auditing marketing and the use of social media at ski resorts.
Sustainability (Switzerland), 11(10), 124. https://doi.org/10.3390/su11102868
Gampo Haryono dan Albetris, Peranan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Melalui Pemanfaatan E-Tourism Marketing untuk
Meningkatkan Niat Berkunjung Wisatawan
143
Palupi, R., & Slavov, M. 2020. Tourism marketing : context , challenges. IPTA, 8(2).
Rukmana, T. N., & Andjarwati, A. L. 2020. Travel Motivation, Destination Image, and e-WOM along the Influence
towards Intention to Visit (A Study on Tourism Visitors of Grobogan Bojonegoro Regency). Management
Journal, 8(2), 634647.
Sari, A. E., Salamah, S., & Albetris, A. 2019. Dampak Dimensi Intellectual Capital Terhadap Knowledge
Management Pendamping Desa di Kabupaten Kerinci. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 4(2), 220.
https://doi.org/10.33087/jmas.v4i2.102
Satria, E., Yusnita, I., & Sari, A. E. 2020. Peningkatan Kinerja Pemasaran UMKM Melalui Dimensi Kewirausahaan di
Kabupaten Kerinci. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 5(2), 172. https://doi.org/10.33087/jmas.v5i2.177
Wardaya, M. 2016. Marketing Communication Strategy Through Social Media To Increase Children Book Sales. The
Winners, 17(2), 155. https://doi.org/10.21512/tw.v17i2.1975
... E-Tourism sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep pemanfaatan TIK untuk meningkatkan daya guna pada bidang pariwisata dengan memberikan berbagai layanan pariwisata kepada customers dalam bentuk digital, dan menjadikan penyelenggaraan pemasaran pariwisata lebih mudah diakses (Bessie, 2019;Komalasari et al., 2019;Pradiatiningtyas, 2014). Pemanfaatan E-Tourism terbukti memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi pariwisata dan media promosi yang lebih mudah digunakan dan dipahami serta mampu meningkatkan antusias masyarakat untuk berwisata (Haryono & Albetris, 2022;Kadafi et al., 2022;Yuliani & Prasojo, 2015). Implementasi TIK juga membantu industri pariwisata untuk bertahan dalam situasi pandemi COVID-19 ini dengan mengurangi interaksi manusia dalam industri pariwisata sehingga implementasi E-Tourism cocok untuk diterapkan (Rosita, 2020;Sutiksno et al., 2020). ...
Article
Full-text available
Pariwisata merupakan salah satu destinasi wisata dengan daya tarik tersendiri bagi pengunjung, seperti wisata pada Kabupaten Pesisir Barat dengan 65 destinasi wisata seperti wisata alam, pantai, budaya, dan kuliner. Permasalahan yang dihadapi Dinas Pariwisata Pesisir Barat yaitu belum adanya sistem untuk mempromosikan destinasi wisatanya. Informasi wisata di website Dinas tersebut juga tidak lengkap, seperti kurangnya informasi promosi wisata, atraksi wisata, fasilitas, dan biro perjalanan. Website hanya menampilkan video wisata yang diarahkan ke YouTube. Kegiatan PKM berjalan dalam tiga fase yaitu fase awal, proses, dan akhir. Langkah awal yaitu merumuskan masalah Dinas Pariwisata Pesisir Barat yaitu belum memiliki sistem untuk mempromosikan objek wisatanya. Tahap kedua, memutuskan solusi untuk masalah tersebut yaitu mengembangkan sistem informasi pariwisata. Promosi menggunakan teknologi internet, biasa disebut dengan E-Tourism merupakan cara untuk mempromosikan pariwisata dengan mudah ke informasi yang dapat diakses kapanpun, dimanapun. Tahap akhir yaitu menyosialisasikan dan melatih penggunaan Sistem Informasi Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat.
Article
Full-text available
Entrepreneurship is believed to be a tool to encourage economic growth to solve other economic problems, such as unemployment, poverty and social inequality. Micro, Small and Medium Enterprises is a business that plays an important role in the national economy. The success of the marketing of Micro, Small and Medium Enterprises is influenced by the dimension of entrepreneurship. The dimensions of entrepreneurship used in this study are economic entrepreneurship, resource-based entrepreneurship and human capital entrepreneurship. Respondents in this study were actors of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in Gunung Raya Subdistrict, Kerinci Regency as many 100 respondents. The Model Testing Technique in this study used the Structural Equation Model (SEM) using AMOS. The results showed that the Entrepreneurship Dimension had a positive and significant effect on the Market Performance of MSMEs. The magnitude of the influence of entrepreneurship Dimension on Market Performance of MSMEs is 0.231 or 23.1%, so it is necessary to support entrepreneurship Dimension to increase the Market Performance of MSMEs.
Research
Full-text available
Communication with target prospects results in a cost to the company. In this highly competitive environment, all marketers work on cutting costs. They try to allocate their marketing budget very carefully to create brand equity and achieve their marketing objective within the given budget. The selection of integrated marketing communication tools has become a problematic task for marketers. This paper provides how the integration of digital and social media within integrated marketing communication helps to create brand equity of the hospitality and tourism industry in India. This paper also examines the effectiveness of each IMC tool to create brand equity. The nonprobability convenience sampling technique was used to gather opinions from 512 tourists of the Himachal Pradesh state of India. The findings reveal that both social media and digital media are more effective than traditional IMC tools. The study also found that the efficiency of Modern IMC tools is better than traditional IMC tools. Smart PLS-SEM 3.0 software has been used to scrutinize data and validate the conceptual framework.
Article
Full-text available
Online marketing communication covers a wide area and thus promotes an extensive reach of advertising to a broad audience. Hotels can achieve certain goals through online communication, mainly an increase of hotel awareness; an improvement of their image; and an increase in the level of customer satisfaction and trust, or brand loyalty. Measurement of the effectiveness of communication tools in the online environment is still a challenge, whether in the academic world or in the business world, mainly due to the complexity of this process. The main objective of this paper is to propose a methodology for implementing an indicator suitable for the evaluation of the effectiveness of online communication activities in the Slovak hotel industry. It uses analysis of the current usage of online marketing communication activities from the perspective of hotel service providers. The methodology should be applicable to support decision-making and actively support the sustainable development of hotels. In order to achieve the objective of the paper, the authors conducted a marketing survey focused on online marketing communication by Slovakian hotels to determine their use and to map the current state or methods of evaluating their effectiveness. Results of the research suggest that hotels in Slovakia perceive evaluating marketing communications online as being important, regardless of the size, length of operation, budget, and class of the hotel. They prefer financial metrics because they are a de facto manifestation of the traditional approach towards investment evaluation. The results also showed that return on investment is the most common metric for evaluating the investments of online communication activities, and that respondents expressed the highest level of confidence in this metric as well. In line with the results, we have proposed return on investment (ROI) as the most appropriate metric applicable in evaluation of the effectiveness of online communication tools.
Article
Full-text available
One of the main cultural attractions and the main attraction of tourism in the Kuningan regency is Curug Putri Palutungan. The tourism potential of the Kuningan regency was also supported by good access and transportation facilities. To reach the tourist attraction area that once was separated by many rivers, several bridges were built to facilitate tourists the tourist attraction. The tourist potential of the Curug Putri Palutungan is a mixture of the natural charm of mountainous forests and clear waterfalls, backed by a fresh mountain air that challenges you to explore the nature of the mystery of the forest. In this article, the authors use a qualitative method when conducting descriptive studies on the object of writing, because this method is an appropriate method to search for social fields and in particular communication. Qualitative writing methods that will be used to better understand the phenomena related to psychological aspects, behavior, attitudes, responses, opinions, feelings, desires and desires of a person or group. The marketing communication strategy of the Office of Youth, Sports, and Tourism to increase the tourism potential of the regency of Curug Putri Palutungan is one of them through advertising, that is, the installation of banners/billboards, print media advertising, online media advertising, Kuningan FM radio ads.
Article
Full-text available
In the context of realizing national development goals, the government is paying maximum attention to rural development. The great attention to the countryside is based on the fact that the village is home to a large part of the Indonesian people. The position of the village and the village community is the basis of the life of the nation and state of Indonesia. Intellectual capital is the main strength in an organization, which includes information, technical practitioners, expertise, intellectual property. Village assistance is carried out by village assistants whose job is to assist villages in the implementation of village development and village community empowerment. The objectives of village assistance include: 1) increasing the capacity, effectiveness and accountability of village governance and village development; 2) increase the initiative, awareness and participation of the village community in participatory village development; 3) increase the synergy of inter-sectoral Village development programs; and 4) optimizing village local assets in an emancipatory manner
Article
Full-text available
Mountain and snow tourism are sectors of immense social and economic importance that are developed in an especially sensitive environmental context. A large part of this tourism is channeled through ski resorts. The literature on comparative studies of ski-resort management and, in particular, on marketing management, is limited. This study contributes knowledge on the application of marketing practiced at ski resorts. For the first time, an audit of marketing at ski resorts is performed through a quantitative survey at resorts in two countries (Spain and Italy). The importance–performance analysis (IPA) is used, which identifies both the strong and the weak points and the great deficits of marketing management at ski resorts from the perspective of their directors, to whom the questionnaire was addressed. The social media usage of the ski-stations is also analyzed, identifying different typologies of resorts in accordance with their performance against 11 indicators from Twitter and 15 from Facebook. Knowing the opinion of the visitors, the online and competitive strategy, and adapting to the legislative changes are the aspects to which the directors attach greater importance. The greatest deficits were linked to employee motivation and communication (internal and non-integrated). There are minor differences in Twitter and Facebook indicators between Spanish and Italian ski resorts. The turnover results of the ski resorts present more correlation with Facebook indicators than with Twitter ones. This analysis provides recommendations and implications for the management of ski resorts in the six dimensions of marketing under consideration. It, likewise, offers knowledge of the social-media-related behavior of resorts that are leaders on both Twitter and Facebook, for benchmarking purposes.
Article
Full-text available
The impacts of climate change are affecting ski tourism in Europe’s southernmost ski resorts, such as those in France, and Spain. This is leading to changes in the scheduling of activities which, in turn, imply changes in how ski resorts are managed. The main aim of this work is to analyze whether ski resort websites are developing an effective marketing strategy and if they are adapted to e-commerce and the needs of contemporary society, including the adaptations needed to better face climate change and the stagnation the sector is suffering. In order to achieve this, we have developed a model to analyze ski resort websites; it is based on web content analysis, taking four factors into account: information, communication, e-commerce, and additional functions. We will, secondly, apply the eMICA (Extended Model of Internet Commerce Adoption) methodology to analyze the maturity of such e-commerce activities in ski tourism. Fifty-two ski resorts in Spain and 173 in France were analyzed. Results show that, while alpine ski resorts in general, and those in France in particular, are better prepared, resorts still have to facilitate more effective communication and interaction with their target public. A minority of resorts provide information on environmental certifications and snowmaking.
Article
Penelitian ini memiliki tujuan mendapatkan hasil dari pengaruh reward terhadap knowledge sharing perangkat desa berdampak terhadap peningkatan partisipasi masyarakat. Reward pada penelitian ini terbagi atas Extrinsic Rewards dan Intrinsic Rewards. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kerinci dengan Perangkat desa sebagai subjek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni 2020 - September 2020. Perangkat Desa di Kabupaten Kerinci merupakan populasi dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penarikan sampel adalah Cluster Sampling dengan mengelompokkan sampel didasari wilayah dengan jumlah sampel adalah 108 responden. Sumber data didapatkan dari wawancara (interview) serta daftar pertanyaan (questionnaire). Pada penelitian ini menggunakan analisis data Structural Equation Models (SEM) serta menggunakan AMOS sebagai alat analisis. Hasil penelitian didapatkan koefisien determinasi besar pengaruh knowledge sharing yang dapat dijelaskan oleh variabel extrinsic rewards dan intrinsic rewards sebesar 17%. Sedangkan koefisien determinasi persamaan Partisipasi Masyarakat sebesar 20,2%. Hasil dari penelitian didapatkan dari pengujian hipotesis bahwa extrinsic rewards dan intrinsic rewards memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap knowledge sharing, knowledge sharing dan intrinsic rewards berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat sedangkan extrinsic rewards berpengaruh tidak signifikan terhadap partisipasi masyarakat. Knowledge Sharing dalam penelitian ini bukan merupakan variabel intervening karena pengaruh langsung extrinsic rewards terhadap partisipasi masyarakat lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung melalui knowledge sharing dan pengaruh langsung intrinsic rewards terhadap partisipasi masyarakat juga lebih besar dari pengaruh tidak langsung terhadap partisipasi masyarakat melalui knowledge sharing. Hasil dari penelitian ini memberikan bukti empiris sebagai panduan bagi pemerintahan dan perangkat desa untuk menetapkan strategi yang tepat dalam knowledge sharing dan meningkatkan partisipasi masyarakat termasuk dampak terhadap pembangunan daerah
Article
Tourism is one of the leading and most dynamic sectors of the world economy, and for its rapid pace, it is recognized as the economic phenomenon of the century.Modern tourism is an increasingly intensive, business-oriented,and commerciallyorganized groupof activities,andtourism marketing is becoming ever more important for a destination’s competitiveness. In this context, our research aims to analyze and synthesize the challenges marketing of tourist destinations is facing. The approach taken in this paper is to assess the related literature and focus on the key points for future research on tourism marketing. We argue that destination marketing must lead tothe optimization of the effects of tourism and the achievement of national tourism organizations' strategic goals. This paper contributes to marketing professionals and academics, pointing out the uniqueness of tourism marketing.