ArticlePDF Available

PENERAPAN TEKNOLOGI SPERMATOZOA HASIL SEXING UNTUK KETERSEDIAN SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI GARPONDO KABUPATEN SOLOK

Authors:

Abstract

Kelompok tani Garpondo merupakan kelompok tani yang bergerak dalam pembibitan dan penggemukan sapi potong unggul jenis Simmental. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah rendahnya tingkat kelahiran anak sapi denis kelamin jantan yang bisa dijadikan sebagai bakalan untuk penggemukan. Selanjutnya, hasil sampingan dari feses dan urin sapi tidak termanfaatkan untuk diolah menjadi sumber energi alternatif seperti gas bio. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah melakukan aplikasi inseminasi buatan dengan spermatozoa hasil sexing (jantan). Dengan ketersedian spermatozoa hasil sexing jantan dari tim pengabdian, maka aplikasi penerapan teknologi dengan inseminasi buatan akan menghasilkan kelahiran anak sapi jantan yang di inginkan oleh mitra karena nilai jual yang tinggi dan penggemukan dengan mudah. Selanjutnya melakukan pengolahan limbah peternakan seperti feses dan urin untuk pembuatan gas bio sebagai energi alternatif bagi kelompok mitra. Pembuatan gas bio ini menggunakan drum air kapasitas 1.100 liter/unit sebagai biodegester dan bisa menghasilkan gas bio yang siap dipakai oleh mitra. Ampas feses hasil fermentasi gas bio tersebut selanjutnya diolah lagi menjadi pupuk kompos yang bisa di jual kepada petani untuk tanaman pertanian dengan harga Rp. 25.000/karung. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah dengan penyuluhan dan praktek langsung ke lokasi mitra. Peternak juga akan dilatih dan diterapkan pembuatan fermentasi limbah pertanian sebagai alternatif pakan ternak.
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 649
PENERAPAN TEKNOLOGI SPERMATOZOA HASIL SEXING
UNTUK KETERSEDIAN SAPI POTONG DI KELOMPOK
TANI GARPONDO KABUPATEN SOLOK
Dara Surtina1, Harissatria2, Delsi Afrini3, John Hendri4, Mahmud5, Mardianto6,
Renfiyeni7, Friza Elinda8, Alfian Asri9
1,2, 4, 9) Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Mahaputra Muhammad Yamin
3, 5, 6) Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Mahaputra Muhammad Yamin
7, 8) Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mahaputra Muhammad Yamin
e-mail: darasurtina@yahoo.co.id
Abstrak
Kelompok tani Garpondo merupakan kelompok tani yang bergerak dalam pembibitan dan
penggemukan sapi potong unggul jenis Simmental. Permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok mitra selama ini adalah rendahnya tingkat kelahiran anak sapi denis kelamin
jantan yang bisa dijadikan sebagai bakalan untuk penggemukan. Selanjutnya, hasil
sampingan dari feses dan urin sapi tidak termanfaatkan untuk diolah menjadi sumber
energi alternatif seperti gas bio. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah
mitra ini adalah melakukan aplikasi inseminasi buatan dengan spermatozoa hasil sexing
(jantan). Dengan ketersedian spermatozoa hasil sexing jantan dari tim pengabdian, maka
aplikasi penerapan teknologi dengan inseminasi buatan akan menghasilkan kelahiran
anak sapi jantan yang di inginkan oleh mitra karena nilai jual yang tinggi dan
penggemukan dengan mudah. Selanjutnya melakukan pengolahan limbah peternakan
seperti feses dan urin untuk pembuatan gas bio sebagai energi alternatif bagi kelompok
mitra. Pembuatan gas bio ini menggunakan drum air kapasitas 1.100 liter/unit sebagai
biodegester dan bisa menghasilkan gas bio yang siap dipakai oleh mitra. Ampas feses
hasil fermentasi gas bio tersebut selanjutnya diolah lagi menjadi pupuk kompos yang bisa
di jual kepada petani untuk tanaman pertanian dengan harga Rp. 25.000/karung. Metode
yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah dengan penyuluhan dan praktek
langsung ke lokasi mitra. Peternak juga akan dilatih dan diterapkan pembuatan fermentasi
limbah pertanian sebagai alternatif pakan ternak.
Kata kunci: Sapi Potong, Inseminasi, Biogas, Kompos, Pakan
Abstract
Garpondo farmer group is a farmer group engaged in breeding and fattening superior
Simmental beef cattle. The problem faced by partner groups so far is the low birth rate of
male sex calves that can be used as feeders for fattening. Furthermore, the by-products of
cow feces and urine are not utilized to be processed into alternative energy sources such
as bio gas. The solution that will be applied to overcome this partner problem is to apply
artificial insemination with sexing (male) spermatozoa. With the availability of male
sexing spermatozoa from the service team, the application of technology application with
artificial insemination will result in the birth of male calves desired by partners because
of their high selling value and easy fattening. Furthermore, processing livestock waste
such as feces and urine for the manufacture of bio gas as an alternative energy for partner
groups. The production of this bio gas uses a water drum with a capacity of 1,100
liters/unit as a biodegester and can produce bio gas that is ready to be used by partners.
The fecal dregs from the fermentation of bio gas are then further processed into compost
which can be sold to farmers for agricultural crops at a price of Rp. 25,000/bag. The
method used in achieving these goals is through counseling and direct practice to partner
locations. Farmers will also be trained and applied in the manufacture of fermented
agricultural waste as an alternative to animal feed.
Keywords: Beef Cattle, Insemination, Biogas, Compost, Feed
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 650
PENDAHULUAN
Kelompok tani Garpondo merupakan kelompok tani yang bergerak dalam
pembibitan dan penggemukan sapi potong unggul jenis Simmental. Kelompok tani ini
sudah berdiri semenjak tahun 2016 dan terdaftar pada Dinas peternakan Kabupaten
Solok, namun sulit untuk mengembangkan skala usaha dan ekonomi kelompok ini,
karena keterbatasan dalam penerapan aplikasi teknologi perkawinan seperti inseminasi
buatan dengan menggunakan spermatozoa hasil sexing jantan. Kelompok tani Garpondo
ini memiliki 7 orang anggota kelompok yang diketuai oleh seorang sarjana peternakan
dengan masing-masing anggota kelompok memiliki 3-4 ekor sapi betina dan pejantan
untuk penggemukan. Kegiatan pengembangbiakan usaha peternakan sapi potong yang
dilakukan di kelompok mitra selama ini dengan penerapan inseminasi buatan tanpa sexing
spermatozoa. Kelompok ternak Garpondo ini rata-rata bisa menjual sapi pejantan hasil
penggemukan 4-5 ekor per tahun dengan nilai jual Rp. 25.000.000,-/ekor dan hasil
keuntungan dari penjualan sapi hasil penggemukan tersebut dibagi lagi sama rata dengan
anggota kelompok dan disisakan untuk modal dalam pembelian bakalan sapi pejantan
untuk di gemukkan kemabali.
Selanjutnya, hasil sampingan dari feses dan urin sapi dikelompok mitra ini juga
tidak termanfaatkan untuk diolah sebagai sumber energi alternatif seperti gas bio. Jika
hasil feses dan urin dari ternak sapi yang dipelihara oleh kelompok mitra ini bisa diolah
menjadi gas bio, dan hasil dari feses gas bio tersebut bisa dijadikan pupuk kompos, maka
nilai ekonomi yang didapatkan oleh peternak mitra bisa meningkat dan hasil keuntungan
tersebut bisa dijadikan tambahan modal dan biaya untuk mengembangkan skala usha
peternakan sapi dimasa mendatang.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan modal dalam penerapan aplikasi teknologi
perkawinan sapi yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan, serta keterbatasan modal dan
pengetahuan dalam pembuatan biogas dan kompos dari kotoran ternak, kelompok tani ini
sulit dalam memenuhi kebutuhan daging dari permintaan pasar. Peningkatan skala usaha
di kelompok tani Garpondo ini harus dilakukan dengan cepat dengan penerapan teknologi
yang tepat agar ketersedian pangan hewani dan protein asal daging sapi tersedia dengan
banyak. Kelompok tani Garpondo ini juga telah lama dibina oleh dosen peternakan
tentang manajemen pakan dan kesehatan, namun diakhir-akhir ini sering meminta
bantuan agar usaha peternakan yang dijalankanya tersebut bisa di kembangkan lagi ke
sakala yang lebih besar. Antusias dan rasa kepercayaan yang tinggi untuk
mengembangkan skala usaha yang digeluti oleh kelompok mitra ini, menjadi suatu
peluang yang tinggi dalam penerapan teknologi perkawinan dengan spermatozoa hasil
sexing dan pembuatan gas bio serta pupuk kompos di kelompok ini dimasa mendatang.
Berdasarkan hasil diskusi dan keluhan dari anggota kelompok tani Garpondo ini,
permasalahan utama yang dihadapi mitra ini adalah: 1. Tidak bisanya menentukan
kelahiran anak sapi dengan jenis kelamin anak yang di inginkan. Peternak sangat sulit
sekali mendapatkan anak sapi jantan yang unggul dari hasil perkawinan inseminasi
buatan. Selama ini peternak rata-rata mendapatkan anak hasil inseminasi buatan dengan
jenis kelamin betina dan itupun pertumbuhan dan perkembangannya sangat lama dan
kalau dijadikan untuk bakalan sapi penggemukan harganya tidak setinggi sapi pejantan.
Seperti diketahui, nilai jual anak sapi jantan jauh lebih tinggi dari anak sapi betina karena
sapi pejantan bisa digemukkan dengan cepat dan dijual dengan harga Rp.25.000.000
dengan 30.000.000,/ekor. 2. Belum tersedianya spermatozoa hasil sexing di lapangan
sehingga sulitnya penerapan inseminasi buatan oleh petugas inseminator di lapangan
sehingga jaminan ketersediaan anak sapi yang berjenis kelamin jantan sulit untuk di
tentukan. Seperti diketahui, penerapan aplikasi teknologi spermatozoa sexing dalam
proses perkawinan inseminasi buatan bisa dengan cepat dan tepat untuk menentukan jenis
kelamin anak yang diinginkan oleh peternak. 3. Belum terolahnya limbah peternakan
seperti feses dan urin sebagai sumber energi alternatif bagi anggota kelompok dan belum
terolahnya feses ternak untuk dijadikan pupuk kompos yang baik. Akibat dari hal ini
sudah tentu mengurangi pendapatan dan sulit untuk mengembangkan skala usaha
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 651
peternakan di kelompok mitra ini ke yang lebih besar. Dengan terolahnya limbah
peternakan ini akan menambah nilai ekonomi anggota kelompok mitra dan bisa
menambah modal usaha untuk mengembangkan skala usaha peternakan dimasa
mendatang.
METODE
Untuk merealisasikan program ini maka upaya yang dilaksanakan ada 6 tahap
mulai dari persiapan sampai tahap pelaksanaan program dapat dilihat pada bagan berikut
ini :
Bagan 1. Metode pelaksanaan PKM tahun 2021
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dampak ekonomi dan sosial
yang didapatkan oleh petani mitra adalah dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Manfaat kegiatan PKM 2021
No
Sebelum dilakukan pengabdian
Setelah dilakukan pengabdian
1
11 orang anggota kelompok belum
tahu cara perkawina sapi sampai
terjadi kebuntingan
8 orang peternak mengetahui teknik
perkawinan dengan inseminasi
2
11 orang ternak selama ini
menghasilkan anak dari sapi yang
dipeliharanya rata-rata 2 sampai 3
tahun sekali
8 orang peternak sudah ada sapi yang di
peliharanya dalam keadaan bunting
Survey ke kelompok mitra
Studi literatur
Diskusi tim PKM
Evaluasi program
Star
Pendampingan dan pelatihan
pengolahan pakan
Pendampingan dan pelatihan
pengolahan limbah pertanian
Pendampingan dan pelatihan
inseminasi buatan
Pendampingan dan pelatihan
manajemen kesehatan
Pendampingan dan pelatihan
pembuatan biogas
Pendampingan dan pelatihan
pembuatan kompos
Pelaporan kegiatan dan
publikasi
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 652
3
8 orang peternak selama ini belum
tahu cara mengolah limbah pertanian
sebagai pakan ternak
7 orang peternak telah mampu membuat
dan mengolah limbah pertanian menjadi
selase dan fermentasi sebagai pakan
ternak
4
11 orang peternak selam ini tidak
pernah melakukan pemberian vitamin
dan pengobatan penyakit kepada
ternak yang dipeliharanya
11 orang peternak sudah melakukan
pengobatan penyakit kepada ternak yang
dipeliharanya dan pemberian vitamin
kepada ternaknya.
5
11 orang peternbak belum tahu cara
pembuatan biogas dari kotoran sapi.
8 orang peternak sudah mampu dan
paham tentang metode pembuatan bigas
dari drum plastic.
6
11 orang peternak selama ini belum
paham tentang pembuatan pupuk
kompos dari limbah feses biogas.
8 orang peternak sudah mampu
mengpalikasikan pembuatan pupuk
kompos.
5.2 Kontribusi Mitra terhadap Pelaksanaan
Dalam kegiatan pengabdian yang sedang dilakukan ini, ada beberapa kontribusi
anggota kelompok mitra ini diantaranya :
5.2.1 Kontribusi Kelompok Tani dalam Tukar Menukar Pikiran
Kontribusi kelompok dalam kelas belajar dapat dilihat melalui peran kelompok
dalam tukar menukar pikiran. Dengan saling tukar menukar pikiran baik anggota maupun
pengurus dapat membantu kegiatan organisasi. Untuk peran kelompok dapat dilihat pada
Tabel 2. Tabel 2. Kontribusi Mitra dalam Tukar Menukar Pikiran
No
Alternatif Jawaban
Skor
Jumlah Responden
%
Total skor
1
Selalu
3
11
73
33
2
Kadang-kadang
2
3
20
6
3
Tidak pernah
1
1
7
1
Total
15
100
40
Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa 73% (11 orang) dengan menjawab selalu
berdiskusi hal ini karena anggota melakukan perannya dalam tukar menukar pikiran
dalam upaya pengembangan usaha sapi potong. Hal ini dilakukan agar supaya kelompok
dapat dengan mudah mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Dengan saling tukar
pikiran dapat melaksanakan tujuan bersama. Sedangkan, 20% (3 orang ) menjawab
kadang-kadang karena anggota tidak selalu hadir dalam setiap pertemuan yang dilakukan
oleh ketua Kelompok tani. Anggota Kelompok tani tidak pernah melakukan tukar
menukar pikiran sebesar 7% (1 orang) karena mempunyai pekerjaan yang lain sehingga
dia tidak dapat menghadiri pertemuan. Anggota yang berada dalam kelompok tani saling
tukar-menukar informasi, dan dengan adanya kelancaran arus informasi semakin tinggi
kepuasan anggota, berarti dinamika kelompok semakin baik. Biasanya anggota kelompok
saling menjelaskan sesuatu kepada anggota apabila ada hal-hal yang kurang jelas seperti
anggota yang lebih berpengalaman akan menjelaskan kepada anggota yang lain yang
belum mengetahuinya.
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 653
5.2.2 Kontribusi Mitra dalam mengatasi penyakit pada ternak
Tabel 3. Kontribusi mitra dalam mengatasi penyakit ternak
No
Alternatif Jawaban
Skor
Jumlah Responden
%
Total skor
1
Selalu
3
10
67
30
2
Kadang-kadang
2
1
26
8
3
Tidak pernah
1
4
7
1
Total
15
100
39
Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa 67% kelompok melakukan kerjasama
dalam mengatasi masalah yang terjadi pada penanggulangan penyakit ternak karena
dengan bersama-sama akan lebih mudah anggota mengatasi masalah yang terjadi.
Sedangkan, 26% menjawab masih jarang atau kadang-kadang melakukan kerjasama
karena anggota kelompok lain hanya berharap pada Pendamping dalam mengatasi
masalah pada usaha peternakan. 7% yang tidak pernah melakukan kerjasama karena
anggota sudah mempercayakan penuh kepada tim kegiatan pengabdian ini.
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 654
5.2.3 Kontribusi Mitra dalam Melakukan Pertemuan Berkala
Dari pernyataan ini dilihat apakah Kelompok mitra melakukan pertemuan berkala
untuk membahas pengembangan usaha peternakan terkait dengan teknologi maupun
sarana produksi.
Tabel 4. Kontribusi mitra dalam melakukan pertemuan berkala
No
Alternatif Jawaban
Skor
Jumlah Responden
%
Total skor
1
Selalu
3
7
47
21
2
Kadang-kadang
2
8
53
16
3
Tidak pernah
1
0
0
0
Total
15
100
37
Dari hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa 47% (7orang) kelompok melakukan
pertemuan berkala untuk membahas pengembangan usaha peternakan karena dengan
melakukan pertemuan berkala akan lebih mudah dan akan semakin berkembang
organisasinya baik Teknologi maupun sarana produksi pada kelompok mitra. Sedangkan,
yang jarang atau kadang-kadang melakukan pertemuan sebanyak 53% alasan anggota
mereka hadir apabila mereka tidak ada kegiatan lain atau ada aktivitas lain.
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 655
5.3.4 Kontribusi Melaksanakan Survei Identifikasi Kebutuhan Pasar
Tabel 5. Kontribusi Melaksanakan Survei Identifikasi Kebutuhan Pasar
No
Alternatif Jawaban
Skor
Jumlah Responden
%
Total skor
1
Selalu
3
6
40
18
2
Kadang-kadang
2
6
40
12
3
Tidak pernah
1
3
20
3
Total
15
100
33
Dari kegiatan ini menunjukkan bahwa peternak yang menjawab selalu dan jarang
melakukan kegiatan seperti melaksanakan survei identifikasi kebutuhan pasar memiliki
persentase yang sama yaitu 40% karena dengan dilakukannya Survei identifikasi maka
peternak dengan mudah mengetahui harga naik turunnya pupuk kompos.
SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil kegiatan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
terjadinya peningkatan pengetahuan peternak mulai dari manajemen perkawinan,
manajemen pengolahan pakan, kesehata, pembuatan biogas, dan pupuk kompos,
terjadinya peningkatan pendapatan karena hasil pupuk kompos yang bisa di jual.
SARAN
1. Disarankan kepada peternak mitra agar selalu berkomunikasi dan berdiskusi
dengan sesama anggota kelompok, dengan penyuluh dan instansi terkait.
2. Tetap disiplin dalam melakukan usaha peternakan sapi potong sesuai dengan
petunjuk teknis yang telah diberikan.
3. Agar setiap anggota kelompok mitra ini selalu berupaya untuk meningkatkan
skala usaha ternaknya di masa mendatang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan
Inovasi Nasional yang telah memberikan bantuan dana dalam kegiatan Kemitraan
Masyarakat tahun 2021, semua tim dosen Fakultas Pertanian yang telah ikut serta
membantu kegiatan ini serta masyarakat Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih
Kabupaten Solok dan kelompok tani Garpondo.
Communnity Development Journal Vol.2, No.3 November 2021, Hal.649-656
P-ISSN 2721-4990 | E-ISSN 2721-5008 656
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R.C., S, Rusdiana dan U. Adiato. 2016. Peningkatan perekonomian melalui
perbaikan produksi. Prosding Seminar Nasional UGM Pasca Sarjana, 8 Oktober
2016, hal.159-167.
Efan, N.A. 2014. Produksi Biogas Melalui Proses Dry Fermentation Menggunakan
Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
Harissatria1, D. Surtina1 , Jaswandi , Hendriand Rizqan. 2019. Fertility of Buffalo Cauda
Epididymal Sperm with Swim up Method. Sch J Agric Vet Sci, (6): 160164.
Harisatria1, D. Surtina, J. Hendri dan Jaswandi. 2017. Respon Estrus Kuda Lokal dengan
Induksi Hormon Pgf2α di Kota Payakumbuh. Jurnal Peternakan Vol 14 No 2 (65-
69).
Haryanto A, Sanjaya D, Tamrin. 2015. Produksi Biogas Dari Cmpuran Kotoran Sapi dan
Kotoran Ayam. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 4 (2):127-136.
Mohammad, R., F. Soeroso, S. Pradana, Akbar, Sudarno, dan I.W. Wardhana. 2016.
Pengaruh Pengenceran dan Pengadukan Terhadap Produksi Biogas pada Aneorobic
Digestion dengan Menggunakan Ekstrak Rumen Sapi Sebagai Starter dan Limbah
Dapur Sebagai Substrat. Jurnal PRESIPITASI. Vol 13 (2) : 88 - 93.
Morase, E.P.B.X., Neto, F.L.M. Filho Aguiar, C.R. Bezerra, F.Q.G. Santos, M,H.B,
Neves, P.F. Lima, and M.A.L. Olivera. 2009. Mortality determination and
gendeindetification of conceptus in pregnancies of santa ines ovine by ultrasound.
Sounth Afr. J. Anim. Sci. 39(4):307-311.
Muji E, Jotanovi S, Nedi D, Tei M, Ahinovi R, Veki M, Vili H. 2012. Induction and
Synchronization of estrus in dairy cows using a single injection ofv PGF2 alfa and
GnRH. Acta Veterinaria (Beograd). 62(5-6): 591-598.
Saili, T., A. Bain, AS. Aku, M. Rusdin dan R. Aka. 2011. Sinkronisasi estrus melalui
manipulasi hormon agen luteolitik untuk meningkatkan efisiensi reproduksi Sapi
Bali dan Peranakan Ongole di Sulawesi Tenggara. Agriplus, 21(1):50-54.
Setiarto, R.H.B. 2013. Prospek dan potensi pemanfaatan lignoselulosa jerami padi
menjadi kompos, silase dan biogas melalui fermentasi mikroba. Jurnal Selulosa. 3
(2): 51 66.
Wahyuni, S. 2015. Panduan Praktis Biogas. Penebar Swadaya. Jakarta Timur. 116 hlm.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Kandungan organik pada limbah padat dapur dapat menjadi sumber substrat bagi bakteri anaerobik, yang akan menghasilkan biogas sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif dan terbarukan. Limbah padat domestik dari dua restoran di sekitar Tembalang dijadikan sampel bagi penelitian ini. Pencacahan manual dan proses penggilingan (blender) dilakukan sebelum limbah padat domestik dimasukkan kedalam reaktor dengan volume 300 ml. Air ditambahkan ke masing masing reaktor dengan volume yang berbeda beda untuk memperoleh faktor pengenceran. 1,1; 1,25; 1,42; 1,67 dan 2,00. Ekstrak rumen sapi digunakan sebagai starter bakteri. Temperatur, pH serta volume biogas dimonitor setiap hari selama kurang lebih 3 minggu. Faktor pengenceran dua kali dapat meningkatkan produksi biogas yang lebih banyak dibanding pada reaktor dengan pengenceran substrate lebih rendah. Selain itu pengenceran juga mempercepat produksi dari biogas. Perlakuan pengadukan untuk meningkatkan produksi biogas, tidak teramati pada semua reaktor. Justru reaktor menghasilkan biogas yang lebih rendah ketika dilaukan pengadukan
Article
Full-text available
Microbial fermentation can processes lignocelluloses rice straw become several commodity with high value economics. Aerobic fermentation will results compost, and carbondioxyde. Meanwhile, anaerobic fermentation will results silase, biogas, and sludge. This review focused to doing comparative study about prospect and potency bioconversion rice straw to become biogas, silase, and compost by using microbial fermentation based on technoeconomical parameter. Compost from rice straw fermentation using Trichoderma sp., Trametes sp., and Aspergillus sp. which have quality: C/N ratio (18.88), C (35.11%) , N (1.86%), P2O5 (0.21%), K2O (5,35%), water activity (55%), Ca (4.2%), Mg (0.5%), Cu (20 ppm), Mn (684 ppm) and Zn (144 ppm). Moreover, silase from rice straw fermentation using Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus plantarum, and Plediococcus pentosomonas which have quality like acid flavour, it can not growth with fungi, it have green and yellow colour, pH 4.2, lactic acid composition (1.5-2.5%), butyric acid concentration (0.1%), acetic acid composition (0.5-0.8%), and composition N-NH3 (5-8%). Furthermore, biogas from rice straw fermentation using metanogenic bacteria (Methanobacterium and Methanobacillus) which have value 590 – 700 kcal per cubic, so it can results electricity energy from 1.25 to 1.50 kWH. It was equivalen with 0.5 kg liquid natural gas, 0.5 litres premium, and 0.5 litres diesel oil. From technoeconomical aspect, it can concluded that prospect bioconversion rice straw become biogas is more profitable to be applied in Indonesia based on parameter Benefit Cost Ratio because it will be gotten two advantages from once processes which are product biogas and compost from residual sludge.Keywords: rice straw, fermentation, compost, silase, biogas ABSTRAK Fermentasi mikroba mampu mengolah limbah lignoselulosa jerami padi menjadi beberapa komoditas dengan nilai ekonomi yang tinggi. Fermentasi secara aerob akan menghasilkan kompos, dan karbondioksida. Sementara itu proses fermentasi secara anaerob akan menghasilkan silase, biogas dan sludge. Review ini bertujuan melakukan studi komparatif terhadap prospek dan potensi pemanfaatan jerami padi menjadi biogas, silase maupun kompos melalui fermentasi mikroba ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis. Kompos jerami padi hasil fermentasi Trichoderma sp., Tremates sp., dan Aspergillus sp. memiliki kualitas: rasio C/N (18,88), C (35,11%) , N (1,86%), P2O5 (0,21%), K2O (5,35%), kadar air (55%), Ca 4,2%, Mg (0,5%), Cu (20 ppm), Mn (684 ppm) dan Zn (144 ppm). Kualitas produk silase jerami padi hasil fermentasi Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus plantarum, dan Plediococcus pentosomonas adalah berbau asam, tidak berjamur, berwarna hijau kekuningan, memiliki pH 4,2; kandungan asam laktat 1,5-2,5%, kandungan asam butirat 0,1%, kandungan asam asetat 0,5-0,8%; dan kandungan N-NH3 5-8%. Biogas jerami padi hasil fermentasi bakteri metanogenik Methanobacterium dan Methanobacillus memiliki nilai kalor 590 – 700 kkal per kubik, sehingga mampu membangkitkan energi listrik sebesar 1,25 – 1,50 kWH dan dapat disetarakan dengan 0,5 kg gas alam cair, 0,5 liter bensin, dan 0,5 liter minyak diesel. Secara ekonomi, prospek pemanfaatan jerami padi menjadi biogas lebih menguntungkan untuk diaplikasikan di Indonesia berdasarkan parameter Benefit Cost Ratio karena akan diperoleh dua keuntungan dalam satu kali proses produksi yaitu produk biogas serta kompos yang berasal dari sludge residu.Kata kunci: jerami padi, fermentasi, kompos, silase, biogas
Article
Full-text available
The aim of this study was to examine the effects of treatment with a single injection of GnRH and PGF2a on estrous response, fertility and service period. A total of 120 lactating Simmental cows were divided into four groups of 30 cows each: group PGF2a 40 was treated on the 40 th day post partum with a single injection of 2 mL prostaglandin analogue (Estrumate), group PGF2a 50 was treated in the same way on the 50 th day, group GnRH was treated on the 40 th day post partum with a single injection of 2 mL GnRH analogue (Receptal), and the fourth group (control) was not hormonally treated. Fertility of cows was not significantly different (p>0.05). The difference in the estrous response and service-period between the control group and experimental groups was statistically significant (p<0.01).
Peningkatan perekonomian melalui perbaikan produksi. Prosding Seminar Nasional UGM Pasca Sarjana
  • R C Adawiyah
  • S Rusdiana
  • Dan U Adiato
Adawiyah, R.C., S, Rusdiana dan U. Adiato. 2016. Peningkatan perekonomian melalui perbaikan produksi. Prosding Seminar Nasional UGM Pasca Sarjana, 8 Oktober 2016, hal.159-167.
Produksi Biogas Dari Cmpuran Kotoran Sapi dan Kotoran Ayam
  • A Haryanto
  • D Sanjaya
  • Tamrin
Haryanto A, Sanjaya D, Tamrin. 2015. Produksi Biogas Dari Cmpuran Kotoran Sapi dan Kotoran Ayam. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 4 (2):127-136.
Mortality determination and gendeindetification of conceptus in pregnancies of santa ines ovine by ultrasound. Sounth Afr
  • E P B X Morase
  • F L M Neto
  • C R Aguiar
  • F Q G Bezerra
  • M Santos
  • H B Neves
  • P F Lima
  • M A L Olivera
Morase, E.P.B.X., Neto, F.L.M. Filho Aguiar, C.R. Bezerra, F.Q.G. Santos, M,H.B, Neves, P.F. Lima, and M.A.L. Olivera. 2009. Mortality determination and gendeindetification of conceptus in pregnancies of santa ines ovine by ultrasound. Sounth Afr. J. Anim. Sci. 39(4):307-311.
Sinkronisasi estrus melalui manipulasi hormon agen luteolitik untuk meningkatkan efisiensi reproduksi Sapi Bali dan Peranakan Ongole di Sulawesi Tenggara
  • T Saili
  • A Bain
  • A S Aku
  • M Rusdin Dan
  • R Aka
Saili, T., A. Bain, AS. Aku, M. Rusdin dan R. Aka. 2011. Sinkronisasi estrus melalui manipulasi hormon agen luteolitik untuk meningkatkan efisiensi reproduksi Sapi Bali dan Peranakan Ongole di Sulawesi Tenggara. Agriplus, 21(1):50-54.