Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
eISSN 2776-3161
© 2021 Penulis. Dibawah lisensi CC BY-SA 4.0. Ini adalah artikel Akses Terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan
Creative Commons Attribution (CC BY), yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam
media apa pun, selama penulis dan sumber aslinya disebutkan. Tidak diperlukan izin dari penulis atau penerbit.
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES
Volume 2 (1), 9-14
http://dx.doi.org/10.52365/jond.v2i1.413
http://jurnal.poltekkesgorontalo.ac.id/
Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter
Fisik
Tumartony Tahib Hiola 1,*, Indra Haryanto Ali 2 dan Rahman Suleman 3
1 Poltekkes Kemenkes Gorontalo; tumartony@gmail.com
2 Poltekkes Kemenkes Gorontalo
3 Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Abstrak: (1) Latar Belakang: air merupakan material alam yang sangat penting dan diperlukan oleh
manusia, sehingga air yang akan dikonsumsi harus sudah memenuhi baku mutu baik secara fisik,
kimia, dan biologi. Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan bahwa air yang ada di sumur gali
warga Desa Popalo terlihat keruh, sehingga diperlukan penelitian lanjutan terkait kualitas fisik secara
keseluruhan; (2) Metode: sampel air sumur gali diambil berdasarkan metode Stratified Systematic
Unaligned Sampling, yaitu jarak antara titik pengambilan sampel satu dan lainnya tidak berada dalam
satu garis linear. Parameter fisik yang diperiksa dilakukan secara in situ. Analisis secara in situ
dilakukan untuk parameter kualitas air yang sifatnya cepat berubah, sehingga pengukuran harus
langsung dilakukan saat pengambilan sampel; (3) Hasil: diperoleh sebanyak 28 buah sumur gali yang
airnya belum memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum. Tingkat kekeruhan terendah mencapai 103 NTU, sedangkan yang paling tinggi
adalah 988 NTU hasil termasuk tidak memenuhi syarat, bahkan terdapat 3 buah sumur gali yang
kekeruhan airnya tidak dapat diukur. Hasil uji warna menunjukkan terdapat 40 sampel air yang
memenuhi syarat, dan seluruh sampel air memenuhi syarat dari hasil uji rasa dan bau serta hasil uji
pH yang memenuhi syarat yakni 6,5-9,2; (4) Kesimpulan: sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa sumur gali yang tidak memenuhi baku mutu air dari parameter kekeruhan dan
warna
Kata kunci: Kualitas fisik air; sumur gali; kesehatan lingkungan
1. Pendahuluan
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi guna
meningkatkan hajat hidup manusia. Manfaat air bagi tubuh manusia tidak akan bisa
digantikan oleh material apapun. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk
mengkonsumsi air yang sehat yaitu air yang memenuhi baku mutu parameter fisik,
kimia, dan biologi (Munfiah & Setiani, 2013). Konsumsi air yang tidak sehat berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia, yaitu dapat menimbulkan penyakit
baik yang sifatnya menular (communicable disease) maupun tidak menular
(noncommunicable disease), yang ditularkan secara langsung melalui media air (waterborne
disease) (Greeson, 1981; Health In 2015: From MDGs to SDGs, 2020; M, 2019; Ramírez-
Castillo et al. 2015). Menurut Kemenkes RI, 1990, air yang dikategorikan bersih
Research Article
Hiola, et.al., (2022) J. NonComm.Dis. Vol 2(1)
Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik
adalah air yang memenuhi syarat baku mutu baik dari parameter fisik, kimia,
bakteriolgis, dan radioaktif untuk dikonsumsi sehari-hari, serta dalam keadaan matang
dapat diminum.
Masalah air bersih masih terjadi dan ditemukan baik di luar negeri seperti di
Brazil dan di Janga (Bakobie & Awal, 2015; Suhogusoff et al., 2013), dan beberapa daerah
di Indonesia (Hapsari, 2015; Lantapon et al. 2019; Munfiah & Setiani, 2013; Sudiartawan,
2021; Trisnawulan et al. 2012) . Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lantapon et al.
2019, diperoleh data di puskesmas Moyongkota kabupaten Bolaang Mongondow Timur,
terdapat beberapa pasien yang mengeluhkan penyakit yang terkait dengan air
(waterborne disease) yaitu dermatitis alergi sebanyak 66 pasien, dermatitis infeksi sebanyak
53 pasien, dermatitis jamuran pada 36 pasien, dan diare pada 25 orang pasien.
Berdasarkan studi awal dilapangan, air sumur gali yang dimiliki oleh beberapa
warga di Desa Popalo terlihat keruh dan tidak memenuhi syarat air bersih untuk
konsumsi, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait kualitas fisik air sumur
gali tersebut.
2. Material dan Metode
Material
Parameter fisika yang diperiksa dilakukan secara in situ dengan menggunakan
alat sanitarian KIT.
Metode
Metode Sampling
Sampel air sumur gali diambil berdasarkan metode Stratified Systematic Unaligned
Sampling, yaitu jarak antara titik pengambilan sampel satu dan lainnya tidak berada
dalam satu garis linear. Sampel air sumur gali diambil di sumur warga Desa Popalo,
Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara yang berjumlah 53 sumur gali.
Metode Pemeriksaan Sampel
Parameter fisika yang diperiksa dilakukan secara in situ. Analisis secara in situ
dilakukan untuk parameter kualitas air yang sifatnya cepat berubah, sehingga
pengukuran harus langsung dilakukan saat pengambilan sampel. Prosedur analisis
laboratorium yang dilakukan disesuaikan dengan prosedur yang digunakan di
Laboratorium DLH Kabupaten Gorontalo.
Hiola, et.al., (2022) J. NonComm.Dis. Vol 2(1)
Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik
3. Hasil
Setelah dilakukan pemeriksaan sampel di lapangan, diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1. Kualitas fisik air
Parameter Uji
Hasil
N
%
Suhu
Memenuhi syarat
0
0
Tidak memenuhi syarat
53
100
Jumlah
53
100
pH
Memenuhi syarat
0
0
Tidak memenuhi syarat
53
100
Jumlah
53
100
Kekeruhan
Memenuhi syarat
0
0
Tidak memenuhi syarat
53
100
Jumlah
53
100
Warna
Memenuhi syarat
11
20.8
Tidak memenuhi syarat
42
79.2
Jumlah
53
100
Rasa
Memenuhi syarat
0
0
Tidak memenuhi syarat
53
100
Jumlah
53
100
Bau
Memenuhi syarat
0
0
Tidak memenuhi syarat
53
100
Jumlah
53
100
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa seluruh sampel berdasarkan beberapa
parameter uji sumur gali berjumlah 53 buah yang ada di Desa Popalo memenuhi syarat
untuk baku mutu air sesuai standar Menkes No 32 Tahun 2017 yakni mempunyai suhu ±
3°C. Berdasarkan hasil uji pH dapat dilihat bahwa seluruh sampel sumur gali berjumlah
53 buah yang ada di Desa Popalo memenuhi syarat untuk baku mutu air sesuai standar
Menkes No 32 Tahun 2017 yakni mempunyai pH 6,5-8,5. Hasil uji kekeruhan
menunjukkan bahwa seluruh sampel sumur gali berjumlah 53 buah yang ada di Desa
Popalo tidak memenuhi syarat untuk baku mutu kekeruhan sesuai standar Menkes No
32 Tahun 2017. Hasil uji warna, rasa dan bau bahwa terdapat 42 sampel sumur gali yang
ada di Desa Popalo tidak memenuhi syarat untuk baku mutu air sesuai standar Menkes
No 32 Tahun 2017 yakni mempunyai warna. Sedangkan 11 sampel sumur gali memenuhi
syarat dan untuk parameter rasa memenuhi syarat untuk baku mutu sesuai standar
Menkes No 32 Tahun 2017 yakni tidak berasa dan tidak berbau.
Hiola, et.al., (2022) J. NonComm.Dis. Vol 2(1)
Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik
4. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 53 sampel sumur gali yang diperiksa,
terdapat 28 sampel sumur gali yang tidak memenuhi syarat fisik baku mutu air. Angka
ini dikategorikan cukup tinggi mengingat pencapaiannya melebihi 50% sehingga
diperlukan upaya yang maksimal dalam pemurnian air sumur gali. Kualitas fisik air
sumur gali yang tidak memenuhi syarat biasanya dipengaruhi oleh musim, sehingga jika
pengambilan sampel dilakukan pada musim penghujan, kemungkinan besar kualitas
fisik air dalam hal kekeruhan meningkat sebab banyak larutan yang tersuspensi dalam
air.
Warna
Dari uji warna sampel air sumur gali, diperoleh bahwa terdapat 40 sampel air dari
sumur gali yang tidak memenuhi syarat karna berwarna. Sementara 13 sampel air sumur
gali lainnya memenuhi standar baku mutu.
Rasa
Dari uji rasa sampel air sumur gali, seluruhnya telah memenuhi syarat yakni tidak
berasa.
Bau
Dari uji bau sampel air sumur gali, seluruh sampel air sumur gali telah memenuhi
syarat yakni tidak berbau.
Kekeruhan
Dari uji kekeruhan sampel air sumur gali, seluruh sampel air sumur belum
memenuhi syarat yakni kekeruhan diatas 25 NTU
pH
Dari uji pH pada sampel air sumur gali, diperoleh bahwa seluruh sampel air
sumur gali telah memenuhi syarat yakni 6,5- 8,5.
5. Kesimpulan
Ditinjau dari kualitas fisik air (kekeruhan) sumur gali yang ada di Desa Popalo,
terdapat 28 buah sumur gali yang airnya belum memenuhi syarat baku mutu yang
ditetapkan oleh peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2017. Tingkat kekeruhan
terendah mencapai 103 NTU, sedangkan yang paling tinggi adalah 988 NTU hasil
termasuk tidak memenuhi syarat, bahkan terdapat 3 buah sumur gali yang kekeruhan
airnya tidak dapat diukur. Hasil uji warna menunjukkan terdapat 40 sampel air yang
yang memenuhi syarat, dan seluruh sampel air memenuhi syarat dari hasil uji rasa dan
bau serta hasil uji pH yang memenuhi syarat yakni 6,5- 8,5.
Hiola, et.al., (2022) J. NonComm.Dis. Vol 2(1)
Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik
Ucapan Terimakasih
Peneliti mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya kepada Direktur Poltekkes
Kemenkes Gorontalo, Wakil Direktur 1, 2, dan 3 Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Bagian
ADUM dan ADAK Poltekkes Kemenkes Gorontalo, yang telah memberikan bantuan
serta arahan terkait pelaksanaan dan pelaporan terhadap penelitian ini, sehingga dapat
dilaksanakan sesuai dengan harapan.
Konflik Kepentingan
Tidak ada
Kontribusi Penulis
Para penulis dalam jurnal ini masing-masing memberikan kontribusi yang saling
mendukung baik berupa saran serta arahan, diantaranya TT sebagai penulis 1, yang
memberikan arahan terkait penyusunan serta teknis pelaksanaan penelitian, dan
merupakan kontributor utama dana yang dipakai dalam penelitian ini. IH, sebagai
penulis 2, yang telah berjibaku dalam penyusunan proposal penelitian, dan RS sebagai
penulis 3, yang telah membantu menyusun proposal penelitian serta mengajukan
penelitian ini untuk dipublikasikan pada jurnal Nasional.
Pendanaan
Penelitian ini didanai secara mandiri oleh peneliti, dan tidak mendapatkan hibah lain
dari organisasi atau pihak manapun.
Kelaikan Etik
Penelitian ini tidak melibatkan sampel hewan atau manusia, sehingga tidak dilakukan
kaji kelayakan etik penelitian.
Daftar Pustaka
Bakobie, N., & Awal, M. 2015. “Water Quality Assessment of Hand-Dug Wells In Janga.”
International Research Journal of Public and Environmental Health, 2 (December), 197–
205. http://dx.doi.org/10.15739/irjpeh.039
Greeson, P. E. 1981. “”Infectious Waterborne Diseases.” 848-D.
https://internal.mdc.usgs.gov/glrwq/RefLinks/greeson_1981_infectious_waterb
orne_diseases.djvu
Hapsari, D. 2015. “Kajian Kualitas Air Sumur Gali dan Perilaku Masyarakat di Sekitar
Pabrik Semen Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten
Cilacap.” Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 7(10).
http://dx.doi.org/10.20885/jstl.vol7.iss1.art2
Hiola, et.al., (2022) J. NonComm.Dis. Vol 2(1)
Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik
Health in 2015: From MDGs to SDGs. 2020. “Waterborne Diseases.” Issue 2012, pp. 790–
790. https://doi.org/10.1007/978-3-319-95681-7_300165
Kemenkes RI. 1990. “Permenkes No. 416 Tahun 1990 Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air.” Hukum Online, (416), 1–16. www.ptsmi.co.id
Kemenkes RI. 2017. “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,
dan Pemandian Umum.”
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._32_ttg_Standar
_Baku_Mutu_Kesehatan_Air_Keperluan_Sanitasi,_Kolam_Renang,_Solus_Per_Aq
ua_.pdf
Lantapon, H., Pinontoan, O. R., Akili, R. H., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi,
S. 2019. “Analisis kualitas Air Sumur Berdasarkan Parameter Fisik Dan Derajat
Keasaman (pH) di desa Moyongkota Kabupaten Bolaang Mongondow Timur”.
Jurnal KESMAS, 8(7), 161–166.
M, F. U. R. 2019. “Polluted Water Borne Diseases: Symptoms, Causes, Treatment and
Prevention.” December 2018. https://doi.org/10.26655/jmchemsci.2019.6.4
Munfiah, S., & Setiani, O. 2013. “Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur Bor
di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak.” Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 12(2), 154–159. https://doi.org/10.14710/jkli.12.2.154 - 159.
Ramírez-Castillo, F. Y., Loera-Muro, A., Jacques, M., Garneau, P., Avelar-González, F. J.,
Harel, J., & Guerrero-Barrera, A. L. 2015. “Waterborne Pathogens: Detection
Methods and Challenges.” Pathogens, 4(2), 307–334.
https://doi.org/10.3390/pathogens4020307
Sudiartawan, I. P. 2021. “Kualitas Air Sumur Gali Di Sekitar Pasar Desa Yehembang
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.” Jurnal Widya Biologi, 12(16), 127–138.
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyabiologi/article/view/2145
Suhogusoff, A. V., Hirata, R., & Ferrari, L. C. K. M. 2013. “Water Quality and Risk
Assessment of Dug Wells: A Case Study for a Poor Community in The City of São
Paulo, Brazil.” Environmental Earth Sciences, 68(3), 899–910.
https://doi.org/10.1007/s12665-012-1971-x
Trisnawulan, I. A. M., Suyasa, I. W. B., & Sundra, I. K. 2012. “Analisis Kualitas Air Sumur
Gali Di Kawasan Pariwisata Sanur.” Ecotrophic: Journal of Environmental Science,
2(2), 1–9.