Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
56
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
Analisis Nilai Tambah Aneka Olahan Bubuk Kopi Robusta Berbasis Industri
Rumah Tangga
(Kecamatan Pagaralam Utara, Kota Pagaralam)
“The Value-Added Analysis Of Robusta Powder Processing Various Product
Based On Home Industry
(North Pagaralam District, Pagaralam City)
*Fitri Lestari1, Maryadi2, Dessy Adriani3
1Program Studi Sains Perkopian Universitas Pat Petulai, Kec. Curup, Kab.Rejang Lebong
2,Program Studi Agribisnis Universitas Sriwijaya, Km 32 Indralaya Ogan Ilir 30662
*e-mail: fitrilestarizami@gmail.com
ABSTRAK
Industri rumah tangga pengolahan biji kopi robusta asli dan biji kopi robusta luwak dapat
meningkatkan nilai tambahya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rangkaian
kegiatan teknis, pendapatan pengolah, nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan biji kopi
robusta juga strategi pengembangan usaha pengolahan bubuk kopi robusta asli dan bubuk kopi
robusta luwak di Kecamatan Pagaralam Utara, Kota Pagaralam. Data yang terkumpul dianalisis
dengan persamaan pendapatan dan analisis nilai tambah metode hayami. Hasil penelitian
menunjukan rata-rata hasil pendapatan pengolah adalah Rp. 54.442.633,70.- dengan presentase
nilai tambah 20,92 %, termasuk dalam rasio nilai tambah sedang untuk kopi robusta asli, untuk
pengolah kopi robusta luwak pendapatannya adalah Rp.25.047.175,95.- dengan presentase nilai
tambah 44,83 %, artinya termasuk dalam rasio nilai tambah tinggi. Berdasarkan analisis SWOT
didapatkan hasil, yaitu :
a. Strategi SO, yaitu mempertahankan kualitas dan keaslian kopi guna memenuhi standar gaya
hidup modern dan memanfaatkan ketersediaan bahan baku yang ada untuk memenuhi
permintaan konsumen.
b. Strategi ST, yaitu Peningkatan kualitas dan keaslian produk dapat dijadikan senjata untuk
mengalahkan pesaing.
c. Strategi WO yaitu, memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menjaga kualitas produk.
d. Strategi WT yaitu, Pemanfaatan teknologi yang baik dan tepat.
Kata Kunci : Industri Rumah Tangga, Kopi robusta, Pendapatan, Nilai Tambah, Analisis SWOT
Fitri Lestari, et all. Analisis Nilai Tambah...
57
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
ABSTRACT
Home industry of processing the original and luwak robusta coffea beans are able to increase
coffe value-added. The aims of this research are to know the series of technical operation, the
income of the owner, value-added which obtained by the robusta coffee beans processing and the
business development strategy of original and luwak robusta coffea beans processing at North
Pagaralam district, Pagaralam city.The data was analysed by the income equation and valued-
added analysis using Hayami Method. The result showed that the average revenues of process
during July 2019 is 54.442.633,70 IDR with value-added percentage is 20.92 %, catagorize on
middle value-added ratio for original robusta coffea, while the average revenues of luwak robusta
coffea process is 25,047,175.95 IDR with value-added percentage is 44.83 %. It’s mean that it’s as
high value-added ratio.
Based on SWOT analyis which was done by using matrix SWOT it was obtained. as follows :
a) SO strategy, is to maintain the quality and originality coffea to fulfill modern lifestyle
standards and utilize raw material availability that exists to meet consumer demand.
b) ST strategy, is the quality and the originality of the products increasing which can be use to
beat others competitors.
c) WO strategy, that is to utilize technological development to maintain products quality.
d) WT strategy, that is to utilize of good and right technology.
Key words : Home industry, Robusta coffea, Income, Value-added, SWOT analysis
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara agraris
dimana sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani.
Sektor pertanian merupakan sektor yang
mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian
nasional khususnya daerah-daerah.
Sektor ini merupakan sektor yang harus
mendapatkan perhatian secara serius
dari pemerintah dalam pembangunan
bangsa. Salah satu sektor pertanian yang
merupakan pengerak per ekonomian di
Indonesia adalah sektor perkebunan.
Berdasarkan hasil pencacahan lengkap
sensus pertanian 2016 diperoleh jumlah
rumah tangga usaha pertanian subsektor
perkebunan di Indonesia sebesar
12.770.090 rumah tangga. Kopi sebagai
salah satu komoditi perkebunan di
Indonesia yang mempunyai potensi
besar untuk dikembangkan (Badan Pusat
Statistik Indonesia, 2013).
Tanaman kopi merupakan komoditas
perkebunan yang memegang peranan
penting dalam perekonomian Indonesia.
Komoditas ini diperkirakan menjadi
sumber pendapatan utama tidak kurang
dari 1,84 juta keluarga yang sebagian
besar mendiami kawasan pedesaan di
wilayah-wilayah terpencil. Kopi adalah
komoditas ekspor penting bagi
Indonesia yang mampu menyumbang
devisa yang cukup besar. Pada tahun
2010 komposisi perkebunan kopi yang
diusahakan di Indonesia terdiri atas kopi
Robusta seluas 95 Ha atau 79,21 persen
dan arabika seluas 251.583 Ha atau
21,78 persen. Indonesia dikenal sebagai
negara produsen kopi robusta dengan
pangsa sebesar 20 persen dari ekspor
kopi robusta dunia. Kawasan segitiga
kopi Indonesia yang meliputi Provinsi
Lampung, Sumatera Selatan, dan
Bengkulu yang merupakan daerah
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
58
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
penghasil kopi robusta utama di
Indonesia.
Kopi adalah tanaman perkebunan
unggulan di Sumatera Selatan. Kopi
dibudidayakan di Kota Pagaralam,
Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara
Enim, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Kabupaten Musi Rawas dan
sebagian di Kabupaten Musi Banyuasin
serta Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Luas areal komoditas kopi di Sumatera
Selatan sekitar 276.864 Ha atau 11,98
persen dari total luas areal perkebunan
di Sumatera Selatan, dengan produksi
sekitar 160.665 ton pada tahun 2011
Salah satu wilayah di Sumatera
Selatan yang berpotensi sebagai
penghasil kopi robusta adalah Kota
Pagaralam. Kota Pagaralam merupakan
daerah penghasil kopi robusta terbesar
ke-6 dari 14 kabupaten atau kota di
Sumatera Selatan. Kota ini berada
didataran tinggi yang sejuk, aktivitas
ekonomi atau perdagangan sangat
ditentukan oleh sektor pertanian,
perkebunan dan sektor pariwisata.
Tanaman kopi tersebar diseluruh
kecamatan di Kota Pagaralam dan
memacu sektor perkebunan menjadi
tulang punggung perekonomian di Kota
Pagaralam. Kota Pagaralam memiliki
kawasan strategis kota yang terkait
dengan sektor pariwisata dan
agroindustri (agropolitan).
Pengembangan infrastruktur Kota
Pagaralam diarahkan untuk mendorong
peran sektor strategis tersebut, selain
juga menjaga kelestarian lingkungan
yang menjadi andalan dari pariwisata
alam Kota Pagaralam. Untuk pendapatan
sebesar 38,67 persen kegiatan ekonomi
dihasilkan dari sektor perkebunan.
Mayoritas penduduk atau tepatnya 26,24
persen mencari nafkah lewat perkebunan
kopi.
Dari data tahun 2011, kontribusi
yang cukup signifikan membangun
perekonomian Kota Pagaralam yaitu
sektor pertanian sebesar 55,43 persen,
kemudian diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar
27,20 persen. Sedangkan sektor lainnya
sebesar 17,37 persen meliputi sektor
bangunan, industri pengolahan, listrik,
gas, dan air bersih, pertambangan dan
penggalian, jasa-jasa, keuangan,
pengangkutan dan komunikasi (Badan
Pusat Statistik Kota Pagaralam, 2016).
Tanaman kopi yang dihasilkan di
Kota Pagaralam 90 persen berjenis
robusta. Adapun luas areal penanaman
dan produksi kopi robusta di Sumatera
Selatan tahun 2013 - 2015 dapat dilihat
dari pada Tabel 1
Tabel 1.Luas Areal dan Produksi Kopi
Robusta Perkebunan Rakyat di
Sumatera Selatan Tahun 2013
- 2015.
Kabupaten/Kota
Luas
Areal
(Ha)
Produk
si
(Ton)
Produktivitas
(Kg/Ha)
Kab. Lahat
51.148
19.692
500
Kab. Empat
Lawang
61.978
26.005
508
Kota Pagaralam
8.323
9.183
1.212
Kab. Musi
Banyuasin
191
86
491
Kab.Banyuasin
2.632
770
540
Kab. Musi
Rawas
3.935
2.281
1200
Kota Lubuk
Linggau
1.463
277
288
Kab. Ogan
Komering Ulu
21.943
19.941
1.165
Kab. OKU
Timur
2.318
2.397
1.099
Kab. OKU
Selatan
70.799
33.175
530
Kab. Ogan Ilir
-
-
-
Kab. Muara
Enim
23.444
25.213
1.304
Kota
Prabumulih
5
-
-
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia
Komoditas Kopi Tahun 2013-2015
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 57-71
59
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
Kopi bukan hanya menjadi andalan
perekonomian Kota Pagaralam, tapi kopi
juga sudah menjadi salah satu komoditi
perkebunan khas Kota Pagaralam yang
diminati oleh masyarakat lokal maupun
wisatawan yang berkunjung ke Kota
Pagaralam. Sebagian besar perkebunan
kopi di Pagaralam terletak di lereng
Gunung Dempo maka aroma khas dari
kopi robusta Pagaralam menjadi nilai
tambah sendiri bagi penikmat kopi. Saat
ini kopi menjadi salah satu oleh-oleh
khas dari Kota Pagaralam bagi para
wisatawan yang berwisata di kota ini.
Akan tetapi, saat ini keberadaan industri
pengolahan kopi yang ada di Kota
Pagaralam masih sedikit, dikarenakan
para petani hanya tertarik untuk menjual
kopi pada saat pascapanen saja, tanpa
ada pengolahan lebih lanjut. Petani kopi
di Kota Pagaralam menjual kopi mereka
dalam bentuk biji kering dengan harga
yang lebih rendah dari pada kopi yang
sudah diolah dalam bentuk bubuk.
Nilai tambah merupakan peningkatan
kesejahteraan yang dihasilkan oleh
penggunaan sumber daya perusahaan
yang produktif sebelum dialokasikan
kepada pemegang saham, pemegang
obligasi, pegawai dan pemerintah.
Berbeda halnya dengan konsep laba
bersih yang hanya berorientasi untuk
pihak tertentu saja, nilai tambah ini
didasarkan pada kepentingan umum,
bahwa bukan hanyan pemilik modal saja
yang berkepentingan atas laba, tapi juga
karyawan, pemerintah dan pihak-pihak
lain yang telah memberikan kontribusi
bagi perolehan nilai tambah, menurut
Hendriksen (1982) dalam (Wahyu,
2011).
Kota Pagaralam merupakan daerah
pertanian yang sangat potensial sehingga
usaha pengembangan industri
pengolahan hasil pertanian
(agroindustri) sangat memungkinkan.
Agroindustri kopi pun dapat dijadikan
produk andalan Sumatera Selatan dalam
menghadapi era globalisasi saat ini.
Tanaman kopi salah satu komoditi hasil
perkebunan yang dapat diolah lebih
lanjut guna meningkatkan nilai tambah.
Ada 13 industri rumah tangga yang
menjadi pengolah kopi dan ke-13nya
bukan lah petani kopi, hanya sebagai
pengolah. Produk yang dihasilkan dari
pengolah yang diteliti terdiri atas bubuk
kopi robusta asli dan bubuk kopi robusta
luwak. Penting dilakukannya analisis
nilai tambah dari proses pengolahan
bubuk kopi robusta di Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagaralam ini
guna melihat dampak pengolahan bubuk
kopi robusta terhadap penghasilan pihak
pelaku industri pengolahan.
Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak
yang terkait dalam proses produksi kopi
pengolahan dan pemasaran komoditas
kopi. Upaya meningkatkan produktivitas
dan mutu kopi terus dilakukan sehingga
daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia (Raharjo, 2012).
Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui tentang
besaran nilai tambah yang dihasilkan
dari industri pengolahan kopi robusta
(Coffea canephora) asli dan bubuk kopi
robusta luwak, pengaruhnya terhadap
pendapatan pelaku industri rumah
tangga pengolahan kopi dan juga untuk
mengetahui strategi pengembangan
usaha bubuk kopi robusta di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam.
Berdasarkan uraian dari latar
belakang di atas dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengolahan bubuk
kopi robusta (Coffea canephora) asli
dan bubuk kopi robusta luwak yang
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
60
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
berbasis industri rumah tangga di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam?
2. Berapa pendapatan pengolah bubuk
kopi robusta (Coffea canephora) asli
dan bubuk kopi robusta luwak yang
berbasis industri rumah tangga di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam?
3. Berapa total nilai tambah pengolahan
kopi robusta (Coffea canephora) asli
dan kopi robusta luwak yang berbasis
industri rumah tangga di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam?
4. Apa strategi pengembangan usaha
industri rumah tangga pengolahan
kopi bubuk robusta (Coffea
canephora) asli dan bubuk kopi
robusta luwak di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam?
Berdasarkan permasalahan di
atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pengolahan
bubuk kopi dari bahan mentah
menjadi olahan kopi bubuk robusta
(Coffea canephora) asli dan bubuk
kopi robusta yang siap dipasarkan di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam.
2. Menganalisis pendapatan pelaku
usaha pengolahan bubuk kopi robusta
asli dan kopi robusta luwak (Coffea
canephora) yang berbasis industri
rumah tangga di Kecamatan Utara,
Kota Pagaralam.
3. Untuk menghitung total nilai tambah
yang diterima industri rumah tangga
yang mengola bubuk kopi robusta
(Coffea canephora) asli dan bubuk
kopi robusta luwak di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam.
4. Mengetahui strategi pengembangan
usaha industri rumah tangga
pengolahan kopi bubuk robusta
(Coffea canephora) asli dan bubuk
kopi robusta luwak di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam.
Adapun kegunaan dari penelitian ini
adalah :
1. Diharapkan dapat menjadi informasi
dan gambaran kepada masyarakat,
petani kopi, dan pemerintah untuk
keberlanjutan potensi industri rumah
tangga kopi di Kota pagaralam
dimasa yang akan datang.
2. Diharapkan dapat menjadi tambahan
pustaka bagi peneliti lain, dimasa
yang akan datang.
3. Bagi penulis, diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan
pengalaman dan sebagai bakti
perwujudan syukur kepada-Nya.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam Sumatera Selatan. Pemilihan
lokasi ini dipilih secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan Kota
Pagaralam merupakan salah satu Kota
penghasil kopi terbesar ke-6 di Sumatera
Selatan, dan juga mayoritas masyarakat
Kota Pagaralam mengantungkan
hidupnya kepada perkebunan kopi.
Selain itu juga industri pengolahan kopi
robusta di Kota Pagaralam sangat
berpotensi untuk dikembangkan guna
meningkatkan pendapatan petani,
masyarakat dan pemerintah.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei adalah metode penelitian
yang mengambil sampel (contoh)
sebagian populasi dengan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpulan data
primer dan wawancara kepada
responden di kecamatan Pagaralam
Utara, Kota Pagaralam, Sumatera
Selatan. Metode ini dipilih karena
peneliti ingin melakukan pengamatan
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 57-71
61
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
secara menyeluruh guna mendapatkan
fakta dari keadaan yang ada dan juga
untuk mencari informasi yang aktual
dari daerah yang diteliti.
Metode penarikan contoh yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode sensus dengan mengambil
semua populasi pelaku usaha industri
rumah tangga pengolahan bubuk kopi
robusta yang ada di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam,
Sumatera Selatan. Pelaku usaha industri
rumah tangga pengolahan bubuk kopi
robusta yang ada di Kecamatan
Pagaralam Utara adalah sebanyak 13
KK dan 3 diantara pelaku usaha industri
rumah tangga pengolahan bubuk kopi
robusta asli juga merupakan pengolah
bubuk kopi robusta luwak.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data primer
dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara dan
pengisian kuisioner oleh pelaku usaha
pengolahan bubuk kopi robusta. Data
sekunder yang digunakan berupa
literatur yang diperoleh dari kantor
Kecamatan Pagaralam Utara, badan
pusat stastistik Kota Pagaralam, serta
website dan situs terkait.
Data yang didapatkan dari lapangan
disajikan secara tabulasi dan dilanjutkan
dengan perhitungan secara matematis
dan dijelaskan secara deskriptif pada
pembahasan. Besarnya nilai tambah
karena proses pengolahan didapat dari
pengurangan biaya bahan baku ditambah
input lainnya terhadap nilai produk yang
dihasilkan. Tujuan pertama dari
penelitian ini adalah mengetahui proses
pengolahan biji kopi kering menjadi
bubuk kopi siap konsumsi yang akan
diuraikan secara deskriptif.
Untuk menjawab tujuan kedua yaitu
untuk mengetahui pendapatan yang
diperoleh dari industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam. Hal yang harus dilakukan
adalah menghitung biaya total,
penerimaan, dan, pendapatan dengan
menggunakan teori ekonomi mikro
analisis pendapatan dengan rumusan
pada (Husin & Lifianthi, 1995), yaitu
dengan menghitung komponen-
komponen berikut:
a. Biaya Total (TC)
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Total Cost (Biaya Total)
TFC = Total Fix Cost (Biaya
Tetap Total)
TVC = Total Variabel Cost (Biaya
Variabel Total )
b. Penerimaan Total (TR)
PNT = Y.Hy
Dimana:
PNT = Total penerimaan(Rp)
Y = Jumlah produk yang
diproduksi (Kg)
Hy = Harga jual output (Rp/Kg)
c. Pendapatan / Keuntungan
Pd = PNT – BT
Dimana:
Pd = Pendapatan atau keuntungan
(Rp)
PNT = Total penerimaan (Rp)
BT = Biaya Total (Rp)
Tujuan yang ketiga yaitu untuk
menghitung nilai tambah yang mampu
diciptakan dari pengolahan bubuk kopi
robusta di Kecamatan Pagaralam Utara,
Kota Pagaralam, yang akan dijawab
dengan menggunakan analisis nilai
tambah metode hayami. Pengukuran
nilai tambah dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar nilai tambah
yang mampu diciptakan akibat proses
pengolahan biji kopi kering menjadi
bubuk kopi siap konsumsi. Perhitungan
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
62
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
ini didasarkan pada satuan bahan utama
yaitu satu kilogram biji kopi kering.
Nilai tambah merupakan imbalan
bagi tenaga kerja dan keuntungan
pengolah. Untuk menguji hipotesa
bahwa pengolahan bahan baku
memberikan nilai tambah yang
dikemukan oleh Hayami et al, (1987)
dalam (Kamisi & Haryati, 2011). Nilai
tambah adalah penambahan nilai suatu
komoditi karena adanya input fungsional
yang berupa niali kegunaan, strategi
tempat dan ketefisienan waktu. Telah
disebutkan juga bahwa variabel terikat
dalam nilai tambah yaitu faktor
konversi, koefisien tenaga kerja, nilai
produk dan nilai input lainnya. Pada
Tabel 2 diricikan mengenai kerangka
metode nilai tambah hayami.
Tabel 2 Kerangka Analisis Nilai
Tambah Metode Hayami
Sumber: Metode Hayami (1987) dalam Kamisi
(2011)
Untuk menjawab tujuan keempat
yaitu strategi pengembangan usaha
industri rumah tangga pengolahan kopi
bubuk robusta (Coffea canephora) di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam digunakan analisis SWOT.
Penjelasan secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 3 (Rangkuti, 2015).
Tabel 3 Model Analisis SWOT
Internal
Eksternal
Strengths (S)
Tentukan
faktor-faktor
kekuatan
internal
Weakness
(W)
Tentukan
faktor-faktor
kelemahan
internal
Opportunitie
s (O)
Tentukan
faktor-faktor
peluang
eksternal
Strategi S-O
Ciptakan
strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi W-
O
Ciptakan
strategi yang
meminimalk
an
kelemahan
untuk
memanfaatk
an peluang
Threats (T)
Tentukan
faktor-faktor
ancaman
eksternal
Strategi S-T
Ciptakan
strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi
ancaman
Strategi W-
T
Ciptakan
strategi yang
meminimalk
an
kelemahan
dan
menghindari
ancaman
Keterangan :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan
yang dimiliki petani yang
melakukan kegiatan agroindustri
pengolahan kopi robusta (Coffea
canephora) yang berbasis industri
rumah tangga di Kota Pagaralam
untuk merebut dan memanfaatkan
peluang usaha yang ada secara
optimal.
2. Strategi ST
Strategi ini adalah strategi yang
menggunakan kekuatan yang
dimiliki petani yang melakukan
kegiatan agroindustri pengolahan
kopi robusta (Coffea canephora)
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 57-71
63
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
yang berbasis industri rumah
tangga di Kota Pagaralam dalam
mengatasi ancaman usaha .
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang usaha yang
ada dengan meminimalkan
kelemahan usaha agroindustri
pengolahan kopi itu sendiri.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada
kegiatan yang berusaha
meminimalkan kelemahan yang
akan terjadi dalam usaha
agroindustri serta menghidari
ancaman agar tidak terjadi kerugian
yang lebih parah dari yang
diperkirakan.
Analisis SWOT memberikan
gambaran kombinasi antara kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam merumuskan alternatif strategi
yang saling mendukung untuk
mengembangkan usaha agroindustri
pengolahan kopi robusta di Kota
Pagaralam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rangkaian Kegiatan Produksi
Pengolahan Bubuk Kopi Robusta
Asli, dan Kopi Robusta Luwak di
Kecamatan Pagararalam Utara
Kota Pagaralam
Pengolahan Kopi Robusta Asli
Proses pengolahan bubuk kopi
robusta asli diawali dari penyangraian
bahan baku kopi berupa biji kopi robusta
asli kering, selanjutnya kopi yang sudah
disangrai digiling sampai benar-benar
halus, seletah digiling bubuk kopi
robusta asli siap dikemas dan
dipasarkan.
Pengolahan Kopi Robusta Asli
Proses pengolahan bubuk kopi
robusta luwak diawali dari penyangraian
bahan baku kopi berupa biji kopi robusta
luwak kering, selanjutnya kopi yang
sudah disangrai digiling sampai benar-
benar halus, seletah digiling bubuk kopi
robusta luwak siap dikemas dan
dipasarkan.
Pendapatan Pengolah Bubuk Kopi
Robusta Asli dan Kopi Robusta
Luwak di Kecamatan Pagaralam
Utara, Kota Pagaralam
Pendapatan pengolah bubuk kopi
Robusta Asli
Pendapatan perhari diperoleh dari
hasil selisih antara penerimaaan perhari
dan juga total biaya. Rata-rata bubuk
kopi robusta asli yang diperoleh
pengolah setiap harinya adalah 126,26
kilogram. Pengolah menjual produk
mereka dengan beberapa cara yaitu ada
yang langsung menjual produknya ke
konsumen, ada yang menjualnya ke
pedagang pengumpul, ada yang
menitipkannya ke toko oleh-oleh khas
Kota Pagaralam, ada juga yang langsung
dikirim ke konsumen diberbagai daerah
di Sumatera Selatan. Harga jual dari
masing-masing pengolah sampel itu
berbeda-beda mulai dari Rp.35.000
sampai Rp.40.000.- sehingga rata-rata
penerimaan pengolah kopi robusta asli
itu sebesar Rp.6.784.616 per hari.
Penjelasan lebih rinci mengenai
penerimaan dan pendapatan per proses
produksi dan perbulan yang diperoleh
industri rumah tangga pengoloahan
bubuk kopi robusta asli di Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagaralam dapat
dilihat pada Tabel 4
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
64
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
Tabel 4 Rata-rata Jumlah Produksi,
Harga Jual, Penerimaan, Biaya
Produksi, dan Pendapatan pada
Industri Rumah Tangga
Pengolahan Bubuk Kopi
Robusta Asli per Proses
Produksi dan per Bulan.
No
Uraian
Satuan
Jumlah
(per Proses
Produksi)
JML/
BLN
1
Jumlah
Produksi
Kg/hari
126,26
3.788,08
2
Harga
jual
Rp/Kg
38.692,31
38.692,31
3
Penerima
an
Rp/Kg
4.765.384
142.961.538
4
Biaya
Produksi
Rp/Kg
2.950.630
88.518.9
5
Pendapat
an
Rp/Kg
1.814.754
54.442.6
*1 bulan 30 kali proses produksi
Dalam satu bulan pengolah
mampu memproduksi sebanyak
3.788,08 kilogram bubuk kopi robusta
asli. Harga rata-rata dari pengolah bubuk
kopi robusta asli adalah sebesar
Rp38.692,31.- , Rata- rata penerimaaan
pengolah kopi robusta asli adalah
sebesar Rp. 142.961.538 dengan biaya
produksi sebesar Rp.88.518.904 dan
pendapatan sebesar Rp.54.442.633.- per
bulannya.
Pendapatan pengolah bubuk kopi
Robusta Luwak
Pendapatan adalah hasil selisih antara
penerimaan dan biaya total. Penjelasan
lebih rinci mengenai pendapatan dan
penerimaan yang diperoleh pengolah
bubuk kopi robusta luwak di Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagaralam per
proses produksi dan per bulan dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Jumlah Produksi,
Harga Jual,Penerimaan,
Biaya Produksi, dan
Pendapatan pada Pengolah
Bubuk Kopi Robusta Luwak
per Proses Produksi.
No
Uraian
Satuan
Jumlah
(per
Proses
Produksi)
Jumlah
(per Bulan)
1
Jumlah
Produksi
Kg/
minggu
35,00
140,00
2
Harga
Jual
Rp/ Kg
343.333
343.333
3
Penerima
an
Rp/
minggu
12.016.666
48.066.666
4
Biaya
Produksi
Rp/
minggu
5.754.872
23.019.490
5
Pendapat
an
Rp/
minggu
6.261.793
25.047.175
*1 bulan 4 kali proses produksi
Tabel 5 adalah jumlah produksi,
harga jual, penerimaan, biaya produksi,
dan pendapatan pada pengolah bubuk
kopi robusta luwak per proses produksi
dan juga per bulan. Pengolah melakukan
produksi dalam jangka waktu satu
minggu sekali artinya dalam satu bulan
pengolah melakukan empat kali
produksi bubuk kopi robusta luwak.
Produksi bubuk kopi robusta luwak per
proses produksinya, atau perminggu
adalah sebanyak 35 kilogram bubuk
kopi robusta luwak.
Harga jual dari masing- masing
pengolah sampel itu berbeda-beda mulai
dari Rp.350.000 sampai Rp.340.000.-
sehingga rata-rata penerimaan pengolah
kopi robusta luwak adalah
Rp.48.066.666 per bulan, biaya produksi
perbulan adalah Rp.23.019.490. dan
pendapatan sebesar Rp.25.047.175.-
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 57-71
65
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
Analisis Nilai Tambah Pengolah
Bubuk Kopi Robusta Asli dan Kopi
Robusta Luwak di Kecamatan
Pagaralam Utara, Kota Pagaralam
Analisis Nilai Tambah Pengolahan
Bubuk Kopi Robusta Asli
Tabel 6 Rata-rata Hasil Analisis Nilai
Tambah Kopi Bubuk Robusta
Asli dengan Metode Hayami di
Kecamatan Pagaralam Utara,
Kota Pagaralam.
Pada tabel diatas menunjukan nilai
sumbangan input lain. Rata-rata
sumbangan input lain per kilogram
bubuk kopi robusta asli itu adalah
sebesar Rp. 6.400,40.-. Sumbangan
input lain terdiri dari biaya penyusutan
alat, biaya tenaga kerja, biaya kayu
bakar, dan biaya kemasan. Nilai output
diperoleh dari hasil perkalian rata-rata
harga output per kilogram dengan faktor
konversi.
Nilai output pada industri rumah
tangga pengolahan kopi bubuk robusta
asli ini yaitu Rp. 27.084,62.- Nilai
output tersebut memberikan nilai
tambah sebesar Rp.5.684,22.- per
kilogram kopi bubuk robusta asli. Rasio
nilai tambah yang dihasilkan adalah
sebesar 20,92 persen. Nilai ini dapat
diinterprestasikan bahwa nilai tambah
dari pengolahan produk adalah 20,92
persen. Artinya nilai tambah dari bubuk
kopi robusta asli ini termasuk kedalam
rasio nilai tambah sedang karena lebih
dari 15 persen. Nilai tambah ini juga
masih merupakan nilai tambah kotor
karena belum di bagi dengan imbalan
tenaga kerja.
Analisis Nilai Tambah Pengolahan
Bubuk Kopi Robusta Luwak
Tabel 7. Hasil Analisis Nilai Tambah
Bubuk Kopi robusta Luwak
dengan Metode Hayami di
Kecamatan Pagaralam Utara,
Kota Pagaralam.
Rata-rata nilai total sumbangan input
lain pada pada industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta adalah
Rp.3.460.972,22.-. Nilai ini kemudian
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
66
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
dibagi lagi dengan jumlah total produksi
sehingga dihasilkan rata-rata sumbangan
input lain per satuan kilogram bubuk
kopi robusta luwak adalah Rp.
32.363,67.-
Nilai output atau nilai produk
diperoleh dari hasil perkalian rata-rata
harga output per kilogram dengan faktor
konversi sehingga didapatkanlah rata-
rata nilai output sebesar Rp.
240.333,33.-. nilai output ini
memberikan rata-rata nilai tambah
sebesar Rp. 107.969,67.- per kilogram
dengan rasio nilai tambah sebesar 44,88
persen. Nilai ini dapat di
interprestasikan bahwa sebesar 44,88
persen merupakan nilai tambah dari
pengolahan produk. Nilai tambah disini
merupakan nilai tambah kotor karena
belum memperhitungkan imbalan tenaga
kerja. Imbalan tenaga kerja merupakan
perkalian dari koefisien tenaga kerja
dengan upah rata-rata tenaga kerja per
HOK yaitu sebesar Rp.101,89.- dan
pangsa tenaga kerja sebesar 0,10 persen.
Hal ini berarti 0,10 persen dari nilai
tambah merupkan imbalan yang
diperoleh tenaga kerja.
Industri rumah tangga bubuk kopi
robusta luwak pada penelitian ini
berhasil memperoleh keuntungan
sebesar Rp.107.867,77 per kilogram.
Tingkat keuntungan yang dimiliki
adalah 44,83 persen yang berarti bahwa
44,83 persen dari nilai tambah
merupakan keuntungan pengrajin atau
pengusaha. Keuntungan ini merupakan
keuntungan bersih karena sudah di
kurangi biaya tenaga kerja. Nilai tambah
pada analisis bubuk kopi robusta luwak
ini termasuk pada rasio nilai tambah
tinggi karena lebih dari 40 persen.
Strategi Pengembangan Usaha Bubuk
Kopi Robusta Asli dan Kopi Robusta
Luwak
Pengembangan usaha memerlukan
strategi-strategi alternatif yang mampu
mengatasi dan menjadi solusi terhadap
kendala dan masalah yang hadir dalam
industri. Strategi-strategi tersebut dapat
diciptakan dan dianalisis dengan
mengunakan analisis SWOT. Faktor
internal dari industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta asli dan
bubuk kopi robusta luwak ini adalah:
1. Bahan yang digunakan berkualitas
dan dijamin keasliannya, karena
pihak pengolah selalu membeli bahan
baku biji kopi robusta asli langsung
kepada pedagang pengumpul di Kota
Pagaralam dengan kualitas yang
terbaik, guna menjaga aroma dan
rasa pada bubuk kopi robusta asli
begitu pula pada bubuk kopi robusta
luwak.
2. Harga jual bubuk kopi robusta asli
terjangkau. Bila dibandingkan
dengan harga bubuk kopi robusta
luwak di daerah lain, harga bubuk
kopi robusta luwak Kota pagaralam
temasuk terjangkau. Bubuk kopi
robusta asli dan bubuk kopi robusta
luwak yang dijual dipasar dengan 3
jenis kemasan yaitu kemasan 250
gram, kemasan 500 gram dan
kemasan 1 kilogram, ini dapat
membantu konsumen menyesuaikan
kebutuhan dan kemampuan ekonomi
mereka.
3. Bahan baku yang mudah didapat,
bahan baku bubuk kopi robusta asli
tersedia sepanjang tahun di Kota
Pagaralam, karena sebagaian besar
masyarakat Kota Pagaralam bermata
pencaharian sebagai petani kopi
robusta. Untuk bahan baku biji kopi
robusta luwak keberdaanya pun
tidak terlalu sulit untuk di dapatkan
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 57-71
67
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
karena ada petani pengumpul yang
menjualnya.
Selain kekuatan, dalam faktor internal
juga terdapat kelemahan pada industri
rumah tangga pengolahan bubuk kopi
robusta asli di Kecamatan Pagaralam
Utara Kota Pagaralam ini yaitu:
1. Beberapa produk belum
mendapatkan izin dari Dinkes dan
belum tersetifikasi halal, pada saat
penelitian pengolah banyak
mengeluhkan sulitnya untuk
mendapatkan izin dari dinas
kesehatan dan juga cukup sulit untuk
membuat sertifikasi halal.
2. Beberapa produk belum mempunyai
merek. Merek dari suatu produk
merupakan suatu faktor yang penting
untuk eksistensi produk. Merek yang
menarik dan terkenal tentunya akan
menjadi salah satu suplemen yang
dapat meningkatkan minat pembeli.
3. Kemasan produk yang kurang
menarik, rata-rata pengolah bubuk
kopi robusta asli di Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagaralam
belum dikemas dengan kemasan
yang menarik. Bubuk kopi hanya
dibungkus dengan plastik bening
tebal. Hal ini dapat mengurangi
ketertarikan konsumen terhadap
produk. Pemerintah Kota Pagaralam
sendiri telah memberikan pelatihan
mengenai pembuatan kemasan
kepada beberapa industri rumah
tangga kopi di Kota Pagaralam.
4. Belum bervariasinya produk. Produk
bubuk kopi yang dihasilkan di
Kecamatan Pagaralam Utara, Kota
Pagaralam hanya terdiri dari dua
jenis produk yaitu bubuk kopi
robusta asli dan bubuk kopi robusta
luwak. Padahal sangat
memungkinkan sekali untuk dibuat
varian produk baru dengan
penambahan kopi susu, kopi
creamer.
5. Promosi yang dilakukan juga masih
sangat terbatas, kegiatan promosi
merupakan kegiatan utama dalam
pemasaran. Promosi dapat
mempengaruhi minat konsumen
terhadap produk. Beberapa pengolah
bubuk kopi robusta di Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagaralam
sudah melakukan promosi di media
cetak maupun media sosial, akan
tetapi masih banyak juga pengolah
yang hanya mengandalkan pelangan
mereka sebagai media promosi.
Faktor eksternal berupa peluang
yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta asli dan
bubuk kopi robusta luwak di Kecamatan
Pagaralam Utara Kota Pagaralam yaitu:
1.Permintaan konsumen terhadap bubuk
kopi robusta asli dan kopi robusta
luwak terus meningkat, seiring
dengan trennya gaya hidup
“nongkrong di cafe” juga menjadi
salah satu peluang besar menigkatnya
permintaan terhadap bubuk kopi
robusta asli dan kopi robusta luwak,
karena salah satu menu yang selalu
ada di cafe adalah kopi.
2. Perkembangan teknologi, teknologi
diciptakan untuk mempermudah
pekerjaan manusia, perkembagan
teknologi saat ini dapat dimanfaatkan
pihak pengolah untuk terus
menginovasi produk kopi yang ada.
3. Prospek produk yang diminati oleh
konsumen, kopi merupakan salah
satu produk banyak diminati
konsumen, bukan hanya karena rasa
dan aroma khasnya, tapi khasiat yang
terkandung dalam kopi juga
merupakan daya tarik tersendiri.
4. Kecirikhasan produk dapat
dikembangkan, Kota Pagaralam
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
68
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
merupakan salah satu kota
agrowisata di Sumatera Selatan, Kota
kecil yang berada di kaki Gunung
Dempo yang kopinya sudah terkenal
dari zaman penjajahan Belanda, kopi
robusta asli dari kota pagaralam,
dikenal mempunyai cita rasa yang
unik dari aroma, dan rasanya.
Sehingga kecirikhasan produk ini
dapat dijadikan sebagai kekuatan
eksternal.
Faktor eksternal yang berupa
ancaman bagi industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta asli dan
bubuk kopi robusta luwak adalah
sebagai berikut:
1. Munculnya pesaing, dunia
perdagangan tidak akan lepas dari
persaingan. Begitu juga yang terjadi
pada industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta asli
dan bubuk kopi robusta luwak di
Kecamatan Pagaralam Utara Kota
Pagaralam ini. Banyaknya produksi
kopi di daerah lain itu juga menjadi
pesaing utama, bagi perkembangan
usaha kopi, maka identitas atau
keunikan produk harus benar-benar
ditonjolkan.
2. Kurang stabilnya biaya produksi,
harga bahan baku utama yaitu kopi
sering kali berfluktiasi mengikuti
harga kopi dunia, ada masanya bahan
baku utama harganya akan
meningkat, ada masanya harga bahan
baku akan benar-benar turun dan juga
ada masanya harga biji kopi robusta
berada pada masa stabil.
3. Kurang strategisnya lokasi usaha, ada
beberapa pengolah yang memang
membagun industri mereka ditempat
yang kurang strategis seperti ujung
pasar, dan belakang pasar, sehingga
cukup susah bagi konsumen untuk
membeli produk bubuk kopi robusta
asli. Penjelasann dalam bentuk tabel
dapat dilihat pada Lampiran
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rangkaian kegiatan teknis
pengolahan biji kopi robusta asli dan
biji kopi robusta luwak menjadi
bubuk kopi robusta asli dan bubuk
kopi robusta luwak sama yaitu yang
pertama biji kopi robusta asli kering
yang sudah dibersihkan atau biji kopi
robusta luwak kering yang sudah di
bersihkan, disangrai didalam mesin
penyangrai sampai berwarna coklat
kehitaman dan lebih ringgan,
kemudian biji kopi yang sudah
disangrai digiling dalam 3 mesin
giling agar bubuk kopi yang
didapatkan benar-benar halus,
selanjutnya bubuk kopi yang sudah
digiling halus dikemas kedalam
kemasan dan ditimbang.
2. Pendapatan rata-rata yang diperoleh
dari industri rumah tangga
pengolahan bubuk kopi robusta asli
adalah Rp.54.442.633.- per Bulan.
Pendapatan rata-rata yang diperoleh
dari bubuk kopi robusta luwak adalah
Rp.25.047.175,93.- perbulan.
3. Nilai tambah yang diperoleh dari
pengolahan bubuk kopi robusta asli
adalah 20,92 pesen ini termasuk
dalam rasio nilai tambah sedang,
sedangkan pengolahan bubuk kopi
robusta luwak adalah 44,83 persen
ini termasuk pada rasio nilai tambah
tinggi
4. Strategi-strategi yang digunakan
untuk mengembangkan usaha
pengolahan bubuk kopi robusta asli
dan robusta luwak antara lain:
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 57-71
69
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
a. Strategi SO, yaitu mempertahankan
kualitas dan keaslian kopi guna
memenuhi standar gaya hidup
modern dan memanfaatkan
ketersediaan bahan baku yang ada
untuk memenuhi permintaan
konsumen.
b. Strategi ST, yaitu peningkatan kualitas
dan keaslian produk dapat dijadikan
senjata untuk mengalahkan pesaing,
dengan harga jual yang cukup
terjangkau dan bahan baku yang
mudah didapat, hendaknya ini mampu
menjadi daya tarik bagi Konsumen,
dan pengolah hendaknya
memanfaatkan ini untuk mencari
tempat strategis memasarkan
produknya.
c. Strategi WO yaitu, memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk
menjaga kualitas produk, sehingga
mendapatkan izin dinkes, sertifikasi
halal, memanfaatkan teknologi untuk
membuat merek, tentunya juga
memanfaatkan teknologi untuk
kemasan yang lebih menarik, promosi
produk harus lebih maksimal lewat
berbagai media karena produk yang
dihasilkan itu diminati konsumen, dan
memanfaatkan kecirikhasan produk
untuk menambah variasi produk.
d. Strategi WT yaitu, Pemanfaatan
teknologi yang baik dan tepat, serta
adanya izin dari dinkes, adanya
sertifikasi halal, variasi, dan merek
produk mampu menjadi senjata untuk
menyerang pesaing industri, dan
promosi yang semaksimal mampu
mengatasi masalah kurang
strategisnya tempat usaha.
Adapun saran yang dapat
peneliti berikan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Kontribusi pendapatan dan nilai
tambah yang tinggi dapat terjadi bila
semua bahan baku berasal dari pihak
pengolah sendiri. Artinya akan
didapatkan nilai tambah yang lebih
tinggi bila yang menjadi pengolah
adalah petani kopi robusta sendiri,
sehingga tidak perlu membeli bahan
baku utama berupa bijji kopi
robustadan juga kayu bakar, karena
semuanya bisa didapatkan di kebun
kopinya sendiri.
2. Bagi pemerintah, untuk menunjang
keberhasilan dan juga peningkatan
keragaman produk khas di Kota
Pagaralam, pemerintah harus mulai
mendukung petani juga menjadi
pengolah biji kopi robusta, selain itu
juga hendaknya pemerintah
memberikan bantuan berupa alat
pengolahan biji kopi robusta bagi
pelaku usaha pengolahan dan juga
petani, dan hendaknya pemerintah
memberikan pelatihan kelayakan
usaha sehingga semua usaha mampu
memiliki izin dinkes, sertifikasi halal
dan juga merek produk yang paten.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
untuk lebih memperhatikan nilai
manfaat sosial dan juga mengunakan
analisis EFAS, IFAS dan kuadran
SWOT dari kegiatan pengolahan
bubuk kopi robusta asli dan bubuk
kopi robusta luwak
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2013).
Jumlah Usaha Pertanian
Subsektor Perkebunan. (online).
http://st2013.bps.go.id/dev2/index.
php.
Badan Pusat Statistik Kota Pagaralam.
(2016). Statistik Daerah Kota
Pagaralam.
Husin, & Lifianthi. (1995). Ekonomi
Paradigma Agribisnis, Maret 2021 Volume 3(2) 56-70
70
2021 Jurnal Paradigma Agribisnis
p-ISSN 2621-9921 , e-ISSN 2622-1780
Produksi Pertanian. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya. In
Diktat Kuliah. Indralaya.
Kamisi, & Haryati, L. (2011). Analisis
Usaha Dan Nilai Tambah
Agroindustri Kerupuk Singkong.
Raharjo. (2012). Panduan Budidaya
Dan Pengolahan Kopi Arabika
Dan Robusta. Penebar Swadaya.
Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Gramedia Pustaka Utama.
Wahyu. (2011). Analisis Distribusi Nilai
Tambah Pengolahan Kopi Pada
Industri Kecil Kopi Bubuk Sahati.
Universitas Andalas Padang.