ChapterPDF Available

PERKEMBANGAN REMAJA Adolescense

Authors:

Abstract

Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang yang mengandung perubahan biologis, kognitif, psikososial,, sosial emosional serta bahasa
BOOKCHATER
Sofa Faizatin Nabila
210210302059
PERKEMBANGAN REMAJA
Adolescense
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat, taufik dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah mengenai perkembangan
masa remaja. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Nurul
Umamah, M.Pd dan Ibu Riza Afita Surya, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing dalam
pengerjaan makalah ini.
Sebuah kehormatan tentunya sulit untuk ditemukan, saya selaku penyusun
makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan, sehingga saya meminta maaf
sebesar-besarnya dan saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang dapat
membangun ke arah perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………….............ii
BAB PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...1
1.3 Tujuan……………………………………………………………1
1.4 Manfaat ………………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………...3
2.1 Konsep Perkembangan Fase Remaja……………………….. 3
2.2 Perkemabangan Fisik Fase Remaja…………………………....5
2.3 Perkemabangan Kognitif Fase Remaja………………………..7
2.4 Perkembangan Sosial Fase Remaja………………………....8
2.5 Perkembangan Emosional Fase Remaja…………………....9
2.6 Perkembangan Bahasa Fase Remaja………………………..9
2.7 Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Fase Remaja….9
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………….11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………... 11
3.2 Saran……………………………………………….……….11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………...………….....12
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individua tau
organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Pada masa remaja terjadi
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang yang mengandung
perubahan biologis, kognitif, psikososial, dan sosial emosional Santrock (2014).
Oleh karena itu, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermakna bagi pengembangan wawasan apara pembaca, mahasiswa, terutama bagi
pendidik dan orang tua dalam memahami perkembangan remaja yang meliputi
perkembangan fisik, kognitif, sosial dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja.
1.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dari perkembanagn remaja ?
2. Bagaimana perkembangan fisik pada fase remaja?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada fase remaja?
4. Bagaimana perkembangan sosial pada fase remaja?
5. Apa saja faktor-faktor perkembangan pada fase remaja?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep dari perkembangan remaja
2. Untuk mengetahui perkembangan fisik pada fase remaja
3. Untuk mengetahui perkembangan kognitif fase remaja
4. Untuk mengetahui perkembangan sosial pada fase remaja
5. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
remaja
1
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat megetahui konsep perkembangan remaja
2. Dapat mengetahui dari perkembangan fisik fase remaja
3. Dapat mengetahui dari perkembangan kognitif remaja
4. Dapat mengetahui dari perkembangan sosial remaja
5. Dapat mendeskripsikan mengenai faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja
2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Perkembangan Remaja
Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang yang mengandung perubahan biologis,
kognitif, psikososial, dan sosial emosional Santrock (2014)
Menurut Hurlock (1980) ada tiga tahapan perkembangan remaja yaitu
sebagai berikut :
1.) Remaja awal (Early adoloscence) usia 11-13 tahun
2.) Remaja Madya (middle adolescence) usia 14-16 tahun
3.) Remaja akhir (late adolescence) usia 17-20 tahun
Sedangkan menurut Sarwono (2006) ada tiga tahap perkembangan remaja
dalam penyesuaian diri menuju dewasa :
1) Remaja awal (Early Adoloscence) usia 10-12 tahun
Remaja masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya
sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.
2) Remaja Madya (middle adolescence) usia 13-15 tahun
Remaja sangat membutuhkan kawan. Berada pada kondisi kebingungan
karena tidak tahu harus memelih yang mana :peka atau tidak peduli, ramai-
ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan lainnya.
3) Remaja Akhir (Late Adolesecence) usia 16- 19 tahun
Pada tahap ini minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi
intelek, egonya mencari kesempatan untuk Bersatu dengan orang-orang lain
dalam pengalaman-pengalaman baru, dan terbentuk identitas seksual yang
tidak akan berubah lagi
Menurut Papalia, dkk (2008) masa remaja dimulai dengan usia 11 tahun atau
12 tahun sampai 20 tahun atau masa remaja akhir, dan masa remaja tersebut
terjadi banyak perubahan besar dalam individu. Sdangkan menurut Hurlock
(1980) masa remaja berlangsung dari usia 13 tahun sampai 16 tahun atau 17
3
tahun dan akhir masa remaja dari usia 16 tahun hingga 18 tahun, usia tersbut
matang secara hukum.
Adapun ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1980) adalah sebagai berikut:
1) Masa remaja adalah periode yang penting
2) Masa remaja sebagai periode peralihan
3) Masa remaja sebagai pencari identitas
4) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
5) Masa remaja sebagai ambang masa depan
Sedangkan tugas-tugas yang dihadapi oleh remaja menurut Hurlock (1980)
adalah sebagai berikut :
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
2) Mencapai peran pria maupun Wanita
3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
4) Mengaharapkan perilaku sosial yang bertanggungjawab
5) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
6) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua.
Tahap pubertas menurut Jahja (2011) dibagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai
berikut :
a) Tahap Prapuber
Tahap ini bertumpoang tindih dengan satu atau dua terakhir masa
kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi
anak atupun bukan seorang remaja. Ciri-cirinya yaitu seks sekunder mulai
tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
b) Tahap Pubertas
Pada tahap ini merupakan pembagi antara masa anak-anak dan dan
masa remaja. Ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel
diproduksi dalam organ-organ sel
4
c) Tahap Pascapuber
Tahap ini tumpeng dindih dengan dengan tahun pertama atau kedua
masa remaja. Pada tahap ini dicirikan dengan seks sekunder berkembang
dengan baik dan organ-organ seks mulai berfungsi dengan matang.
2.1 Perkembangan Fisik Pada Fase Remaja
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,
kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik Papalia dkk 2001 (dalam jahja,
2011). Perubahan pada tubuh pada fase remaja ditandai dengan pertambahan
tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ
seksual dan fungsi reproduksi. Perubahan fisik pada fase remaja yang terjadi
secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan
sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan,
dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja Jahja (
2011).
Menurut Marwoko (2019) perubahan fisik pada fase remaja ada 2 yaitu
perubahan internal dan eksternal :
a) Perubahan internal
1. Sistem pencernaan
Perut menjadi lebih Panjang, usus bertampah Panjang dan besar, otot
perut semakin kuat, hati semakin kuat dan tenggorokan semakin
panjang
2. Sistem peredaran darah
Pada usia 17 ataun 18 tahun, berat jantung 12 kali lebih berat dari lahir
dan pembuluh darah semakin Panjang dan tebal
3. Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hamper matang pada usia 17
tahun, anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun
kemudian
5
4. Sistem endokrin
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesatdan berfungsi, meskipun
belum mencapai ukuran matang sampai akhir remaja atau awal masa
dewasa
5. Jaringan tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Selain
itu, jaringan lain terus berkembang seperti jaringan otot.
b) Perubahan eksternal
1. Tinggi badan
Rata-rata anak perempuan memcapai tinggi yang matang antara usia
17 dan 18 tahun pada anak laki-laki
2. Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti perubahan tinggi badan. Tetapi berat
badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya
mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
3. Proporsi tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang
baik.
4. Organ seks
Organ seks pria maupun Wanita mencapi ukuran matang pada akhir
masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun
kemudian
5. Ciri-ciri seks sekunder
Ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan
yang matang pada akhir masa remaja
Masa pubertas terjadi proses neuroendokrin otak terutama pada masa remaja
awal yang memberika stimulasi untuk perubahan fisik yang cepat. Pertambahan
tinggi badan untuk anak perempuan percepatan pertumbuhan adalah 9 tahun dan
anak laki-laki adalah 11 tahun. Selama mengalami percepatan pertumbuhan,
6
anak perempuan bertambah sekitar 3,5 inci setiap tahun dan 4 inci untuk anak
laki-laki setiap tahunnya Santrock (2014). Pertambahan berat badan terutama
terjadi karena perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-laki terjadi akibat
meningkatnya massa otot, sedangkan pada anak perempuan terjadi karena
meningkatnya massa lemak Batubara (2018).
Adapun menurut Thohir (2018) dalam bukunya berjudul Psikologi
Perkembangan terdapat perubahan seks pada masa pubertas yaitu perubahan
seks primer dan perubahan seks sekunder. Ciri perubahan seks primer pada
wanita terjadi perubahan pada vagina, uterus, tuba vallopi, dan ovaries,
sedangkan pada laki-laki terdapat perubahan pada penis, scrotum, testis,
prostate gland, dan seminal vesicles. Ciri seks sekunder terdapat perubahan
buah dada, tumbuh bulu pada bagian tertentu, tekstur kulit, perkembangan
maskular, perubahan pada pinggul, dan juga terjadi perubahan suara.
2.2 Perkembangan Kognitif Pada Fase Remaja
Pada tahap remaja adalah tahap formal operation dimana tahap terakhir dari
Piaget yang muncul antara usia 11 dan 15 tahun dan berlanjut masa dewasa..
Pada tahap ini, individu dapat berpikir secara abstrak, remaja mengembangkan
gambaran tentang keadaan ideal. Dalam memecahkan masalah lebih sistematis,
diamna mengembangkan hipotesis tenyang mengapa sesuatu terjadi seperti itu
dan kemudian menguji hipotesis tersebut. Selain itu, perubahan kognitif yang
terjadi selama masa kanak- kanak ke remaja adalah berpikir lebih fleksibel dan
kompleks Santrock (2014).
Menurut Berg (2003) yang mengacu pada teori perkembangan kognitif dari
Piaget, ciri perkembangan kognitif remaja adalah mampu menalar secara
abstrak dalam situasi yang menawarkan beberapa kesempatan ntuk melakukan
penalaran deduktif hipotesis (hypotetico-deductive-reasoning) dan berpikir
proposisional (propositional though) , memahami kebutuhan logis dan
pemikiran proposisional, memperlihatkan distorsi kognitif yaitu pendengar
imajiner/ khayal dan dongeng pribadi yang secara bertahap akan menurun dan
menghilang di usia dewasa.a
7
Salah satu perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak yang masih
belum ditinggalkan pada masa remaja adalah berpikir egosentrisme (Piaget
dalam Papalia dan Olds, 2001; Jahja, 2011).
Kematangan Kognitif
Sebagai Tujuan Perkambangan Masa Remaja
Dari arah
Ke arah
Menyenangi pripsip- prinsip umum dan
jawaban yang final
Membutuhkan penjelasan tentang fakta
dan teori
Menerima kebenaran dari sumber
otoritas
Memerlukan bukti sebelum menerima
Memiliki banyak minat atau perhatian
Memiliki sedikit/perhatian terhadap
jenis kelamin yang berbeda dan bergaul
dengannya
Bersikap subjektif dalam menafsirkan
sesuatu
Bersikap objektif dalam menafsirkan
sesuatu
Cole (dalam Jahja, 2011) dalam bukunya Psikologi perkembangan
2.3 Perkembangan Sosial Pada Fase Remaja
Remaja mulai membentuk berbagai jenis hubungan sosial lebih mendalam
dan intim dibandingkan masa kanak-kanak dan jaringan sosial yang luas
meliputi jumlah orang yang semakin banyak dan jenis hubungan yang berbeda
Oswalt (2010).
Perkembangan sosial pada fase remaja dibagi menjadi tiga yaitu remaja
awal, remaja tengah dan remaja akhir. Remaja awal ditandai peran peer group
sangat dominan, mereka berusaha membentuk kelompok, bertingkah laku sama,
berpenampilan sama, mempunyai bahasa yang sama dan kode atau isyarat yang
sama. Pada remaja tengah perkembangan sosialnya adalah berusaha untyuk
mendapat teman baru dan sangat memperhatikan kelompok lain secara selektif
dan kompetitif Batubara (2010). Remaja akhir lebih perkembangan sosial
ditunjukkan dengan bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan lebih
lama (teman dekat) dan terdapat kebergantungan kepada kelompok sebaya
berangsung fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak
memiliki kesamaan minat.
8
2.4 Perkembangan emosional Fase Remaja
Beberapa ciri perkembangan emosional pada masa remaja menurut Zeman
(2001) adalah sebagai berikut :
a) Memiliki kapasitas untuk mengembangkan hubungan jangka Panjang, sehat
dan berbalasan.
b) Memahami perasaan sendiri dan memiliki kemampuan untuk menganalisis
mengapa mereka merasakan perasaan dengan cara tertentu
c) Setelah memasuki masa remaja, individu memiliki kemampuan mengelola
emosinya
d) Gender berperan secara signifikan dalam penampilan emosi remaja.
2.5 Perkembangan Bahasa Fase Remaja
Santrock (2007) mengemukakan bahwasannya perkembangan Bahasa pada
masa remaja adalah sebagai berikut :
a) Terjadi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang
kompleks (Fischer &Lazerson, 1984, dalam Santrock)
b) Mengalami kemajuan dalam memahami metafora (perbandingan makna
antara dua hal berbeda) dan satir (menggunakan ironi, cemooh, atau
lelucon)
c) Meningktaknya kemampuan memahami literatur yang rumit
d) Berbicara dalam kalimat yang mengandng dialek, yaitu variasi bahasa yang
memiliki kosa kata, tata Bahasa, atau pengucapan yang khas.
2.6 Faktor-Faktor Perkembangan Fase Remaja
Faktor yang berperan dalam mempengaruhi masa pubertas (remaja) menurut
Santrock (2014) antara lain sebagai berikut :
a) Hereditas ( keturunan )
Hereditas (keturunan) merupakan hal yang sangat penting mempengaruhi
perkembangan remaja.
9
b) Nutrisi
Remaja memilih makanan lebih penting daripada waktu atau tempat
makan. Sayuran dan buah-buahan segar serta produk gandum utuh juga
nilai protein diperlukan untuk remaja.
c) Hormon
Hormon bahan kimia yang kuat disekresikan oleh kelenjar endokrin
dan dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Dua kelas hormon memiliki
konsentrasi yang berbeda secara signifikan pada pria dan Wanita.
Androgen adalah kelas utama hormone sek pria dan estrogen adalah kelas
utama hormon Wanita.
d) Lingkungan.
Lingkungan sangat mempengaruhi pada perkembangan remaja.
Lingkungan disini baik lingkungan pertemanan, sekolah maupun keluarga.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang yang mengandung perubahan
biologis, kognitif, psikososial,, sosial emosional serta bahasa. Perubahan fisik
pada fase remaja yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti
sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal
seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja. Pada perkembangan kognitif, remaja berada pada
tahap operasinoal formal dimana individu dapat berpikir secara abstrak, remaja
mengembangkan gambaran tentang keadaan ideal, memecahkan masalah lebih
sistematis dan berpikir lebih fleksibel dan kompleks. Perkembangan sosial
pada fase remaja lebih luas dan lebih intim. Remaja sudah mampu mengelola
emosinya dan perkembangan bahanya semakin kompleks dan luas. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah hereditas
(keturunan), nutrisi, hormon dan juga lingkungan.
3.2 Saran
Dengan adanya pemaparan terkait perkembangan fase remaja tersebut,
diharapkan pembaca dapat menjadikan bahan evaluasi serta memahami
perkembangan remaja yang meliputi perkembangan fisik, kognitif , dan sosial
serta dapat memahami apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi fase remaja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J. W. 2014. Adolescence.5 th New York: McGraw-Hill
Santrock, J.W.2007.Child Development, 11 th edition. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan :Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta :Gramedia
Jahja, Yudrik. 2011.Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana
Oswalt, A .2010 .Child Development Theory : Adolescence(online).
Tersediahttps:www.helenfarabee.org/poc/view_doc.php?type=doc&id=41184&cn
=1310 (24 maret 2012)
Andi Thahir..2018. “Buku Daras Psikologi Perkembangan".
Sarwono, S.2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Berk, L.E.2003. Child Development, 6 th ed. Boston, MA:Allyn&Bacon
Zeman, J.2001. Emotional Development. University of Maine. Tersedia:
https://findararticles.com/p/articles/mi g2602/is 0002/ai 2602000223/ (14
Februari 2012)
Marwoko, Gatot. 2019. Psikologi Perkembangan Masa Remaja.Tasyri :
Jurnal Tarbiyah Syariah-Islamiyah 26.1 :60-75
Batubara, Jose. 2010. “Adoloscent development (perkembangan remaja).”
Sari pediatri, 12(1), pp.21-9.
12
... Adolescence is a process towards adulthood. Adolescents are divided into three stages of development including the early stage, middle stage and late stage [23]. During the development and growth of adolescents there will be many health problems that occur which start from risky behavior. ...
... Middle adolescence is characterized by the development of new thinking abilities, so that society's interest and role in becoming independent adults begins to appear [23]. Compared to adults, teenagers are considered more common and more likely to become addicted to online games. ...
Article
Full-text available
Adolescence is a critical stage towards adulthood, marked by physical, cognitive and emotional changes. Rapid growth, identity conflicts, and attraction to peers influence development. Online game addiction is increasingly widespread, which can disrupt emotional and intellectual intelligence. Negative impacts include mental health disorders, decreased academic achievement, and disturbances in social interactions and self-regulation. The aim of this research is to determine the relationship between online game addiction and changes in emotional intelligence and intellectual intelligence in middle stage adolescents at SMKN 1 Banyudono. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. This research used a total sampling technique with a sample size of 51 respondents. This research instrument uses the Game Addiction Scale (GAS) questionnaire which consists of 21 statements, an emotional intelligence questionnaire with 40 statements and an intellectual intelligence questionnaire with 6 statements. Data were analyzed using Spearman's rank test and regression test. The results of bivariate analysis using the Spearman's rank test obtained a p-value of 0.000 (p-value < 0.005) indicating that there is a significant relationship between online game addiction and changes in emotional intelligence, and a p-value of 0.000 (p-value < 0.005) indicates that there is significant relationship between online game addiction and changes in intellectual intelligence. And the results of multivariate analysis using the regression test obtained a p-value of 0.000 (p-value <0.005). So, it can be concluded that there is a significant relationship between online game addiction and changes in emotional intelligence and intellectual intelligence in middle stage adolescents at SMKN 1 Banyudono
... Instrument penelitian suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sukendra, 2020 kurangnya perhatian dari orang tua, keluarga, teman dan guru di sekolah dimana pengawasan yang kurang serta lingkungan yang buruk sangat berperan terhadap perilaku bullying pada anak (Nabila, 2022). ...
Article
Full-text available
Bullying behavior is an act of intimidation carried out repeatedly by the stronger party against the weak party, done deliberately. The negative impact of bullying can make a person's life lost. Parenting is the attitude and way parents prepare younger family members, including children, to make their own decisions and act on their own. The purpose of the study was to determine whether or not there is a relationship between parenting style and bullying behavior in adolescents in MAN Model 1 Manado schools.This research method uses Cross Sectional approach. The sample was taken based on the number of respondents 49 people using simple random sampling. Data collection is carried out by means of questionnaires. Furthermore, the data that has been collected is processed using the help of the SPSS computer program to be analyzed with a spearman rank statistical test with a meaning level (α) of 0.05.The results showed that p = 0.596 was obtained compared to the α value = 0.05, where p≥α then H0 accepted H1 means that there is no relationship between parenting style and bullying behavior in adolescents at MAN Model 1 Manado school.The conclusion in this study was that there was no relationship between parenting style and bullying behavior in adolescents in MAN Model 1 Manado. Advice to adolescents is to increase empathy for others or the school environment and can exercise good restraint or manage emotions well so as not to cause aqqbehavioral attitudes that lead to bullying practices.
Book
Full-text available
Buku tentang psikologi perkembangan ini bisa digunakan untuk semua program studi dalam memahami tugas pokok perkembangan peserta didik dari pra-sekolah hingga jenjang perguruan tinggj. Buku ini bertujuan untuk memahami Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia dari Fase Prenatal sampai Akhir Kehidupan dengan dilengkapi Teori-teori Perkembangan dalam berbagai pendekatan termasuk pendekatan kritis, Dalam buku ini juga dihadirkan panduan observasi perkembangan dan kisi-kisi wawancara bagi mahasiswa dalam melakukan praktikum pada satuan Pendidikan usia dini dan anak pada satuan Pendidikan dasar, dan satuan Pendidikan menengah.
Article
Full-text available
Adolescent atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial yang berlangsung secara sekuensial. Pada anak perempuan awitan pubertas terjadi pada usia 8 tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor genetik, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya dianggap berperan dalam awitan pubertas. Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas ini juga diikuti oleh maturasi emosi dan psikis. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan late adolescent. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Segala sesuatu yang mengganggu proses maturasi fisik dan hormonal pada masa remaja ini dapat mempengaruhi perkembangan psikis dan emosi sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang proses perubahan yang terjadi pada remaja dari segala aspek.
Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rajagrafindo Persada
  • S Sarwono
Sarwono, S.2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Emotional Development. University of Maine
  • L E Berk
Berk, L.E.2003. Child Development, 6 th ed. Boston, MA:Allyn&Bacon Zeman, J.2001. Emotional Development. University of Maine. Tersedia: https://findararticles.com/p/articles/mi g2602/is 0002/ai 2602000223/ (14 Februari 2012)
  • Gatot Marwoko
Marwoko, Gatot. 2019. Psikologi Perkembangan Masa Remaja.Tasyri : Jurnal Tarbiyah Syariah-Islamiyah 26.1 :60-75