Content uploaded by Karya Kesehatan Siwalima
Author content
All content in this area was uploaded by Karya Kesehatan Siwalima on Mar 21, 2022
Content may be subject to copyright.
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
21
Pelatihan Video Animasi Untuk Promosi Kesehatan Jiwa di
Sosial media Selama Pandemi Covid-19
Novi Aliyudin1, Sartika Rajagukguk2, Fandro Armando Tasijawa3, Devita Madiuw4, Vanny
Leutualy5
1 Universitas Sebelas April Sumedang, Jawa Barat, Indonesia
2 STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru, Indonesia
3,4,5 Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku, Indonesia
Email korespondensi: tikagukguk@gmail.com
Informasi Artikel
Abstrak
Riwayat Artikel:
Diusulkan: 22-02-2022;
Direvisi: 26-02-2022;
Diterima: 27-02-2022;
Diterbitkan: 10-03-2022;
Kata kunci:
Animasi; covid-19; kesehatan jiwa;
sosial media
Penulis Korespondensi:
Sartika Rajagukguk
STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru
Email: tikagukguk@gmail.com
Covid-19 menyebabkan masyarakat mengalami masalah
psikososial seperti kuatir, cemas dan stress. Salah satu
yang menyebabkan hal ini karena terpaparnya informasi
yang keliru di sosial media. Tujuan dari kegiatan ini adalah
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang cara
membuat konten animasi dan menyebarluaskan hal positif
terkait menjaga eustress, manajemen stress serta
penanggulangan distress di sosial media. Peserta yang
mengikuti pelatihan sebanyak 42 mahasiswa. Pelatihan
menggunakan media zoom meeting dan whatsApp group
dengan penyampaian materi, simulasi dan pendampingan
pembuatan konten. Evaluasi kegiatan dilakukan satu bulan
setelah pelatihan dengan cara peserta mengupload video
animasi dan menandai tim pada sosial media facebook dan
instagram. Tanggapan pengguna sosial media (facebook
dan instagram) sangat baik dengan total like dan tayangan
31.415 (like 6.249, tayangan 25.166) serta komentar yang
sangat positif. Kegiatan pelatihan ini menarik perhatian
masyarakat sebagai pengguna sosial media karena
penyampaian informasi kesehatan jiwa dilakukan secara
kreatif.
Pendahuluan
Covid-19 masih menjadi tantangan
di seluruh negara. Seluruh negara
berupaya menekan penyebarannya
dengan berbagai kebijakan. Salah
satunya adalah sektor kesehatan karena
menjadi kunci untuk menekan
penyebaran Covid-19. Program
penguatan di sektor kesehatan
dioptimalkan oleh pemerintah seperti
penerapan mencuci tangan,
menggunakan masker, menjaga jarak,
vaksinasi, dan menyebarluaskan
informasi terkait protokol kesehatan.
Informasi selama pandemi Covid-
19 cukup meresahkan masyarakat karena
banyaknya informasi hoax yang beredar
khususnya di sosial media. Hal ini sejalan
dengan Zheng et al. (2021) bahwa Covid-
19 menyebabkan tingginya angka stress
pada 2,463 responden di Kanada dan
Amerika. Ini mengindikasikan bahwa
kesehatan jiwa sangat penting untuk
mendapat perhatian serius dari berbagai
pihak seperti pemerintah, masyarakat,
tenaga kesehatan, mahasiswa dan diri
kita sendiri. Langkah ini dapat dimulai
dengan menyaring berbagai informasi
yang diterima ataupun kita turut
berperan aktif menyampaikan informasi
positif yang dapat dilihat dan diketahui
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
22
oleh masyarakat tanpa perlu bertatap
muka seperti sosial media.
Carballea & Rivera (2020)
mengungkapkan bahwa sosial media
telah menjadi media komunikasi efektif
untuk mempromosikan kesehatan jiwa.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
Mehmet et al. (2020) bahwa sosial media
twitter dan website sangat efektif sebagai
intervensi yang digunakan oleh tenaga
kesehatan ataupun pemerintah untuk
mempromosikan kesehatan jiwa kepada
masyarakat di daerah pedesaan atau
yang jaraknya jauh dari layanan
kesehatan. Penelitian kualitatif oleh
O’Reilly et al. (2019) di Inggris yang
melibatkan 54 remaja, 16 profesional
pendidikan, dan 8 praktisi kesehatan
jiwa juga sependapat. O’Reilly et al.
(2019) dengan pendekatan FGD
menemukan 3 tema yaitu 1) sosial media
memiliki potensi positif dalam
mempromosikan kesehatan jiwa, 2)
remaja sering memanfaatkan sosial
media dan internet untuk mencari
informasi terkait kesehatan jiwa, dan 3)
terdapat manfaat dan juga tantangan
menggunakan sosial media. Penelitian
ini menunjukkan bahwa ada potensi
yang bisa dimanfaatkan oleh praktisi
kesehatan jiwa dalam mengembangkan
sosial media sebagai cara
mempromosikan kesehatan jiwa kepada
masyarakat.
Penerapan promosi kesehatan jiwa
berbasis sosial media selain dari
pemerintah, tenaga professional
kesehatan, namun keterlibatan seluruh
pihak sangat diharapkan. Salah satunya
yaitu mahasiswa karena mahasiswa
memiliki pengikut, teman yang cukup
banyak di sosial media (facebook dan
Instagram). Hal ini sejalan dengan data
pengguna sosial media di Indonesia
tahun 2020 yang menunjukkan sebanyak
130 juta orang menggunakan facebook
dan 63 juta orang menjadi pengguna
Instagram (Kemp, 2020) serta remaja
merupakan pengguna tertinggi sosial
media dengan presentasi 75,50% (Aprilia
et al., 2020). Ini menunjukkan
masyarakat khususnya remaja
menghabiskan waktunya dengan
mengakses sosial media.
Berbagai cara telah dilakukan
orang tua, pemerintah atau praktisi
kesehatan untuk membatasi penggunaan
sosial media pada mahasiswa karena
banyak dampak buruk bagi kesehatan
fisik ataupun hubungan sosial. Selain itu
banyaknya berita bohong atau hoax
sangat mempengaruhi kesehatan jiwa
mahasiswa. Salah satu cara yang bisa
dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri
adalah menyebarluaskan informasi yang
positif di sosial media. Sehingga
diharapkan promosi kesehatan jiwa yang
dilakukan oleh mahasiswa dapat
berkontribusi memberi informasi kepada
dirinya sendiri, temannya, keluarga,
ataupun orang lain yang berteman
dengannya di sosial media.
Kegiatan yang kami lakukan yaitu
melatih mahasiswa untuk membuat
video animasi dan upload di sosial media
mereka. Kegiatan ini merupakan
kegiatan pertama kali di Kepulauan
Maluku. Pelaksanaan kegiatan ini dilatar
belakangi karena banyaknya informasi
yang beredar di sosial media terkait hoax
ataupun informasi yang tidak edukatif
dibandingkan dengan informasi yang
bersifat edukatif. Pengguna sosial media
perlu di berikan informasi yang
mengedukasi namun juga
kreatif/entertainment agar pengguna
sosial media melihat tayangan tersebut.
Kegiatan ini merupakan langkah awal
untuk pelatihan lanjutan setelah
dievaluasi apakah memberi dampak
positif dan mendapat tanggapan baik
dari masyarakat sebagai pengguna sosial
media.
Metode
Metode kegiatan pengabdian
kepada masyarakat (PKM) ini yaitu
melatih mahasiswa membuat video
animasi dan mengupload videonya di
sosial media facebook dan Instagram.
Kegiatan ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam membuat video animasi terkait
promosi dan pencegahan gangguan jiwa
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
23
masyarakat. Pelatihan menggunakan
media zoom meeting pada 27 Maret 2021
dengan pemaparan materi dan simulasi.
Pemaparan materi ditampilkan dalam
bentuk power point untuk setiap
langkah-langkah membuat animasi.
Kemudian dilakukan simulasi
menggunakan program animasi agar
peserta dapat mengetahui secara
langsung programnya dan bisa langsung
mereka terapkan.
Kegiatan ini berlangsung selama 1
hari dan diikuti oleh 42 mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas
Kristen Indonesia Maluku. Setelah
selesai pelatihan, tetap dilakukan
pendampingan melalui media whatsApp
agar seluruh peserta dapat membuat
konten animasi. Adapun metode evaluasi
pelaksanaan pelatihan berupa konten
video animasi diupload di sosial media
dengan menandai tim untuk dilakukan
evaluasi terkait isi konten sebagai bentuk
pengawasan, sekaligus tim melihat
tanggapan dari jumlah like dan tayangan
video di sosial media peserta.
Hasil dan Pembahasan
Sosial media bukan menjadi
fenomena baru dalam menyampaikan
informasi terkait kesehatan. Comp et al.
(2020) mengungkapkan bahwa sosial
media seperti youtube, tiktok telah
digunakan sebagai media dalam
menyebarluaskan informasi kesehatan.
Pada kegiatan ini kami melatih
mahasiswa untuk membuat video
animasi. Berdasarkan literatur beberapa
penelitian terkait animasi sebagai
penyebaran informasi telah dilakukan
(Ali, 2020; Barak et al., 2011; Chan, 2015;
Dajani & Hegleh, 2019; Meppelink et al.,
2015; Onuora et al., 2021; Vandormael et
al., 2020). Namun belum ditemukan
adanya pelatihan bagi mahasiswa agar
mereka mampu membuat konten
animasi sesuai dengan kehendak bebas
mereka.
Animasi sendiri telah
dikembangkan sebagai media edukasi
kesehatan. Penelitian kualitatif di
Irlandia oleh Sapouna & Pamer (2016)
terhadap 35 klien dengan masalah
kesehatan jiwa mengungkapkan bahwa
musik dan film animasi sangat
berpotensi untuk menciptakan
supportive environment pada recovery
klien melalui pemberdayaan,
membangun kepercayaan diri,
menumbuhkan harapan dan klien
mampu melihat cerita kehidupannya
sendiri. Penelitian lainnya oleh
Meppelink et al. (2015) terhadap 231
responden berusia 55 tahun ke atas
dengan level pendidikan tinggi dan
rendah mengungkapkan bahwa video
animasi dengan teks mampu
menjembatani pemrosesan informasi
bagi kedua kelompok. Sehingga animasi
dapat digunakan sebagai media promosi
kesehatan di berbagai level usia dan
pendidikan di masyarakat. Namun
kendala utama untuk menghasilkan
konten animasi adalah harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Selain itu, pelatihan pembuatan animasi
secara gratis bagi mahasiswa
keperawatan tidak pernah dilakukan.
Pelatihan yang kami lakukan
menggunakan 3 program animasi secara
online yang bisa dilatih dengan mudah.
Menurut Meppelink et al. (2015)
terdapat 2 jenis animasi yaitu text
modality dan visual format. Pada
pelatihan ini peserta diajarkan kedua
jenis animasi tersebut, namun pada
visual format hanya disampaikan materi
dan simulasi hal dasar untuk bagaimana
membuat suatu konten yang menarik.
Hal ini karena visual format memiliki
kesulitan untuk diajarkan kepada peserta
yang baru diperkenalkan program
animasi. Keberhasilan dari pelatihan ini
yaitu peserta dapat membuat konten
animasi dengan jenis text modality.
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
24
Gambar 1. Simulasi pembuatan konten animasi melalui zoom meeting
Gambar 2. Peserta yang membuat text modality dan diupload pada sosial media
instagram
Gambar 3. Video animasi yang diupload di sosial media
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
25
Pelatihan ini mendapat antusias
dari peserta yang merupakan mahasiswa
keperawatan untuk terlibat, namun
untuk memaksimalkan penyampaian
materi dan simulasi maka hanya
dilakukan bagi 42 peserta. Pendaftaran
untuk menjadi peserta melalui
perwakilan angkatan, kemudian
mahasiswa melakukan pendaftaran
melalui google form. Pendaftar untuk
kegiatan ini sebanyak 276 orang, namun
dengan mempertimbangkan efektif
pelatihan dan pendampingan oleh
fasilitator maka diambil 42 peserta yang
tercepat mendaftar. Fasilitator dalam
kegiatan ini berjumlah 3 orang dengan
pengalaman telah membuat video
animasi sebelumnya.
Pelatihan dimulai dengan
penyampaian materi terkait gambaran
sosial media, pentingnya sosial media
dalam menginformasikan terkait
kesehatan jiwa, pengenalan aplikasi
pembuatan animasi dan langkah-
langkah mengoperasikannya. Setelah itu,
tim melakukan simulasi pembuatan
konten animasi step by step dan disimak
oleh peserta. Peserta sangat antusias
karena setelah simulasi selesai, mereka
bertanya terkait hal yang tidak mereka
pahami. Beberapa peserta sudah mampu
membuat konten mereka sendiri dan
ditampilkan saat sesi berakhir.
Animasi yang dibuat oleh peserta
sudah sangat baik namun beberapa
perbaikan masih dilakukan. Setelah itu,
peserta diarahkan untuk membuat
konten terkait kesehatan jiwa (menjaga
eustress, pencegahan gangguan jiwa, dan
manajemen stress) dimasa pandemic
Covid-19. Pendampingan terhadap
peserta dilakukan menggunakan grup
whatsApp dan dibagi 1 fasilitator
mendampingi 14 peserta. Pendampingan
dilakukan di grup whatsApp bertujuan
agar peserta yang mengalami hal yang
serupa dapat langsung memperbaiki atau
memperjelas dalam diskusi bersama
fasilitator. Kemudian fasilitator memberi
petunjuk untuk menandai sosial media
salah satu anggota tim fasilitator yang
bertugas melakukan evaluasi.
Evaluasi dilakukan terkait konten
animasi karena tim menyadari sosial
media membutuhkan pengawasan
ilmiah dan informasi yang dibagikan
harus sesuai dengan petunjuk saat
pelatihan. Selain itu, menandai tim juga
karena adanya apresiasi bagi peserta
dengan jumlah like dan tayangan
terbanyak. Waktu yang diberikan untuk
dievaluasi yaitu selama 1 bulan setelah
pelatihan selesai dilaksanakan.
Pelatihan membuat konten
animasi menjadi perhatian karena sudah
saatnya mahasiswa keperawatan mulai
bertanggung jawab terhadap informasi
yang mereka bagikan di sosial media.
Selain itu, penyebaran konten positif
diharapkan dapat memberi pengaruh
positif juga kepada pengikut atau teman
mereka di sosial media untuk
mendapatkan informasi terkait
kesehatan jiwa. Hal ini karena platform
sosial media sudah menjadi sarana
komunikasi terkait pengetahuan
kesehatan kepada masyarakat (Eghtesadi
& Florea, 2020).
Hasil video animasi yang
disebarkan di sosial media sangat
menarik dan mendapat respon yang baik
dari masyarakat. Hal ini menunjukkan
bahwa sosial media menjadi media
terbaik di masa pandemi untuk
melakukan promosi dan edukasi terkait
kesehatan jiwa. Aktivitas pekerjaan
kantor dari rumah (Work from home)
dan pembelajaran jarak jauh menjadikan
masyarakat terpaku untuk menggunakan
sosial media sebagai sarana hiburan,
informasi dan edukasi. Fenomena ini
harus disikapi dengan informasi yang
positif dan menarik dari pengguna sosial
media agar masyarakat sadar akan
pentingnya kesehatan jiwa.
Tanggapan dari pengguna sosial
media terkait animasi sangat baik
dengan banyaknya komentar pujian dan
like pada 42 konten animasi yang
diupload oleh mahasiswa di sosial media.
Animasi tersebut telah dilihat oleh
25.166 tayangan (facebook 1.513,
instagram 23.653) dan like sebanyak
6.249 (facebook 1.299, instagram 4.950)
yang di evaluasi pada 27 April 2021 (1
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
26
bulan setelah pelatihan). Hal ini
menunjukkan bahwa konten yang
diupload menarik minat masyarakat.
Simpulan dan Saran
Pengabdian kepada masyarakat di
masa pandemi Covid-19 saatnya
bergerak menggunakan teknologi. Hal
ini karena luasnya jangkauan dan
informasi yang ingin disampaikan tetap
terlaksana tanpa perlu tatap muka
sebagai wujud memutus rantai
penyebaran Covid-19. Pengembangan
mahasiswa dalam membuat konten
kreatif seperti animasi menjadi penting
dalam menyampaikan informasi.
Informasi dengan konten animasi akan
menarik perhatian masyarakat di sosial
media untuk melihat tayangan video
tersebut.
Hambatan dalam kegiatan ini yaitu
jaringan internet yang kurang stabil
sehingga beberapa peserta yang keluar
saat penyampaian materi. Sehingga kami
menyiasati dengan melakukan
pendampingan kepada peserta sampai
peserta mampu membuat animasi.
Selain itu, tidak dilakukan pre dan post-
test sehingga tidak dapat mengukur
pengetahuan peserta. Hal ini karena
tujuan dari kegiatan adalah peserta
mampu membuat konten animasi
dengan pendampingan secara intens dari
fasilitator.
Saran bagi mahasiswa agar terus
menyampaikan informasi yang positif di
sosial media agar kesehatan jiwa
masyarakat juga positif dan terhindar
dari informasi hoax.
Ucapan Terima kasih
Terima kasih kami ucapkan kepada
mahasiswa keperawatan UKIM yang
telah terlibat dalam kegiatan pengabdian
ini.
Daftar Pustaka
Ali, W. (2020). Online and remote
learning in higher education
institutes: A necessity in light of
COVID-19 pandemic. Higher
Education Studies, 10(3), 16–25.
Aprilia, R., Sriati, A., & Hendrawati, S.
(2020). Tingkat kecanduan sosial
media pada remaja. Journal of
Nursing Care, 3(1).
Barak, M., Ashkar, T., & Dori, Y. J. (2011).
Learning science via animated
movies: Its effect on students’
thinking and motivation.
Computers & Education, 56(3),
839–846.
Carballea, D., & Rivera, R. M. (2020).
Coronavirus and interpersonal
violence: A need for digital mental
health resources. Psychological
Trauma: Theory, Research,
Practice, and Policy, 12(S1), S208.
Chan, C. K. Y. (2015). Use of animation in
engaging teachers and students in
assessment in Hong Kong higher
education. Innovations in
Education and Teaching
International, 52(5), 474–484.
Comp, G., Dyer, S., & Gottlieb, M.
(2020). Is TikTok The Next Social
Media Frontier for Medicine? AEM
Education and Training.
Dajani, D., & Hegleh, A. S. A. (2019).
Behavior intention of animation
usage among university students.
Heliyon, 5(10), e02536.
Eghtesadi, M., & Florea, A. (2020).
Facebook, Instagram, Reddit and
TikTok: a proposal for health
authorities to integrate popular
social media platforms in
contingency planning amid a global
pandemic outbreak. Canadian
Journal of Public Health, 111, 389–
391.
Kemp, S. (2020). Indonesian Digital
Report 2020.
https://datareportal.com/reports/d
igital-2020-indonesia
Mehmet, M., Roberts, R., & Nayeem, T.
(2020). Using digital and social
media for health promotion: A
social marketing approach for
addressing co‐morbid physical and
mental health. Australian Journal
of Rural Health, 28(2), 149–158.
Meppelink, C. S., van Weert, J. C. M.,
Karya Kesehatan Siwalima
https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS
Volume 1 | Nomor 1 | Maret |2021
e-ISSN: 0000-0000
27
Haven, C. J., & Smit, E. G. (2015).
The effectiveness of health
animations in audiences with
different health literacy levels: an
experimental study. Journal of
Medical Internet Research, 17(1),
e11.
O’Reilly, M., Dogra, N., Hughes, J.,
Reilly, P., George, R., & Whiteman,
N. (2019). Potential of social media
in promoting mental health in
adolescents. Health Promotion
International, 34(5), 981–991.
Onuora, C., Torti Obasi, N., Ezeah, G. H.,
& Gever, V. C. (2021). Effect of
dramatized health messages:
Modelling predictors of the impact
of COVID-19 YouTube animated
cartoons on health behaviour of
social media users in Nigeria.
International Sociology, 36(1),
124–140.
Sapouna, L., & Pamer, E. (2016). The
transformative potential of the arts
in mental health recovery–an Irish
research project. Arts & Health,
8(1), 1–12.
Vandormael, A., Adam, M., Greuel, M., &
Bärnighausen, T. (2020). A short,
animated video to improve good
COVID-19 hygiene practices: a
structured summary of a study
protocol for a randomized
controlled trial. Trials, 21(1), 1–3.
Zheng, J., Morstead, T., Sin, N., Klaiber,
P., Umberson, D., Kamble, S., &
DeLongis, A. (2021). Psychological
distress in North America during
COVID-19: The role of pandemic-
related stressors. Social Science &
Medicine, 270, 113687.