Content uploaded by Yovan Hendriek
Author content
All content in this area was uploaded by Yovan Hendriek on Mar 12, 2022
Content may be subject to copyright.
Pembelajaran Meningkatkan
Kesehatan Lanjut Usia (Bagian 2)
Yovan Hendriek -- Kota Pontianak
Tulisan ini sebenarnya lebih ditujukan kepada orang awam,
teristimewa para Lanjut Usia ataupun mereka yang ada dalam masa
hidup Paruh Baya dan akan mempersiapkan hidupnya ke masa hidup
Lanjut Usia. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa tulisan ini
dapat dibaca dan dipelajari pula oleh orang-orang bukan awam
ataupun professional dalam bidang tertentu yang tertarik untuk lebih
memahami tentang Lanjut Usia. Tulisan ini merupakan kelanjutan dari
tulisan pertama dengan judul yang sama, yang telah diposting ke
platform ResearchGate beberapa waktu yang lalu.
Selamat membaca dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
sekalian, teristimewa bagi para Lanjut Usia.
1
Zat radikal bebas dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
pada berbagai fungsi sel normal dan akibat buruk tersebut
dapat dieliminasi oleh sistem kerja antioksidan dalam tubuh.
Antioksidan adalah zat yang berfungsi melindungi sel-sel
organ tubuh dari serangan zat radikal bebas.
Tabel 1. Bahan pangan sumber antioksidan zat gizi
Jenis antioksidan Contoh bahan pangan
vitamin A dan
karotenoid
mentega, margarin, buah-buahan
berwarna kuning, sayur-sayuran hijau.
vitamin E biji bunga matahari, biji-bijian yang
mengandung kadar minyak tinggi, kacang-
kacangan, susu dan hasil olahannya.
vitamin C
(asam askorbat)
buah-buahan (jeruk, kiwi, dll), sayur-
sayuran (sebagian rusak selama
pemasakan), kentang.
vitamin B2
(riboflavin)
susu, produk hasil olahan susu, daging,
ikan, telur, serealia utuh, kacang-
kacangan.
seng (Zn) bahan pangan hewani : daging, udang,
ikan, susu dan hasil olahannya.
tembaga (Cu) hati, udang, biji-bijian, serealia (kadar
dalam makanan tergantung pada
konsentrasi Cu dalam tanah).
selenium (Se) serealia, daging, ikan (kadar dalam
makanan tergantung pada konsentrasi Se
dalam tanah).
protein ovalbumin dalam telur, gliadin dalam
gandum, dll
Sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, herbal dan beberapa
jenis minuman (misalnya teh, saribuah, anggur merah),
merupakan bahan pangan yang kaya akan antioksidan.
Tomat, kacang-kacangan, brokoli, bit, jamur, jagung, kubis
putih, kale, bunga kol, bayam, bawang putih, bawang merah
dan kedelai, adalah contoh sayuran yang mengandung
antioksidan.
Kunyit, bangle, jahe, kencur, serai, lengkuas dan lain-lain,
merupakan contoh rempah-rempah dan herbal yang
mengandung antioksidan.
Terdapat efek perlindungan dari mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan dalam jumlah banyak terhadap risiko timbulnya
kanker dan penyakit akibat penuaan lainnya. Konsumsi sayuran
dan buah-buahan dalam jumlah tinggi, telah terbukti dapat
mencegah timbulnya osteoporosis (rapuh tulang), menurunkan
risiko timbulnya penyakit kardio-vaskuler (jantung dan
pembuluh darah), serta mencegah kanker prostat dan kanker
paru-paru.
Penyerapan likopen dari buah tomat segar dan beta-karoten
dari wortel segar secara nyata lebih rendah dibandingkan
dengan jus tomat atau wortel masak.
Orang yang mengkonsumsi beta-karoten dalam jumlah tinggi,
mempunyai kemampuan untuk mencegah timbulnya penyakit
kanker, bukan hanya kanker paru-paru, tetapi juga
kerongkongan, esofagus dan mulut.
Mereka yang mengkonsumsi wortel sedikitnya 5 umbi per
minggu, mempunyai risiko terkena stroke 68% lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi wortel.
Mengkonsumsi bayam dalam jumlah banyak juga dapat
menurunkan risiko terkena stroke sebanyak 40 % (selain
klorofil, bayam juga banyak mengandung beta-karoten).
Aliansi penelitian penuaan (the alliance of aging research)
menyarankan agar orang dewasa mengkonsumsi beta-karoten
sebanyak 10 sampai 30 mg per hari. Satu cangkir jus wortel
mengandung sekitar 24 mg beta-karoten, sedangkan 1 umbi
ubi jalar merah mengandung sekitar 10 mg beta-karoten.
Pemasakan (dengan panas yang berlebihan) bahan pangan
kadang-kadang menghancurkan beta-karoten.
2
Beta Karoten
Untuk memperlambat proses penuaan, konsumsi suplemen
beta-karoten yang dianjurkan adalah sebanyak 15.000 sampai
25.000 IU per hari. Beta-karoten bersifat larut dalam lemak,
demikian juga penyerapannya dalam usus memerlukan
bantuan lemak / minyak ; oleh karena itu konsumsi suplemen
beta-karoten sebaiknya dilakukan bersama-sama pangan yang
mengandung minyak / lemak. Beta-karoten yang berasal dari
sumber tanaman bersifat aman dan tidak akan memberikan
efek toksik sampai 100.000 IU per hari.
Vitamin A
Orang dewasa tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin A
lebih dari 10.000 IU per hari, karena dikhawatirkan akan terjadi
keracunan. Konsumsi vitamin A dosis tinggi (lebih dari 25.000
IU per hari) akan menyebabkan hipervitaminosis A, suatu
kondisi dimana terjadi menguningnya kulit, penglihatan kabur,
hilangnya nafsu makan, diare, dan otot lemah.
Vitamin E
vitamin E banyak terdapat dalam minyak sawit (dalam jumlah
banyak) dan biji-bijian serealia (dalam jumlah sangat sedikit).
Vitamin E menurunkan risiko timbulnya penyakit jantung,
memperlambat timbulnya penyakit Alzheimer (kepikunan), dan
mencegah timbulnya penyakit kanker.
Vitamin E Tokotrienol telah dibuktikan mempunyai aktivitas anti-
kanker, dan mempunyai kemampuan menurunkan kadar
kolesterol.
Vitamin yang paling utama untuk memperlambat penuaan
adalah vitamin E, karena vitamin E merupakan antioksidan
yang kuat untuk mencegah timbulnya arteriosklerosis dan
kanker. Umumnya seseorang tidak akan memperoleh cukup
vitamin E hanya dari makanan yang dikonsumsi, kecuali bila
orang tersebut mengkonsumsi makanan sehingga dapat
mensuplai energi sebanyak 5000 Kkal per hari (kalori sebanyak
itu hanya dapat disuplai oleh lemak atau minyak). Kecukupan
konsumsi vitamin E bagi orang Indonesia dewasa adalah 15 mg
per hari. Untuk dapat bertindak sebagai antioksidan, seseorang
harus megkonsumsi vitamin E lebih dari angka kecukupan gizi
(AKG), umumnya sekitar 100 mg per hari.
Pada individu yang telah mengalami stroke, para ahli
kesehatan menganjurkan konsumsi vitamin E lebih banyak,
yaitu sekitar 400 mg per hari.
Asam askorbat (vitamin C) dihubungkan dengan pencegahan
timbulnya penyakit kanker, penyakit jantung, dan influenza.
Pemberian suplemen asam askorbat dan tokoferol secara
nyata dapat mengurangi kerusakan oksidatif di dalam tubuh.
Selenium
Proses penuaan menurunkan kadar selenium dalam tubuh,
yang berarti kadar antioksidan dalam tubuh juga menurun.
Kadar selenium yang rendah dalam tubuh dapat meningkatkan
kejadian penyakit jantung, kanker dan artritis. Selenium dapat
diperoleh dari biji-bijian (serealia), biji bunga matahari, daging,
bahan pangan hasil laut (seafoods) terutama ikan tuna dan
bawang putih. Angka kecukupan gizi (AKG) selenium untuk
orang dewasa adalah 30 mcg per hari; akan tetapi untuk dapat
bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh, anjuran konsumsi
selenium berkisar antara 75-200 mcg.
3
Beberapa kebutuhan lansia di antaranya :
1. Kunjungan / teman bicara/ informasi.
2. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya.
3. Rasa aman dan tentram.
Jika anda termasuk golongan usia 45 s/d 59 tahun,
maka anda termasuk golongan “Pra Usia Lanjut”. Masa ini
merupakan periode penting dalam kehidupan manusia sebagai
masa persiapan diri untuk mencapai usia lanjut yang sehat,
mandiri dan produktif.
Kesehatan :
Latihan fisik / olah raga secara teratur dan sesuai
kemampuan
Pengaturan gizi/ diet seimbang :
oDiet rendah garam, gula dan lemak
oPerbanyak sayuran dan buah-buahan
oMinum susu tanpa lemak, tinggi kadar kalsium.
Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur,
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali.
Tetap memelihara penampilan diri yang rapi dan
bersih.
Sosial
Meningkatkan iman dan taqwa
Tetap setia dengan pasangan yang sah
Kegiatan sosial di kelompok usia lanjut dan masyarakat
Tingkatkan keharmonisan dalam keluarga
Sediakan waktu berekreasi
Tetap mengembangkan hobi / kegemaran dan bakat.
Latihan pernafasan
Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks. Tarik
nafas dalam-dalam, lalu keluarkan perlahan-lahan.
Kekurangan mineral Zn (seng) terjadi karena kurangnya konsumsi
makanan hewani sehingga menyebabkan terjadinya kekurangan pada
daya pengecap dan kelainan pada kulit. Pada usia lanjut, kulit menjadi
semakin kering dan keras, maka indra peraba dikulit semakin peka.
Berikanlah perawatan kulit yang baik. Untuk mandi gunakanlah sabun
yang mengandung lemak, hindari menggosok kulit dengan keras,
potonglah kuku tangan dan kaki, hindari menggaruk dengan keras,
serta berikan pelembap (lotion) untuk kulit.
4
Konsumsi pangan yang berlebihan misalnya lemak, gula, kafein,
serta besarnya tekanan (stress) dari luar dapat menyebabkan organ
dan sel-sel mengalami keletihan (wear down), ini dapat membawa
akibat kematian sel dan kerusakan organ.
Kerusakan sel-sel dan organ tubuh dapat dicegah dengan pola
konsumsi pangan yang baik, pemberian suplemen gizi, istirahat
yang cukup serta pengurangan stress.
Masalah pendengaran yang dapat terjadi pada orang lanjut usia
adalah menurunnya kepekaan terhadap suara bernada/ berfrekuensi
tinggi, dan menurunnya kemampuan membedakan suara-suara
dengan puncak frekuensi yang sama. Oleh karena kemampuan
mendengar sangat penting untuk interaksi sosial dan keamanan,
penurunan daya pendengaran yang tidak dapat diperbaiki dapat
merugikan. Hal tersebut merupakan ketidakmampuan yang
terselubung atau ditutup-tutupi oleh seorang lanjut usia, yang
kemudian dapat disalah artikan oleh orang lain sebagai ”pikun”, ”bisu”
atau ”tidak kooperatif”.
Penurunan daya pengecapan di lidah dapat terjadi terutama setelah
berumur 80 tahun. Beberapa individu juga merasakan adanya
penurunan daya penciuman. Dampak dari perubahan tersebut antara
lain menurunnya kesukaan terhadap makanan, keinginan untuk
memperoleh makanan yang lebih asin / lebih berbumbu, dan
berkurangnya perhatian terhadap bau badan atau bau–bauan lain
dari lingkungan sekitar.
Fungsi inteligensia / kecakapan berpikir orang yang sudah tua dapat
ditingkatkan secara nyata melalui latihan dan praktek, meskipun
hasilnya tidak sebaik orang muda. Misalnya melalui membaca surat
kabar, menonton TV, mendengarkan radio, mengisi teka-teki silang,
dll.
Tidak semua perubahan kognitif pada orang yang sudah tua bersifat
negatif. Sebagai contoh, orang tua lebih berpengalaman, lebih akurat
dan lebih bijaksana dalam memutuskan suatu perkara / masalah.
5
Paruh Baya
Semakin menua orang dewasa, identas usia mereka lebih muda
daripada usia kronologis (berdasarkan tahun kelahiran) mereka.
Setengah dari jumlah individu berusia 60 hingga 75 tahun
menganggap diri mereka paruh baya.
Masa dewasa menengah dimulai pada usia kurang lebih 40 tahun
hingga 60 atau 65 tahun. Mereka berusaha meneruskan sesuatu
yang bermakna kepada generasi selanjutnya. Usia paruh baya lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial-budaya. Usia antara 55
hingga 65 tahun sebagai paruh baya akhir (late midlife).
Usia paruh baya adalah perpaduan kesempatan dan memperluas
sumber daya yang diiringi penurunan kemampuan sik.
Sukses dan kegagalan silih bergan. Perubahan &sik yang
berlangsung di usia paruh baya biasanya berlangsung secara
bertahap.
Di usia paruh baya, nggi tubuh dapat mengalami penyusutan
sementara berat tubuh bertambah. Rata-rata jumlah lemak tubuh di
usia remaja adalah sekitar 10 persen dari berat tubuh; namun pada
usia paruh baya, jumlahnya meningkat hingga mencapai 20 persen.
Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya sejumlah penyakit,
seper hipertensi dan gangguan pencernaan. Obesitas di usia paruh
baya meningkatkan risiko meninggal lebih cepat, sehingga hal ini
perlu dikontrol dan diansipasi melalui pola makan yang baik,
akvitas &sik yang terukur, dan perbaikan gaya hidup seper jadwal
israhat teratur dan mengurangi stres.
6
Terkait usia, angka kehilangan massa otot dapat mencapai 1 hingga 2
persen pertahun setelah usia 50 tahun. Kehilangan kekuatan secara
khusus terjadi di bagian punggung dan kaki. Lahan dapat
mengurangi penurunan yang terjadi.
Angka kehilangan tulang dimulai dengan lambat, namun meningkat
pada usia lima puluhan. Pada wanita, angka kehilangan tulang dua
kali lipat lebih cepat dibandingkan pria. Di akhir masa hidup paruh
baya, tulang lebih mudah patah dan membutuhkan waktu lebih lama
untuk dapat pulih.
Suplai darah ke mata juga berkurang, meskipun biasanya hal ini dak
terjadi sebelum individu mencapai usia limapuluhan atau enam
puluhan. Berkurangnya suplai darah dapat menurunkan luas medan
penglihatan. Pada usia 60 tahun, rena menerima hanya seperga
cahaya dari yang diterimanya pada usia 20 tahun, biasanya karena
pengecilan ukuran pupil.
Pada usia 40, pendengaran juga mulai menurun. Kehilangan
pendengaran 50 persen terjadi pada individu berusia 50 tahun ke
atas. Penurunan yang pertama kali terjadi biasanya yang menyangkut
sensivitas terhadap nada nggi. Kemampuan untuk mendengar
suara bernada rendah agaknya dak banyak menurun di usia paruh
baya.
Ada kemungkinan untuk meningkatkan penglihatan dan pendengaran
seseorang keka mulai berusia. Ini ditempuh dengan cara
mengontrol kekuatan cahaya (jangan terlalu silau ataupun redup
untuk melihat sesuatu). Dan kontrol juga kebisingan yang
melatarbelakangi suara yang didengar.
Penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) meningkat di
usia paruh baya. Jika HDL nggi dan LDL rendah, risiko penyakit
kardiovaskular menjadi berkurang. Hipertensi juga biasanya mulai
muncul di usia empat puluhan dan lima puluhan. Keka menopause,
tekanan darah wanita dapat meningkat tajam dan biasanya tetap di
atas melebihi pria sepanjang hidupnya.
Masalah yang meningkat di masa dewasa menengah dan akhir adalah
gangguan metabolisme (metabolic disorder), sebuah kondisi yang
ditandai oleh adanya hipertensi, obesitas, dan resistensi insulin.
Gangguan metabolisme sering kali menyebabkan berkembangnya
penyakit diabetes dan kardiovaskular.
Olahraga, kontrol berat tubuh, dan diet yang kaya akan buah-buahan,
sayur-sayuran, dan gandum, sering kali dapat membantu mengatasi
berbagai masalah kardiovaskular di usia paruh baya.
LDL dapat menurun dan HDL meningkat dengan mengonsumsi
makanan yang rendah kandungan lemak dan kolesterol, serta dengan
berolahraga secara teratur.
7
Tetap &t keka anda masih muda dak hanya meningkatkan
kesehatan anda pada masa itu tapi juga meningkatkan kemungkinan
anda akan tetap sehat keka menua.
Jumlah waktu yang digunakan untuk bangun di tempat dur menjadi
meningkat di usia paruh baya, dan hal ini dapat menimbulkan
perasaan kurang israhat di pagi hari.
Di masa dewasa menengah, frekuensi individu yang mengalami
kecelakaan berkurang dan individu dak lagi terlalu mudah terserang
selesma dan alergi seper keka kanak-kanak, remaja, atau dewasa
awal.
Penyakit kronis akan lebih banyak dialami di masa dewasa
menengah, dan di masa dewasa akhir menjadi hal yang umum.
Secara keseluruhan, artris adalah penyakit kronis terbesar yang
dialami di usia paruh baya, diiku dengan hipertensi.
Menopause adalah suatu waktu di usia paruh baya, biasanya di akhir
empat puluhan atau awal lima puluhan, keka menstruasi wanita
sepenuhnya berakhir. Rata-rata usia periode menstruasi terakhir
wanita biasanya adalah 51 tahun. Usia berakhirnya menstruasi
sangatlah bervariasi, yaitu dari 39 hingga 59 tahun.
Menopause yang lebih lambat terjadi terkait dengan meningkatnya
risiko terkena kanker payudara.
Perimenopause adalah periode transisi dari periode menstruasi
normal menuju periode tanpa menstruasi sama sekali, yang sering
kali membutuhkan waktu hingga 10 tahun. Perimenopause paling
banyak terjadi di usia empat puluhan namun dapat terjadi di usia ga
puluhan.
Selama menopause, produksi estrogen ovarium menurun secara
dramas, dan ini mengakibatkan gejala-gejala yang dak nyaman
pada sejumlah wanita – “panas yang terjadi secara ba-ba (hot
ashes)”, mual, lelah, dan detak jantung yang cepat.
8
Di usia paruh baya ada sejumlah kemampuan yang mulai menurun
dan ada pula sejumlah kemampuan yang meningkat.
Crystallized intelligence (akumulasi dari informasi, dan keterampilan
verbal terus meningkat di masa dewasa menengah), sementara uid
intelligence (kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran
secara abstrak) mulai menurun di masa dewasa menengah.
Enam kemampuan otak manusia di antaranya :
1. perbendaharaan kata,
2. memori verbal,
3. penalaran induk#f,
4. orientasi spasial,
5. kemampuan numerik (angka-angka)
6. kecepatan perseptual.
Penalaran induktif = kemampuan untuk mengenali dan memahami sejumlah pola
dan relasi yang terdapat di sebuah masalah serta menggunakan pemahaman ini
untuk memecahkan contoh-contoh masalah.
Orientasi spasial = kemampuan untuk memvisualisasikan dan melakukan rotasi
stimuli secara mental dalam ruang dua dan tiga dimensi.
Kecepatan perseptual = kemampuan untuk membuat diskriminasi sederhana
terhadap stimuli visual secara cepat dan tepat.
Usia paruh baya adalah masa performa puncak untuk sejumlah
aspek : perbendaharaan kata, orientasi spasial dan penalaran
induk#f.
Baik pada wanita maupun pria, performa puncak di bidang :
perbendaharaan kata, memori verbal, penalaran induk#f, dan
orientasi spasial dicapai di usia paruh baya.
Hanya dua dari enam kemampuan, yaitu : kemampuan numerik dan
kecepatan perseptual yang memperlihatkan kemunduran di usia
paruh baya.
9
Fungsi Reproduksi Pria Paruh Baya
Produksi testosteron mulai menurun sekitar 1 persen pertahun
selama masa dewasa menengah, dan jumlah sperma biasanya secara
perlahan juga menurun, meskipun demikian pria dak kehilangan
ferlitasnya (kesuburan) di usia setengah baya. Menurunnya level
testosteron pria di usia setengah baya dapat mengurangi dorongan
seksual mereka. Ereksi mereka kurang penuh dan kurang sering, serta
membutuhkan smulasi lebih banyak. 75 persen dari disfungsi ereksi
pada pria paruh baya bersumber dari masalah-masalah &siologis.
Merokok, diabetes, hipertensi, dan meningkatnya level kolesterol
dapat menyebabkan masalah ereksi pada pria paruh baya. Levitra
dan Cialis sama suksesnya dengan Viagra dalam menyembuhkan
disfungsi ereksi dan punya efek samping yang sama. Obesitas, gaya
hidup kurang akf bergerak, dan merokok secara signi&kan
meningkatkan risiko mengalami disfungsi ereksi.
Testosteron yang rendah berkaitan dengan adanya sindrom
metabolik dan ngginya ngkat trigliserida (sejenis lemak dalam
tubuh).
Penngnya menurunkan berat badan, meningkatkan kualitas diet,
dan meningkatkan akvitas &sik untuk mengurangi terjadinya
disfungsi ereksi.
Frekuensi melakukan hubungan seks paling nggi terjadi pada
individu-individu yang berusia 25 hingga 29 tahun (47 persen
melakukan hubungan seks dua kali seminggu atau lebih) dan
frekuensi ini menurun tajam pada individu di usia lima puluhan (23
persen dari pria berusia 50 hingga 59 tahun menyatakan mereka
melakukan hubungan seks dua kali atau lebih dalam seminggu,
sementara hanya 14 persen dari wanita di kelompok usia ini yang
melaporkan frekuensi yang sama).
10
Psikososial pada Lanjut Usia
Depresi pada lansia merupakan permasalahan kesehatan jiwa
yang serius dan kompleks. Salah satu kebutuhan manusia
adalah kebutuhan mencintai dan dicintai, rasa aman dan
terlindungi, keinginan untuk dihargai, dihormati, dan lain-lain.
Seseorang yang kehilangan akan kebutuhan perasaan tersebut
dapat jatuh dalam kesedihan yang dalam.
Depresi terjadi sebagai reaksi terhadap kehilangan. Strategi
adaptasi yang seringkali digunakan lansia yang mengalami
depresi adalah strategi pasif seperti menghindar, menolak,
impian, dan lain-lain.
Individu yang memiliki teman akrab dan dukungan
emosional yang cukup, kurang mengalami depresi bila
berhadapan dengan stres. Kehilangan hadiah yang
sebelumnya diterima dapat menyebabkan depresi apabila
sumber alternatif untuk mendapat hadiah tidak ditemukan.
Masalah utama pada lansia yang depresi adalah kurangnya
rasa percaya diri akibat persepsi diri yang negatif. Perasaan
ketidakberdayaan ini yang menyebabkan depresi.
Interpretasi yang keliru dan sering adalah keluhan negatif
pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimistis dan
keputusasaan.
Depresi pada lansia merupakan perpaduan interaksi yang unik
dari berkurangnya interaksi sosial, kesepian, masalah sosial
ekonomi, perasaan rendah diri karena penurunan kemampuan
diri & kemandirian, dan penurunan fungsi tubuh, serta
kesedihan ditinggal orang yang dicintai, faktor kepribadian, dsb.
Perpaduan ini sebagai faktor terjadinya depresi pada lansia.
Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut
usia sangat perlu ditekankan pendekatan yang mencakup fisik,
psikologis, spiritual, dan sosial. Pendekatan dari satu aspek
saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut
usia, karena mereka membutuhkan suatu pelayanan yang
komprehensif.
11
Self- Esteem Lanjut Usia
Self-esteem adalah cara pandang individu terhadap dirinya,
bagaimana seseorang menerima dirinya dan menghargainya
sebagai individu yang utuh. Nilai yang kita taruh atas diri kita
sendiri berdasarkan penilaian kita sejauh mana memenuhi
harapan diri ini. Harga diri yang tinggi merupakan nilai
positif yang kita lekatkan pada diri yang berakar dari
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi tetap merasa
sebagai seorang yang penting dan berharga.
Self-esteem adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya. Hal ini
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Self-esteem dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman
berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang
dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan
pandangan orang lain tentang dirinya. Jika individu selalu
sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika
mengalami gagal, cenderung harga diri menjadi rendah. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama
adalah dicintai, kasih sayang dan menerima penghargaan dari
orang lain.
Pada usia lanjut umumnya dorongan dan kemauan masih kuat,
akan tetapi kadang-kadang realisasinya tidak dapat
dilaksanakan, karena kelemahan, keterbatasan fungsional,
ketidakmampuan, dan keterhambatan akibat dari proses
penuaan. Keinginan yang tidak dapat dilaksanakan akibat
keterbatasan ini seringkali menimbulkan keraguan dan
ketidakpercayaan diri lanjut usia. Apabila keraguan yang serius
dan terus-menerus tentang diri sendiri serta rasa
ketidakmampuan menguasai pikiran dan perasaan, maka lansia
akan merasa rendah diri dengan bersikap amat negatif
terhadap diri, tidak menyukai diri dan pesimis terhadap segala
kemungkinan yang akan terjadi termasuk kehidupan masa
depan.
Unsur penting dalam pertumbuhan perasaan berguna dan self-
esteem seseorang adalah pengakuan. Pengakuan oleh anak-
anaknya dan orang lain sangat penting bagi lansia, yang berarti
ada penerimaan dari orang lain tentang kondisi dan perubahan
pada dirinya sebagai individu. Penerimaan orang lain
menimbulkan rasa aman, penerimaan diri dan peneguhan diri
lansia sebagai pribadi yang unik dan tetap terjaga
keberadaannya. Apabila pengakuan dari orang lain tidak
didapatkan, maka lansia merasa tidak aman dan tidak dapat
menerima diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Lansia menjadi tidak percaya diri, selalu menanyakan
eksistensi dirinya, cenderung untuk menyalahkan diri dan
memiliki self-esteem yang rendah.
Pada lansia simbol-simbol self-esteem yang dapat hilang
misalnya status sosial, kekuasaan, peran dalam kehidupan,
pekerjaan dan nilai-nilai yang dianut. Hilangnya simbol self-
esteem ini mengakibatkan lansia merasa tidak berguna, tidak
berdaya, putus asa, kekecewaan, rasa sesal, bersalah, dan
mudah jatuh dalam depresi.
Self-esteem merupakan salah satu kebutuhan dari setiap
individu yang harus dipenuhi untuk mencapai aktualisasi diri
(prestasi) sebagai puncak kebutuhan individu. Tetapi
kebutuhan itu baru akan dicapai apabila kebutuhan yang lebih
dasar sudah terpenuhi, seperti kebutuhan biologis, kebutuhan
sandang, pangan dan papan, kebutuhan rasa aman dan
nyaman, dan kebutuhan kasih sayang.
Kebutuhan akan self-esteem berpengaruh terhadap motivasi
seseorang untuk beraktivitas dan kreativitas ; untuk
memperoleh penghargaan dari orang lain, mendapatkan
pencapaian kebutuhan yang paling tinggi, yaitu kebutuhan
aktualisasi diri (prestasi).
Self-esteem berpengaruh besar terhadap kualitas dan
kebahagiaan hidup seseorang. Seseorang yang memiliki
self-esteem yang tinggi akan merasa tenang, mantap,
optimistis, mampu mengendalikan situasi dirinya dan lebih
mampu mengatasi masalah-masalah dan kesulitan hidup.
Sedangkan self-esteem yang rendah sering menimbulkan
pesimistis dan mudah menyerah terhadap permasalahan yang
dihadapi.
Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi akan
memandang dirinya sebagai seseorang yang berarti dan
bermanfaat.
Harga diri (self-esteem) bukanlah suatu sifat bawaan yang tidak
dapat diubah. Ia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
suasana hati, kondisi kesehatan, kehilangan sesuatu yang
sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, pensiun, dan lain-lain.
Penyebab stres yang mempengaruhi self-esteem adalah
penolakan dan kurangnya penghargaan dari orang lain,
persaingan, kesalahan dan kegagalan yang berulang, cita-cita
yang tidak dapat dicapai, dirinya yang ideal tidak realistis, dan
gagal bertanggung jawab terhadap diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi self-esteem di
antaranya : perasaan kegagalan akibat dari tidak bekerja,
masalah finansial, kehilangan pekerjaan, masalah perkawinan,
dan peningkatan/ penurunan berat badan. Kegagalan di
sekolah, riwayat ketidak efektifan hubungan dengan orang tua,
riwayat penyalahgunaan zat, penolakan orang tua, harapan
yang tidak realistis dari orang tua, hukuman yang tidak
konsisten. Pada usia bayi dan usia bermain berhubungan
dengan kurangnya stimulasi dan kedekatan dengan
orangtuanya, perpisahan dari orang tua/ orang terdekat,
evaluasi negatif yang terus-menerus oleh orang tua, tidak
adekuatnya dukungan orang tua, dan ketidakmampuan untuk
mempercayai orang terdekat.
Riwayat sukses akan meningkatkan self-esteem
seseorang, dan sering mengalami kegagalan mengakibatkan
rendahnya self-esteem.
12
Pencegahan Gangguan Jiwa Lansia
Masalah-masalah mental bukanlah merupakan bagian dari
penuaan yang normal. Bagian dari masalah tersebut adalah
adanya sikap yang salah terhadap penuaan dalam masyarakat,
karena pengetahuan yang kurang dan direfleksikan dengan
rasa hormat yang kurang pada lansia.
Lansia dapat mengalami berbagai perubahan fisik, mental, dan
emosional seiring dengan bertambahnya usia mereka, tetapi
adanya bantuan dan dukungan dari keluarga, teman-teman
dan pemberi pelayanan kesehatan, maka sebagian masalah
mental dan emosional yang berat dapat dicegah.
Peran keluarga sangatlah penting. Keluarga merupakan
masyarakat terkecil dimana lansia berada. Keterlibatan
keluarga akan menentukan keberhasilan perawatan kesehatan
jiwa lansia. Peran keluarga antara lain :
1. Melakukan komunikasi yang terarah.
2. Mempertahankan kehangatan keluarga.
3. Membantu melakukan persiapan sehari-hari.
4. Membantu dalam hal transportasi.
5. Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan.
6. Memberikan kasih sayang.
Tindakan keperawatan pasien dengan agitasi dan agresifitas
(mudah marah dan tersinggung) :
-Hindari situasi yang memprovokasi dan adu
argumentasi.
-Tenangkan pasien dengan suara mantap.
-Gunakan sentuhan bila perlu.
-Ambil posisi yang tidak mengancam pasien.
-Alihkan perhatian pada hal lain.
-Ajak pasien untuk pindah ruangan.
-Hindari pengikatan secara fisik.
Bagi lansia yang pikun : pakaikan gelang dengan tulisan
“Memory terganggu”, sehingga orang yang melihat dapat
memberi pertolongan ketika ia keluyuran keluar.
Jika pasien telanjang : berikan padanya selimut atau jubah dan
bantu pasien untuk mengenakannya. Alihkan perhatian pasien
dengan memberi sesuatu untuk dikerjakan.
13
Dimensi Sosial Lanjut Usia
Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, maka
partisipasi sosialnya semakin berkurang dan cakupannya juga
menyempit. Sosialisasi yang dapat dilakukan adalah dengan
keluarga dan masyarakat yang berusia relatif muda. Sumber
kebahagiaan manusia umumnya berasal dari hubungan sosial.
Lansia harus mendapat dukungan psikososial dari berbagai
sumber terutama yang berasal dari keluarga untuk bisa
berinteraksi secara baik dengan dunia sosial mereka.
Pensiun adalah tahap kehidupan yang dicirikan oleh adanya
transisi dan perubahan peran yang menyebabkan stres
psikososial. Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya
dan identitas dikaitkan dengan peran dalam pekerjaan.
Hilangnya kontak sosial dari area pekerjaan membuat
seseorang lansia pensiunan merasakan kekosongan.
Permasalahan psikososial yang seringkali dihadapi lanjut usia :
1. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga
bergantung pada orang lain.
2. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup
beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar
dalam pola hidupnya.
3. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan
perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
4. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri
yang telah meninggal atau pergi jauh dan atau cacat.
5. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu
luang yang bertambah.
6. Belajar untuk memperlakukan anak yang besar sebagai
orang dewasa.
7. Mengganti kegiatan lama yang berat dengan kegiatan
yang lebih cocok.
8. Menjadi “korban” atau dimanfaatkan oleh para penjual
obat, buaya darat dan kriminalitas.
Orang tua dapat mengalami stres, cemas dan depresi yang
disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak harmonis. Jadi
sebagai bagian dari keluarga lanjut usia hendaklah semua
anggota keluarga mengupayakan hidup yang harmonis.
14
Pemenuhan Gizi pada Lansia
Pemenuhan gizi pada lanjut usia sangat penting. Gizi yang tak
benar, aktivitas fisik kurang, obesitas, stres, merokok, dan
konsumsi alkohol berlebihan berkontribusi terhadap penurunan
berbagai fungsi organ tubuh lansia. Apabila seseorang berhasil
mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama adalah
mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang
bersangkutan lebih baik.
Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa
pensiun, isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah
pasangannya meninggal, dan rendahnya pemahaman gizi
menyebabkan mundurnya atau memburuknya keadaan gizi
lansia.
Dalam hal kebutuhan terhadap unsur-unsur gizi, umumnya
kebutuhan mereka sudah jauh berkurang jika dibandingkan
dengan kebutuhan orang-orang dewasa. Umumnya aktivitas
mereka sudah jauh berkurang. Hal ini tentu saja mempengaruhi
kebutuhan kalori mereka. Bertambah lanjut usia seseorang,
maka akan bertambah banyak pula alat maupun organ tubuh
yang fungsinya menurun, terutama alat pencernaan. Alat
pencernaan yang utama di sini yaitu gigi. Pada lansia banyak
yang kehilangan gigi. Masalah gigi sering dialami lansia, seperti
gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang tidak nyaman.
Kesemuanya ini berisiko menimbulkan kurang gizi.
Dapat disimpulkan bahwa menjaga kesehatan gigi sejak usia
muda sangatlah penting bagi kehidupan manusia, setidaknya
dengan cara rajin menggosok gigi setiap hari.
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para lansia.
Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan
saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan mereka
cenderung terus menurun. Karena itu, harus terus
diupayakan konsumsi makanan penuh gizi. Bertambahnya
usia menyebabkan indera rasa menurun. Sebagai kompensasi,
banyak lansia memilih makanan yang rasanya sangat manis
atau asin. Hal ini kurang baik bagi kesehatan mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada Lansia :
-Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat
kerusakan gigi atau ompong.
-Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan
pahit.
-Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
-Gerakan peristaltik usus lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi / susah buang air besar.
-Penyerapan makanan di usus menurun.
Indra pencium dan penglihatan juga terganggu, sehingga
mengakibatkan pemilihan makanan yang berbau tajam atau
minat terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena
depresi dan kesepian juga membuat nafsu makan menurun.
Gangguan kesehatan pada lansia itu berkaitan dengan apa
yang dimakan. Mereka membutuhkan pengaturan menu yang
tepat, contohnya makanan rendah lemak dan garam.
15
Banyak makanan dan bahan makanan yang kaya zat gizi dan
murah serta mudah dijangkau. Komposisi tiap-tiap jenis
makanan atau kandungan zat-zat gizinya harus seimbang,
jangan sampai ada satu jenis tertentu yang jumlahnya
sedemikian banyak sampai mendesak/ mengurangi porsi jenis
yang lain. Misalnya : hampir setiap hari hanya disajikan
masakan ikan asam pedas secara terus-menerus.
Gangguan pada indera pengecap karena kekurangan kadar
Zn (zink/seng) dapat menurunkan nafsu makan. Sumber
hewani Zn yaitu : telur goreng (1,4 mg), daging ayam, daging
sapi & produk-produknya (2,6 mg/100 gr berat basah), hati sapi
; makanan laut : ikan tuna, tiram, udang, kerang-kerangan
(paling tinggi kadarnya).
Sumber nabati : wortel, kacang polong, kol, kol kembang,
mentimun, bawang putih, kentang, jagung, jamur, bayam,
kacang-kacangan & produk-produk olahan kedelai, jus buah-
buahan, buah-buahan segar, kecambah (taoge), gandum, ragi,
biji labu.
Sumber nonhewani & nonnabati : air mineral.
Semakin bertambah usia seseorang, semakin sedikit mineral
seng/ Zn yang bisa diserapnya dari makanan. Apalagi bila ia
juga perokok, peminum alkohol, peminum kopi, pemakan
makanan tinggi gula & banyak minum obat-obatan (sintetis
kimiawi).
16
Banyaknya gigi geligi yang sudah tanggal mengakibatkan
gangguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya
asupan gizi pada lansia. Sedangkan penurunan gerak usus
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung, dan rasa nyeri yang menurunkan nafsu makan
lansia.
Terjadinya kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-
sebab berikut :
ketidak tahuan, isolasi sosial, hidup seorang diri, baru
kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan indera,
gangguan mental, dan kemiskinan hingga asupan makanan
sehari-hari memang kurang. Isolasi sosial terjadi pada lansia
yang hidup sendirian, yang kehilangan gairah hidup dan tidak
ada keinginan untuk masak.
Pedoman umum gizi seimbang untuk lansia di Indonesia :
1. Makanlah aneka ragam makanan. Mengkonsumsi
berbagai bahan makanan secara bergantian akan
menurunkan kemungkinan kekurangan zat gizi tertentu.
2. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia, umbi)
dalam jumlah sesuai dengan anjuran. Tujuannya adalah
menjamin cukup serat.
3. Batasi konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan.
Gunakanlah sumber lemak nabati seperti kacang-
kacangan.
4. Makanlah sumber zat besi secara cukup, bergantian
antara sumber hewan dan nabati, sumber hewani ada
pada daging merah dan sumber nabati ada pada semua
sayur yang berwarna hijau pekat.
5. Minumlah air yang bersih, aman, cukup jumlahnya dan
telah dididihkan.
6. Perbanyak frekuensi konsumsi hewani laut dalam
menu harian.
7. Gunakanlah garam ber-yodium, namun batasilah
penggunaan garam secara berlebihan, atau kurangi
konsumsi makanan yang diawetkan atau diolah dengan
menggunakan banyak garam, penyedap atau pengawet
lainnya.
Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan berwarna hijau,
kuning maupun jingga karena banyak mengandung serat,
vitamin C, provitamin A dan vitamin E yang melindungi sel-sel
tubuh.
17
Menu untuk Lansia dengan berat badan kurang :
Bahan makanan yang baik diberikan adalah :
-Sumber protein hewani : ayam, telur, hati, susu, keju,
dan ikan.
-Kacang-kacangan, tahu, tempe, dan oncom.
Cara pemberian makanan lansia dengan berat badan yang
rendah adalah makanan biasa dengan diberi makanan
tambahan.
Contoh pola menu bagi lansia dengan berat badan rendah :
Pagi :
a. 1 gelas susu (2 sendok makan susu bubuk full cream) +
gula.
b. Roti isi telur (1 butir telur)
c. 1 potong buah (100 gram)
Jam 10.00 :
a. 1 gelas sari buah.
b. Kue sus.
Siang :
a. 10 sendok makan nasi (200 gram)
b. 1 potong besar ikan/daging/ayam (100 gram)
c. 1 mangkuk sayur (100 gram)
d. 1 potong buah (100 gram)
Jam 16.00 :
1 gelas bubur kacang ijo (50 gram kacang ijo + air santan
secukupnya).
Malam :
a. 10 sendok makan nasi (200 gram)
b. 1 potong ikan/daging/ayam (75 gram)
c. Sayuran secukupnya
d. 1 potong buah (100 gram)
Menu untuk Lansia dengan berat badan lebih
(kegemukan)
Pengurangan kalori sebaiknya dari pengurangan karbohidrat
dan lemak. Protein diberikan dalam jumlah normal, dapat juga
di atas kebutuhan normal yaitu 1 – 1,5 gram per kg berat
badan. Serat diberikan cukup tinggi. Vitamin dan mineral
diberikan dalam jumlah seperti biasa.
Contoh pola menu bagi lansia dengan berat badan berlebih :
Pagi :
4 sendok makan nasi (100 gram)
1 butir telur (75 gram)
1 mangkuk sayuran
Jam 10.00 :
1 gelas susu (3 sendok makan susu bubuk) + 2 sendok teh
gula.
1 potong pepaya (100 gram)
Siang :
6 sendok makan nasi (150 gram)
1 potong besar bandeng presto (75 gram)
1 mangkuk sayur lodeh encer (100 gram sayur + 25 gram
daging sapi)
1 potong buah (75 gram)
Jam 16.00 :
Pisang bakar (150 gram pisang)
Malam :
4 sendok makan nasi (100 gram)
1 potong ikan/daging/ayam (75 gram)
Sayuran secukupnya (100 gram)
1 potong buah (100 gram)
18
Menu seimbang untuk lansia sehat :
-Dianjurkan mengandung tinggi serat (selulosa) yang
bersumber pada buah, sayur.
-Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium,
seperti : susu non fat (rendah lemak), yoghurt, dan ikan.
-Makanan mengandung gizi zat besi (Fe), seperti :
kacang-kacangan, hati, daging, bayam, atau sayuran
hijau.
-Membatasi penggunaan garam.
-Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya
berasal dari bahan makanan yang segar dan mudah
dicerna.
-Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi
alkohol.
-Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah seperti
makanan lembek.
Perencanaan makanan untuk Lansia
Perencanaan makan secara umum :
-Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang
beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga
(karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur
(vitamin, mineral).
-Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu
kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam
satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan
porsi yang kecil.
-Contoh menu :
a. Pagi : bubur ayam. Jam 10.00 : roti.
b. Siang : nasi, pindang telur, sup, pepaya. Jam 16.00 :
nagasari.
c. Malam : nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan,
pisang.
Banyak minum dan kurangi garam. Dengan banyak
minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan,
dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan
terjadinya darah tinggi.
Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak
dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega,
dll.
Lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Makanlah makanan yang mudah dicerna.
b. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan
gorengan.
c. Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi
palsu kurang baik, maka makanan harus lunak/
lembek atau dicincang.
d. Makan dalam porsi kecil tetapi sering.
e. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari
buah sebaiknya diberikan.
Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus
diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang
gerakan usus dan menambah nafsu makan.
Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-
kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan
sayuran hijau.
Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara
dikukus, direbus, atau dipanggang ; kurangi makanan
yang digoreng.
Untuk mengurangi resiko konstipasi (susah buang air besar)
dan hemoroid (ambeian) :
-Mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari,
seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.
-Minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk
melembutkan feses.
-Tidak menggunakan laksatif secara rutin.
19
Penutup
Demikianlah pembahasan terkait pembelajaran untuk
meningkatkan kesehatan sesama kita yang telah memasuki
usia lanjut. Semoga kita yang masih muda dapat membantu
penerapan dan realisasi dari ilmu pengetahuan ini kepada
keluarga dan kaum kerabat kita yang telah Lanjut Usia. Mereka
semua janganlah kita abaikan.
Jika digali lebih lanjut, tentunya masih sangat banyak
pembelajaran bermanfaat lainnya yang belum dibahas dalam
pre-print ini.
Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Semoga ilmu yang terkait dengan Lanjut Usia masih
dapat terus kita lanjutkan dan kembangkan terus ke depannya.
Daftar Pustaka
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Maryam, Raden Siti., et al. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Muchtadi, Deddy. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Santrock, John W. 2012. LIFE-SPAN Development. Perkembangan MASA-
HIDUP. Edisi 13 Jilid 2. McGraw Hill & Penerbit Erlangga.