ArticlePDF Available

Abstract

Discipline is one of the factors in someone's success. Someone who can regulate or obey all the rules or values they hold means they have discipline in themselves. The young generation is considered to be a better person if they have discipline in themselves. Many of the younger generation are affected by the surrounding environment because they do not have discipline within themselves, this is because teenagers are actually still in the stage of finding their identity which allows them to be very easily influenced by their environment. In addition, discipline also helps a person commit to himself. Commitment to oneself coupled with discipline can certainly produce a satisfaction for that person. The role of discipline on the consistency of personal commitment is the goal in writing this journal. Discipline has a role in personal commitment, because in addition to making the commitments held by someone more regular, with high discipline it will also make the goals to be achieved by that person easier to achieve. Because if someone can be consistent with the commitment as evidenced by high discipline, then that person can improve himself in a better direction. Abstrak: Kedisiplinan merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan seseorang. Seseorang yang dapat mengatur atau menaati segala peraturan atau nilai-nilai yang mereka pegang dapat dikatakan telah memiliki kedisiplinan dalam diri mereka. Para generasi muda dinilai dapat menjadi pribadi yang lebih baik apabila memiliki kedisiplinan dalam diri mereka. Banyak dari generasi muda terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya dikarenakan mereka tidak memiliki kedisiplinan dalam diri mereka, hal ini dikarenakan sejatinya para remaja masih berada didalam tahap mencari jati diri yang memungkinkan mereka sangat mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Selain itu, kedisiplinan juga membantu seseorang dalam berkomitmen pada diri sendiri. Komitmen pada diri sendiri yang dibarengi dengan kedisiplinan tentunya dapat menghasilkan suatu kepuasan bagi orang tersebut. Peran dari kedisiplinan terhadap konsistensi komitmen pribadi itulah yang menjadi tujuan dalam penulisan jurnal ini. Kedisiplinan memiliki peran dalam komitmen pribadi, karena selain menjadikan komitmen yang dipegang oleh seseorang menjadi lebih teratur, dengan kedisiplinan yang tinggi juga akan membuat tujuan yang ingin dicapai oleh orang tersebut akan mudah tercapai. Karena apabila seseorang dapat konsisten terhadap komitmen yang dibuktikan dengan kedisiplinan yang tinggi, maka orang itu dapat memperbaiki dirinya kearah yang lebih baik lagi. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini, semua elemen masyarakat terutama para generasi muda, sangat terbantu dengan adanya berbagai kemajuan teknologi yang memudahkan mereka
PERAN KEDISIPLINAN TERHADAP KONSISTENSI
KOMITMEN PRIBADI DALAM MENUMBUHKAN JIWA
KEPEMIMPINAN GENERASI MUDA
Rafi Oktario Mahdi1*, Hikmal Yusuf Argiansyah 2, Saher Remal Ketaren3
1,2,3Program Studi Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Jalan RS.
Fatmawati Raya, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12450, Indonesia
*Rafi Oktario Mahdi, e-mail: rafiomahdi@gmail.com.
Abstract: Discipline is one of the factors in someone's success. Someone who can regulate or
obey all the rules or values they hold means they have discipline in themselves. The young
generation is considered to be a better person if they have discipline in themselves. Many of
the younger generation are affected by the surrounding environment because they do not have
discipline within themselves, this is because teenagers are actually still in the stage of finding
their identity which allows them to be very easily influenced by their environment. In addition,
discipline also helps a person commit to himself. Commitment to oneself coupled with
discipline can certainly produce a satisfaction for that person. The role of discipline on the
consistency of personal commitment is the goal in writing this journal. Discipline has a role in
personal commitment, because in addition to making the commitments held by someone more
regular, with high discipline it will also make the goals to be achieved by that person easier to
achieve. Because if someone can be consistent with the commitment as evidenced by high
discipline, then that person can improve himself in a better direction.
Keywords: Discipline,Consistent, Commitment, Leadership, Young Generation
Abstrak: Kedisiplinan merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan seseorang. Seseorang
yang dapat mengatur atau menaati segala peraturan atau nilai-nilai yang mereka pegang dapat
dikatakan telah memiliki kedisiplinan dalam diri mereka. Para generasi muda dinilai dapat
menjadi pribadi yang lebih baik apabila memiliki kedisiplinan dalam diri mereka. Banyak dari
generasi muda terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya dikarenakan mereka tidak memiliki
kedisiplinan dalam diri mereka, hal ini dikarenakan sejatinya para remaja masih berada
didalam tahap mencari jati diri yang memungkinkan mereka sangat mudah terpengaruh oleh
lingkungannya. Selain itu, kedisiplinan juga membantu seseorang dalam berkomitmen pada
diri sendiri. Komitmen pada diri sendiri yang dibarengi dengan kedisiplinan tentunya dapat
menghasilkan suatu kepuasan bagi orang tersebut. Peran dari kedisiplinan terhadap konsistensi
komitmen pribadi itulah yang menjadi tujuan dalam penulisan jurnal ini. Kedisiplinan memiliki
peran dalam komitmen pribadi, karena selain menjadikan komitmen yang dipegang oleh
seseorang menjadi lebih teratur, dengan kedisiplinan yang tinggi juga akan membuat tujuan
yang ingin dicapai oleh orang tersebut akan mudah tercapai. Karena apabila seseorang dapat
konsisten terhadap komitmen yang dibuktikan dengan kedisiplinan yang tinggi, maka orang itu
dapat memperbaiki dirinya kearah yang lebih baik lagi.
Kata kunci: Kedisiplinan, Konsisten, Komitmen, Kepemimpinan, Generasi Muda
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini, semua elemen masyarakat terutama para generasi muda,
sangat terbantu dengan adanya berbagai kemajuan teknologi yang memudahkan mereka
dalam melakukan banyak hal. Kemajuan teknologi ini dikatakan membantu masyarakat
bukan tanpa alasan, mulai dari kemudahan dalam berbelanja, kemudahan dalam mencari
informasi dan beragam kemudahan lainnya. Bahkan, mencari ilmu sekarang pun dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tentunya beragam kemudahan ini seharusnya
dapat menjadikan para generasi muda menjadi lebih teratur dan lebih disiplin.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat membuat sebagian besar dari para generasi
muda terkesan “dimanjakan” dengan berbagai kemudahan yang ada. Kemudahan yang
didapat oleh mereka jika dimanfaatkan dengan sebaik mungkin pastinya dapat
memberikan dampak positif bagi mereka dalam rangka meningkatkan kedisiplinan serta
berkomitmen kepada diri sendiri guna menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri
mereka masing-masing. Banyak dari para generasi muda sekarang ini lebih banyak
menggunakan waktunya untuk mencari jati diri mereka tanpa sadar mereka telah
mengabaikan kedisiplinan dalam diri mereka.
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan, para generasi muda cukup dimulai dengan
cara membuat jadwal untuk keseharian mereka serta berkomitmen kepada diri sendiri
bahwa ia akan mengikuti jadwal yang ia buat. Sayangnya, masih banyak dari mereka yang
tidak dapat atau belum bisa berkomitmen kepada diri sendiri sehingga semua jadwal yang
mereka buat jadi tidak terlaksana dan jadwal mereka kian terkesan tidak beraturan. Hal ini
pula yang menyebabkan banyak dari generasi muda sulit berkomitmen pada suatu hal,
selain daripada faktor internal, faktor eksternal juga berperan penting agar seseorang
dapat berkomitmen kepada diri sendiri.
Komitmen yang dipegang dalam setiap orang tentunya berbeda beda, seseorang dapat
dikatakan berkomitmen akan suatu hal apabila ia sudah dapat membuktikannya. Apabila
kita mau berkomitmen kepada diri kita sendiri, maka kita harus tahu apa yang akan kita
capai atau apa target kita. Sehingga, ketika kita sudah tahu apa yang ingin kita capai maka
kita tinggal melakukan hal yang diperlukan guna mencapai hal tersebut dengan konsisten
agar hasil yang kita inginkan dapat tercapai, serta menerapkan kedisiplinan dalam
kehidupan sehari hari agar nantinya tidak komitmen kita tidak mudah goyah.
Kedisiplinan dalam diri seseorang sangat menentukan bagaimana orang itu dapat
memposisikan dirinya di dalam lingkungannya. Menurut Ary Ginanjar Agustian (2007,
p.295), kunci daripada prinsip “keteraturan” itu sendiri adalah kedisiplinan. Banyak dari
para pemuda yang masih belum memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sendiri,
padahal hal inilah yang nantinya berperan besar dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan
di dalam diri mereka. Dalam hal ini para generasi muda cenderung mengabaikan
keteraturan jadwal mereka yang pada akhirnya menyebabkan ketidakdisiplinan dalam
hidup mereka. Karena ketika mereka sudah memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya,
tentu mereka akan lebih disiplin serta memegang teguh komitmen pribadinya guna
menjadi sosok yang bertanggung jawab.
Maka dari itu, dibentuklah jurnal ini sebagai wadah atau bentuk informasi mengenai
bagaimana peran kedisiplinan atau bagaimana kedisiplinan dapat berperan terhadap
konsistensi komitmen pribadi seseorang dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan,
khususnya para generasi muda. Apabila para generasi muda dapat konsisten dalam
komitmen pribadi yang mereka pegang, maka tentu mereka dapat menjadi pribadi yang
lebih baik lagi, bahkan mereka dapat menjadi sosok pemimpin yang lebih baik lagi suatu
hari nanti. Namun hal tersebut masih dirasa sulit untuk diraih, karena seringkali para
generasi muda masih belum dapat berkomitmen kepada dirinya sendiri, padahal itu
merupakan langkah pertama guna menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri mereka.
PEMBAHASAN
1. Kedisiplinan dalam Jiwa para Generasi Muda
Sikap disiplin merupakan salah satu daripada nilai-nilai personal atau pribadi yang
harus dimiliki di dalam diri setiap orang, dalam hal ini khususnya para generasi muda.1
Penanaman sikap ini dalam setiap diri para generasi muda diperlukan guna meningkatkan
kualitas terhadap pribadi generasi muda tersebut. Para generasi muda yang telah
menerapkan sikap disiplin cenderung memiliki tujuan hidup yang lebih terarah, dengan
kata lain mereka mampu memprioritaskan hal untuk mencapai apa yang ingin mereka tuju
dan hal itu berdampak kepada kehidupan mereka yang lebih teratur dibanding mereka
yang belum menerapkan sikap disiplin dalam hidup mereka.
Banyak dari generasi muda yang masih menganggap bahwa disiplin itu tidak
menentukan suatu kesuksesan. Padahal, nyatanya ketika mereka menerapkan pola hidup
1Mariyani, Abdul Gafur, “Strategi Pembentukan Sikap Disiplin Warga Negara Muda Melalui Persekolahan”,
Jurnal Publikasi Pendidikan, Vol. 8, No.1, Februari 2018. 46-54
disiplin serta sikap disiplin itu sendiri, mereka belajar berkomitmen kepada diri sendiri
tentang apa yang menjadi target mereka untuk mereka capai. Menurut Soegeng
Priyodarminto pada bukunya yang berjudul “Disiplin Kiat Menuju Sukses”, disiplin itu
sendiri diartikan sebagai suatu kondisi yang terbentuk atau tercipta melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan baik nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan
serta nilai ketertiban. Maka dari itu, sangat penting untuk menanamkan sikap disiplin
2
dalam diri kita guna mencapai sebuah tujuan.
Selain itu para generasi muda yang tidak menanamkan sikap disiplin dalam diri
mereka cenderung menimbulkan banyaknya perilaku-perilaku yang menyimpang terkait
dengan kenakalan remaja yang otomatis juga berbenturan terhadap nilai-nilai dari
Pancasila yang menjadi dasar pedoman para warga negara, dalam hal ini generasi muda.3
Menurut pendapat Sjarkawi (2011: 44), kecenderungan berperilaku yang amoral atau
bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat diakibatkan oleh
kurangnya sikap disiplin dalam diri seseorang. Hal ini dikarenakan mental generasi muda
4
yang sedang dalam tahap mencari jati diri sangat mudah sekali untuk terpengaruh
orang-orang disekitarnya, apalagi ketika lingkungan sekitarnya mencontohkan hal yang
tidak baik sehingga secara tidak langsung dapat memotivasi perilaku remaja tersebut untuk
mengikutinya. 5
Berdasarkan pendapat Sjarkawi tersebut, dapat dikatakan bahwa para generasi muda
yang tidak menanamkan sikap disiplin dalam diri mereka cenderung melakukan banyak
perilaku yang menyimpang karena sejatinya disiplin adalah perwujudan dari sikap taat
terhadap aturan ataupun komitmen yang seseorang pegang. Selain itu, para generasi muda
yang telah menanamkan sikap disiplin dalam diri mereka, akan lebih mudah dalam
berkomitmen kepada diri sendiri mengenai apa yang mereka tuju. Karena apabila
seseorang telah berkomitmen kepada dirinya sendiri maka orang tersebut juga harus
memiliki tanggung jawab akan komitmen yang mereka buat. Oleh karena itu dengan
5Silalahi, Indra Cosmas, “Sistem Pemidanaan Edukatif oleh Hakim terhadap Anak yang Berkonflik dengan
Hukum”, Jurnal Yuridis, Vol. 8, No. 2 Desember 2021. 219-234
4Ibid
3Mariyani, Abdul Gafur, Op.Cit. 46-54
2Soejitno Irmim, Abdul Rochim, “Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual dan Emosional,
Batavia Press”, Cet.I, 2004. 144
menanamkan sikap disiplin maka kita otomatis juga akan menjadi pribadi yang
bertanggung-jawab.
2. Membangun Komitmen Pribadi para Generasi Muda
Kualitas generasi muda sangat penting bagi kelangsungan suatu bangsa. generasi
muda yang menjadi generasi penerus bangsa itulah yang menjadikan pentingnya generasi
muda dalam suatu bangsa. oleh karena itu generasi muda diharapkan menjadi generasi
yang berkualitas agar mampu untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang.
Peningkatan kualitas generasi muda dapat dimulai dengan memiliki komitmen pribadi
yang baik.
Komitmen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah 1. nperjanjian
(Keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak, 2. ntanggung jawab. Menurut Meyer
6
dan Allen (1991, dalam Soekidjan 2009) Komitmen berarti penerimaan yang kuat terhadap
tujuan dan nilai-nilai organisasi dan individu berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat
yang kuat untuk bertahan di organisasi tersebut. Menurut Steers dan Porter (1983:442)
7
komitmen merupakan suatu sikap individu yang mengidentifikasikan dirinya terhadap
tujuan-tujuan dan harapan organisasi agar mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut.
adanya komitmen baik akan memunculkan keyakinan, kesediaan untuk berusaha dengan
sungguh-sungguh dan keinginan untuk tetap menjadi bagian dari organisasi. Berdasarkan
8
pengertian-pengertian tersebut Komitmen yang baik dapat memunculkan keinginan yang
kuat dari individu untuk berusaha keras agar suatu bangsa dapat mencapai tujuannya atau
menjadikan suatu bangsa agar lebih baik untuk masa yang akan datang. Dengan adanya
komitmen suatu individu dapat menguatkan dan meyakinan diri untuk tetap bertahan
menjadi suatu bagian dari bangsa apapun yang terjadi. Oleh karena itu, Komitmen yang
baik sangat perlu tertanam dalam generasi muda demi masa depan bangsa.
8Hamidah. (2018), “Hubungan Antara Tingkat Komunikasi Atasan Kepada Bawahan Dengan Komitmen
Organisasi Pada Karyawan PT. Behaestex Bagian Desain R&D”. PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Psikologi). 10(2). 91-104.
7Soekidjan, Soegiarto. 2009. Komitmen Organisasi sudahkah menjadi bagian dari kita. Jakarta : Rineka
Cipta.
6Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius. Diakses 5
Maret 2022.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar generasi muda dapat meningkatkan
komitmen pribadi yang dimilikinya, antara lain :
A. Menentukan tujuan. Tujuan sangat diperlukan apabila ingin melakukan atau
mencapai sesuatu. Adanya tujuan dapat memudahkan dalam menuntaskan
pekerjaan dengan baik karena seseorang dapat mengetahui alasan melakukan suatu
pekerjaan. Dengan adanya tujuan dapat memudahkan pekerjaan kita agar tetap di
dalam jalur dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
B. Berpikir positif saat berusaha untuk mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan,
dapat dipastikan akan banyak hambatan dan rintangan yang akan datang dan harus
dihadapi sekaligus. Pikiran yang positif dapat memudahkan dalam menghadapi
rintangan dan hambatan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai karena dengan
berpikir positif akan terhindar dari sifat mudah menyerah dalam menggapai tujuan
yang berakibat pada hilangnya komitmen yang sudah didirikan di awal.
C. Konsistensi dan Kedisiplinan. Sikap disiplin sangat diperlukan dalam untuk
mencapai tujuan yang sudah kita buat karena dalam mencapai tujuan pasti sudah
memiliki juga cara-cara atau hal-hal yang harus kita lakukan dalam rangka
mencapai tujuan tersebut. hal tersebut harus dilakukan dengan konsisten dan
dengan sikap disiplin sampai tujuan yang sudah ditetapkan tercapai. Komitmen
yang sudah dimiliki dapat bertahan dan bertambah kuat dengan sikap disiplin
tersebut karena dengan disiplin seseorang tidak akan menyimpang dari tujuan yang
telah dibuat dan akan memiliki rasa tanggung jawab yang baik terhadap komitmen
yang telah dibuat.
Beberapa cara tersebut dapat dilakukan generasi muda agar memiliki komitmen
yang baik dan kuat. Generasi muda dengan komitmen yang baik dan kuat akan memiliki
jiwa-jiwa kepemimpinan yang kuat karena sudah disertai dengan kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab yang baik.
3. Komitmen Pribadi dalam Mewujudkan Jiwa Kepemimpinan
Menurut (Sunarto, 2005) Kepemimpinan adalah proses mengarahkan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam kelompok kepemimpinan
berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang dipimpin. Pemimpin
9
Menurut Robert D. Stuart (Stuart & Morgan, 2002) adalah seorang yang diharapkan
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, memberi petunjuk dan juga mampu
menentukan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga jiwa kepemimpinan
10
dapat diartikan sebagai sifat yang dimiliki pemimpin untuk mengatur atau mengendalikan
sekelompok orang dalam sebuah organisasi.
Sifat-sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, antara lain :
a) Cerdas. Kecerdasan dalam seorang pemimpin sangat dibutuhkan karena dengan
kecerdasan seorang pemimpin dapat dengan cepat dan tepat membuat sesuatu
sehingga mudah dalam menemukan solusi dari permasalahan yang ada.
b) Bertanggung Jawab. Pemimpin harus memiliki sikap bertanggung jawab.
Tanggung jawab tersebut meliputi dirinya dan anggotanya dalam organisasi.
Bertanggung jawab merupakan salah satu beban terberat dalam menjadi seorang
pemimpin.
c) Jujur. Seorang pemimpin harus jujur dan terbuka terhadap anggotanya dalam
mengambil segala kebijakan. Kejujuran ini akan membuat seorang pemimpin
dapat dipercaya oleh anggotanya sehingga perkataan dan tindakannya akan cepat
diikuti oleh seluruh anggotanya.
d) Dapat dipercaya. Kepercayaan yang dimiliki oleh pemimpin akan dpat memacu
setiap anggota untuk lebih maju. Pemimpin yang dapat dipercaya juga membuat
semua anggota dapat saling percaya satu sama lain tanpa kecurigaan.
e) Inisiatif. Seorang pemimpin harus dapat memutuskan segala hal dengan benar dan
mampu menemukan solusi yang baik untuk organisasinya, saat itulah sifat inisiatif
sangat diperlukan.
f) Disiplin dan Konsisten. Pemimpin yang ideal harus dapat menjalankan tiap aturan
dan kebijakan yang ada dengan konsisten dan dengan disiplin.
g) Adil. Seorang pemimpin harus memperlakukan setiap anggotanya dengan
perlakukan yang sama dan tidak memihak pada salah satu anggota saja.
10 Stuart, R. D., & Morgan, B. B. (2002). “Library and Information Centre Management”. USA: Library
Unlimited.
9Mulyono, Hardi. (2018). “Kepemimpinan (Leadership) Berbasis Karakter Dalam Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Perguruan Tinggi”. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora. 3(1). 290-297.
h) Lugas. Seorang pemimpin harus dapat dan mampu menjelaskan pemikirannya
secara langsung dan tidak bertele-tele.11
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya komitmen yang diiringi kedisiplinan
dengan baik akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang sangat tinggi. Sikap disiplin
dan rasa tanggung jawab yang baik merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki
pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, bahkan rasa tanggung jawab
merupakan salah satu sifat yang paling penting dan berat dalam kepemimpinan. Oleh
karena itu, Komitmen Pribadi yang baik dan kuat dapat mewujudkan jiwa kepemimpinan
seseorang karena dengan komitmen pribadi yang baik dan kuat dan diiringi kedisiplinan
dalam menjalankan komitmen tersebut dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab yang
sangat dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang
ideal.
SIMPULAN
Penanaman sikap disiplin harus diterapkan oleh para generasi muda, hal itu
dikarenakan sikap disiplin merupakan salah satu daripada nilai-nilai personal atau pribadi
yang harus dimiliki di dalam diri setiap orang. Penerapan sikap ini dalam setiap diri para
generasi muda diperlukan guna meningkatkan kualitas terhadap pribadi generasi muda
tersebut. Banyak dari generasi muda yang masih menganggap bahwa disiplin itu tidak
menentukan suatu kesuksesan. Padahal, nyatanya ketika mereka menerapkan pola hidup
disiplin serta sikap disiplin itu sendiri, mereka belajar berkomitmen kepada diri sendiri
tentang apa yang menjadi target mereka untuk mereka capai. Kualitas generasi muda
sangat penting bagi kelangsungan suatu bangsa. generasi muda yang menjadi generasi
penerus bangsa itulah yang menjadikan pentingnya generasi muda dalam suatu bangsa.
Oleh karena itu generasi muda diharapkan menjadi generasi yang berkualitas agar mampu
untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang. Peningkatan kualitas generasi muda
dapat dimulai dengan memiliki komitmen pribadi yang baik. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan agar generasi muda dapat meningkatkan komitmen pribadi yang
dimilikinya, yaitu menentukan tujuan, berpikir positif saat berusaha untuk mencapai
11 Sahadi, Otong Husni Taufiq, dan Ari Kusumah Wardani. (2020).” Karakter Kepemimpinan Ideal Dalam
Organisasi. Jurnal Moderat”. 6(3). 513-524.
tujuan, dan konsistensi dan kedisiplinan. Beberapa cara tersebut dapat dilakukan generasi
muda agar memiliki komitmen yang baik dan kuat. Generasi muda dengan komitmen yang
baik dan kuat akan memiliki jiwa-jiwa kepemimpinan yang kuat.
Selain itu, jiwa kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai sifat yang dimiliki
pemimpin untuk mengatur atau mengendalikan sekelompok orang dalam sebuah
organisasi. Ada berbagai sifat-sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki jiwa
kepemimpinan, beberapanya adalah cerdas, bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya,
inisiatif, konsisten, adil, dan lugas. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya komitmen
yang diiringi kedisiplinan dengan baik akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang
sangat tinggi. Oleh karena itu, komitmen pribadi yang baik dan kuat dapat mewujudkan
jiwa kepemimpinan seseorang karena dengan komitmen pribadi yang baik dan kuat dan
diiringi kedisiplinan dalam menjalankan komitmen tersebut dapat menumbuhkan rasa
tanggung jawab yang sangat dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang ideal.
Jadi, kedisiplinan sangat menentukan bagaimana suatu pribadi dapat berkomitmen
kepada dirinya kearah yang lebih baik. Disiplin memastikan bahwa setiap komitmen yang
kita pegang dapat terlaksana dengan baik, karena disiplin berarti keteraturan dalam diri
sendiri. Menjadi pribadi yang disiplin tentu membuat kita lebih dekat untuk menjadi
seorang pemimpin, karena sejatinya seorang pemimpin haruslah memiliki integritas dalam
dirinya yang dibuktikan dengan bisa memegang komitmen yang mereka buat serta
bertanggung jawab baik kepada diri mereka maupun kepada anak buahnya nanti
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mariyani, Abdul Gafur. (2018). Strategi Pembentukan Sikap Disiplin Warga Negara Muda Melalui
Persekolahan. Jurnal Publikasi Pendidikan, 8(1), 46-54.
http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend.
Irmim, Soejitno., & Rochim, Abdul. (2004). Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan
Spiritual dan Emosional. Batavia Press.
Silalahi, Indra Cosmas. (2018). Sistem Pemidanaan Edukatif oleh Hakim terhadap Anak yang
Berkonflik dengan Hukum. Jurnal Yuridis, 8(2), 218-234.
https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/Yuridis/article/view/2797/pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius. Diakses
5 Maret 2022.
Soekidjan, Soegiarto. 2009. Komitmen Organisasi sudahkah menjadi bagian dari kita. Jakarta :
Rineka Cipta.
Hamidah. (2018), “Hubungan Antara Tingkat Komunikasi Atasan Kepada Bawahan Dengan
Komitmen Organisasi Pada Karyawan PT. Behaestex Bagian Desain R&D”. PSIKOSAINS
(Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi). 10(2). 91-104.
Mulyono, Hardi. (2018). “Kepemimpinan (Leadership) Berbasis Karakter Dalam Peningkatan
Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi”. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora.
3(1). 290-297.
Stuart, R. D., & Morgan, B. B. (2002). “Library and Information Centre Management”. USA:
Library Unlimited.
Sahadi, Otong Husni Taufiq, dan Ari Kusumah Wardani. (2020).” Karakter Kepemimpinan Ideal
Dalam Organisasi. Jurnal Moderat”. 6(3). 513-524.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Sistem pemidanaan edukatif untuk anak yang berkonflik dengan hukum sebagai bentuk aktualisasi hak-hak untuk anak yang melakukan tindak pidana, maka akan dibahas berbagai permasalahan yang berkaitan mengenai hambatan serta penanganan yang paling baik untuk anak-anak yang sedang berkonflik dengan hukum. Berdasarkan uraian tersebut latar belakang masalah penerapan sistem pemidanaan edukatif oleh hakim terhadap anak, maka akan dirumuskan identifikasi masalah tentang kendala-kendala dalam penerapan sistem pemidanaan edukatif terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dan implementasi sistem pemidanaan edukatif oleh hakim terhadap anak yang berkonflik dengan hukum. Jenis penelitian mengenai sistem pemidanaan edukatif oleh hakim terhadap anak yang berkonflik dengan hukum merupakan jenis penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di Indonesia. Penelitian ini dapat pula dikatakan sebagai penelitian kepustakaan karena dalam penelitian ini bahan hukum yang digunakan adalah pengumpulan dari sebuah studi kepustakaan. Dalam penerapannya sistem pemidanaan edukatif untuk anak yang berkonflik dengan hukum masih terdapat beberapa kendala seperti dalam penjatuhan putusan sanksi pidana terhadap anak hakim hanya mengacu pada peraturan perundang-undangan yang telah ada tanpa memperhatikan, latar belakang anak,, kurangnya sarana dan prasarana, masih kurangnya pengetahuan aparat penegak hukum tentang penerapannya sistem pemidanaan edukatif untuk anak yang berkonflik dengan hukum dan kendala-kendala lain yang akan diuraikan dalam pembahasan jurnal ini.
Article
Full-text available
The formation of discipline attitude becomes the actualization of personal character on young citizens. Discipline attitude must be formed by some parties includes school. Discipline attitude is important to be formed on young citizens since some researches show that one of the indicator of successful education lies on the citizens’ discipline level. Besides, the lack of discipline is one of the causes which make someone do things against the existed moral values. Discipline attitude is an attitude which shows obedience toward the existed rules thoughtfully, with no pressure, embedded and become behavior. The aim of this research is to find out the strategy formation of young citizens’ discipline attitude through schooling. The method used in this research is library research. This research will discuss 1) discipline attitude urgency; 2) strategy formation on young citizens’ through school culture development by doing exemplary habituation, spontaneous habituation, routine and conditioning habituation; 3) strategy formation of young citizens’ attitudes through maintaining class atmosphere which is conducive and encouraging for the students. So, it will be easier for the teacher and the students collaboratively form the good class atmosphere, and; 4) strategy formation of discipline attitude through boarding school program.
Article
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin.Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Beberapa tipe kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik,laisser faire, demokratik, untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, akan menimbulkan kesulitan, karena setiap akan melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Seorang pemimpin memotivasi pengikut melalui gaya kepemimpinan yang berbasis Kearifan Lokal Indonesia yaitu gaya kepemimpinnan berbasis karakter dalam mewujudkan ini diperlukan saat ini gaya manajemen kepemimpinan yang mengintegrasikan 18 nilai-nilai charakter building ke dalam gaya kepimpinan pengelolaan PT sehinggga tercapai visi dan misi dari Perguruan Tinggi
Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual dan Emosional
  • Soejitno Irmim
  • Abdul Rochim
Irmim, Soejitno., & Rochim, Abdul. (2004). Membangun Disiplin Diri Melalui Kecerdasan Spiritual dan Emosional. Batavia Press.
Komitmen Organisasi sudahkah menjadi bagian dari kita
  • Soegiarto Soekidjan
Soekidjan, Soegiarto. 2009. Komitmen Organisasi sudahkah menjadi bagian dari kita. Jakarta : Rineka Cipta.
Library and Information Centre Management
  • R D Stuart
  • B B Morgan
Stuart, R. D., & Morgan, B. B. (2002). "Library and Information Centre Management". USA: Library Unlimited.
Karakter Kepemimpinan Ideal Dalam Organisasi
  • Otong Sahadi
  • Dan Ari Kusumah Husni Taufiq
  • Wardani
Sahadi, Otong Husni Taufiq, dan Ari Kusumah Wardani. (2020)." Karakter Kepemimpinan Ideal Dalam Organisasi. Jurnal Moderat". 6(3). 513-524.