ArticlePDF Available

Kajian kompetensi ahli K3 terhadap kinerja SMK3 pada PLTGU POMU priuk

Authors:

Abstract

The results of internal and or external audit assessment on OHS management system (SMK3) performance tend to be volatile in POMU Priuk power plant companies throughout 2015-2019. This research aims to analyze the competence of OHS experts to SMK3 performance. The samples used in this study amounted to 135 people, the data collected in the form of perceptions of OHS experts on competencies (attitudes, knowledge, abilities) and performance smk3. The data analysis method used classical assumption test, regression, determination and hypothesis. The results of the study are known that simultaneously that attitudes, knowledge and abilities are proven to affect the performance of SMK3. The conclusion is that the attitude carried out by OHS experts is not proven to affect performance, on the contrary, the knowledge and capabilities of OHS experts are proven to be able to affect performance. The managerial implications of the companies need to strive to improve competence through education and training through training on the job training or fieldwork practices.
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
1
Kajian Kompetensi Ahli K3 terhadap Kinerja SMK3
pada PLTGU POMU Priuk
(1) Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sahid, Jakarta, Indonesia
(2) Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Sahid, Jakarta, Indonesia
Email: (a*) tatan.swk@gmail.com
Diterima (1 Oktober 2021), Direvisi (29 Desember 2021)
Abstract. The results of internal and or external audit assessment on OHS management system (SMK3)
performance tend to be volatile in POMU Priuk power plant companies throughout 2015-2019. This
research aims to analyze the competence of OHS experts to SMK3 performance. The samples used in this
study amounted to 135 people, the data collected in the form of perceptions of OHS experts on competencies
(attitudes, knowledge, abilities) and performance smk3. The data analysis method used classical assumption
test, regression, determination and hypothesis. The results of the study are known that simultaneously that
attitudes, knowledge and abilities are proven to affect the performance of SMK3. The conclusion is that the
attitude carried out by OHS experts is not proven to affect performance, on the contrary, the knowledge and
capabilities of OHS experts are proven to be able to affect performance. The managerial implications of the
companies need to strive to improve competence through education and training through training on the job
training or fieldwork practices.
Keywords: OHS expert competence, SMK3 performance, PLTGU-Priuk
Abstrak. Hasil penilaian audit internal dan atau ekternal pada kinerja system manajemen K3 (SMK3)
cenderung fluktuatif di perusahaan PLTGU POMU Priuk sepanjang tahun 2015-2019. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa kompetensi ahli K3 terhadap kinerja SMK3. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini berjumlah 135 orang, data yang dikumpulkan berupa persepsi terhadap ahli K3 mengenai
kompetensi (sikap, pengetahuan, kemampuan) dan kinerja SMK3. Metode analisis data digunakan uji asumsi
klasik, regresi, determinasi dan hipotesis. Hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan bahwa sikap,
pengetahuan dan kemampuan terbukti mempengaruhi kinerja SMK3. Kesimpulannya yaitu sikap yang
dijalankan oleh Ahli K3 tidak terbukti mampu mempengaruhi kinerja, sebaliknya, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki Ahli K3 terbukti mampu mempengaruhi kinerja. Implikasi manajerialnya
perusahaan perlu berupaya meningkatkan kompetensi dengan melalui pendidikan dan pelatihan melalui
pelatihan on job training atau praktek kerja lapangan.
Kata kunci: Kompetensi ahli K3, Kinerja SMK3, PLTGU-Priuk
PENDAHULUAN
Manajemen, Ahli K3 (keselamatan
kesehatan kerja) dan tenaga kerja berupaya
menurunkan risiko dan menghilangkan
kecelakaan kerja. Ahli K3 sangat
diperlukan diperusahaan untuk
terlaksananya K3 yang baik dan terhindar
dari potensi berbagai bahaya. Pada
umumnya dalam sebuah penerapan sistem
keamanan (safety) melibatkan pemerintah,
perusahaan atau penyedia jasa, dan tenaga
kerja itu sendiri. Peran Pemerintah dalam
hal keselamatan (safety) sebagai regulator
terkait K3 dituangkan dalam UU No. 13
Tahun 2003 dalam Pasal 87 yang
Refdi Madefri(1) dan Tatan Sukwika(2,a)*
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
2
menyatakan bahwa ketentuan mengenai
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja diatur dengan
Peraturan Pemerintah (PP) yang dituangkan
dalam PP No. 50 Tahun 2012. Peran
Pengusaha dalam penerapan sebuah sistem
keselamatan (safety) adalah pengusaha
wajib menerapkan sistem keamanan itu
sendiri sesuai regulasi diatas.Selanjutnya
pada tingkat tenaga kerja yaitu
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang diwajibkan sebagai syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Oleh
karena itu, peran K3 menjadi strategis
sebagai atribut penilaian. Penelitian
Noviastuti, et al. [1] menyebutkan untuk
mencegah kecelakaan kerja dengan
melakukan penetapan kebijakan dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kompetensi sangat diperlukan,
terkhusus untuk Ahli K3 baik berupa
tingkat utama, madya dan muda.
Penyusunan standar kompetensi K3 ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
kompetensi SDM K3 [2].
Dalam menunjang kompetensi, maka
ada tiga variabel yang dapat
menyempurnakan kompetensi yaitu
pengetahuan (knowledge) dan kemampuan
(skill), dan sikap (attitude) artinya
kompetensi itu baik, maka kinerja di
perusahaan juga akan baik dan berhasil.
Adapun tolak ukur suatu perusahaan akan
baik dan berhasil, manakala hasil kinerja
perusahaan juga sesuai dengan PP No.50
Tahun 2012. Pada tahun 2008 World Health
Organization menyusun pedoman a guide
to developing knowledge, attitude and
practice surveys” dimana knowledge, skill,
dan attitude (KSA) menjadi indicator
pengukuran kompetensi untuk membantu
mengumpulkan data yang kemudian
digunakan untuk perencanaan, perbaikan,
dan evaluasi kinerja. Pengukuran
kompetensi melalui KSA juga berguna
untuk mengetahui atau mengeksplorasi
perubahan pada pengetahuan, sikap maupun
tindakan pada komunitas atau para pekerja.
Noviastuti, et al. [1] menjelaskan
pengidentifikasian kompetensi kerja
diperlukan pada setiap tingkatan
manajemen perusahaan diantaranya melalui
menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan yang dibutuhkan.
Kompetensi yang dimiliki oleh Ahli K3
sudah baik, tetapi pada pelaksanaannya
tidak sesuai tidak semua kinerja dilakukan
oleh Ahli K3. Dengan demikian kompetensi
yang diharapkan belum mampu
meningkatkan kinerja seluruh unit dalam
perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU) POMU Priuk. Penelitian
Ardi dan Hariyono [3] bahwa kompetensi
yang baik yaitu dengan adanya seorang
Ahli K3, dan ini terlihat dari adanya
program pelatihan K3, penggunaan APD
dan lingkungan kerja yang merupakan
faktor dalam mencapai budaya dan rambu-
rambu K3 .
Setiap perusahaan berupaya
mengurangi kejadian kecelakaan kerja pada
kegiatan operasional perusahasannya
melalui penerapan SMK3 (sistem
manajemen keselamatan kesehatan kerja).
Ironisnya walaupun perusahaan sudah
menerapkan SMK3 sesuai dengan prosedur,
namun kinerjanya masih fluktuatif dari
hasil perolehan penilaian kinerja di
perusahaan. Kondisi serupa tersebut
ditemukan juga oleh Noviastuti, et al. [1]
bahwa walaupun perusahaan telah
melaksanaan pelatihan K3 disertai adanya
kebijakan dari perusahaan namun upaya
pencegahan kecelakaan kerja belum dapat
optimal. Salah satunya seperti terjadi pada
perusahaan PLTGU POMU Priuk. Berikut
daftar penilaian hasil audit SMK3 di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk tahun
2015-2019 seperti pada Tabel 1.
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
3
Tabel 1. Penilaian Hasil Audit SMK3 Perusahaan
PLTGU POMU Priuk Tahun 2015-2019
Tahun
Hasil
penilaian
(%)
Sifat audit
internal
/eksternal
2015
92,00
Eksternal
2016
91,69
Internal
2017
91,07
Internal
2018
91,56
Eksternal
2019
90,78
Internal
Data diolah (2020)
Tabel 1 menggambarkan bahwa hasil
penilaian audit SMK3 di Perusahaan
PLTGU POMU Priuk untuk tahun 2015
sebesar 92,00%, tahun 2016 sebesar
91,69%, tahun 2017 sebesar 91,07%, tahun
2018 sebesar 91,562%, tahun 2019 sebesar
90,78%, sehingga kinerja SMK3 dari tahun
2015-2019 cenderung fluktuatif, jika
diaudit oleh internal dan atau eksternal. Hal
tersebut diduga disebabkan oleh berbagai
faktor seperti dukungan manajemen,
partisipasi pekerja, dan salah satunya
adalah kompetensi ahli K3 dan atau kinerja.
Penelitian Ardi dan Hariyono [3] dan
Kartikasari dan Sukwika [4] menyatakan
bahwa keberadaan peraturan dan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
upaya mencegah penyakit akibat kerja, dan
kecelakaan kerja mendorong karyawan
mentaati dan mematuhi pentingnya
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa kompetensi ahli K3 terhadap
kinerja SMK3 pada perusahaan PLTGU
POMU Priuk.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode
survei, pengumpulan data menggunakan
hasil jawaban kuesioner dari responden
sampel. Populasi yang digunakan adalah
para pekerja di Perusahaan PLTGU POMU
Priuk. Data pekerja di perusahaan PLTGU
POMU Priuk ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Pegawai (Tenaga Kerja) Perusahaan
PLTGU POMU Priuk
No
Bagian
Jumlah
Responden
Orang
%
1
Karyawan O
& M
328
65
48,2
2
Support
50
10
7,4
3
Tenaga bantu
241
48
35,56
4
Keamanan
68
12
8,5
687
135
100%
Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu sampel yang dipilih dari
suatu populasi dengan menggunakan
kriteria atau pertimbangan tertentu [5].
Sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah berjumlah 135 orang pegawai yang
bekerja di Perusahaan PLTGU POMU
Priuk di Jl RE Martadinata Jakarta Utara.
Data yang dihimpun meliputi persepsi
(pandangan) terhadap Ahli K3 mengenai
kompetensi (sikap, pengetahuan,
kemampuan) terhadap kinerja SMK3 dalam
bentuk pernyataan-pernyataan di dalam
kuesioner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kuisioner diketahui sebaran data
dari perolehan variabel sikap terlihat pada
daftar distribusi frekuensi jawaban dalam
distribusi frekuensi skor di Tabel 3. Pada
tabel terlihat hasil skor dari 6 pernyataan
diperoleh rata-rata sebesar 4537/135/6 =
4,37 sehingga termasuk dalam kisaran nilai
rata-rata 4,21- 5,00. Ini berarti bahwa sikap
yang sudah dijalankan oleh Ahli K3 di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan
responden yang mayoritas menjawab
“sangat setuju”. Dengan demikian dapat
menjelaskan bahwa sikap yang dimiliki
oleh Ahli K3 menurut 135 responden
pegawai yang bekerja di Perusahaan
PLTGU POMU Priuk sudah sangat baik.
Sehingga dengan kompetensi yang sudah
sangat baik tersebut dapat juga
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
4
meningkatkan kinerja SMK3 di Perusahaan
PLTGU POMU Priuk.
Hasil data variabel pengetahuan yang
diperoleh melalui kuesioner disajikan pada
Tabel 4. Pada table tersebut terlihat hasil
skor dari 13 pernyataan diperoleh rata-rata
sebesar 7444/135/13 = 4,24 sehingga
termasuk dalam kisaran nilai rata-rata 4,21-
5,00. Ini berarti bahwa pengetahuan yang
dimiliki oleh Ahli K3 yang sangat baik. Hal
tersebut terdilihat dari tanggapan responden
yang mayoritas menjawab sangat setuju”,
dengan demikian bahwa pengetahuan yang
dimiliki oleh Ahli K3 menurut 135
responden pegawai yang bekerja di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk sudah
sangat baik. Yang berarti bahwa
pengetahuan yang dimiliki Ahli K3 mampu
membuktikan kompetensinya berfungsi
dengan sangat baik, sehingga dengan
kompetensi yang sudah sangat baik dalam
rangka meningkatkan kinerja SMK3 di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk.
Sebaran data variabel kemampuan
terlihat pada daftar distribusi frekuensi
jawaban responden pada Tabel 5. Skor dari
13 pernyataan diperoleh rata-rata sebesar
7400/135/13 = 4,22 sehingga termasuk
dalam kisaran nilai rata-rata 4,21- 5,00. Ini
berarti bahwa kemampuan yang dimiliki
oleh Ahli K3 yang sangat baik. Ini tampak
dari tanggapan responden yang mayoritas
menjawab “sangat setuju”. Ini menjelaskan
bahwa kemampuan yang dimiliki oleh Ahli
K3 menurut 135 responden pegawai yang
bekerja di perusahaan PLTGU POMU
Priuk sangat baik.
Artinya, kemampuan yang dimiliki
Ahli K3 membuktikan bahwa kompetensi
Ahli K3 berfungsi baik dalam rangka
meningkatkan kinerja SMK3. Sebaran data
variabel kinerja SMK3 sesuai distribusi
frekuensi jawaban responden disajikan pada
Tabel 6. Hasil skor dari 13 pernyataan
diperoleh rata-rata sebesar 7318/135/13 =
4,17 atau masuk dalam kisaran nilai 3,41-
4,20. Kinerja SMK3 yang dimiliki oleh
Ahli K3 tergolong baik. Ini didasarkan
tanggapan “setuju” dari mayoritas
responden. Artinya, kinerja SMK3
berfungsi dengan baik yang dibuktikan oleh
kepemilikan kompetensi Ahli K3. Ini
membuktikan bahwa kinerja SMK3 di
perusahaan PLTGU POMU Priuk
dipengaruhi oleh kompetensi Ahli K3
dalam hal ini adalah (sikap, pengetahuan
dan kemampuan).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Pada variabel Sikap
Sikap
Sikap
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
S1
2
10
74
49
135
S2
1
4
64
66
135
S3
2
7
72
54
135
S4
4
6
66
59
135
S5
2
2
65
66
135
S6
2
2
71
60
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
0
13
31
412
354
810
Jumlah Skor (f1 x skor)
0
26
93
1648
1770
3537
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
0
65
155
2060
1770
4050
Persentase Skor Ind.1
0,00%
1,60%
3,83%
50,86%
43,70%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/6 pernyataan
4,37
Sumber: Data diolah (2020)
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
5
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
P1
-
-
4
86
45
135
P2
-
-
12
75
48
135
P3
-
-
3
72
60
135
P4
-
-
5
79
51
135
P5
-
1
7
89
38
135
P6
-
1
8
90
36
135
P7
-
-
11
82
42
135
P8
1
15
85
34
135
P9
-
-
10
84
41
135
P10
-
-
15
86
34
135
P11
-
-
5
87
43
135
P12
-
-
10
86
39
135
P13
-
-
9
93
33
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
0
3
114
1094
544
1755
Jumlah Skor (f1 x skor)
0
6
342
4376
2720
7444
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
0
15
570
5470
2720
8775
Persentase Skor Ind.1
0,00%
0,17%
6,50%
62,34%
31,00%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/13 pernyataan
4,24
Sumber: Data diolah (2020)
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
K1
-
1
13
88
33
135
K2
-
2
11
81
41
135
K3
-
-
4
95
36
135
K4
-
-
4
83
48
135
K5
-
-
10
83
42
135
K6
-
1
8
87
39
135
K7
-
2
8
84
41
135
K8
-
2
9
81
43
135
K9
-
1
15
84
35
135
K10
-
-
8
91
36
135
K11
-
-
14
81
40
135
K12
-
-
10
87
38
135
K13
-
1
4
84
46
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
0
10
118
1109
518
1755
Jumlah Skor (f1 x skor)
0
20
354
4436
2590
7400
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
0
50
590
5545
2590
8775
Persentase Skor Ind.1
0,00%
0,57%
6,72%
63,19%
29,52%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/13 pernyataan
4,22
Sumber: Data diolah (2020)
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
6
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja SMK3
Kinerja SMK3
Kinerja SMK3
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
KS1
-
1
10
96
28
135
KS2
-
-
5
95
35
135
KS3
-
-
5
99
31
135
KS4
-
-
9
90
36
135
KS5
2
3
11
87
32
135
KS6
3
2
18
72
40
135
KS7
-
-
13
79
43
135
KS8
-
-
12
86
37
135
KS9
-
-
5
92
38
135
KS10
-
-
4
103
28
135
KS11
-
-
9
93
33
135
KS12
-
-
9
90
36
135
KS13
-
1
10
94
30
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
5
7
120
1176
447
1755
Jumlah Skor (f1 x skor)
5
14
360
4704
2235
7318
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
25
35
600
5880
2235
8775
Persentase Skor Ind.1
0,28%
0,40%
6,84%
67,01%
25,47%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/13 pernyataan
4,17
Sumber: Data diolah (2020)
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas diketahui Asymp
Sig (2-tailed) sebesar 0,097, atau lebih
besar dari 0,05 artinya data terdistribusi
normal, sehingga datanya dapat dilanjutkan
pada uji multikolinearitas. Selanjutnya,
berdasarkan hasil uji multikolinearitas
diketahui bahwa tolerance variabel sikap
sebesar 0,448 dan VIF 2,233, tolerance
variabel pengetahuan sebesar 0,231 dan
VIF 4,330, dan tolerance variabel
kemampuan sebesar 0,240 dan VIF 4,164.
Perolehan angka tolerance lebih besar dari
pada 0,10 (nilai VIF < dari 10), maka data
yang dipakai pada penelitian ini tidak
terjadi penyimpangan data.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk menguji
model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain [6]. Berdasarkan
Gambar 1, tidak tampak adanya pola yang
jelas pada titik-titik yang menyebar
dibawah atau diatas angka 0 di sumbu Y,
sehingga disimpulkan tidak terjadi
heteroskedas-tisitas.
Uji Regresi Berganda
Hasil uji regresi berganda seperti pada
Tabel 7 bahwa regresi berganda
mempunyai garis persamaan Ŷ = 12,383 -
0,094X1 + 0,276X2 + 0,519X3. Artinya : a
(konstanta) = 12,383 menyatakan bahwa
jika sikap, pengetahuan dan kemampuan
bernilai 0, maka kinerja SMK3 bernilai
12,383. b1 (koefisien regresi) = -0,094
menyatakan bahwa jika sikap bernilai 1,
maka akan menurunkan kinerja SMK3
sebesar 0,0942. Artinya, variabel sikap
tidak akan mampu meningkatkan kinerja
SMK3, dikarenakan nilai dari sikap negatif,
sehingga sikap berpotensi menurunkan
kinerja SMK3. b2 (koefisien regresi) =
0,276 menyatakan bahwa jika pengetahuan
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
7
bernilai 1, maka akan meningkatkan kinerja
SMK3 sebesar 0,276. Artinya, variabel
pengetahuan mampu meningkatkan kinerja
SMK3, dikarenakan dari hasil perolehan
pengetahuan positif. b3 (koefisien regresi)
= 0,519 menyatakan bahwa jika
kemampuan bernilai 1, maka akan
meningkatkan kinerja SMK3 sebesar 0,519.
Artinya pada penelitian ini variabel
kemampuan mampu menunjukan
peningkatan kinerja SMK3, dikarenakan
dari hasil perolehan kemampuan positif.
Koefisien Determinsi Berganda
Uji koefisien determinasi berganda
diketahui bahwa bahwa kontribusi sikap,
pengetahuan dan kemampuan dalam
meningkatkan kinerja SMK3 sebesar
66,2%, sehingga 66,2% sudah cukup besar
dalam mempengaruhi kinerja SMK3,
dikarenakan pada umumnya masih banyak
variabel-variabel atau faktor-faktor lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini
seperti kepuasan kerja, faktor personal,
faktor eksternal, kompensasi dan lainnya.
Tabel 7. Regresi Berganda
No
Variabel
B
Sig
Persamaan pengaruh
(Positif atau Negatif)
Keterangan
1
Kinerja SMK3
(Konstanta)
12,383
0,000
Kinerja (konstanta) memiliki
nilai sebesar 12,383
2
Sikap
-0,094
0,492
Sikap memiliki nilai persamaan
pengaruh sebesar -0,094 (negatif)
Pengaruh
Negatif
3
Pengetahuan
0,276
0,006
Pengetahuan memiliki nilai
persamaan pengaruh sebesar
0,276 (positif)
Pengaruh
Positif
4
Kemampuan
0,519
0,000
Kemampuan memiliki nilai
persamaan pengaruh sebesar
0,519 (positif)
Pengaruh
Positif
Sumber: Data diolah (2020)
Gambar 1. Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis Uji hipotesis parsial (uji-t)
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
8
Berdasarkan perhitungan pengujian
hipotesis nilainya sig sebesar 0,492, dengan
ketentuan perolehan α = 0,05, maka nilai
0,492 lebih besar 0,05 jadi hipotesis ditolak
dengan arti secara parsial variabel sikap
tidak signifikan berpengaruh terhadap
kinerja SMK3 pada perusahaan PLTGU
POMU Priuk. Dengan kata lain, secara
parsial bahwa sikap yang dijalankan oleh
Ahli K3 tidak terbukti mampu
mempengaruhi kinerja SMK3. Hal ini
dikarenakan sikap kerja seorang Ahli K3
menurut persepsi para pekerja di
perusahaan PLTGU POMU Priuk tidak
mempengaruhi hasil secara langsung karena
Ahli K3 tersebut tidak langsung
mengerjakannya, sehingga tidak terbukti
bahwa sikap dapat meningkatkan kinerja
SMK3.
Nilai sig sebesar 0,006, artinya secara
parsial pengetahuan mempengaruhi kinerja
SMK3 di Perusahaan PLTGU POMU
Priuk. Selanjutnya perolehan nilai sig
sebesar 0,000, adapun ketentuan perolehan
α = 0,05 artinya nilai 0,006 lebih kecil 0,05,
hingga hipotesis diterima. Berarti bahwa
secara parsial variabel kemampuan
mempengaruhi kinerja SMK3 pada
Perusahaan PLTGU POMU Priuk.
Uji hipotesis berganda (UjiF)
Perolehan hipotesis nilai sig sebesar
0,000 menyatakan bahwa sikap,
pengetahuan dan kemampuan dapat
meningkatkan kinerja SMK3 pada
perusahaan PLTGU POMU Priuk. Dengan
kata lain, secara berganda bahwa kinerja
SMK3 terbukti dapat dipengaruhi sikap,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
Ahli K3. Artinya, sikap perlu didukung
pula oleh pengetahuan dan kemampuan
untuk seorang Ahli K3, maka kompetensi
yang diharapkan dapat terwujud dan dengan
kompetensi yang lengkap yang terdiri dari
sikap, pengetahuan dan kemampuan perlu
diimplementasikan secara bersamaan
sehingga kinerja setiap pekerja meningkat.
Pembahasan
Sikap pada Kinerja SMK3
Hasil hipotesis diperoleh nilai sig
sebesar 0,492, artinya nilai 0,492 lebih
besar 0,05, Berarti bahwa secara individu
bahwa sikap yang dimiliki Ahli K3 belum
mampu meningkatkan kinerja SMK3. Hal
ini dikarenakan kompetensi pada sikap Ahli
K3 dihasilkan melalui persepsi para pekerja
di perusahaan PLTGU POMU Priuk,
sehingga tidak terbukti bahwa sikap dapat
meningkatkan kinerja SMK3.
Hasil penelitian ini menunjukkan
kesamaan dengan penelitian lainnya yaitu
kajian yang dilakukan oleh Astuti dan
Nurtjahjanti [7] disebutkan bahwa sikap
dapat meningkatkan keselamatan kerja pada
perusahaan PLN, dari perspektif lain
dinyatakan oleh Manurung dan Sukwika [8]
bahwa sikap pun dapat menekan kejadian
tingkat kecelakaan.
Pengetahuan pada Kinerja SMK3
Pengujian hipotesis diperoleh angka sig
nya 0,000, secara parsial pengetahuan
berpengaruh meningkatkan kinerja SMK3.
Dengan kata lain, jika pengetahuan yang
dimiliki oleh Ahli K3 baik, maka kinerja
SMK3 semakin meningkat. Artinya, secara
individu pengetahuan yang dimiliki oleh
Ahli K3 mampu meningkatkan kinerja
SMK3. Untuk seorang Ahli K3 ilmu
pengetahuan harus lebih baik, karena fungsi
dan tugas seorang Ahli K3 sebagai
supervisi dan pengawasan pekerjaan dalam
mencapai Kinerja SMK3.
Kondisi di atas sejalan dengan
penelitian Hartono dan Sutopo [9] bahwa
pengetahuan meningkatkan persepsi
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam menjalanakan aktivitas kinerja.
Selanjutnya penelitian lainnya Rahayu [10]
bahwa pengetahuan memiliki hubungan
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
9
dengan penerapan manajemen budaya
keselamatan dan kesehatan kerja, bahkan
menurut Purba dan Sukwika [11] bahwa
pengetahuan K3 dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Kemampuan pada Kinerja SMK3
Pengujian hipotesis diperoleh angka sig
sebesar 0,000, yang berarti secara individu
variabel kemampuan signifikan
berpengaruh terhadap kinerja SMK3.
Indikasinya, jika kemampuan yang dimiliki
oleh Ahli K3 baik, maka kinerja SMK3
semakin baik pula. Artinya, secara individu
kemampuan yang dimiliki Ahli K3 bisa
menunjukkan performa kinerja SMK3 yang
baik. Adanya tuntuntan bahwa kemampuan
Ahli K3 harus lebih baik karena fungsi dan
tugas seorang Ahli K3 itu sebagai supervisi
dan pengawasan pekerjaan dalam mencapai
Kinerja SMK3.
Hal ini sejalan dengan penelitian
Soetrisno dan Gilang [12] bahwa
kompetensi meningkatkan kinerja karyawan
pada perusahaan telekomunikasi. Kemudian
dipertegas oleh Putra, et al. [13] bahwa
kemampuan kerja mampu dapat
meningkatkan kinerja pegawai di kota
Semarang, dan situasi serupa ditemukan
juga oleh Agustina dan Sukwika [14]
terkait kapasitas pegawai dengan kinerja
pegawai pada direktorat sumber daya
kemedikbud.
Sikap, Pengetahuan dan Kemampuan
pada Kinerja SMK3
Pengujian hipotesis diperoleh angka
sig-nya 0,000, bahwa sikap, pengetahuan
serta kemampuan signifikan berpengaruh
terhadap kinerja SMK3, diterima. Dengan
kata lain, bahwa kinerja SMK3 terbukti
dapat dipengaruhi sikap, pengetahuan dan
kemampuan. Berarti secara simultan/
berganda bahwa sikap dan pengetahuan
serta kemampuan yang dimiliki Ahli K3
mampu meningkatkan kinerja SMK3. Hal
tersebut dikarenakan kompetensi yang baik
yaitu kompetensi yang terdiri dari
pengetahuan dan kemampuan serta sikap
kerja yang cukup, karena fungsi dan tugas
seorang Ahli K3 itu adalah sebagai
supervisi dan pengawasan pekerjaan dalam
mencapai Kinerja SMK3, sehingga dalam
menjalankan aktivitasnya harus memiliki
kompetensi yang memadai.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Sutrisno [15] dan Purba dan Sukwika [11]
bahwa baiknya kompetensi para pekerja
dapat meminimalisir risiko terjadinya
kecelakaan kerja. Begitu juga penelitian
Bayram [16] menyimpulkan bahwa
kompetensi dapat meningkatkan kinerja
keselamatan, pada perusahaan manufaktur.
Sementara Manurung dan Sukwika [8]
menekankan perlunya komitmen dan sikap
dalam menekan kejadian kecelakaan di
lingkungan kerja.
KESIMPULAN
Secara parsial, variabel sikap tidak
terbukti berpengaruh signifikan terhadap
kinerja SMK3, artinya sikap yang
dijalankan oleh Ahli K3 tidak terbukti
mampu mempengaruhi kinerja SMK3.
Adapun variabel pengetahuan dan
kemampuan terbukti berpengaruh
signifikan terhadap kinerja SMK3, artinya
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
oleh Ahli K3 baik, maka kinerja SMK3
semakin baik. Secara simultan variabel
sikap, pengetahuan dan kemampuan
terbukti berpengaruh terhadap kinerja
SMK3, yang berarti secara simultan kinerja
SMK3 terbukti dapat dipengaruhi oleh
sikap, pengetahuan dan kemampuan ahli
K3.
Implikasi manajerial yaitu perlu adanya
sikap yang baik yang disertai pengetahuan
dan keampuan yang cukup untuk
menghasilkan kinerja yang baik. Pada
lingkungan perusahaan perlu peningkatan
kompetensi yang didasarkan pada kinerja.
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
10
Perbaikan terhadap sikap atau perilaku
dapat dilakukan dengan pengawasan dalam
melaksanakan SMK3. Pemberian
pemahaman tentang pentingnya
pengetahuan dapat ditempuh melalui
pelatihan on job training atau praktek kerja
lapangan, sedangkan untuk sikap melalui
praktik kedisiplin dan kepatuhan agar lebih
baik kinerja di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] T. K. Noviastuti, E. Ekawati, and B.
Kurniawan, “Analisis upaya
penerapan manajemen K3 dalam
mencegah kecelakaan kerja di proyek
pembangunan fasilitas penunjang
bandara oleh PT. x (studi kasus di
proyek pembangunan bandara di Jawa
Tengah),” Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), vol. 6, no. 5,
pp. 648-653, 2018.
[2] O. E. Lumempow, A. K. Dundu, and
T. T. Arsjad, “Study penerapan
standar kompetensi kerja nasional
Indonesia (SKKNI) bidang K3 (Studi
kasus: Pembangunan gedung
laboratorium fakultas teknik unsrat),”
Jurnal Sipil Statik, vol. 6, no. 12, pp.
1085-1094, 2018.
[3] S. Z. Ardi, and W. Hariyono,
“Analisa penerapan budaya perilaku
keselamatan dan kesehatan kerja di
rumah sakit,” Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat, vol. 12, no. 1,
pp. 15-20, 2018.
[4] S. E. Kartikasari, and T. Sukwika,
“Disiplin K3 melalui pemakaian alat
pelindung diri (APD) di laboratorium
kimia PT Sucofindo,” VISIKES:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol.
20, no. 1, pp. 41-50, 2021.
[5] I. Imron, “Analisa pengaruh kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen
menggunakan metode kuantitatif pada
CV. meubele berkah Tangerang,”
Indonesian Journal on Software
Engineering (IJSE), vol. 5, no. 1, pp.
19-28, 2019.
[6] I. Ghozali, Aplikasi analisis
multivariat dengan program IBM
SPSS 23 (VIII), Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
2016.
[7] I. M. Astuti, and H. Nurtjahjanti,
“Hubungan antara sikap terhadap
keselamatan kerja dengan komitmen
organisasi pada pegawai PT. PLN
(PERSERO) area pelaksana
pemeliharaan Semarang,” Empati,
vol. 6, no. 4, pp. 439-443, 2018.
[8] L. A. Manurung, and T. Sukwika,
“Penerapan kartu stop program
sebagai faktor penekan kejadian
kecelakaan kerja,” Journal of Applied
Management Research, vol. 1, no. 1,
pp. 1-10, 2021.
[9] A. Hartono, and S. Sutopo, “Pengaruh
pengetahuan, sikap dan kondisi
lingkungan kerja terhadap persepsi
penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja,” Jurnal Dinamika Vokasional
Teknik Mesin, vol. 3, no. 2, pp. 76-81,
2018.
[10] E. P. Rahayu, “Hubungan antara
pengetahuan, sikap, dan perilaku
karyawan dengan penerapan
manajemen budaya keselamatan dan
kesehatan kerja,” Jurnal Kesehatan
Komunitas, vol. 2, no. 6, pp. 289-293,
2015.
[11] S. U. Purba, and T. Sukwika,
“Pengaruh program keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
11
produktivitas kerja pada divisi
proyek,” Journal of Applied
Management Research, vol. 1, no. 1,
pp. 67-77, 2021.
[12] A. P. Soetrisno, and A. Gilang,
“Pengaruh kompetensi terhadap
kinerja karyawan (Studi di PT.
telekomunikasi Indonesia Tbk witel
Bandung),” 8, vol. 1, no. 61-76, 2018.
[13] D. C. Putra, M. Mustam, and T.
Yuniningsih, “Pengaruh kemampuan
kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai di kecamatan
gayamsari kota semarang,” Journal of
Public Policy and Management
Review, vol. 2, no. 4, pp. 194-203,
2013.
[14] S. S. Agustina, and T. Sukwika,
“Analisis kinerja pegawai pada
direktorat sumber daya, ditjen dikti
kemendikbud,” Journal of Applied
Management Research, vol. 1, no. 1,
pp. 34-44, 2021.
[15] A. Sutrisno, Analisis efektifitas
implementasi program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
konstruksi (Studi kasus: Proyek
pabrik textil pt indorama jatiluhur
Purwakarta),” Jurnal Techno Sosio
Ekonomika, vol. Edisi Khusus, no. 01,
pp. 80-96, 2019.
[16] M. Bayram, “Safety training and
competence, employee participation
and involvement, employee
satisfaction, and safety performance:
An empirical study on occupational
health and safety management system
implementing manufacturing firms,”
Alphanumeric Journal, vol. 7, no. 2,
pp. 301-318, 2019.
... Tinggi insiden yang terjadi dikarenakan manajemen belum memiliki program yang efektif (Tampubolon, 2015;Wiyasa et al., 2015). Penerapan manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 berdampak pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan proyek baik berdasarkan risiko K3 seperti jenis kecelakaan, maupun penyebab K3 seperti jenis luka-luka dan letak kecelakaan (Haryani, 2015;Muflihah & Pudjihardjo, 2019;Madefri & Sukwika, 2021;Sutrisno & Sukwika, 2021). ...
Article
Full-text available
Pada masa pandemik covid 19, kondisi kesehatan, keselamatan kerja, lindungan lingkungan dan pengamanan (K3LLP) pada kawasan pengeboran sumur Parang II menjadi masalah besar. Kegiatan usaha menjadi terbatas sehingga mengakibatkan penurunan permintaan di pasar minyak global. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas manajemen risiko K3LLP pada pengeboran sumur Parang II sepanjang masa pandemik covid 19. Metode penelitian yaitu metode survei menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 67 orang meliputi pekerja tetap, kontrak, dan kontraktor yang terlibat pada proyek pengeboran, baik level pengawas maupun pimpinan lapangan. Analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil menunjukkan bahwa manajemen risiko K3LLP berjalan efektif dengan nilai kontribusi yang signifikan. Kesimpulannya implementasi manajemen risiko K3LLP diaplikasikan baik dan efektif. Oleh karena itu, implikasi manajerialnya perlu penyesuaian yang didasarkan pada standar ISO seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001 dan ISO 31000.
Article
Full-text available
Budhi Asih Hospital is one of the regional general hospitals (RSUD) in Jakarta. Accidents are often the result of negligence while working by medical personnel. Applying an occupational safety and health management system (OSHMS) according to standards can provide OSH guarantees for medical staff. The study aimed to find the suitability of the implementation of OSHMS with Government Regulation Number 50 of 2012 and the factors that influence the implementation of OSHMS in Budhi Asih Hospital. The research method uses a descriptive qualitative approach. Data collection through checklist interviews on PP No. Indicators. 50 of 2012, interviews, observations, and documentation. The results showed that RSUD Budhi Asih implemented OSHMS according to Government Regulation No. 50 of 2012, namely 87 percent. It means that the suitability level is satisfactory. At the same time, some elements still need to be implemented, and factors that influence the implementation of OSHMS, namely elements of commitment to awareness of human resources, consistency of socialization from the HOSH team, infrastructure, and a budget that still needs to be improved. This study concludes that most Budhi Asih Hospitals have implemented OSHMS by Government Regulation 50 of 2012 in the excellent category. This research suggests that the management of the East Jakarta Budhi Asih Hospital evaluates elements that still need to be improved, such as socializing the application of OSH culture and reporting within the Budhi Asih Hospital environment.
Article
Full-text available
Perkembangan perusahaan selalu diikuti oleh perkembangan teknologi untuk mewujudkan perusahaan yang ramah lingkungan maka dibutuhkan pengelolaan manajemen lingkungan yang berkelanjutan, seperti melakukan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sesuai standar ISO 14001:2015. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemenuhan standar SML ISO 14001:2015 secara multidimensional. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tahapan penelitiannya dikaji secara sistematis, faktual dan akurat yang selanjutnya dihubungkan dengan metode GEMI-2017. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pihak manajemen PT Indonesia Power UP Mrica. Hasil penelitian diketahui dari tujuh dimensi yang diukur terdapat tiga dimensi yang berkategori baik yaitu konteks organisasi, perencanaan, dan dukungan. Empat dimensi lainnya berkategori keberlanjutan memuaskan yaitu dimensi kepemimpinan, operasional, evaluasi kinerja dan peningkatan. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan implementasi dimensi keberlanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan telah sesuai dengan metode GEMI-2017 ISO 14001:2015, begitu juga implementasi self-assesment checklist memiliki kategori memuaskan.
Article
Full-text available
Perusahaan makanan ringan berkomitmen dalam penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) berdasarkan ISO 45001:2018. Oleh karena itu, dilakukan analisis persiapan ISO 45001:2018 untuk mengetahui persiapan perusahaan dalam menerapkan ISO 45001:2018. Tujuan penelitian yaitu mengukur upaya yang telah dirancang dan implementasi rancangan SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018 yang dilakukan perusahaan makanan ringan serta mengukur kesesuaian kondisi awal berdasarkan ISO 45001:2018. Analisis data yang dilakukan dengan skala Likert menggunakan uji korelasi spearman. Hasil pemenuhan persiapan SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018 diperoleh klausul Konteks Organisasi 50%, klausul Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja 62,5%, klausul Perencanaan 72,5%, klausul Dukungan 89%, klausul Operasional 73%, klausul Evaluasi Kinerja 92% dan klausul Peningkatan 87%. Hasil uji reliabilitas nilai Cronbach Alpha diatas 0,70, uji korelasi spearman bernilai signifikan 0.985. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu perusahaan sebagian besar atau diatas 50% telah mengimplementasikan skema ISO 45001:2018. Adapun klausul yang sebagian besar telah diimplementasikan yaitu Klausul Perencanaan, Dukungan, Operasional, Evaluasi Kinerja, dan Peningkatan. Sedangkan klausul yang kurang diimplementasikan yaitu klausul Konteks Organisasi dan Kepemimpinan serta Partisipasi Pekerja. Secara kesesuaian persiapan ISO 45001:2018 dengan kondisi awal perusahaan menunjukkan kondisi kesesuaian yang baik yaitu sebesar 73,33%.
Article
Full-text available
This study aims to determine the correlation between attitudes towards work safety and organizational commitment to employees of PT. PLN (Persero) Area Pelaksana Pemeliharaan Semarang. The population in this study amounted to 156 employees of PT. PLN (Persero) Area Pelaksana Pemeliharaan Semarang. The sample of the research was 70 employees obtained with incidental sampling. Measuring tool used is Attitude to Work Safety Scale (33 aitem, α = 0,958) and Organizational Commitment Scale (32 items, α = 0,934). The method of analysis used in this research is simple regression analysis. The result of this study showed a positive and significant relationship between attitudes toward work safety with organizational commitment (rxy = 0,775, p <0,001), meaning that the more positive attitude toward work safety, the higher the organization's commitment to the employees. Attitudes towards work safety contributed effectively to 60.1% of organizational commitment, while 39.9% influenced by other factors not examined in this study.
Article
Full-text available
The Stop Card program has been running for a long time, but in practice it has not been going well due to employee behavior less awareness. The purpose of this study was to determine and analyze the effect of K3 factors on the implementation of the stop program as an effort to reduce the occurrence of work accidents. The method used is the survey method. The sample amounted to 80 people. The analysis tool uses Smart-PLS. The results showed that (1) Internal and external factors have a significant effect on the implementation of the BBS stop program, external factors have a significant effect on the reduction of work accidents, the implementation of the BBS stop program has a significant effect on reducing work accidents, external factors have a significant effect on the implementation of the BBS stop program and reduce accidents. Work and (2) Internal Factors are not proven to reduce Work Accidents and Internal Factors are not proven to reduce Work Accidents through the Implementation of the BBS Stop Program. The recommendations are emphasized on improving the quality of the stop card observation card so that it continues to be tracked, and encourage workers to share with each other about the problems being observed.
Article
Full-text available
[Employee Performance Analysis in Directorate of Resources, Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture]. The performance indicators of the Directorate of Resources program in 2019 have not been maximized, only 77.60% has been achieved. For this reason, this study was conducted, which aims to determine the influence of internal employee factors, leadership, work team, work system and work environment on employee performance in the Directorate of Resources, so that we can get a picture and find out how much the relationship and influence on each variable to improve and improve the performance of employees in the Directorate of Resources. The analysis of this research uses a linkert scale and a rating scale, and hypothesis testing is carried out by analyzing Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the SmartPLS 3 application. The result of the research was obtained, employee internal factors, leadership, work team, work system and work environment. has an influence on employee performance. And employee internal factors that most dominantly affect employee performance in the Directorate of Resources. Based on this, efforts are needed for further research by exploring and developing other variables that can affect performance. Likewise, the object of research can be carried out on the same object or on different objects. Keywords: Performance, Internal factors, Leadership, Work team, and Work environment
Article
Full-text available
This study aims to analyze occupational safety programs and productivity, analysis of occupational safety and health programs on the company's and analysis of the effect of occupational safety and health program variables on employee productivity. The study was conducted by analyzing questionnaires from 58 respondents of employees and contractors in the project division. The data analysis method used is statistical analysis description and path analysis. From the analysis carried out, the occupational safety and health factors that have a high influence on employee productivity are health program variables, disease prevention and measurement and monitoring with values of 18.19, 0.62, and 0.80. Implementation of safety programs to project division has been well implemented, health program variables, disease prevention and measurement and monitoring have a significant and positive effect together on productivity, pressure management and accident prevention contribute positively but not significantly to the productivity variable. With the significant influence of safety programs on work productivity, the company continues and improves the implementation of safety and requires all employees and contractors to implement safety and health following safety policies and procedures. Safety programs that have not significantly improved the concept of existing programs.
Article
Full-text available
Chemical laboratories are environments where a wide variety of analytical activities are associated with hazardous chemicals that can have negative implications for occupational safety and health (OSH). The research objective is to analyze the level of discipline based on knowledge, attitudes and commitment to carry out OSH by PT Sucofindo employees in the chemical laboratory. The method used is crosstab analysis and multiple regression analysis. The results of the crosstab analysis showed that there was an influence between age and sex, but there was no effect of working time on the use of PPE. The multiple regression results show that there is a simultaneous influence on the four variables mentioned above with OSH behavior. As for partially, there is an influence between knowledge, PPE facilities and supervision on OSH behaviour there is no influence on supervision. It is recommended that a refresher and outreach should be done regarding the use of PPE, providing PPE equipment needed and supervising the use of PPE at least once time a month in a chemical laboratory.
Article
Full-text available
The large number of new companies offering a variety of similar products at lower prices raises intense competition to increase sales. Therefore, improving product quality is something that must be done in order to attract potential customers and increase the number of purchases. Based on the type of data obtained by the authors in this study, the authors used a quantitative method using descriptive research methods to describe the results of research conducted. In this study the authors used a questionnaire as a tool to collect data. Then the data obtained were analyzed using validity test, reliability test, normality test, heteroskedacity test, simple linear regression analysis, t test (partial) and determinant test with the help of SPSS version 25. From the results of the analysis carried out by researchers it can be concluded that there is a quality effect product to customer satisfaction on CV. Meubele Berkah Tangerang, this means H0 is rejected and H1 is accepted. Keywords: Quantitative, SPSS, Product Quality, Consumer Satisfaction
Article
Full-text available
The objective of the study is to investigate the relationships between safety training and competence, employee participation and involvement, employee satisfaction, and safety performance. Data were collected from 128 manufacturing firms implementing the Occupational Health and Safety Management System in Turkey. The data were analysed through respectively exploratory and confirmatory factor analysis. The findings indicated that safety training and competence has a significant positive effect on employee participation and involvement; while employee participation and involvement has a significant positive effect on employee satisfaction; and safety performance has a significant positive effect on employee satisfaction. Furthermore, it was also found that employee satisfaction is indirectly affected by safety training and competence through employee participation and involvement.
Article
Full-text available
The aims of the study are to find out the influence of the following factors to the occupational health and safety (OHS) implementation perception: knowledge, attitude, working environment conditions, and all the three factors together. This research used the ex-post facto method. The population is 95 students. Data were collected using tests, questionnaire, and observation. Data were analyzed using regression analysis. The results show these following influences to the OHS implementation perception: knowledge 5.6%, attitude 7%, and working environment conditions 8.3%. The combined knowledge, attitude, and working environment conditions have influenced the OHS implementation perception by 15.2%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap persepsi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, pengaruh sikap, kondisi lingkungan kerja, pengetahuan terhadap persepsi penerapan K3. Penelitian ini menggunakan metode ex- post facto. Populasi penelitian ini berjumlah 95 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, kuesioner dan observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan berpengaruh terhadap persepsi penerapan K3 sebesar 5,6%. Sikap berpengaruh positif terhadap persepsi penerapan K3 sebesar 7%. Kondisi lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap persepsi penerapan K3 sebesar 8,3%. Pengetahuan, sikap dan kondisi lingkungan kerja secara bersama- sama berpengaruh terhadap persepsi penerapan K3 sebesar 15,2%.
Article
Full-text available
Budaya K3 dipengaruhi oleh organisasi, individu, dan lingkungan kerja. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan dengan penerapan Budaya Keselamatan Dan Kesehatan (K3) di Bagian Produksi PT. Mustika Ratu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jumlah sampel sebanyak 170 orang yang diambil secara simple random sampling. Hasil penelitian: 85,9% responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai penerapan manajemen budaya K3, 80.6% bersikap baik dan 84.7% berperilaku baik pada penerapan budaya K3. Penerapan manajemen budaya K3 memberikan hasil baik : 89,4 % sudah menerapkan manejemen budaya K3. Mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap penerapan manajemen budaya K3, sub variabel yang diteliti memberikan hasil yang sama yaitu adanya hubungan yang bermakna. Hubungan pengetahuan terhadap penerapan manajemen budaya K3 (pValue < 0,001) dan Odd Ratio 9,133 (95% CI=3,143-26,539). Hubungan sikap terhadap penerapan manajemen budaya K3 (Pvalue < 0,001) dan Odd Ratio= 9,286 (95% CI = 3,250 - 26,531), sedangkan hubungan perilaku terhadap penerapan manajemen budaya K3 (p value < 0,001) dan Odd Ratio= 5,956 (95% CI = 2,080 - 17,051). Temuan lainnya adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden dengan penerapan budaya K3. Saran: pihak manajemen harus melakukan monitoring dan harus memiliki komunikasi yang baik dengan karyawan, melatih dan melibatkan karyawan untuk meningkatkan upaya perusahaan pada pelaksanaan K3 dengan penerapan OSHAS 18001 sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 dan PP (peraturan pemerintah) nomor 50 pada tahun 2012.
  • O E Lumempow
  • A K Dundu
  • T T Arsjad
O. E. Lumempow, A. K. Dundu, and T. T. Arsjad, "Study penerapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) bidang K3 (Studi kasus: Pembangunan gedung laboratorium fakultas teknik unsrat)," Jurnal Sipil Statik, vol. 6, no. 12, pp. 1085-1094, 2018.