Content uploaded by Tatan Sukwika
Author content
All content in this area was uploaded by Tatan Sukwika on Jan 28, 2022
Content may be subject to copyright.
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
1
Kajian Kompetensi Ahli K3 terhadap Kinerja SMK3
pada PLTGU POMU Priuk
(1) Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sahid, Jakarta, Indonesia
(2) Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Sahid, Jakarta, Indonesia
Email: (a*) tatan.swk@gmail.com
Diterima (1 Oktober 2021), Direvisi (29 Desember 2021)
Abstract. The results of internal and or external audit assessment on OHS management system (SMK3)
performance tend to be volatile in POMU Priuk power plant companies throughout 2015-2019. This
research aims to analyze the competence of OHS experts to SMK3 performance. The samples used in this
study amounted to 135 people, the data collected in the form of perceptions of OHS experts on competencies
(attitudes, knowledge, abilities) and performance smk3. The data analysis method used classical assumption
test, regression, determination and hypothesis. The results of the study are known that simultaneously that
attitudes, knowledge and abilities are proven to affect the performance of SMK3. The conclusion is that the
attitude carried out by OHS experts is not proven to affect performance, on the contrary, the knowledge and
capabilities of OHS experts are proven to be able to affect performance. The managerial implications of the
companies need to strive to improve competence through education and training through training on the job
training or fieldwork practices.
Keywords: OHS expert competence, SMK3 performance, PLTGU-Priuk
Abstrak. Hasil penilaian audit internal dan atau ekternal pada kinerja system manajemen K3 (SMK3)
cenderung fluktuatif di perusahaan PLTGU POMU Priuk sepanjang tahun 2015-2019. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa kompetensi ahli K3 terhadap kinerja SMK3. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini berjumlah 135 orang, data yang dikumpulkan berupa persepsi terhadap ahli K3 mengenai
kompetensi (sikap, pengetahuan, kemampuan) dan kinerja SMK3. Metode analisis data digunakan uji asumsi
klasik, regresi, determinasi dan hipotesis. Hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan bahwa sikap,
pengetahuan dan kemampuan terbukti mempengaruhi kinerja SMK3. Kesimpulannya yaitu sikap yang
dijalankan oleh Ahli K3 tidak terbukti mampu mempengaruhi kinerja, sebaliknya, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki Ahli K3 terbukti mampu mempengaruhi kinerja. Implikasi manajerialnya
perusahaan perlu berupaya meningkatkan kompetensi dengan melalui pendidikan dan pelatihan melalui
pelatihan on job training atau praktek kerja lapangan.
Kata kunci: Kompetensi ahli K3, Kinerja SMK3, PLTGU-Priuk
PENDAHULUAN
Manajemen, Ahli K3 (keselamatan
kesehatan kerja) dan tenaga kerja berupaya
menurunkan risiko dan menghilangkan
kecelakaan kerja. Ahli K3 sangat
diperlukan diperusahaan untuk
terlaksananya K3 yang baik dan terhindar
dari potensi berbagai bahaya. Pada
umumnya dalam sebuah penerapan sistem
keamanan (safety) melibatkan pemerintah,
perusahaan atau penyedia jasa, dan tenaga
kerja itu sendiri. Peran Pemerintah dalam
hal keselamatan (safety) sebagai regulator
terkait K3 dituangkan dalam UU No. 13
Tahun 2003 dalam Pasal 87 yang
Refdi Madefri(1) dan Tatan Sukwika(2,a)*
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
2
menyatakan bahwa ketentuan mengenai
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja diatur dengan
Peraturan Pemerintah (PP) yang dituangkan
dalam PP No. 50 Tahun 2012. Peran
Pengusaha dalam penerapan sebuah sistem
keselamatan (safety) adalah pengusaha
wajib menerapkan sistem keamanan itu
sendiri sesuai regulasi diatas.Selanjutnya
pada tingkat tenaga kerja yaitu
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang diwajibkan sebagai syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Oleh
karena itu, peran K3 menjadi strategis
sebagai atribut penilaian. Penelitian
Noviastuti, et al. [1] menyebutkan untuk
mencegah kecelakaan kerja dengan
melakukan penetapan kebijakan dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kompetensi sangat diperlukan,
terkhusus untuk Ahli K3 baik berupa
tingkat utama, madya dan muda.
Penyusunan standar kompetensi K3 ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
kompetensi SDM K3 [2].
Dalam menunjang kompetensi, maka
ada tiga variabel yang dapat
menyempurnakan kompetensi yaitu
pengetahuan (knowledge) dan kemampuan
(skill), dan sikap (attitude) artinya
kompetensi itu baik, maka kinerja di
perusahaan juga akan baik dan berhasil.
Adapun tolak ukur suatu perusahaan akan
baik dan berhasil, manakala hasil kinerja
perusahaan juga sesuai dengan PP No.50
Tahun 2012. Pada tahun 2008 World Health
Organization menyusun pedoman “a guide
to developing knowledge, attitude and
practice surveys” dimana knowledge, skill,
dan attitude (KSA) menjadi indicator
pengukuran kompetensi untuk membantu
mengumpulkan data yang kemudian
digunakan untuk perencanaan, perbaikan,
dan evaluasi kinerja. Pengukuran
kompetensi melalui KSA juga berguna
untuk mengetahui atau mengeksplorasi
perubahan pada pengetahuan, sikap maupun
tindakan pada komunitas atau para pekerja.
Noviastuti, et al. [1] menjelaskan
pengidentifikasian kompetensi kerja
diperlukan pada setiap tingkatan
manajemen perusahaan diantaranya melalui
menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan yang dibutuhkan.
Kompetensi yang dimiliki oleh Ahli K3
sudah baik, tetapi pada pelaksanaannya
tidak sesuai tidak semua kinerja dilakukan
oleh Ahli K3. Dengan demikian kompetensi
yang diharapkan belum mampu
meningkatkan kinerja seluruh unit dalam
perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU) POMU Priuk. Penelitian
Ardi dan Hariyono [3] bahwa kompetensi
yang baik yaitu dengan adanya seorang
Ahli K3, dan ini terlihat dari adanya
program pelatihan K3, penggunaan APD
dan lingkungan kerja yang merupakan
faktor dalam mencapai budaya dan rambu-
rambu K3 .
Setiap perusahaan berupaya
mengurangi kejadian kecelakaan kerja pada
kegiatan operasional perusahasannya
melalui penerapan SMK3 (sistem
manajemen keselamatan kesehatan kerja).
Ironisnya walaupun perusahaan sudah
menerapkan SMK3 sesuai dengan prosedur,
namun kinerjanya masih fluktuatif dari
hasil perolehan penilaian kinerja di
perusahaan. Kondisi serupa tersebut
ditemukan juga oleh Noviastuti, et al. [1]
bahwa walaupun perusahaan telah
melaksanaan pelatihan K3 disertai adanya
kebijakan dari perusahaan namun upaya
pencegahan kecelakaan kerja belum dapat
optimal. Salah satunya seperti terjadi pada
perusahaan PLTGU POMU Priuk. Berikut
daftar penilaian hasil audit SMK3 di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk tahun
2015-2019 seperti pada Tabel 1.
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
3
Tabel 1. Penilaian Hasil Audit SMK3 Perusahaan
PLTGU POMU Priuk Tahun 2015-2019
Tahun
Hasil
penilaian
(%)
Sifat audit
internal
/eksternal
Ketera-
ngan
(%)
2015
92,00
Eksternal
-
2016
91,69
Internal
-0,31
2017
91,07
Internal
-0,62
2018
91,56
Eksternal
0,49
2019
90,78
Internal
-0,78
Data diolah (2020)
Tabel 1 menggambarkan bahwa hasil
penilaian audit SMK3 di Perusahaan
PLTGU POMU Priuk untuk tahun 2015
sebesar 92,00%, tahun 2016 sebesar
91,69%, tahun 2017 sebesar 91,07%, tahun
2018 sebesar 91,562%, tahun 2019 sebesar
90,78%, sehingga kinerja SMK3 dari tahun
2015-2019 cenderung fluktuatif, jika
diaudit oleh internal dan atau eksternal. Hal
tersebut diduga disebabkan oleh berbagai
faktor seperti dukungan manajemen,
partisipasi pekerja, dan salah satunya
adalah kompetensi ahli K3 dan atau kinerja.
Penelitian Ardi dan Hariyono [3] dan
Kartikasari dan Sukwika [4] menyatakan
bahwa keberadaan peraturan dan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
upaya mencegah penyakit akibat kerja, dan
kecelakaan kerja mendorong karyawan
mentaati dan mematuhi pentingnya
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa kompetensi ahli K3 terhadap
kinerja SMK3 pada perusahaan PLTGU
POMU Priuk.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode
survei, pengumpulan data menggunakan
hasil jawaban kuesioner dari responden
sampel. Populasi yang digunakan adalah
para pekerja di Perusahaan PLTGU POMU
Priuk. Data pekerja di perusahaan PLTGU
POMU Priuk ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Pegawai (Tenaga Kerja) Perusahaan
PLTGU POMU Priuk
No
Bagian
Jumlah
Responden
Orang
%
1
Karyawan O
& M
328
65
48,2
2
Support
50
10
7,4
3
Tenaga bantu
241
48
35,56
4
Keamanan
68
12
8,5
687
135
100%
Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive
sampling yaitu sampel yang dipilih dari
suatu populasi dengan menggunakan
kriteria atau pertimbangan tertentu [5].
Sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah berjumlah 135 orang pegawai yang
bekerja di Perusahaan PLTGU POMU
Priuk di Jl RE Martadinata Jakarta Utara.
Data yang dihimpun meliputi persepsi
(pandangan) terhadap Ahli K3 mengenai
kompetensi (sikap, pengetahuan,
kemampuan) terhadap kinerja SMK3 dalam
bentuk pernyataan-pernyataan di dalam
kuesioner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kuisioner diketahui sebaran data
dari perolehan variabel sikap terlihat pada
daftar distribusi frekuensi jawaban dalam
distribusi frekuensi skor di Tabel 3. Pada
tabel terlihat hasil skor dari 6 pernyataan
diperoleh rata-rata sebesar 4537/135/6 =
4,37 sehingga termasuk dalam kisaran nilai
rata-rata 4,21- 5,00. Ini berarti bahwa sikap
yang sudah dijalankan oleh Ahli K3 di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan
responden yang mayoritas menjawab
“sangat setuju”. Dengan demikian dapat
menjelaskan bahwa sikap yang dimiliki
oleh Ahli K3 menurut 135 responden
pegawai yang bekerja di Perusahaan
PLTGU POMU Priuk sudah sangat baik.
Sehingga dengan kompetensi yang sudah
sangat baik tersebut dapat juga
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
4
meningkatkan kinerja SMK3 di Perusahaan
PLTGU POMU Priuk.
Hasil data variabel pengetahuan yang
diperoleh melalui kuesioner disajikan pada
Tabel 4. Pada table tersebut terlihat hasil
skor dari 13 pernyataan diperoleh rata-rata
sebesar 7444/135/13 = 4,24 sehingga
termasuk dalam kisaran nilai rata-rata 4,21-
5,00. Ini berarti bahwa pengetahuan yang
dimiliki oleh Ahli K3 yang sangat baik. Hal
tersebut terdilihat dari tanggapan responden
yang mayoritas menjawab “sangat setuju”,
dengan demikian bahwa pengetahuan yang
dimiliki oleh Ahli K3 menurut 135
responden pegawai yang bekerja di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk sudah
sangat baik. Yang berarti bahwa
pengetahuan yang dimiliki Ahli K3 mampu
membuktikan kompetensinya berfungsi
dengan sangat baik, sehingga dengan
kompetensi yang sudah sangat baik dalam
rangka meningkatkan kinerja SMK3 di
Perusahaan PLTGU POMU Priuk.
Sebaran data variabel kemampuan
terlihat pada daftar distribusi frekuensi
jawaban responden pada Tabel 5. Skor dari
13 pernyataan diperoleh rata-rata sebesar
7400/135/13 = 4,22 sehingga termasuk
dalam kisaran nilai rata-rata 4,21- 5,00. Ini
berarti bahwa kemampuan yang dimiliki
oleh Ahli K3 yang sangat baik. Ini tampak
dari tanggapan responden yang mayoritas
menjawab “sangat setuju”. Ini menjelaskan
bahwa kemampuan yang dimiliki oleh Ahli
K3 menurut 135 responden pegawai yang
bekerja di perusahaan PLTGU POMU
Priuk sangat baik.
Artinya, kemampuan yang dimiliki
Ahli K3 membuktikan bahwa kompetensi
Ahli K3 berfungsi baik dalam rangka
meningkatkan kinerja SMK3. Sebaran data
variabel kinerja SMK3 sesuai distribusi
frekuensi jawaban responden disajikan pada
Tabel 6. Hasil skor dari 13 pernyataan
diperoleh rata-rata sebesar 7318/135/13 =
4,17 atau masuk dalam kisaran nilai 3,41-
4,20. Kinerja SMK3 yang dimiliki oleh
Ahli K3 tergolong baik. Ini didasarkan
tanggapan “setuju” dari mayoritas
responden. Artinya, kinerja SMK3
berfungsi dengan baik yang dibuktikan oleh
kepemilikan kompetensi Ahli K3. Ini
membuktikan bahwa kinerja SMK3 di
perusahaan PLTGU POMU Priuk
dipengaruhi oleh kompetensi Ahli K3
dalam hal ini adalah (sikap, pengetahuan
dan kemampuan).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Pada variabel Sikap
Sikap
Sikap
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
S1
2
10
74
49
135
S2
1
4
64
66
135
S3
2
7
72
54
135
S4
4
6
66
59
135
S5
2
2
65
66
135
S6
2
2
71
60
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
0
13
31
412
354
810
Jumlah Skor (f1 x skor)
0
26
93
1648
1770
3537
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
0
65
155
2060
1770
4050
Persentase Skor Ind.1
0,00%
1,60%
3,83%
50,86%
43,70%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/6 pernyataan
4,37
Sumber: Data diolah (2020)
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
5
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan
Pengetahuan
Pengetahuan
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
P1
-
-
4
86
45
135
P2
-
-
12
75
48
135
P3
-
-
3
72
60
135
P4
-
-
5
79
51
135
P5
-
1
7
89
38
135
P6
-
1
8
90
36
135
P7
-
-
11
82
42
135
P8
1
15
85
34
135
P9
-
-
10
84
41
135
P10
-
-
15
86
34
135
P11
-
-
5
87
43
135
P12
-
-
10
86
39
135
P13
-
-
9
93
33
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
0
3
114
1094
544
1755
Jumlah Skor (f1 x skor)
0
6
342
4376
2720
7444
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
0
15
570
5470
2720
8775
Persentase Skor Ind.1
0,00%
0,17%
6,50%
62,34%
31,00%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/13 pernyataan
4,24
Sumber: Data diolah (2020)
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
K1
-
1
13
88
33
135
K2
-
2
11
81
41
135
K3
-
-
4
95
36
135
K4
-
-
4
83
48
135
K5
-
-
10
83
42
135
K6
-
1
8
87
39
135
K7
-
2
8
84
41
135
K8
-
2
9
81
43
135
K9
-
1
15
84
35
135
K10
-
-
8
91
36
135
K11
-
-
14
81
40
135
K12
-
-
10
87
38
135
K13
-
1
4
84
46
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
0
10
118
1109
518
1755
Jumlah Skor (f1 x skor)
0
20
354
4436
2590
7400
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
0
50
590
5545
2590
8775
Persentase Skor Ind.1
0,00%
0,57%
6,72%
63,19%
29,52%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/13 pernyataan
4,22
Sumber: Data diolah (2020)
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
6
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja SMK3
Kinerja SMK3
Kinerja SMK3
Skor
STS
TS
N
S
SS
Total
1
2
3
4
5
KS1
-
1
10
96
28
135
KS2
-
-
5
95
35
135
KS3
-
-
5
99
31
135
KS4
-
-
9
90
36
135
KS5
2
3
11
87
32
135
KS6
3
2
18
72
40
135
KS7
-
-
13
79
43
135
KS8
-
-
12
86
37
135
KS9
-
-
5
92
38
135
KS10
-
-
4
103
28
135
KS11
-
-
9
93
33
135
KS12
-
-
9
90
36
135
KS13
-
1
10
94
30
135
Frekuensi Skor Indo 1 (f1)
5
7
120
1176
447
1755
Jumlah Skor (f1 x skor)
5
14
360
4704
2235
7318
Jumlah Skor Ideal (f1 x 5)
25
35
600
5880
2235
8775
Persentase Skor Ind.1
0,28%
0,40%
6,84%
67,01%
25,47%
100,00%
Jumlah skor/ Jumlah sampel/13 pernyataan
4,17
Sumber: Data diolah (2020)
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas diketahui Asymp
Sig (2-tailed) sebesar 0,097, atau lebih
besar dari 0,05 artinya data terdistribusi
normal, sehingga datanya dapat dilanjutkan
pada uji multikolinearitas. Selanjutnya,
berdasarkan hasil uji multikolinearitas
diketahui bahwa tolerance variabel sikap
sebesar 0,448 dan VIF 2,233, tolerance
variabel pengetahuan sebesar 0,231 dan
VIF 4,330, dan tolerance variabel
kemampuan sebesar 0,240 dan VIF 4,164.
Perolehan angka tolerance lebih besar dari
pada 0,10 (nilai VIF < dari 10), maka data
yang dipakai pada penelitian ini tidak
terjadi penyimpangan data.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk menguji
model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain [6]. Berdasarkan
Gambar 1, tidak tampak adanya pola yang
jelas pada titik-titik yang menyebar
dibawah atau diatas angka 0 di sumbu Y,
sehingga disimpulkan tidak terjadi
heteroskedas-tisitas.
Uji Regresi Berganda
Hasil uji regresi berganda seperti pada
Tabel 7 bahwa regresi berganda
mempunyai garis persamaan Ŷ = 12,383 -
0,094X1 + 0,276X2 + 0,519X3. Artinya : a
(konstanta) = 12,383 menyatakan bahwa
jika sikap, pengetahuan dan kemampuan
bernilai 0, maka kinerja SMK3 bernilai
12,383. b1 (koefisien regresi) = -0,094
menyatakan bahwa jika sikap bernilai 1,
maka akan menurunkan kinerja SMK3
sebesar 0,0942. Artinya, variabel sikap
tidak akan mampu meningkatkan kinerja
SMK3, dikarenakan nilai dari sikap negatif,
sehingga sikap berpotensi menurunkan
kinerja SMK3. b2 (koefisien regresi) =
0,276 menyatakan bahwa jika pengetahuan
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
7
bernilai 1, maka akan meningkatkan kinerja
SMK3 sebesar 0,276. Artinya, variabel
pengetahuan mampu meningkatkan kinerja
SMK3, dikarenakan dari hasil perolehan
pengetahuan positif. b3 (koefisien regresi)
= 0,519 menyatakan bahwa jika
kemampuan bernilai 1, maka akan
meningkatkan kinerja SMK3 sebesar 0,519.
Artinya pada penelitian ini variabel
kemampuan mampu menunjukan
peningkatan kinerja SMK3, dikarenakan
dari hasil perolehan kemampuan positif.
Koefisien Determinsi Berganda
Uji koefisien determinasi berganda
diketahui bahwa bahwa kontribusi sikap,
pengetahuan dan kemampuan dalam
meningkatkan kinerja SMK3 sebesar
66,2%, sehingga 66,2% sudah cukup besar
dalam mempengaruhi kinerja SMK3,
dikarenakan pada umumnya masih banyak
variabel-variabel atau faktor-faktor lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini
seperti kepuasan kerja, faktor personal,
faktor eksternal, kompensasi dan lainnya.
Tabel 7. Regresi Berganda
No
Variabel
B
Sig
Persamaan pengaruh
(Positif atau Negatif)
Keterangan
1
Kinerja SMK3
(Konstanta)
12,383
0,000
Kinerja (konstanta) memiliki
nilai sebesar 12,383
2
Sikap
-0,094
0,492
Sikap memiliki nilai persamaan
pengaruh sebesar -0,094 (negatif)
Pengaruh
Negatif
3
Pengetahuan
0,276
0,006
Pengetahuan memiliki nilai
persamaan pengaruh sebesar
0,276 (positif)
Pengaruh
Positif
4
Kemampuan
0,519
0,000
Kemampuan memiliki nilai
persamaan pengaruh sebesar
0,519 (positif)
Pengaruh
Positif
Sumber: Data diolah (2020)
Gambar 1. Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis Uji hipotesis parsial (uji-t)
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
8
Berdasarkan perhitungan pengujian
hipotesis nilainya sig sebesar 0,492, dengan
ketentuan perolehan α = 0,05, maka nilai
0,492 lebih besar 0,05 jadi hipotesis ditolak
dengan arti secara parsial variabel sikap
tidak signifikan berpengaruh terhadap
kinerja SMK3 pada perusahaan PLTGU
POMU Priuk. Dengan kata lain, secara
parsial bahwa sikap yang dijalankan oleh
Ahli K3 tidak terbukti mampu
mempengaruhi kinerja SMK3. Hal ini
dikarenakan sikap kerja seorang Ahli K3
menurut persepsi para pekerja di
perusahaan PLTGU POMU Priuk tidak
mempengaruhi hasil secara langsung karena
Ahli K3 tersebut tidak langsung
mengerjakannya, sehingga tidak terbukti
bahwa sikap dapat meningkatkan kinerja
SMK3.
Nilai sig sebesar 0,006, artinya secara
parsial pengetahuan mempengaruhi kinerja
SMK3 di Perusahaan PLTGU POMU
Priuk. Selanjutnya perolehan nilai sig
sebesar 0,000, adapun ketentuan perolehan
α = 0,05 artinya nilai 0,006 lebih kecil 0,05,
hingga hipotesis diterima. Berarti bahwa
secara parsial variabel kemampuan
mempengaruhi kinerja SMK3 pada
Perusahaan PLTGU POMU Priuk.
Uji hipotesis berganda (Uji–F)
Perolehan hipotesis nilai sig sebesar
0,000 menyatakan bahwa sikap,
pengetahuan dan kemampuan dapat
meningkatkan kinerja SMK3 pada
perusahaan PLTGU POMU Priuk. Dengan
kata lain, secara berganda bahwa kinerja
SMK3 terbukti dapat dipengaruhi sikap,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
Ahli K3. Artinya, sikap perlu didukung
pula oleh pengetahuan dan kemampuan
untuk seorang Ahli K3, maka kompetensi
yang diharapkan dapat terwujud dan dengan
kompetensi yang lengkap yang terdiri dari
sikap, pengetahuan dan kemampuan perlu
diimplementasikan secara bersamaan
sehingga kinerja setiap pekerja meningkat.
Pembahasan
Sikap pada Kinerja SMK3
Hasil hipotesis diperoleh nilai sig
sebesar 0,492, artinya nilai 0,492 lebih
besar 0,05, Berarti bahwa secara individu
bahwa sikap yang dimiliki Ahli K3 belum
mampu meningkatkan kinerja SMK3. Hal
ini dikarenakan kompetensi pada sikap Ahli
K3 dihasilkan melalui persepsi para pekerja
di perusahaan PLTGU POMU Priuk,
sehingga tidak terbukti bahwa sikap dapat
meningkatkan kinerja SMK3.
Hasil penelitian ini menunjukkan
kesamaan dengan penelitian lainnya yaitu
kajian yang dilakukan oleh Astuti dan
Nurtjahjanti [7] disebutkan bahwa sikap
dapat meningkatkan keselamatan kerja pada
perusahaan PLN, dari perspektif lain
dinyatakan oleh Manurung dan Sukwika [8]
bahwa sikap pun dapat menekan kejadian
tingkat kecelakaan.
Pengetahuan pada Kinerja SMK3
Pengujian hipotesis diperoleh angka sig
nya 0,000, secara parsial pengetahuan
berpengaruh meningkatkan kinerja SMK3.
Dengan kata lain, jika pengetahuan yang
dimiliki oleh Ahli K3 baik, maka kinerja
SMK3 semakin meningkat. Artinya, secara
individu pengetahuan yang dimiliki oleh
Ahli K3 mampu meningkatkan kinerja
SMK3. Untuk seorang Ahli K3 ilmu
pengetahuan harus lebih baik, karena fungsi
dan tugas seorang Ahli K3 sebagai
supervisi dan pengawasan pekerjaan dalam
mencapai Kinerja SMK3.
Kondisi di atas sejalan dengan
penelitian Hartono dan Sutopo [9] bahwa
pengetahuan meningkatkan persepsi
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam menjalanakan aktivitas kinerja.
Selanjutnya penelitian lainnya Rahayu [10]
bahwa pengetahuan memiliki hubungan
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
9
dengan penerapan manajemen budaya
keselamatan dan kesehatan kerja, bahkan
menurut Purba dan Sukwika [11] bahwa
pengetahuan K3 dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Kemampuan pada Kinerja SMK3
Pengujian hipotesis diperoleh angka sig
sebesar 0,000, yang berarti secara individu
variabel kemampuan signifikan
berpengaruh terhadap kinerja SMK3.
Indikasinya, jika kemampuan yang dimiliki
oleh Ahli K3 baik, maka kinerja SMK3
semakin baik pula. Artinya, secara individu
kemampuan yang dimiliki Ahli K3 bisa
menunjukkan performa kinerja SMK3 yang
baik. Adanya tuntuntan bahwa kemampuan
Ahli K3 harus lebih baik karena fungsi dan
tugas seorang Ahli K3 itu sebagai supervisi
dan pengawasan pekerjaan dalam mencapai
Kinerja SMK3.
Hal ini sejalan dengan penelitian
Soetrisno dan Gilang [12] bahwa
kompetensi meningkatkan kinerja karyawan
pada perusahaan telekomunikasi. Kemudian
dipertegas oleh Putra, et al. [13] bahwa
kemampuan kerja mampu dapat
meningkatkan kinerja pegawai di kota
Semarang, dan situasi serupa ditemukan
juga oleh Agustina dan Sukwika [14]
terkait kapasitas pegawai dengan kinerja
pegawai pada direktorat sumber daya
kemedikbud.
Sikap, Pengetahuan dan Kemampuan
pada Kinerja SMK3
Pengujian hipotesis diperoleh angka
sig-nya 0,000, bahwa sikap, pengetahuan
serta kemampuan signifikan berpengaruh
terhadap kinerja SMK3, diterima. Dengan
kata lain, bahwa kinerja SMK3 terbukti
dapat dipengaruhi sikap, pengetahuan dan
kemampuan. Berarti secara simultan/
berganda bahwa sikap dan pengetahuan
serta kemampuan yang dimiliki Ahli K3
mampu meningkatkan kinerja SMK3. Hal
tersebut dikarenakan kompetensi yang baik
yaitu kompetensi yang terdiri dari
pengetahuan dan kemampuan serta sikap
kerja yang cukup, karena fungsi dan tugas
seorang Ahli K3 itu adalah sebagai
supervisi dan pengawasan pekerjaan dalam
mencapai Kinerja SMK3, sehingga dalam
menjalankan aktivitasnya harus memiliki
kompetensi yang memadai.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Sutrisno [15] dan Purba dan Sukwika [11]
bahwa baiknya kompetensi para pekerja
dapat meminimalisir risiko terjadinya
kecelakaan kerja. Begitu juga penelitian
Bayram [16] menyimpulkan bahwa
kompetensi dapat meningkatkan kinerja
keselamatan, pada perusahaan manufaktur.
Sementara Manurung dan Sukwika [8]
menekankan perlunya komitmen dan sikap
dalam menekan kejadian kecelakaan di
lingkungan kerja.
KESIMPULAN
Secara parsial, variabel sikap tidak
terbukti berpengaruh signifikan terhadap
kinerja SMK3, artinya sikap yang
dijalankan oleh Ahli K3 tidak terbukti
mampu mempengaruhi kinerja SMK3.
Adapun variabel pengetahuan dan
kemampuan terbukti berpengaruh
signifikan terhadap kinerja SMK3, artinya
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
oleh Ahli K3 baik, maka kinerja SMK3
semakin baik. Secara simultan variabel
sikap, pengetahuan dan kemampuan
terbukti berpengaruh terhadap kinerja
SMK3, yang berarti secara simultan kinerja
SMK3 terbukti dapat dipengaruhi oleh
sikap, pengetahuan dan kemampuan ahli
K3.
Implikasi manajerial yaitu perlu adanya
sikap yang baik yang disertai pengetahuan
dan keampuan yang cukup untuk
menghasilkan kinerja yang baik. Pada
lingkungan perusahaan perlu peningkatan
kompetensi yang didasarkan pada kinerja.
Refdi Madefri: Kompetensi Ahli K3 dan Kinerja SMK3 pada PLTGU POMU Priuk
Jurnal Migasian, e-issn: 2615-6695 / p-issn: 2580-5258
10
Perbaikan terhadap sikap atau perilaku
dapat dilakukan dengan pengawasan dalam
melaksanakan SMK3. Pemberian
pemahaman tentang pentingnya
pengetahuan dapat ditempuh melalui
pelatihan on job training atau praktek kerja
lapangan, sedangkan untuk sikap melalui
praktik kedisiplin dan kepatuhan agar lebih
baik kinerja di perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] T. K. Noviastuti, E. Ekawati, and B.
Kurniawan, “Analisis upaya
penerapan manajemen K3 dalam
mencegah kecelakaan kerja di proyek
pembangunan fasilitas penunjang
bandara oleh PT. x (studi kasus di
proyek pembangunan bandara di Jawa
Tengah),” Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), vol. 6, no. 5,
pp. 648-653, 2018.
[2] O. E. Lumempow, A. K. Dundu, and
T. T. Arsjad, “Study penerapan
standar kompetensi kerja nasional
Indonesia (SKKNI) bidang K3 (Studi
kasus: Pembangunan gedung
laboratorium fakultas teknik unsrat),”
Jurnal Sipil Statik, vol. 6, no. 12, pp.
1085-1094, 2018.
[3] S. Z. Ardi, and W. Hariyono,
“Analisa penerapan budaya perilaku
keselamatan dan kesehatan kerja di
rumah sakit,” Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat, vol. 12, no. 1,
pp. 15-20, 2018.
[4] S. E. Kartikasari, and T. Sukwika,
“Disiplin K3 melalui pemakaian alat
pelindung diri (APD) di laboratorium
kimia PT Sucofindo,” VISIKES:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol.
20, no. 1, pp. 41-50, 2021.
[5] I. Imron, “Analisa pengaruh kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen
menggunakan metode kuantitatif pada
CV. meubele berkah Tangerang,”
Indonesian Journal on Software
Engineering (IJSE), vol. 5, no. 1, pp.
19-28, 2019.
[6] I. Ghozali, Aplikasi analisis
multivariat dengan program IBM
SPSS 23 (VIII), Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
2016.
[7] I. M. Astuti, and H. Nurtjahjanti,
“Hubungan antara sikap terhadap
keselamatan kerja dengan komitmen
organisasi pada pegawai PT. PLN
(PERSERO) area pelaksana
pemeliharaan Semarang,” Empati,
vol. 6, no. 4, pp. 439-443, 2018.
[8] L. A. Manurung, and T. Sukwika,
“Penerapan kartu stop program
sebagai faktor penekan kejadian
kecelakaan kerja,” Journal of Applied
Management Research, vol. 1, no. 1,
pp. 1-10, 2021.
[9] A. Hartono, and S. Sutopo, “Pengaruh
pengetahuan, sikap dan kondisi
lingkungan kerja terhadap persepsi
penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja,” Jurnal Dinamika Vokasional
Teknik Mesin, vol. 3, no. 2, pp. 76-81,
2018.
[10] E. P. Rahayu, “Hubungan antara
pengetahuan, sikap, dan perilaku
karyawan dengan penerapan
manajemen budaya keselamatan dan
kesehatan kerja,” Jurnal Kesehatan
Komunitas, vol. 2, no. 6, pp. 289-293,
2015.
[11] S. U. Purba, and T. Sukwika,
“Pengaruh program keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258
Vol. 5, No. 2, Desember 2021
11
produktivitas kerja pada divisi
proyek,” Journal of Applied
Management Research, vol. 1, no. 1,
pp. 67-77, 2021.
[12] A. P. Soetrisno, and A. Gilang,
“Pengaruh kompetensi terhadap
kinerja karyawan (Studi di PT.
telekomunikasi Indonesia Tbk witel
Bandung),” 8, vol. 1, no. 61-76, 2018.
[13] D. C. Putra, M. Mustam, and T.
Yuniningsih, “Pengaruh kemampuan
kerja dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai di kecamatan
gayamsari kota semarang,” Journal of
Public Policy and Management
Review, vol. 2, no. 4, pp. 194-203,
2013.
[14] S. S. Agustina, and T. Sukwika,
“Analisis kinerja pegawai pada
direktorat sumber daya, ditjen dikti
kemendikbud,” Journal of Applied
Management Research, vol. 1, no. 1,
pp. 34-44, 2021.
[15] A. Sutrisno, “Analisis efektifitas
implementasi program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
konstruksi (Studi kasus: Proyek
pabrik textil pt indorama jatiluhur
Purwakarta),” Jurnal Techno Sosio
Ekonomika, vol. Edisi Khusus, no. 01,
pp. 80-96, 2019.
[16] M. Bayram, “Safety training and
competence, employee participation
and involvement, employee
satisfaction, and safety performance:
An empirical study on occupational
health and safety management system
implementing manufacturing firms,”
Alphanumeric Journal, vol. 7, no. 2,
pp. 301-318, 2019.