ArticlePDF Available

Pengaruh Religiusitas, Label Halal, dan Alasan Kesehatan terhadap Keputusan Membeli Produk Makanan Instan Korea

Authors:

Abstract

This study aims to determine the effect of religiosity, halal label, and health reasons on the decision to buy Korean instant food products. The dependent variable in the study is the purchase decision, while the independent variables are religiosity, halal label and health reasons. The data in this study were collected through questionnaires distributed to consumers who had bought and consumed Korean instant food products in Cibinong. The research method used is quantitative. The population in this study are Korean instant food product consumers, with the data collected amounting to 80 respondents. The data analysis tool used in this study uses Structural Equation Modeling (SEM) with theapproach Partial Least Square (PLS). The results of this study indicate that there is a positive and significant influence of the religiosity variable on the decision to buy Korean instant food products, while the halal label variable has a positive but not significant effect on purchasing decisions and the health reason variable has a negative and insignificant effect on the decision to buy instant food products Korea.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
183 | Volume 3 Nomor 2 2020
Pengaruh Religiusitas, Label Halal, dan Alasan Kesehatan
terhadap Keputusan Membeli Produk Makanan Instan Korea
Fanika Selvianti1, Ibdalsyah2, Hilman Hakiem3
1,2,3Universitas Ibn Khaldun Bogor
fanikaselvianti@gmail.com, buyaibdalsyah@gmail.com
hilman@fai.uika-bogor.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of religiosity, halal label, and health reasons on the
decision to buy Korean instant food products. The dependent variable in the study is the purchase
decision, while the independent variables are religiosity, halal label and health reasons. The data in
this study were collected through questionnaires distributed to consumers who had bought and
consumed Korean instant food products in Cibinong. The research method used is quantitative. The
population in this study are Korean instant food product consumers, with the data collected
amounting to 80 respondents. The data analysis tool used in this study uses Structural Equation
Modeling (SEM) with theapproach Partial Least Square (PLS). The results of this study indicate that
there is a positive and significant influence of the religiosity variable on the decision to buy Korean
instant food products, while the halal label variable has a positive but not significant effect on
purchasing decisions and the health reason variable has a negative and insignificant effect on the
decision to buy instant food products Korea.
Keywords: Korean Instant Food, Religiosity, Halal Label, Health Reasons, and Buying Decision
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas, label halal, dan alasan
kesehatan terhadap keputusan membeli produk makanan instan Korea. Variabel dependen dalam
penelitian adalah keputusan membeli, sedangkan variabel independennya adalah religiusitas,
label halal dan alasan kesehatan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang
di sebar kepada konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk makanan instan
Korea di Cibinong. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini yaitu konsumen produk makanan instan Korea, dengan data yang terkumpul
berjumlah 80 responden. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS). Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
religiusitas terhadap keputusan membeli produk makanan instan Korea, sedangkan variabel label
halal berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan membeli dan variabel alasan
kesehatan berpengeruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan membeli produk
makanan instan Korea.
Kata Kunci : Makanan Instan Korea, Religiusitas, Label Halal, Alasan Kesehatan, dan
Keputusan Membeli
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
184 | Volume 3 Nomor 2 2020
PENDAHULUAN
Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia
dan sangat penting bagi keberlangsungan hidup. Makanan dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, maka dibutuhkan makanan yang memiliki kandungan yang baik
untuk tubuh. Disaat ini, dengan adanya pasar bebas dan industri makanan yang kian
berkembang maka semakin beragamnya produk makanan yang beredar di masyarakat
dan jenis makanan. Tidak hanya makanan yang berasal dari dalam negeri tetapi juga
berasal dari luar negeri seperti Korea. Budaya Korea semakin berkembang di Indonesia,
dimulai dari K-Pop hingga kemudian memicu sector lain seperti K-Drama dan juga K-
Food yang sangat digemari oleh konsumen. Namun, perlu disadari terkadang masih
banyak produk makanan instan Korea yang masih diragukan kehalalannya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan produk mi terkenal
asal Korea positif mengandung babi. Hal tersebut diketahui setelah BPOM melakukan
pengambilan sampel dan pengujian terhadap beberapa mi instan asal Korea. Dari
beberapa produk yang diuji oleh BPOM, terdapat empat produk mi instan positif
terdeteksi mengandung DNA babi. Sebagian besar makanan Korea memang mengandung
babi, makanan yang dilarang untuk dikonsumsi menurut hukum syariah (Tirto.Id)
Banyak diantara mereka yang kurang begitu memperhatikan standar kualitas
atas produk yang diproduksi. Hal ini menjadikan produk yang dihasilkan menjadi kurang
layak konsumsi baik secara standar kesehatan ataupun syariat agama (halal)
(Pramintasari dan Fatmawati, 2017:2). Dengan Demikian produksi menurut Islam adalah
selain untuk mendapatkan income yang banyak tentu yang perlu diperhatikan pula
adalah dikerjakan dengan cara yang diperbolehkan menurut syari’at Islam yaitu tidak
menggunakan bahan yang diharamkan, tidak membahayakan orang lain apalagi dapat
membinasakan makhluk Allah lainnya.
Menurut Mahuda (2017 : 153), Konsumen akan membeli segala produk yang
memenuhi kebutuhannya akan tetapi untuk memilih produk apa yang akan mereka beli
dan bagaimana konsumen membuat keputusan tersebut memiliki hubungan erat dengan
perasaan yang dirasakan oleh konsumen. Keputusan konsumen dalam membeli suatu
produk merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang konsumen ketika ingin
membeli sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan.
Menurut Ambali dan Bakar (2014 : 11) tingkat keputusan membeli konsumen
terhadap produk halal dipengaruhi oleh beberapa faktor dan sumber. Salah satu
faktornya adalah keyakinan religius (Religious Belief).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan membeli adalah label halal.
Adanya label halal dapat memberikan keamanaan dan kenyamanan bagi konsumen
muslim. Selain itu label halal itu sendiri akan meningkatkan pendapatan dari produsen,
karena konsumen akan lebih memilih produk yang berlabel halal dari pada produk yang
belum berlabel halal.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
185 | Volume 3 Nomor 2 2020
Menurut catatan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Makanan
(LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI), total ada 274,794 pengajuan sertifikasi halal ke
MUI. Jika dibandingkan tahun lalu, ada kenaikan jumlah pengajuan sertifikasi hingga
lebih dari 70 ribu produk.
Meski begitu, tak semua produk bisa disertifikasi halal. Pada 2019 misalnya,
LPPOM MUI hanya menerbitkan sertifikat halal untuk 15.495 produk. Pada 2018, dari
204.222 permintaan sertifikasi yang diajukan 11.249 perusahaan, hanya 17.398 yang
lolos dan mendapatkan sertifikat halal dari MUI.
Sesuai penelitian menurut Ambali dan Akbar (2014:8) Konsep produk halal kini
mulai banyak didiskusikan dan dianggap dapat dijadikan standar untuk sebuah produk.
Tidak hanya konsumen muslim, dari kalangan konsumen beragama lain pun mulai
menjadikan produk halal sebagai standar untuk produk yang akan mereka konsumsi.
Produk halal dijadikan sebagai acuan atau standar untuk jaminan kualitas , kebersihan,
kesehatan,dan keselamatan dari apa yang mereka konsumsi.
Faktor yang berpengaruh dalam keputusan membeli yaitu juga alasan kesehatan
(health reason). Tidak hanya motif agama yang menentukan kesadaran konsumen
terhadap produk halal, tetapi juga alasan kesehatan yang berkaitan dengan identitas
agama, dan tingkat akulturasi dalam apapun yang kita konsumsi sehari-hari (Bonne et al
dalam Pramintasari dan Fatmawati, 2017 : 4).
Rice (1993) dalam Ambali dan Bakar (2014:11) menegaskan bahwa banyak
penyakit yang disebabkan gizi buruk dan keadaan tidak sehat dari apa yang dikonsumsi
setiap hari. Dengan demikian alasan kesehatan sangat erat kaitannya terhadap minta beli
pada produk makanan halal, karena di dalam islam selalu menganjurkan makanan yang
Halalan Thoyyiban dan sudah pasti dalam makanan yang baik ada gizi yang baik untuk
kesehatan.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat besarnya pengaruh religiusitas, label halal
dan alasan kesehatan terhadap keputusan membeli produk makanan instan Korea pada
konsumen ditengah trend Korea di masa sekarang.
TINJAUAN LITERATUR
Religiusitas
Kutipan atas pendapat Gazalba dari buku yang di tulis oleh Ghufron dan
Risnawitaq: Gazalba (Ghufron & Risnawitaq, 2017:168) mengemukakan bahwa
religiusitas berasal dari kata religi yang berarti mengikat. Dengan demikian, memiliki arti
bahwa religi atau agama memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Semuanya itu berfungsi mengikat seseorang
atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam
sekitar.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
186 | Volume 3 Nomor 2 2020
Religiusitas sering dianalogikan dengan keberagamaan. Religiusitas diartikan
sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan
ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan seseorang atas agama yang
dianutnya. Bagi seorang Muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh
pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam (Nashori,
2002).
Aspek-aspek religiusitas dalam pelaksanaan ajaran agama islam menurut
Ghufron dan Riswanitaq (2017) yaitu :
a. Aspek iman setingkat dengan religious belief, terkait keyakinan kepada Allah
SWT, Malaikat, Nabi, dan sebagainya
b. Aspek islam setingkat dengan religious practice, terkait dengan intensitas
pelaksanaan ajaran didalam agama seperti Shalat, Puasa, Zakat dan lain-lain
c. Aspek ihsan setingkat dengan religious experience, berhubungan dengan apa
yang dialami dan dirasakan seseorang tentang adanya Tuhan, takut
melanggar larangan-Nya dan sebagainya
d. Aspek ilmu setingkat dengan dengan religious knowledge, yaitu pengetahuan
dan pemahaman seseorang mengenai ilmu agamanya
e. Aspek amal setingkat dengan religious consequences, terkait dengan
kehidupan seseorang bersosialisasi
Label Halal
Menurut Sahir, dkk (2016) Label halal yaitu jaminan yang diberikan oleh suatu
lembaga yang berwenang seperti Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) untuk memastikan bahwa produk
tersebut sudah lolos pengujian kehalalan sesuai syariat Islam. Pencantuman label halal
bertujuan agar konsumen mendapatkan perlindungan kehalalan dan kenyamanan atas
pemakaian produk tersebut.
Dalam Yuswohady dkk, (2017:135) mengemukakan bahwa karena regulasi
mewajibkan seluruh produk bersertifikat halal. Pada tahun 2014, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No.33 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). UU ini
mendorong semua produk yang beredar di Indonesia memiliki sertifikasi halal dari
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Pada tahun 2019 UU JPH diberlakukan pemerintah akan memaksa seluruh produsen
untuk mencantumkan label halal, dan bagi produk yang tak halal wajib mencantumkan
informasi ketidakhalalan.
Label halal yang resmi adalah yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI. Berikut
merupakan gambar label halal resmi:
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
187 | Volume 3 Nomor 2 2020
Gambar 1 Label Halal Resmi MUI
Sumber : www.halalmui.org
Alasan Kesehatan
Menurut WHO (2020) kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang lengkap dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Sehat
dalam UU 23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Dalam Eliana & Sumiati S (2016:2) Kesehatan dapat diartikan melalui empat
dimensi yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi yang saling mempengaruhi
untuk mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang pada seseorang, kelompok, atau
masyarakat.
Keputusan Membeli
Menurut Kotler dalam Anoraga (2018), Keputusan pembelian adalah
pengkhususan yang dibentuk oleh pembeli atas merek-merek yang ada didalam
kumpulan pilihan. Pembeli tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli produk
yang paling disukai.
Dalam Prasetijo & Ihalauw (2005:237) mengemukakan bahwa semua penulis
mendefinisikan keputusan sebagai suatu pemilihan Tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Sejauh mana konsumen memiliki alternatif, tergantung pada pembeliannya.
Pada pembelian rutin, alternatif tidak penting lagi. Sedangkan dalam pembelian dengan
keterlibatan tinggi, konsumen sangat memerlukan informasi untuk mengembangkan
alternatif.
Adanya hubungan antara religiusitas, label halal dan alasan kesehatan terhadap
keputusan membeli telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian terdahulu. Khairunnisa
dkk, (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan Agama, Logo
Halal, Pemaparan, dan Alasan Kesehatan terhadap Kesadaran Merek dan
Keputusan Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan agama, logo halal pada produk,
pemaparan dan alasan kesehatan terhadap kesadaran merek dan keputusan pembelian
makanan halal. Penelitian ini dilakukan di 5 Kabupaten Malang menggunakan data
kuesioner dengan jumlah responden total sebanyak 140 responden. Hasil penelitian ini
bertujuan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara langsung antara logo Halal
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
188 | Volume 3 Nomor 2 2020
terhadap kesadaran merek, pemaparan terhadap kesadaran merek, alasan kesehatan
terhadap kesadaran merek, kesadaran merek terhadap keputusan pembelian,
kepercayaan agama terhadap keputusan pembelian, serta alasan kesehatan terhadap
keputusan pembelian. Selain itu, ada pengaruh yang signifikan secara tidak langsung
yakni pemaparan terhadap keputusan pembelian melalui kesadaran merek dan alasan
kesehatan terhadap keputusan pembelian melalui kesadaran merek.
Nada (2018) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Religiusitas Dan
Label Halal Pada Produk Makanan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Muslim” dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya
pengaruh tingkat religiusitas dan label halal secara simultan maupun persial terhadap
keputusan pembelian konsumen. Hasil dari penelitian ini yaitu berdasarkan uji F religiusitas
dan label halal secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uji
T religiusitas dan label halal berpengaruh signifikan secara persial terhadap keputusan
pembelian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisisnya menggunakan statistika. Menurut Sugiyono (2015:14) mengemukakan bahwa
metode penelitian kuantitatif bisa di artikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen makanan instan Korea yang
beragama islam di Cibinong. Karena jumlahnya cukup besar, keterbatasan waktu, biaya
dan tenaga maka tidak memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan. Maka
pemecahannya yaitu dengan cara mengambil sampel dari populasi tersebut untuk
memudahkan penelitian.
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dakan menentukan tempat
penelitian dan jumlah sample konsumen atau responden yang akan diteliti. purposive
sampling adalah tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian ) (Indriantoro dan Supomo, 2016:131)
Sample dalam penelitian ini akan ditentukan dengan menggunakan sample
minimum. Menurut Hair dalam Tanjung dan Devi (2018:381) Dalam metode SEM
penentuan jumlah sample minimum tergantung pada jumlah indikator yang ada dalam
penelitian dan setelah itu dikalikan lima sampai sepuluh. Jumlah sample minimum dalam
penelitian ini adalah :
Sample minimum = 15 x 5 = 75 responden (namun dalam penelitian ini jumlah
sampel yang ditetapkan adalah 80 responden untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
dan dapat mewakili populasi).
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
189 | Volume 3 Nomor 2 2020
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Skala pengukurannya menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Teknis Analisis Data
Dalam menganalisis data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner
yang indikator indikatornya dijadikan sebagai pertanyaan ataupun pernyataan. Teknik
analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan model SEM (Structural Equation
Modeling) dengan pendekatan varians PLS (Partial Least Square)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan dengan persentasi
sebesar 87% dan sebesar 14% adalah responden laki-laki. Sebagian responden berusia <
20 tahun dengan persentase sebesar 49%. Sebagian besar responden adalah pelajar atau
mahasiswa yaitu sebesar 86%.
Outer Model
1. Convergent Validity
Convergent validity dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara
variabel laten dengan indikatornya sehingga diketahui apakah suatu variabel
mengukur yang seharusnya diukur.
Gambar 2 Nilai AVE
Sumber: Data diolah menggunakan SmartPLS 3.0 (2021)
Nilai AVE yang ideal dalam validitas konvergen bernilai 0,5 adapun nilai AVE yang
didapat dari penelitian ini berdasarkan dalam gambar 4.3 dihasilkan sebagai berikut :
a. Variabel laten religiusitas (X1) sebesar 0,693 yang bermakna variabel laten
religiusitas memenuhi persyaratan validitas konvergen dan dapat diartikan
bahwa variabel laten religiusitas mewakili indikator-indikator dalam blok.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
190 | Volume 3 Nomor 2 2020
b. Variabel laten label halal (X2) sebesar 0,700 yang bermakna variabel laten label
halal memenuhi persyaratan validitas konvergen dan dapat diartikan bahwa
variabel laten label halal mewakili indikator-indikator dalam blok.
c. Variabel laten alasan kesehatan (X3) sebesar 0,781 yang bermakna variabel laten
alasan kesehatan memenuhi persyaratan validitas konvergen dan dapat diartikan
bahwa variabel laten alasan kesehatan mewakili indikator-indikator dalam blok.
d. Variabel laten keputusan membeli (Y1) sebesar 0,754 yang bermakna variabel
laten keputusan membeli memenuhi persyaratan validitas konvergen dan dapat
diartikan bahwa variabel laten keputusan membeli mewakili indikator-indikator
dalam blok.
Berdasarkan hasil uji validitas konvergen dari segi validitas tingkat hubungan
antara indikator secara keseluruhan dapat dilihat bahwa tingkat validitas korelasi antara
indikator terhadap variabelnya memiliki tingkat validitas yang baik karena setiap
variabel memiliki indikator yang valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
validitas konvergen dalam penelitian ini sudah memenuhi persyaratan dilanjutkannya
analisi ketahap selanjutnya.
2. Discriminant Validity
Discriminant Validity dari model reflektif dapat dihitung berdasarkan nilai cross
loading dari variabel manifest terhadap masing-masing variabel laten. Jika korelasi
antara variabel laten dengan setiap indikatornya (variabel manifest) lebih besar dari
pada korelasi variabel laten lainnya, maka variabel laten tersebut dapat dikatakan
memprediksi indikatornya sendiri lebih baik daripada variabel laten lainnya.
Untuk menguji validitas diskriminan pada variabel laten dapat menggunakan
perbandingan nilai AVE dengan nilai R Square, dimana variabel dikatakan valid apabila
nilai AVE sama atau lebih tinggi dari nilai R Square.
Variabel
Nilai AVE
R Square
Religiusitas (X1)
0,693
Label Halal (X2)
0,700
Alasan Kesehatan (X3)
0,781
Keputusan Membeli (Y1)
0,754
0,617
Tabel 1 Perbandingan Nilai AVE dengan Nilai R Square
Sumber : Data diolah menggunakan SmartPLS 3.0 (2021)
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa :
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
191 | Volume 3 Nomor 2 2020
a. Nilai AVE pada variabel Religiusitas (X1) berjumlah 0,693 lebih tinggi dari nilai R
Square Keputusan Membeli (Y) yang berjumlah 0,617. Sehingga variabel laten
Religiusitas sudah valid.
b. Nilai AVE pada variabel Label Halal (X2) berjumlah 0,700 lebih tinggi dari nilai R
Square Keputusan Membeli (Y) yang berjumlah 0,617. Sehingga variabel laten
Label Halal sudah valid.
c. Nilai AVE pada variabel Alasan Kesehatan (X3) berjumlah 0,781 lebih tinggi dari
nilai R Square Keputusan Membeli (Y) yang berjumlah 0,617. Sehingga variabel
laten Alasan Kesehatan sudah valid.
3. Internal Consistency Reliability
Composite Reliability berfungsi untuk mengukur nilai sesungguhnya, nilai
composite reliability dengan batas 0,7 keatas berarti dapat diterima dan di atas 0,8 dan
0,9 berarti sangat memuaskan.
Variabel
Cronbach’s
Alpha
rho_A
Composite
Reliability
Religiusitas (X1)
0,911
0,913
0,931
Label Halal (X2)
0,938
0,943
0,949
Alasan Kesehatan (X3)
0,864
0,921
0,914
Keputusan Membeli (Y1)
0,886
0,888
0,924
Tabel 2 Hasil Uji Construct Reliability and Validity
Sumber : Data diolah menggunakan SmartPLS 3.0 (2021)
Tabel diatas menjelaskan bahwa :
a. Nilai composite reliability Variabel Religiusitas (X1) berjumlah 0,931 memiliki
nilai di atas 0,90. Sehingga variabel laten Religiusitas termasuk dalam kategori
memuaskan dan dinyatakan valid dan reabilitas.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
192 | Volume 3 Nomor 2 2020
b. Nilai composite reliability Variabel Label Halal (X2) berjumlah 0,949 memiliki
nilai di atas 0,90. Sehingga variabel laten Label Halal termasuk dalam kategori
memuaskan dan dinyatakan valid dan reabilitas.
c. Nilai composite reliability Variabel Alasan Kesehatan (X2) berjumlah 0,914
memiliki nilai di atas 0,90. Sehingga variabel laten Alasan Kesehatan termasuk
dalam kategori memuaskan dan dinyatakan valid dan reabilitas.
d. Nilai composite reliability Variabel Keputusan Membeli (Y1) berjumlah 0,924
memiliki nilai di atas 0,90. Sehingga variabel laten Keputusan Membeli termasuk
dalam kategori memuaskan dan dinyatakan valid dan reabilitas.
Inner Model
1. R Square (𝑅 2)
Nilai R Square (𝑅2) sama halnya dengan nilai R square dalam regresi linier yaitu
besarnya variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen. Perubahan
nilai R Square dapat digunakan untuk melihat apakah pengaruh variabel laten eksogen
terhadap variabel endogen memiliki pengaruh yang substantive.
Variabel
R Square (𝑅2)
Keputusan Membeli
0,617
Tabel 3 R Square
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil R Square sebesar 0,617.
Untuk dijadikan persentase maka harus dikalikan 100. Maka 0,617 x 100 = 61,7%, hal ini
menunjukkan bahwa keputusan membeli konsumen produk makanan instan Korea
dapat diprediksi oleh Religiusitas, Label Halal dan Alasan Kesehatan sebesar 61,7%.
Sedangkan sisanya sebesar 38,3% dijelaskan oleh variabel eksogen lain diluar penelitian
ini.
2. Signifikansi
Hasil hipotesis nilai signifikansi dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient)
yang menggambarkan kekuatan hubungan antar konstrak. Tanda dalam path coefficient
harus sesuai dengan teori yang dihipotesiskan, untuk menilai signifikasi path coefficient
dapat dilihat dari nilai t test (cristial ratio) yang diperoleh dari proses bootsrapping
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
193 | Volume 3 Nomor 2 2020
(resampling method). Berdasarkan jumlah sampel sebanyak 80 responden dengan nilai
alpha sebesar 0,1 maka nilai t test di katakan signifikan jika nilai t test diatas 1,96.
Sebelum melihat nilai t test terlebih dahulu melihat pengaruh hubungan variabel
dengan path coefficient. Path coefficient berada di rentan -1 hingga 1. Jika nilai path
coefficient berada direntang 0 1 itu dapat dikatakan variabel berpengaruh positif, dan
jika nilai path coefficient berada di rentang (-1) 0 itu dapat dikatakan variabel
berpengaruh negatif
Gambar 3 Path Coefficient
Sumber : Data diolah menggunakan SmartPLS 3.0 (2021)
Dari data diatas dilihat bahwa :
a. Nilai path coefficient pada Variabel Religiusitas (X1) berjumlah 0,731, nilai ini
berada diantara 0 1, maka dapat diartikan bahwa variabel Religiusitas (X1)
berpengaruh positif terhadap Keputusan Membeli (Y)
b. Nilai path coefficient pada Variabel Label Halal (X2) berjumlah 0,132, nilai ini
berada diantara 0 1, maka dapat diartikan bahwa variabel Label Halal (X2)
berpengaruh positif terhadap Keputusan Membeli (Y)
c. Nilai path coefficient pada Variabel Alasan Kesehatan (X3) berjumlah -0,080, nilai
ini diantara -1 - 0, maka dapat diartikan bahwa variabel Alasan Kesehatan (X3)
berpengaruh negatif terhadap Keputusan Membeli (Y)
Gambar 4 Path Coefficient Pada Bootstarpping
Sumber : Data diolah menggunakan SmartPLS 3.0 (2021)
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
194 | Volume 3 Nomor 2 2020
Gambar diatas dapat dilihat bahwa :
a. Nilai t test yang diperoleh dari variabel Religiusitas (X1) terhadap
Keputusan Membeli (Y) berjumlah 6,454 diatas 1,96 yang bermakna bahwa
variabel Religiusitas (X1) terhadap Keputusan Membeli (Y) signifikan, maka
H₀ ditolak dan H₁ diterima.
b. Nilai t test yang diperoleh dari variabel Label Halal (X2) terhadap Keputusan
Membeli (Y) berjumlah 0,766 dibawah 1,96 yang bermakna bahwa variabel
Label Halal (X2) terhadap Keputusan Membeli (Y) tidak siginifikan, maka H₀
diterima dan H₁ ditolak.
c. Nilai t test yang diperoleh dari variabel Alasan Kesehatan (X3) terhadap
Keputusan Membeli (Y) berjumlah 0,544 dibawah 1,96 yang bermakna
bahwa variabel Keputusan Membeli (X3) terhadap Keputusan Membeli (Y)
tidak siginifikan, maka H₀ diterima dan H₁ ditolak.
Jadi, dari data-data diatas dalam Inner Model dapat di simpulkan bahwa :
1. Variabel Religiusitas (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Membeli (Y) produk makanan instan Korea.
2. Variabel Label Halal (X2) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
Keputusan Membeli (Y) produk makanan instan Korea.
3. Variabel Alasan Kesehatan (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Keputusan Membeli (Y) produk makanan instan Korea.
4. Variabel Religiusitas, Label Halal dan Alasan Kesehatan berpengaruh secara
bersamaan sebesar 61,7% terhadap keputusan membeli. Sedangkan sisanya
sebesar 38,3% dijelaskan oleh variabel eksogen lain diluar penelitian ini.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
variabel religiusitas, label halal dan alasan kesehatan terhadap keputusan membeli
produk makanan instan Korea. Berdasarkan penelitian dan analisis perhitungan yang
penulis lakukan, maka dapat di simpulkan sebagai berikut
1. Pada variabel religiusitas terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan membeli produk makanan instan Korea.
2. Pada variabel label halal terdapat pengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap keputusan membeli produk makanan instan Korea.
3. Pada variabel alasan kesehatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap keputusan membeli produk makanan instan Korea.
4. Variabel religiusitas, label halal dan alasan kesehatan berpengaruh secara
simultan sebesar 61,7% terhadap keputusan membeli produk maknaan instan
Korea. Sedangkan sisanya sebesar 38,3% dijelaskan oleh variabel eksogen lain
diluar penelitian ini.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
195 | Volume 3 Nomor 2 2020
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka,
peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi konsumen diharapkan dapat menjadi bahan informasi terkait pengaruh
religiusitas, label halal, dan alasan kesehatan terhadap keputusan membeli
produk makanan instan Korea.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian dan
melengkapi pembahasan lain terkait penambahan jumlah responden, tidak hanya
menggunakan kuesioner tetapi wawancara juga, menambah variabel yang dapat
mempengaruhi keputusan membeli produk makanan instan Korea, dan
disarankan tidak hanya melakukan penelitian di Cibinong.
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
196 | Volume 3 Nomor 2 2020
DAFTAR PUSTAKA
Ambali, A.R., & Bakar, A.N (2014). People’s awareness on Halal Foods and Products: potential issues for
policy-makers. Jurnal procedia-social and behavioral sciences, 121, 3-25.
Anoraga, B. J., & Iriani, S. S. (2018). Pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan
pembelian smartphone merek Samsung Galaxy. BISMA (Bisnis dan Manajemen), 6(2), 139-
147. Anoraga, Panji. “Manajemen Bisnis”. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Eliana & Sumiati, Sri. (2016). Kesehatan Masyarakat. Jakarta : E-book
Ghufron M. Nur & Risnawitaq Rini (2017). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Indriantoro, N. & Supomo, B., (2016). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen.
Yogyakarta : BPFE
Khoerunnisa, T., & Puspaningrum, A. (2016). Pengaruh Kepercayaan Agama, Logo Halal, Pemaparan,
dan Alasan Kesehatan terhadap Kesadaran Merek dan Keputusan Pembelian Makanan Halal
pada Penduduk Kota Malang. Ekonomi Bisnis, 21(1), 36-45.
Mahuda, Dewi Fauziah. (2017). Pengaruh Brand Personality Dan Brand Trust Terhadap Keputusan
Pembelian. Al-INFAQ: Jurnal Ekonomi Islam, Vol 8, No 2. Hal 153.
Nada, Zuhroh. A. (2018). Pengaruh tingkat religiusitas dan label halal pada produk makanan kemasan
terhadap keputusan" pembelian konsumen muslim (studi pada masyarakat muslim di
perumahan Bekasi Elok 1, Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat) (Bachelor's
thesis, Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah).
Organisasi Kesehatan Dunia (2020). "Constitution of the World Health Organization". Basic
Documents (PDF) (edisi ke-49). Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia. hlm. 1. ISBN 978-92-4-
000051-3.
Pramintasari, T. R., & Fatmawati, I. (2017). Pengaruh Keyakinan Religius, Peran Sertifikasi Halal,
Paparan Informasi, dan Alasan Kesehatan Terhadap Kesadaran Masyarakat Pada Produk
Makanan Halal. Jurnal Manajemen Bisnis, 8(1), 1-33.
Prasetijo, R & Ihalauw, J.J.O.I. (2005) Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Andi
Sahir, S. H., Ramadhani, A., & Tarigan, E. D. S. (2016). Pengaruh gaya hidup, label halal dan harga
terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah pada mahasiswa program studi
manajemen fakultas ekonomi universitas medan area medan. JKBM (JURNAL KONSEP BISNIS
DAN MANAJEMEN), 3(1).
Vol 3 No 2 (2020) 183-197 P-ISSN 2620-295 E-ISSN 2747-0490
DOI: 1047467/elmal.v3i1.515
197 | Volume 3 Nomor 2 2020
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Tanjung, H. & Devi, A., (2018). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Edisi Ke-2). Bekasi : Gramata
Publishing
Tirto.id. Kontroversi Label Halal pada Produk Makanan Korea dengan Alamat amp.tirto.id diakses
pada 20 Juni 2017
Yuswohady, Herdansyah. I., Fatahillah. F., & Ali. H. (2017). Gen M #Generationmuslim “Islam
Itu Keren”. Yogyakarta : Bentang Pustaka
... Pada era yang modern sekarang ini seseorang mempunyai banyak sekali kegiatankegiatan yang harus dilakukan. Dengan kondisi yang ada otomatis konsumen akan mencari suatu hal yang dapat menunjang kehidupan sehari-harinya dengan lebih efektif dan efisien, yang jika dicocokan dengan masa sekarang maka hal tersebut salah satunya mengarah kepada makanan-makanan dengan jenis instan (Selvianti et al., 2021). Salah satu makanan yang sudah sangat populer dan terpercaya di kalangan masyarakat luas salah satunya adalah produk makanan mie instan. ...
Article
Full-text available
This research was conducted to determine the effect of product quality, price, and promotion on purchasing decision at instan noodle Indomie brand. This research is the result of a survey to students in Lampung. The sample use is 70 respondents. The process of distributing questionnaires to respondents was carried out online. This research method is quantitative and the technique used is a purposive sampling. This research uses test data validity and reliability tests. This research was analyzed with Smart PLS program. This results of the analysis obtained show that the product quality, price, and promotion variable has a positive and significant effect on purchasing decision instan noodle Indomie brand. And the price variable is the most dominant on purchasing decisions compared to other variable.
Article
Problem solving is an attempt to find a way out of a difficulty, to achieve a goal that is not immediately achievable. At the stage of planning a solution, a manager can identify problem-solving strategies. Work in solving or solving problems is much more complicated than just problem solving. However, it is safe to say that problem solving is one of the main activities that often determines the success or failure of career management. The results of this article are based on the analysis of researchers in general there are several things that need to be known from decision making, such as models, theories, processes, and others. Kata kunci: Decision making, such as models, theories,process, and so on.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand personality dan brand trust terhadap keputusan pembelian butik Meccanism. Indikator yang digunakan untuk mengukur brand personality antara lain sincerity,excitement, competence, dan sophistication. Pengolahan data dilakukan melalui pendekatan Structural Equation Modelling (SEM) dengan sampel sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara brand personality terhadap brand trust, brand trust terhadap keputusan pembelian,dan pengaruh tidak langsung brand personality terhadap keputusan pembelian melalui brand trust. Sementara secara langsung brand personality tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan pembelian.This research aims to figure out the influence of brand personality and brand trust on purchasing decisions of Meccanism Boutique. The indicators that used to measure the brand personality are sincerity,excitement,competence,and sophistication. The data processing is done through Structural Equation Modeling (SEM) approach with a sample of one hundred respondents. The results showed that there is a positive influence of brand personality on the brand trust, and there is an influence of brand trust on purchasing decisions, and indirect influence of brand personality on purchasing decisions through the brand trust. While directly, the brand personality is not proven to have an effect on purchasing decisions.
Article
Full-text available
The concept of halal products or foods is now gaining a worldwide discussion due to its recognition as an alternative benchmark for safety, hygiene and quality assurance of what we consume or drink daily. Thus products or foods that are produced in line with halal prescriptions are readily acceptable by Muslim consumers as well as consumers from other religions. For a Muslim consumer, halal foods and drinks means that the products has met the requirements laid down by the Shariah law whereas for a non-Muslim consumer, it represents the symbol of hygiene, quality and safety product when produced strictly under the Holistic Halal Assurance Management System. Therefore, consumers nowadays are so much concerned and always be aware of what they eat, drink and use. The awareness of the Muslim and non-Muslim consumers describes their perception and cognitive reaction to products or foods in the market. As such, their awareness is an internal state or a visceral feeling by way of sensory perception towards the products/foods they used or consumed. Given the significance role of awareness about halal in the life of Muslims and their obligations to be Shariah compliant; this paper will address the determinants and identify the sources of awareness of Muslim consumers on halal products or foods. It is argued that many things can lead to awareness of halal products or food unfortunately, most of the previous studies only focused on halal certification logo. Many problems are associated with halal logo (labeling) as the only source of awareness for Muslim consumers on halal. This logo is also yet to be empirically proven as well. This paper delves into other sources that can bring about awareness of Muslims on halal products in order to fill the void. Methodologically, the paper utilizes both qualitative and quantitative approaches. Qualitatively, the paper delves into literatures to identify those alternative ways and quantitatively tests them through self-administered survey using Partial Least Square (PLS). The findings show that the religious belief, exposure, certification logo, and health reason are potential sources of Muslim awareness about halal consumption. However, health reason is the most contributing predictor of level of halal awareness. It is hoped that the results from the paper would provide another avenues for government and policy makers to improve their policy decisions and mechanisms of making Muslims in Malaysia to be more aware of halal foods and products.
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen
  • N Indriantoro
  • B Supomo
Indriantoro, N. & Supomo, B., (2016). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Pengaruh Kepercayaan Agama, Logo Halal, Pemaparan, dan Alasan Kesehatan terhadap Kesadaran Merek dan Keputusan Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang
  • T Khoerunnisa
  • A Puspaningrum
Khoerunnisa, T., & Puspaningrum, A. (2016). Pengaruh Kepercayaan Agama, Logo Halal, Pemaparan, dan Alasan Kesehatan terhadap Kesadaran Merek dan Keputusan Pembelian Makanan Halal pada Penduduk Kota Malang. Ekonomi Bisnis, 21(1), 36-45.
Pengaruh tingkat religiusitas dan label halal pada produk makanan kemasan terhadap keputusan" pembelian konsumen muslim (studi pada masyarakat muslim di perumahan Bekasi Elok 1, Desa Jejalen Jaya
  • Zuhroh A Nada
Nada, Zuhroh. A. (2018). Pengaruh tingkat religiusitas dan label halal pada produk makanan kemasan terhadap keputusan" pembelian konsumen muslim (studi pada masyarakat muslim di perumahan Bekasi Elok 1, Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat) (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah).
Basic Documents (PDF) (edisi ke-49). Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia
  • Dunia Organisasi Kesehatan
Organisasi Kesehatan Dunia (2020). "Constitution of the World Health Organization". Basic Documents (PDF) (edisi ke-49). Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia. hlm. 1. ISBN 978-92-4-000051-3.
Pengaruh Keyakinan Religius
  • T R Pramintasari
  • I Fatmawati
Pramintasari, T. R., & Fatmawati, I. (2017). Pengaruh Keyakinan Religius, Peran Sertifikasi Halal, Paparan Informasi, dan Alasan Kesehatan Terhadap Kesadaran Masyarakat Pada Produk Makanan Halal. Jurnal Manajemen Bisnis, 8(1), 1-33.
Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
  • Sugiyono
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta
Bekasi : Gramata Publishing Tirto.id. Kontroversi Label Halal pada Produk Makanan Korea dengan Alamat amp
  • H Tanjung
  • A Devi
Tanjung, H. & Devi, A., (2018). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Edisi Ke-2). Bekasi : Gramata Publishing Tirto.id. Kontroversi Label Halal pada Produk Makanan Korea dengan Alamat amp.tirto.id diakses pada 20 Juni 2017