Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
85
PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN
PADA SISWA SMK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19
Siti Haryani1, Ana Puji Astuti2, Joyo Minardo3
1-3Prodi Diploma Tiga Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
haryanish01@gmail.com
ABSTRAK
Masih rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun pada masyarakat dapat menimbulkan resiko
penyebaran penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sedang berlangsung sekarang ini adalah COVID-
19 (Corona Virus Desases 19). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui serta
memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan perilaku mencuci tangan pada siswa SMK.
Adapun manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat mengenai pentingnya pencegahan penyakit melalui perilaku mencuci tangan. Penelitian
ini menggunakan rancangan deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional, artinya
pengumpulan data dilakukan terhadap responden untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
perilaku mencuci tangan. Sasaran penelitian adalah siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kab.
Semarang, Jawa Tengah Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling.
Jumlah sampel sebanyak 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% atau 90 siswa SMK
Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berpengetahuan baik, bahwa 85.8 % atau 103
siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berperilaku baik. Analisis bivariat
menunjukkan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku mencuci tangan dengan nilai
signifikasi (p-value) sebesar 0.003, dimana p-value kurang dari α (0.05). Saran ditujukan untuk
meningkatkan upaya pencegahan terhadap Covid-19, sebaiknya tetap dilakukan protokol kesehatan
dengan 3 M yaitu mencuci tangan mengguankan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.
Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku Mencuci Tangan, Covid-19
Abstract
The low behavior of washing hands with soap in the community can create a risk of spreading
infectious diseases. The currently ongoing infectious disease is COVID-19 (Corona Virus Diseases
19). The purpose of this study was to determine and provide an overview of the knowledge and
behavior of hand washing in vocational students. The theoretical benefit of this research was to
provide knowledge to the public about the importance of preventing disease through hand washing.
This study used a descriptive observational design with a cross sectional approach, meaning that data
collection was carried out on respondents to determine the relationship between knowledge and hand
washing behavior. The research targets were students of Muhammadiyah Vocational School
Sumowono Semarang Regency, Central Java. The sampling technique was carried out by random
sampling method. The number of samples is 120 people. The results showed that 75% or 90 students
of Muhammadiyah Vocational School Sumowono Semarang Regency had good knowledge, that
85.8% or 103 students of Muhammadiyah Vocational School Sumowono Semarang Regency had
good behavior. The Bivariate analysis showed that there was a relationship between knowledge and
hand washing behavior with a significance value (p-value) of 0.003, where the p-value was less than
α (0.05). Suggestions are aimed at increasing prevention efforts against Covid-19, it is better if the 3
M health protocol is carried out, namely washing hands with soap, wearing masks and maintaining
distance.
Keywords: Knowledge, Hand washing Behavior, Covid-19
CENDEKIA UTAMA
Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat
STIKES Cendekia Utama Kudus
P-ISSN 2252-8865
E-ISSN 2598 – 4217
Vol. 10, No.1 Maret 2021
Tersedia Online:
htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id
86
Latar Belakang
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca
indera manusia, yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga
ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai
keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan
refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga diartikan
sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud
digolongkan menjadi bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit) dan dalam bentuk aktif
(dengan tindakan konkrit). (Notoatmodjo, 2012)
CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) merupakan usaha untuk menjaga kebersihan seluruh
bagian tangan dengan media air dan sabun antiseptik sebagai penghilang kotoran. Melakukan
CTPS merupakan salah satu usaha pencegahan penyakit yang mudah untuk dilakukan.
Kebiasaan setiap anak dalam berperilaku mencuci tangan dengan sabun antiseptik agar
terhindar dari berbagai macam penyakit sehingga dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-
hari. Kebiasaan setiap anak dalam berperilaku CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dengan
benar perlu ditanamkan sejak dini. Keyakinan yang terbentuk dari perilaku CTPS agar
terhindar dari berbagai macam penyakit dapat menjadi bentuk penerapan yang sering
dijumpai setiap harinya. Demi memperoleh hasil yang maksimal, maka mencuci tangan
hendaknya menggunakan air bersih yang mengalir dengan menggunakan sabun antiseptik,
kemudian dikeringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu (Kemenkes, 2010).
Perilaku CTPS menjadi penting mengingat fungsi dari tangan yang sering kontak dengan
tubuh sendiri atau orang lain baik secara langsung maupun menggunakan media atau kontak
tidak langsung. Bahaya muncul apabila kontak dilakukan dalam kondi tangan yang sedang
kotor, hal ini dapat memicu penyebaran penyakit melalui pemindahkan bakteri, virus, dan
parasit dari satu orang ke orang lain tanpa disadari.
Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang dicanangkan oleh
pemerintah. Cuci tangan pakai sabun mampu untuk mengurangi angka diare sebanyak 45%,
tetapi pemakaian sabun untuk cuci tangan hanya mencapai sekitar 3% dari seluruh
masyarakat yang menggunakan sabun untuk cuci tangan. Masih rendahnya perilaku cuci
tangan pakai sabun pada masyarakat dapat menimbulkan resiko penyebaran penyakit infeksi.
Penyakit infeksi yang sedang berlangsung sekarang ini adalah COVID-19 (Corona Virus
Desases 19).
Berdasarkan data yang diperoleh total jumlah pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan) di
Jawa Tengah sebanyak 46 orang. Dari hasil cek laboratorium di Litbangkes, 37 orang di
antaranya negatif corona , 2 orang positif corona dan 1 dinyatakan meninggal di RSUD
Moewardi Surakarta (Pranowo, 2020). Sedangkan 1 PDP di rawat di RSUD Ambarawa
(Mundjirin, 2020).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memberikan gambaran
mengenai pengetahuan dan perilaku mencuci tangan pada siswa SMK. Adapun manfaat dari
penelitian ini secara teoritis adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pentingnya pencegahan penyakit melalui perilaku mencuci tangan.
87
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian. Studi ini menggunakan rancangan deskriptif observasional dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode random
sampling. Jumlah sample sebanyak 120 (menggunakan rumus Slovin) . Metode pengambilan
data menggunakan kuesioner. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Pengetahuan dan Perilaku mencuci tangan . Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi pada variabel
pengetahuan dan perilaku. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Product
Moment Pearson.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1. Karakteristik responden
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan usia seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Distribusi Responden berdasarkan usia
Usia (tahun)
Jumlah
Persentase (%)
14
3
2.5
15
25
21.7
16
46
38.3
17
38
31.7
18
4
3.3
19
2
1.7
20
1
0.8
Jumlah
120
100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan hasil bahwa 38.3 % atau 46 siswa SMK
Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berusia 16 tahun .
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 2
Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Laki-laki
80
66.67
Perempuan
40
33.33
120
100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hasil bahwa 66.67 % atau 80 siswa
SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berjenis kelamin laki-
laki.
2. Sumber informasi Tabel 3 Sumber informasi
Sumber informasi
Jumlah
Persentase (%)
Petugas Kesehatan
19
15.8
Media Elektronik
4
3.3
Guru
59
49.2
Keluarga
34
28.3
Lain-lain
4
3.3
120
100
88
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan hasil bahwa 49.2 % atau 59 siswa
SMK Sumowono Kabupaten Semarang memperoleh informasi dari guru.
3. Pengetahuan Tabel 4
Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan
Jumlah
Persentase (%)
Kurang
1
0.8
Cukup
29
24.2
Baik
90
75.0
Jumlah
120
100
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan hasil bahwa 75% atau 90 siswa SMK
Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berpengetahuan baik.
4. Perilaku Mencuci Tangan
Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan Perilaku Mencuci Tangan
Pengetahuan
Jumlah
Persentase (%)
Cukup
17
14.2
Baik
103
85.8
Jumlah
120
100
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan hasil bahwa 85.8 % atau 103 siswa SMK
Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berperilaku baik
5. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku
Tabel 6 Hubungan Pengetahuan dan Perilaku
Hubungan
Signifikansi (p)
Pengetahuan dan
Perilaku
0.003
Berdasarkan tabel 6 bahwa antara pengetahuan dan perilaku terdapat
hubungan dengan nilai p=0.03 (p<0.05).
PEMBAHASAN
1. Usia
Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). (KBBI, 2020).
Berdasarkan data hasil penelitian bahwa usia responden sebagian besar adalah 16 tahun
(38.3%). Menurut Soetjiningsih (2016) bahwa usia 16 tahun masuk dalam tahapan
periode perkembangan remaja dimana usia nya antara 12-18 tahun. Secara kemampuan
kognitif usia remaja cukup baik dalam menerima informasi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Kartika, Widagdo, Anung (2016) dengan hasil analisis bivariat diketahui bahwa
umur responden dengan perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik, lebih besar pada kategori
remaja (54,8%) dibandingkan dengan kategori anakanak (47,4%)
2. Jenis Kelamin
Menurut WHO dalam Putra (2019) jenis kelamin adalah perbedaan biologis antara pria
dan wanita. Perbedaan biologis tersebut dapat dilihat dari alat kelamin serta perbedaan
genetik. Berdasarkan data hasil penelitian bahwa sebagian besar responden adalah laki-
laki dengan jumlah 80 orang (66.67 %)
89
3. Sumber Informasi
Menurut Raymond McLeod dalam Putra (2020) informasi adalah data yang sudah
diolah menjadi bentuk baru yang memiliki makna bagi penerimanya dan bermanfaat
untuk mengambil keputusan saat ini atau di masa depan. Orang yang memiliki sumber
informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak pula (Notoatmodjo,
2010). Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar informasi didapatkan dari guru sebesar
49.2 %. Menurut hasil penelitian didapatkan bahwa peran guru di sekolah dalam membiasakan
praktek cuci tangan pakai sabun sebagian besar adalah baik (60,7%). (Nugraheni , Widjanarko
, Cahyo , 2010)
4. Pengetahuan
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra
manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut
dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa 75% atau 90 siswa SMK
Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berpengetahuan baik. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain faktor
pendidikan,pekerjaan, umur, lingkungan, social budaya. Pendidikan merupakan bimbingan
yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB
Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk
juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berpesan serta dalam
pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
menerima informasi.
5. Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat
diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas
manusia itu sendiri (Notoadmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil
bahwa 85.8 % atau 103 siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang
berperilaku baik. Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut
Abraham Hildegard Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yakni kebutuhan
fisologis, kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Perilaku dapat diberi batasan
sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun
luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu
pertama perilaku pasif (respons internal) yaitu perilaku yang sifatnya masih tertutup,
terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas
sikap belum ada tindakan yang nyata. Kedua, perilaku aktif (respons eksternal) yaitu
perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati
langsung, berupa tindakan yang nyata.
6. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Mencuci Tangan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan
perilaku mencuci tangan dengan nilai signifikasi (p-value) sebesar 0.003, dimana p-value
90
kurang dari α (0.05). Dari hasil tersebut bahwa dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
yang baik akan menumbuhkan perilaku yang baik .
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa siswa SMK Muhammadiyah Sumowono
Kabupaten Semarang mempunyai pengetahuan dan perilaku yang baik dengan ditunjukkan
adanya hubungan antara pengetahuan dan perilaku mencuci tangan yang baik dengan p- value
0.003 ( < dari nilai α 0.05)
SARAN
Untuk meningkatkan upaya pencegahan terhadap Covid-19, sebaiknya tetap dilakukan
protokol kesehatan dengan 3 M yaitu mencuci tangan mengguankan sabun, memakai masker
dan menjaga jarak
DAFTAR PUSTAKA
Arif Putra. 2019. Pengertian Gender Menurut WHO , ternyata beda dengan Seks.
https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-gender-dan-perbedaannya-dengan-seks
DepKes RI. (2009). Panduan Penyelenggaraan Cuci tangan pakai sabun antiseptik Sedunia
(HCTPS).Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Halim dan Sudirham. 2018. Perilaku Cuci Tangan Di Kalangan Siswa-Siswi SMAK Santa Agnes
Surabaya. https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/7122, Diunduh tanggal
13 Maret 2020.
Kamus Besar bahasa Indonesia. 2020. https://kbbi.web.id/
Kartika Mia, Widagdo Laksmono, Sugihantono Anung . 2016 . Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Sambiroto 01 Kota Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Lestari. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada
Masyarakat Kelurahan Pegirian.Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1 (2019)Volume 7 no. 1.
https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/7122/7924
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nugraheni Hermien, Widjanarko Bagoes, Cahyo Kusyogo. 2010. Praktek Cuci Tangan Pakai
Sabun di Sekolah pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Semarang. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia Vol. 5 / No. 2 / Agustus 2010 .
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/18694/13072
Putra. 2020. Pengertian Informasi: Fungsi, Konsep Dasar & Jenis Jenis Informasi.
https://salamadian.com/pengertian-informasi
Rikayanti, Kadek Herna. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Mencuci
Tangan Petugas Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Badung Tahun 2013.
Community Health, Volume 2, nomor. 1,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jch/article/view/7693/5783
91
Soetjjiningsih. (2014). Tumbuh kembang anak. Jakarta:EGC. Jakarta
Tarwoto, Warwonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
ketiga. Jakarta :Salemba Medika.
Wikipwedia. 2020. Penyakit Korona Virus 2019. Diunduh pada tanggal 15 Maret 2020 Pukul
10.00.https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_koronavirus_2019.
Wawan A. and Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Cetakan II.Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO and Unicef. 2008. Progress on Drinking and Sanitation. Geneva:Unicef & WHO.
WHO. 2009. Guidelines on Hand Hygiene in Healthcare. Geneva: WHO.
Trihadi, D (2009), Pengarut Terapi Kelompok terapeutik terhadap Kemampuan keluarga dalam
memberikan stimulasi perkembangan dini usia kanak-kanak di Kelurahan Bubulak kota
Bogor. (tesis). Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan UI
Wong, D.L. (2004). Nursing care of infant and children. Texas: Mosby Year Book Inc
Yusuf, S. (2007). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja