Content uploaded by Njo Anastasia
Author content
All content in this area was uploaded by Njo Anastasia on Dec 27, 2021
Content may be subject to copyright.
Jurnal Manajemen Aset dan Penilaian
Vol. 1 No. 2
11
PERTIMBANGAN GENERASI MILENIAL PADA KEPEMILIKAN RUMAH
DAN KENDALA FINANSIAL
Desy Delvina Wijaya1, Njo Anastasia2*
1,2Program Finance and Investment, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Email: * anas@petra.ac.id
ABSTRAK
Rumah merupakan kebutuhan pokok untuk tempat tinggal, terutama pada generasi milenial
yang memasuki tahap berkeluarga. Kepemilikan rumah oleh generasi milenial mempertimbangkan
beberapa faktor yaitu faktor internal, keluarga, eksternal, kondisi fisik rumah (struktur), lokasi,
keuangan, serta selera yang terkait gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi faktor-
faktor yang menjadi pertimbangan generasi milenial terkait kepemilikan rumah pilihan tersebut, dan
menampilkan kendala finansial yang dihadapi generasi milenial terkait kepemilikan rumah tinggal
tersebut. Penelitian eksploratif diterapkan pada penyusunan kuesioner yang disebarkan secara online
melalui google form sebagai sumber data. Responden yang berhasil dikumpulkan sebanyak 235 orang
dengan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah menggunakan program
SPSS dengan teknik analisa faktor dan teknik rangking. Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor-
faktor yang dipertimbangkan generasi milenial adalah faktor keluarga dan eksternal, keuangan dan
lingkungan, kondisi fisik rumah tinggal, internal dan selera. Sedangkan kendala finansial utama pada
generasi milenial, tidak tersedianya dukungan finansial dari orang terdekat sehingga ragu melakukan
pembelian rumah. Manfaat dari studi ini adalah pentingnya setiap individu untuk melakukan
perencanaan keuangan sedini mungkin terutama untuk tujuan pembelian properti. Selanjutnya bagi
developer, informasi kendala finansial tersebut memberikan informasi untuk melakukan strategi
pemasaran dan peluncuran produk yang disesuaikan kondisi calon pembeli generasi milenial.
Kata kunci: kepemilikan, rumah, milenial, finansial
1. PENDAHULUAN
Tempat tinggal atau rumah memiliki arti
yang sangat penting bagi setiap anggota
keluarga. Rumah merupakan tempat berkumpul
dengan anggota keluarga dan tempat
beristirahat setelah lelah menjalankan aktivitas
kerja di luar (Wijayanti, 2019). Meningkatnya
kebutuhan rumah tidak sebanding dengan
persediaan yang terbatas jumlahnya, sehingga
harga rumah semakin mahal. Dampaknya
terjadi pada generasi muda di negara-negara
Asia yang cenderung menunda pembelian
properti hingga usia 30-an (Abidoye, et al.,
2020). Persoalan terkait harga yang terus
meningkat, keterbatasan lahan, dan
keterbatasan pilihan membuat generasi milenial
semakin kesulitan untuk memiliki tempat
tinggal, khususnya rumah.
Proporsi penduduk generasi milenial (35-39
tahun) di Kota Surabaya yang merupakan salah
satu kota terbesar kedua di Indonesia setelah
Jakarta diproyeksikan sebesar 8.05 persen dari
2.904.751 jiwa (BPS Kota Surabaya, 2020).
Selama pandemi Covid-19, tingkat
pertumbuhan harga rumah di Surabaya tetap
menunjukkan peningkatan 1.96 persen (YoY),
lebih tinggi dibandingkan 13 kota lain di
Indonesia. Survei Harga Properti Residensial
(SHPR) oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan
pertumbuhan tahunan sebesar 1.45 persen pada
tipe rumah besar, 1.26 persen pada tipe rumah
sedang, dan 3.22 persen pada tipe rumah kecil
(Bank Indonesia, 2020). Kondisi ini menarik
untuk diteliti lebih lanjut terkait kepemilikan
rumah dan generasi milenial di Kota Surabaya.
Primadhyta dan Fauzi (2017) menjelaskan
bahwa sesuai pernyataan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian, Darmin Nasution,
meramalkan bahwa generasi milenial akan
semakin kesulitan membeli rumah dikarenakan
tingkat pertumbuhan gaji atau pendapatan tidak
sebanding dengan kenaikan harga tanah dan
JMAP Vol. 1 No. 2, Desember 2021, hal. 11-20
12
rumah. Kondisi ini menunjukkan generasi
milenial sebaiknya melakukan pengelolaan
keuangan pribadi dengan pola yang berbeda
dengan generasi sebelumnya. Harga rumah
yang semakin melambung, sementara
kebutuhan juga semakin tinggi, membuat
generasi milenial kesulitan untuk bisa memiliki
hunian dalam dalam jangka waktu 10-20 tahun
mendatang. Lebih lanjut, alokasi gaji lebih
diprioritaskan untuk gaya hidup daripada
dialokasikan untuk pembelian asset tetap
(Shutterstock, 2018).
Proses pembentukan keputusan pembelian
selalu diawali dengan kebutuhan yang
dirasakan. Suatu kebutuhan akan mendorong
motivasi seseorang dalam bertindak untuk
mencapai pemenuhan kebutuhan tersebut.
Dalam proses pembelian rumah terdapat dua
motivasi yaitu motif konsumsi atau motif
investasi (Njo, et al., 2017). Beberapa
pertimbangan yang mendasari pembelian
rumah pada generasi milenial adalah jenis yang
diinginkan yaitu rumah atau apartemen. Jika
individu tersebut menginginkan kepraktisan
maka cenderung memilih apartemen. Pilihan
tersebut juga berhubungan dengan kemampuan
finansialnya, pilihan yang tersedia adalah
mengajukan KPR atau tidak, serta
pertimbangan harga rumah dan uang muka
(down payment) rumah yang diinginkan (Kadin
Indonesia, 2018).
Lebih lanjut, pembelian rumah juga
dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan atribut dalam rumah
yang disebut physical attributes, sedangkan
faktor eksternal merupakan kondisi sekitar
rumah yang disebut neighbourhood. Faktor
internal meliputi ukuran, jumlah ruangan, dan
layout dari rumah. Faktor eksternal meliputi
lokasi, aksesibilitas ke fasilitas umum, dan
lingkungan (Thaker & Sakaran, 2016). Kedua
faktor ini merupakan faktor yang subjektif bagi
tiap-tiap individu, bergantung pada kelas sosial,
budaya, dan gaya hidup (Gibler & Nelson,
2003; Manstead, 2018).
Kumar & Khandelwal (2018) menyatakan
bahwa selain faktor internal dalam membeli
rumah, juga terdapat faktor lain yaitu faktor
fisik atau struktur yaitu konstruksi yang baik
untuk rumah yang dibangun, interior yang ada
pada bagian dalam rumah, ventilasi, dan
jaringan listrik dan air; faktor fasilitas dan
lingkungan sekitar seperti lokasi rumah; faktor
finansial seperti harga rumah, serta ketersediaan
Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pendapatan
yang stabil diperlukan untuk membayar uang
muka kepemilikan rumah agar bisa
mendapatkan pinjaman hipotek. Lokasi
merupakan salah satu faktor yang penting bagi
konsumen perumahan dan tentunya berdampak
pada nilai atau harga properti. Dalam pembelian
rumah, keputusan bukan hanya dari individu
atau personal, namun pihak keluarga dalam hal
ini orang tua juga diperlukan dalam
pengambilan keputusan. Faktor keluarga turut
berperan dalam pengambilan keputusan.
Faktor-faktor tersebut dijadikan pertimbangan
saat mengevaluasi pembelian rumah.
Dalam membeli rumah tentu saja ada
kendala finansial seperti ketidakterjangkauan
pendapatan yang erat kaitannya dengan faktor
finansial yaitu ketersediaan pinjaman rumah.
Pendapatan memegang peranan penting bagi
generasi milenial dalam kepemilikan rumah
(Abidoye, et al., 2020). Menurut Kurniawan,
Dewi, Maulatsih, & Gunadi (2020), beberapa
kendala terkait finansial lainnya adalah
ketidakterjangkauan pendapatan yang umumya
dialami oleh generasi milenial termasuk jangka
waktu pembayaran angsuran, beban suku bunga
dan kendala lainnya.
Berdasarkan fenomena di atas, maka
penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan, pertama
adalah mengungkapkan faktor-faktor yang
dipertimbangkan generasi milenial dalam
pemilihan rumah. Kedua, mengungkapkan
kendala finansial yang dihadapi generasi
milenial untuk memiliki rumah yang
diinginkan. Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pemahaman tentang perilaku
generasi milenial dalam memilih rumah tinggal
sehingga dapat digunakan sebagai penentuan
strategi pemasaran produk rumah yang
ditawarkan pada generasi tersebut serta
kaitannya dengan kemampuan finansialnya.
Keinginan individu dalam kepemilikan
rumah berkaitan dengan faktor internal yaitu
status perkawinan, tingkat pendapatan,
pendidikan dan lain sebagainya. Stabilitas
perkawinan dan kepemilikan rumah
menunjukkan individu yang telah melakukan
pembelian rumah memiliki probabilitas rendah
untuk melakukan perceraian. Saat proses
mengambil keputusan pembelian, keputusan
bukan ditentukan secara individual atau
personal, namun keluarga dalam hal ini orang
Pertimbangan Generasi Milenial pada Kepemilikan Rumah dan Kendala Finansial
(Desy Delvina Wijaya, Njo Anastasia)
13
tua juga diperlukan dalam pengambilan
keputusan. Sebagai contoh, cara pandang
keluarga yang memiliki adat bahwa setelah
menikah harus memiliki rumah sendiri, atau
status sebagai anak tunggal menyebabkan
setelah menikah maka anak tidak boleh pisah
dengan orang tua (Abidoye, et al., 2020).
Faktor-faktor yang menjadi dasar
pertimbangan kepemilikan rumah dibahas lebih
lanjut, khususnya pada generasi milenial adalah
sebagai berikut:
1. Faktor internal, faktor yang timbul atas dasar
bentuk keinginan atau pemahaman personal.
Faktor ini diuraikan berdasarkan:
- Tingkat pendapatan setiap individu
bervariasi, penerimaan gaji juga
bervariasi seperti gaji harian, mingguan,
dan bulanan.
- Latar belakang pendidikan dimulai dari
tidak bersekolah, lulusan SD, lulusan
SMP, lulusan SMA/SMK, Sarjana atau
Diploma, bahkan tingkat pendidikan
lebih tinggi.
- Pekerjaan individu juga bervariasi mulai
dari tidak bekerja, ibu rumah tangga,
pegawai swasta/negeri, dan wiraswasta.
- Status pernikahan seperti belum menikah,
sudah menikah, atau cerai.
2. Faktor keluarga, merupakan gambaran latar
belakang keluarga individu seperti:
- Adanya dukungan finansial, menjadi
salah satu alasan individu dapat memiliki
rumah, karena pada umumnya dukungan
finansial dapat bersumber dari orang tua
ataupun pinjaman orang terdekat.
- Cara pandang, setiap individu memiliki
cara pandang berbeda-beda tentang
rumah. Individu yang suka kepraktisan
akan memilih untuk membeli apartemen
dibandingkan rumah, serta seseorang
yang memiliki keluarga besar akan
memilih rumah dibandingkan apartemen
sebagai tempat tinggalnya.
3. Faktor eksternal, timbul diakibatkan dari
lingkungan luar seperti fasilitas kredit serta
kemudahan kepemilikan rumah yang
didasari peraturan dan kebijakan yang ada.
(Abidoye, et al., 2020; Sulistyowati, 2013).
Selanjutnya, Kumar & Khandewal (2018)
mengklasifikasikan dasar-dasar kepemilikan
rumah menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Faktor structure, merupakan faktor yang
terkait dengan konstruksi dan kondisi atau
keadaan bagian dalam rumah. Faktor ini
diuraikan berdasarkan:
- Kontruksi bangunan dari setiap rumah
berbeda-beda tergantung pada teknik
yang digunakan developer yang
membangun, juga tiap developer
menentukan spesifikasi bangunan untuk
rumah yang dibangun berbeda sehingga
mempengaruhi kualitas rumah yang
dibangun.
- Ketahanan terhadap api, secara umum
bahan yang dipakai untuk membangun
rumah tidak tahan terhadap api. Akan
tetapi apabila rumah tersebut dibangun
sendiri maka dapat ditambahkan material
yang tahan terhadap api.
- Reputasi dari developer, sangat penting
bagi individu dalam menentukan rumah
yang akan dibeli. Apabila developer
tersebut sudah memiliki “nama” di pasar
property, maka lebih memiliki peluang
dipercaya atas kualitas kerja dan hasil
bangunan yang dikerjakannya.
- Penampilan luar rumah dapat menarik
perhatian individu untuk membeli rumah
tersebut.
- Interior yang direncakan dan
diaplikasikan pada rumah dapat dijadikan
pertimbangan bagi calon pembeli, dan
memberikan nilai tambah bagi rumah
yang dijual tersebut.
- Pemandangan atau view dari rumah
sangat penting. Rumah yang menghadap
view alam atau kebun lebih menarik
dibanding view rumah yang menghadap
bangunan lain.
2. Faktor lokasi merupakan faktor penempatan
atau posisi rumah dan terkait dengan
lingkungan sekitar rumah pilihan. Faktor ini
diuraikan berdasarkan:
- Lokasi, penentuan posisi rumah yang
dipilih sangat penting bagi individu
apakah lokasi tersebut di perkotaan atau
di desa.
- Kedekatan dengan amnenitas, kedekatan
dengan lokasi-lokasi penting seperti
rumah sakit, sekolah, jalan tol, mall,
supermarket menjadi pertimbangan
individu dalam membeli rumah.
- Lokalitas dan garasi yang disediakan
pada rumah pilihan sangat penting karena
JMAP Vol. 1 No. 2, Desember 2021, hal. 11-20
14
pada umumnya akses parkir yang mudah
dan terfasilitasi merupakan pilihan
individu yang memiliki mobil
(kemungkinan lebih dari satu).
3. Faktor finansial timbul berdasarkan
kemampuan finansial individu yang akan
melakukan pembelian rumah. Faktor ini
diuraikan berdasarkan:
- Harga, merupakan indikator utama bagi
individu untuk membeli rumah, sebab
kemampuan finansial yang dimiliki setiap
individu berbeda-beda.
- Ketersediaan pinjaman rumah atau Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) yang disediakan
oleh developer atau bank-bank yang
diajak kerjasama sangat membantu
individu dalam membeli rumah.
- Biaya pemeliharaan juga menjadi
pertimbangan bagi individu saat memilih
rumah, seperti iuran kebersihan dan
keamanan.
Proses perencanaan keuangan untuk
pengeluaran operasional, pembiayaan (kredit),
dan investasi berguna untuk mengoptimalkan
situasi keuangan seseorang (Redhead, 2008).
Pendapatan memegang peranan penting bagi
generasi milenial dalam kepemilikan rumah
(Abidoye, et al., 2020). Jika pendapatan yang
diperoleh lebih kecil dari pengeluaran maka
diperlukan dana tambahan yaitu pinjaman,
sedangkan jika pendapatan lebih besar dari
pengeluaran maka selisih tersebut dapat
digunakan untuk dana tabungan atau dana
investasi. Pembelian rumah memerlukan
pengeluaran yang besar dan kemungkinan besar
sebagian dibiayai oleh pinjaman (melalui
hipotek). Pertimbangan seperti jumlah tahun
yang diperlukan untuk melakukan pelunasan
pembayaran hutang, kemampuan pembayaran
cicilan tiap bulan, melibatkan manajemen
kredit. Pengelolaan kredit diperlukan untuk
mereduksi resiko akibat perubahan tingkat suku
bunga dan besarnya pembayaran cicilan per
bulan (Redhead, 2008; Kapoor, et al., 2016).
Kendala finansial adalah keterbatasan
individu mendapatkan modal dari sumber-
sumber pendanaan yang tersedia untuk
berinvestasi (Bassetto & Kalatzis, 2011).
Beberapa kendala terkait finansial adalah
ketidakterjangkauan pendapatan yang umumya
dialami oleh generasi milenial. Jangka waktu
angsuran dan kemampuan membayar angsuran
dari pendapatan bulanan juga merupakan faktor
kendala finansial dalam keputusan membeli
rumah. Selain itu, suku bunga yang rendah
dalam pinjaman yang lunak juga sebagai
kendala finansial (Kurniawan, et al., 2020).
2. METODE PENELITIAN
Penelitian eksploratif kuantitatif digunakan
sebagai metode penelitian untuk
mengeksplorasi variabel yang diteliti dengan
populasi yaitu masyarakat Surabaya. Teknik
purposive sampling digunakan untuk mencari
responden sesuai kriteria sebagai berikut:
1. Individu, lahir pada tahun kelahiran 1981-
1996 (kategori generasi milenial), yaitu
umur 35-40 tahun.
2. Generasi milenial yang memiliki niat untuk
membeli rumah, sudah masuk pada
kelompok pekerja, atau yang sudah menikah.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner
secara online yaitu google form pada periode
Februari–April 2020 untuk mengumpulkan data
primer yaitu demografi responden dan variabel
penelitian yaitu internal, eksternal, keluarga
(Abidoye, et al., 2020), struktur, lokasi,
finansial serta kendala finansial (Kumar &
Khandelwal, 2018) yang dialami generasi
milenial untuk kepemilikan rumah. Penelitian
ini mereduksi indikator variabel menjadi faktor-
faktor yang dipertimbangkan generasi milenial
untuk memiliki rumah.
Setelah data terkumpul maka dilakukan
pemilihan data yang layak dengan melakukan
uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan
SPSS. Uji validitas merupakan sebuah proses
untuk menguji data penelitian, analisa dan
interpretasi untuk menentukan kebenaran atau
kredibilitas data tersebut, dengan keputusan
dinyatakan valid jika nilai signifikansi < 0,05.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur
dapat diandalkan dan hasilnya akan tetap
konsisten ketika hitungan tersebut diulang dan
dinyatakan reliabel jika Cronbach’s Alpha
nilainya > 0.6 (Priyatno, 2010).
Tahapan berikutnya adalah statistik
deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan
latar belakang demografi responden tentang
hubungan segmentasi demografi dan
segmentasi psikografi pada cluster variabel
penelitian. Selanjutnya, dilakukan analisis
faktor Exploratory Factor Analysis (EFA) yang
digunakan untuk mereduksi elemen pembentuk
Pertimbangan Generasi Milenial pada Kepemilikan Rumah dan Kendala Finansial
(Desy Delvina Wijaya, Njo Anastasia)
15
faktor yang ada agar memperoleh faktor yang
penamaannya didasarkan pada elemen
pembentuk faktor yang ditemukan. Hasil uji
melihat analisa faktor dilihat pada nilai KMO >
0,5 dan Barlette’s Test < 0,05. Langkah uji
kedua adalah uji Kendall-W untuk mengetahui
keselarasan dari sekelompok subjek (orang)
dalam menilai objek tertentu.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden adalah generasi milenial yang
berusia 35-40 tahun dan memiliki rencana
untuk membeli rumah. Hasil seleksi
menampilkan 273 responden namun 38
responden tidak memenuhi syarat sehingga
analisa data dilakukan pada 235 responden yang
telah memenuhi syarat sesuai kriteria sampel.
Tabel 1. Deskriptif responden
Informasi
Frekuensi
Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
102
43,40
Perempuan
133
56,60
Usia
35
63
26,80
36
45
19,10
37
33
14,00
38
34
14,50
39
26
11,10
40
34
14.50
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
35
14,90
Wiraswasta
99
42.10
Pegawai Negeri
23
9,80
Pegawai Swasta
78
33,20
Berencana untuk membeli rumah
Ya
235
235,00
Tidak
0
0,00
Kesulitan untuk membeli rumah
Ya
181
77,00
Tidak
54
23,00
Berapa lama berencana untuk membeli rumah
<3 tahun
99
42,1
4-6 tahun
101
43,00
>7 tahun
35
14,90
Informasi
Frekuensi
Persentase (%)
Melakukan perencanaan keuangan untuk
perencanaan pembelian rumah
Ya
225
95,70
Tidak
10
4,30
Rencana Keuangan
Melakukan investasi
diproduk keuangan
180
76,60
Meminta bantuan
orang tua
46
19,60
Belum memiliki
rencana
9
3,80
Sumber: olahan data, 2021
Tabel 1 menampilkan perbandingan
responden laki-laki dan perempuan adalah 43,4
persen dan 56,6 persen. Mayoritas responden
berusia 35 tahun (26,8 persen), bekerja sebagai
wiraswasta (42,10 persen). Dari 235 reponden
yang memenuhi kriteria sample, 77 persen
mengalami kesulitan untuk membeli rumah,
meskipun 95,7 persen telah melakukan
perencanaan keuangan dengan tujuan
pembelian rumah melalui investasi di produk
keuangan yang berbentuk saham, reksadana,
obligasi, dan lainnya.
Tabel 2 menunjukkan urutan faktor yang
dipertimbangkan generasi milenial dalam
kepemilikan rumah dengan memperhatikan
nilai mean, standar deviasi, nilai Measures of
Sampling Adequacy (MSA), dan nilai
communalities. Nilai mean menunjukkan
tendensi persepsi responden terhadap
pernyataan setiap indikator, semakin kecil nilai
mean menyatakan ketidak-setujuan pernyataan,
demikian pula sebaliknya. Standar deviasi
menyatakan rata-rata jarak simpangan data
setiap indikator, semakin kecil nilai standar
deviasi, maka semakin mendekati rata-rata; jika
nilai standar deviasi semakin besar, semakin
lebar rentang variasi datanya. Jadi, standar
deviasi merupakan ukuran besarnya perbedaan
dari nilai sampel terhadap rata-rata. Nilai MSA
dan nilai communalities menunjukkan nilai > 05
maka tetap digunakan pada analisa selanjutnya.
JMAP Vol. 1 No. 2, Desember 2021, hal. 11-20
16
Tabel 2. Faktor Pertimbangan Generasi Milenial
Kode
Pernyataan
Mean
Standar
Deviasi
Nilai
MSA
Nilai
Communalities
Faktor 1: Faktor Keluarga dan Eksternal
X2.1
Saya membeli rumah karena rujukan dari
keluarga
3,97
0,947
.874
.515
X2.2
Saya membeli rumah karena adat keluarga
yang harus berpisah rumah dari orangtua
setelah menikah
3,87
1,038
.855
.566
X2.3
Saya membeli rumah karena memiliki
dukungan finansial dari keluarga
4,01
0,882
.879
.498
X2.4
Saya membeli rumah karena adanya
perselisihan dalam keluarga
3,59
1,221
.794
.634
X2.5
Saya membeli rumah karena ingin memiliki
tempat tinggal yang tetap untuk istri, dan
anak-anak saya
4,39
0,750
.808
.584
X3.1
Saya membeli rumah karena adanya
kemudahan dalam pengurusan surat-surat
4,18
0,809
.882
.435
X3.4
Saya membeli rumah karena yakin akan
ketersediaan lapangan kerja
4,16
0,814
.924
.465
X4.9
Saya membeli rumah karena adanya reputasi
dari developer
4,11
0,828
.892
.611
X5.1
Saya membeli rumah karena memiliki lokasi
yang dekat dengan tempat kerja saya
4,39
0,778
.862
.405
X5.2
Saya membeli rumah karena jauh dari lokasi
bising
4,22
0,757
.903
.297
X6.2
Saya membeli rumah karena adanya
ketersediaan pinjaman rumah
4,12
0,888
.884
.438
Faktor 2: Faktor Finansial dan lingkungan
X4.4
Saya membeli rumah karena kondisi rumah
aman dari banjir
4,34
0,731
.860
.361
X6.1
Saya membeli rumah karena harga yang
sesuai dengan budget yang saya miliki
4,54
0,661
.849
.456
X6.3
Saya membeli rumah karena cicilan mampu
saya penuhi
4,32
0,720
.905
.539
X6.4
Saya membeli rumah karena tidak terdapat
biaya pemeliharaan rumah
4,29
0,736
.866
.425
X6.5
Saya membeli rumah karena biaya
pemeliharaan rumah masih masuk dalam
budget saya
4,20
0,738
.905
.486
X6.6
Saya membeli rumah karena merasa sanggup
membayar biaya down payment dan
cicilannya
4,26
0,800
.912
.516
X6.7
Saya membeli rumah karena adanya free
BPHTB
4,35
0,756
.899
.456
Faktor 3: Faktor Structure
X3.2
Saya membeli rumah karena tipe rumah yang
saya inginkan tersedia
4,34
0,717
.883
.455
X3.3
Saya membeli rumah setelah mengamati
kondisi perekonomian yang stabil
4,29
0,764
.938
.439
X4.1
Saya membeli rumah setelah mengamati
kondisi rumah yang dibangun dengan baik
4,41
0,730
.888
.472
X4.2
Saya membeli rumah karena bahan yang
dipakai kuat
4,34
0,735
.843
.557
X4.3
Saya membeli rumah karena yakin
ketahanannya terhadap api
4,23
0,767
.937
.440
X4.5
Saya membeli rumah karena penampilan
rumah seperti yang saya inginkan
4,43
0,678
.894
.544
Pertimbangan Generasi Milenial pada Kepemilikan Rumah dan Kendala Finansial
(Desy Delvina Wijaya, Njo Anastasia)
17
Kode
Pernyataan
Mean
Standar
Deviasi
Nilai
MSA
Nilai
Communalities
X4.6
Saya membeli rumah karena interior dalam
rumah yang bagus
4,38
0,703
.844
.665
X4.7
Saya membeli rumah karena mendapat full
furnished
4,20
0,796
.903
.457
X6.8
Saya membeli rumah karena free jasa interior
4,25
0,750
.884
.290
Faktor 4: Faktor Internal
X1.2
Saya membeli rumah karena ingin untuk
menikah
4,33
0,784
.868
.581
X1.3
Saya membeli rumah karena ingin
membesarkan anak
4,14
0,809
.848
.429
X1.4
Saya membeli rumah karena alasan
pencapaian pribadi
4,41
0,731
.888
.361
X2.5
Saya membeli rumah karena ingin memiliki
tempat tinggal yang tetap untuk istri, dan
anak-anak saya
4,39
0,750
.808
.584
Faktor 5: Faktor Selera/Preferensi
X1.1
Saya membeli rumah karena ingin memiliki
tempat tinggal
4,61
0,599
.809
.538
X4.8
Saya membeli rumah karena tertarik dengan
pemandangan dari dalam rumah
4,37
0,694
.889
.588
X5.4
Saya membeli rumah karena lokasi di pusat
kota
4,19
0,826
.891
.495
Sumber: olahan data, 2021
Hasil uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO)
menampilkan nilai 0.849 > 0,5 dan Bartlett's
Test of Sphericity 0.000 < 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa data baik untuk analisa faktor.
Nilai MSA tiap indikator juga memenuhi syarat
> 0,5 dan setelah dirotasi menggunakan teknik
Varimax maka terbentuk faktor baru. Hasil
analisis faktor menunjukkan lima faktor baru
terbentuk dari 35 indikator yang digunakan
sebagai pengukuran dari penelitian terdahulu
terkait faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam pembelian rumah. Kelima faktor bagi
generasi milenial saat mempertimbangkan
pembelian rumah adalah faktor keluarga dan
eksternal, faktor finansial dan lingkungan,
faktor structure, faktor internal, dan faktor
selera atau preferensi.
Tabel 3 menampilkan urutan prioritas
kesulitan finansial pada generasi milenial
dimulai dari kondisi ketidakmampuan membeli
rumah dikarenakan tidak adanya bantuan dari
pihak orang terdekat. Rangking terakhir adalah
kesulitan finansial dikarenakan keterbatasan
pada penghasilan yang diperoleh.
Tabel 3. Prioritas Kendala Finansial
Kode
Pernyataan
Mean
Rank
KF1
Saya tidak membeli rumah
karena tidak adanya
pinjaman dari orang terdekat
2.76
KF2
Saya tidak membeli rumah
karena uang muka yang
besar
2.99
KF3
Saya tidak membeli rumah
karena pengeluaran untuk
kebutuhan sehari-hari yang
sudah cukup besar
3.03
KF4
Saya tidak membeli rumah
karena tidak adanya fasilitas
cicilan dengan nominal yang
kecil
3.05
KF5
Saya tidak membeli rumah
karena adanya keterbatasan
dalam penghasilan saya
3.17
Sumber: olahan data, 2021
Penelitian ini membuktikan bahwa
dukungan keluarga, perselisihan keluarga,
kemudahan dalam administrasi kepemilikan
rumah, reputasi developer, tersedianya
lapangan kerja, serta jauh atau tidaknya lokasi
kerja merupakan faktor yang paling
dipertimbangkan oleh generasi mienial dalam
pembelian rumah disebut faktor keluarga dan
eksternal. Faktor keluarga seperti cara pandang
JMAP Vol. 1 No. 2, Desember 2021, hal. 11-20
18
keluarga yang berhubungan dengan adat bahwa
setelah menikah harus memiliki rumah sendiri,
atau status sebagai anak tunggal sehingga
setelah menikah tidak boleh pisah dengan orang
tua turut berperan dalam pertimbangan
responden memutuskan melakukan pembelian
rumah. Hal ini sesuai penelitian Abidoye,
Puspitasari, Sunindijo, & Adabre (2020) bahwa
keinginan dari individu untuk memiliki sebuah
rumah berkaitan dengan faktor internal dan
keluarga bukan hanya dari individu atau
personal melainkan keluarga dalam hal ini
orang tua juga diperlukan dalam pengambilan
keputusan pembelian rumah.
Selain faktor keluarga dan eksternal,
terdapat faktor structure dengan pengukuran
tentang rumah yang dibangun sesuai dengan
konstruksi yang baik, interior yang ada pada
dalam rumah, ketahanan terhadap api, dan
adanya jasa interior merupakan pertimbangan
kedua untuk pembelian rumah oleh generasi
milenial. Sesuai dengan penelitian Kumar &
Khandelwal (2018) dalam mengevaluasi
kepemilikan rumah, individu menganalisis
kondisi rumah yang nantinya akan
dipertimbangkan untuk dipilih seperti quality
construction, jumlah kamar tidur, jumlah kamar
mandi, interior, dan eksterior dikategorikan
dalam faktor structure.
Sedangkan fasilitas, lingkungan, dan
finansial dikelompokan menjadi satu nama
faktor yaitu faktor finansial dan lingkungan
sebagai pertimbangan ketiga. Lokasi rumah
dekat dengan fasilitas umum, tersedia garasi,
rumah aman dari banjir, serta harga dan biaya
yang timbul akibat kepemilikan rumah tersebut.
Kumar & Khandelwal (2018) juga
membuktikan bahwa faktor finansial terdiri
harga rumah, tersedianya fasilitas pinjaman,
jumlah cicilan dan uang muka (down payment)
menjadi pertimbangan terbesar dalam
kepemilikan rumah. Terutama adanya biaya
yang timbul setelah rumah tersebut dimiliki,
seperti biaya keamanan dan kebersihan sekitar
perumahan, serta biaya pengurusan akta jual
beli.
Pertimbangan keempat yaitu perkawinan
dan pencapaian pribadi dikelompokkan menjadi
satu faktor yaitu faktor internal. Hal ini serupa
dengan penelitian Abidoye, Puspitasari,
Sunindijo, & Adabre (2020), bahwa keinginan
dari individu untuk memiliki sebuah rumah
berkaitan dengan faktor internal yaitu status
perkawinan, tingkat pendapatan, dan
pencapaian pribadi, dimana pasangan yang
sudah membeli rumah menunjukkan
probabilitas tingkat rendah untuk melakukan
perceraian. Faktor selera atau preferensi
merupakan faktor kelima untuk kepemilikan
rumah disebabkan keinginan memiliki tempat
tinggal yang tetap yang memiliki pemandangan
pada rumah yang dipilih, sebab memberikan
nilai tambah atas pemandangan bagus dari
dalam rumah. Pada umumnya, pemandangan
dari dalam rumah turut meningkatkan harga jual
rumah tersebut, sehingga individu perlu
mempertimbangkan kondisi finansialnya jika
memiliki preferensi atau selera tambahan
tersebut.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisa yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
ditemukan 5 (lima) faktor baru yang terbentuk
dari analisa faktor, yaitu faktor keluarga dan
eksternal, faktor finansial dan lingkungan,
faktor structure, faktor internal, dan faktor
selera atau preferensi yang menjadi
pertimbangan generasi Milenial dalam
kepemilikan rumah. Keputusan Generasi
Milenial dalam kepemilikan rumah sangat erat
kaitannya dengan kemampuan finansial, oleh
sebab itu terdapat beberapa kendala finansial
yang penting untuk dipertimbangkan dalam
kepemilikan rumah seperti ketersediaan
fasilitas pinjaman.
Pada penelitian selanjutnya, disarankan
faktor aksesbilitas, hukum dan fasilitas umum
seperti pendidikan, kesehatan perlu
ditambahkan terkait pertimbangan kepemilikan
rumah. Jenis properti hunian juga dapat diteliti
lebih spesifik untuk apartemen terutama pada
generasi lain seperti gen Z. Apartemen memiliki
keunikan terkait adanya beragam fasilitas yang
tidak tersedia pada hunian rumah tinggal,
seperti gym, fasilitas kolam renang, fasilitas
tempat parkir, minimarket atau laundry. Hal ini
dapat menjadi pertimbangan pada generasi lain
yang mencari kemudahan, kenyamanan dan
kedekatan.
Penelitian ini memberikan kontribusi positif
bagi pihak developer yang memiliki segmen
pasar generasi milenial, sehingga dapat
menentukan strategi pemasaran dan desain
produk yang disesuaikan dengan kebutuhan
atau gaya hidup generasi milenial. Pihak
Pertimbangan Generasi Milenial pada Kepemilikan Rumah dan Kendala Finansial
(Desy Delvina Wijaya, Njo Anastasia)
19
perbankan juga dapat bekerja sama dengan
pihak developer untuk memasuki celah pasar
dari generasi milenial sehubungan dengan
kemampuan finansialnya. Fasilitas kredit
dengan periode lebih panjang, bunga kredit
yang ringan, pembayaran uang muka yang
dapat dicicil merupakan salah satu cara menarik
minat generasi milenial untuk memilih KPR
sebagai salah satu pembayaran yang
ditawarkan. Generasi milenial cenderung
menghindari pembayaran tunai dikarenakan
tidak adanya dukungan finansial dari orang tua,
serta masih rendahnya penghasilan yang
diperoleh untuk membayar rumah tersebut.
Bagi generasi milenial, disarankan untuk
melakukan investasi agar dapat mencapai
tujuan keuangan yaitu pemilikan rumah di masa
datang sekaligus mendapatkan passive income.
DAFTAR PUSTAKA
Abidoye, R. B., Puspitasari, G., Sunindijo, R. &
Adabre, M., 2020. Young adults and
homeownership in Jakarta, Indonesia.
International Journal of Housing Markets
and Analysis, 14(2), pp. 333-350. [Online]
Bank Indonesia, 2018. Harga properti
residensial tumbuh melambat. Survei Harga
Properti Residensial Triwulan II - 2018, pp.
1-11.
Bassetto, C. F. & Kalatzis, A. E., 2011.
Financial distress, financial constraint and
investment decision: Evidence from Brazil.
Economic Modelling, 28(1-2), pp. 264-271.
Gibler, K. M. & Nelson, S., 2003. Consumer
behaviour applications to real estate
education. Journal of Real Estate Practice
and Education, 6(1), pp. 63-89. [Online]
Kadin Indonesia, 2018. Millenial, jangan takut
membeli properti. [Online]
Available at:
https://www.nusakini.com/news/millenial-
jangan-takut-membeli-properti
[Accessed 20 Maret 2021].
Kapoor, J. R., Dlabay, L. R., Hughes, R. J. &
Hart, M. M., 2016. Focus on personal
finance: An active approach to help you
achieve financial literacy. 5th ed. New
York: McGraw-Hill Education.
Kumar, Y. & Khandelwal , U., 2018. Factors
affecting buying behaviour in the purchase
of residential property: A factor analysis
approach. International Journal on
Customer Relations, 6(2), pp. 27-32.
[Online]
Kurniawan, C., Dewi, L. C., Maulatsih, W. &
Gunadi, W., 2020. Factors influencing
housing purchase decisions of millennial
generation in Indonesia. International
Journal of Management, 11(4), pp. 350-
365. [Online]
Manstead, A. S. R., 2018. The psychology of
social class: How socioeconomic status
impacts thought, feelings, and behaviour.
The British Journal of Social Psychology,
57(2), pp. 267-291. [Online]
Njo, A., Made-Narsa, I. & Irwanto, A., 2017.
Dual process of consumption and
investment motives in residential market
Indonesia. Melbourne, Australia, Springer,
pp. 550-556.
Primadhyta, S. & Fauzi, Y., 2017. Gaji cuma
naik tipis, generasi milenial sulit beli
rumah. [Online]
Available at:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2
0170203081851-92-191002/gaji-cuma-
naik-tipis-generasi-milenial-sulit-beli-
rumah
[Accessed 6 Pebruari 2021].
Priyatno, D., 2010. Teknik mudah dan cepat
melakukan analisis data penelitian dengan
SPSS dan tanya jawab ujian pandadaran.
Yogyakarta: Gaya Media.
Redhead, K., 2008. Personal finance and
investment: A behavioural finance
perspective. USA and Canada: Routledge.
Shutterstock, 2018. Tantangan generasi
milenial untuk punya rumah. [Online]
Available at:
https://economy.okezone.com/read/2018/0
4/29/470/1892600/tantangan-generasi-
milenial-untuk-punya-rumah
[Accessed 18 Maret 2021].
Sulistyowati, E., 2013. Motivasi dan perilaku
konsumen dalam keputusan pembelian
produk industri kerajinan kulit di
Yogyakarta. Jurnal Maksipreneur, 2(2), pp.
17-26. [Online]
Thaker, H. M. & Sakaran, K. C., 2016.
Prioritisation of key attributes influencing
the decision to purchase a recidential
property in Malaysia : an analytic hierarchy
process (AHP) approach. International
Journal of Housing Markets and Analysis,
9(4), pp. 447-467. [Online]
JMAP Vol. 1 No. 2, Desember 2021, hal. 11-20
20
Wijayanti, T. N., 2019. Pengaruh religius,
promosi, dan reputasi terhadap minat
generasi milenial menggunakan produk
pembiayaan KPR pada bank syariah.
Equilibrium Jurnal Pendidikan, 8(2), pp. 1-
3. [Online]