Ibnu Sina adalah salah satu filosof muslim abad pertengahan yang mempunyai andil besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan baik di barat maupun di timur terutama dalam masalah filsafat, psikologi, matematika, fisika dan metafisika serta ilmu agama lainya. Pandangannya mengenai falsafah emanasi, al-nafs dan al-wujud ia tetap tidak melepaskan diri dari pandangan gurunya al-farabi namun ia telah mengembangkan dan menyempurnakan dengan metode logika yang sempurna dan mudah di pahami, ibnu sina berusaha memadukan antara pemikiran plato, Aristoteles maupun neoplatonisme, walaupun keaslian pandangannya sebagai seorang filosof muslim yang besar tetap tampak.islam sangat menghargai akal manusia karena akal adalah daya fikir atau proses pikiran yang lebih tinggi yang berkenaan dengan pengetahuan, daya akal budi, kecerdasan berfikir. Para filosof bersepakat bahwa akal memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Dalam hal ini Ibnu Sina membagi daya (akal) teoritis (al-‘alimah) kepada empat tingkatan yaitu; al- ‘Uqul al-Hayyulaniyyah material intelec, akal material, al-‘Uqul bi alMalakah, Fakulty Intelec atau akal dalam kapasitas atau akal bakat, Al-‘Uqul bi al al- fi’l akal dalam aktualitas atau akal aktual, dan al-‘uqul al-mustafad (acquired intelec) atau akal perolehan yang disebut dengan al-‘aql mustafad dan dengan akal tersebutlah otak manusia terhubung dengan Tuhan.