ArticlePDF Available

Kepemimpinan Keselamatan, Komitmen Ahli K3, Akuntabilitas Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Keselamatan

Authors:

Abstract

The incidence of work accident rates tends to be volatile due to ineffective patterns of cooperation and communication between employees and leaders understanding OHS. The purpose of this study is to examine safety leadership, the commitment of OHS experts, accountability to job satisfaction & safety performance. The research analysis method used the PLS or partial least square modeling test. Data collection using questionnaire answer results with a sample of 99 employees. The results show that job satisfaction is significantly affected by safety leadership, and OHS expert commitment and responsibility and safety performance are affected by safety leadership and job satisfaction. The variable commitment and accountability of OHS experts have no significant impact on company performance. The conclusion found workers were satisfied that safety leadership, OHS expert commitments, and accountability could be applied, resulting in improved safety performance. On the other hand, OHS experts have no commitment and accountability to improve safety performance. This situation is due to workers' lack of commitment to implementing OHS and accountabilities. Managerial implications require the OHS aspect to be an integral part of the company's operations and the consequences for improving safety performance standards.
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 164
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Kepemimpinan Keselamatan, Komitmen Ahli K3, Akuntabilitas
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Keselamatan
Gatot Sutrisno1, Tatan Sukwika2,*
1Universitas Sahid Jakarta, larsogs0604.lgs@gmail.com
2Universitas Sahid Jakarta, *tatan.swk@gmail.com
ABSTRACT
The incidence of work accident rates tends to be volatile due to ineffective patterns of
cooperation and communication between employees and leaders understanding OHS. The
purpose of this study is to examine safety leadership, the commitment of OHS experts,
accountability to job satisfaction & safety performance. The research analysis method used the
PLS or partial least square modeling test. Data collection using questionnaire answer results
with a sample of 99 employees. The results show that job satisfaction is significantly affected by
safety leadership, and OHS expert commitment and responsibility and safety performance are
affected by safety leadership and job satisfaction. The variable commitment and accountability
of OHS experts have no significant impact on company performance. The conclusion found
workers were satisfied that safety leadership, OHS expert commitments, and accountability
could be applied, resulting in improved safety performance. On the other hand, OHS experts
have no commitment and accountability to improve safety performance. This situation is due to
workers' lack of commitment to implementing OHS and accountabilities. Managerial
implications require the OHS aspect to be an integral part of the company's operations and the
consequences for improving safety performance standards.
Keywords: leadership, OHS expert, accident, accountability, performance
ABSTRAK
Kejadian tingkat kecelakaan kerja cenderung fluktuatif akibat tidak efektifnya pola kerjasama
dan komunikasi antara karyawan dan pimpinan memahami K3. Tujuan studi ini mengkaji
kepemimpinan keselamatan, komitmen ahli K3, dan akuntabilitas terhadap kepuasan kerja dan
kinerja keselamatan. Metode analisis penelitian digunakan uji pemodelan .PLS atau partial least
square. Pengumpulan data menggunakan hasil jawaban kuesioner dengan sampel karyawan
berjumlah 99 orang. Hasilnya diketahui bahwa kepuasan kerja dipengaruhi secara signifikan
oleh kepemimpinan keselamatan, komitmen ahli K3 dan akuntabilitas, begitu pula kinerja
keselamatan dipengaruhi oleh kepemimpinan keselamatan dan kepuasan kerja. Sementara pada
variabel komitmen ahli K3 dan akuntabilitas tidak ditemukan pengaruh yang signifikan pada
kinerja perusahaan. Kesimpulan menemukan pekerja merasa puas jika kepemimpinan
keselamatan, komitmen ahli K3, dan akuntabilitas dapat diterapkan dengan baik, sehingga
kepuasan kerja berdampak pada peningkatan kinerja keselamatan. Di lain sisi, belum ditemukan
komitmen ahli K3 dan akuntabilitas mampu meningkatkan kinerja keselamatan. Kondisi ini
akibat kurangnya komitmen pekerja dalam penerapan K3, begitu pula akuntabilitas. Implikasi
manajerialnya dibutuhkan berupa penempatan aspek K3 sebagai bagian integral operasi
perusahaan dan konsekuensi untuk peningkatan standar kinerja keselamatan.
Kata Kunci : kepemimpinan, ahli K3, kecelakaan, akuntabilitas, kinerja
Naskah diterima: 30-08-2021, direvisi: 25-08-2021, diterbitkan: 01-09-2021
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 165
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
PENDAHULUAN
Kinerja keselamatan dapat dilihat dari
seberapa perusahaan mampu mengurangi
tingkat kecelakaan kerja dalam periode
tertentu, hal ini telah tergambarkan bahwa
kejadian kecelakaan kerja kategori ringan
pada tahun 2018 sebanyak 63 kejadian/orang,
untuk tahun 2019 sebanyak 85 kejadian/orang
dan pada tahun 2020 sebanyak 30
kejadian/orang. Hal ini kecelakaan kerja
tersebut selama tiga tahun terakhir cenderung
fluktuatif.
Komitmen ahli K3 (keselamatan dan
kesehatan kerja) secara keseluruhan belum
merata dalam memberikan arahan terkait
kebijakan K3 kepada pekerja, sehingga
kinerja keselamatan masih belum optimal
secara menyeluruh karena tingkat kebutuhan
dan perhatian pada setiap individu berbeda.
Kondisi tidak aman menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja pada karyawan yang
ceroboh, tidak patuh pada prosedur kerja,
tidak menggunakan APD atau alat pelindung
diri yang lengkap, menghiraukan instruksi
kerja dan tidak melaporkan adanya kerusakan
mesin pada saat/sedang bekerja (Kartikasari &
Sukwika, 2021; Purba & Sukwika, 2021).
Perusahaan perlu mendorong komitmen
internalnya, guna menjelaskan dan
mendukung pengembangan para karyawannya
(Darmawan & Putri, 2017; Prasetyaningrum,
2020; Riswanto, 2014; Widiarti & Dewi,
2016; Zahra, 2015).
Akuntabilitas belum sepenuhnya merata
dilakukan oleh karyawan terkait (person
incharge), sehingga kinerja keselamatan
belum sesuai keinginan dan harapan.
Beberapa hal lain yang belum sepenuhnya
dilakukan antara lain: mendorong karyawan
untuk tetap mematuhi dan mengikuti SMK3
(sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja), melakukan pertemuan
keselamatan (safety meeting) dengan
karyawan terutama kepada karyawan
terdampak kecelakaan kerja, melakukan
kontak harian kepada pekerja di lapangan,
mengadakan safety talk kepada karyawan
secara berkala, memberikan pelatihan secara
periodik dan tercatat tentang praktek keja
aman dan pelatihan terkait keselamatan
lainnya (Fajri et al., 2017; Mulyono, 2013;
Pramudya, 2018; Purba & Sukwika, 2021;
Satoto, 2020).
Aspek penting lain sebagai pilar dalam
menerapkan budaya K3 dalam organisasi
kerja salah satunya dengan menerapkan
komitmen dari pimpinan sebagai penentu
kebijakan. Kepemimpinan suatu bentuk
budaya kerja untuk mengubah sikap
karyawannya memiliki motivasi yang
bertujuan guna mewujudkan prestasi kerja
(Agustina & Sukwika, 2021; Kartikawati et
al., 2014).
Kepemimpinan keselamatan memiliki
peran untuk mencapai tujuan membangun
budaya keselamatan dalam pekerjaannya yang
dapat meningkatkan kinerja kepemimpinan
keselamatan serta menjadi bagian seorang
pimpinan sebagai keberhasilan kinerja K3
(Purba & Sukwika, 2021; Satoto, 2020).
Kepemimpinan memainkan peranan penting
meningkatkan kinerja. Dengan kata lain,
unjuk kerja harus memperhatikan kelompok
dalam manajemen secara menyeluruh,
sehingga kepemimpinan dianggap mampu
meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawan yang bekerja (Darmawan & Putri,
2017; Mulyono, 2013).
Kepuasan kerja terbukti memiliki
hubungan dengan komitmen organisasi, maka
perlu menjadi suatu bagian yang dapat
menyebabkan perilaku mengubah fungsi dan
komitmen organisasi. Kepemimpinan
keselamatan merupakan faktor utama dalam
menerapkan dan menjalankan SMK3 (sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja),
karena sebaik apapun SMK3 yang ada di
perusahaan tidak akan berjalan dan tidak
mungkin menarik keterlibatan karyawan
untuk berkomitmen menjalankan aktivitas
keselamatan secara menyeluruh, komitmen
akan tercermin pada sikap dan tindakannya
(Fajri et al., 2017; Mulyono, 2013; Pramudya,
2018; Purba & Sukwika, 2021; Ramli, 2010;
Sunarta, 2019).
Komitmen merupakan bagian dari sikap
karyawan terhadap pekerjaannya sehingga
mampu berkontribusi pada perusahaan dengan
kebijakan-kebijakan yang terdapat di
organiasinya karena adanya kesamaan nilai-
nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai
organisasinya. Keberadaan komitmen bersama
pada organisasi dapat menentukan tingkat
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 166
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
kepuasan pekerja dan komitmen dalam
memajukan organisasi (Prasetyaningrum,
2020; Riswanto, 2014; Widiarti & Dewi,
2016; Zahra, 2015). Didasarkan pemaparan di
atas maka permasalahan yang dapat
dirumuskan pada penelitian ini yaitu seberapa
besar kepuasan kerja dan kinerja keselamatan
dapat dipengaruhi dengan baik oleh
kepemimpinan keselamatan, komitmen ahli
K3, dan akuntabilitas. Tujuan penelitian
menguji pengaruh kepemimpinan
keselamatan, komitmen ahli K3, dan
akuntabilitas terhadap kepuasan kerja dan
kinerja keselamatan.
KAJIAN LITERATUR
Kepemimpinan keselamatan pada
kepuasan kerja dan kinerja keselamatan
Kepemimpinan K3 dalam hal ini yaitu
sebagai pemimpin mampu mengubah sebuah
organisasi/perusahaan dengan cara
mengarahkan dan menerapkan tujuan
organisasi/perusahaan yang mampu
memberikan inspirasi bagi seluruh karyawan
untuk mencapai visinya tersebut (Marzuki et
al., 2018; Mulyono, 2013; Widiarti & Dewi,
2016). Kepemimpinan individu maupun
kepemimpinan dalam perusahaan memainkan
peranan penting meningkatkan kinerja.
Dengan kata lain, unjuk kerja harus
memperhatikan kelompok dalam manajemen
secara menyeluruh, sehingga kepemimpinan
dianggap mampu meningkatkan kinerja
karyawan dan kepuasan kerja karyawan yang
bekerja di tempat tersebut (Darmawan &
Putri, 2017; Mulyono, 2013; Zahra, 2015).
Komitmen ahli K3 pada kepuasan kerja
dan kinerja keselamatan
Perusahaan perlu mendorong komitmen
internalnya, guna menjelaskan dan
mendukung pengembangan para
karyawannya. Manajemen perusahaan juga
perlu melibatkan pekerja untuk menentukan
tujuan kerjanya. Tetapi dalam mengontrol
kontribusi pekerja guna mendukung tujuan
organisasi maupun perusahaan memerlukan
pemberdayaan para karyawannya, hal ini
karena karyawan yang dapat diberdayakan
akan meningkatkan kepercayaan pada bisnis,
memahami apa yang seharusnya dilakukan
oleh dirinya dan bersedia untuk memberikan
ide-ide yang cemerlang untuk memajukan
perusahaan (Darmawan & Putri, 2017; Jamal
et al., 2021; Prasetyaningrum, 2020;
Riswanto, 2014). Perhatian utama dalam
memajukan perusahaan yaitu memperhatikan
dan meningkatkan kepuasan kerja para
karyawannya, karena jika karyawan kurang
merasa dihargai, dinilai belum mampu atas
kinerja/hasil kerja yang mereka miliki, maka
tidak akan merasa puas. Keberhasilan dalam
pekerjaan bukan menjadi salah satu dari
kepuasan kerja, ada hal-hal lainnya seperti
melakukan interaksi dengan sesama rekan
kerja, dengan pimpinan, mengikuti peraturan
perusahaan dan lingkungan kerja yang
seringkali tidak memadai. Komitmen dalam
sebuah organisasi adalah salah satu
pengabdian dan tanggung jawab bersama
yang menjadi kunci sukses dalam organisasi
sehingga mampu mempengaruhi kinerja
karyawan (Mulyono et al. 2013; Riswanto,
2014).
Akuntabilitas pada kepuasan kerja dan
kinerja keselamatan
Akuntabilitas akan mampu
meningkatkan kualitas kerja perusahaan yang
berdampak bagi kepentingan publik secara
langsung maupun tidak langsung, hal ini
menjadi bagian dari suatu tujuan dalam
pelayanan publik yang baik (Radiyanto, 2018;
Wardiana & Hermanto, 2019).
Akuntabilitas yaitu kewajiban pihak
pemegang amanah dalam suatu perusahaan
yang menjadi bagian tanggungjawabnya pada
seluruh aktivitas kegiatan yang dilakukan.
Selanjutnya perusahaan memiliki hak dan
kewajiban yang diberikan kepada pemegang
amanah untuk menindaklanjuti tanggung
jawabnya. Akuntabilitas memiliki pengaruh
yang kuat terhadap kinerja organisasi (Jamal
et al., 2021; Radiyanto, 2018; Sunarta, 2019;
Wardiana & Hermanto, 2019).
Kepuasan kerja pada kinerja keselamatan
Kepuasan kerja keterkaitannya terhadap
pekerjaan dapat memberikan situasi dan
perasaan yang menyenangkan atas kegiatan
pekerjaan yang dilakukan, rasa nyaman, rasa
aman dan kesehatan dapat terjaga. Dalam
lingkup perusahaan bila karyawan merasakan
atas kepuasan kerjanya maka dapat
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 167
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
meningkatkan produktivitas dan kinerja
(Sunarta, 2019). Beberapa penelitian lain
menunjukkan bahwa kepuasan kerja menjadi
dasar kinerja karyawan dan kepuasan kerja
memiliki pengaruh kuat pada kinerja (Fajri et
al., 2017; Mulyono, 2013; Pramudya, 2018).
Kepemimpinan keselamatan pada kinerja
keselamatan melalui kepuasan kerja
Perilaku seorang pemimpin yaitu
sebagai faktor penting yang mampu
memberikan dampak pada kepuasan kerja.
Agar kepuasan kerja timbul dan dapat
dirasakan oleh karyawan dalam bekerja,
sebagai penyelia mendengakan keluhan yang
dialami karyawan dalam aspek pekerjaannya
dan selalu memberikan solusi
penyelesaiannya. Kepuasan kerja dan kinerja
karyawan di perusahaan dapat meningkat
ditunjukan pada sikap seseorang memiliki
kemampuan kepemimpinan yang baik
(Darmawan & Putri, 2017; Kartikawati et al.,
2014; Mulyono, 2013; Satoto, 2020; Zahra,
2015).
Komitmen ahli K3 pada kinerja
keselamatan melalui kepuasan kerja
Keberhasilan setiap pekerja ditentukan
oleh kompetensi, kemahiran dan komitmen
terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Komitmen organisasi akan terlihat dari sikap
seseorang karena dirinya menjadi bagian dari
perusahaan dan selalu memberikan kontribusi
untuk memajukan kegiatan perusahaan. Oleh
karena itu komitmen perusahaan akan timbul
secara langsung karena karyawan merasa
memiliki dan terlibat dalam suatu kegiatan
perusahaan. Komitmen organisasi mampu
meningkatkan kinerja melalui kepuasan kerja
karyawan pada perusahaan (Jamal et al., 2021;
Pramudya, 2018; Prasetyaningrum, 2020;
Riswanto, 2014; Satoto, 2020).
Akuntabilitas pada kinerja keselamatan
melalui kepuasan kerja
Kinerja yaitu gambaran hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya
didalam perusahaan sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja
setiap perusahaan atau organisasi jika
dilakukan dengan penuh tanggung jawab,
maka dapat dikatakan sebagai pemerintahan
yang baik. Akuntabilitas mampu
meningkatkan kepuasan kerja dengan prestasi
kerja pegawai (Radiyanto, 2018; Wardiana &
Hermanto, 2019).
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan
kerangka pemikiran yang tersaji pada gambar
1, maka hipotesis penelitian diajukan hipotesis
bahwa diduga kepemimpinan keselamatan,
komitmen ahli K3, akuntabilitas berdampak
terhadap kepuasan kerja dan kinerja
keselamatan.
Gambar 1. Kerangka pemikiran
METODE PENELITIAN
Pada bagian metode penelitian terlebih
dahulu dilakukan disain riset sebagai proses
mengusun kerangka kerja atau rencana untuk
melakukan studi yang digunakan sebagai
pedoman dalam mengumpulkan dan
menganalisis data. Disain penelitian dalam
penelitian ini digunakan penelitian eksploratif,
deskriptif, dan kasual. Penelitian eksploratif
bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah
atau situasi untuk mendapatkan pengetahuan
dan pemahaman yang baik. Sementara itu,
penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan sesuatu. Penggunaan disain
penelitian deskriptif diharapkan output
penelitian memiliki pernyataan yang jelas
mengenai permasalahan yang dihadapi,
hipotesis yang spesifik, dan informasi detail
yang dibutuhkan. Terakhir, desain riset kausal
lebih menekankan pada penentuan hubungan
sebab dan akibat, yaitu untuk mengetahui
peubah yang menjadi penyebab (independent
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 168
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
variable) dan peubah akibat (dependent
variable) dari suatu fenomena.
Gambaran umum lokasi penelitian,
perusahaan yang diteliti berada di kawasan
industri EJIP Cikarang selatan kabupaten
Bekasi Jawa Barat. Sebagai perusahaan yang
berada di dalam kawasan industri, dalam
aktivitas operasionalnya menyediakan fasilitas
lengkap dan baik untuk mendukung kinerja
karyawan dengan manajemen pengelolaan dan
operasional oleh 100% tenaga kerja
Indonesia.Dengan pengalaman terbaik
dibidang peralatan & sistem kelistrikan yang
didukung penuh R&D (Litbang) menjamin
penuh kualitas yang di produksi sesuai dengan
kebutuhan public. Mendukung penuh
kebijakan pemerintah dalam program TKDN
(Tingkat Kandungan Dalam Negeri), pada
tahun 2008 dan berhasil mendapatkan
sertifkat TKDN untuk jenis peralatan listrik
tertentu. Di tahun 2009 dan seterusnya,
lokalisasi komponen terus dilakukan untuk
meningkatkan tingkat kandungan lokal produk
meter listrik lainnya. Perusahaan memiliki
komitmen penuh terhadap konsep manufaktur
yang ramah lingkungan dengan pemakaian
sumber daya yang efisien dan pencegahan
terhadap kerusakan lingkungan yang
disebabkan aktifitas produksi serta
memberikan prioritas utama kepada
keselamatan kerja dan kesehatan. Perusahaan
yang diteliti bergerak di bidang lingkungan,
sehingga untuk pengelolaan kawasan demi
kenyamanan dan hubungan masyarakat, maka
perusahaan memiliki program corporate
social responsibility (CSR).
Populasi dan sampel
Populasi yang digunakan pada
penelitian yaitu sejumlah 293 responden.
Penentuan karakteristik responden dengan
kriteria yaitu:
Tabel 1. Populasi Penelitian
No
Karakteristik /Bagian
Jumlah
1
Departemen head (Dh)
7
2
Engineer, Supervisor, Staff/Officer
dan Leader group & Operator
(Eng, Svr, SO, LO)
277
3
Penanggung jawab HSE memiliki
9
sertifikat Ahli K3 di perusahaan
(AK3U & lainnya) (Pj.K3)
Total keseluruhan (orang)
293
Sumber: Hasil Analisis Penulis (2021)
Besarnya ukuran sampel bergantung jenis
penelitian dan pengambilan sampelnya,
perhitungan sampel mengikuti jenis
penelitiannya yaitu sebagai berikut
(Ruseffendi, 2010):
Berdasarkan perhitungan sampel di atas
dan untuk memudahkan penelitian, maka
jumlah penelitian untuk karakteristik/bagian
Departemen Head sebanyak 2 orang, untuk
karakteristik/bagian Engineer, Supervisor,
Staff & Officer dan Leader group & Operator
sebanyak 94 orang dan untuk
karakteristik/bagian Penanggung jawab K3
memiliki sertifikat Ahli K3 di perusahaan
sebanyak 3 orang. Jumlah sampel dalam
penelitian dari perhitungan yaitu sebanyak 99
orang.
Definisi operasional variabel
Variabel eksogen merupakan variabel
yang memberikan dampak timbulnya variabel
endogen, variabel eksogen yaitu
kepemimpinan keselamatan, komitmen ahli
K3 dan akuntabilitas. Variabel intervening
merupakan variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel eksogen terhadap
variabel endogen, variabel intervening yaitu
kepuasan kerja. Variabel endogen ini adalah
variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel eksogen, variabel endogen yaitu
kinerja keselamatan.
Metoda analisis data
Metode analisis data menggunakan
program komputer yang dilakukan dengan
tiga analisis diantaranya yaitu outer model,
inner model, dan pengujian hipotesis. Dengan
metode tersebut akan diketahui data
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 169
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
dinyatakan valid dan dapat pula diketahui
variabel yang mampu mempengaruhi.
Analisis Outer Model
1. Convergent Validity: ketentuan valid jika
nilai outer loading > 0,07.
2. Discriminant Validity: ketentuan nilai
loading yang dituju > nilai loading lainnya.
3. Average Variance Extracted (AVE):
ketentuan nilai rata-rata AVE > 0,5.
4. Composite Reliability: ketentuan
composite reability > 0,07.
5. Cronbach Alpha: ketentuan cronbach
alpha > 0,7.
Analisis Inner Model
1. Koefisien Determinasi (R2): semakin
mendekati 100% lebih besar pengaruhnya.
2. Effect Size (f2): mendekati angka 1
menjadikan penilaian prediksi yang
semakin baik.
3. Penilaian Goodness of Fit (GoF):
penelitian layak uji dengan model PLS
atau partial least square jika nilai SRMR <
0,08.
Hipotesis Penelitian
H1: Adanya pengaruh kepemimpinan
keselamatan terhadap kepuasan kerja.
H2: Adanya pengaruh komitmen ahli K3
terhadap kepuasan kerja.
H3: Adanya pengaruh akuntabilitas terhadap
kepuasan kerja.
H4: Adanya pengaruh kepemimpinan
keselamatan terhadap kinerja
keselamatan.
H5: Adanya pengaruh komitmen ahli K3
terhadap kinerja keselamatan.
H6: Adanya pengaruh akuntabilitas terhadap
kinerja keselamatan.
H7: Adanya pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja keselamatan.
H8: Adanya pengaruh kepemimpinan
keselamatan terhadap kinerja
keselamatan melalui kepuasan kerja.
H9: Adanya pengaruh komitmen ahli K3
terhadap kinerja keselamatan melalui
kepuasan kerja.
H10: Adanya pengaruh akuntabilitas terhadap
kinerja keselamatan melalui kepuasan
kerja.
Adapun indikator instrumen variabel
penelitian yang terdiri dari variabel
kepemimpinan keselamatan (KS), komitmen
Ahli K3 (KAK), akuntabilitas (A), kepuasan
kerja (KKJ) dan kinerja keselamatan (KKS)
serta masing-masing indikator memiliki item
indikator variabel penelitian yang telah
dirangkum mengikuti Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Indikator Instrumen Penelitian
Variabel
Manifest
Item Indikator Variabel Penelitian
Visi
1. Mempunyai visi ke depan dalam
K3 [KS1]
2. Mampu menyampaikan visi
kepada anggota tim [KS2]
Kredibili-
tas
3. Menjaga kepercayaan [KS3]
4. Konsisten menetapkan K3 [KS4]
Orientasi
pada
tindakan
5. Memberikan teguran keras
terhadap risiko kurang memadai
[KS5]
6. Berbagi pengetahuan K3 dengan
anggota tim [KS6]
7. Memonitor fakta dan data yang
terukur dalam hal K3 kepada tim
[KS7]
8. Bertanggung jawab penuh
terhadap aktivitas atau pekerjaan
yang berbahaya di lapangan [KS8]
Kolaborasi
9. Mendorong anggota tim untuk
berpartisipasi aktif dalam K3
[KS9]
10. Mengembangkan Kerjasama tim
untuk suatu keberhasilan [KS10]
11. Memberikan pengakuan pada
anggota tim dengan segera, pasti
dan berfikir positif [KS11]
Umpan
balik dan
pengakuan
12. Mendorong perilaku aman dan
umpan balik berdasarkan data
yang terukur, dapat diandalkan
dan sah [KS12]
Keselamat
an dalam
tata nilai,
visi dan
misi
1. Menerapkan SMK3 [KAK1]
2. Menjalankan aktivitas K3 dengan
tanggung jawab, sepenuh hati dan
bersemangat [KAK2]
Keselamat
an dibahas
dalam
rapat
3. Membahas topik K3 dalam setiap
rapat [KAK3]
4. Mendiskusikan isu K3 dengan
anggota tim dan meminta umpan
balik [KAK4]
Dukungan
manaje-
men dan
sumber
daya
5. Memberikan dukungan tenaga,
waktu dan pikiran untuk program
K3 berdasarkan prioritas [KAK5]
6. Berpendapat dan mendukung
bahwa K3 bukan untuk
menghambat operasional kerja
[KAK6]
Keselamat
7. Mendahulukan dan memastikan
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 170
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Variabel
Manifest
Item Indikator Variabel Penelitian
an bagian
pengambil
an
keputusan
keselamatan sebelum operasional
kerja dilakukan [KAK7]
8. Memberikan teguran keras pada
operasional kerja dilapangan yang
berisiko bahaya [KAK8]
Variabel Laten: Akuntabilitas [A]
Komunika
si dan
manaje-
men
kepemimpi
nan
1. Ahli K3 dan tim diperusahaan
selalu mengadakan pertemuan
secara berkala, pelatihan dan
penyelesaian masalah K3 [A1]
2. Ahli K3 dan tim diperusahaan
selalu menjamin komunikasi
dengan atasan, rekan kerja, pekerja
guna menjalankan SMK3 [A2]
Pengukur-
an efek
kerugian
akibat
kecelakaan
kerja
3. Perlu adanya pelatihan K3 untuk
mengurangi efek kerugian yang
lebih besar [A3]
4. Memberikan pelatihan K3 bagi
karyawan secara berkala guna
menghindari terjadinya
Kecelakaan Kerja dan PAK [A4]
Penyebab
dasar
kecelakaan
kerja
5. Ahli K3 dan tim diperusahaan
peduli terhadap kegiatan lingkup
K3 dan mencari akar penyelesaian
masalah bila kondisi unsafe act
dan unsafe condition [A5]
6. Ahli K3 dan tim diperusahaan
mendorong kepada karyawan guna
menjalankan SMK3 [A6]
Pendanaan
untuk
SMK3
7. Memiliki pendanaan yang tersedia,
teratur, terukur untuk program K3
[A7]
8. Indikator kinerja akan dicapai,
ditetapkan dan digunakan untuk
mengevaluasi anggaran K3 [A8]
Variabel Laten: Kepuasan kerja [KKJ]
Pekerjaan
itu sendiri
1. Merasa puas bekerja diperusahaan
karena memiliki prosedur dan
peraturan SMK3 yang berlaku
[KKJ1]
2. Merasa puas bekerja diperusahaan
sebelum bekerja mendapatkan
orientasi hal-hal berkaitan dengan
K3 [KKJ2]
Atasan
3. Merasa puas kepada atasan dan
jajaran manajemen mengutamakan
dan menerapkan K3 [KKJ3]
4. Merasa puas dengan atasan dan
jajaran manajemen karena
perhatian dan bertindak cepat bila
ada kejadian kecelakaan kerja
[KKJ4]
Teman
sekerja
5. Merasa puas dengan rekan kerja
memiliki kewajiban dan saling
mengingatkan terkait ketentuan
dan prosedur K3 [KKJ5]
6. Merasa puas bekerja karena semua
karyawan memiliki pengetahuan
dan peduli tentang K3 [KKJ6]
Promosi
7. Merasa puas untuk promosi
jabatan karena terdapat penilaian
Variabel
Manifest
Item Indikator Variabel Penelitian
performa kerja terkait tentang K3
[KKJ7]
8. Merasa puas karena kepatuhan,
kepedulian dan tetap menjalankan
prosedur K3 yang telah ditetapkan
[KKJ8]
Gaji/Upah
9. Merasa terpenuhi dengan
gaji/upah dan tunjangan kerja yang
diterima sesuai dengan peraturan
[KKJ9]
10. Merasa puas perusahaan
memberikan gaji dan tunjangan
kerja sesuai dengan standar yang
berlaku [KKJ10]
Leading
Indicator
1. Terlibat Bersama tim dalam
program K3 [KKS1]
2. Memastikan elemen-elemen
didalam SMK3 diterapkan dengan
baik dan benar dilapangan [KKS2]
Lagging
Indicator
3. Melakukan langkah pencegahan
untuk menjaga operasional
dilapangan bebas dari Kecelakaan
Kerja dan PAK [KKS3]
4. Menggerakan tim dalam upaya
mengendalikan risiko bahaya kerja
dan operasi [KKS4]
Operasion
al atau
pelaksana-
an K3
5. K3 faktor penting dalam
pengukuran Key Performance
Indicator (KPI) [KKS5]
6. Memastikan tercapainya KPI: 1)
Indikator usaha/proses (legging),
2) Indikator hasil/output (leading),
3) Pengukuran operasional atau
pelaksanaan perogarm K3 [KKS6]
Sumber: Hasil Elaborasi Penulis (2021)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan SEM-
PLS, diperoleh hasil outer loading
Kepemimpinan keselamatan [KS] yaitu KS_1
sampai dengan KS_12 mendapatkan nilai
outer loading berkisar antara 0,851 0,948,
outer loading Komitmen Ahli K3 [KAK]
yaitu KAK_1 sampai dengan KAK_8 pada
variabel Komitmen Ahli K3 mendapatkan
nilai angka outer loading berkisar antara
0,804 0, 913, outer loading Akuntabilitas
[A] yaitu A_1 sampai dengan A_8 pada
variabel Akuntabilitas mendapatkan nilai
angka outer loading berkisar antara 0,853
0,952, outer loading Kepuasan kerja [KKJ]
yaitu KKJ_1 sampai dengan KKJ_10 pada
variabel Kepuasan kerja mendapatkan nilai
angka outer loading berkisar antara 0,848
0,934, outer loading Kinerja keselamatan
[KKS] yaitu KKS_1 sampai dengan KKS_6
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 171
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
pada variabel Kinerja keselamatan
mendapatkan nilai angka outer loading
berkisar antara 0,868 0,935. Selengkapnya
hasil estimasi model PLS disajikan pada
Gambar 2.
Keterangan:
KS: Kepemimpinan keselamatan, KAK: Komitmen Ahli K3, A:
Akuntabilitas, KKJ: Kepuasan kerja; KKS: Kinerja keselamatan
Gambar 2. Hasil estimasi model PLS
Berdasarkan hasil perhitungan SEM-
PLS, diperoleh hasil bahwa perolehan pvalues
untuk masing-masing variabel yang lebih
kecil dari taraf nyata 0,05, adapun untuk
Komitmen ahli k3 terhadap kinerja
keselamatan dan akuntabilitas terhadap
kinerja keselamatan memperoleh p-values
lebih besar dari taraf nyata 0,05.
Selengkapnya disajikan pada Tabel 3.
Kepemimpinan keselamatan terhadap
kepuasan kerja
Hasil perhitungan kepemimpinan
keselamatan terhadap kepuasan kerja
diperoleh pvalues sebesar 0,000 maka (0,000
< 0,05), menunjukan kepemimpinan
keselamatan terbukti dapat memberikan
dampak positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Kepemimpinan keselamatan
yang dilaksanakan dengan baik, maka
kepuasan kerja semakin meningkat. Hasil
penelitian sesuai dengan penelitian Marzuki et
al. (2018) bahwa kepemimpinan keselamatan
mampu memberikan pengaruh pada kepuasan
kerja.
Komitmen ahli K3 terhadap kepuasan
kerja
Hasil perhitungan kepemimpinan
keselamatan terhadap kepuasan kerja
diperoleh pvalues sebesar 0,030 maka (0,030
< 0,05), artinya komitmen ahli K3 terbukti
dapat memberikan dampak positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja.
Komitmen ahli K3 yang dilaksanakan dengan
baik, maka kepuasan kerja semakin
meningkat. Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian Riswanto (2014) komitmen ahli K3
mampu memberikan pengaruh pada kepuasan
kerja.
Tabel 3. Pengaruh Antar Variabel
Pengaruh
antar variabel
yang diteliti
pvalues
Keten-
tuan
Keterangan
KS KKJ
0,000
< 0,05
Signifikan
KAK KKJ
0,030
< 0,05
Signifikan
A KKJ
0,000
< 0,05
Signifikan
KS KKS
0,005
< 0,05
Signifikan
KAK KKS
0,394
.> 0,05
Tidak Signifikan
A KKS
0,442
> 0,05
Tidak Signifikan
KKJ KKS
0,000
< 0,05
Signifikan
KS KKJ
dampaknya
KKS
0,001
< 0,05
Signifikan
KSK KKJ
dampaknya
KKS
0,049
< 0,05
Signifikan
A KKJ
dampaknya
KKS
0,003
< 0,05
Signifikan
Akuntabilitas terhadap kepuasan kerja
Hasil perhitungan akuntabilitas
terhadap kepuasan kerja diperoleh pvalues
sebesar 0,000 maka (0,000 < 0,05), artinya
akuntabilitas terbukti dapat memberikan
dampak positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Akuntabilitas yang
dilaksanakan dengan baik, maka kepuasan
kerja semakin meningkat. Hasil penelitian
sesuai dengan penelitian Wardiana &
Hermanto (2018) bahwa akuntabilitas mampu
memberikan dampak pada kepuasan kerja.
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 172
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Kepemimpinan keselamatan terhadap
kinerja keselamatan
Hasil perhitungan kepemimpinan
keselamatan terhadap kinerja keselamatan
diperoleh pvalues sebesar 0,005 maka (0,005
< 0,05), artinya kepemimpinan keselamatan
terbukti dapat memberikan dampak positif
dan signifikan terhadap kinerja keselamatan.
Kepemimpinan keselamatan yang
dilaksanakan dengan baik, maka kinerja
keselamatan semakin meningkat. Hasil
penelitian sesuai dengan penelitian Mulyono
et al. (2013) bahwa kepemimpinan
keselamatan mampu memberikan dampak
yang kuat pada kinerja keselamatan.
Komitmen ahli K3 terhadap kinerja
keselamatan
Hasil perhitungan komitmen ahli K3
terhadap kinerja keselamatan diperoleh
pvalues sebesar 0,394 maka (0,394 < 0,05),
artinya komitmen ahli K3 belum sepenuhnya
terbukti dapat memberikan dampak positif
dan signifikan terhadap kinerja keselamatan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
Riswanto (2014) bahwa komitmen organisasi
memiliki dampak yang besar pada kinerja
karyawan, begitu juga dengan penelitian
Jamal et al. (2021) terdapat perbedaan yaitu
komitmen berpengaruh positif terhadap
kinerja.
Akuntabilitas terhadap kinerja
keselamatan
Hasil perhitungan akuntabilitas
terhadap kinerja keselamatan diperoleh
pvalues sebesar 0,442 maka (0,442 < 0,05),
artinya akuntabilitas belum sepenuhnya
terbukti dapat memberikan dampak positif
dan signifikan terhadap kinerja keselamatan.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wardiana dan Hermanto
Riswanto (2019) bahwa akuntabilitas
memberikan dampak pada kinerja organisasi.
Kepuasan kerja terhadap kinerja
keselamatan
Hasil perhitungan kepuasan kerja
terhadap kinerja keselamatan diperoleh
pvalues sebesar 0,000 maka (0,000 < 0,05),
artinya kepuasan kerja terbukti dapat
memberikan dampak positif dan signifikan
terhadap kinerja keselamatan. Kepuasan kerja
dilaksanakan dengan baik, maka kinerja
perusahaan meningkat. Hasil penelitian sesuai
dengan penelitian Fajri et al. (2017) bahwa
kepuasan kerja berdampak kuat pada kinerja
karyawan perusahaan dan juga sesuai dengan
penelitian Ruhayu (2020) bahwa kepuasan
kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja.
Kepemimpinan keselamatan terhadap
kepuasan kerja dan dampaknya terhadap
kinerja keselamatan
Hasil perhitungan kepemimpinan
keselamatan terhadap kepuasan kerja dan
dampaknya pada kinerja keselamatan
diperoleh pvalues sebesar 0,001 maka (0,001
< 0,05), yang berarti kepemimpinan
keselamatan terbukti dapat memberikan
dampak positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja dan kinerja keselamatan.
Kepemimpinan keselamatan dilaksanakan
dengan baik, maka kepuasan kerja dan kinerja
keselamatan semakin meningkat. Hasil
penelitian sesuai dengan penelitian Mulyono
et al. (2013) kepemimpinan mampu
meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja
karyawan.
Komitmen ahli K3 terhadap kepuasan
kerja dan dampaknya terhadap kinerja
keselamatan
Hasil perhitungan komitmen ahli K3
terhadap kepuasan kerja dan dampaknya pada
kinerja keselamatan diperoleh pvalues sebesar
0,049 maka (0,049 < 0,05), artinya komitmen
ahli K3 terbukti dapat memberikan dampak
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
dan kinerja keselamatan. Komitmen ahli K3
dilaksanakan dengan baik, maka kepuasan
kerja dan kinerja keselamatan semakin
meningkat. Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian Riswanto (2014) bahwa komitmen
organisasi mampu meningkatkan kepuasan
kerja dan kinerja karyawan pada sebuah
perusahaan.
Akuntabilitas terhadap kepuasan kerja dan
dampaknya terhadap kinerja keselamatan
Hasil perhitungan akuntabilitas
terhadap Kepuasan kerja dan dampaknya pada
kinerja keselamatan diperoleh pvalues sebesar
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 173
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
0,003 maka (0,003 < 0,05), artinya
akuntabilitas terbukti dapat memberikan
dampak positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja dan kinerja keselamatan.
Akuntabilitas dilaksanakan dengan baik, maka
kepuasan kerja dan kinerja keselamatan
semakin meningkat. Hasil penelitian sesuai
dengan penelitian (Radiyanto, 2018) bahwa
akuntabilitas organisasi mampu meningkatkan
kepuasan kerja dan prestasi kerja pegawai.
SIMPULAN
Hasil penelitian disimpulkan kepuasan
kerja dipengaruhi secara signifikan oleh
kepemimpinan keselamatan, komitmen ahli
K3 dan akuntabilitas, begitu juga kinerja
Keselamatan dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh kepemimpinan keselamatan
atau kepuasan kerja. Sementara tidak
ditemukan pengaruh yang signifikan
komitmen ahli K3 dan akuntabilitas terhadap
kinerja keselamatan, hal ini dikarenakan
kurangnya komitmen para pekerja dalam
penerapan dalam penerapan K3, begitu pula
akuntabilitas belum sepenuhnya terbukti
meningkatkan kinerja keselamatan, hal ini
dikarenakan beberapa kegiatan yang belum
dilakukan sepenuhnya sebagai bagian
akuntabilitas Ahli K3.
Implikasi manajerial dari kajian yaitu
dibutuhkan peningkatan kinerja keselamatan
secara menyeluruh dan berkesinambungan
dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
dengan cara memenuhi komitmen dan
kepemimpinan yang kuat, manajemen harus
menempatkan aspek K3 sebagai bagian
integral dalam operasi perusahaan.
Manajemen harus lebih memberikan arahan,
menyediakan sumberdaya yang memadai
untuk keselamatan, menetapkan standar
kinerja berbasis keselamatan dan memberikan
reward and punishment dalam pelaksanaan.
Saran penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel penelitian, misal
pengukuran budaya K3, kompetensi, risiko
keselamatan/bahaya dan sejenisnya.
REFERENSI
Agustina, S. S., & Sukwika, T. (2021).
Analisis kinerja pegawai pada
direktorat sumber daya, ditjen dikti
kemendikbud. Journal of Applied
Management Research, 1(1), 34-44.
doi:10.36441/jamr.v1i1.263
Darmawan, A., & Putri, M. A. (2017).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Komitmen Organisasi Melalui
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening. Akuntabilitas: Jurnal Ilmu
Akuntansi, 10(1), 2461-1190.
Fajri, K., Utami, H. N., & Prasetya, A. (2017).
Pengaruh Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan
(Studi pada Karyawan PT Brantas
Abipraya (Persero) dalam Proyek
Pembangunan Wisma Atlet
Kemayoran). Jurnal Administrasi
Bisnis, 46(1), 11-19.
Jamal, R. S., Firdaus, S., Bakhtiar, Y., &
Sanjaya, V. F. (2021). Pengaruh
komitmen dan turnover intention
terhadap kinerja karyawan. Jambura
Economic Education Journal, 3(1), 38-
44. doi:10.37479/jeej.v3i1.8583
Kartikasari, S. E., & Sukwika, T. (2021).
Disiplin K3 melalui pemakaian alat
pelindung diri (APD) di laboratorium
kimia PT Sucofindo. VISIKES: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 20(1), 41-50.
Kartikawati, M., Widjasena, B., & Wahyuni,
I. (2014). Pengaruh Kepemimpinan
Keselamatan Pada Kepala Proyek
Terhadap Angka Kecelakaan Kerja PT.
X Dan PT. Y Di Kota Solo Jawa
Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 2(5), 309-314.
Marzuki, H., Sularso, R. A., & Purbangkoro,
M. (2018). Pengaruh Budaya
Keselamatan Kerja, Kepimimpinan Dan
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Dan Kinerja Karyawan Pada
Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi “X
Di Propinsi Kalimantan Timur. BISMA:
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 12(1),
51-65. doi:10.19184/bisma.v12i1.7601
Mulyono, K. (2013). Pengaruh Budaya K3
dan Gaya Kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja dan kinerja karyawan
pada divisi operasi tambang di PT
Newmont Nusa Tenggara. DiE: Jurnal
Ilmu Ekonomi dan Manajemen, 9(1).
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 174
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Pramudya, A. G. (2018). Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan
Kerja Sebagai Variabel Intervening di
Bagian Produksi PT. Pertamina
(Persero) RU VI Balongan Indramayu.
Prasetyaningrum, D. (2020). Pengaruh
Komitmen Organisasi, Karakteristik
Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan dan Motivasi Kerja Sebagai
Variabel Intervening. MANAJERIAL,
7(2), 155-169.
doi:10.30587/manajerial.v7i2.1498
Purba, S. U., & Sukwika, T. (2021). Pengaruh
program keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap produktivitas kerja pada
divisi proyek. Journal of Applied
Management Research, 1(1), 67-77.
doi:10.36441/jamr.v1i1.260
Radiyanto, R. (2018). Pengaruh Akuntabilitas
dan Transparansi Terhadap Kepuasan
Kerja Dengan Prestasi Kerja Pegawai
Sebagai Variabel Antara. Jurnal
Ekonomi dan Manajemen, 19(3), 44-59.
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja. Dian
Rakyat, Jakarta.
Riswanto, E. (2014). Pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja karyawan pada bank
artha graha international tbk
pekanbaru. Riau University,
Ruseffendi, E. (2010). Dasar-dasar penelitian
pendidikan dan bidang non-eksakta
lainnya. Bandung: Tarsito.
Satoto, H. F. (2020). Perspektif Safety
Leadership dalam Peningkatan Kinerja
Keselamatan Kerja. Heuristic, 17(1),
55-66. doi:10.30996/he.v17i1.3571
Sunarta, S. (2019). Pentingnya Kepuasan
Kerja. Efisiensi: Kajian Ilmu
Administrasi, 16(2), 63-75.
Wardiana, I. A., & Hermanto, S. B. (2019).
Pengaruh Akuntabilitas, Gaya
Kepemimpinan, Kompetensi dan di
Mediasi Motivasi Terhadap Kinerja
Organisasi. Akuntabilitas, 12(1), 129-
144. doi:10.15408/akt.v12i1.12657
Widiarti, N. L. P. D., & Dewi, A. S. K.
(2016). Pengaruh Iklim Organisasi Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasional Pada Dinas Pendapatan
Provinsi Bali. E-Jurnal Manajemen
Unud, 5(10), 6345-6372.
Zahra, N. (2015). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Komitmen
Organisasi melalui aspek Kepuasan
kerja karyawan dan kepercayaan pada
sektor perbankan. Jurnal Manajemen
dan Pemasaran Jasa, 8(1), 145-162.
doi:10.25105/jmpj.v8i1.1406
... Tinggi insiden yang terjadi dikarenakan manajemen belum memiliki program yang efektif (Tampubolon, 2015;Wiyasa et al., 2015). Penerapan manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 berdampak pada keberhasilan pelaksanaan kegiatan proyek baik berdasarkan risiko K3 seperti jenis kecelakaan, maupun penyebab K3 seperti jenis luka-luka dan letak kecelakaan (Haryani, 2015;Muflihah & Pudjihardjo, 2019;Madefri & Sukwika, 2021;Sutrisno & Sukwika, 2021). ...
Article
Full-text available
Pada masa pandemik covid 19, kondisi kesehatan, keselamatan kerja, lindungan lingkungan dan pengamanan (K3LLP) pada kawasan pengeboran sumur Parang II menjadi masalah besar. Kegiatan usaha menjadi terbatas sehingga mengakibatkan penurunan permintaan di pasar minyak global. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas manajemen risiko K3LLP pada pengeboran sumur Parang II sepanjang masa pandemik covid 19. Metode penelitian yaitu metode survei menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 67 orang meliputi pekerja tetap, kontrak, dan kontraktor yang terlibat pada proyek pengeboran, baik level pengawas maupun pimpinan lapangan. Analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil menunjukkan bahwa manajemen risiko K3LLP berjalan efektif dengan nilai kontribusi yang signifikan. Kesimpulannya implementasi manajemen risiko K3LLP diaplikasikan baik dan efektif. Oleh karena itu, implikasi manajerialnya perlu penyesuaian yang didasarkan pada standar ISO seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001 dan ISO 31000.
... Occupational safety and health leadership have a role in achieving the goal of building a safety culture in work to improve performance, safety leaders automatically become part of the factors that influence the success of Occupational Health and Safety performance [10]. One of the factors in implementing the implementation of occupational safety and health is safety leadership through a motivational approach and directives from leaders to workers, thereby increasing individual and company safety performance. ...
Article
Full-text available
Background: Statistical data on work accidents in West Java based on data from the Employment Social Security Administrative Agency in 2020, there were 35,291 work accident cases. However, companies in Indonesia, specifically in Bandung, West Java, namely PT. X Indonesia, based on data from 2018 to 2021, there will be no work accidents resulting in loss of working days or working hours. The purpose of this study was to determine the relationship between safety leadership and leadership style with safe behavior. Material and methods: This type of research is analytically observational, with a quantitative approach, and a cross-sectional design. The population of this research is production workers. The sampling technique used a total sampling technique with a sample of 44 people. The data analysis used is chi-square. Result: The results showed that the variables related to safe behavior were educational level (p-value = 0.008), safety concern (p-value = 0.000), and directive leadership style (p-value = 0.041). Variables that are not related are age, gender, years of service, safety motivation, and leadership style (participatory, achievement-oriented, and supportive). Conclusion: There is a relationship between education level, safety concern, and directive leadership style with workers' safe behavior.
... In this situation, leadership commitment to firefighter safety becomes important and strategic. According to Sutrisno and Sukwika (2021), that job satisfaction and the safety performance of task implementers are largely determined by the leadership's commitment to the safety of members while carrying out their duties. The formation of a team for developing occupational safety and health programs can help organizations oversee the operational goals of firefighters' work (Purba & Sukwika, 2021) which is to maintain work productivity in the organization of the East Jakarta City Administration of Fire Management and Rescue. ...
Article
Full-text available
City Administration Fire and Rescue Service sub-department East Jakarta. It is one of the public organizations which, in carrying out its duties, is very wide with high risk. If this is not handled properly, events caused by unsafe actions and unsafe conditions can harm officers, organizations, and environmental safety. This study aims to analyze and determine the work risks of firefighters at the City Administration Fire and Rescue Service sub-department East Jakarta. The method in this study uses qualitative analysis and quantitative combining methods (numerical data) as well as the facts presented by research informants and then analyzed using the Job Safety Analysis (JSA) method based on the theory of use techniques JSA. The results of this study show that there are four types of work identified as risks in the field assignment section. The conclusion stipulates that the work of firefighters has many potential fire hazards with high severity and a risk rating of 40% in the High-Risk category, 50% in the Moderate Risk category, and as much as 10% risk in the Low-Risk category. Organizations are recommended to evaluate the work process of firefighters by increasing the completeness of PPE and increasing the competence of officers.
... In this situation, leadership commitment to firefighter safety becomes important and strategic. According to Sutrisno and Sukwika (2021), that job satisfaction and the safety performance of task implementers are largely determined by the leadership's commitment to the safety of members while carrying out their duties. The formation of a team for developing occupational safety and health programs can help organizations oversee the operational goals of firefighters' work (Purba & Sukwika, 2021) which is to maintain work productivity in the organization of the East Jakarta City Administration of Fire Management and Rescue. ...
Article
Full-text available
City Administration Fire and Rescue Service sub-department East Jakarta. It is one of the public organizations which, in carrying out its duties, is very wide with high risk. If this is not handled properly, events caused by unsafe actions and unsafe conditions can harm officers, organizations, and environmental safety. This study aims to analyze and determine the work risks of firefighters at the City Administration Fire and Rescue Service sub-department East Jakarta. The method in this study uses qualitative analysis and quantitative combining methods (numerical data) as well as the facts presented by research informants and then analyzed using the Job Safety Analysis (JSA) method based on the theory of use techniques JSA. The results of this study show that there are four types of work identified as risks in the field assignment section. The conclusion stipulates that the work of firefighters has many potential fire hazards with high severity and a risk rating of 40% in the High-Risk category, 50% in the Moderate Risk category, and as much as 10% risk in the Low-Risk category. Organizations are recommended to evaluate the work process of firefighters by increasing the completeness of PPE and increasing the competence of officers.
... Kebijakan K3 merupakan komitmen pimpinan suatu organisasi perusahaan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh personil di bawah PT XYZ. Menurut Sutrisno & Sukwika (2021) komitmen untuk melindungi karyawannya ditunjukkan keberhasilan penerapan kebijakan K3 melalui menyediaan APD yang baik karena penyediaan APD adalah hakikat 61 keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil wawancara, manajemen puncak telah menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap Implementasi K3, melaporkan kinerja pekerja ke manajemen puncak, menentukan kebijakan K3 secara lisan, dan mengikutsertakan pekerja dalam partisipasi pekerja. ...
Article
Full-text available
Human resources are the main assets that function as the driving force for the company's operations. PT. XYZ is a pharmaceutical manufacturing company supported by professional human resources. PT. XYZ move in the field of tablet production, volume liquid injection and lyophilized injection (freeze dry) for the treatment of cancer. This study aims to identify potential hazards to workers in the area of the tablet preparation process oncology and analyze the application of hazard risk control in the area of the oncology tablet manufacturing process PT. XYZ. Analysis of potential hazard risks is carried out using the hazard identification and risk assessment method (HIRA) where the output produced is in the form of the risk level of all activities, after the risk level is obtained then each activity is re-analyzed using job safety analysis (JSA) to identify hazards, analyze risks, and determine an appropriate control action to reduce the risk to an acceptable level received. The conclusion of the research shows that in the area of the process of making oncology tablet preparations, two risk levels, namely low and medium levels which are still relatively safe to carry out activities/work. Effort risk control carried out is predicted to minimize the potential for accidents and occupational health employees, and help improve performance. Recommended the need for risk level risk control by implementing administrative control systems and PPE and control by design (modification) and administrative controls in areas at risk of exposure to hazardous substances.
... Penerapan K3 yang tidak dipertimbangkan untuk kinerja karyawan dapat berdampak pada produktivitas kerja karyawan. Kesehatan karyawan dapat terganggu oleh penyakit akibat kerja atau keselamatan kerja yang tidak diawasi (Kartikasari & Sukwika, 2021;Munandar, 2014;Purba & Sukwika, 2021;Sutrisno & Sukwika, 2021) HIRADC adalah elemen penting dari sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja karena berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan manajemen bahaya yang digunakan untuk menetapkan tujuan dan rencana kesehatan dan keselamatan kerja. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia yaitu peraturan pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), peraturan ini berlaku pada industri yang berkewajiban menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. ...
Article
Full-text available
Companies engaged in the freight forwarders or transportation services with activities that pose a risk to the safety and health of workers certainly have the potential to cause danger, starting from the loading-unloading process, the delivery to storage. Therefore, a study on occupational safety and health (K3) is needed. The purpose of this research is to identify occupational risks on freight forwarders and to calculate the level of risk according to the level of likelihood and severity severity. The method uses HIRADC, data collected through observation and questionnaires. Respondents in this study used saturated sampling that is all employees who are at PT. Wardani Srikandi Karya numbered 25 people. The results of the analysis show that there are 81 levels of hazard risk with details of 42% low risk, 54% moderate risk, and 4% high risk level, while the extreme risk level is zero. The conclusion of the research is that freight forwarder companies are dominated by the medium category. The managerial implication that can be recommended is the need for periodic control through elimination, substitution, engineering, administrative and PPE techniques.
Article
Full-text available
The lack of employee involvement in decision-making related to OHS has led to high accident and injury rates. This condition is exacerbated by the limited competence in implementing the OHS program and the impact of the OHS program on employee productivity. The research problem highlights reports of occupational accidents in the production section to encourage Occupational Safety and Health (OHS) managers to improve the implementation of OHS programs in the production section in the fields of Health and Safety Environment (HSE) Inspection, HSE Meetings, HSE Training, and HSE Promotion. The novelty of this research is strategizing OHS activities through safety promotion and OHS culture in the workplace. The research objective is to determine priority strategies to increase employee productivity in the production sector based on alternative OHS programs. The research method uses an Analytical Hierarchy Process (AHP) with a Consistency Index scale below 10%. The results show that the highest criteria for respondents to the Implementation of the Program Strategy are the criteria for encouraging K3 promotion by 33.55%, then the requirements for increasing productivity by 33.45%, and the criteria for improving the K3 program by 33%. The order of priority is as follows: first participation in the introduction of the OHS management system by 21.1%; safety games by 20.3%; socialization of training and assistance in providing information by 20.2%; provision of information by 19.9% and finally, routine health checks by 18.5%. The analysis concludes that the top priorities for improving OHS are encouraging OHS promotion, increasing productivity, and enhancing OHS programs.
Article
Full-text available
Perkembangan perusahaan selalu diikuti oleh perkembangan teknologi untuk mewujudkan perusahaan yang ramah lingkungan maka dibutuhkan pengelolaan manajemen lingkungan yang berkelanjutan, seperti melakukan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) sesuai standar ISO 14001:2015. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemenuhan standar SML ISO 14001:2015 secara multidimensional. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tahapan penelitiannya dikaji secara sistematis, faktual dan akurat yang selanjutnya dihubungkan dengan metode GEMI-2017. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pihak manajemen PT Indonesia Power UP Mrica. Hasil penelitian diketahui dari tujuh dimensi yang diukur terdapat tiga dimensi yang berkategori baik yaitu konteks organisasi, perencanaan, dan dukungan. Empat dimensi lainnya berkategori keberlanjutan memuaskan yaitu dimensi kepemimpinan, operasional, evaluasi kinerja dan peningkatan. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan implementasi dimensi keberlanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan telah sesuai dengan metode GEMI-2017 ISO 14001:2015, begitu juga implementasi self-assesment checklist memiliki kategori memuaskan.
Article
Full-text available
Perusahaan makanan ringan berkomitmen dalam penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) berdasarkan ISO 45001:2018. Oleh karena itu, dilakukan analisis persiapan ISO 45001:2018 untuk mengetahui persiapan perusahaan dalam menerapkan ISO 45001:2018. Tujuan penelitian yaitu mengukur upaya yang telah dirancang dan implementasi rancangan SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018 yang dilakukan perusahaan makanan ringan serta mengukur kesesuaian kondisi awal berdasarkan ISO 45001:2018. Analisis data yang dilakukan dengan skala Likert menggunakan uji korelasi spearman. Hasil pemenuhan persiapan SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018 diperoleh klausul Konteks Organisasi 50%, klausul Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja 62,5%, klausul Perencanaan 72,5%, klausul Dukungan 89%, klausul Operasional 73%, klausul Evaluasi Kinerja 92% dan klausul Peningkatan 87%. Hasil uji reliabilitas nilai Cronbach Alpha diatas 0,70, uji korelasi spearman bernilai signifikan 0.985. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu perusahaan sebagian besar atau diatas 50% telah mengimplementasikan skema ISO 45001:2018. Adapun klausul yang sebagian besar telah diimplementasikan yaitu Klausul Perencanaan, Dukungan, Operasional, Evaluasi Kinerja, dan Peningkatan. Sedangkan klausul yang kurang diimplementasikan yaitu klausul Konteks Organisasi dan Kepemimpinan serta Partisipasi Pekerja. Secara kesesuaian persiapan ISO 45001:2018 dengan kondisi awal perusahaan menunjukkan kondisi kesesuaian yang baik yaitu sebesar 73,33%.
Article
Full-text available
This study aims to analyze occupational safety programs and productivity, analysis of occupational safety and health programs on the company's and analysis of the effect of occupational safety and health program variables on employee productivity. The study was conducted by analyzing questionnaires from 58 respondents of employees and contractors in the project division. The data analysis method used is statistical analysis description and path analysis. From the analysis carried out, the occupational safety and health factors that have a high influence on employee productivity are health program variables, disease prevention and measurement and monitoring with values of 18.19, 0.62, and 0.80. Implementation of safety programs to project division has been well implemented, health program variables, disease prevention and measurement and monitoring have a significant and positive effect together on productivity, pressure management and accident prevention contribute positively but not significantly to the productivity variable. With the significant influence of safety programs on work productivity, the company continues and improves the implementation of safety and requires all employees and contractors to implement safety and health following safety policies and procedures. Safety programs that have not significantly improved the concept of existing programs.
Article
Full-text available
Background – Employee job satisfaction becomes a matter that must be considered for the success and success of the company. There are factors that can affect job satisfaction, namely factors in workers and work factors including organizational commitment, job characteristics, and work motivation. Aim – This study aims to determine and analyze partially and simultaneously the effect of organizational commitment, job characteristics, and work motivation on job satisfaction of employees of PT. Pertamina RU IV (Persero) Cilacap. Design / methodology / approach – The research method uses quantitative by using path analysis techniques (Path Analysis). Samples were taken by purposive sampling technique with a total sample of 123 people, which included Maintenance Execution employees of PT. Pertamina RU IV (Persero) Cilacap. Findings – The results of the study indicate that job satisfaction is positively and significantly affected by organizational commitment through intervening variables of work motivation; job characteristics; and work motivation. Research implication – The results of the study can be used as a company reference in paying attention to organizational commitment, job characteristics, work motivation, and job satisfaction to achieve organizational goals that are effective and efficient. Limitations – Limitations of this study on the number of variables used to predict job satisfaction are limited simultaneously at 66.4%, so that it can use other variables that can provide a greater influence on job satisfaction.
Article
Full-text available
Safety leadership sangat berperan sebagai kunci keberhasilan dalam membangun budaya keselamatan yang kuat pada industri dan yang nantinya akan meningkatkan kinerja dari keselamatan kerja. Standard manajemen keselamatan internasional telah menjadi langkah besar dalam meningkatkan standar keselamatan. Efektivitas dari standard ini sangat tergantung pada bagaimana para pemimpin mengimplementasikannya. Untuk itu diperlukan adanya safety leadership dalam mencapai peningkatan kinerja keselamatan kerja.Safety leadership harus dimiliki oleh pimpinan suatu perusahaan untuk menunjang keberlangsungan kesehatan dan keselamatan pekerjanya.Dalam artikel ini dibahas perspektif dan karakteristik leadership untuk peningkatan safety performance berupa: model safety leadership; safety leadership meningkatkan keselamatan kerja; safety leadership membangun safety culture; safety leadership dan komitmen organisasi; safety leadership pada supervisor. Beberapa hal tersebut dapat meningkatkan keselamatan kerja di suatu organisasi perusahaan.
Article
This research aimed to find out the effect of accountability, leadership style, competency and motivation on the organization performance, especially in government organization, Sidoarjo. The data collection thecnique used simple random sampling. Furthermore, there were 111 respondents as sample in 34 village area, Sidoarjo. Moreover, the data analysis thecnique used PLS (Partial Least Square. The research result concluded the transformasional leadership style had positive effect on the performance and motivation of managerial porformance. Furthermore, the managerial ownership had positive effect on the motivation managerial work. Furthermore, this research had correlated with the government support to create a good governance.
Article
p>This research refers to the previous research which has done by Chiang and Wang (2012) and also completed by Kalber and Cenker (2007). This research is about “the impact of leadership style on organization commitment mediating by job satisfaction and trust on employed at bank sectors”. The background of this research is to know the impact of leadership style on organization commitment. The purpose of this research is to examine the impact of leadership style on organization commitment mediating by job satisfaction and trust. The research is using primary data by spreading questionnaires to 250 employes of banking sectors in DKI Jakarta, such as: Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Jabar, Bank Bukopin and Bank Central Asia during 2015, however there are 201 questionnaires were returned. The method of data analysis used is Structural Equation Model (SEM). The result of this research concludes that there are positive impacts of leadership style on organization commitment mediating by job satisfaction and trust. Keywords: Leadership Style, Job Satisfaction, Trust, Organization Commitment, Banking Sectors.</p
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening di Bagian Produksi PT. Pertamina (Persero)
  • A G Pramudya
Pramudya, A. G. (2018). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening di Bagian Produksi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan Indramayu.
Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Prestasi Kerja Pegawai Sebagai Variabel Antara
  • R Radiyanto
Radiyanto, R. (2018). Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Prestasi Kerja Pegawai Sebagai Variabel Antara. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 19(3), 44-59.
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
  • S Ramli
Ramli, S. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Dian Rakyat, Jakarta.
Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja karyawan pada bank artha graha international tbk pekanbaru
  • E Riswanto
Riswanto, E. (2014). Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja karyawan pada bank artha graha international tbk pekanbaru. Riau University, Ruseffendi, E. (2010). Dasar-dasar penelitian pendidikan dan bidang non-eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.
  • S Sunarta
Sunarta, S. (2019). Pentingnya Kepuasan Kerja. Efisiensi: Kajian Ilmu Administrasi, 16(2), 63-75.