Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 625
Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19: Persepsi
Mahasiswa Pendidikan Biologi
Agus Muliadi1, Baiq Mirawati2, Husnul Jannah3
1,2,3Pendidikan Biologi, FSTT, Universitas Pendidikan Mandalika, Indonesia
E-mail: agusmuliadi@ikipmataram.ac.id
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan biologi
terhadap efektivitas pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian
ex post facto dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak 38 orang yang ditentukan dengan
teknik convenience sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Akademik
2019/2020 atau awal masa pandemi covid-19 di Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup
tentang persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap pembelajaran daring dengan jawaban berdegradasi
sesuai skala likert dan telah divalidasi ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) persepsi mahasiswa pendidikan biologi adalah >70%
memberikan respon negatif pada setiap jawaban tentang efektivitas pembelajaran daring, (2) analisis
deskriptif data persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap pembelajaran daring menghasilkan rata-rata
sebesar 2,28 atau kategori Cukup Baik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring di
Program Studi Pendidikan Biologi pada Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 atau awal pandemi
covid-19 berlangsung kurang efektif.
Kata kunci: pembelajaran daring, pandemi covid-19, persepsi mahasiswa
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai arti usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
demi peranannya dimasa mendatang. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu komponen
utama dalam pendidikan yang pelaksanaanya
harus dipastikan dapat terselenggara secara
baik dan berkesinambungan (Maulah, Nurul &
Ummah, 2020). Pemerintah Indonesia harus
mampu memastikan kegiatan pembelajaran
pada masa pandemi covid-19 ini dapat terus
berlangsung melalui berbagai regulasi dan
metode yang terbaik dengan mematuhi
protokol kesehatan demi menjaga kesehatan
dan keselamatan jiwa pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik.
Pandemi wabah corona virus disease
2019 (covid-19) telah berlangsung lebih dari
satu tahun dan melanda 215 negara di dunia
termasuk Indonesia. Seluruh aspek kehidupan
di dunia terdampak secara serius oleh pandemi
covid-19. Dampak covid-19 di Indonesia telah
merambah sampai dunia pendidikan termasuk
Perguruan Tinggi. Untuk melawan covid-19,
pemerintah pusat hingga daerah telah
mengeluarkan berbagai bentuk kebijakan
untuk dapat menghentikan penyebarannya
seperti larangan berkerumun, pembatasan
sosial (social distancing), menjaga jarak fisik
(physical distancing), memakai masker dan
selalu cuci tangan (Gultom & Sitanggang,
2020; Sadikin & Hamidah, 2020).
Wabah covid-19 telah menginfeksi lebih
dari 1 juta orang di Indonesia. Seiring terus
bertambahnya angka pasien positif covid-19 di
Indonesia, pemerintah melalui Kemendikbud
telah mengeluarkan kebijakan tentang
penyelenggaraan pembelajaran daring (online)
melalui terbitnya Surat Edaran Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan covid-19 pada
satuan pendidikan. Program pembelajaran
daring atau belajar dari rumah ini telah
diterapkan dari berbagai tingkatan pendidikan
di Indonesia, tak terkecuali di tingkat
perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Firman & Rahayu (2020) bahwa
perguruan tinggi dituntut untuk dapat
menyelenggarakan pembelajaran secara daring
atau online.
Menindaklanjuti edaran kemendikbud
tersebut, semua perguruan tinggi merespon
dan menyelengarakan pembelajaran daring
(online), termasuk Universitas Pendidikan
Mandalika dengan meniadakan perkuliahan
konvesional dan menggantinya dengan
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 626
pembelajaran daring. Pembelajaran daring
merupakan kebijakan nasional sebagai langkah
strategis dalam upaya pencegahan penyebaran
virus covid-19. Oleh sebab itu, peroses
pembelajaran daring (online) di Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Sains, Teknik,
dan Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan
Mandalika dilaksanakan dengan
memanfaatkan teknologi dan media internet
secara synchronous atau asynchronous.
Perkembangan teknologi informasi
komunikasi di era 4.0 yang pesat memudahkan
dalam keberlangsungan perkuliahan daring.
Media sosial sebagai media daring yang
memudahkan para penggunanya
berkomunikasi antarmuka, berpartisipasi, dan
berbagi. Sedangkan bagi dosen, adanya
pembelajaran daring ini yang mengubah total
pola pembelajaran dari metode tradisional
(tatap muka) menjadi pembelajaran daring
(online), secara tidak langsung menguji
kompetensi, profesionalisme, dan
keterampilan dosen dalam mengajar (Maulah,
Nurul & Ummah, 2020; Pangondian, Santosa,
& Nugroho, 2019).
Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran (Sadikin & Hamidah, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al.,
(2004) (dalam Sadikin & Hamidah, 2020)
menunjukkan bahwa penggunaan internet dan
teknologi multimedia mampu merombak cara
penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi
alternatif pembelajaran yang dilaksanakan
dalam kelas tradisional. Kuntoro (2017)
menjelaskan bahwa pembelajaran yang
mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran
dengan bantuan internet.
Pembelajaran daring diharapkan menjadi
momentum untuk mengembangkan model
pembelajaran inovatif berbasis teknologi
dengan harapan efektif untuk menggantikan
pembelajaran dengan sistem tatap muka
lansung di kelas (teacher-directed learning)
(Saifuddin, 2017). Pada pembelajaran
konvensional, selama ini mahasiswa
cenderung hanya bersikap reaktif terhadap
kondisi lingkungannya, tetapi tidak berperan
aktif untuk lingkungannya (Yuniarti, 2010).
Pembelajaran daring dapat meningkatkan
peran mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Layanan pembelajaran daring telah tersedia
baik yang dikelola mandiri oleh institusi
dengan Learning Management System (LMS)
maupun pihak ketiga seperti media sosial.
Menurut Zhafira, et al. (2020) dengan
menggunakan pembelajaran daring dapat
meningkatkan interaktivitas dan efisiensi
belajar karena memberikan mahasiswa potensi
yang lebih tinggi untuk berkomunikasi lebih
banyak dengan dosen, rekan, dan mengakses
lebih banyak materi pembelajaran.
Penerapan pembelajaran daring pada
masa pandemi di Fakultas Sains, Teknik, dan
Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan
Mandalika pada awal pandemi covid-19 di
Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
sangat mendadak karena jadwal perkuliahan
dengan metode konvensional (tatap muka)
sudah mulai berlangsung. Hal ini
mengakibatkan persiapan media pembelajaran
daring seperti Learning Management System
(LMS) belum maksimal, sehingga dosen
dihimbau untuk menyelenggarakan
pembelajaran daring dengan berbagai media
yang ada, minimal menggunakan media
WhatsApp. Oleh sebab itu, diperlukan adanya
pemetaan persepsi mahasiswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran daring pada
Pendidikan Biologi FSTT Universitas
Pendidikan Mandalika di Semester Genap
Tahun Akademik 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian ex
post facto dengan pendekatan deskriptif
eksploratif. Penelitian ex post facto adalah
penelitian untuk mengkaji hubungan sebab
akibat yang tidak dimanipulasi atau tidak
diberikan perlakukan oleh peneliti, namun
peneliti hanya merekam data dari kegiatan
yang sudah terjadi. Kajian deskriptif eskloratif
digunakan untuk mendeskripsikan persepsi
mahasiswa pendidikan biologi terhadap
efektivitas perkuliahan daring (Muliadi, 2020;
Sugiyono, 2017; Arikunto, 2016; Singarimbun
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 627
& Sofyan, 2009). Responden penelitian ini
adalah mahasiswa pendidikan biologi Fakultas
Sains, Teknik, dan Terapan (FSTT)
Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak
38 orang yang ditetapkan dengan teknik
convenience sampling karena
mempertimbangkan aksesibilitas responden
dalam mengisi angket secara online pada masa
pandemi covid-19 (Fink, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap Tahun Akademik 2019/2020
atau pada awal pandemi covid-19 di Indonesia.
Intrumen penelitian yang digunakan adalah
angket tertutup dengan jawaban sikap yang
berdegradasi sesuai skala likert (Muliadi,
2020). Instrumen disusun mengacu pada
indikator indikator persepsi yang
dikembangkan oleh Adijaya & Santosa (2018)
yaitu interaksi pembelajaran, manajemen
pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
lingkungan belajar. Angket penelitian ini
terdiri atas 14 pernyataan dan telah divalidasi
oleh para pakar (expert) dan dinyatakan valid
(Muliadi, et al., 2019; Muliadi, 2020; Muliadi
& Mirawati, 2020; Muliadi, Asri & Lestarini,
2020).
Analisis data penelitian yang digunakan
adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan persepsi
mahasiswa pendidikan biologi terhadap
pembelajaran daring pada masa pandemi
covid-19. Rata-rata data persepsi dikonversi
dalam bentuk kategori dengan mengacu pada
kategori penilaian sikap yang dikembangkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2013 (Muliadi, 2020) yaitu:
Tabel 1. Interpretasi skor persepsi mahasiswa
Rata-rata skor
Interpretasi
3,51 – 4,00
2,51 – 3,50
1,51 – 2,50
1,00 – 1,50
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil respon mahasiswa diperoleh
informasi bahwa media pembelajaran daring
yang digunakan dosen pendidikan biologi pada
semester genap Tahun Akademik 2019/2020
yaitu WhatsApp, Google Classroom, Zoom
Meeting, Cisco Webex Meet, dan e-mail.
Analisis data menjelaskan bahwa 47% dosen
menggunakan WhatsApp, 21% menggunakan
WhatsApp dan Google Classroom, 13%
menggunakan media Google Classroom, dan
19% menggunakan WhatsApp dan Zoom
Meeting. Deskripsi data ini menggambarkan
bahwa pembelajaran daring diselenggarkan
dosen umumnya menggunakan WhatsApp.
Deskripsi data tersebut dipertegas dengan
gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Penggunaan media pembelajaran
daring
Deskripsi data hasil pengukuran persepsi
mahasiswa terhadap pembelajaran daring
pendidikan biologi pada semester genap Tahun
Akademik 2019/2020 di awal masa pandemi
covid-19, dijelaskan berdasarkan respon
mahasiswa terhadap 14 butir pertanyaan.
Setiap butir pertanyaan memiliki pilihan
jawaban dengan skala likert yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),
dan Tidak Setuju (TS). Hasil jawaban
responden disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Persepsi mahasiswa tentang pem-
belajaran daring
Pertanyaan
SS
S
KS
TS
1
0%
13%
55%
32%
2
27%
55%
13%
5%
3
11%
66%
18%
5%
4
0%
16%
58%
26%
5
34%
47%
16%
3%
6
0%
19%
63%
18%
7
24%
58%
18%
0%
8
3%
24%
52%
21%
9
13%
58%
24%
5%
10
29%
58%
13%
0%
11
0%
24%
66%
10%
12
5%
50%
34%
11%
13
5%
42%
48%
5%
14
8%
55%
37%
0%
0
5
10
15
20
Google
Classroom
Whatsapp Google
Clasroom &
WhatsApp
WhatsApp
& Zoom
Meeting
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 628
Elaborasi data persepsi mahasiswa
terhadap pembelajaran daring yang disajikan
pada Tabel 2 adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran daring memudahkan saya
berinteraksi dengan dosen. Pada pertanyaan
ini, mahasiswa sebanyak 55% menjawab
Kurang Setuju, 32% Tidak Setuju, 13%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 87%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menjadi peringatan (warning) serius bagi
dosen dalam melaksanakan pembelajaran
daring, karena interaksi pembelajaran
antara dosen dan mahasiswa sangat penting
untuk membangun komunikasi dua arah
dalam suatu proses pembelajaran. Hal ini
dapat disebabkan karena persiapa dosen dan
mahasiswa yang kurang dan sangat
mendesak untuk menyelenggarakan
pembelajaran daring pada awal masa
pandemi, sehingga media pembelajaran
yang digunakan didominasi oleh WhatsApp
Group. Media WhatsApp tidak
memungkinkan untuk melakukan tatap
muka (live) dengan jumlah mahasiswa >20
orang, sehingga pembelajaran dilakukan
dengan penugasan mandiri dan sangat
minim adanya interaksi, diskusi, kolaborasi
selama proses pembelajaran daring.
2. Penyampaian materi oleh dosen kurang
efektif melalui pembelajaran daring. Pada
pertanyaan ini, mahasiswa 55% menjawab
Setuju, 27% Sangat Setuju, 13% Kurang
Setuju, 5% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 82%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif untuk memfasilitasi
mahasiswa dalam menguasai materi
perkuliahan. Hal ini dapat disebabkan
karena media pembelajaran daring yang
umumnya digunakan (WhatsApp)
membatasi ruang interaksi antara dosen dan
mahasiswa, sehingga dosen kesulitan untuk
mengelaborasi materi pembelajaran secara
langsung (interaksi dua arah).
3. Miskomunikasi antara dosen dan
mahasiswa lebih sering terjadi pada
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 66% menjawab
Setuju, 11% Setuju, 18% Kurang Setuju,
5% Tidak Setuju. Respon mahasiswa ini
menjelaskan bahwa 77% mahasiswa
memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif memfasiltiasi
interaksi antara dosen dan mahasiswa,
sehingga seringkali terjadi miskomunikasi.
Hal ini dapat disebabkan karena interaksi
pembelajaran dari menggunakan WhatsApp
hanya dapat dilakukan dengan tulisan,
rekaman suara dan video.
4. Mengemukakan pendapat, pertanyaan, atau
permasalahan lebih nyaman melalui
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 58% menjawab
Kurang Setuju, 26% Tidak Setuju, 16%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 84%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa mahasiswa merasa
kesulitan untuk mengutarakan pendapat,
pertanyaan, dan permasalahan kepada
dosen pada pembelajaran daring. Hal ini
dapat disebabkan karena pembelajaran
daring kurang efektif memfasilitasi
interaksi antara pembelajaran.
5. Diskusi dan kolaborasi antara dosen dan
mahasiswa kurang efektif dalam
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 47% menjawab
Setuju, 34% Sangat Setuju, 16% Kurang
Setuju, 3% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 81%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi dosen dan mahasiswa dalam
berdiskusi dan berkolaborasi.
6. Penyelesaian masalah tentang materi
perkuliahan lebih mudah dan cepat melalui
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 63% menjawab
Kurang Setuju, 18% Tidak Setuju, 19%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 81%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
kurang efektif dalam memfasilitasi interaksi
dosen dan mahasiswa dalam menjelaskan,
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 629
mengelaborasi, dan menyelesaikan berbagai
hal tentang materi pembelajaran.
7. Respon/umpan balik kurang efektif pada
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 56% menjawab
Setuju, 24% Sangat Setuju, 18% Kurang
Setuju, 0% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 80%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi dosen dan mahasiswa dalam
proses diskusi dan umpan balik sangat
terbatas.
8. Pembelajaran daring memudahkan saya
berinteraksi dengan mahasiswa lainnya.
Pada pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak
52% menjawab Kurang Setuju, 21% Tidak
Setuju, 24% Setuju, 3% Sangat Setuju.
Respon mahasiswa ini menjelaskan bahwa
73% mahasiswa memberikan respon negatif
dan menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi antar mahasiswa.
9. Miskomunikasi antar mahasiswa lebih
sering terjadi pada pembelajaran daring.
Pada pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak
58% menjawab Setuju, 13% Sangat Setuju,
24% Kurang Setuju, 5% Tidak Setuju.
Respon mahasiswa ini menjelaskan bahwa
71% mahasiswa memberikan respon negatif
dan menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi dan komunikasi antar mahasiswa,
sehingga seringkali terjadi miskomunikasi.
10. Diskusi dan kolaborasi antar mahasiswa
kurang efektif selama pembelajaran daring.
Pada pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak
58% menjawab Setuju, 29% Sangat Setuju,
13% Kurang Setuju, 0% Tidak Setuju.
Respon mahasiswa ini menjelaskan bahwa
87% mahasiswa memberikan respon negatif
dan menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
ineraksi antar mahasiswa dalam berdiskusi
dan berkolaborasi dalam proses
pembelajaran.
11. Pelaksanaan evaluasi lebih objektif dalam
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 66% menjawab
Kurang Setuju, 10% Tidak Setuju, 24%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 76 %
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
proses evaluasi pembelajaran yang objektif
dan autentik, karena dosen kesulitan untuk
menerapkan penilaian proses (performance
assesment).
12. Lingkungan belajar mendukung
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 50% menjawab
Setuju, 5% Sangat Setuju, 34% Kurang
Setuju, 11% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 55%
mahasiswa memberikan respon positif dan
menggambarkan bahwa lingkungan sekitar
memberikan dukungan yang baik maksimal
kepada mahasiswa dalam mengikuti
pembelajaran daring. Kendati demikian,
cukup banyak mahasiswa (45%)
memberikan respon negatif atau tidak
mendapatkan dukungan yang baik dari
lingkungan sekitar dalam mengikuti
pembelajaran daring.
13. Pembelajaran daring meningkatkan
aktivitas belajar saya. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 48% menjawab
Kurang Setuju, 5% Tidak Setuju, 42%
Setuju, 5% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 55%
memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring belum termotivasi untuk
meningkatkan frekuensi belajarnya, namun
49% lainnya memberikan respon positif
(sebaliknya) yang artinya bahwa sebagian
mahasiswa telah meningkatkan frekuensi
belajarnya selama ikut pembelajaran daring.
14. Pembelajaran daring meningkatkan
kemandirian saya dalam belajar. Pada
pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak 55%
menjawab Setuju, 8% Sangat Setuju, 37%
Kurang Setuju, 0% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 63%
mahasiswa memberikan respon positif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring telah memotivasi mahasiswa untuk
lebih mandiri dalam belajar.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 630
Data persepsi mahasiswa pendidikan
biologi terhadap pembelajaran daring pada
masa pandemi covid-19 dianalisis deskriptif
dengan hasil sebagaimana disajikan pada
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Deskripsi data persepsi mahasiswa
Varians
Σ
Mhs
Σ
Skor
Rata-
Rata
Kriteria
Persepsi
Mahasiswa
38
86,64
2,28
Cukup
Baik
Berdasalkan data hasil analasis pada tabel 2 di
atas menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa
pendidikan biologi terhadap pembelajaran
daring di masa pandemi covid-19 yaitu
memiliki rata-rata sebesar 2,28 dengan
kategori Cukup Baik. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa pembelajaran daring di
Program Studi Pendidikan Biologi pada
Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
atau awal pandemi covid-19 berlangsung
kurang efektif.
Elaborasi hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran daring pada
pendidikan biologi di Semester Genap Tahun
Akademik 2019/2020 atau awal pandemi
covid-19 adalah kurang efektif. Hal ini dapat
disebabkan karena banyak faktor, salah
satunya adalah faktor persiapan yang belum
maksimal, mengingat pada awal penerapan
pembelajaran daring di awal masa pandemi
yang sangat mendadak yaitu setelah jadwal
perkuliahan tatap muka (luring) dimulai.
Persiapan yang tidak maksimal mempengaruhi
efektivitas pembelajaran daring yang
diselenggarakan, sedangkan dosen,
mahasiswa, media, sumber belajar, peralatan
pendukung, dan lingkungan belajar disediakan
secara mendadak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Oktavian & Aldya (2020); Ulfah &
Suryantoro (2020); Daheri, et al (2020) bahwa
sesungguhnya pembelajaran daring
membutuhkan effort dan dukungan yang
maksimal dari semua pihak baik itu pendidik
dan keluarga. Pendidik dan orang tua dituntut
menciptakan lingkungan belajar yang
integratif dan memenuhi berbagai komponen
esensial pembelajaran yakni diskursif, adaptif,
interaktif dan reflektif.
Persiapan yang sangat terbatas
‘memaksa’ dosen menggunakan media
pembelajaran daring yang familiar dan
dimiliki oleh semua mahasiswa seperti
WhatsApp. Penggunaan WhatsApp, membuat
pembelajaran daring kurang efektif karena
keterbatasan interaksi dua arah antara dosen
dengan mahasiswa ataupun antar mahasiswa
secara dua arah, sehingga dosen hanya dapat
memfasilitasi pembelajaran dalam bentuk
tulisan, rekaman suara, video, dan tugas
mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Batubara & Batubara (2020) bahwa penjelasan
detil dari pendidik melalui pesan grup apalagi
video cukup jarang didapat. Padahal video
penjelasan atau tutorial dapat memberikan
pemahaman lebih baik dibandingkan hanya
diberikan tuga mandiri. Hasi penelitian Daheri,
et al (2020) bahwa 85% responden
mengharapkan pendidik memberikan
penjelasan yang memadai untuk tugas yang
diberikan. Beberapa menyarankan melalui
video call dan yang lainnya penjelasan melalui
share video. Media WhatsApp tidak
memungkinkan untuk video call dengan semua
peserta didik dalam waktu bersamaan,
sehingga interaksi dua arah sangat terbatas
dalam pembelajaran daring antara dosen dan
mahasiswa ataupun antar mahasiswa.
Respon mahasiswa menjelaskan bahwa
pembelajaran daring memiliki keterbatasan
dalam proses interaksi, diskusi, kolaborasi,
umpan balik, dan respon. Kondisi ini membuat
mahasiswa mengalami keterbatasan dalam
menyampaikan pendapatan, pertanyaan, dan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
daring, sehingga memungkinkan untuk terjadi
miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa
ataupun antar mahasiswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sadikin & Hamidah (2020)
bahwa pembelajaran daring memiliki
tantangan khusus, lokasi mahasiswa dan dosen
yang terpisah saat melaksanakan menyebabkan
dosen tidak dapat berinteraksi, membimbing,
dan mengawasi secara langsung kegiatan
mahasiswa selama proses pembelajaran.
Akibatnya, tidak ada jaminan bahwa
mahasiswa sunguh-sungguh dalam
mendengarkan elaborasi materi dari dosen,
sehingga dimungkinkan adanya
miskomunikasi. Mahasiswa lebih sering
menghayal pada perkuliahan daring
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 631
dibandingkan ketika kuliah tatap muka
(Szpunar, Moulton, & Schacter, 2013).
Pembelajaran daring diakui mahasiswa
kurang efektif untuk mendapatkan penjelasan
dan penyelesaian masalah materi perkuliahan
dari dosen. Hal ini dikarenakan sesuai dengan
hasil penelitian Sadikin & Hamidah (2020)
bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan
dalam memahami materi perkuliahan yang
diberikan secara daring. Bahan ajar/tugas
mandiri yang biasa disampaikan dalam bentuk
bacaan yang tidak mudah dipahami secara
menyeluruh oleh mahasiswa. Mahasiswa
berasumsi bahwa materi dan tugas mandiri
tidak cukup karena perlu penjelasan secara
langsung oleh dosen (Sadikin & Hakim, 2019;
Swan, 2002).
Pembelajaran daring yang masih dirasa
kurang efektif, memiliki dampak positif bagi
mahasiswa dalam membentuk
kemandiriannya. Mahasiswa mengaku bahwa
selama proses pembelajaran daring
membuatnya lebih giat belajar dan madiri
dalam menyelesaikan tugas perkuliahan. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Sadikin &
Hamidah (2020) bahwa pembelajaran daring
juga memiliki kelebihan mampu
menumbuhkan kemandirian belajar (self
regulated learning). Penggunaan aplikasi
online mampu meningkatkan kemandirian
belajar (Oknisih & Suyoto, 2019). Kuo et al.,
(2014) dalam Sadikin & Hamidah (2020)
menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih
bersifat berpusat pada peserta didik yang
menyebabkan mereka mampu memunculkan
tanggung jawab dan otonomi dalam belajar
(learning autuonomy). Belajar secara daring
menuntut mahasiswa mempersiapkan sendiri
pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan
secara simultan mempertahankan motiviasi
dalam belajar (Aina, M., 2016). Lebih lanjut
Sobron & Bayu, (2019) menyatakan bahwa
pembelajaran daring dapat meningkatkan
minat peserta didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran daring di Program Studi
Pendidikan Biologi pada Semester Genap
Tahun Akademik 2019/2020 atau awal
pandemi covid-19 berlangsung kurang efektif.
Hal ini dibuktikan dengan deksripsi data
penelitian bahwa (1) persepsi mahasiswa
pendidikan biologi adalah >70% memberikan
respon negatif pada setiap jawaban tentang
efektivitas pembelajaran daring, (2) analisis
deskriptif data persepsi mahasiswa pendidikan
biologi terhadap pembelajaran daring
menghasilkan rata-rata sebesar 2,28 atau
kategori Cukup Baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adijaya, N. & Santosa, L.P. 2018. Persepsi
Mahasiswa dalam Pembelajaran Online.
Jurnal Wanastra, 10 (2), 105-110.
https://doi.org/10.31294/w.v10i2.3931
Aina, M. 2016. Pengembangan Multimedia
Interaktif menggunakan camtasia studio
8 pada Pembelajaran Biologi materi
Kultur Jaringan untuk Siswa SMA kelas
XI MIA. Jurnal Biodik, 2 (1).
Batubara, H. H., & Batubara, D. S. (2020).
Penggunaan Video Tutorial untuk
Mendukung Pembelajaran Daring di
Masa Pandemi Virus Corona.
Muallimuna : Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah, 5(2), 74-84.
http://dx.doi.org/10.31602/muallimuna.v
5i2.2950
Daheri, M., Juliana, Deriwanto & Amda, A.D.
2020. Efektivitas WhatsApp sebagai
Media Belajar Daring. Jurnal Basicedu,
4 (4), 775-783.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.4
45
Firman, F., & Rahayu, S. 2020. Pembelajaran
Online di Tengah Pandemi Covid-19.
Indonesian Journal of Educational
Science (IJES), 2 (2), 81-89.
https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659
Fink, A. (2011). How to sample in surveys. In
how to sample in surveys (2nd edition).
Thousand Oaks, CA: SAGE Publication.
Gultom, C.R. & Sitanggang, S.G.M. 2020.
Persepsi Mahasiswa Unika terhadap
Kuliah Online di Masa Pandemi Covid
19. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
dan Sastra (PEDISTRA), 3 (1), 6-15.
http://dx.doi.org/10.1234/pbis.v3i1.771
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 632
Kemendikbud, 2020. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-
edaran-mendikbud-no-4tahun-2020-
tentang-pelaksanaan-kebijakan-
pendidikan-dalam-
masadaruratpenyebaran-corona-virus-
disease-covid-1-9/, (Online) diakses 07
Oktober 2020
Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model
Pembelajaran Daring dalam
PerkuliahanBahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi. Indonesian Language
Education and Literature, 3(1), 99-110.
http://dx.doi.org/10.24235/ileal.v3i1.182
0
Maulah, S., Nurul, F. & Ummah, N.R. 2020.
Persepsi Mahasiswa Biologi terhadap
Perkuliahan Daring sebagai Sarana
Pembelajaran Selama Pandemi Covid-
19. ALVEOLI: Jurnal Pendidikan
Biologi, 1 (2), 49-61. https://alveoli.iain-
jember.ac.id/index.php/alv/article/view/6
Muliadi, A. 2020. Sikap Entrepreneur
Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4 (3), 286-
291.
http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v4i3.120
8
Muliadi, A. 2020. Perbedaan Gender dalam
Sikap Entrepreneur Mahasiswa
Pendidikan Biologi. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 6 (2), 329-334.
http://dx.doi.org/10.36312/jime.v6i2.143
9
Muliadi, A. 2020. Microbiology Learning
Based On Bioentrepreneurship:
Prospective Teacher’s Perception. Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4 (4), 352-
357.
http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v4i4.152
7
Muliadi, A. & Mirawati, B. 2020. The Impact
of Personal Attitude and Subjective
Norm on Entrepreneurial Interest of
Biological Education Students. E-
Saintika: Jurnal Penelitian dan
Pengkajian Ilmu Pendidikan, 4 (3).
https://doi.org/10.36312/e-
saintika.v4i3.307
Muliadi, A., Asri, I.H. & Lestarini, Y. 2020.
Efek Pengetahuan dan Lingkungan
Keluarga terhadap Sikap Entrepreneur
Mahasiswa. Educatio: Jurnal Ilmu
Kependidikan, 15 (2).
https://doi.org/10.29408/edc.v15i2.2836
Muliadi, A. 2019. Pembelajaran Biologi
Berbasis Entrpreneurship. Proceeding
National Conference: Education, Social
Science, and Humaniora, 1 (1), 269-275.
Oktavian, R., & Aldya, R. F. 2020. Efektivitas
Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era
Pendidikan 4.0. Didaktis: Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan,
20(2), 129-135.
http://dx.doi.org/10.30651/didaktis.v20i2
.4763
Oknisih, N., & Suyoto, S. 2019. Penggunaan
APLEN (aplikasi online) sebagai Upaya
Kemandirian Belajar Siswa. Seminar
NasionalPendidikan Dasar, 1 (1), 477-
483.
http://eproceedings.umpwr.ac.id/index.p
hp/semnaspgsd/article/view/1056/905
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho,
E. 2019. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kesuksesan
Pembelajaran Daring Dalam Revolusi
Industri 4.0. Seminar Nasional
Teknologi Komputer & Sains
(SAINTEKS), 1 (1), 56-60.
https://www.prosiding.seminar-
id.com/index.php/sainteks/article/view/1
22
Sadikin, A. & Hamidah, A. 2020.
Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19. BIODIK: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, 6 (2), 214-224.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759
Saifuddin, M.F. 2017. E-Learning dalam
Persepsi Mahasiswa. Jurnal Varia
Pendidikan, 29 (2), 102-109.
Singarimbun, M. & Efendi, S. 2006. Metode
Penelitian Survai (Edisi Revisi). Jakarta
Barat: Pustaka LP3ES Indonesia.
Sobron, A. N., & Bayu, R. 2019. Persepsi
Siswa dalam Studi Pengaruh Daring
Learning Terhadap Minat Belajar IPA.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 633
SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan
Islam dan Multikulturalisme, 1 (2), 30-
38.
https://doi.org/10.37680/scaffolding.v1i2
.117
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Szpunar, K. K., Moulton, S. T., & Schacter, D.
L. 2013. Mind wandering and education:
From the classroom to online learning.
Frontiers in Psychology, 4 (Article 495)
1-7.
https://dx.doi.org/10.3389%2Ffpsyg.201
3.00495
Swan, K. 2002. Building Learning
Communities in Online Courses: the
importance of interaction. Education,
Communication & Information, 2 (1),
23-49.
https://doi.org/10.1080/14636310220000
05016
Ulfah, Y., & Suryantoro, A. (2020). Studi
Awal Tentang Penggunaan Media
Daring Selama Pandemi Corona Di
SMPN Purworejo Lampung Tengah. Al
Jahiz: Journal of Biology Education
Research, 1 (1), 34-43. https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-
Jahiz/article/view/2046
Yuniarti, R.D. 2010. Potensi E-Learning
melalui Sistem Kuliah On-Line dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
Prodi Tata Niaga Jurusan Pendidikan
Ekonomi FPEB-UPI. Jurnal
ANAJERIAL, 8 (16), 66-77.
https://doi.org/10.17509/manajerial.v9i1.
1215
Zhafira, N.H., Ertika, Y. & Chairiyaton. 2020.
Persepsi Mahasiswa terhadap
Perkuliahan Daring sebagai Sarana
Pembelajaran Selama Masa Karantina
Covid-19. Jurnal Bisnis dan Kajian
Strategi Manajemen, 4 (1), 37-45.
https://doi.org/10.35308/jbkan.v4i1.1981