ArticlePDF Available

Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19: Persepsi Mahasiswa Pendidikan Biologi

Authors:

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap efektivitas pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak 38 orang yang ditentukan dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 atau awal masa pandemi covid-19 di Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup tentang persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap pembelajaran daring dengan jawaban berdegradasi sesuai skala likert dan telah divalidasi ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) persepsi mahasiswa pendidikan biologi adalah >70% memberikan respon negatif pada setiap jawaban tentang efektivitas pembelajaran daring, (2) analisis deskriptif data persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap pembelajaran daring menghasilkan rata-rata sebesar 2,28 atau kategori Cukup Baik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring di Program Studi Pendidikan Biologi pada Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 atau awal pandemi covid-19 berlangsung kurang efektif.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 625
Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19: Persepsi
Mahasiswa Pendidikan Biologi
Agus Muliadi1, Baiq Mirawati2, Husnul Jannah3
1,2,3Pendidikan Biologi, FSTT, Universitas Pendidikan Mandalika, Indonesia
E-mail: agusmuliadi@ikipmataram.ac.id
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan biologi
terhadap efektivitas pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian
ex post facto dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak 38 orang yang ditentukan dengan
teknik convenience sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Akademik
2019/2020 atau awal masa pandemi covid-19 di Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup
tentang persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap pembelajaran daring dengan jawaban berdegradasi
sesuai skala likert dan telah divalidasi ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) persepsi mahasiswa pendidikan biologi adalah >70%
memberikan respon negatif pada setiap jawaban tentang efektivitas pembelajaran daring, (2) analisis
deskriptif data persepsi mahasiswa pendidikan biologi terhadap pembelajaran daring menghasilkan rata-rata
sebesar 2,28 atau kategori Cukup Baik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring di
Program Studi Pendidikan Biologi pada Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 atau awal pandemi
covid-19 berlangsung kurang efektif.
Kata kunci: pembelajaran daring, pandemi covid-19, persepsi mahasiswa
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai arti usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
demi peranannya dimasa mendatang. Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu komponen
utama dalam pendidikan yang pelaksanaanya
harus dipastikan dapat terselenggara secara
baik dan berkesinambungan (Maulah, Nurul &
Ummah, 2020). Pemerintah Indonesia harus
mampu memastikan kegiatan pembelajaran
pada masa pandemi covid-19 ini dapat terus
berlangsung melalui berbagai regulasi dan
metode yang terbaik dengan mematuhi
protokol kesehatan demi menjaga kesehatan
dan keselamatan jiwa pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik.
Pandemi wabah corona virus disease
2019 (covid-19) telah berlangsung lebih dari
satu tahun dan melanda 215 negara di dunia
termasuk Indonesia. Seluruh aspek kehidupan
di dunia terdampak secara serius oleh pandemi
covid-19. Dampak covid-19 di Indonesia telah
merambah sampai dunia pendidikan termasuk
Perguruan Tinggi. Untuk melawan covid-19,
pemerintah pusat hingga daerah telah
mengeluarkan berbagai bentuk kebijakan
untuk dapat menghentikan penyebarannya
seperti larangan berkerumun, pembatasan
sosial (social distancing), menjaga jarak fisik
(physical distancing), memakai masker dan
selalu cuci tangan (Gultom & Sitanggang,
2020; Sadikin & Hamidah, 2020).
Wabah covid-19 telah menginfeksi lebih
dari 1 juta orang di Indonesia. Seiring terus
bertambahnya angka pasien positif covid-19 di
Indonesia, pemerintah melalui Kemendikbud
telah mengeluarkan kebijakan tentang
penyelenggaraan pembelajaran daring (online)
melalui terbitnya Surat Edaran Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan covid-19 pada
satuan pendidikan. Program pembelajaran
daring atau belajar dari rumah ini telah
diterapkan dari berbagai tingkatan pendidikan
di Indonesia, tak terkecuali di tingkat
perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Firman & Rahayu (2020) bahwa
perguruan tinggi dituntut untuk dapat
menyelenggarakan pembelajaran secara daring
atau online.
Menindaklanjuti edaran kemendikbud
tersebut, semua perguruan tinggi merespon
dan menyelengarakan pembelajaran daring
(online), termasuk Universitas Pendidikan
Mandalika dengan meniadakan perkuliahan
konvesional dan menggantinya dengan
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 626
pembelajaran daring. Pembelajaran daring
merupakan kebijakan nasional sebagai langkah
strategis dalam upaya pencegahan penyebaran
virus covid-19. Oleh sebab itu, peroses
pembelajaran daring (online) di Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Sains, Teknik,
dan Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan
Mandalika dilaksanakan dengan
memanfaatkan teknologi dan media internet
secara synchronous atau asynchronous.
Perkembangan teknologi informasi
komunikasi di era 4.0 yang pesat memudahkan
dalam keberlangsungan perkuliahan daring.
Media sosial sebagai media daring yang
memudahkan para penggunanya
berkomunikasi antarmuka, berpartisipasi, dan
berbagi. Sedangkan bagi dosen, adanya
pembelajaran daring ini yang mengubah total
pola pembelajaran dari metode tradisional
(tatap muka) menjadi pembelajaran daring
(online), secara tidak langsung menguji
kompetensi, profesionalisme, dan
keterampilan dosen dalam mengajar (Maulah,
Nurul & Ummah, 2020; Pangondian, Santosa,
& Nugroho, 2019).
Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran (Sadikin & Hamidah, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al.,
(2004) (dalam Sadikin & Hamidah, 2020)
menunjukkan bahwa penggunaan internet dan
teknologi multimedia mampu merombak cara
penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi
alternatif pembelajaran yang dilaksanakan
dalam kelas tradisional. Kuntoro (2017)
menjelaskan bahwa pembelajaran yang
mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen
untuk melaksanakan interaksi pembelajaran
dengan bantuan internet.
Pembelajaran daring diharapkan menjadi
momentum untuk mengembangkan model
pembelajaran inovatif berbasis teknologi
dengan harapan efektif untuk menggantikan
pembelajaran dengan sistem tatap muka
lansung di kelas (teacher-directed learning)
(Saifuddin, 2017). Pada pembelajaran
konvensional, selama ini mahasiswa
cenderung hanya bersikap reaktif terhadap
kondisi lingkungannya, tetapi tidak berperan
aktif untuk lingkungannya (Yuniarti, 2010).
Pembelajaran daring dapat meningkatkan
peran mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Layanan pembelajaran daring telah tersedia
baik yang dikelola mandiri oleh institusi
dengan Learning Management System (LMS)
maupun pihak ketiga seperti media sosial.
Menurut Zhafira, et al. (2020) dengan
menggunakan pembelajaran daring dapat
meningkatkan interaktivitas dan efisiensi
belajar karena memberikan mahasiswa potensi
yang lebih tinggi untuk berkomunikasi lebih
banyak dengan dosen, rekan, dan mengakses
lebih banyak materi pembelajaran.
Penerapan pembelajaran daring pada
masa pandemi di Fakultas Sains, Teknik, dan
Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan
Mandalika pada awal pandemi covid-19 di
Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
sangat mendadak karena jadwal perkuliahan
dengan metode konvensional (tatap muka)
sudah mulai berlangsung. Hal ini
mengakibatkan persiapan media pembelajaran
daring seperti Learning Management System
(LMS) belum maksimal, sehingga dosen
dihimbau untuk menyelenggarakan
pembelajaran daring dengan berbagai media
yang ada, minimal menggunakan media
WhatsApp. Oleh sebab itu, diperlukan adanya
pemetaan persepsi mahasiswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran daring pada
Pendidikan Biologi FSTT Universitas
Pendidikan Mandalika di Semester Genap
Tahun Akademik 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian ex
post facto dengan pendekatan deskriptif
eksploratif. Penelitian ex post facto adalah
penelitian untuk mengkaji hubungan sebab
akibat yang tidak dimanipulasi atau tidak
diberikan perlakukan oleh peneliti, namun
peneliti hanya merekam data dari kegiatan
yang sudah terjadi. Kajian deskriptif eskloratif
digunakan untuk mendeskripsikan persepsi
mahasiswa pendidikan biologi terhadap
efektivitas perkuliahan daring (Muliadi, 2020;
Sugiyono, 2017; Arikunto, 2016; Singarimbun
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 627
& Sofyan, 2009). Responden penelitian ini
adalah mahasiswa pendidikan biologi Fakultas
Sains, Teknik, dan Terapan (FSTT)
Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak
38 orang yang ditetapkan dengan teknik
convenience sampling karena
mempertimbangkan aksesibilitas responden
dalam mengisi angket secara online pada masa
pandemi covid-19 (Fink, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap Tahun Akademik 2019/2020
atau pada awal pandemi covid-19 di Indonesia.
Intrumen penelitian yang digunakan adalah
angket tertutup dengan jawaban sikap yang
berdegradasi sesuai skala likert (Muliadi,
2020). Instrumen disusun mengacu pada
indikator indikator persepsi yang
dikembangkan oleh Adijaya & Santosa (2018)
yaitu interaksi pembelajaran, manajemen
pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
lingkungan belajar. Angket penelitian ini
terdiri atas 14 pernyataan dan telah divalidasi
oleh para pakar (expert) dan dinyatakan valid
(Muliadi, et al., 2019; Muliadi, 2020; Muliadi
& Mirawati, 2020; Muliadi, Asri & Lestarini,
2020).
Analisis data penelitian yang digunakan
adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan persepsi
mahasiswa pendidikan biologi terhadap
pembelajaran daring pada masa pandemi
covid-19. Rata-rata data persepsi dikonversi
dalam bentuk kategori dengan mengacu pada
kategori penilaian sikap yang dikembangkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2013 (Muliadi, 2020) yaitu:
Tabel 1. Interpretasi skor persepsi mahasiswa
Rata-rata skor
Interpretasi
3,51 4,00
2,51 3,50
1,51 2,50
1,00 1,50
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil respon mahasiswa diperoleh
informasi bahwa media pembelajaran daring
yang digunakan dosen pendidikan biologi pada
semester genap Tahun Akademik 2019/2020
yaitu WhatsApp, Google Classroom, Zoom
Meeting, Cisco Webex Meet, dan e-mail.
Analisis data menjelaskan bahwa 47% dosen
menggunakan WhatsApp, 21% menggunakan
WhatsApp dan Google Classroom, 13%
menggunakan media Google Classroom, dan
19% menggunakan WhatsApp dan Zoom
Meeting. Deskripsi data ini menggambarkan
bahwa pembelajaran daring diselenggarkan
dosen umumnya menggunakan WhatsApp.
Deskripsi data tersebut dipertegas dengan
gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Penggunaan media pembelajaran
daring
Deskripsi data hasil pengukuran persepsi
mahasiswa terhadap pembelajaran daring
pendidikan biologi pada semester genap Tahun
Akademik 2019/2020 di awal masa pandemi
covid-19, dijelaskan berdasarkan respon
mahasiswa terhadap 14 butir pertanyaan.
Setiap butir pertanyaan memiliki pilihan
jawaban dengan skala likert yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),
dan Tidak Setuju (TS). Hasil jawaban
responden disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Persepsi mahasiswa tentang pem-
belajaran daring
Pertanyaan
SS
S
TS
1
0%
13%
32%
2
27%
55%
5%
3
11%
66%
5%
4
0%
16%
26%
5
34%
47%
3%
6
0%
19%
18%
7
24%
58%
0%
8
3%
24%
21%
9
13%
58%
5%
10
29%
58%
0%
11
0%
24%
10%
12
5%
50%
11%
13
5%
42%
5%
14
8%
55%
0%
0
5
10
15
20
Google
Classroom
Whatsapp Google
Clasroom &
WhatsApp
WhatsApp
& Zoom
Meeting
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 628
Elaborasi data persepsi mahasiswa
terhadap pembelajaran daring yang disajikan
pada Tabel 2 adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran daring memudahkan saya
berinteraksi dengan dosen. Pada pertanyaan
ini, mahasiswa sebanyak 55% menjawab
Kurang Setuju, 32% Tidak Setuju, 13%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 87%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menjadi peringatan (warning) serius bagi
dosen dalam melaksanakan pembelajaran
daring, karena interaksi pembelajaran
antara dosen dan mahasiswa sangat penting
untuk membangun komunikasi dua arah
dalam suatu proses pembelajaran. Hal ini
dapat disebabkan karena persiapa dosen dan
mahasiswa yang kurang dan sangat
mendesak untuk menyelenggarakan
pembelajaran daring pada awal masa
pandemi, sehingga media pembelajaran
yang digunakan didominasi oleh WhatsApp
Group. Media WhatsApp tidak
memungkinkan untuk melakukan tatap
muka (live) dengan jumlah mahasiswa >20
orang, sehingga pembelajaran dilakukan
dengan penugasan mandiri dan sangat
minim adanya interaksi, diskusi, kolaborasi
selama proses pembelajaran daring.
2. Penyampaian materi oleh dosen kurang
efektif melalui pembelajaran daring. Pada
pertanyaan ini, mahasiswa 55% menjawab
Setuju, 27% Sangat Setuju, 13% Kurang
Setuju, 5% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 82%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif untuk memfasilitasi
mahasiswa dalam menguasai materi
perkuliahan. Hal ini dapat disebabkan
karena media pembelajaran daring yang
umumnya digunakan (WhatsApp)
membatasi ruang interaksi antara dosen dan
mahasiswa, sehingga dosen kesulitan untuk
mengelaborasi materi pembelajaran secara
langsung (interaksi dua arah).
3. Miskomunikasi antara dosen dan
mahasiswa lebih sering terjadi pada
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 66% menjawab
Setuju, 11% Setuju, 18% Kurang Setuju,
5% Tidak Setuju. Respon mahasiswa ini
menjelaskan bahwa 77% mahasiswa
memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif memfasiltiasi
interaksi antara dosen dan mahasiswa,
sehingga seringkali terjadi miskomunikasi.
Hal ini dapat disebabkan karena interaksi
pembelajaran dari menggunakan WhatsApp
hanya dapat dilakukan dengan tulisan,
rekaman suara dan video.
4. Mengemukakan pendapat, pertanyaan, atau
permasalahan lebih nyaman melalui
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 58% menjawab
Kurang Setuju, 26% Tidak Setuju, 16%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 84%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa mahasiswa merasa
kesulitan untuk mengutarakan pendapat,
pertanyaan, dan permasalahan kepada
dosen pada pembelajaran daring. Hal ini
dapat disebabkan karena pembelajaran
daring kurang efektif memfasilitasi
interaksi antara pembelajaran.
5. Diskusi dan kolaborasi antara dosen dan
mahasiswa kurang efektif dalam
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 47% menjawab
Setuju, 34% Sangat Setuju, 16% Kurang
Setuju, 3% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 81%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi dosen dan mahasiswa dalam
berdiskusi dan berkolaborasi.
6. Penyelesaian masalah tentang materi
perkuliahan lebih mudah dan cepat melalui
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 63% menjawab
Kurang Setuju, 18% Tidak Setuju, 19%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 81%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
kurang efektif dalam memfasilitasi interaksi
dosen dan mahasiswa dalam menjelaskan,
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 629
mengelaborasi, dan menyelesaikan berbagai
hal tentang materi pembelajaran.
7. Respon/umpan balik kurang efektif pada
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 56% menjawab
Setuju, 24% Sangat Setuju, 18% Kurang
Setuju, 0% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 80%
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi dosen dan mahasiswa dalam
proses diskusi dan umpan balik sangat
terbatas.
8. Pembelajaran daring memudahkan saya
berinteraksi dengan mahasiswa lainnya.
Pada pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak
52% menjawab Kurang Setuju, 21% Tidak
Setuju, 24% Setuju, 3% Sangat Setuju.
Respon mahasiswa ini menjelaskan bahwa
73% mahasiswa memberikan respon negatif
dan menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi antar mahasiswa.
9. Miskomunikasi antar mahasiswa lebih
sering terjadi pada pembelajaran daring.
Pada pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak
58% menjawab Setuju, 13% Sangat Setuju,
24% Kurang Setuju, 5% Tidak Setuju.
Respon mahasiswa ini menjelaskan bahwa
71% mahasiswa memberikan respon negatif
dan menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
interaksi dan komunikasi antar mahasiswa,
sehingga seringkali terjadi miskomunikasi.
10. Diskusi dan kolaborasi antar mahasiswa
kurang efektif selama pembelajaran daring.
Pada pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak
58% menjawab Setuju, 29% Sangat Setuju,
13% Kurang Setuju, 0% Tidak Setuju.
Respon mahasiswa ini menjelaskan bahwa
87% mahasiswa memberikan respon negatif
dan menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
ineraksi antar mahasiswa dalam berdiskusi
dan berkolaborasi dalam proses
pembelajaran.
11. Pelaksanaan evaluasi lebih objektif dalam
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 66% menjawab
Kurang Setuju, 10% Tidak Setuju, 24%
Setuju, 0% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 76 %
mahasiswa memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring kurang efektif dalam memfasilitasi
proses evaluasi pembelajaran yang objektif
dan autentik, karena dosen kesulitan untuk
menerapkan penilaian proses (performance
assesment).
12. Lingkungan belajar mendukung
pembelajaran daring. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 50% menjawab
Setuju, 5% Sangat Setuju, 34% Kurang
Setuju, 11% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 55%
mahasiswa memberikan respon positif dan
menggambarkan bahwa lingkungan sekitar
memberikan dukungan yang baik maksimal
kepada mahasiswa dalam mengikuti
pembelajaran daring. Kendati demikian,
cukup banyak mahasiswa (45%)
memberikan respon negatif atau tidak
mendapatkan dukungan yang baik dari
lingkungan sekitar dalam mengikuti
pembelajaran daring.
13. Pembelajaran daring meningkatkan
aktivitas belajar saya. Pada pertanyaan ini,
mahasiswa sebanyak 48% menjawab
Kurang Setuju, 5% Tidak Setuju, 42%
Setuju, 5% Sangat Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 55%
memberikan respon negatif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring belum termotivasi untuk
meningkatkan frekuensi belajarnya, namun
49% lainnya memberikan respon positif
(sebaliknya) yang artinya bahwa sebagian
mahasiswa telah meningkatkan frekuensi
belajarnya selama ikut pembelajaran daring.
14. Pembelajaran daring meningkatkan
kemandirian saya dalam belajar. Pada
pertanyaan ini, mahasiswa sebanyak 55%
menjawab Setuju, 8% Sangat Setuju, 37%
Kurang Setuju, 0% Tidak Setuju. Respon
mahasiswa ini menjelaskan bahwa 63%
mahasiswa memberikan respon positif dan
menggambarkan bahwa pembelajaran
daring telah memotivasi mahasiswa untuk
lebih mandiri dalam belajar.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 630
Data persepsi mahasiswa pendidikan
biologi terhadap pembelajaran daring pada
masa pandemi covid-19 dianalisis deskriptif
dengan hasil sebagaimana disajikan pada
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Deskripsi data persepsi mahasiswa
Varians
Σ
Mhs
Σ
Skor
Rata-
Rata
Kriteria
Persepsi
Mahasiswa
38
86,64
2,28
Cukup
Baik
Berdasalkan data hasil analasis pada tabel 2 di
atas menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa
pendidikan biologi terhadap pembelajaran
daring di masa pandemi covid-19 yaitu
memiliki rata-rata sebesar 2,28 dengan
kategori Cukup Baik. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa pembelajaran daring di
Program Studi Pendidikan Biologi pada
Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
atau awal pandemi covid-19 berlangsung
kurang efektif.
Elaborasi hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran daring pada
pendidikan biologi di Semester Genap Tahun
Akademik 2019/2020 atau awal pandemi
covid-19 adalah kurang efektif. Hal ini dapat
disebabkan karena banyak faktor, salah
satunya adalah faktor persiapan yang belum
maksimal, mengingat pada awal penerapan
pembelajaran daring di awal masa pandemi
yang sangat mendadak yaitu setelah jadwal
perkuliahan tatap muka (luring) dimulai.
Persiapan yang tidak maksimal mempengaruhi
efektivitas pembelajaran daring yang
diselenggarakan, sedangkan dosen,
mahasiswa, media, sumber belajar, peralatan
pendukung, dan lingkungan belajar disediakan
secara mendadak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Oktavian & Aldya (2020); Ulfah &
Suryantoro (2020); Daheri, et al (2020) bahwa
sesungguhnya pembelajaran daring
membutuhkan effort dan dukungan yang
maksimal dari semua pihak baik itu pendidik
dan keluarga. Pendidik dan orang tua dituntut
menciptakan lingkungan belajar yang
integratif dan memenuhi berbagai komponen
esensial pembelajaran yakni diskursif, adaptif,
interaktif dan reflektif.
Persiapan yang sangat terbatas
‘memaksa’ dosen menggunakan media
pembelajaran daring yang familiar dan
dimiliki oleh semua mahasiswa seperti
WhatsApp. Penggunaan WhatsApp, membuat
pembelajaran daring kurang efektif karena
keterbatasan interaksi dua arah antara dosen
dengan mahasiswa ataupun antar mahasiswa
secara dua arah, sehingga dosen hanya dapat
memfasilitasi pembelajaran dalam bentuk
tulisan, rekaman suara, video, dan tugas
mandiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Batubara & Batubara (2020) bahwa penjelasan
detil dari pendidik melalui pesan grup apalagi
video cukup jarang didapat. Padahal video
penjelasan atau tutorial dapat memberikan
pemahaman lebih baik dibandingkan hanya
diberikan tuga mandiri. Hasi penelitian Daheri,
et al (2020) bahwa 85% responden
mengharapkan pendidik memberikan
penjelasan yang memadai untuk tugas yang
diberikan. Beberapa menyarankan melalui
video call dan yang lainnya penjelasan melalui
share video. Media WhatsApp tidak
memungkinkan untuk video call dengan semua
peserta didik dalam waktu bersamaan,
sehingga interaksi dua arah sangat terbatas
dalam pembelajaran daring antara dosen dan
mahasiswa ataupun antar mahasiswa.
Respon mahasiswa menjelaskan bahwa
pembelajaran daring memiliki keterbatasan
dalam proses interaksi, diskusi, kolaborasi,
umpan balik, dan respon. Kondisi ini membuat
mahasiswa mengalami keterbatasan dalam
menyampaikan pendapatan, pertanyaan, dan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
daring, sehingga memungkinkan untuk terjadi
miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa
ataupun antar mahasiswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sadikin & Hamidah (2020)
bahwa pembelajaran daring memiliki
tantangan khusus, lokasi mahasiswa dan dosen
yang terpisah saat melaksanakan menyebabkan
dosen tidak dapat berinteraksi, membimbing,
dan mengawasi secara langsung kegiatan
mahasiswa selama proses pembelajaran.
Akibatnya, tidak ada jaminan bahwa
mahasiswa sunguh-sungguh dalam
mendengarkan elaborasi materi dari dosen,
sehingga dimungkinkan adanya
miskomunikasi. Mahasiswa lebih sering
menghayal pada perkuliahan daring
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 631
dibandingkan ketika kuliah tatap muka
(Szpunar, Moulton, & Schacter, 2013).
Pembelajaran daring diakui mahasiswa
kurang efektif untuk mendapatkan penjelasan
dan penyelesaian masalah materi perkuliahan
dari dosen. Hal ini dikarenakan sesuai dengan
hasil penelitian Sadikin & Hamidah (2020)
bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan
dalam memahami materi perkuliahan yang
diberikan secara daring. Bahan ajar/tugas
mandiri yang biasa disampaikan dalam bentuk
bacaan yang tidak mudah dipahami secara
menyeluruh oleh mahasiswa. Mahasiswa
berasumsi bahwa materi dan tugas mandiri
tidak cukup karena perlu penjelasan secara
langsung oleh dosen (Sadikin & Hakim, 2019;
Swan, 2002).
Pembelajaran daring yang masih dirasa
kurang efektif, memiliki dampak positif bagi
mahasiswa dalam membentuk
kemandiriannya. Mahasiswa mengaku bahwa
selama proses pembelajaran daring
membuatnya lebih giat belajar dan madiri
dalam menyelesaikan tugas perkuliahan. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Sadikin &
Hamidah (2020) bahwa pembelajaran daring
juga memiliki kelebihan mampu
menumbuhkan kemandirian belajar (self
regulated learning). Penggunaan aplikasi
online mampu meningkatkan kemandirian
belajar (Oknisih & Suyoto, 2019). Kuo et al.,
(2014) dalam Sadikin & Hamidah (2020)
menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih
bersifat berpusat pada peserta didik yang
menyebabkan mereka mampu memunculkan
tanggung jawab dan otonomi dalam belajar
(learning autuonomy). Belajar secara daring
menuntut mahasiswa mempersiapkan sendiri
pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan
secara simultan mempertahankan motiviasi
dalam belajar (Aina, M., 2016). Lebih lanjut
Sobron & Bayu, (2019) menyatakan bahwa
pembelajaran daring dapat meningkatkan
minat peserta didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran daring di Program Studi
Pendidikan Biologi pada Semester Genap
Tahun Akademik 2019/2020 atau awal
pandemi covid-19 berlangsung kurang efektif.
Hal ini dibuktikan dengan deksripsi data
penelitian bahwa (1) persepsi mahasiswa
pendidikan biologi adalah >70% memberikan
respon negatif pada setiap jawaban tentang
efektivitas pembelajaran daring, (2) analisis
deskriptif data persepsi mahasiswa pendidikan
biologi terhadap pembelajaran daring
menghasilkan rata-rata sebesar 2,28 atau
kategori Cukup Baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adijaya, N. & Santosa, L.P. 2018. Persepsi
Mahasiswa dalam Pembelajaran Online.
Jurnal Wanastra, 10 (2), 105-110.
https://doi.org/10.31294/w.v10i2.3931
Aina, M. 2016. Pengembangan Multimedia
Interaktif menggunakan camtasia studio
8 pada Pembelajaran Biologi materi
Kultur Jaringan untuk Siswa SMA kelas
XI MIA. Jurnal Biodik, 2 (1).
Batubara, H. H., & Batubara, D. S. (2020).
Penggunaan Video Tutorial untuk
Mendukung Pembelajaran Daring di
Masa Pandemi Virus Corona.
Muallimuna : Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah, 5(2), 74-84.
http://dx.doi.org/10.31602/muallimuna.v
5i2.2950
Daheri, M., Juliana, Deriwanto & Amda, A.D.
2020. Efektivitas WhatsApp sebagai
Media Belajar Daring. Jurnal Basicedu,
4 (4), 775-783.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.4
45
Firman, F., & Rahayu, S. 2020. Pembelajaran
Online di Tengah Pandemi Covid-19.
Indonesian Journal of Educational
Science (IJES), 2 (2), 81-89.
https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659
Fink, A. (2011). How to sample in surveys. In
how to sample in surveys (2nd edition).
Thousand Oaks, CA: SAGE Publication.
Gultom, C.R. & Sitanggang, S.G.M. 2020.
Persepsi Mahasiswa Unika terhadap
Kuliah Online di Masa Pandemi Covid
19. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia
dan Sastra (PEDISTRA), 3 (1), 6-15.
http://dx.doi.org/10.1234/pbis.v3i1.771
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 632
Kemendikbud, 2020. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-
edaran-mendikbud-no-4tahun-2020-
tentang-pelaksanaan-kebijakan-
pendidikan-dalam-
masadaruratpenyebaran-corona-virus-
disease-covid-1-9/, (Online) diakses 07
Oktober 2020
Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model
Pembelajaran Daring dalam
PerkuliahanBahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi. Indonesian Language
Education and Literature, 3(1), 99-110.
http://dx.doi.org/10.24235/ileal.v3i1.182
0
Maulah, S., Nurul, F. & Ummah, N.R. 2020.
Persepsi Mahasiswa Biologi terhadap
Perkuliahan Daring sebagai Sarana
Pembelajaran Selama Pandemi Covid-
19. ALVEOLI: Jurnal Pendidikan
Biologi, 1 (2), 49-61. https://alveoli.iain-
jember.ac.id/index.php/alv/article/view/6
Muliadi, A. 2020. Sikap Entrepreneur
Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4 (3), 286-
291.
http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v4i3.120
8
Muliadi, A. 2020. Perbedaan Gender dalam
Sikap Entrepreneur Mahasiswa
Pendidikan Biologi. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 6 (2), 329-334.
http://dx.doi.org/10.36312/jime.v6i2.143
9
Muliadi, A. 2020. Microbiology Learning
Based On Bioentrepreneurship:
Prospective Teacher’s Perception. Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4 (4), 352-
357.
http://dx.doi.org/10.36312/jisip.v4i4.152
7
Muliadi, A. & Mirawati, B. 2020. The Impact
of Personal Attitude and Subjective
Norm on Entrepreneurial Interest of
Biological Education Students. E-
Saintika: Jurnal Penelitian dan
Pengkajian Ilmu Pendidikan, 4 (3).
https://doi.org/10.36312/e-
saintika.v4i3.307
Muliadi, A., Asri, I.H. & Lestarini, Y. 2020.
Efek Pengetahuan dan Lingkungan
Keluarga terhadap Sikap Entrepreneur
Mahasiswa. Educatio: Jurnal Ilmu
Kependidikan, 15 (2).
https://doi.org/10.29408/edc.v15i2.2836
Muliadi, A. 2019. Pembelajaran Biologi
Berbasis Entrpreneurship. Proceeding
National Conference: Education, Social
Science, and Humaniora, 1 (1), 269-275.
Oktavian, R., & Aldya, R. F. 2020. Efektivitas
Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era
Pendidikan 4.0. Didaktis: Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan,
20(2), 129-135.
http://dx.doi.org/10.30651/didaktis.v20i2
.4763
Oknisih, N., & Suyoto, S. 2019. Penggunaan
APLEN (aplikasi online) sebagai Upaya
Kemandirian Belajar Siswa. Seminar
NasionalPendidikan Dasar, 1 (1), 477-
483.
http://eproceedings.umpwr.ac.id/index.p
hp/semnaspgsd/article/view/1056/905
Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho,
E. 2019. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kesuksesan
Pembelajaran Daring Dalam Revolusi
Industri 4.0. Seminar Nasional
Teknologi Komputer & Sains
(SAINTEKS), 1 (1), 56-60.
https://www.prosiding.seminar-
id.com/index.php/sainteks/article/view/1
22
Sadikin, A. & Hamidah, A. 2020.
Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19. BIODIK: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, 6 (2), 214-224.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759
Saifuddin, M.F. 2017. E-Learning dalam
Persepsi Mahasiswa. Jurnal Varia
Pendidikan, 29 (2), 102-109.
Singarimbun, M. & Efendi, S. 2006. Metode
Penelitian Survai (Edisi Revisi). Jakarta
Barat: Pustaka LP3ES Indonesia.
Sobron, A. N., & Bayu, R. 2019. Persepsi
Siswa dalam Studi Pengaruh Daring
Learning Terhadap Minat Belajar IPA.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index
Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)
Vol. 5. No. 2 Maret 2021
p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753
Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 633
SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan
Islam dan Multikulturalisme, 1 (2), 30-
38.
https://doi.org/10.37680/scaffolding.v1i2
.117
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Szpunar, K. K., Moulton, S. T., & Schacter, D.
L. 2013. Mind wandering and education:
From the classroom to online learning.
Frontiers in Psychology, 4 (Article 495)
1-7.
https://dx.doi.org/10.3389%2Ffpsyg.201
3.00495
Swan, K. 2002. Building Learning
Communities in Online Courses: the
importance of interaction. Education,
Communication & Information, 2 (1),
23-49.
https://doi.org/10.1080/14636310220000
05016
Ulfah, Y., & Suryantoro, A. (2020). Studi
Awal Tentang Penggunaan Media
Daring Selama Pandemi Corona Di
SMPN Purworejo Lampung Tengah. Al
Jahiz: Journal of Biology Education
Research, 1 (1), 34-43. https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al-
Jahiz/article/view/2046
Yuniarti, R.D. 2010. Potensi E-Learning
melalui Sistem Kuliah On-Line dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
Prodi Tata Niaga Jurusan Pendidikan
Ekonomi FPEB-UPI. Jurnal
ANAJERIAL, 8 (16), 66-77.
https://doi.org/10.17509/manajerial.v9i1.
1215
Zhafira, N.H., Ertika, Y. & Chairiyaton. 2020.
Persepsi Mahasiswa terhadap
Perkuliahan Daring sebagai Sarana
Pembelajaran Selama Masa Karantina
Covid-19. Jurnal Bisnis dan Kajian
Strategi Manajemen, 4 (1), 37-45.
https://doi.org/10.35308/jbkan.v4i1.1981
... Pembelajaran sistem daring selama masa pademi covid-19 diselenggarakan dengan memanfaatkan teknologi informasi synchronous atau asynchronous . Kendati pembelajaran diselenggarakan sistem daring, dosen diharapkan tidak hanya sekedar mentransfer materi dan tugas melalui platform digital (Muliadi, Mirawati & Jannah, 2021), namun harus tetap berorientasi pada kompetensi (Syarifudin, 2020) dan harus melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis (Mulyasa, 2013). Oleh sebab itu, pendidikan sistem daring tetap melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian seperti pada pembelajaran tatap muka (Muliadi, Mirawati & Jannah, 2021). ...
... Kendati pembelajaran diselenggarakan sistem daring, dosen diharapkan tidak hanya sekedar mentransfer materi dan tugas melalui platform digital (Muliadi, Mirawati & Jannah, 2021), namun harus tetap berorientasi pada kompetensi (Syarifudin, 2020) dan harus melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis (Mulyasa, 2013). Oleh sebab itu, pendidikan sistem daring tetap melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian seperti pada pembelajaran tatap muka (Muliadi, Mirawati & Jannah, 2021). ...
Article
Full-text available
Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepuasaan mahasiswa terhadap layanan pendidikan sistem daring selama masa pandemi covid-19. Studi ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan responden adalah mahasiswa Fakultas Sains, Teknik, dan Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak 257 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring dengan jawaban berdegradasi sesuai skala likert dan telah divalidasi ahli. Data penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji Kruskal Wallis karena data tidak homogen dan tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat kepuasaan mahasiswa terhadap layanan pendidikan sistem daring selama masa pandemi covid-19 rata-rata berkategori Baik ( = 2,65); (2) tidak ada perbedaan signifikan kepuasaan mahasiswa antar program studi terhadap layanan pendidikan sistem daring selama masa pandemi covid-19 dengan nilai signifikansi sebesar 0,716 (>0,05). Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa layanan pendidikan sistem daring di Fakultas Sains, Teknik, dan Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan Mandalika telah berlangsung dengan baik. Analysis of Student Satisfaction with Online Education Services During the Covid-19 Pandemic Abstract This study describes student satisfaction with online system education services during the COVID-19 pandemic. This study is an exploratory, descriptive study with 257 students from the Faculty of Applied Science and Engineering (FSTT) at the Mandalika University of Education as the respondents. The instrument used is a closed questionnaire about students' perceptions of online learning with answers that are degraded according to the Likert scale and have been validated by experts. The research data were analyzed by descriptive statistics and the Kruskal Wallis test because the data were not homogeneous and not normally distributed. The results showed that (1) the level of student satisfaction with online system education services during the covid-19 pandemic was on average in the Good category (p = 2.65); (2) there is no significant difference in student satisfaction between study programs toward online system education services during the covid-19 pandemic with a significance value of 0.716 (> 0.05). Therefore, it can be concluded that the online system education service at the FSTT of the Mandalika University of Education has been going well.
... The difference between this research and the previous one is to develop valid digital-based worksheets for use in learning. The LKPD can also (Muliadi et al., 2021) be distributed by the teacher through the WhatsApp group so that learning is more flexible. In addition, the digital-based LKPD used also aims to help students understand the concept of ecosystems. ...
Article
Full-text available
This study aims to produce valid and practical digital-based LKPD on ecosystem material for junior high school students. This type of research is research and development. The media development design used is the 4-D (Four-D) model, namely define, design and development, and disseminate. However, this study was modified and limited to reaching the 3-D stage because the media developed was only to test the feasibility of the LKPD media. The subjects in this study were nine students of CLASS VII SMP. The instruments used include validation sheets and questionnaires. The study results show that the developed digital-based LKPD is valid as a student learning tool with an average percentage of 79.25%. The results of the student response questionnaire got 87.5% in the positive category. Using the developed LKPD can significantly increase students' interest in learning and improve learning outcomes.
... This indicates that prospective science teacher students have views about the importance of ethnoscience learning. According to Muliadi, Mirawati & Jannah (2021), to determine the effectiveness of implementing ethnoscience learning, an evaluation is needed to determine the level of achievement of learning objectives. The effectiveness of ethnoscience learning is not only measured by the achievement of learning outcomes, but also in terms of the process (Nugroho, 2012). ...
Article
Full-text available
Study aims to explore the science teacher candidates regarding the effectiveness of ethnoscience learning. This study is an exploratory research conducted at the Mandalika University of Education with research subjects of 28 biology education students. This research uses a research instrument in the form of a closed questionnaire with answers using a Likert scale and has been validated by experts. This research data was analyzed using quantitative descriptive statistics and inferential statistics with independent sample t-test. The study results show that (1) The perception of prospective science teacher students regarding the effectiveness of ethnoscience learning has an average score of 2.98 in the Tall category, while based on gender, the average score for male students is 3.13 with the Tall category and for women it is 2.91 with Tall category; (2) there is no significant difference in the perceptions of male and female students regarding the effectiveness of ethnoscience learning as evidenced by a significance value of 0.116 which is greater than 0.05 (>0.05).
... [7] Zoom, WhatsApp, Google Form, and voice note [35] Microsoft Teams, Zoom, Google Meet [17] Blackboard Collaborate, Webex, Microsoft Teams, Google Meet, and Zoom [34] Edmodo, Google Classroom, WhatsApp, and Zoom [11] SPOT UPI, Google Classroom, Schology, Edmodo, Webex, Moodle, Skype, Kahoot, Quipper, Zoom, WhatsApp group, Google Meet, and Google Duo. [8] Zoom, WhatsApp, Google Classroom, and YouTube [36] Zoom, WhatsApp, Google Classroom, YouTube, and email [55] Zoom, WhatsApp, Google Meet, and other application (not mention) [38] Zoom, WhatsApp, Google Classroom, YouTube, and Telegram [23] Zoom, WhatsApp, Google Meet, and email [40] e-learning, Zoom, WhatsApp, Google Classroom, and YouTube [56] Moodle, Microsoft Teams, Zoom, WhatsApp, Google Meet, and email [57] e-learning fipp, Zoom, and WhatsApp [58] Zoom, WhatsApp, Google Classroom, Google Form, email, YouTube, Quizizz, and Mentimeter [21] Zoom, Google Classroom, SIP, and SPADA (Indonesia MOOC) [39] Zoom, WhatsApp, and Google Classroom [59] Zoom, WhatsApp, Google Classroom, email, and other applications (not mention) [60] Zoom, WhatsApp, Google Classroom, Cisco Webex Meet, and email [61] LMS Uniqbha, Zoom, WhatsApp, Google Classroom Webex, and email. ...
Article
Full-text available
span lang="EN-US">The COVID-19 pandemic has brought significant changes in Indonesian higher education to switch the learning activities to online learning. During the online learning implementations, researchers tried to record the changes and discussed the problems they faced. This systematic review aimed to summarize the growth of online learning for Indonesian higher education during the COVID-19 and to describe the connection between trends of online learning’s growth and stakeholders’ interests. Ultimately, this systematic review wanted to forecast the scenario after seeing the overall progress of online learning in higher education institutions in Indonesia. The authors conducted a systematic literature review using PRISMA protocol and collected articles from Google Scholar, EBSCOHost, SAGE, Taylor & Francis, and Proquest. A total of 1,206 studies were retrieved from all databases. The authors excluded some articles that did not come originally from Indonesia, did not involve participants from universities, and were not empirical research. A final eighty-six articles were collected for analysis. The results revealed that infrastructure, interactivity, and readiness were the three main discussions for all Indonesian higher education stakeholders. The authors provided four scenarios for online learning in Indonesia, and the Cyber Growth scenario was the preferred scenario for higher education in Indonesia.</span
... Pembelajaran daring sebagai salah satu solusi di masa pandemi Covid-19, karena adanya pembatasan dalam pertemuan tatap muka di kalas, sehingga proses pembelajaran tetap dapat dilangsungkan (Muliadi et al., 2021). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika guru dalam pelaksanaan pembelajaran mampu mendisain dengan baik, justru meningkatkan gairah dan motivasi belajar siswa (Bennet & Bennet, 2008;Santoso, 2020). ...
Article
Full-text available
Online learning is a solution that considered appropriate in COVID-19 pandemic situation, yet it doesn’t guarantee the student success in learning. Physical distancing practice in face-to-face interactions is a hindrance for student and teacher in learning activities. This research was aimed to measure online learning effectivity in Christian Religious Education subject in COVID-19 pandemic period. The study used quantitative approach with classroom action method. The result shows that through online learning and improvement in every cycle by the teacher in learning design impact on student improvement of Christian Religious Education better. Online learning needs to be applied in interesting and innovative way. Delivering the material with pictures and videos to the student is able to increase student’s participation actively by questions and answers which have an impact to better Christian Religious Education learning result.Abstrak: Pembelajaran daring menjadi salah satu solusi yang dianggap tepat di masa pandemi Covid-19, meskipun tidak menjadi jaminan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Penerapan physical distanding dalam interaksi secara tatap muka (face-to-face) menjadi hambatan bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengukur efektivitas pembelajaran daring pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di masa pandemik Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran daring dan setiap siklus dilakukan perbaikan oleh guru dalam mendisain pembelajar berdampak pada peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa menjadi lebih baik. Penerapan pembelajaran daring perlu dilaksanakan secara menarik dan inovatif. Melalui pemberian materi yang disertai dengan gambar dan video kepada siswa mampu meningkatkan partisipasi siswa secara aktif melalui pertanyaan dan jawaban dari siswa yang berdampak pada pencapaian hasil belajar PAK menjadi lebih baik.
... Tidak hanya itu, pembelajaran dalam jaringan( daring)/ jarak jauh dilaksanakan buat membagikan pengalaman belajar yang bermakna untuk siswa tanpa terbebani tuntutan menyelesaikan segala capaian kurikulum buat peningkatan kelas ataupun kelulusan (Iswatiningsih et al. 2020). Pendidikan daring diharapkan jadi momentum buat meningkatkan model pendidikan inovatif berbasis teknologi dengan harapan efisien buat mengambil alih pendidikan dengan sistem tatap muka lansung di kelas ( teacher-directed learning) (Muliadi, Mirawati, and Jannah 2021). ...
Article
Full-text available
Belajar Daring merupakan suatu tingkatan untuk mencapai suatu keberhasilan atau tercapainya sasaran karena adanya suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah organisasi untuk bisa mencapai target yang diinginkan. Belajar Daring bagi muridnya supaya sasaran dalam mencapai tujuan belajar mencapai keberhasilan bagi muridnya supaya tetap mendapatkan ilmu dan paham akan materi yang disampaikan. Pandemi Covid 19 merupakan masalah global, menimbulkan berbagai dampak yang besar terutama dalam pendidikan. Belajar daring merupakan salah satu proses belajar yang sudah menjadi ketetapan di masa pandemi ini. Pendidikan Berkarakter ialah usaha yang sadar untuk merubah serta meningkatkan sikap seorang kearah yang baik supaya bisa bermasyarakat serta dapat menyatu di kehidupan masyarakat sehingga partisipan didikan tidak terbawa- bawa pada hal- hal yang kurang baik.
Article
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keefektifan pelaksanaan pembelajaran online di masa Pandemi Covid-19 pada mahasiswa Fakultas Pertanian UNIKS. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kombinasi (Mixed Methods) kualittatif dan kuantitatif. Data dan informasi dikumpulkan melalui kuisioner (angket). Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pertanian semester 2, 4 dan 6 T.A 2021/2022. Untuk mahasiswa semester 2 pada mata kuliah Kimia Dasar, semester 4 dan 6 Sampel diperoleh dari mahasiswa yang mengisi angket secara acak. Data dianalisisis secara deskriptif dari kuisioner dengan menyusun tabel distribusi dan menampilkan data dalam bentuk diagram.Teknik analisis data menggunakan milik Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum keefektifan pelaksanaan pembelajaran online di masa pandemi covid-19 mahasiswa Fakultas Pertanian UNIKS berjalan cukup efektif dengan persentase 60-79 %. Hal ini dapat dilihat dari 2 kategori yakni (1) keefektifan pembelajaran online dengan persentase respon mahasiswa sebesar 77%, (2) Keefektifan pada proses kegiatan pembelajaran dengan persen rata-rata sebesar 73%. Nilai rata-rata persentase tersebut diperoleh dari 3 rangkaian kegiatan pembelajaran yaitu a) kegiatan pendahuluan 74%, b) kegiatan inti 73% dan c) kegiatan penutup 72%.
Article
Full-text available
Selama masa pandemi, pembelajaran dilakukan secara daring untuk semua mata kuliah termasuk Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui observasi terhadap 30 orang mahasiswa dengan tujuan untuk mengetahui seberapa efektif pembelajaran Bahasa Indonesia yang mereka lakukan secara daring selama ini. Observasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan secara online melalui sarana Google Forms. Hasil yang diperoleh dari observasi yaitu 70% responden berpendapat bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia secara daring tidak efektif yang dikarenakan banyak faktor seperti perangkat dan jaringan internet. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia disarankan dilakukan secara tatap muka.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom dan WhatsApp pada masa pandemik COVID -19 di Universitas Muhammadiyah Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa kelas Biologi 18, Biologi 19, dan Biologi 20. Instrumen penelitian ini adalah peneliti menjadi key instrument. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Zoom kurang efektif dilaksanakan karena harus berada dalam jaringan yang kuat dan stabil, pemborosan kuota dan harga kuota yang mahal. Aplikasi Google Classroom efektif untuk mengumpulkan tugas, UTS dan UAS. Aplikasi WhatsApp paling efektif digunakan dalam pembelajaran daring karena mudah di akses oleh mahasiswa yang tinggal di pedesaan.Kata kunci: Efektivitas, Pembelajaran Daring, Masa PandemikThis study aims to determine the effectiveness of online learning using the zoom application, google class room, and whatss app during the Covid 19 pandemic at the University of Muhammadiyah Bulukumba. This type of research is a qualitative research with a descriptive approach. the source of data in this study were students of biology class 18,19,20. The instrument of this research was the researcher being the key instrument. The data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation. The data analysis technique used the Miles & Huberman model. The results showed that learning by using the Zoom application was less effective for collecting assignments, UTS and UAS. The Whatts App was the most effective application used in online learning because easily accessible to students living in rural areas. Keyword: Effectiveness, Online Learning, Pandemic
Article
Full-text available
The purpose of this study was to determine student perceptions of online learning during the COVID-19 pandemic. The method used in this study is a quantitative approach using survey methods. Through this method, data is obtained based on the questionnaire documentation distributed through Google Forms. The subjects of this research are STIE Dwi Sakti Baturaja students who take Indonesian language courses, totaling 60 people. Subject selection using purposive sampling method. The results show that 50% of learning accesses easily, 25% of online learning provides high learning motivation, 51% of learning materials are complete and easily accessible, 35% of online learning helps me understand learning materials, 53% can do online learning independently during shopping. online, 60% of the ability to use technology increases during online learning, 50% of lecturers respond to questions and opinions that arise, 22% of interactions between lecturers and students are intimate, 32% of online learning makes students actively involved in asking questions and giving opinions during the process learning, 46% of online learning makes it easy to collaborate with fellow students (group work), 53% of online learning makes students believe their scores will increase, and 51% of online learning room facilities prepared by dictionaries are very helpful. As for this online learning barrier, namely the lack of motivation provided so that the learning atmosphere is not conducive. Not only that, the level of communication that exists between students and lecturers is considered poor because miscommunication often occurs.
Article
Full-text available
Kualitas lulusan pendidikan di Indonesia harus mendapatkan perhatian serius, karena data Badan Pusat Stastistik (BPS) menunjukkan bahwa lulusan pendidikan di Indonesia masih menyumbang angka pengangguran yang cukup tinggi termasuk lulusan pendidikan tinggi. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya keterampilan (life skill) yang dimiliki oleh setiap lulusan lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi memerlukan kurikulum yang link and match dengan kebutuhan dunia kerja dan berorientasi kecakapan hidup (life skill). Sikap dan keterampilan entrepreneur diperlukan oleh setiap lulusan pendidikan tinggai agar dapat menciptakan kreativitas dan inovasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) deskripsi sikap entrepreneur mahasiswa Pendidikan Biologi berdasarkan tingkat semester; (2) hubungan antara tingkat semester dengan sikap entrepreneur mahasiswa Pendidikan Biologi. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan deskriptif korelasional. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi FSTT UNDIKMA sebanyak 114 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dengan skala likert. Teknik analisis adalah menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial uji korelasi product moment (rxy) dan dibantu dengan software SPSS 16 for windows. Hasil penelitian ini adalah (1) nilai sikap entrepreneur mahasiswa semester VIII adalah yang terbaik dengan rata-rata sebesar 3,43 dengan kategori Baik; (2) Hasil uji korelasi product moment (rxy) bahwa nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari nilai alpha pengujian 0,05 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat semester mahasiswa dengan sikap entrepreneur
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) deskripsi sikap entrepreneur mahasiswa berdasarkan gender; (2) perbedaan sikap entrepreneur antara mahasiswa pria dan wanita. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan deskriptif komparatif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Sains, Teknik, dan Terapan Universitas Pendidikan Mandalika sebanyak 56 orang yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup tentang sikap entrepreneur dengan skala likert dan divalidasi ahli. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial uji t (independent simple test) dan dibantu dengan software SPSS 16 for windows. Hasil penelitian ini adalah (1) sikap entrepreneur mahasiswa berjenis kelamin pria memiliki rata-rata sebesar 3,22 kategori Baik; mahasiswa wanita memiliki rata-rata sebesar 3,10 dengan kategori Baik; (2) hasil uji t (independent simple test) menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,837 lebih kecil dari nilai alpha pengujian 0,05 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap entrepreneur yang signifikan antara mahasiswa pria dan wanita.
Article
Full-text available
This study aims to explore prospective teacher’s perception towards microbiology learning on bioentrepreneurship. The study is a descriptive-exploratory research with 56 respondents of prospective teacher of biology at Mandalika University of Education. The instrument used was questionnaire with Guttman scale and it was valitaded (expert validation). The data was analyzed by using descriptive and inferential statistics of Analysis of Variance (ANOVA). The result of prospective teachers’ perception show that (1) the second semester are 70,00% with good enough, the forth semester are 70,00% with good enough, the sixth semester are 93,75% with very good, while the eighth semester are 92,00% with very good categories; (2) the Analysis of Variance with significant of 0.000 was lowest than alpha values (<0,05). This study can be concluded that there is significant differences of prospective teacher’s perception towards microbiology learning on bioentrepreneurship
Article
Full-text available
Entrepreneurship learning and support for the family environment give positive impact in building students' knowledge, interest and skills in the field of entrepreneurship so that they can produce graduates who are creative, innovative, productive, reliable, quality, independent, self-controlled and competitive. This study aims to determine the influence of knowledge and family environment on student entrepreneurial attitudes. This study is a descriptive exploratory study with 56 respondents as students of biology education at Mandalika University of Education. The research instrument used is a closed questionnaire with degraded answers according to the likert scale and has been validated (expert validation). The research data analysis used was inferential statistics with multiple linear regression at 5% significance level. The results of the study showed that (1) the knowledge and attitudes of student entrepreneurship had a percentage of 88.00% and 78.35% in the Very Good category, while environmental support had a percentage of 68.20 in Good category; (2) there is an effect of knowledge and family environment on student entrepreneurial attitudes (F=7,245 p=0,002<0,05); (3) knowledge and family environment simultaneously affect the entrepreneurial attitude of students by 21,5% and the remaining is influenced by other variables or factors (R square=0,215). Therefore it can be concluded that the collaboration of student knowledge about entrepreneurship and entrepreneurial family environment activities has a positive role in developing student entrepreneurial attitudes.
Article
Full-text available
Pademi Covid-19 has disturbed the learning process in a face-to-face manner. Therefore online learning solutions need to be sought as an answer to these problems. The aim of the study was to obtain an overview of the implementation of online learning in the Biology Education Study Program of the Teaching and Education Faculty (FKIP) of Jambi University as an effort to suppress the spread of covid-19 in the campus environment. Research subjects were students of Biology Education Study Program. Data collected by telephone interview. Data analysis was performed using the interactive analysis technique of Miles & Huberman. The results showed that: (1) students already have the basic facilities needed to take part in online learning; (2) online learning has flexibility in its implementation and is able to encourage the emergence of learning independence and motivation to be more active in learning; and (3) distance learning encourages the emergence of social distancing behavior and minimizes the emergence of student crowds so that it is deemed able to reduce the potential for the spread of Covid-19 in the campus environment. Abstrak. Pademi covid-19 telah mengganggu proses pembelajaran secara konvensional. Maka diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Pembelajaran secara daring adalah salah satu alternatif yang dapat mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran daring di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi sebagai upaya menekan penyebaran covid-19 di Perguruan Tinggi. Subjek penelitian adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi. Data dikumpulkan dengan wawancara melalui zoom cloud meeting. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) mahasiswa telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran daring; (2) pembelajaran daring memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong munculnya kemandirian belajar dan motivasi untuk lebih aktif dalam belajar; dan (3) pembelajaran jarak jauh mendorong munculnya perilaku social distancing dan meminimalisir munculnya keramaian mahasiswa sehingga dianggap dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus. Lemahnya pengawasan terhadap mahasiswa, kurang kuatnya sinyal di daerah pelosok, dan mahalnya biaya kuota adalah tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring.
Article
Full-text available
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap e-learning dan berbagai aspek yang dibutuhkan mahasiswa saat menggunakan e-learning. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan teknik kuesioner terhadap mahasiswa pendidikan biologi FKIP UAD angkatan 2015 dan 2016 yang dipilih secara acak; dan teknik deskriptif digunakan sebagai alat analisisnya. Hasil analisis menunjukkan, mahasiswa 98,8% mahasiswa mengetahui e-learning, 86,3% mendukung pelaksanaan e-learning, dan 77% menyatakan puas dengan pelaksanaan pembelajaran dengana e-learning. Selaiin itu, menghasilkan persepsi mahasiswa e-learning bermanfaat, dapat meningkatkan motivasi, memudahkan memahami materi, membantu kesiapan dalam perkuliahan. Berdasarkan analisis e-learning dalam pengertian mahasiswa memiliki aksesibilitas yang tinggi yaitu 91%, dengan penggunaan ringan 83%. Penilaian baik Persepsi mahasiswa terhadap e-learning, memberikan peran yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan e-learning, yang dapat dilakukan dengan pola blendedlearning sebagai bentuk pembelajaran yang mengkolaborasikan e-learning dengan tatap muka.
Article
Dengan adanya pendemi COVID-19 membuat perkuliahan tidak dapat berjalan secara normal. Dengan ini perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Jember dengan mengikuti arahan pemerintah untuk melaksanakan secara daring atau online sehingga memungkinkan untuk penerapan perkuliahan daring. Penelitian ini mengkaji persepsi mahasiswa Biologi mengenai media pembelajaran dalam perkuliahan daring, model komunikasi pembelajaran, gaya belajar, dan keefektifan perkuliahan daring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Jumlah sampel penelitian sebanyak 50 mahasiswa dengan pemberian angket secara online Dengan populasi kampus yang ada di Kabupaten Jember meliputi IAIN Jember, IKIP Jember, UNMU Jember, UNEJ, UIJ yang sudah melaksanakan daring selama karantina covid 19. Dari pengisian angket online mahasiswa lebih menyukai aplikasi whatsapp sebagai media pembelajaran yang efektif, model komunikasi semi dua arah, gaya belajar visual, dan dengan adanya perkuliahan daring ini mahasiswa Biologi masih kurang puas atas apa yang diterima selama perkuliahan daring, karena ada berbagai faktor yang membuat merasa kurang puas.
Article
Daring Learning provides effective learning methods, such as practicing with the existence of relevant feedback, combining collaborative activities with independent learning. Learning in the classroom with a combination of online learning gives students more interest. This study aims to develop a study of the influence of Daring Learning on the interest in learning science of grade VI students at third Elementary School of Karanglo Tawangmangu. This research method consist 26 students using quasi-experimental methods (Quasi Experiments), the population divided into 2 classes including class VI A with 13 students and class VI B with 13 students. Sampling taken in class VI A as the experimental class and class VI B as the control class. The results showed that the learning process using the Daring Learning method especially in science at third Elementary School of Karanglo Tawangmangu had used interesting media, concluding that Daring Learning-based interactive learning media, students were increasingly enthusiastic and not boring especially in learning science using the Daring Learning method. Based on the research stated on the questionnaire responses of students with Daring Learning, it shows that the cateralization is agrees to allow Daring Learning method in third Elementary School of Karanglo Tawangmangu.
Article
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring yang menekankan integrasi dengan lingkungan dari berbagai sumber yang ditinjau dari berbagai aspek selama era pendidikan 4.0. Menggunakan metode berupa meta-analisis jurnal, melalui berbagai macam jurnal yang berhubungan dengan variabel penelitian dikumpulkan kemudian dikaji dan ditarik suatu kesimpulan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembelajaran daring akan efektif jika menerapkan komponen esensial dari Laurillard yang mencangkup aspek diskursfi, adapftif, interaktif dan reflektif. Namun 76,07% memilih kombinasi pembelajaran daring sehingga penting adanya inovasi berupa integrasi dengan lingkungan mengacu pada komponen digital learning ecosystem dari Hammond yang dapat mengakomodasi gaya belajar, fleksibilitas dan pengalaman belajar peserta didik sehingga dapat memunculkan perasaan positif.
Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam PerkuliahanBahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature
  • E Kuntarto
Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam PerkuliahanBahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 99-110. http://dx.doi.org/10.24235/ileal.v3i1.182