Conference PaperPDF Available

Pengembangan Fitur 360o Virtual Tour Berbasis Virtual Reality (VR) Pada Aplikasi Banyuwangi Tourism Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Promosi Pariwisata Kabupaten Banyuwangi

Authors:

Abstract and Figures

Pada era modern saat ini, sektor pariwisata memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dibuktikan dengan posisi sektor pariwisata sebagai sumber devisa negara terbesar ketiga setelah kegiatan ekspor dan perdagangan jasa. Beberapa tahun kedepan, sektor pariwisata ditargetkan menjadi sumber devisa pertama dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan rencana tersebut, pemerintah telah melakukan pemfokusan pengembangan pariwisata dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10,17 Triliun pada APBN 2020. Namun, nyatanya dalam pengembangan industri pariwisata masih terdapat persoalan, yaitu persoalan promosi dan pemasaran yang belum optimal.Selain itu, dengan adanya pandemi COVID-19 saat ini sangat berpengaruh pada kinerja sektor pariwisata dikarenakan banyak lokasi pariwisata yang tutup dan wisatawan tidak dapat berwisata secara langsung.Maka dari itu, perlu adanya solusi dalam mengatasi persoalan industri pariwisata saat ini.Solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki potensi untuk membantu mengatasi persoalan yang ada. Pada karya tulis ini, penulis mengkaji permasalahan promosi dan pemasaran pariwisata di Kabupaten Banyuwangi serta menjelaskan pengembangan fitur 360 Virtual Tour pada aplikasi Banyuwangi Tourism sebagai upaya peningkatan kualitas promosi pariwisata. Metodologi penelitian yang digunakan adalah research and development. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif.Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun hasil dari karya tulis ini adalah pengembangan fitur 360 Virtual Tour pada aplikasi Banyuwangi Tourism. Inovasi teknologi tersebut berpotensi menghasilkan media promosi pariwisata yang inovatif dan komunikatif dengan jangkauan yang luas.Diharapkan dari pengembangan tersebut dapat meningkatkan kualitas promosi dan minat kunjungan wisatawan terhadap objek wisata di Kabupaten Banyuwangi selama masa pandemi COVID-19.
Content may be subject to copyright.
A preview of the PDF is not available
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Changes in family dynamics during the isolation period of COVID-19 have an impact on family resilience in preparing for the adaptation of new habits in Indonesia. This study examines emotional reactions and family resilience, using family demographic groups, namely family type, parent's occupational type, and a residential area used as study variables. The sample came from 318 overseas student families who had reunited with families from 23 cities and districts in West Java Province. Simple frequency data analysis were used to present related situations. The results of the study showed that family type, family socioeconomic (parents' occupation), and the type of residential area of the family showed differences in positive emotions, negative emotions and were significant to family resilience during COVID-19 isolation. The implications of this study lead to the function of families in strengthening family resilience to prepare for the adaptation of new habits in Indonesia.
Article
Full-text available
The East Coast of Surabaya (Pamurbaya) is a coastal area in Surabaya City that has mangrove ecosystem and it has been designated as a protected area based on Surabaya District Regulation No. 12 of 2014. However, the existence of mangrove in the area is threatened by land use changes. This research aims to investigate the changes of mangrove distribution, extent and canopy density in Pamurbaya. Unsupervised classification and determination of NDVI values are used to discover changes in mangrove ecosystems in the period of 2000 and 2015. The results of this research showeds that mangrove spreading pattern in the period of 2000 until 2015 has shift towards the sea as it is pressed by the development of Surabaya City that leads to the east (coast). In general, the mangrove ecosystem in Pamurbaya over a period of 15 years has increased by 67 ha. The mangrove vegetation density level also increased to high density level with the value of NDVI between 0.81-1.00. Mulyorejo is a subdistrict with the greatest increase of mangrove area and density than the other 6 subdistrict in Pamurbaya.
Article
Full-text available
Kota Surakarta adalah daerah tujuan wisata yang mempunyai banyak tempat yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Namun, tidak semua tujuan wisata di Surakarta diketahui oleh masyarakat sekitar maupun dari luar Surakarta karena kurangnya informasi yang menarik. Salah satu pengembangan dari bidang multimedia untuk memberikan pengenalan landmark pariwisata Surakarta kepada pengunjung agar lebih mudah dalam mencari informasi wisata dengan menggunakan teknologi augmented reality. Tujuan dari adanya penelitian adalah membuat media pengenalan interaktif yang dapat menampilkan objek 3 dimensi, diharapkan para pengunjung lebih mudah dalam mencari lokasi wisata dan informasi pariwisata Surakarta. Pembuatan aplikasi ini menggunakan software yaitu Blender untuk pembuatan objek3D, Unity3D untuk membuat augmented reality, Photoshop dan CorelDraw untuk membuat desain layout, marker dan brosur. Hasil penelitian ini adalah mengimplementasikan augmented reality untuk pengenalan landmark pariwisata Surakarta sehingga membuat pengunjung lebih mudah mencari lokasi wisata dan informasi pariwisata Surakarta. Aplikasi ini telah diuji dengan 3 pengujian yaitu pengujian black-box, pengujian device dan pengujian pengguna. Hasil pengujian black-box maka dapat dikatakan seluruh script yang digunakan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengujian device android juga menunjukkan aplikasi telah compatible di semua smartphone dengan RAM minimal 1GB. Hasil pengujian pengguna pada 20 responden sebagai testee, dimana respon sebanyak 85% menyatakan baik hingga sangat baik sehingga aplikasi yang dibuat sesuai dengan yang diharapkan.Kata Kunci : augmented reality, landmark, media pengenalan, multimedia
Article
Full-text available
Sebagai salah satu destinasi wisata yang berkembang pesat, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Banyuwangi menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dimana pada rentang 2010 – 2015 terjadi peningkatan wisatawan domestik sebesar 161% dan mancanegara sebesar 210%. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut bukanlah proses yang bebas dari masalah, terutama terkait preferensi kunjungan yang berubah seiring waktu. Informasi wisata dan minat wisatawan yang beragam seringkali membuat wisatawan kebingungan dalam menentukan pilihan tujuan wisata mana saja yang hendak dikunjungi. Sementara informasi wisata Banyuwangi yang tersedia dalam bentuk cetakan maupun yang bisa diakses secara online masih mengharuskan wisatawan untuk memilah dan memilih sendiri sesuai dengan minat dan preferensinya sehingga wisatawan memerlukan adanya saran atau rekomendasi. Dalam bidang pariwisata, rekomendasi ini bisa mencakup obyek yang hendak dikunjungi, event wisata yang ada, jadwal kunjungan, rute perjalanan, ketersediaan sarana prasarana dan sebagainya. Sistem rekomendasi yang diusulkan dalam penelitian ini menggunakan kombinasi (hybrid) metode case-based reasoning dan location based. Sistem yang dibangun dalam bentuk aplikasi mobile berbasis android. Masukan dari pengguna untuk sistem berupa preferensi wisatawan meliputi jenis wisata, kategori tarif, moda transportasi, dan aktifitas wisata. Preferensi tersebut bersama dengan lokasi pengguna yang didasarkan pada koordinat GPS selanjutnya dibandingkan dengan atribut obyek wisata yang tersimpan pada sistem dengan menggunakan metode similaritas nearest neighbor. Luaran sistem berupa rekomendasi obyek wisata yang memiliki similaritas tertinggi terhadap preferensi pengguna. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu wisatawan dalam memilih obyek wisata di Banyuwangi sesuai dengan preferensi atau kriteria permintaannya.
Article
Full-text available
Community Based Model of Trowulan Cultural Heritage Region Utilization. Managing cultural heritage is not solely the responsibility of the government. However, local people must beinvited to play an active role too if preservation is to be successful, because utilizationof the site and its resources is directly related to the interaction of people’s lives with cultural heritage and if utilization is not managed properly then social conflict will arise. Trowulan is recognized as a national heritage area through Decree No. 260/M/2013 from the Ministry of Education and Culture, but its preservation needs to be properly managed. This study applied the qualitative approach: observation on sites used by people either controlled by the state or owned by the community; in-depth interviews to persons who have a role in public life, and of central and local government officials; discussion groups with researchers, academics, observers, officials of the central government; and the study of legislation. This study captured the essence of people’s aspirations in the utilization of Trowulan to create a model for community-based Trowulan utilization. Our model has produced benefits to social welfare and national identity. All aspects are related with each other to provide feedback (management board, legal aspect, blueprint, funding) so that it becomes strong and sustainable management. Abstrak. Penanganan cagar budaya diharapkan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga harus diajak berperan aktif. Utamanya, yang terkait langsung dengan kehidupan masyarakat dengan cagar budaya yaitu pemanfaatannya. Apabila pemanfaatan itu tidakdikelola secara baik maka yang timbul adalah konflik sosial. Trowulan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional melalui SK Mendikbud No. 260/M/2013 namun penanganan puluhan ribu cagar budaya masih perlu dibenahi. Studi ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif: observasi di situs-situs yang dimanfaatkan oleh masyarakat baik dikuasai oleh negara maupun dimiliki masyarakat; wawancara mendalam kepada tokoh-tokoh yang berperan di dalam kehidupan masyarakat, pejabat pemerintah; diskusi kelompok bersama para peneliti, akademisi, pemerhati, pejabat pemerintah; dan kajian legislasi. Hasil studi ini menangkap esensi dari aspirasi masyarakat dalam pemanfaatan Trowulanberbasis masyarakat. Model tersebut bermuara pada manfaat identitas nasional dan kesejahteraan sosial. Semua aspek saling terkait dan memberi umpan balik (badan pengelola, legalitas, cetak biru, dana) sehingga menjadi majemen yang kuat dan berkesinambungan.
Article
Accurate information on the extent of waterlogging is required for flood prediction, monitoring, relief and preventive measures. The rule-based classification algorithms were used for differentiating waterlogged areas from other ground features using Resourcesat-2 AWiFS satellite imagery (Indian Remote Sensing Satellite with spatial resolution of 56 m). Two spectral indices normalized difference water index (NDWI) and modified normalized difference water index (MNDWI) were used for extracting waterlogged areas in Sri Muktsar Sahib district of Punjab, India. These indices extracted the waterlogged areas (cropped areas inundated with water) but the water features were less enhanced in the NDWI-derived image (when compared with MNDWI-derived image) due to negative values of NDWI and, mixing of water with built up features. The water features were more enhanced with MNDWI and the values of MNDWI were positive for water features mixed with vegetation. The overall accuracy of waterlogged areas extracted from the MNDWI image was 96.9% with the Kappa coefficient of 0.89. The digital elevation model (DEM) was extracted from ASTER-GDEM. The relationships among depth to the water table recorded before the incessant rain in the region, DEM and classified MNDWI images explained the differences in the extent of waterlogging in various directions of the study area. These results suggest that MNDWI can be used to better delineate water features mixed with vegetation compared to NDWI.