ArticlePDF Available

Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal

Authors:

Abstract

Building Information Modelling atau BIM menjadi topik pembicaraan bagi pelaku industri konstruksi yang diyakini dapat menambah efisisensi waktu pengerjaan proyek serta menghemat biaya proyek. Keberadaan konsep BIM ini juga semakin kuat dengan adanya peraturan dari Kementerian PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 yang mensyaratkan penggunaan BIM dalam tender perencanaan diatas 2000 m2. Sejumlah pertanyaan muncul atas keraguan terhadap konsep BIM yang ditawarkan misalnya sejauh mana peningkatan efisiensi waktu pada proses perancangan dan juga tahap konstruksi. Konsep BIM yang juga mencakup tahapan renovasi sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan bangunan turut menjadi pembahasan yang sering dibandingkan dengan alur kerja CAD tanpa menggunakan BIM. Selama ini dalam kegiatan renovasi, arsitek terkadang tidak memiliki data yang lengkap tentang bangunan yang akan dikerjakannya. Informasi yang hilang ini tidak jarang menuntun arsitek dan pemilik pada keputusan yang salah seperti mengganti ulang bahan penutup lantai karena kesulitan mendapatkan bahan yang sama atau bahkan lebih fatal lagi menyebabkan runtuhnya sebagian bangunan karena kesalahan dalam pembongkaran. Atas dasar hal tersebut, penelitian ini disusun dan menitikberatkan pada alur kerja tahapan renovasi dengan komparasi penggambaran digital dengan CAD yang tanpa BIM maupun menggunakan konsep BIM. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apakah konsep BIM dapat dipahami dan terlihat manfaatnya secara nyata
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA | No.3 | Vol.2 | Hal 194 - 204
ISSN (E): 2716-4667 Agustus 2021
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA - 1
Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD
Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal
Ardhiana Muhsin 1, R. Yasyfa S Prawiradinata 1, Yasmin Nur Razaq 1, Novianti 1
1 Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung
Email: dade@itenas.ac.id
ABSTRAK
Building Information Modelling atau BIM menjadi topik pembicaraan bagi pelaku industri konstruksi
yang diyakini dapat menambah efisisensi waktu pengerjaan proyek serta menghemat biaya proyek.
Keberadaan konsep BIM ini juga semakin kuat dengan adanya peraturan dari Kementerian PUPR
Nomor 22/PRT/M/2018 yang mensyaratkan penggunaan BIM dalam tender perencanaan diatas 2000 m2.
Sejumlah pertanyaan muncul atas keraguan terhadap konsep BIM yang ditawarkan misalnya sejauh
mana peningkatan efisiensi waktu pada proses perancangan dan juga tahap konstruksi. Konsep BIM
yang juga mencakup tahapan renovasi sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan bangunan turut
menjadi pembahasan yang sering dibandingkan dengan alur kerja CAD tanpa menggunakan BIM.
Selama ini dalam kegiatan renovasi, arsitek terkadang tidak memiliki data yang lengkap tentang
bangunan yang akan dikerjakannya. Informasi yang hilang ini tidak jarang menuntun arsitek dan pemilik
pada keputusan yang salah seperti mengganti ulang bahan penutup lantai karena kesulitan mendapatkan
bahan yang sama atau bahkan lebih fatal lagi menyebabkan runtuhnya sebagian bangunan karena
kesalahan dalam pembongkaran. Atas dasar hal tersebut, penelitian ini disusun dan menitikberatkan
pada alur kerja tahapan renovasi dengan komparasi penggambaran digital dengan CAD yang tanpa BIM
maupun menggunakan konsep BIM. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apakah konsep
BIM dapat dipahami dan terlihat manfaatnya secara nyata
Kata kunci: Alur Kerja, Building Information Modelling, CAD, Penggambaran Digital, Renovasi
ABSTRACT
Building Information Modelling or BIM become a major topic in construction industry which are
believed to be able to increase the efficiency of project work time and will certainly save project costs.
The existence of BIM concept is also enhancing after supported by the Ministry of PUPR in regulation
no. 22/PRT/M/2018 by requiring the use of BIM in project qualification above 2000 m2. Numbers of
questions then arise over doubts about the concept of BIM offered for example the extent of increased
time efficiency in the design process and also the construction stage. The concept of BIM, which also
includes renovation stages as part of building management activities, has also been discussed, which is
often compared to workflows without using BIM. During this time in renovation activities, architects
sometimes do not have complete data about the building that will be done. This missing information often
leads architects and owners to wrong decisions such as replacing floor covering materials because of
difficulty in obtaining the same material or even more fatally causing the partial collapse of the building
due to errors in demolition. Based on this, this research was compiled and focused more on the workflow
in the renovation stage with the comparison of commonly used methods and using the concept of BIM.
This is intended to get answers on whether the concept of BIM can be understood and seen the benefits in
real terms.
Keywords: Building Information Modelling, CAD, Digital Drawing, Renovation, Workflow
Ardhiana Muhsin dkk.
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 2
1. PENDAHULUAN
Sektor industri konstruksi, sebagai bentuk nyata dari pembangunan, selalu dituntut untuk tanggap
terhadap segala macam bentuk perkembangan teknologi yang ada. Penggambaran pada suatu proyek
bangunan dalam bentuk digital dimulai dengan gambar dua dimensi, kemudian berkembang menjadi
gambar tiga dimensi, saat ini penggambaran dimulai dengan memodelkan bangunannya terlebih
dahulu disertai berbagai informasinya untuk kemudian dapat dikeluarkan datanya berupa gambar dua
dimensi maupun tabel-tabel data. Proses ini yang kemudian dikenal dengan nama Building
Information Modeling atau BIM. Building Information Modeling merupakan pendekatan baru dalam
dunia konstruksi dengan tujuan untuk memperbaiki alur kerja dalam suatu proses pekerjaan agar
tercipta efisiensi kerja serta adanya perluasan sistem kerja yang dapat menampung beberapa format
digital yang berbeda. Pemerintah pun akhirnya melakukan penyesuaian dengan menerapkan BIM
sebagai salah satu persyaratan dalam pekerjaan perencanaan bangunan gedung. Masuknya konsep alur
kerja baru dalam suatu teknologi tidak diterima begitu saja bagi seluruh pelaku industri konstruksi.
Pengenalan penggambaran arsitektur dalam bentuk digital dengan bantuan program Computer Aided
Design atau CAD awalnya pun mengalami hambatan. Banyak pihak yang masih meragukan
kemampuan konsep BIM apakah sesuai dengan gambaran yang diberikan disamping masalah investasi
dalam perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya manusia yang harus disiapkan dan tentunya
tidak memakan biaya yang sedikit [1]. Hal ini pula yang menjadikan perkembangan BIM di Indonesia
menjadi kurang signifikan [2].
Kegiatan renovasi dalam bidang arsitektur merupakan tahapan kerja yang cukup menantang. Berbeda
dengan pembangunan yang dimulai dari nol pada sebidang tanah kosong, kegiatan renovasi menuntut
arsitek untuk mencermati terlebih dahulu kondisi eksisting bangunan yang ada untuk kemudian
berkreasi dalam keterbatasan guna memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pemberi tugas.
Minimnya kelengkapan dokumentasi yang dimiliki oleh pemilik bangunan menambah rumit persoalan
dan terkadang solusi pemecahan masalahnya sangat bergantung pada pengalaman arsitek atau
pelaksana di lapangan. Hal ini yang kemudian diantisipasi oleh BIM agar segala macam bentuk
informasi terkait bangunan akan turut tersimpan dalam bentuk digital bersamaan dengan model
bangunan dan gambar kerja bangunan tersebut [3]. Berdasarkan paparan di atas, maksud dari
penelitian ini adalah selain untuk untuk membuka wawasan mengenai Building Information Modelling
sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi juga untuk mengetahui
perbandingkan alur kerja BIM dengan alur kerja CAD konvensional dengan mengkhususkan pada
tahap pekerjaan renovasi sebuah bangunan rumah tinggal.
2. METODOLOGI
2.1 Metode dan Tahapan Penelitian
Proses renovasi telah dilalui dengan metode “konvensional” dimana bangunan eksisting
didokumentasikan terlebih dahulu sebelum dilakukan renovasi oleh kelompok peneliti pertama.
Kelompok peneliti kedua akan mencoba “mengulang” proses renovasi tersebut berdasarkan konsep
BIM. Pada tahap ini penelitian akan menggunakan metode riset deskriptif saat mengamati masing-
masing alur kerja pekerjaan renovasi baik dengan cara konvensional maupun menggunakan konsep
BIM.
Tahap selanjutnya, berdasarkan pengamatan masing-masing peneliti untuk menajamkan analisisnya
dilakukan metode komparatif dengan membandingkan setiap tahapan yang dilalui kedua proses
tersebut sehingga dapat diperoleh keunggulan maupun kekurangan dari konsep BIM dalam
penerapannya pada renovasi bangunan rumah tinggal.
Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal
Jurnal Arsitektur TERACOTTA 3
Secara garis besar, tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Studi literatur atau tinjauan pustaka terkait
- Pengumpulan data pengukuran terhadap obyek studi yang akan dikerjakan
- Pembuatan penggambaran dengan masing-masing alur kerja
- Analisis dan perbandingan setiap tahapan pada masing-masing alur kerja
- Kesimpulan
2.2 Tinjauan Pustaka
Computer Aided Design (CAD), merupakan satu bentuk otomatisasi yang membantu perancang untuk
memperbaiki gambar, spesifikasi, dan elemen-elemen yang berhubungan dengan perancangan yang
menggunakan efek grafik khusus dan perhitungan program-program komputer [4]. Lebih lanjut lagi
dapat dijabarkan bahwa Computer Aided Design adalah suatu program komputer untuk menggambar
suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-
garis maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu [5]. Di bidang arsitektur, CAD yang
memiliki kemampuan untuk menggambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi tentu sangat membantu
dalam penyampaian informasi atau gagasan-gagasan arsitek kepada pemberi tugas. Tidak
mengherankan apabila kemudian CAD sangat diminati untuk dipelajari dan diterapkan bagi pihak
yang bersinggungan dengan dunia konstruksi dan dengan cepat menggantikan peran meja gambar
sebagai alat penggambaran. CAD kemudian berkembang dan dapat terintegrasi dengan perangkat
lunak lain seperti CAE (Computer Aided Engineering) dan Computer Aided Manufacturing (CAM).
BIM adalah teknologi revolusioner dan proses yang dengan cepat telah merubah sudut pandang
bagaimana memahami perancangan bangunan, pelaksanaan hingga dan pengopersian [6]. Lebih lanjut
lagi disebutkan BIM juga memiliki kemampuan membuat konsep desain interaktif yang mewakili
gambar fisik dan nyata dari suatu bangunan yang memungkinkan desainer untuk mengidentifikasi
kebutuhan klien dan secara efektif memberikan solusi untuk kebutuhan klien [7]. Disisi lain
sebetulnya BIM memberikan potensi untuk memodelkan informasi virtual dalam sebuah model
tunggal yang menawarkan visualisasi, deteksi benturan, fase konstruksi, dan bahan-bahan serta
pengujian model untuk diserahkan dari tim desain (arsitek, surveyor, insinyur konsultasi, dan lain-lain)
kepada kontraktor dan sub-kontraktor dan kemudian ke pemiliknya.
Keuntungan dari layanan BIM adalah sebagai berikut [8]:
1. Meminimalisir desain lifecycle dengan meningkatkan kolaborasi antara owner, konsultan dan
kontraktor
2. Kualitas tinggi dan akurasi dokumentasi dari proses konstruksi
3. Teknologi BIM digunakan untuk siklus hidup seluruh bangunan, termasuk fasilitas operasi
dan pemeliharaan
4. Produk dengan kualitas tinggi dan memperkecil kemungkinan konflik
5. Pemotongan biaya proyek dan meminimalisir limbah bahan konstruksi
6. Meningkatkan manajemen konstruksi
Kata renovasi menurut KBBI memiliki pengertian pembaharuan; peremajaan; penyempurnaan
(tentang gedung bangunan dan sebagainya). Renovasi yang merupakan bagian dari kegiatan
konservasi, memiliki pengertian modernisasi bangunan bersejarah [9]. Sayangnya, seringkali kegiatan
renovasi ini justru menghilangkan wujud dan detail yang penting pada suatu bangunan yang akan
dikonservasikan.
Penerapan BIM seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, memiliki tujuan untuk melanjutkan
informasi yang telah dihimpun sejak awal proses perancangan. Sejak tahap skematik dimana model
bangunan mulai dimunculkan, informasi yang terkandung didalamnya digunakan tidak hanya untuk
tahap gambar kerja dan pelaksanaan namun sebelumnya dapat dipergunakan pada berbagai tahapan
analisis bangunan.
Ardhiana Muhsin dkk.
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 4
Pasca konstruksi, bangunan akan memasuki tahap pemeliharaan. Ditahap inilah renovasi mulai
dilakukan. Daur atau siklus ini akan terus berulang hingga suatu saat memasuki tahap penghancuran
sebagai akhir dari suatu bangunan (Lihat Gambar 1).
Gambar 1. Siklus Bangunan
Sumber: Building Information Modelling in Design, Construction and Operation, WIT Press [10]
2.3 Pengumpulan Data
Langkah awal pengumpulan data adalah berupa data lapangan kondisi sebelum direnovasi seperti yang
terlihat pada Gambar 2, baik kondisi luar bangunan maupun bagian dalam bangunan yang disertai
dengan data-data pengukuran ulang bangunannya.
Gambar 2. Lokasi Kasus Studi
Sumber: https://www.google.co.id/maps, 2020
Objek studi adalah rumah tinggal 2 lantai yang berlokasi di Jl. Cibeunying Permai V no.20, Bandung,
ditandai dengan titik merah pada Gambar 3.
Sumber: Hasil survey
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan gambar-gambar kerja yang dipakai dalam pelaksanaan
renovasi rumah tinggal tersebut yang telah diperiksa ulang ukuran-ukurannya untuk kemudian
Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal
Jurnal Arsitektur TERACOTTA 5
Bagian yang
akan
dibongkar
Bagian yang
akan
ditambahkan
digambar ulang oleh peneliti agar mendapatkan perbandingan proses penggambarannya antara alur
kerja yang menggunakan CAD maupun yang menggunakan alur kerja BIM (Gambar 4).
Gambar 4. Gambar Denah Lantai Dasar, Lantai Atas Dan Atap
Sumber: Hasil survey
2.4 Variabel Penelitian
Guna mempermudah tercapainya tujuan penelitian, variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
- Waktu, dilihat berdasarkan proses pengerjaan masing-masing alur kerja
- Biaya, walaupun tidak didefinitifkan dalam bentuk satuan mata uang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penerapan CAD Dalam Proses Renovasi
Metode paling umum yang digunakan dalam penggambaran renovasi menggunakan CAD adalah
menggambar denah eksistingnya terlebih dahulu, setelah selesai keseluruhannya, denah tersebut
digandakan dan ditempatkan di sampingnya untuk kemudian dirubah sesuai gambaran akhir saat
bangunannya telah selesai dibangun.
Hal ini mudah dalam pengerjaannya serta pada umumnya pemberi tugas juga tidak mau repot melihat
gambar perubahannya dan lebih mudah diterangkan oleh arsitek atau pelaksana bagian mana saja yang
akan ditambah atau dihilangkan dengan mengacu pada gambar yang sudah memperlihatkan hasil
akhirnya. Bagi pihak yang menghitung volume bangunan, penyajian gambar seperti ini memerlukan
pengukuran ulang pada denah eksisting dan memilah bagian mana yang akan menjadi pekerjaan
pembongkaran atau pekerjaan pelaksanaan.
Guna mempermudah semua pihak, diperlukan sebuah gambar denah yang memperlihatkan
perombakan (ditandai dengan arsir diagonal) dan pemasangan baru (ditandai dengan warna hitam
pekat) sebelum menampilkan gambar akhir perubahannya. Secara prinsip maksud dari uraian tersebut
dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Metode Penggambaran Yang Akan Direnovasi
Sumber: Hasil analisis
Ardhiana Muhsin dkk.
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 6
Sebagai ilustrasi, proses penggambaran perubahan denah yang mengalami pemotongan untuk
dihilangkan pada CAD dapat dilihat secara detail, langkah demi langkah pada Gambar 6. Apabila
secara kebetulan hanya menghilangkan satu buah dinding, cukup dengan menggunakan perintah hapus
(erase) setelah itu dipilih bagian yang akan dihilangkan. Penggambaran penambahan dapat
menggunakan perintah garis (line) atau menduplikasi dinding yang sudah ada lalu disesuaikan dengan
cara yang sama seperti di atas. Langkah terakhir adalah memberikan arsir diagonal atau hitam pekat
sesuai kebutuhannya.
1. Ketik perintah line lalu enter
2. Buat garis lurus pada batas dinding
yang akan dipotong
3. Ketik perintah trim lalu enter
4. Klik pada objek yang akan
dihilangkan
5. Dinding telah terpotong
6. Hapus garis bantu yang dibuat diawal
Gambar 6. Proses Perubahan Objek yang Akan Direnovasi pada CAD
Sumber: Hasil analisis
3.2 Penerapan BIM Dalam Proses Renovasi
Menggunakan ArchiCad sebagai salah satu software berbasiskan BIM, pada setiap komponen gambar
seperti dinding, kolom, balok, slab, dan lainnya cukup ubah status renovasi pada klasifikasi dan
properti didalam pengaturan default komponen. Berikut penjelasan secara detail cara mengubah objek
yang akan direnovasi pada salah satu denah (Gambar 7).
1. Ambil objek dinding yang akan diubah
(ditandai dengan oval merah)
2. Pilih objek menggunakan penunjuk panah
Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal
Jurnal Arsitektur TERACOTTA 7
3. Klik axe tool untuk memotong dinding
4. Dinding menjadi lebih pendek dari sebelumnya
5. Ubah status renovation
6. Dinding telah berubah status menjadi tembok
pembongkaran dengan ditandai warna kuning.
Gambar 7. Proses Perubahan Objek yang Akan Direnovasi
Sumber: Hasil analisis
Denah-denah yang akan dirubah dipilih status renovation yang tersedia menjadi To Be Demolish
(ditandai warna kuning) sedangkan bagian bangunan yang baru pemilihan statusnya adalah New
Construction (ditandai warna merah) sehingga dalam sekali menggambar dan hanya melakukan
perubahan status komponennya akan didapat 4 buah denah sekaligus, denah eksisting, denah renovasi,
denah konstruksi baru dan denah akhir setelah renovasi (Gambar 8).
Gambar 8. Tampilan Denah Pada Proses Renovasi Menggunakan BIM
Sumber: Hasil analisis
Ardhiana Muhsin dkk.
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 8
3.3 Komparasi Penggunaan CAD dan BIM Dari Segi Waktu
Efisiensi waktu sangat terkait dengan proses penggambaran. Berdasarkan proses yang dikerjakan oleh
kelompok peneliti pertama dan kedua, berikut komparasi durasi pengerjaan dari kedua metode tersebut
dalam proses penggambaran yang dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Komparasi Durasi Penggambaran
Nama Kegiatan
Durasi
Timeline
Setting awal
CAD
1 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
1 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Membuat gambar kerja
CAD
8 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
6 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Membuat rencana perubahan
CAD
2 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
1 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Membuat perubahan gambar
kerja
CAD
4 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
2 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Membuat gambar 3D
CAD
3 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
1 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Menghitung volume
CAD
2 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
1 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Membuat RAB
CAD
2 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
BIM
2 hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Total durasi
CAD
22
hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a aa
BIM
14
hari
A a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
Selisih perbedaan waktu = 8 hari
Perhitungan persentase efektivitas:
 
 
Keterangan: Menggunakan CAD
Menggunakan BIM
Hasil perbandingan waktu pengerjaan menunjukan bahwa BIM lebih cepat 8 hari dibandingkan CAD
pada perencanaan renovasi bangunan rumah tinggal. Jika dilihat dalam persentase, BIM 36.3% lebih
efektif dalam durasi pengerjaan renovasi rumah tinggal. Guna melihat lebih rinci, proses
pengerjaannya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Komparasi Proses Penggambaran
Proses
CAD
BIM
Keterangan
Pengaturan layer
-
Pengaturan unit
-
Pengaturan garis
CAD menggunakan elemen garis untuk
penggambaran dan dapat diatur terlebih
dahulu agar memiliki lapisan dan arsiran
pada setiap garis yang dibuat
Pengaturan komposit
BIM memiliki pilihan lapisan dalam setiap
komponen yang digambar dengan istilah
Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal
Jurnal Arsitektur TERACOTTA 9
Proses
CAD
BIM
Keterangan
komposit
Pengaturan lantai
CAD pada umumnya dibuat untuk
menghasilkan gambar 2D sehingga tidak
diperlukan pengaturan ketinggian lantai
Penggambaran denah
dengan garis sebagai
pembentuk
Penggambaran model
dengan komponen
sebagai pembentuk
Penggambaran pada BIM telah
diklasifikasikan berdasarkan komponen
bangunan
Penyuntingan gambar
Penggambaran
potongan dan tampak
secara otomatis
Gambar potongan dan tampak harus
dikerjakan terpisah pada CAD, sedangkan
pada BIM cukup dengan menempatkan garis
potongan dan tampak maka gambarnya
sudah muncul tinggal melengkapi notasi dan
dimensi
Arsir bayangan pada
tampak
Produk gambar detail
Pada CAD dilakukan di layout, sedangkan
pada BIM menggunakan pilihan perangkat
detail. Gambar yang muncul keduanya
berdasarkan batasan tampilan yang akan
diiinginkan
Produk 3D
Secara prinsip penggambaran pada BIM
sebenarnya membuat model 3D sehingga
produk-produk 3D sudah dapat dimunculkan
Proses
CAD
BIM
Keterangan
Penggambaran denah
pada tahap renovasi
Pembuatan denah menggunakan CAD pada
tahap renovasi diperoleh dengan proses
duplikasi dan editing sedangkan pada BIM
dilakukan editing dan perubahan status
renovasi
Koordinasi gambar
Pada CAD dilakukan secara manual
sedangkan pada BIM setiap perubahan akan
berdampak langsung pada semua produk
yang ada
Sumber: Hasil analisis
Berdasarkan tabel di atas terlihat beberapa keunggulan dari BIM jika dibandingkan dengan CAD dari
segi waktu dikarenakan terdapat beberapa fasilitas atau perintah yang lebih efisien. BIM juga dapat
mengeluarkan secara langsung daftar tipe kusen pintu dan jendela yang dipakai pada suatu bangunan ,
Gambar 9. Tipe kusen seperti ini pada CAD harus digambarkan secara manual walaupun sumber
gambarnya dapat diambil dari denah, tampak atau potongan.
Ardhiana Muhsin dkk.
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA 10
Gambar 9. Daftar Tipe Kusen Jendela Pada BIM
Sumber: Hasil analisis
3.4 Komparasi Penggunaan CAD dan BIM Dari Segi Biaya
Sejauh ini, melihat adanya penghematan waktu dalam pengerjaan penggambaran dengan
menggunakan BIM mengindikasikan jumlah tenaga kerja juga dapat dihemat. Contoh yang paling
mudah tentunya dalam pengerjaan gambar-gambar 3D. Proses yang lebih efisien dalam produktifitas
gambar menjadikan seseorang memiliki waktu yang cukup untuk menggambar tampilan 3D suatu
bangunan. Berbeda dengan penggunaan CAD yang membutuhkan software eksternal yang
kemungkinan dioperasikan oleh orang lain.
4. SIMPULAN
Berdasarkan tabel kesimpulan (Tabel 3) serta penelitian yang dilakukan dengan proses pengulangan
renovasi menggunakan BIM mengenai perbandingan waktu dan biaya maka beberapa kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
- Menggunakan aplikasi BIM dapat menghemat waktu perencanaan sebesar 36.3%.
- Penggunaan BIM dapat meminimalisir sumber daya manusia yang lebih efisien.
- Penghematan waktu pengerjaan dan sumber daya manusia menjadikan biaya yang harus
dikeluarkan dalam penggambaran menjadi lebih sedikit.
- BIM memiliki kekurangan juga yaitu harga lisensi yang mahal serta membutuhkan spesifikasi
hardware yang tinggi.
- Mempelajari BIM memerlukan keseriusan dan waktu yang cukup panjang untuk menguasai
keseluruhan cara kerja software tersebut.
Tabel 3. Kesimpulan Komparasi BIM dan CAD
No.
Kriteria Keunggulan
BIM
CAD
1
Durasi Pengerjaan Gambar
2
Biaya Pengerjaan
3
Kebenaran Gambar
4
Kelengkapan Data Gambar
5
Harga Software
6
Kemudahan Software
7
Detail Gambar
8
Data Struktur dan Konstruksi
Total Poin
5
3
Sumber: Hasil analisis
Perbandingan Antara Alur Kerja BIM Dengan CAD Pada Proses Renovasi Rumah Tinggal
Jurnal Arsitektur TERACOTTA 11
DAFTAR PUSTAKA
[1] Berlian, Cinthia Ayu, dkk, Perbandingan Efisiensi Waktu, Biaya Dan Sumber Daya Manusia
Antara Metode Building Information Modelling (BIM) Dan Konvensional (Studi Kasus:
Perencanaan Gedung 20 Lantai). Jurnal Karya Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Volume 5,
Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 220 229.
[2] Hanifah, Yulita, Awarness dan Pemanfaatan BIM: Studi Eksplorasi. Temu Ilmiah IPLBI 2016.
[3] D. Helander, V. Singh, BIM in Building Renovation Projects : What is the useful minimum
information requirement? International Journal, Product Lifecycle Management. Vol. 9, No. 1,
2016, p 65-86. ISSN 1743-5110.
[4] “Penjelasan CAD dan Kegunaan Dalam Manufaktur | William Alexander.” [Online]. Available:
http://williamalexande.blogspot.com/2017/06/penjelasan-cad-dan-kegunaan-dalam.html.
[Accessed: 16-Jan-2021]
[5] Y. Setyoadi, K. Latifah, Integrasi Software CAD-CAM Dalam Sistem Operasi Mesin Bubut
CNC. Jurnal Informatika Upgris (JIU) Volume 1, Nomor 2, Tahun 2015.
[6] R. Minawati, dkk, Manfaat Penggunaan Software Tekla Building Information Modeling (BIM)
Pada Proyek Design-Build. Jurnal Dimensi Utama Teknik Sipil Universitas Petra Surabaya,
Volume 4, Nomor 2, Tahun 2017.
[7] A.C. Dace, Building Information Modelling: The Web 3d Application for AEC. Perugia, ACM,
Italy. 2007.
[8] Rayendra, Soemardi, Biemo W. Studi Aplikasi Teknologi Building Information Modelling Untuk
Pra-Konstruksi. Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS, ISSN 1412-9612. 2014
[9] DH, Harastoeti. 100 Bangunan Cagar Budaya Di Bandung, CSS Publish, Bandung, 2011. ISBN:
978-979-17433-8-9.
[10] Building Information Modelling in Design Construction and Operation, Editor: Mahdjoubi, L.,
Brebbia, C.A., Laing, R., WIT Press, Southampton, Boston, 2015.
... Industri konstruksi terus berkembang dengan pesat, menuntut metode yang lebih efisien dan akurat untuk mengelola proyek. Building Information Modeling (BIM) telah muncul sebagai alat teknologi revolusioner [1] dan proses yang telah dengan cepat mengubah cara bangunan dipahami, dirancang, dibangun, dan dioperasikan [2]. ...
Article
Full-text available
Industri konstruksi terus berkembang dengan pesat, menuntut metode yang lebih efisien dan akurat untuk mengelola proyek. Building Information Modeling (BIM) telah muncul sebagai alat yang revolusioner. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses perhitungan konvensional quantity take off material pada pekerjaan struktur, mengidentifikasi kelemahannya, dan mengevaluasi implementasi Building Information Modelling (BIM) dalam meningkatkan akurasi serta efisiensi estimasi pada pembangunan Gedung Perpustakaan Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini juga membandingkan hasil estimasi material dari metode konvensional dan BIM untuk mengungkap manfaat BIM dalam mengurangi kesalahan, mempercepat proses, dan mengoptimalkan biaya. Penelitian ini menggunakan empat metode pekerjaan yaitu studi literatur, pengumpulan data, Pemodelan 3D dengan software Autodesk Revit dan analisis quantitiy take off dengan menggunakan software Revit 2024. Berdasarkan investigasi terhadap kontras antara perhitungan volume eksisting (biasa) dengan volume lepas landas yang dihasilkan dengan menggunakan konsep Building Data Modeling (BIM) pada pekerjaan tambahan, terlihat bahwa strategi BIM dapat meningkatkan ketepatan perhitungan volume pada setiap pekerjaan yang memiliki kontras tertentu, pekerjaan footplate tidak memiliki perbedaan, pekerjaan kolom pedestal tidak memiliki selisih, pekerjaan sloof memiliki rata-rata selisih 10,28 persen, pekerjaan kolom memiliki rata-rata selisih 5,87 persen, pekerjaan balok memiliki rata-rata selisih sebesar 3,85 persen, pekerjaan pelat lantai memiliki rata-rata selisih sebesar 10,93 persen, dan pekerjaan pembesian memiliki rata-rata selisih sebesar 12,80 persen.
... Revolusi perencanaan pembangunan secara virtual salah satunya dipengaruhi oleh adanya BIM yang memberikan kemudahan untuk memahami, merancang, membangun, dan mengoperasikan bangunan [2]. Fitur-fitur BIM menawarkan output desain gambar fisik sesuai tipe bangunan yang diinginkan desainer sehingga dapat mengidentikasi dan memberikan solusi pada kebutuhan klien [3]. Kelebihan aplikasi BIM daripada metode konvensional yaitu anggota tim (owner, arsitek, kontraktor, subkontraktor, dan pemasok) dapat memastikan model perencanaan sebelum proyek secara fisik dibangun sehingga pembangunan lebih akurat dan efisien [4]. ...
... BIM can provide several benefits in the architectural design process, increase production efficiency, and bring new design innovations. CAD was only used for 2D sketch modeling [3]. Afterward, 3D modeling began to evolve. ...
Article
Full-text available
Building Information Modelling (BIM) is a new technology to make genuine project contributions, especially in the industry, architecture, and construction sectors. However, in practice, many professional workforces choose computer-aided design (CAD) as the primary technology, which has formerly appeared and is further comprehensible. Building Information Modelling offered different perspectives on purpose to facilitate designers or architects to expertise in various fields. Building Information Modelling (BIM) contains informative data that can use some expertise as a solution to make the occupation more coherent. This research aims to comprehend the workflow differences between Computer Aided Design (CAD) and Building Information Modelling (BIM) system technology. We collated methods by reviewing some literature and reviewing case studies. Then, we compare the workflow and conclude which is more effective for architectural design. In this research, we explore the difference between BIM's workflow and Cad's workflow to know which is more effective. So, we conclude and can apply the technology appropriately in the workflow needed so that it can simplify the workflow.
Article
Full-text available
This paper studies the potential useful minimum building information models (BIM) that are required as inventory models for managing renovation projects. The findings reported in this paper are based on three renovation project case studies and 21 face-to-face interviews with key personnel and experts associated with the cases and the case organisation. The investigations reveal that the requirements for inventory models are case dependent. A building frame model should be created in the conceptual design phase. A space model including only the building spaces could be created in the need evaluation phase. In general, inventory models should be created as early as possible when the need for a model is established. Inventory models should be created for the needs in the current phase and not for future phases. The lifecycle conditions, especially varied lifespans of different building sub-systems, emerged as critical factors determining the useful minimum BIM for renovation projects.
Conference Paper
There is currently a dramatic shift in the Architecture, Engineering, and Construction (AEC) industry to embrace Building Information Modeling (BIM) as a tool that can assist in integrating the fragmented industry by eliminating inefficiencies and redundancies, improving collaboration and communication, and enhancing overall productivity. In the context of this revolution, the intent of this paper is three-fold: 1) To introduce and define BIM to the Web3D community as an application of Web3D to the AEC industry. 2) To describe and illustrate the various ways innovative designers and contractors are applying BIM and Web3D tools in the AEC industry. 3) To challenge the Web3D community to collaborate with BIM and AEC-specific open standards organizations like the International Alliance for Interoperability and to discover ways to integrate X3D with the IFC file formats.
  • Cinthia Berlian
  • Ayu
  • Perbandingan Efisiensi Dkk
  • Waktu
Berlian, Cinthia Ayu, dkk, Perbandingan Efisiensi Waktu, Biaya Dan Sumber Daya Manusia Antara Metode Building Information Modelling (BIM) Dan Konvensional (Studi Kasus: Perencanaan Gedung 20 Lantai). Jurnal Karya Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 220 -229.
  • Y Setyoadi
  • K Latifah
Y. Setyoadi, K. Latifah, Integrasi Software CAD-CAM Dalam Sistem Operasi Mesin Bubut CNC. Jurnal Informatika Upgris (JIU) Volume 1, Nomor 2, Tahun 2015.
100 Bangunan Cagar Budaya Di Bandung
  • Harastoeti Dh
DH, Harastoeti. 100 Bangunan Cagar Budaya Di Bandung, CSS Publish, Bandung, 2011. ISBN: 978-979-17433-8-9.
Building Information Modelling in Design Construction and Operation
  • L Mahdjoubi
  • C A Brebbia
  • R Laing
Building Information Modelling in Design Construction and Operation, Editor: Mahdjoubi, L., Brebbia, C.A., Laing, R., WIT Press, Southampton, Boston, 2015.