Available via license: CC BY-NC-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 2, 202 - 207
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
202
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN KERUPUK DI DESA BANGUNJAYA SUBANG
Vigory Gloriman Manalu 1), Faishal Rahimi 2)
1,2) Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kuningan
Jl. Cut Nyak Dhien No.36A, Cijoho, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45513
1) Email: vigoryglo@uniku.ac.id
2) Email: faishalrahimi@uniku.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Riwayat Artikel :
Diterima : 23 November 2020
Disetujui : 29 Januari 2021
Desa Bangunjaya adalah sebuah desa didaerah kecamatan
Subang yang sebagain besar masyarakatnya bermata pencaharian
bertani dan berkebun namun disamping perkerjaan tersebut
masyarakat Desa Bangunjaya juga memiliki olahan makanan
yang terbuat dari pisang dan diolah menjadi sale pisang. Sale
pisang dan masyarakat Desa Bangunjaya tidak dapat dipisihkan
keberadaanya. Manfaat dari pelaksanaan PKM pengabdian
kepada masyarakat yang dilaksanakan di Desa Bangunjaya
adalah agar dapat meningkatkan perekonomian yang ada pada
desa tersebut dengan memanfaat potensi desa yang selama ini
belum tergali oleh masyarakat Desa Bangunjaya. CSF adalah
kumpulan analisa dari banyak proses-proses penentu
keberhasilan. Hasil dari PKM ini adalah produk unggulan dari
Desa Bangunjaya yang memanfaatkan limbah dari kulit pisang
yaitu berupa kerupuk kulit pisang.
Kata Kunci :
CSF,Kerupuk Kulit Pisang, Kulit
pisang, Bangunjaya, Subang .
ARTICLE INFO
ABSTRACT
Article History :
Received : November 23, 2020
Accepted : January 29, 2021
Bangunjaya is a village in the Subang sub-district where most of
the people are farming and gardening, but besides these jobs, the
people of Bangunjaya also have processed food made from
bananas and processed into Sale bananas (Sale Pisang). Sale
bananas and the people of Bangunjaya Village is difficult to be
separated. The benefits of the implementation of community
program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) carried out in
Bangunjaya Village are in order to improve the existing economy
in the village by taking advantage of the village potential that has
not been explored by the people of Bangunjaya. CSF is a
collection of analyzes of the many critical success processes. The
result of this PKM is a superior product from Bangunjaya Village
that utilizes waste from banana peels in the form of banana peel
crackers..
Keywords:
CSF, Banana Peel Crackers,
Banana Peel, Bangunjaya, Subang
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 2, 202 - 207
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
203
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan berkambangnya zaman
maka diperlukan pengembangan produk yang
lebih baik lagi agar dapat bersaing dengan
produk lainya yang sudah dikenal pada
masyarakat banyak. Salah satunya dengan
menggerakkan perekonomian yang berada di
pedesaan. Desa Bangunjaya adalah desa yang
berada diwilayah kecamatan Subang
Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Desa Bangunjaya memiliki karakteristik
desa yaitu sebagai penghasil pisang yang cukup
banyak dan diolah menjadi sale pisang. Sale
pisang dijadikan produk unggulan dari desa
Bangunjaya dan menjadi produk unggulan pada
desa tersebut. Agar dapat bersaing dengan
produk lainnya maka diperlukan sebuah
terobosan dari produk tersebut dapat berupa
dari rasa dan juga segi pengemasan (Hult,
Nidhi, Morgeson, & Zhang, 2018; Kadic-
maglajlic, Boso, & Micevski, 2017;
Scherhaufer, Moates, Hartikainen, Waldron, &
Obersteiner, 2018)
Letak geografis merupakan suatu letak
yang mana menunjukan satu daerah yang
dilihat dari kenyataannya di muka bumi. Letak
ini bisa menentukan posisi satu daerah dengan
daerah lainnya.
Desa Bangunjaya memiliki letak geografis
sebagai berikut : Pada tanggal 29 september
tahun 1980, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
kuasa cita-cita masyarakat kampung
Cikembang, Bojong, dan Kancana di kabulkan
dan di restui oleh bapak Bupati kepala daerah
tingkat II Kuningan dengan surat keputusan
nomor : 973/hk.021.1/sk/a/ix/1980, dengan di
beri nama Desa Bangunjaya Kecamatan
Subang Kabupaten Kuningan dengan luas
wilayah 288 ha
Letak Desa Bangunjaya berada di
ketinggian wilayah 387 mdpl. Luas wilayah
Desa Bangunjaya ± 290,60 ha. Batas desa
bangunjaya: Sebelah utara : berbatasan dengan
Desa Gunung Aci Kecamatan Subang. Sebelah
barat : berbatasan dengan Desa Kutawaringin
Kecamatan Selajambe. Sebelah timur :
berbatasan dengan Desa Subang Kecamatan
subang. Sebalah selatan: berbatasan dengan
Desa Jangalaharja Kecamatan Rancah
Kabupaten Ciamis. Desa Bangunjaya adalah
sebuah desa didaerah kecamatan Subang yang
sebagian besar masyarakatnya bermata
pencaharian bertani dan berkebun namun
disamping perkerjaan tersebut masyarakat desa
bangunjaya juga memiliki olahan makanan
yang terbuat dari pisang dan diolah menjadi
sale pisang. Sale pisang dan masyarakat Desa
Bangunjaya tidak dapat dipisihkan
keberadaanya.
Hampir seluruh masyarakt bangunjaya
memiliki keterampilan dan membuat olahan
produk sale pisang. Salah satu motor penggerak
dalam pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pembuatan sale pisang ada KWT Kelompok
Wanita Tani dan juga ibu-ibu PKK desa
Bangnujaya.
Hampir setiap lahan perkebunan di Desa
Bangunjaya ada tumbuhan pisang, namun
pohon pisang tersebut bukan menjadi prioritas
utama dari kebun-kebun yang dimiliki oleh
masyarakat bangunjaya. Kebanyakan pohon
pisang tersebut ditanam sebagai optimalisasi
lahan atau yang sering kita sebut dengan
tumpang sari yaitu menanam pohon
pendamping selain dari komoditi kebun yang
utama. Contohnya kebun yang ditanami tomat
diarea sampingnya ditanami juga pohon pisang.
Pada saat ini mitra yaitu KWT dan Ibu-ibu
PKK mengalami kendala yang bisa dikatakan
lumrah bagi seluruh UMKM yang ada di
Indonesia, terutama pada usaha mikro. Yang
sering menjadi masalah adalah keterbatasan
bagi para mitra dalam hal memesarkan produk
asli dari desa tersebut agar dapat bersaing
dengan produk-produk yang sudah ada
dipasaran.
Disamping daripada itu masalah yang
dihadapi adalah limbah dari kulit pisang
tersebut yang terbuang dengan percuma.
Banyak limbah kulit pisang di Desa
Bangunjaya yang tidak termanfaatkan dengan
maksimal dan hanya terbuang dengan percuma
saja. Maka dari itu tim pengusul dan mitra PKM
telah menjustifikasi dan menentukan prioritas
utama dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat adalah produk pendamping
sale pisang dalam pemanfaatan limbah kulit
pisang(Scherhaufer et al., 2018).
Sesuai dalam tema kegiatan yaitu
“Pemberdayaan potensi wilayah dalam
meningkatkan nilai guna” dimana ketika
produk pendamping tersebut dapat diciptakan
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 2, 202 - 207
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
204
maka masyarakat dalam hal ini KWT dan Ibu-
ibu PKK dapat turut andil dalam menciptakan
produk unggulan desa yang baru dengan
memanfaatkan limbah kulit pisang.
Manalu & Akbar (2020), dalam
penelitiannya tentang produk lokal yang ada
dikabupaten Kuningan menunjukkan bahwa
hampir semua para wisatawan yang datang
mengetahui produk-produk asli Kabupaten
Kuningan. Sejalan dengan hal tersebut maka
dengan menciptakan produk baru asli buatan
para masyarakat desa Bangun Jaya dapat
menjadi terobosan baru.
Solusi yang akan ditawarkan dalam
menyelesaiakan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat adalah dengan mendampingi
masyarakat Desa Bangunjaya dalam
pendampingan pembautan ide sampai dengan
pembuatan produk sampai menjadi produk
yang layak untuk diproduksi massal dan dapat
dijual kepada masyarakat luas.
Pada saat pendampingan tim pengusul
akan mengarahkan kepada para perwakilan Ibu-
ibu PKK dan KWT agara dapat menemukan
produk olahan yang berbahan baku dari kulit
pisang tersebut. Manfaat dari pelaksanaan PKM
pengabdian kepada masyarakat yang
dilaksanakn di Desa Bangunjaya adalah agar
dapat meningkatkan perekonomian yang ada
pada desa tersebut dengan memanfaat potensi
desa yang selama ini belum tergali oleh
masyarakat Desa Bangunjaya.
Sehingga dengan adanya PKM yang
dilaksanakan di Desa Bangunjaya dapat
membantu masyarakat dalam meningkatkan
produksi dalam olahan pisang. Disamping
daripada itu masyarakat dapat membantu
melestarikan lingkungan karena bahan baku
utama yang nantinya produk tersebut akan
diciptakan dari limbah kulit pisang.
2. METODE
Critical Success Factors (CSF)
CSF adalah kumpulan analisa dari banyak
proses-proses penentu keberhasilan. CSF
diperlukan untuk mencapai misi sebuah
perusahaan. Berdasarkan hasil analisa strategi
melalui SWOT, dapat ditetapkan beberapa
faktor penentu kesuksesan sebuah strategi kelak
setelah strategi tersebut dijalankan.
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Anne
Parr dan Graeme Shanks di Jurnal of
Information Technology (2005) dalam (Hayati,
2016), dijelaskan beberapa poin CSF yaitu:
1. Management Support, berupa dukungan
dari top management yang sangat
dibutuhkan mulai dari awal project hingga
project selesai.
2. Keterlibatan orang-orang yang
berkompeten di bidangnya secara loyal dan
menyeluruh.
3. Terdapat delegasi yang diberikan
wewenang untuk memberikan keputusan,
gunanya untuk mendapatkan keputusan
yang lebih cepat.
4. Jadwal yang realistis dan selalu dimonitor
perkembangannya.
5. Agen perubahan dimana selalu berpromosi
mengenai sistem yang baru dan bertugas
untuk sebagai 'pendengar' sehingga menjadi
koreksi dalam implementasi.
6. Ruang lingkup yang tidak terlalu besar agar
lebih efektif dan efisien.
7. Definisi tujuan dan ruang lingkup harus
jelas
8. Komposisi team yang seimbang antara
bisnis analis, technical expert, dan user
yang ikut baik itu internal maupun yang
eksternal dari suatu perusahaan
9. Komitmen untuk perubahan, ketekunan dan
ketabahan dalam menghadapi masalah yang
terjadi selama project.
Value Chain
Tidak ada teori yang sepopuler “value
chain”-nya Michael Porter (Porter, 1985) di era
organisasi modern saat ini, terutama yang
berkaitan dengan process reengineering
pendekatan Business Process Reengineering
sendiri diperkenalkan oleh Michael Hammer,
namun Michael Porter memberikan kerangka
metodologi untuk mengadakan process
reengineering. Porter menyarankan bahwa
langkah awal yang harus dilakukan baik dalam
menganalisa maupun mendesain proses bisnis
yang ada di perusahaan adalah dengan
membuat “value chain” (rantai nilai) dari
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 2, 202 - 207
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
205
proses-proses utama (core processes) dan
aktivitas penunjangnya (supporting activities).
Proses utama tidak lain adalah urutan
global proses yang terjadi di perusahaan, mulai
dari bahan mentah yang diperoleh dari supplier,
diolah oleh perusahaan, sampai ke tangan
customer atau pembeli produk maupun jasa. Ini
merupakan “generic value chain” yang
diperkenalkan Michael Porter dalam buku
klasiknya “Competitive Advantage” (Hayati,
2016).
Populasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah ibu-ibu PKK dan Karang Taruna
yang ada di Desa Bangun Jaya Kecamatan
Subang Kabupaten Kuningan. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan adalah
menggunakan kuesioner pertanyaan kepada
para pelaku usaha sele pisang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilaksanakan dalam bentuk seminar
dan sosialisasi mengenai penciptaan produk
baru dengan memanfaatkan limbah kulit pisang
sebagai bahan baku utama. Pengabdian ini
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
dengan memanfaatkan limbah kulit pisang yang
merupakan hasil dari produksi sale pisang di
Desa Bangunjaya. Sale pisang merupakan
produk unggulan di desa tersebut, namun belum
terdapat inisiasi untuk mengolah limbah kulit
pisang.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan,
tim pengabdian masyarakat melakukan survey
untuk melihat potensi desa, para pelaku usaha,
serta iklim usaha di desa tersebut. Selain itu,
dilakukan juga koordinasi dengan berbagai
stakeholder. Survey juga dilakukan dengan
wawancara terhadap pelaku usaha, penduduk,
serta perangkat desa untuk mengetahui apa
yang dibutuhkan dalam pengelolaan usaha
untuk meningkatkan pemanfaatan potensi desa.
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan
melakukan sosialisasi terhadap para pelaku
usaha dan pemerintah desa. Sosialisasi ini
dilakukan dalam bentuk seminar. Kegiatan
pengabdian masyarakat dilakukan pada tanggal
22 Agustus 2019 di balai Desa Bangunjaya,
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini
dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan seminar
kepada para pelaku usaha dan pemerintah desa.
Dilibatkannya pemerintah desa diharapkan
dapat mendukung terciptanya pemberdayaan
masyarakat melalui pemanfaatan limbah kulit
pisang ini.
Faktor pendukung dari keberhasilan
program pengabdian masyarakat ini adalah
kerja sama yang baik dari tim, perangkat desa
yang menyambut dengan baik program ini,
serta masyarakat yang antusias dalam
menyerap ilmu dan berbagi pengetahuan.
Dalam menciptakan produk yang berdaya
saing tinggi maka tidak terlepas dari
pelaksanaanya yang sesuai dengan tujuan visi
dan misi. Pada pelaksanaanya para peneliti
menggunakan metode critical success factor.
Dalam pelaksanaanya terdiri dari 9 tahapan
yang harus dilaksanakan agar tercapai tujuan
yang sudah ditentukan diawal.
Pertama, management support yaitu
adanya dukungan dari para pemimpin atau top
Gambar 1. Kerjasama dengan Desa
Bangunjaya
Gambar 1. Pembuatan Kerupuk Kulit
Pisang
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 2, 202 - 207
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
206
management bisa beruapa pengawasan dan
evaluasi dalam hal ini pemerintah desa yang
berdsangkutan dan juga ketua ibu-ibu PKK
yang terlibat dari awal kegiatan sampai dengan
akhir kegiatan.
Kedua, adanya keterlibatan orang-orang
yang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam
melaksanakan kegiatan ini dalam konteks
sebagai transfer ilmu dan juga sharing
keilmuan baik dalam lingkung teori maupun
lingkup praktek. Sehingga, para peniliti sudah
cukup tepat dalam penempatan kegiatan
tersebut karena memiliki pemahaman ruang
lingkup teori dan praktek yang cukup
memahadai agar dapat mentranfer ilmu.
Ketiga, terdapat delegasi wewenang dalam
mengambil sebuah keputusan. Pendelegasian
wewenang tersebut dilakukan agar adanya
ketepatan dan kecepatan dalam mengambil
sebuah keputusan.
Keempat, jadwal yang teratur agar dapat di
monitoring dengan maksimal. Dalam hal ini,
tim peneliti menggunakan penjadwalan yang
tersistematis dan terukur agar tercapainya
kegiatan yang efektif dan efisien agar sesuai
dengan capaian tujuan.
Kelima, adanya agen perubahan ditengah-
tengah para peserta pelatihan pada pelaksanaan
kegiatan tersebut. Hal tersebut dilakukan
dengan menunjuk setiap anggota yang memiliki
kompetensi sebagai agen perubahan agar dapat
terus menerus menginformasikan sistem kerja
yang baru dan juga sebagai penyambung
apabila ada keluhan dari para anggota dalam
menjalankan kegiatan.
Keenam, membuat kelompok-kelompok
atau unit kerja yang beranggotan 3-4 orang
dalam satu kelompok agar lebih fokus dalam
menjalankan kegiatan.
Ketujuh, definisi tujuan dan ruang lingkup
harus sesuai dengan tujuan awal. Tujuan
penting dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan agar dapat dievaluasi apabila
tujuan tidak tercapai. Dalam setiap kegiatan
kepada anggota selalu diberikan ruang lingkup
dalam pengembangan dan pemahaman dalam
mencapai tujuan baik tujuan harian dan tujuan
akhir.
Kedelapan, adanya komposisi yang tepat
baik itu dari praktisi dan juga para calon
konsumen dalam memberikan pendapat yang
sesuai dengan pasar yang akan dituju. Dalam
kegiatan ini, agar tercapainya komposisi yang
tepat maka para peneliti mengundang para
pihak-pihak yang berkompeten pada bidangnya
baik sebagai praktisi, technical expert dan juga
para konsumen yang memiliki pemahan tentang
produk makanan ringan.
Kedelapan, komitmen dalam perubahan
pada saat kegiatan tersebut berlangsung sampai
berkahir. Komitmen dalam perubahaan sangat
penting bagi setiap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dikarenakan kegiatan ini adalah
sebuah kegiatan yang baru dan dibutuhkannya
adaptasi bagi setiap peserta yang ikut dalam
kegiatan tersebut.
3.7. Ucapan Terima Kasih
1. Aparat Desa Bangunjaya serta warga yang
sudah berpartisipasi
2. LPPM Universitas Kuningan
3. Pihak-pihak lain yang sudah membantu
kegiatan pengabdian masyarakat.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pengabdian kepada masyarakat dengan
tema penciptaan produk baru dengan
memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai
bahan baku utama diharapkan dapat membantu
masyarakat dalam mengelola potensi desanya.
Pemerintah Desa diharapkan dapat
memberikan dukungan terhadap para pelaku
usaha yang membutuhkan inovasi dalam
mengembangkan pangsa pasarnya. Selain itu,
diperlukan kerja sama pemerintah dengan para
ahli di bidangnya untuk memperluas pangsa
pasar melalui penciptaan produk baru dengan
Gambar 2. Seminar Kegiatan
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 8 No. 2, 202 - 207
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
207
bahan baku kulit pisang ini serta mengevaluasi
dan memonitor perkembangan usaha..
4.2. Saran
Saran bagi penelitian selanjutnya agar
dapat menggali dan mengembangkan potensi-
potensi yang ada didaerah tersebut dan dapat
menggali potensi produk-produk lainya dengan
menggunakan bahan baku yang melimpah
diwilayah tersebut.
5. DAFTAR PUSTAKA
Hayati, N. (2016). Analisis Bisnis Internal
Dengan Metode Critical Success Factors (
Csf ) Dan Value Chain. MIND Journa,
1(1), 36–40.
Hult, G. T. M., Nidhi, P., Morgeson, F. V, &
Zhang, Y. (2018). Antecedents and
Consequences of Customer Satisfaction :
Do They Differ Across Online and Of fl
ine Purchases ? Journal of Retailing.
Retrieved from
https://doi.org/10.1016/j.jretai.2018.10.00
3
Kadic-maglajlic, S., Boso, N., & Micevski, M.
(2017). How internal marketing drive
customer satisfaction in matured and
maturing European markets ? Journal of
Business Research, 1(1), 0–10. Retrieved
from
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2017.09.
024
Manalu, V. G., & Akbar, I. (2020). Analisis
Pengaruh Brand Awareness Dan Brand
Image Terhadap Minat Pembelian Dan
Kaitanya Dengan Inisiasi One Village One
Product Di Kabupaten Kuningan.
DERIVATIF: Jurnal Manajemen, 14(2),
178–189.
Porter, E. M. (1985). Competitive Advantage-
Creating and Sustaining
SuperiorPerformance. New York: Free
Press.
Scherhaufer, S., Moates, G., Hartikainen, H.,
Waldron, K., & Obersteiner, G. (2018).
Environmental impacts of food waste in
Europe. Waste Management, 77, 98–113.
https://doi.org/10.1016/j.wasman.2018.04
.038