ArticlePDF Available
BFI
-
JIFPA Vol.
1
2
No.
2
,
uli
20
2
1
|
33
39
Email:
bfi@mpfis.uad.ac.id
BERKALA FISIKA INDONESIA
Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya
http://journal.uad.ac.id/index.php/BFI/index
2085-0409 (Print) 2550-0465 (online)
Prototype perancangan geometri lengkung pada interchange
konektivitas jalan tol
Ety Dwiastuti
1
*, Moh. Toifur
2
1,2
Magister Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia
Email: etydwiastuti@gmail.com*
* Penulis korespondensi
Informasi artikel
ABSTRA
K
Sejarah artikel:
Dikirim
Revisi
Diterima
16/03/21
11/04/21
14/04/21
Perancangan geometri jalan terutama dimaksudkan untuk menjaga keselamatan dan
kenyamanan pengguna jalan. Interchange (simpang susun) jalan tol biasanya berupa
tikungan dengan kemiringan tertentu yang dirancang agar pengemudi merasa nyaman dan
aman saat kendaraan yang dikemudikannya bergerak melintas dengan kecepatan rata-rata
aman. Penelitian ini mensimulasikan parameter-parameter koefisien gesek melintang antara
permukaan jalan dengan ban (µs), kemiringan melintang (tan
), kecepatan rencana (v), jari-
jari tikungan (R) dan derajat kelengkungan tikungan (δ) menggunakan software Excel. Pada
koefisien gesekan melintang (µs) tetap, kendaraan yang bergerak makin cepat di sebuah
tikungan memerlukan jari-jari tikungan (R) yang besar. Agar kendaraan tidak slip keluar dari
jalur maka jalan dibuat semakin miring. Kemiringan jalan menahan kekuatan gaya sentrifugal
yang menyebabkan kendaraan slip.
This is an open access article under the CC–BY-SA license
Kata kunci:
Perancangan geometri
lengkung
Interchange
Simulasi
ABSTRACT
Keywords:
Curved Geometry Design
Interchange
Simulation
Curved geometry design
prototype at toll road connectivity
interchange
.
The road
geometry design is primarily intended to maintain the safety and comfort of road users. Toll
road interchanges are usually in the form of bends with a particular slope designed to make
drivers feel comfortable and safe when their driving moves across at a safe average speed.
This study simulates the parameters of the transverse friction coefficient between the road
surface and the tire (µs), the transverse slope (tan), the design speed (v), the radius of bend
(R) and the degree of angle (δ) using Excel software. At a fixed transverse coefficient of
friction (µs), a vehicle that is moving faster at a turn requires a large radius of the curve (R).
So that the vehicle does not slip out of the lane, the road is made more tilted. The slope of
the road withstands the centrifugal force that causes the vehicle to slip.
How to Cite:
Dwiastuti, E., & Toifur, M. (2021). Prototype perancangan geometri lengkung pada interchange
konektivitas jalan tol. Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya,
12(2), 33–39.
Dwiastuti, dkk | Protot
y
pe perancangan geometri lengkung pada . . .
34
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplik
a
sinya
Vol.
1
2
No.
2
,
J
uli
20
2
1
|
33
39
p
-
ISSN
2085
-
0409
e
-
ISSN
2550
-
0465
Pendahuluan
Interchange (simpang susun) adalah persimpangan jalan yang tidak sebidang di mana mobilalat
transportasi umum dapat lewat dari satu jalur ke jalur lainnya tanpa berhenti (Bryniarska & Zakowska,
2017). Interchange biasanya berupa tikungan yang dirancang agar pengemudi merasa nyaman dan
aman pada saat kendaraan yang dikemudikannya bergerak melewati tikungan dengan kecepatan rata-
rata aman. Dengan adanya interchange akan mempersingkat waktu tempuh kendaraan dari satu daerah
ke daerah lain yang terhubung jalan tol (Lucietti et al., 2016). Interchange mengotimalkan konektivitas
jalan tol.
Menurut Permen PU No. 19/PRT/M/2011, kecepatan terendah yang diizinkan di jalan tol
Indonesia adalah 60 km/jam. Batas kecepatan maksimum 80 km/jam untuk tol dalam kota dan 120
km/jam untuk tol luar kota. Batas kecepatan ini ditetapkan dengan pertimbangan ketika terjadi
pengereman mendadak masih ada waktu untuk mengambil tindakan. The American Association of State
Highway and Transportation Officials (AASHTO) menetapkan standar keamanan waktu tanggap seorang
pengemudi sebesar 2,5 detik sebelum mengambil tindakan (McGee, 1983).
Geometris jalan adalah konstruksi jalan raya yang mencirikan bentuk atau ukuran jalan raya,
termasuk penampang, ruas memanjang, dan ciri-ciri lain dari bentuk fisik jalan (Bethary et al., 2016;
Kaharu et al., 2020). Perancangan geometri jalan, antara lain meliputi parameter kecepatan rencana dan
gaya-gaya yang bekerja. Kecepatan rencana adalah kecepatan kendaraan yang menopang desain
teknologi geometri jalan dan memungkinkan mobil melaju dengan aman dan nyaman (Bethary et al.,
2016; Subkhan, 2019). Ini adalah kecepatan maksimum yang dapat dicapai mobil saat melakukan
perjalanan tanpa penundaan dan dengan aman. Dengan anggapan tersebut dapat dianalisis gaya-gaya
yang bekerja pada kendaraan saat bergerak di tikungan jalan yang memiliki kemiringan.
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya adalah ketidaktepatan perancangan
geometri jalan (Adnan et al., 2020; Arbaiyah et al., 2013; Intini et al., 2019; Ng & Sayed, 2004). Biasanya
sebelum melalui sebuah tikungan terdapat peringatan bagi pengemudi untuk mengendarai kendaraan
pada kecepatan rata-rata aman. Pengemudi yang mengendarai kendaraan pada kecepatan rata-rata
aman tidak akan mengalami slip yang disebabkan oleh efek gaya sentrifugal pada saat melalui sebuah
tikungan (Erga Rahmada Fauzan et al., 2013).
Sumarsono, dkk. (2010) telah meneliti pengaruh alinyemen horizontal (horizontal alignment)
dalam desain geometri jalan raya terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas di tikungan. Hasil penelitian
menunjukkan tingkat kecelakaan akan turun jika radius tikungan lebih besar dari rata-rata radius
tikungan jalan yang diamati. Dalam perancangan geometri jalan, alinyemen horizontal antara lain
meliputi gaya sentrifugal dan bentuk tikungan.
Menurut standar Indonesia, derajat kelengkungan (dalam satuan o) adalah besaran sudut
lengkung yang menghasilkan busur sepanjang 25 meter. Dalam perancangan, semakin besar nilai R
Dwiastuti, dkk | Protot
y
pe perancangan geometri lengkung pada . . .
p
-
ISSN
2085
-
0409
e-ISSN 2550-0465
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplik
a
sinya
Vol. 12 No. 2, Juli 2021 | 33 – 39
35
maka nilai δ semakin kecil, bentuk tikungan cenderung tumpul. Sebaliknya, jika nilai R menurun maka
nilai δ bertambah, bentuk tikungan menjadi lebih tajam (Suwardo et al., 2018).
Mobil yang melewati tikungan akan mengalami gaya sentrifugal. Apabila gaya-gaya penahannya
lebih kecil dari pada gaya sentrifugal maka mobil dapat mengalami slip. Kajian gaya sentrifugal pada
mobil yang bergerak menikung memberikan informasi adanya hubungan antara ukuran jari-jari
tikungan (R) dengan parameter-parameter kecepatan rencana (v), kemiringan melintang jalan (e), dan
koefisien gesek melintang permukaan jalan dengan ban (f). Selain itu akan diperoleh ukuran derajat
lengkung tikungan (δ), yaitu besarnya sudut yang menghasilkan panjang busur 25 meter sebagai acuan
dalam perancangan geometri jalan (Sinaga et al., 2019).
Metode
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yang dikerjakan secara komputasi.
Dari persamaan (1) dan (2) dapat ditentukan variabel penelitian ini yaitu kecepatan rencana (v) sebagai
nilai yang ditetapkan terlebih dahulu (variabel kontrol), kemiringan melintang jalan (tan
) dan koefisien
gesekan melintang (µ
s
) sebagai nilai yang diubah-ubah (variabel bebas), serta jari-jari tikungan (R)
sebagai nilai yang dicari (variabel terikat). Setelah R diperoleh dapat dihitung nilai derajat kelengkungan
(δ).
 
2
127 tan
s
v
R
 
(1)
 
2
127 tan
s
v
R
 
(2)
Data disimulasikan dengan Excel dengan cara koefisien gesekan melintang (µ
s
) dibuat tetap,
kemudian menentukan kemiringan melintang jalan (tan
), memvariasi nilai kecepatan rencana (v), untuk
memperoleh nilai jari-jari tikungan (R) dan derajat kelengkungan (δ). Selanjutnya, koefisien gesekan
melintang (µ
s
) dibuat tetap berdasarkan hasil penelitian TEH (1992) dalam (Suwardo et al., 2018) yang
disajikan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Koefisien gesekan melintang maksimum.
Dwiastuti, dkk | Protot
y
pe perancangan geometri lengkung pada . . .
36
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplik
a
sinya
Vol. 12 No. 2, Juli 2021 | 33 – 39
p
-
ISSN
2085
-
0409
e-ISSN 2550-0465
Pada penelitian ini, digunakan µ
s
=0,15. Kemiringan melintang jalan (tan
) berdasarkan data Bina
Marga, 1997 pada rentang tan
= 0,08-0,1. Dalam simulasi digunakan 0-0,1, dimana 0 berarti jalan datar,
sementara 0,1 adalah kemiringan melintang maksimum. Kecepatan rencana ditetapkan dari sumber
data perancangan geometri jalan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 dan Standar BM No. 007/BM/2009,
seperti pada Tabel 1. Sedangkan Tabel 2 merupakan kecepatan rencana minimal jalan bebas hambatan.
Tabel 1. Kecepatan rencana jalan bebas hambatan.
Fungsi jalan
Kecepatan rencana, km/jam
Datar
Perbukitan
Pegunungan
Jaringan jalan primer
80
-
120
70
-
110
60
-
100
Jaringan jalan
sekunder
80
-
120
*Sumber: Permen PU No. 19/PRT/M/2011
Tabel 2. Kecepatan rencana minimal jalan bebas hambatan.
Medan jalan
Kecepatan rencana minimal, km/jam
Antar kota
Perkotaan
Datar
120
80
-
100
Perbukitan
100
80
Pegunungan
80
60
*Sumber: Standar BM No. 007/BM/2009
Berdasarkan data tersebut, kecepatan rencana yang dipakai pada penelitian ini sebesar 60-120
km/jam. Hasil analisis kuantitatif menggunakan simulasi Excel. Dari penggambaran grafik dapat
dilakukan analisis kualitatif untuk mengetahui pola perancangan geometri lengkung jalan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil simulasi gerak kendaraan pada kecepatan rencana minimum ditampilkan dalam Gambar 2
dan 3.
Gambar 2. Grafik simulasi gerak kendaraan yang menikung dengan kecepatan minimum; hubungan R, v, tan
,
pada µ
s
tetap.
Dwiastuti, dkk | Protot
y
pe perancangan geometri lengkung pada . . .
p
-
ISSN
2085
-
0409
e-ISSN 2550-0465
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplik
a
sinya
Vol. 12 No. 2, Juli 2021 | 33 – 39
37
Gambar 3. Grafik simulasi gerak kendaraan yang menikung dengan kecepatan minimum; hubungan R dan δ.
Pendekatan dalam perancangan geometri lengkung jalan dengan menganggap hasil kali
koefisien gesekan melintang (µ
s
) dan kemiringan melintang (tan
) kecil sehingga nilai (1+µ
s
.tan
) dapat
diabaikan, memberikan nilai jari-jari tikungan (R) dan derajat kelengkungan (δ) negatif yang
diperlihatkan Gambar 2 dan 3, sehingga menjadi imajiner.
Hasil simulasi gerak kendaraan pada kecepatan rencana maksimum ditampilkan pada Gambar 4
dan 5.
Gambar 4. Grafik simulasi gerak kendaraan yang menikung dengan kecepatan maksimum; hubungan R, v, tan
,
pada µ
s
tetap.
Gambar 4 menunjukkan bahwa pada koefisien gesekan melintang (µ
s
) tetap, kendaraan yang
bergerak makin cepat di sebuah tikungan memerlukan jari-jari tikungan (R) yang besar. Agar kendaraan
tidak slip keluar dari jalur maka jalan dibuat semakin miring. Kemiringan jalan menahan kekuatan gaya
sentrifugal yang menyebabkan kendaraan slip. Berdasarkan data simulasi, pada kecepatan terendah v
Dwiastuti, dkk | Protot
y
pe perancangan geometri lengkung pada . . .
38
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplik
a
sinya
Vol. 12 No. 2, Juli 2021 | 33 – 39
p
-
ISSN
2085
-
0409
e-ISSN 2550-0465
= 60 km/jam dan kemiringan melintang tan
= 0 (jalan datar) diperoleh jari-jari tikungan R = 188,98 m.
Pada kecepatan tertinggi v = 120 km/jam dan kemiringan melintang tan
= 0 jari-jari tikungan sebesar
R = 755,91 m. Jika jalan makin miring dimana tan
= 0,1 maka pada kecepatan terendah akan didapat
R = 113,39 m dan R = 453,54 m di kecepatan tertinggi. Data ini memperlihatkan kemiringan jalan
merupakan faktor penting dalam perancangan geometri lengkung yang berfungsi menjaga
keselamatan kendaraan saat bergerak dengan kecepatan tinggi di sebuah tikungan.
Gambar 5. Grafik simulasi gerak kendaraan yang menikung dengan kecepatan maksimum; hubungan R dan δ.
Gambar 5 memperlihatkan hubungan jari-jari tikungan (R) dan derajat kelengkungan (δ), di mana
R yang panjang untuk δ yang kecil. Dalam penerapan praktis, interchange yang dapat dilewati
kendaraan dengan kecepatan tinggi (120 km/jam) berada di tol luar kota. Kendaraan yang melewati tol
dalam kota biasanya bergerak dengan kecepatan rata-rata aman 60-80 km/jam ketika melalui
interchange.
Kecepatan minimum hampir tidak menjadi perhatian dalam perancangan geometri lengkung
jalan tol. Hal ini sesuai dengan tujuan dibangunnya jalan tol atau jalan bebas hambatan adalah untuk
mempersingkat waktu perjalanan kendaraan dari satu daerah ke daerah lain.
Simpulan
Simulasi gerak kendaraan pada kecepatan minimum dengan asumsi adanya pengaruh gaya
sentripetal (menuju pusat tikungan) dan gaya gesek ban dengan permukaan jalan (berarah keluar
menjauhi pusat tikungan) memberikan hasil yang imajiner. Simulasi gerak kendaraan pada kecepatan
maksimum dengan asumsi adanya pengaruh gaya sentrifugal (menjauhi pusat tikungan) dan gaya gesek
ban dengan permukaan jalan (mendekati pusat tikungan) memberikan hasil yang nyata dan digunakan
dalam perancangan geometri lengkung jalan. Pada koefisien gesekan melintang (µ
s
) tetap, kendaraan
yang bergerak makin cepat di sebuah tikungan memerlukan jari-jari tikungan (R) yang besar. Agar
Dwiastuti, dkk | Protot
y
pe perancangan geometri lengkung pada . . .
p
-
ISSN
2085
-
0409
e
-
ISSN 2550
-
0465
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplik
a
sinya
Vol. 12 No. 2, Juli 2021 |
33
39
39
kendaraan tidak slip keluar dari jalur maka jalan dibuat semakin miring. Kemiringan jalan menahan
kekuatan gaya sentrifugal yang dapat menyebabkan kendaraan mengalami slip.
Referensi
Adnan, N. R. N., Pranoto, & Rahardjo, B. (2020). Analisis kondisi geometrik jalan terhadap potensi terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Jurnal Bangunan, 25(1), 21–32.
Arbaiyah, Lumba, P., & Fahmi, K. (2013). Analisis geometrik tikungan Padangluhong pasir pengaraian. Jurnal
Mahasiswa Teknik UPP, 1(1), 1–6.
Bethary, R. T., Pradana, M. F., & Indinar, M. B. (2016). Perencanaan geometrik jalan alternatif Palima-Curug (Studi
kasus: Kota Serang). Jurnal Fondasii, 5(2), 12–21.
Bryniarska, Z., & Zakowska, L. (2017). Multi-criteria evaluation of public transport interchanges. Transportation
Research Procedia, 24, 25–32. https://doi.org/10.1016/j.trpro.2017.05.063
Erga Rahmada Fauzan, Thoriq, Y. A., Arifi, M. Z., & Wicaksono, A. (2013). Kajian geometrik jalan raya pada bundaran
arteri baru Porong Sidoarjo. Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 1(2), 1175–1190.
Intini, P., Berloco, N., Colonna, P., Ottersland Granås, S., & Olaussen Ryeng, E. (2019). Influence of Road Geometric
Design Consistency on Familiar and Unfamiliar Drivers’ Performances: Crash-Based Analysis. Transportation
Research Record: Journal of the Transportation Research Board, 2673(10), 489–500.
Kaharu, F., Lalamentik, L. G. J., & Manoppo, M. R. E. (2020). Evaluasi geometrik jalan pada ruas jalan trans sulawesi
Manado-Gorontalo di desa Botumoputi sepanjang 3 km. Jurnal Sipil Statik, 8(3), 353–360.
Lucietti, L., Hoogendoorn, C., & Cré, I. (2016). New Tools and Strategies for Design and Operation of Urban Transport
Interchanges. Transportation Research Procedia, 14, 1240–1249.
McGee, K. G. H. and H. W. (1983). Driver perception-reaction time: Are revisions to current specification values in
order? (No. HS-036 165).
Ng, J. C. ., & Sayed, T. (2004). Effect of geometric design consistency on road safety. Canadian Journal of Civil
Engineering, 31(2), 218–227.
Sinaga, L., Sendow, T. K., & Waani, J. E. (2019). Evaluasi Geometrik Jalan Berdasarkan Standar Perencanaan Bina
Marga. Jurnal Sipil Statik, 7(7).
Subkhan, M. F. (2019). Evaluasi Dan Perencanaan Ulang Desain Geometrik Jalan Berdasarkan Standart Bina Marga
Pada Ruas Jalan Dadaprejo Kota Batu. PROKONS: Jurnal Teknik Sipil, 12(2), 79–84.
Sumarsono, A., Pramesti, F. P., & Sarwono, D. (2010). Model Kecelakaan Lalulintas di Tikungan karena Pengaruh
Konsistensi Alinyemen Horisontal dalam Desain Geometri Jalan Raya. Media Teknik Sipil, 10(2), 85–92.
Suwardo, Haryanto, I., & Devi. (2018). Perancangan geometrik jalan : standar dan dasar-dasar perancangan (Cetakan
ke). Gadjah Mada University Press, 2018.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Planning an alternative way Palima-Curug located in Serang city is one of the infrastructures to divert large vehicles to not to pass through the Central Business District of the Banten Provincial Government so that the area is free of bus vehicle administration, trucks or other large vehicles. According to local regulations Serang No. 6 of 2011 on the regional spatial plan of Serang 2010-2030, strategies to provide facilities and infrastructure in the centers and between centers according to prevailing standards, namely by developing major infrastructure system in the form of road transport networks in support of growth and equitable development services sub-center of the city. Therefore making the new road is a good solution to improve transportation infrastructure. The research objective is to plan appropriate road geometric form and function classes, namely collector roads class III, to produce a geometric path that provides a smooth, security, and comfort for the wearer. The method used is the method of Bina Marga No. 038 T/BM/1997. The results of road geometric design with a length of 4.617 KM, the classification of the existing terrain in the road, a plan is a flat area, the plan of speed 60 km/h and the width of the road is planned 4x3,5 meter, a planned 3-Spiral Spiral twists and bends 8 Spiral-Circle -Spiral, for vertical alignment, is planned 5 vertical alignments concave and convex vertical alignment 4.
Article
Full-text available
Interchanges play a key role in the public transport system at various levels of offered connections: from local or regional transport through national and international transport. Carefully planned and appropriately executed interchanges facilitate integration between different modes of public transport, allow passengers to shorten journey duration and to reduce effort required to change the means of transport.
Article
Full-text available
NODES “New tOols for Design and OpEration of Urban Transport InterchangeS” is a collaborative project co-funded by the Seventh Framework Programme focused on building and testing a Toolbox to support European cities in the design and operation of new or upgraded urban transport interchanges. NODES thereby provides greater support, services and satisfaction to travellers and users, to interchange operators as well as those societal and economic actors depending on the efficiency of the interchange. NODES provides a helping hand for European cities striving for inclusive, multimodal and sustainable urban transport. NODES is able to supply solutions and methods for Local Authorities, Public Transport operators as well as interchange promoters to better and more effectively plan, design and manage multimodal transport interchanges in European cities and beyond. NODES uses an integrated approach balancing and integrating land use and transport planning, interchange design, intermodality and Information Communication Technologies (ICT), interchange management and business models, energy and environment issues.
Article
Abstrak:Kondisi geometrik jalan yang tidak sesuai dengan standar teknis perencanaan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tikungan SDN 3 Selorejo Kabupaten Blitar merupakan salah satu tikungan yang tidak memenuhi syarat perencanaan geometrik jalan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei lokasi selama 4 hari. Data primer meliputi data volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, perlengkapan jalan, pelebaran jalan, dan geometrik jalan. Data sekunder data kecelakaan lalu lintas dan geometrik existing. Hasil penelitian mendapatkan: (1) karakteristik lalu lintas memiliki volume maksimum terjadi pada hari Senin sebesar 17221 smp/hari yang di dominasi oleh kendaraan ringan (LV) sebesar 46,13 persen, kecepatan kendaraan rata-rata sebesar 47,95 km/jam dengan kecepatan tertinggi di dominasi oleh kendaraan bermotor (MC) yang memiliki rata-rata kecepatan sebesar 62,73 km/jam dengan kecepatan tertinggi yang pernah tercatat dalam pengamatan sebesar 87,64 km/jam, dan kepadatan kendaraan tertinggi terjadi pada hari Senin sebesar 32,73 smp/km, (2) kondisi geometrik jalan pada beberapa aspek perencanaan seperti nilai superelevasi existing memiliki nilai sebesar 11,50 persen, sedangkan pada hasil perencanaan diperoleh superelevasi sebesar 9,89 persen, lengkung peralihan existing memiliki panjang 40 meter, sedangkan pada hasil perencanaan diperoleh nilai lengkung peralihan sepanjang 54,56 meter, dan pelebaran jalan existing memiliki lebar jalan sebesar 0,3 meter, sedangkan pada hasil perencanaan diperoleh lebar jalan sebesar 0,7124 meter, (3) faktor-faktor penyebab kecelakaan di dominasi oleh faktor manusia sebesar 57,14 persen dengan sebab kejadian yang sering dialami adalah kecepatan tinggi dan mengantuk, faktor kendaraan sebesar 21,43 persen dengan sebab kejadian yang dialami karena rem blong, muatan berlebih, dan ban pecah, sedangkan pada faktor jalan sebesar 21,43 persen yang selalu disebabkan oleh kemiringan jalan pada tikungan.Kata-kata kunci: Geometrik Jalan, Tikungan, Faktor Kecelakaan, Lalu LintasAbstract: Geometric conditions that are not in accordance with the technical planning standards can cause traffic accidents. SDN 3 Selorejo Bend Blitar Regency is one of the bends that do not meet the geometric planning requirements for roads in Indonesia. This research uses quantitative descriptive analysis method. Data collection was carried out using the location survey method for 4 days. Primary data include data on traffic volume, vehicle speed, road equipment, road widening and road geometry. Secondary data on existing traffic and geometric accident data. The results get: (1) traffic characteristics have a maximum volume occurs on Monday at 17221 pcu / day which is dominated by light vehicles (LV) of 46.13%, the average vehicle speed of 47.95 km / hour with the highest speed is dominated by motorized vehicles (MC) which have an average speed of 62.73 km / hour with the highest speed ever recorded in the observation of 87.64 km / hour, and the highest vehicle density occurs on Monday at 32, 73 smp / km, (2) the geometric condition of the road in some aspects of planning such as the existing superelevation value has a value of 11.50 percent, while the results of the planning obtained superelevation of 9.89 percent, the existing transition curve has a length of 40 meters, while the results planning obtained the value of the transition curve along 54.56 meters, and the widening of the existing road has a road width of 0.3 meters, while the results obtained from the planning of the road of 0.7124 meters, (3) factors that cause accidents are dominated by human factors of 57.14 percent because the events that are often experienced are high speed and sleepy, vehicle factors of 21.43 percent with the causes of events experienced due to brakes blown, overloaded, and broken tires, while the road factor of 21.43 percent which is always caused by the slope of the road at the bend.Keywords: Geometric Road, Bend, Accident Factor, Traffic
Article
Jalan memiliki peranan penting dalam mendukung distribusi barang dan jasa, sebagai sarana penghubung antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Jalan yang baik, aman dan nyaman akan terpenuhi jika jalan direncanakan berdasarkan persyaratan teknis geometrik jalan raya. Jika terdapat kesalahan dalam perencanaan dan persyaratan teknis geometric, maka sisi keamanan dan kenyamanan jalan tidak akan didapatkan. Hal ini yang ditemui pada ruas jalan Dadaprejo Kota Batu, jalan yang berupa tanjakan sekaligus tikungan, membuat para pengendara terganggu, sehingga tidak jarang di ruas jalan tersebut terjadi kecelakaan. Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan data eksisiting, diperoleh bahwa pada tikungan pada ruas jalan Dadaprejo Kab. Malang memenuhi persyaratan untuk diterapkan desain alinyemen horizontal tipe Spiral-Circle-Spiral (SCS) dengan melakukan perubahan/penyesuaian terhadap radius lengkung yaitu R minimum sebesar 182,082 m dengan R Rencana sebesar 200 m, dari besaran radius lengkung semula yang hanya sebesar 155,5 meter. Dilakukan adanya penambahan lebar pada daerah tikungan sehingga dapat meningkatkan tingkat pelayanan dan kenyamanan pada jalan tersebut. diperlukan penambahan lebar tikungan sebesar 1,880 m. Dengan menerapkan kecepatan kendaraan sebesar 60 km/jam, dengan data nilai gradient eksisiting sebesar g1 = 0.736 % dan g2 = 0.491%, maka diperoleh nilai LV (Panjang Lengkung Vertikal) berdasarkan tingkat keluwesan sebesar 36 meter. Kata Kunci: jalan, geometrik, alinyemen horizontal, alinyemen vertikal
Article
Geometric design consistency is emerging as an important rule in highway design. Identifying and treating any inconsistency on a highway can significantly improve its safety performance. Considerable research has been undertaken to explore this concept including identifying potential consistency measures and developing models to estimate them. However, little work has been carried out to quantify the safety benefits of geometric design consistency. The objectives of this study are to investigate and quantify the relationship between design consistency and road safety. A comprehensive accident and geometric design database of two-lane rural highways is used to investigate the effect of several design consistency measures on road safety. Several accident prediction models that incorporate design consistency measures are developed. The generalized linear regression approach is used for model development. The models can be used as a quantitative tool for the evaluation of the impact of design consistency on road safety. An application is presented where the ability of accident prediction models that incorporate design consistency measures is compared with those that rely on geometric design characteristics. It is found that models that explicitly consider design consistency may identify the inconsistencies more effectively and reflect the resulting impacts on safety more accurately than those that do not.Key words: geometric design consistency, road safety, quantification, accident prediction models.
Analisis geometrik tikungan Padangluhong pasir pengaraian
  • Lumba Arbaiyah
  • P Fahmi
Arbaiyah, Lumba, P., & Fahmi, K. (2013). Analisis geometrik tikungan Padangluhong pasir pengaraian. Jurnal Mahasiswa Teknik UPP, 1(1), 1-6.
Kajian geometrik jalan raya pada bundaran arteri baru Porong Sidoarjo
  • Erga Rahmada Fauzan
  • Y A Thoriq
  • M Z Arifi
  • A Wicaksono
Erga Rahmada Fauzan, Thoriq, Y. A., Arifi, M. Z., & Wicaksono, A. (2013). Kajian geometrik jalan raya pada bundaran arteri baru Porong Sidoarjo. Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 1(2), 1175-1190.
Evaluasi geometrik jalan pada ruas jalan trans sulawesi Manado-Gorontalo di desa Botumoputi sepanjang 3 km
  • F Kaharu
  • L G J Lalamentik
  • M R E Manoppo
Kaharu, F., Lalamentik, L. G. J., & Manoppo, M. R. E. (2020). Evaluasi geometrik jalan pada ruas jalan trans sulawesi Manado-Gorontalo di desa Botumoputi sepanjang 3 km. Jurnal Sipil Statik, 8(3), 353-360.
Driver perception-reaction time: Are revisions to current specification values in order?
  • K G H Mcgee
McGee, K. G. H. and H. W. (1983). Driver perception-reaction time: Are revisions to current specification values in order? (No. HS-036 165).