Available via license: CC BY-NC-ND 4.0
Content may be subject to copyright.
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol.5 No.1 Mei 2021
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
11
Pemberdayaan Guru dan Siswa SMKN 3 Pahunga Lodu melalui
Pembuatan Stik Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
Teacher and Student Empowerment of SMKN 3 Pahunga Lodu
through Making Seaweed Sticks (Eucheuma cottonii)
Nurbety Tarigan1, Yatris Rambu Tega1, Firat Meiyasa1, Suryaningsih
Ndahawali1, Krisman Umbu Henggu1, Lusianus Heronimus Sinyo Kelen2
1Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
2Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Jl. R. Suprapto No. 35 Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
nurtarigan@unkriswina.ac.id; yatrisrambutega@unkriswina.ac.id;
firatmeiyasa@unkriswina.ac.id; suryaningsihndahawali@unkriswina.ac.id;
krisman@unkriswina.ac.id; sinyokelen@unkriswina.ac.id
correspondence: nurtarigan@unkriswina.ac.id
Received: 01/04/2020
Revised: 30/03/2021
Accepted: 07/04/2021
DOI: doi.org/10.25170/mitra.v5i1.1202
ABSTRACT
Seaweed-based processed products are still very limited in the East Sumba Regency despite the
abundance and availability of seaweed (Eucheuma cottonii). Therefore, diversification of seaweed-
based processed products is necessary. One such product is seaweed sticks. This activity was carried
out at SMK Negeri 3 (SMKN 3) Pahunga Lodu, East Sumba Regency. The activity targeted teachers
and students majoring in seaweed processing, agribusiness, and seaweed cultivation. The purpose
of this activity was to empower teachers and students to produce seaweed-based products. The
activities included a workshop, seaweed stick making, and mentoring. The workshop materials
covered information on the nutritional content of seaweed and how seaweed sticks are made. The
workshop was followed by implementing what was taught in the workshop by making the seaweed
sticks. Then, mentoring was provided for three consecutive weeks. The result of this program is that
the participants gained knowledge on how seaweed is processed into sticks. During the first week
of mentoring, the participants produced 50 packages of 100 gr sticks, 29 packages of 80 gr sticks,
and 3 jars of 120 gr sticks. In the second week, they managed to produce 89 packages of 100 gr
sticks. On the third week and fourth weeks, 101 packages of 100 gr sticks and 70 packages of 100
gr sticks were produced, respectively. This shows that the participants were enthusiastic about
producing and selling seaweed sticks. It is hoped that the participants will produce seaweed sticks
continuously.
.
Keywords: Eucheuma cottonii; SMKN 3 Pahunga Lodu; seaweed sticks
ABSTRAK
Produk olahan berbasis rumput laut masih sangat terbatas di Kabupaten Sumba Timur. Namun,
ketersediaan rumput laut (Eucheuma cottonii) cukup melimpah sehingga perlu dilakukan
diversifikasi. Salah satu diversifikasi produk olahan berbasis rumput laut adalah stik rumput laut.
Kegiatan ini dilakukan di SMK Negeri 3 (SMKN 3) Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur.
Sasaran kegiatan adalah guru dan siswa jurusan pengolahan rumput laut, agribisnis, dan budidaya
rumput laut. Tujuan kegiatan ini adalah memberdayakan guru dan siswa dalam menghasilkan
produk stik rumput laut. Tahapan kegiatan meliputi workshop, pembuatan stik rumput laut, dan
pendampingan. Workshop berupa pemberian materi tentang kandungan nutrisi dan pemanfaatan
rumput laut dalam menghasilkan stik rumput laut. Selanjutnya, pembuatan stik rumput laut sesuai
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol.5 No.1 Mei 2021
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
12
dengan materi yang telah diberikan sebelumnya. Setelah itu, kegiatan pendampingan produksi
selama empat minggu berturut-turut. Hasil kegiatan ini adalah peserta mendapatkan pengetahuan
terkait pembuatan stik rumput laut. Pada proses pendampingan minggu pertama, peserta mampu
memproduksi stik rumput laut sebanyak 50 bungkus (neto 100g), 29 bungkus (neto 80g), dan 3
toples (neto 120g). Pada minggu kedua, dihasilkan 89 bungkus (neto 100 g). Kemudian, pada
minggu ketiga 101 bungkus (neto 100 g). Pada minggu keempat dihasilkan 70 bungkus (neto 100
g). Hal ini menunjukkan bahwa peserta cukup antusias dalam memproduksi dan memasarkan stik
rumput laut. Diharapkan peserta terus melakukan produksi stik rumput laut secara kontinu.
Kata kunci: Eucheuma cottonii; SMKN 3 Pahunga Lodu; stik rumput laut
PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya penduduk. Saat ini untuk memenuhi kebutuhan pangan, usaha ketahanan
pangan sangat diperlukan agar tidak bergantung pada produk pangan tertentu. Pangan
olahan saat ini telah banyak mengalami perkembangan dengan memanfaatkan bahan baku
yang berasal dari daerah lokal. Salah satu pangan olahan lokal yang dapat dikembangkan
adalah rumput laut (Meiyasa et al., 2020).
Di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, pengolahan rumput laut masih terbatas
dilakukan oleh masyarakat pesisir yang sangat dekat dengan ketersediaan bahan baku.
Sampai saat ini, pemanfaatan rumput laut di Pulau Sumba masih dimanfaatkan secara
terbatas. Daerah Pahunga Lodu merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut. Namun,
sampai saat ini masyarakat setempat belum memanfaatkan rumput laut menjadi suatu
produk olahan yang dapat meningkatkan perekonomian. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
upaya menghasilkan produk olahan berbasis rumput laut. Salah satu upaya diversifikasi
pangan berbasis rumput laut adalah stik rumput laut. Produk stik rumput laut dapat
meningkatkan nilai ekonomi dan membantu memenuhi gizi masyarakat karena rumput laut
memiliki kandungan nutrisi yang cukup penting, seperti protein, mineral, sumber serat, dan
vitamin (Handayani, 2006; Meiyasa & Tarigan, 2020).
Stik rumput laut merupakan salah satu makanan kering yang dibuat dengan
penambahan tepung terigu sehingga dapat dijadikan salah satu produk alternatif yang sehat
dan bergizi (Alamsyah et al., 2013). Pengolahan rumput laut berupa produk stik rumput laut
sangat berpotensi untuk dikembangkan bagi masyarakat luas (Meiyasa et al., 2019),
khususnya bagi guru dan siswa kejuruan SMKN 3 Pahunga Lodu.
SMKN 3 Pahunga Lodu merupakan salah satu sekolah kejuruan bidang perikanan
yang memiliki empat jurusan, yakni agribisnis rumput laut, budidaya rumput laut,
pengolahan rumput laut, dan teknik informatika. Sampai saat ini, pengolahan rumput laut
yang dilakukan belum optimal. SMKN 3 telah melakukan pengolahan rumput laut berupa
produk dodol rumput laut dan minuman yang berbahan dasar rumput laut. Pengolahan
rumput laut menjadi produk stik rumput laut belum pernah dilakukan di SMKN 3.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah
menambah pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa dalam menghasilkan produk stik
rumput laut. Selain itu, yang penting lagi, untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada
guru dan siswa melaluui pemanfaatan bahan lokal.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan PKM ini dilaksanakan pada April-Mei 2019 di aula SMKN 3 Pahunga
Lodu Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peserta yang terlibat adalah
guru dan siswa kelas X dan XI jurusan pengolahan rumput laut, agribisnis, dan budidaya
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol.5 No.1 Mei 2021
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
13
rumput laut. Peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 10 guru dan 65 siswa.
Tahapan yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut.
Pertama, tahap survei. Tim melakukan survei ke lokasi kegiatan, yaitu di SMKN 3
Pahungga Lodu. Kegiatan survei dilakukan dengan cara mewancarai secara langsung kepala
sekolah dan guru tentang permasalahan pengolahan rumput laut yang belum pernah
dilakukan. Kedua, tahap penyediaan alat dan bahan. Sebelum praktik, bahan dan alat
pembuatan stik dan pilus rumput laut disiapkan. Bahan terdiri atas tepung tapioka, tepung
terigu, rumput laut, telur, mentega, susu, gula, minyak goreng, minyak tanah, garam, dan
penyedap rasa. Alat-alat yang akan digunakan adalah kompor, wajan, blender, baskom, alat
pencetak stik, saringan minyak, dan plastik kemasan. Di samping persiapan alat dan bahan,
desain label juga dirancang untuk ditempel pada kemasan stik dan pilus rumput laut. Ketiga,
tahap workshop pembuatan stik rumput laut. Materi yang diberikan saat itu menjadi
gambaran untuk persiapan pembuatan stik.
Keempat, tahap praktik pembuatan stik rumput laut. Praktik diadakan secara
langsung oleh peserta secara berkelompok. Para peserta kegiatan menyiapkan bubur rumput
laut sebanyak 400g, gula pasir 5 sendok, mentega 7 sendok, telur 2 butir, keju ½ balok,
garam secukupnya, dan baking soda. Kemudian, semua bahan diblender sampai lembut,
dipindahkan ke dalam wadah, dimasukkan tepung tapioka 800g dan tepung terigu 600g.
Setelah itu, diuleni sampai betul-betul kalis. Setelah kalis, adonan dibagi beberapa bagian
untuk digilas dengan mol mie sampai pipih dengan ketebalan kurang lebih 0,5cm. Setelah
siap, stik digoreng dengan kadar minyak panas yang sedang hingga coklat kekuningan, baru
diangkat dan ditiriskan (Meiyasa & Tarigan, 2020).
Kelima, tahap pendampingan pembuatan stik. Pada tahap kegiatan pendampingan
ini dilakukan praktik secara berkelompok; setiap kelompok terdiri atas guru dan siswa, dan
setiap peserta dipantau oleh tim. Tujuan proses pendampingan untuk memastikan bahwa
peserta telah mampu menghasilkan produk stik rumput laut secara mandiri. Proses
pendampingan dilakukan selama tiga minggu berturut-turut. Keenam, tahap pemasaran
produk stik rumput laut. Tahap pemasaran produk dilakukan setelah produk siap dikemas.
Pemasaran produk ditempuh secara langsung dan melalui media sosial.
HASIL DAN DISKUSI
Pembukaan kegiatan PKM dilakukan oleh Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, Dr.
Yulita M. Pakereng, S.E., M.M. yang berkesempatan hadir pada saat itu yang juga
merupakan bagian dari tim kegiatan ini (Gambar 1). Kegiatan ini dihadiri oleh 75 peserta
yang meliputi guru dan siswa SMKN 3 Pahunga Lodu.
Gambar 1. Pembukaan PKM
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol.5 No.1 Mei 2021
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
14
Workshop dan pendampingan
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah perwakilan siswa dan guru SMKN 3
Pahunga Lodu. Materi yang disampaikan oleh Bapak Firat Meiyasa, S.P., M.Si meliputi
pemanfaatan rumput laut, teknologi pengemasan, serta strategi pemasaran; pengolahan stik
dengan bahan dasar rumput laut. Setelah disampaikan materi, dilanjutkan tanya jawab.
Setelah dilakukan proses workshop, dilanjutkan proses pembuatan langsung stik rumput laut
dan pendampingan pembuatan stik (Tabel 1).
Tabel 1
Jadwal kegiatan
Minggu
ke –n
Waktu
Nama Kegiatan
Rincian kegiatan
Luaran
Kegiatan
Sasaran
Minggu
ke-1
09.00-
09.05
Pembukaan
Doa pembukaan
-
Tim dan
peserta
09.06-
17.00
• Workshop
pembuatan stik
rumput laut
sebagai olahan
siswa dan guru
SMKN 3
Pahunga Lodu
• Pendampingan
pembuatan stik
rumput laut
sebagai olahan
siswa dan guru
SMKN 3
Pahunga Lodu
• Penyampaian
materi
workshop
• Pendampingan
praktik dan
diskusi
• Pengemasan
produk
• Pemasaran
produk
Menghasilkan
produk stik
rumput laut
Minggu
ke-2,
ke- 3,
dan ke-
4
09.00-
16.00
Proses
pendampingan
produksi stik
rumput laut dan
pemasaran produk.
• Proses produksi
stik rumput laut
• Pengemasan
produk
• Pemasaran
produk
Menghasilkan
produk stik
rumput laut
Peserta
Kegiatan pembuatan stik rumput laut yang dilakukan pada guru dan siswa SMKN 3
Pahunga Lodu dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pembuatan stik rumput laut
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol.5 No.1 Mei 2021
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
15
Selama proses pendampingan, dilakukan pula analisis usaha pembuatan stik rumput
laut. Analisis usaha dilakukan dengan menghitung jumlah pengeluaran selama produksi dan
mengurangkan jumlah total produksi stik selama produksi. Hal ini dilakukan agar siswa dan
guru SMKN 3 dapat menentukan harga jual dari produk yang dihasilkan. Selama
pendampingan, pada 17 April 2019 peserta menghasilkan 50 bungkus stik dengan neto
100g, 29 bungkus stik dengan neto 80g, dan 3 toples dengan neto 120g. Kegiatan pembuatan
stik rumput laut terus berlanjut dan tetap dilakukan pendampingan oleh tim. Pada kegiatan
pendampingan 25 April 2019 peserta kegiatan memproduksi stik rumput laut sebanyak 89
bungkus dengan neto 100g. Hasil produksi tersebut mengalami peningkatan. Hal ini
disebabkan adanya keuntungan dari hasil produksi sebelumnya yang dijadikan modal
peserta untuk melakukan produksi stik selanjutnya. Kegiatan pendampingan masih terus
dilakukan pada 07 Mei 2019 (Gambar 3). Peserta memproduksi stik rumput laut sebanyak
101 bungkus dengan neto 100g. Selanjutnya, 10 Mei 2019 produksi stik rumput laut hanya
sebanyak 70 bungkus dengan neto 100g. Produksi pada saat itu menurun karena masih ada
sekitar 30 produk sebelumnya yang belum terjual.
Gambar 3. Proses produksi dan pengemasan produk
Setelah selesai produksi, produk stik rumput laut dikemas dengan kemasan
transparan sehingga tampak produk stik rumput lautnya (Gambar 4). Produk yang telah
dikemas, siap dipasarkan. Target pemasaran stik rumput laut adalah gereja, sekolah,
swalayan, dan outlet bandara. Selain itu, dilakukan juga pemasaran stik rumput laut secara
daring melalui sosial media (Facebook, Instagram, dan Whatsapp) oleh peserta dan tim.
Gambar 4. Stik rumput laut Esemka3 Palo
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol.5 No.1 Mei 2021
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
16
SIMPULAN DAN SARAN
PKM yang dilakukan pada guru dan siswa SMKN 3 Pahunga Lodu, Kabupaten
Sumba Timur ini telah memberikan dampak positif berupa ilmu pengetahuan dan
keterampilan baru tentang pengolahan rumput laut menjadi produk stik rumput laut. Produk
stik rumput laut yang dihasilkan berjumlah 342 bungkus, yang terdiri atas 29 bungkus
dengan neto 80 g, 313 bungkus stik dengan neto 100g, dan 3 toples stik dengan neto 120g.
Stik rumput laut telah dipasarkan di beberapa tempat, di samping melalui sosial media,
seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp. Pada kegiatan berikutnya, produk stik rumput
laut perlu diregistrasikan agar memperoleh nomor PIRT sehingga dapat dikomersialkan
baik ke wilayah Kabupaten Sumba Timur maupun ke se-provinsi NTT.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Universitas Kristen Wira Wacana Sumba yang telah
membiayai kegiatan PKM ini dan juga guru dan siswa SMKN 3 Pahunga Lodu Kabupaten
Sumba Timur.
DAFTAR REFERENSI
Alamsyah, R., Lestari, N., & Hasrini, R. F. (2013). Kajian mutu bahan baku rumput laut
(Eucheuma sp.) dan teknologi pangan olahannya. Jurnal Dinamika Penelitian
Industri, 24(1), 57-67.
Handayani, T. (2006). Protein pada rumput laut. Jurnal Oseana, 4(23), 23-30.
Meiyasa, F., Tarigan, N., Efruan, G.K., Sitaniapessy, D.A., & Pati, D.U.(2019) Pelatihan
pembuatan stik dan pilus rumput laut pada kelompok usaha Kelurahan Kambajawa.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(3), 212-220.
Meiyasa, F., & Tarigan, N. (2020). Pemanfaatan limbah tulang ikan tuna (Thunnus sp.)
sebagai sumber kalsium dalam pembuatan stik rumput laut. Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas, 24(1), 66-75.
Meiyasa, F., Tarigan, N., Tega, Y. R., Ndahawali, S., Kelen, L. H. S., Adindarena, V. D., &
Pakereng, Y. M. (2020). Empowerment of teachers and students of SMK Negeri 3
Pahunga Lodu, East Sumba Regency, through Training packaging design of seaweed
sticks products. Jurnal Sinergitas PKM dan CSR, 4(3), 298-307.