ArticlePDF Available

Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan Menggunakan GPS Berbasis Arduino

Authors:
  • Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia
  • Marine and Fisheries Polytechnic of Kupang

Abstract

Global Position System (GPS) adalah sistem navigasi yang dapat memberikan informasi dari suatu alat yang berhubungan dengannya dari satelit. Alat yang berhubungan tersebut dinamakan GPS receiver. Informasi yang diperoleh antara lain berupa posisi lintang (latitude) dan posisi bujur (longitude). Informasi latitude dan longitude inilah yang dapat memberitahukan posisi suatu benda dari satelit. Dalam penelitian ini dilakukan proses pencarian nelayan dengan menggunakan GPS sebagai sistem pendeteksi keberadaan nelayan berbasis Arduino. Adapun yang dibutuhkan untuk dapat mencari nelayan adalah seorang nelayan harus mampu mengirimkan koordinat latitude dan longitude dari satelit yang nantinya koordinat-koordinat tersebut akan diterjemahkan oleh sebuah aplikasi mobile yang yaitu Google Map, dimana aplikasi ini mampu menerjemahkan angka-angka dari koordinat latitude dan longitude. Untuk dapat mengirimkan koordinat tersebut maka diperlukan suatu alat yang dapat menangkap koordinat lalu mengirimkannya ke user yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pencarian nelayan yang hilang menggunakan GPS dapat lebih mudah ditemukan dan lebih efisien dari segi waktu.
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id 157
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan Menggunakan GPS
Berbasis Arduino
Fishermen's Location Detection System Using Arduino-Based GPS
I Gusti Made Ngurah Desnanjaya1, I Made Aditya Nugraha2*, Samsul Hadi1
1Jurusan Sistem Komputer, STMIK STIKOM Indonesia, Bali, 80225, Indonesia
2Mekanisasi Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang, Nusa Tenggara Timur, 85351,
Indonesia
*Korespondensi: made.nugraha@kkp.go.id
ABSTRAK
Global Position System (GPS) adalah sistem navigasi yang dapat memberikan
informasi dari suatu alat yang berhubungan dengannya dari satelit. Alat yang
berhubungan tersebut dinamakan GPS receiver. Informasi yang diperoleh antara lain
berupa posisi lintang (latitude) dan posisi bujur (longitude). Informasi latitude dan
longitude inilah yang dapat memberitahukan posisi suatu benda dari satelit. Dalam
penelitian ini dilakukan proses pencarian nelayan dengan menggunakan GPS sebagai
sistem pendeteksi keberadaan nelayan berbasis Arduino. Adapun yang dibutuhkan untuk
dapat mencari nelayan adalah seorang nelayan harus mampu mengirimkan koordinat
latitude dan longitude dari satelit yang nantinya koordinat-koordinat tersebut akan
diterjemahkan oleh sebuah aplikasi mobile yang yaitu Google Map, dimana aplikasi ini
mampu menerjemahkan angka-angka dari koordinat latitude dan longitude. Untuk dapat
mengirimkan koordinat tersebut maka diperlukan suatu alat yang dapat menangkap
koordinat lalu mengirimkannya ke user yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian
terlihat bahwa pencarian nelayan yang hilang menggunakan GPS dapat lebih mudah
ditemukan dan lebih efisien dari segi waktu.
Kata kunci: Global position system (GPS); nelayan; lokasi; arduino
ABSTRACT
Global Position System (GPS) is a navigation system that can provide information
from a device related to it from satellites. The related device is called a GPS receiver.
Information obtained includes, among others, the latitude and longitude positions. This
latitude and longitude information can tell the position of an object from the satellite. In
this research, a search tool with Arduino-based GPS was made. What is needed to be able
to find fishermen is that a fisherman must be able to send latitude and longitude
coordinates from the satellite, which will later be translated by a mobile application,
namely the Google Map, where this application is able to translate numbers from latitude
and longitude coordinates. To be able to send these coordinates, we need a tool that can
capture the coordinates and then send them to the specified user. From the research
results, it can be seen that searching for missing fishermen using GPS is easier to find and
more efficient in terms of time.
Keywords: Global position system (GPS); fisherman; location; arduino
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
158 Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari beberapa
pulau besar dan ribuan pulau kecil,
dimana Indonesia memiliki teritorial laut
yang luas yang mebuat tidak sedikit
masyarakatnya berprofesi sebagai
nelayan (Dillenia, 2019; Nugraha, 2020).
Menurut Undang-Undang No. 9
Tahun 1985, nelayan adalah orang yang
mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan. Nelayan di sini tidak
hanya orang yang melakukan operasi
penangkapan ikan di laut, termasuk juga
ahli mesin, ahli lampu, dan juru masak
yang bekerja di atas kapal penangkapan
ikan, serta mereka yang secara tidak
langsung ikut melakukan kegiatan
operasi penangkapan seperti juragan.
Nelayan di Indonesia memiliki
kelompok-kelompok yang bertujuan
untuk memudahkan mereka untuk
mencari ikan (Candra, 2019; Nugraha,
2020; Yulianty, 2019).
Kemajuan teknologi yang canggih
dimana salah satunya GPS (Global
Position System) dapat dimanfaatkan
sebagai media perantara yang dapat
membantu dalam mengetahui kondisi
atau posisi seseorang atau sesuatu benda
(Chaniago, 2020; Gor, 2017; Hammami,
2018; Htwe, 2019; Irawan, 2020; Kanani,
2020; Khin, 2018; Patel, 2018;
Wardhany, 2020). Penggunaan lain dari
GPS adalah dapat dipergunakan untuk
mengetahui posisi kelompok-kelompok
nelayan yang ada di Indonesia.
Pemanfaatan ini dengan dibuatkan suatu
alat yang dapat melakukan pemantauan
posisi anggota-anggota kelompok
nelayan dari jarak jauh, memberikan rute
perjalanan tujuan dari nelayan ke nelayan
yang lainnya, dan jika terjadi masalah
pada salah seorang anggota kelompok
nelayan maka akan lebih mudah
ditemukan. Pemanfaatan teknologi ini
dapat dikombinasikan dengan Arduino
sebagai otak dan tempat pemrosesan dari
input dan memberikan output sesuai yang
dikehendaki (Desnanjaya, 2018;
Desnanjaya, 2019; Desnanjaya, 2020).
Perkembangan teknologi dan
adanya permasalahan yang ada di
masyarakat terutama para nelayan, maka
dirancang dan dibangun suatu sistem
pendeteksi keberadaan nelayan
menggunakan GPS.
METODE PENELITIAN
Metode perancangan sistem
merupakan proses identifikasi kebutuhan
yang diperlukan dalam membangun
sistem baru dan memerlukan evaluasi
terhadap permasalahan-permasalahan
yang ada, sehingga sistem yang dibangun
sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
Hal ini sesuai dengan permasalahan yang
dialami oleh para nelayan, yaitu
pemberian lokasi keberadaan nelayan
ketika mengalami masalah di tengah laut.
Hal ini disebabkan karena pada saat
pencarian nelayan di tengah laut
membutuhkan waktu yang cukup lama
karena penggamabaran lokasi yang
diberikan hanya menggunakan telepon
genggam dan jika nelayan mengalami
masalah pada malam hari menyebabkan
para anggota kelompok nelayan mencari
secara acak ke seluruh penjuru laut.
Tindakan ini tentunya kurang efektif dan
efisien.
Oleh karena itu penulis
mendapatkan ide untuk membangun
suatu alat pendeteksi keberadaan nelayan
menggunakan GPS berbasis Arduino.
Alat ini di desain waterproof agar dapat
melindungi komponen alat dari air. Alat
ini nantinya dapat memberikan koordinat
dari nelayan melalui SMS dan di alat
tersebut disediakan satu tombol untuk
mengirimkan koordinat apabila terjadi
keadaan darurat. Lalu setelah menerima
koordinat langsung diterjemahkan
menggunakan aplikasi Google Map yang
nantinya secara otomatis akan
memberikan lokasi dari nelayan tersebut
dan memberikan rute perjalanan ke
nelayan yang mengirimkan koordinat.
Dibutuhkan analisa agar sistem
yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan
dari sistem pendeteksi keberadaan
nelayan menggunakan GPS berbasis
Arduino, yaitu:
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id 159
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. Sistem ini dapat mengetahui lokasi
dari alat yang dibawa oleh nelayan
2. Sistem ini mampu memberikan
tampilan visual kepada ketua
kelompok nelayan saat dilakukan
pencarian nelayan yang mengalami
masalah/ hilang.
3. Memanfaatkan teknolgi komunikasi
data selular, yaitu teknologi yang
melakukan komunikasi data tanpa
menggunakan media kabel, sehingga
GPS dapat dikendalikan dari jarak
jauh.
4. Perangkat keras yang digunakan
dibawa oleh nelayan pada saat
melaut.
5. Menggunakan baterai yang tahan
hingga 7 jam.
6. Menggunakan Arduino sebagai
pusat pemrosesan data pada
rangkaian GPS.
7. Menggunakan buzzer dan LED
sebagi indikator pada saat meminta
dan mengirimkan koordinat.
8. Menggunakan handphone dengan
sistem operasi Android yang
dilengkapi dengan adanya peta
digital agar mudah dilakukan
pencarian.
Gambar 1 di bawah adalah blok
diagram sistem yang dirancang Ketika
alat pendeteksi keberadaan nelayan
diaktifkan maka sistem sudah siap
digunakan. Pada saat nelayan mengalami
masalah di laut, nelayan dapat menekan
tombol pada modul. Jika pesan yang
diterima oleh modul GSM/GPS benar,
maka modul GSM/GPS secara otomatis
akan mengirimkan informasi berupa
koordianat. Koordinat yang diterima
kemudian diterjemahkan melalui aplikasi
Google Map yang akan menunjukan rute
ke nelayan yang mengalami masalah
pada saat melaut. Hasil dari data ini
digunakan sebagai acuan oleh nelayan
lainnya atau ketua kelompok nelayan
dalam mencari keberadaan nelayan yang
mengalami masalah tersebut
Rangkaian pengisi catu daya manual
Baterai
ARDUINO UNO
LED
Buzzer
Handphoone android
GSM + SMS + MAP
GPS/GSM
Modul
Gambar 1. Blok diagram sistem
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
160 Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
IMPLEMENTASI DAN
PEMBAHASAN
Implementasi
Implementasi adalah tahapan
perakitan sistem sehingga mampu
dioperasikan. Tahapan ini menjelaskan
proses perakitan rangkaian dari sistem
pendeteksi keberadaan nelayan
menggunakan GPS berbasis Arduino dan
menjelaskan rangkaian elektronika serta
alat-alat yang dipergunakan dalam
pengerjaan alat ini. Setelah itu akan
dilakukan pengujian terhadap sistem
tersebut.
Cara Penggunaan Alat Pendeteksi
Keberadaan Nelayan
Adapun cara penggunaan alat
pendetekesi keberadaan nelayan ini
antara lain:
1. Hidupkan alat pendeteksi keberadaan
nelayan dengan cara menekan tombol
yang ada pada alat.
2. Tunggu beberapa saat sampai GPS
berhasil me-lock satelit.
3. Setelah berhasil me-lock satelit, LED
akan berkedip sebagai tanda bahwa
alat siap menerima dan mengirimkan
koordinat.
4. Untuk mengirimkan koordinat
nelayan hanya perlu menekan button
yang ada pada bagian atas alat lalu
buzzer akan berbunyi beep dan LED
akan menyala sebagai indikator
bahwa koordinat sudah dikirim ke
handphone user.
Pembuatan dan Pemasangan
Komponen
Pada tahap ini dilakukan
pembuatan dan pemasangan keseluruhan
komponen dimulai dari pemasangan
mikrokontroler Arduino sampai dengan
pemasangan komponen outputnnya
seperti buzzer dan LED.
Perakitan Komponen
Pada tahap perakitan komponen
dari sistem pendeteksi keberadaan
nelayan menggunakan GPS ini
diperlukan tempat/ box untuk dapat
meletakan komponen-komponen alat
pendeteksi keberadaan nelayan
menggunakan GPS. Ini diperlukan agar
alat bisa dibawa oleh nelayan pada saat
melaut dan agar komponen pada alat
pedeteksi keberadaan nelayan tidak
terkena air. Box didesain khusus agar
tahan terhadap air untuk menghidari
terjadi korosi dan konsleting listrik oleh
air. Gambar 2 adalah box yang digunakan
untuk meletakkan komponen dari sistem
pendeteksi keberadaan nelayan.
Gambar 2. Box untuk peletakan
komponen
Pada tahap selanjutnya adalah tata
letak pemasangan dari mikrokontroler
Arduino yang diletakan pada bagian
tengah box yang berada pada tempat
paling bawah. Mikrokontroler Arduino
Uno ini berfungsi untuk memprogram
alat agar dapat saling terkoneksi dengan
komponen lainnya seperti: buzzer, LED,
Modul GPS dan GSM, serta komponen-
komponen lainnya. Gambar 3 adalah
gambar dari peletakan komponen
mikrokontroler Arduino.
Button
LED
Buzzer
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id 161
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gambar 3. Peletakan mikrokontroler
arduino uno
Pada tahap selanjutnya adalah tata
letak pemasangan modul GSM dan GPS.
Modul ini akan diletakan berdampingan
agar dapat menerima sinyal GSM dan
dapat menerima koordinat dari satelit
tanpa ada yang menghalangi. Komponen
ini diletakan di atas dari mikrokontroler
Arduino yang disusun bertingkat.
Gambar 4 adalah gambar dari peletakkan
modul GSM dan GPS.
Gambar 4. Tata letak pemasangan
modul Gsm dan GPS
Tahap selanjutnya adalah tata letak
pemasangan dari buzzer, push button dan
LED yang diletakan pada bagian atas
box, yang berfungsi sebagai indikator
dan input dari alat pendeteksi keberadaan
nelayan menggunakan GPS (Gambar 5
dan 6).
Gambar 5. Tata letak pemasangan
buzzer, push button dan led
tampak atas
Gambar 6. Tata letak pemasangan
buzzer, push button dan led
tampak dalam
Gambar 7. Tata letak pemasangan
baterai
Pada tahap selanjutnya adalah tata
letak pemasangan baterai. Baterai ini
berfungsi memberikan tegangan ke
mikrokontroler Arduino agar buzzer,
LED dan komponen yang lainnya dapat
berfungsi ketika push button ditekan atau
dikirimi SMS. Gambar 7 adalah gambar
dari peletakan baterai.
GPS
GSM
Arduino UNO
LED
Button
Buzzer
Button
LED
Buzzer
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
162 Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penempatan Pin
Pada komponen pendeteksi
keberadaan nelayan terdapat pin-pin yang
akan dikoneksikan ke mikrokontroler
Arduino agar dapat saling terkoneksi
dalam satu sistem. Berikut penempatan
pin komponen pada mikrokontroler
Arduino.
Modul GSM
Pada modul GSM terdapat 4 pin
yang akan dihubungkan dengan
mikrokontroler Arduino (Tabel 1).
Tabel 1. Penempatan Pin Modul GSM
PIN Modul
GSM
Gnd
Vcc
RX
TX
Modul GPS
Pada modul GPS juga terdapat 4
pin yang akan dihubungkan dengan
mikrokontroler Arduino (Tabel 2).
Tabel 2. Penempatan Pin Modul GPS
PIN Modul
GPS
PIN Arduino
UNO
Gnd
Gnd
Vcc
Vcc
RX
D 8
TX
D 9
Buzzer
Pada buzzer terdapat dua pin yang
digunakan untuk menghubungkan ke
mikrokontroler Arduino (Tabel 3).
Tabel 3. Penempatan Pin Buzzer
PIN Buzzer
PIN Arduino UNO
Gnd
Gnd
Vcc
D4
LED Pada LED terdapat dua pin yang
digunakan untuk menghubungkan ke
mikrokontroler Arduino (Tabel 4).
Tabel 4. Penempatan Pin LED
PIN Buzzer
PIN Arduino UNO
Gnd
Gnd
Vcc
D3
Button
Pada button terdapat 3 pin yang
digunakan untuk menghubungkan ke
mikrokontroler Arduino (Tabel 5).
Tabel 5. Penempatan Pin LED
PIN Buzzer
PIN Arduino UNO
Gnd
Gnd
Vcc
Vcc
Signal
D2
Memprogram Alat Pendekteksi
Keberadaan Nelayan Menggunakan
Aplikasi IDE Arduino
Pemrograman mikrokontroler pada
sistem pendeteksi keberadaan nelayan ini
menggunkana aplikasi IDE Arduino.
Penggunaan aplikasi ini dikarenakan
mikrokontroler Arduino yang digunakan
pada sistem pendeteksi keberadaan
nelayan ini sudah menyertakan aplikasi
yang sesuai dan Open Sources dalam
penggunaannya. Adapun pemrograman
yang dilakukan pada aplikasi IDE
Arduino ini meliputi: inisialisasi port,
input library modul GSM, pengkodingan
mudul GPS dan GSM agar dapat saling
terkoneksi dengan mikrokontroler
Arduino dan untuk mengkondisikan input
dan output agar dapat berfungsi sesuai
dengan yang diinginkan. Berikut adalah
list program dari sistem pendeteksi
keberadaan nelayan.
1. Insialisasi pin pada mikrokontroler
Arduino. Tujuan dari insialisasi ini
adalah untuk mendeklarasikan pin
sebagai tahap awal dari pemrograman.
Pada deklarasi pin ini menggunakan
pin 0, 1, 2, 3, 4, 8, 9. Dimana pin 3
dan 4 berfungsi sebagai output dari
LED dan buzzer, kemudian pin 2
sebagai input dari button, dan pin 0, 1
berfungsi sebagai RX dan TX dari
modul GPS, dan pin 8, 9 berfungsi
sebagai RX dan TX dari Modul GPS.
Sintak program pendeklarasian pin
yang di tampilkan pada Gambar 8.
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id 163
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gambar 8. Sketch program pendeklara-
sian pin
Gambar 9. Sketch program button pada
sistem pendeteksi kebera-
daan nelayan
2. Sintax untuk memprogram button
agar dapat mengirimkan koordinat ke
handphone user. Pada sintak ini
bertujuan untuk mengkondisikan pada
saat button ditekan maka koordinat
yang didapat dari modul GPS akan
dikirimkan melalui SMS ke
handphone user. Dimana pada saat
button dalam keadaan high atau
ditekan maka LED akan hidup dan
buzzer akan berbunyi beep dan modul
GSM akan mengirimkan link menuju
ke Google Map yang disertai
koordinat latitude dan longitude yang
ditangkap oleh modul GPS.
3. Sintak untuk memprogram SMS yang
diterima dari user. Pada sintak ini
bertujuan saat modul GSM menerima
SMS dari user yang berisi perintah
WHERE secara otomatis buzzer
berbunyi dan LED akan berkedip lalu
sistem akan delay beberapa saat
kemudian mengirimkan link yang
disertai koordinat ke handphone user
yang ditandai dengan LED hidup dan
buzzer akan berbunyi beep. Berikut
sintak program SMS Where yang
ditampilkan pada Gambar 10.
Gambar 9 Sketch Program Button Pada
Sistem Pendeteksi
Keberadaan Nelayan
Gambar 10. Sketch program SMS pada
sistem pendeteksi kebera-
daan nelayan
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
164 Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Mengupload Program Sistem
Pendeteksi Keberadaan Nelayan ke
Mirkokontroler Arduino
Setelah program selesai dikerjakan,
langkah selanjutnya adalah meng-upload
program kedalam mikrokontroler
Arduino agar alat pendeteksi keberadaan
nelayan dapat berfungsi sesuai dengan
input dan output yang direncanakan.
Pada proses meng-upload program ini
terdapat beberpa langkah, yaitu:
1. Menghubungkan board mikrokon-
troler Arduino ke laptop dengan
menggunakan USB. Jika indikator
LED pada mikrokontroler menyala
maka tegangan sudah masuk ke board
mikrokontroler Arduino.
Gambar 11. Proses pemasangan USB
2. Membuka aplikasi IDE Arduino yang
nantinya akan tampil angka-angka dan
huruf-huruf yang merupakan sebuah
sintak dari sistem pendeteksi
keberdaan nelayan.
Gambar 12. Tampilan Program
Gambar 13. Proses Compile Program
Sistem Pendeteksi Kebera-
daan Nelayan
3. Pada langkah selanjutnya adalah
proses compile. Proses ini merupakan
pengecekan dari sintak yang telah
dibuat. Jika terjadi kesalahan maka
akan ada pesan error yang
ditampilkan, jika tidak maka
selanjutnya adalah proses memasukan
program sistem pendeteksi
keberadaan nelayan ke mikrokontroler
Arduino.
4. Selanjutnya pada tahap akhir adalah
proses meng-upload program ke
mikrontroler Arduino. Proses ini
dilakukan agar mikrokontroler
Arduino dapat langsung mangenali
dan dapat langsung berinteraksi
dengan rangkaian sistem pendeteksi
keberadaan nelayan.
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id 165
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gambar 14. Proses upload program
sistem pendeteksi kebera-
daan nelayan
Pengujian
Pada tahap pengujian ini meliputi,
pengujian catu daya, pengujian
waterproof, pengujian koordinat melalui
button pada alat, pengujian koordinat
melalui SMS dan pengujian fungsi SMS
WHERE” GPS melalui hand phone.
Pengujian Catu Daya Sitem Pendeteksi
Keberadaan Nelayan
Catu daya yang digunakan pada
sistem pendeteksi keberadaan nelayan ini
adalah baterai lippo dengan spesifikasi
yaitu 2S 7,4 volt/1000mah 20C.
Tegangan dari baterai adalah 7,4 Volt.
Pengujian sistem catu daya ini bertujuan
untuk menentukan waktu maksimum dari
sistem pendeteksi keberadaan nelayan
beroperasi. Dilakukan pengujian dengan
cara mengukur arus dari komponen yang
digunakan pada alat.
Dari pengujian yang di tunjukan
pada Tabel 6, didapat total beban arus
pada sistem pendeteksi keberadaan
nelayan adalah 400 mA. Dari besarnya
arus yang terukur sistem pendeteksi
keberadaan nelayan dapat bertahan
selama 2,5 jam dengan mempergunakan
baterai.
Tabel 6 Pengujian Catu Daya
Bagian
Tegangan
(V)
Arus
(mA)
Board
Mikrokontroler
Arduino Uno
5
150
Modul GSM &
GSM
5
250
Total
400
Pengujian Waterproof
Gambar 15. Pengujian Box Waterproof
Pada pengujian waterproof ini alat
pendeteksi keberadaan nelayan ini akan
diuji dengan menenggelamkan alat ke
dalam air. Tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui apakah alat
pendeteksi keberaaan nelayan dapat
bertahan apabila terjatuh ke air saat
melaut dan untuk melindungi komponen-
komponen alat pendeteksi keberadaan
nelayan agar tidak korslet (Gambar 15).
Pada pengujian ini alat pendeteksi
keberadaan nelayan sudah diletakan pada
box waterproof dan dimasukkan ke
dalam air untuk mengetahui
ketahanannya pada kapal.
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
166 Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Pengujian Koordinat Melalui Button
Dalam pengujian sistem pendeteksi
keberadaan nelayan ini akan dilakukan
dengan menekan button yang ada pada
alat dengan tujuan untuk mengirimkan
koordinat ke handphone. Berikut
pengujian koordinat melalui button yang
dilakukan pada alat.
Langkah pertama menyiapkan
handphone dan alat pendeteksi
keberadaan nelayan. Handphone ini
berfungsi sebagai penerima koordinat
saat button dari alat pendeteksi
keberadaan nelayan ditekan. Berikut
persiapan pengujian sistem pendeteksi
keberadaan nelayan yang ditampilkan
pada Gambar 16. Pada tahap selanjutnya
menekan button yang ada pada alat
pendeteksi keberadaan nelayan yang
ditampilkan pada Gambar 17. Kemudian
pada Gambar 18, LED akan menyala dan
buzzer akan berbunyi sebagai indikator
bahwa alat sudah mengirimkan
koordinat. Selanjutnya pada Gambar 19,
sebagai tanda koordinat telah dikirim,
koordinat akan diterima oleh handphone
berupa pesan SMS. Setelah koordinat
diterima, langkah selanjutnya tinggal
mengklik link yang ditersebut lalu secara
otomatis akan langsung menuju ke
aplikasi Google Map untuk mencari
keberadaan dari titik koordinat tersebut.
Proses ini dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 16. Persiapan pengujian alat
pendeteksi keberadaan
nelayan
Gambar 17. Penekanan Button Pada Alat
Pendeteksi Keberadaan
Nelayan
Gambar 18. LED Indikator Menyala
Gambar 19. Penerimaan koordinat dari
alat pendeteksi keberadaan
nelayan
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id 167
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gambar 20. Pencarian koordinat menggu-
nakan aplikasi Google Map
Pengujian alat dilakukan di Laut
Bali. Pada saat pengujian disebabkan
karena pengaruh arus laut yang kurang
baik menyebabkan perahu nelayan
menjadi berpindah dari posisi semula
sehingga koordinat yang diterima
mengalami perpindahan hingga beberapa
meter. Gambar 20 adalah kondisi
pengujian di Laut Bali.
KESIMPULAN
Perancangan dan pengujian sistem
pendeteksi keberadaan nelayan
menggunakan GPS berbasis Arduino,
secara keseluruhan sistem dapat bekerja
dengan baik, dan dapat mengirimkan
koordinat posisi sesuai dengan lokasi
yang di tentukan. Tetapi karena faktor
arus laut yang menyebabkan perahu
nelayan menjadi berpindah dari posisi
semula sehingga koordinat yang diterima
akan memiliki toleransi jarak hingga
beberapa meter.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penelitian ini, dan
juga pada STMIK STIKOM Indonesia
dan Politeknik Kelautan dan Perikanan
Kupang.
DAFTAR PUSTAKA
Candra, H. Sukoraharjo, S. S., Hirawan,
F. B., Teto, C., Manopo, N. M.,
Widjaja, S. (2019). Industri dan
Ekonomi Martim, Seri Buku Besar
Maritim Indonesia. Jakarta: Ama-
frad Press.
Chaniago, M. B., Sari, L. P., Hidayat, L.
R., Wahyuni, S., & Fauzi, F. S.
(2020). Design of Monitoring Train
Tracking Using Arduino and Gps
Sensor Module. PalArch's Journal
of Archaeology of Egypt/Egypto-
logy, 17(4), 2811-2819.
Desnanjaya, I. G. M. N., & Iswara, I. B.
A. I. (2018). Trainer Atmega32
Sebagai Media Pelatihan Mikrokon-
troler dan Arduino. Jurnal RESIS-
TOR (Rekayasa Sistem Kompu-
ter), 1(1), 55-64.
Desnanjaya, I. G. M. N., & Sudipa, I. G.
I. (2019, October). The Control
System of Kulkul Bali Based on
Microcontroller. In 2019 5th
International Conference on New
Media Studies (CONMEDIA) (pp.
244-250). IEEE.
Desnanjaya, I. G. M. N., Sastrawan, I. G.
P., & Pranata, I. W. D. (2020).
Sistem Peringatan Ketinggian Air
Dan Kendali Temuku (Pintu Air)
Untuk Irigasi Sawah. Jurnal
RESISTOR (Rekayasa Sistem
Komputer), 3(1), 1-12.
Dillenia, I., Hasanah, N. N., Mubarok, Z.,
Rusmana., Siry, H. Y., Ilham.,
Arsana, I M. A., Amri, A. A. (2019).
Sejarah dan Politik Maritim
Indonesia, Seri Buku Besar Maritim
Indonesia. Jakarta: Amafrad Press.
Gor, M., Vora, J., Tanwar, S., Tyagi, S.,
Kumar, N., Obaidat, M. S., &
Sadoun, B. (2017, July). GATA:
GPS-Arduino based Tracking and
Alarm system for protection of
wildlife animals. In 2017 Internatio-
nal Conference on Computer,
Information and Telecommunication
Desnanjaya et al: Sistem Pendeteksi Keberadaan Nelayan p-ISSN 2550-1232
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.143 e-ISSN 2550-0929
168 Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, Vol. 5 No. 2 Mei 2021, www.ejournalfpikunipa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Systems (CITS) (pp. 166-170).
IEEE.
Hammami, A. (2018, November). Person
Tracking System based on Arduino
Microcontroller and Web Technolo-
gies. In 2018 International Confe-
rence on Smart Communications
and Networking (SmartNets) (pp. 1-
4). IEEE.
Htwe, T. T., & Hlaing, K. K. (2019).
Arduino Based Tracking System
Using GPS and GSM. International
Journal for Advance Research and
Development, 4(8), 11-15.
Irawan, Y., Rahajeng, A. S., & Wahyuni,
R. (2020). Pemanfaatan Modul Gsm
Dan Modul GPS Pada Sistem
Keamanan Sepeda Motor Menggu-
nakan Smartphone Berbasis Arduino
Uno. Jurnal Teknologi Dan Open
Source, 3(1), 90-100.
Kanani, P., & Padole, M. (2020, May).
Real-time Location Tracker for
Critical Health Patient using
Arduino, GPS Neo6m and GSM
Sim800L in Health Care. In 2020
4th International Conference on
Intelligent Computing and Control
Systems (ICICCS) (pp. 242-249).
IEEE.
Khin, J. M. M., & Oo, N. N. (2018).
Real-Time Vehicle Tracking System
Using Arduino, GPS, GSM and
Web-Based Technologies. Internati-
onal Journal of Science and
Engineering Applications, 7(11,433-
436).
Nugraha, I. M. A. (2020). Penggunaan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sebagai Sumber Energi Pada Kapal
Nelayan: Suatu Kajian Litera-
tur. Jurnal Sumberdaya Akuatik
Indopasifik, 4(2), 101-110.
Patel, P., Rauniyar, S. K., Singh, T.,
Dwivedi, B., & Tripathi, H. (2018).
Arduino Based Child Tracking
System Using GPS and
GSM. International Research Jour-
nal of Engineering and Technology
(IRJET), 5(3), 4137-4140.
Undang-Undang Republik Indonesia No.
9 Tahun 1985 Tentang Perikanan.
Wardhany, V. A., Hidayat, A.,
Panduardi, F., Habibi, R., &
Nugroho, A. S. (2020). Monitoring
Hasil Panen Dan Posisi Kandang
Lebah Madu Menggu-nakan GPS
Geo Location Berbasis Arduino dan
Notifikasi Telegram Messenger.
In Prosiding Seminar Nasional
Terapan Riset Inovatif
(SENTRINOV) (Vol. 6, No. 1, pp.
1048-1056).
Yulianty, C., Kurniasari, N., Nurlaili,
Triyanti, R., Deswati, R. H.,
Soejarwo, P. A., Mauwanah, U.,
Komarini, L. D., Suprakto, B.,
Suharyanto, Susena, S. D. (2019).
Sosial Budaya Masyarakat Maritim,
Seri Buku Maritim Indonesia.
Jakarta: Amafrad Press.
... GPS satellites circle the Earth twice a day in precise orbits. Each satellite sends unique signals and orbital parameters that allow GPS devices to decode and calculate the satellite's exact location [5,6,7]. The GPS receiver uses this information and trilateration to calculate the user's exact location. ...
... The design concept development is focused on creating a software GUI or interface for monitoring waste flow in the livestock area in Bumiaji District, Batu City, using or utilizing GPS technology. [5] Experiments were carried out with monitoring via satellite or GPS interface and GPS GUI-based software to see the specific positions of livestock wastewater flow from several points or specific areas of livestock areas in Bumiaji sub-district, Batu city. [6] Knowledge dissemination to the community and questionnaires, The last method carried out is training this new technology to the community and related agencies regarding the use of software used for monitoring this waste pollution monitoring system. ...
Article
Full-text available
Global Positioning System (GPS) and Internet of Things (IoT) technology significantly monitor livestock waste, which is vulnerable to environmental pollution. The potential for livestock waste is relatively high if a good and maximum management process is carried out. The role of GPS is to provide specific data, i.e., latitude and longitude points, where this position is essential to providing detailed data on the status of drainage and livestock waste originating and going to where. GPS data and its Mapping will be displayed on a smartphone's desktop and mobile-based graphic user interface. The role of IoT is to provide data in real-time with data taken from sensors installed in sanitation or drainage in the livestock area in the Bumiaji sub-district, Batu City. Furthermore, the monitoring points are located at several points in the Bumiaji sub-district, consisting of 9 livestock points located in one sub-district as a source or data source that will be sent via IoT devices and displayed on a map using GPS technology in real-time at the research location. The real-time monitoring results can be monitored through data provided by sensors, which will then be executed and handled directly to anticipate environmental pollution.
... GPS dapat menentukan posisi kapal dengan keakuratan tinggi. Kapal yang dilengkapi dengan penerima GPS dapat mengumpulkan data secara terus menerus pada lokasi dari sinyal satelit dan mengirimkan koordinat posisi ke pusat pemantauan (Made et al., 2021). Sedangkan AIS merupakan sistem pelacakan otomatis yang memberikan informasi seperti identifikasi kapal, posisi, kecepatan, dan arah. ...
Article
Ketergantungan para nelayan kecil di kawasan Kenjeran terhadap iklim dan cuaca berdampak pada panjangnya durasi melaut dimana sekali berangkat bisa sampai seharian di laut. Saat terjadi kondisi bahaya nelayan sulit untuk meminta bantuan karena perangkat keselamatan yang dimiliki terbatas akibat mahalnya harga pasaran perangkat yang disertai dengan teknologi. Jika tiba-tiba terjadi cuaca ekstrem nelayan hanya menunggu di kapal sampai kabut itu hilang, sebelum melanjutkan perjalanan melaut. Untuk meminimalisir terjadinya risiko kecelakaan, maka dalam kegiatan pengabdian ini diaplikasikan suatu perangkat berbasis GPS, jaringan seluler, dan Internet of things (IOT) dinamakan HORORS. Petugas dapat mengetahui posisi kapal nelayan dengan presisi melalui interface ground sector yang telah dibuat secara realtime, dan akan menerima notifikasi apabila terjadi kecelakaan atau kondisi bahaya. Dari hasil penilaian oleh 15 nelayan pada saat In Depth Interview demonstrasi, dimensi kinerja dan ketahanan perangkat dinilai kurang baik. Hal ini juga dibuktikan melalui uji coba koneksi telah menunjukkan hasil bahwa alat ini hanya mampu menerima koneksi dengan jarak Ground Sector (GS) maksimum 1300 km. Sedangkan penilaian terhadap dimensi ketahanan perangkat diuji dengan memasukkan perangkat ke dalam air. Hasilnya dianggap masih belum memadai dikarenakan sampling waktu uji hanya sekali dengan durasi kurang dari 20 menit. Sementara itu rata-rata jarak melaut nelayan per hari sekitar 10 – 20 km dengan durasi rata-rata 6 – 8 jam. Dengan demikian, program pengembangan ke depan agar berkelanjutan untuk perangkat ini adalah penyempurnaan kinerja dan inovasi perangkat. Inovasi perangkat diperlukan dengan menambahkan menu prediksi cuaca, angin dan curah hujan yang lebih akurat pada hari yang sama
... (c) Final : Tahap final adalah tahap penarikan kesimpulan. Langkah-langkah yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Langkah 1, menghitung jarak antara penerima GPS dengan setiap satelit menggunakan persamaan jarak; Langkah 2, menerapkan metode trilaterasi dengan memanfaatkan data jarak dari minimal tiga satelit untuk menentukan koordinat posisi objek; Langkah 3, menyelesaikan sistem persamaan linier untuk menemukan titik posisi objek di bumi; dan Langkah 4, melakukan koreksi dengan menambahkan data dari satelit keempat untuk menghitung ketinggian (altitude) objek (Desnanjaya et al., 2021;Kalman, 2002). ...
Article
Full-text available
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep matriks dan aljabar vektor yang dapat membantu dalam menyelesaikan sistem persamaan linear yang terbentuk dari perhitungan jarak antara satelit dan receiver di bumi. Jarak ini adalah panjang vektor. Penyelesaian sistem persamaan linier ini berupa titik yang menunjukkan letak benda di muka bumi. Materi selanjutnya adalah tentang cara kerja Global Positioning System (GPS). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah fasilitas yang dimiliki oleh Departemen Laboratorium Komputasi Matematika Universitas Halu Oleo berupa fasilitas komputer dan perangkat lunak. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa. Matriks aljabar dan vektor berperan penting dalam menentukan posisi suatu benda di bumi, khususnya pada GPS. Konsep yang digunakan adalah dengan menerapkan matriks dan vektor dari sistem persamaan linier yang diperoleh berdasarkan perhitungan jarak satelit ke benda bumi yang diterima penerima. Kata kunci: GPS; Matriks; Vektor; Aljabar.
... LVDT ini nantinya akan dipasang pada suspensi kendaraan, sehingga bisa mengetahui kekasaran pada jalan yang akan di lalui oleh kendaraan. GPS (Global Positioning System) adalah sebuah alat atau sistem yang dapat memberikan sebuah informasi mengenai tata letak atau kebaradaan seseorang yang ada di permukaan bumi [8], selain itu menurut [9] Global Position System (GPS) adalah sistem navigasi yang dapat memberikan informasi dari suatu alat yang berhubungan dengannya dari satelit. Alat yang berhubungan tersebut dinamakan GPS receiver. ...
Article
Full-text available
Jalan merupakan salah satu akses untuk saling menghubungkan satu daerah dengan daerah lain, kerusakan pada jalan di sebabkan oleh beban muatan pada jalan terlalu berlebihan, hal ini mengakibatkan kurang baiknya jalan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Alat uji kekasaran jalan pada umumnya memang menggunakan perangkat keras yang biasanya di gunakan, namun untuk pencatatan hasilnya masih menggunakan manual dan tidak bisa di simpan dalam jangka waktu lama. Dengan adanya aplikasi ini kekasaran jalan pada suatu daerah dapat di lakukan kapan saja dan di mana saja, selain itu aplikasi ini menggunakan komputer yang terhubung dengan perangkat keras dan ini memudahkan untuk penyimpanan data dan mengeluarkan data pada sebelumnya. Dengan menggunakan GPS dapat memudahkan untuk mengetahui di daerah mana saja yang terdapat jalan yang rusak.
... Kapal adalah salah satu alat transportasi laut yang pada umumnya digunakan untuk mengangkut penumpang, barang dan komoditas lainnya (Desnanjaya et al., 2021;Dwicaksana et al., 2021;. Salah satu jenis kapal ini adalah kapal phinisi yang biasa digunakan sebagai kapal wisata di Labuan Bajo. ...
Article
Full-text available
The need for fuel on a ship plays a very important role in shipping operations. This fuel plays a role in driving the main engine and generator. This cruise activity will of course also affect the comfort of passengers, especially on tourist ships, such as the Natural Phinisi 001. The Natural Phinisi 001 is a tourist ship that serves tourist cruises in the Labuan Bajo area with shipping routes with various water conditions. Lack of information on fuel requirements during the voyage on fuel tank capacity, it is necessary to carry out further analysis of fuel consumption on the Natural Phinisi 001. Methods of observation, interviews, direct practitioners, and documentation are used to support the activities carried out for four months. Based on the results of the analysis, during normal currents the fuel consumption of the main engine reaches 148.72 liters. Meanwhile, in conditions of high currents, fuel consumption increases to 219.66 liters. The fuel requirements for the generator engine are relatively the same for each trip, which is 115.5 liters. The total fuel consumption is still in accordance with the capacity of the daily tank of the Natural Phinisi 001.
... Kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan kapal yang beroperasi di sekitar wilayah Nusa Tenggara Timur. Para nelayan menggunakan genset sebagai sumber listrik untuk menyalakan lampu dan alat komunikasi di dalam kapal saat mereka sedang menangkap ikan (Desnanjaya et al., 2021;Nugraha, 2020;Nugraha et al., 2018). Pemanfaatan ini sangat membantu dalam menangkap ikan, tetapi jika terus dilakukan, akan berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan. ...
Article
Full-text available
Penggunaan energi listrik yang bersumber dari pembakaran energi fosil dalam kegiatan penangkapan ikan telah dilakukan sejak lama di Desa Tablolong. Energi listrik ini bersumber dari genset dan dipergunakan untuk menghidupkan lampu dan alat komunikasi dalam mendukung kegiatan penangkapan ikan. Seiring berjalannya waktu dan penggunaan energi fosil yang terus menerus tentu memberikan dampak yang kurang baik terhadap nelayan dan juga lingkungan di sekitar daerah penangkapan ikan akibat limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu maka dilakukan usaha pemanfaatan PLTS untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan memanfaatkan energi matahari yang melimpah di Nusa Tenggara Timur guna mendukung ekonomi biru. 24 nelayan diberikan kuesioner dalam pemanfaatan PLTS kemudian dianalisis dengan Uji Wilcoxon untuk mengetahui dampak pemanfaatan PLTS terhadap para nelayan. Hasil tes Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan (nilai p<0,05) dalam kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan setelah pemasangan panel surya. Nilai p yang lebih kecil dari 0,001 menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa PLTS yang digunakan untuk mendapatkan listrik di kapal nelayan di Desa Tablolong memberikan efek yang baik. Dampak positif dapat dilihat dari peningkatan kesehatan, keamanan dan kelestarian lingkungan yang terjadi setelah pemasangan PLTS di atas kapal.
... Kemudian, (Marasabessy, Nur, & Sudjasta, 2014) melakukan pelatihan pembuatan perahu cadik untuk nelayan desa Caringin, Pandeglang, Banten. Selanjutnya, (Desnanjaya, Nugraha, & Hadi, 2021) memanfaatkan teknologi GPS pada Arduino untuk dapat mendeteksi posisi nelayan yang sedang melaut. Teknologi tersebut berhasil memantau posisi perahu nelayan, akan tetapi terdapat deviasi yang disebabkan oleh arus laut. ...
Article
Full-text available
Fishermen group from Pabean Udik village, Indramayu, have problems with the maintenance of wooden boat hulls. Limitations of wood resources and the management of ships owned by skippers are a source of problems for fishermen in the Pabean Udik village. The objective of this project is to provide education and training for the manufacture of small-scale fiberglass fish boat hull for fishermen in Pabean Udik village. Iit was an effort to empower the fishing village community of Pabean Udik village to be able to make fiberglass fishing boats independently, as well as a transition from using fishing boats made of wood to fiberglass. The methods used were semi-permanent moulded and hand laid-up. In this case, the mat and roving layers are laminated using a hand brush or roll brush. This activity process involved a team of lecturers, students of Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, practitioners and 10 fishermen from the village of Pabean Udik.The results of this work were the hull products of small-scale fish boats made of fiberglass with dimensions of length (P) = 1.0 m, width (B) = 0.5 m, and height (H) = 0.3 m. The conclusion of this study was that the fishing community of Pabean Udik village got new insights into the manufacture of fiberglass-based fishing boats. Therefore, in the future, the fishing community of Pabean Udik village can produce their own fishing boats with fiberglass.
... The ship must operate from one port to another location (Desnanjaya et al., 2021;Nugraha, 2020). The ship must be equipped with seaworthy conditions so that the ship sails without experiencing problems. ...
Article
Full-text available
Hiu Macan 3 surveillance vessel is one of the Directorate General of Marine and Fisheries Resources Surveillance's supervisory vessels which plays an important role in marine surveillance in Eastern Indonesia. In support of monitoring activities, a reliable electrical system and very careful maintenance methods are needed. Based on electricity consumption for 24 hours, it was found that the main generator loading was still too low (10.24%). If done continuously, it will affect the performance of the generator. Optimization of the electrical system on the Hiu Macan 3 vessel can be done by dividing the use of the load on each generator. For the C4.4 as the main generator, it can be optimized by using the entire electrical load on the ship, for safety, generator life, and economy. The percentage of generator loading is not less than 36.9 kVA and is in the range of 73.8 kVA-105.7A. While the use of the SPT-15 can be optimized by reducing the use of air conditioning and auxiliary machines in the engine room that consume a large electrical load. The percentage of generator loading is not less than 4.5 kVA and is in the range of 9 kVA-12.9 kVA.
Article
Full-text available
This research produces a monitoring system to determine the position of the ship using the Kalman Filter method in web-based system development using the waterfall development method. This system allows users to view the position and coordinates of the ship in real-time. By applying the Kalman Filter method, uncertainty and noise in measuring the position of the ship can be reduced, thereby increasing the accuracy in determining the actual position of the ship. The system development process is carried out using the waterfall method which consists of requirements analysis, design, implementation, testing, and maintenance. The developed web-based system provides more accurate and reliable information to users, with the ability to view the position and coordinates of the ship in real time. This research contributes to the development of a more effective ship position monitoring system that can be used in various purposes such as navigation, surveillance, and ship monitoring.
Article
Full-text available
Pengoperasian mesin pada sebuah kapal sangat didukung dengan adanya kecukupan bahan bakar. Bahan bakar diubah menjadi energi gerak untuk menggerakan mesin di kapal, seperti mesin induk dan mesin bantu. Kapal Phinisi Natural 001 adalah salah satu kapal wisata yang beroperasi dengan pelayanan wisata di kawasan Wisata Taman Nasional Komodo, sehingga untuk mendukung kegiatan tersebut perlu adanya kebutuhan bahan bakar yang sesuai. Kurangnya informasi tentang kebutuhan bahan bakar pada kapal ini sehingga dilakukan analisis tentang kebutuhan konsumsi bahan bakar mesin induk pada Kapal Phinisi Natural 001. Hal ini penting dilakukan untuk dapat memprediksi dan mempersiapkan kebutuhan bahan bakar selama melakukan perjalanan wisata. Metode deskriptif dipergunakan untuk mendukung kegiatan ini, yaitu dengan prosedur wawancara, observasi langsung, analisis regresi, analisis kerja dan Uji T. Berdasarkan hasil yang diperoleh ditemukan perbedaan yang signifikan antara hasil konsumsi bahan bakar secara perhitungan dan observasi pada perjalanan 2D1N (p<0,05), namun pada perjalanan 3D2N tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna (p>0,05). Dari hasil perhitungan jumlah rata-rata penggunaan bahan bakar pada program perjalanan 2D1N dan 3D2N sebanyak 95,31 liter dan 146,66 liter, sedangkan pada hasil observasi diperoleh sebanyak 113,33 liter dan 136,67 liter. Perbedaan dari hasil perhitungan dan observasi ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti penyumbatan pada nosel, kapal melakukan floating, rute pelayaran, dan pengaruh cuaca, seperti arus dan gelombang laut pada saat trip.
Conference Paper
Full-text available
Kulkul is a traditional information medium that bridges Balinese information, death information, deliberation information, and disaster information. Kulkul is very sacred and not just anyone who can ring it. Obstacles when ringing the kulkul when the officer is not in the village and must ring the kulkul and must climb the kulkul hall building to ring the kulkul. Balai kulkul until now remains a communication medium about the activities in the banjar environment. In general, the kulkul hall has not been maximally utilized in the event of a disaster. Even though the kulkul hall as a traditional communication medium that is very trusted by the public, can become a valid information center especially in the event of a disaster. By maximizing the function of the kulkul hall as a medium of community communication even in the event of a disaster, it is expected that the kulkul hall can continue to survive amid the times. Seeing the potential for disasters and the superiority of the functions of the kulkul hall, an implementation of disaster mitigation technology with Balinese culture was made.So we need a tool that can control the kulkul remotely using an sms system and the kulkul controller using a keypad so that officers do not need to climb the kulkul hall building. In this study, the numbers registered on sim 900 alone can control the kulkul via sms and the kulkul control via the keypad only the correct password code can control the kulkul, if the code is wrong then the LCD displays the wrong code notification and cannot control the kulkul. This system can be controlled using a keypad and SMS remotely with the types of knock kulkul_kematian, kulkul_musyawarah, and kulkul_pancabaya, to determine the social impact on the community by distributing questionnaires.
Article
Full-text available
The microcontroller is one of the necessary parts of a computer system. In a simple microcontroller will produce a specific output based on the input received and the program given. The microcontroller as semiconductor technology its presence greatly assist the development of electronics world. With a functional architecture but contains a lot of transistor content is integrated, thus supporting the creation of a more portable electronic circuit. One effort made to graduate Computer Systems courses can compete in the world of work is to provide more practice. Therefore it takes the media trainer microcontroller training to facilitate practical activities. Through this research, hope can realize a media trainer microcontroller training that can do the instructions given. That is, the most critical part of a computerized system is the program itself created by a programmer.
Industri dan Ekonomi Martim
  • H Candra
  • S S Sukoraharjo
  • F B Hirawan
  • C Teto
  • N M Manopo
  • S Widjaja
Candra, H. Sukoraharjo, S. S., Hirawan, F. B., Teto, C., Manopo, N. M., Widjaja, S. (2019). Industri dan Ekonomi Martim, Seri Buku Besar Maritim Indonesia. Jakarta: Amafrad Press.
Design of Monitoring Train Tracking Using Arduino and Gps Sensor Module
  • M B Chaniago
  • L P Sari
  • L R Hidayat
  • S Wahyuni
  • F S Fauzi
Chaniago, M. B., Sari, L. P., Hidayat, L. R., Wahyuni, S., & Fauzi, F. S. (2020). Design of Monitoring Train Tracking Using Arduino and Gps Sensor Module. PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(4), 2811-2819.
Arduino Based Tracking System Using GPS and GSM
  • T T Htwe
  • K K Hlaing
Htwe, T. T., & Hlaing, K. K. (2019). Arduino Based Tracking System Using GPS and GSM. International Journal for Advance Research and Development, 4(8), 11-15.
Pemanfaatan Modul Gsm Dan Modul GPS Pada Sistem Keamanan Sepeda Motor Menggunakan Smartphone Berbasis Arduino Uno
  • Y Irawan
  • A S Rahajeng
  • R Wahyuni
Irawan, Y., Rahajeng, A. S., & Wahyuni, R. (2020). Pemanfaatan Modul Gsm Dan Modul GPS Pada Sistem Keamanan Sepeda Motor Menggunakan Smartphone Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknologi Dan Open Source, 3(1), 90-100.