ArticlePDF Available

Abstract

Hipertensi dikenal dengan the silent killer atau penyakit mematikan secara diam-diam karena tidak memiliki tanda dan gejala yang spesifik. Konsumsi kopi secara historis dinilai memiliki efek negatif pada tubuh dan sering dihubungkan sebagai faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Desain pada penelitian ini menggunakan cross-sectional studi. Responden penelitian ini berjumlah 36, diambil menggunakan tekhnik sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi: mengkonsumsi kopi dan bersedia menjadi responden; dan eksklusi: memiliki riwayat penyakit kronis lain seperti gangguan endokrin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji statistik korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah, responden mengkonsumsi kopi paling banyak pada kategori ringan dan sedang dengan mayoritas tekanan darah adalah hipertensi stage 1. Hasil uji korelasi spearman disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Korelasi koefisien (r) penelitian ini menunjukan hasil yang positif yaitu 0,424 yang berarti terdapat hubungan cukup kuat antara konsumsi kopi dan tekanan darah. Semakin bertambah frekuensi kopi akan semakin menambah peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi.
10
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
Prevalensi Konsumsi Kopi dan Hubungannya dengan Tekanan Darah
Nur Melizza 1*, Anggraini Dwi Kurnia 1, Nur Lailatul Masruroh 1, Yoyok Bekti
Prasetyo1, Faqih Ruhyanudin 1, Erma Wahyu Mashfufa1, Fitria Kusumawati1
1 Community Nursing Departement, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang
*Corresponding Author: melizza@umm.ac.id
Abstrak
Hipertensi dikenal dengan the silent killer atau penyakit mematikan secara diam-diam karena tidak memiliki tanda dan
gejala yang spesifik. Konsumsi kopi secara historis dinilai memiliki efek negatif pada tubuh dan sering dihubungkan
sebagai faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan
konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Desain pada penelitian ini menggunakan cross-sectional
studi. Responden penelitian ini berjumlah 36, diambil menggunakan tekhnik sampling yaitu purposive sampling dengan
kriteria inklusi: mengkonsumsi kopi dan bersedia menjadi responden; dan eksklusi: memiliki riwayat penyakit kronis lain
seperti gangguan endokrin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji statistik korelasi spearman. Hasil
penelitian menunjukan terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah, responden mengkonsumsi
kopi paling banyak pada kategori ringan dan sedang dengan mayoritas tekanan darah adalah hipertensi stage 1. Hasil
uji korelasi spearman disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Korelasi koefisien (r) penelitian ini menunjukan hasil yang positif yaitu 0,424 yang berarti terdapat hubungan
cukup kuat antara konsumsi kopi dan tekanan darah. Semakin bertambah frekuensi kopi akan semakin menambah
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Kata Kunci: Konsumsi Kopi, Hipertensi, Tekanan Darah
Prevalence of Coffee Consumption and Its Relationship to Blood Pressure
Abstract
Hypertension is known as the silent killer or deadly disease in secret because it has no specific signs and symptoms.
Coffee consumption has historically been considered to have a negative effect on the body and is often linked as a factor
that can lead to high blood pressure. The purpose of this study was to determine the relationship between coffee
consumption and blood pressure in hypertensive patients. The design in this study used a cross-sectional study.
Respondents of this study were 36, taken using a sampling technique, namely purposive sampling with inclusion criteria:
consuming coffee and being willing to be respondents; and exclusion: had a history of other chronic diseases such as
endocrine disorders. Data collection using a questionnaire and Spearman correlation statistical test. The results showed
that there was a relationship between coffee consumption and blood pressure, respondents consumed the most coffee
in the mild and moderate category with the majority of blood pressure being stage 1 hypertension. The results of the
Spearman correlation test concluded that there was a relationship between coffee consumption and blood pressure in
hypertensive patients. The correlation coefficient (r) of this study shows positive results, namely 0.424, which means that
there is a strong enough relationship between coffee consumption and blood pressure. The increasing frequency of coffee
will further increase the increase in blood pressure in hypertensive patients.
Keywords: Coffee Consumption, Hypertension, Blood Pressure
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
11
Pendahuluan
World Health Organization (WHO) mencatat
pada tahun 2013 terdapat sejumlah 839 juta kasus
hipertensi dari total penduduk di dunia. Sekitar
80% kasus hipertensi yang terjadi terutama berada
di negara-negara berkembang (Haldar, 2013).
Hasil data hipertensi di Amerika menurut National
Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES); periode 2015-2016, prevalensi
hipertensi mengalami peningkatan 29,0% dan
seiring dengan bertambahnya usia: kelompok usia
18-39 dengan 7,5%; 40–59 dengan 33,2%; dan ≥60
dengan 63,1% (Fryar et al., 2015). Prevalensi data
hipertensi berdasarkan survei Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (KemenKes RI)
tahun 2017, Provinsi Jawa Timur menyumbang
sebesar 20,43% atau sekitar 1.828.669 penduduk,
dengan proporsi laki-laki sebesar 20,83% (825.412
penduduk) dan perempuan sebesar 20,11%
(1.003.257 penduduk). Prevalensi keseluruhan
hipertensi di Malang sebesar 59.867 penduduk,
dengan proporsi laki-laki sebesar 13,56% atau
47.885 penduduk dan proporsi perempuan sebesar
3,84% atau 11982 penduduk (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2019). Data hipertensi di
Puskesmas Dau yang tercatat di Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang sebesar 744 orang yaitu laki-
laki 53% dan perempuan 47%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hipertensi esensial dibagi menjadi
2, yaitu 1) faktor yang tidak dapat dikontrol
meliputi usia, jenis kelamin, keturunan, dan 2)
faktor yang dapat dikontrol meliputi asupan garam,
obesitas, stres, pola hidup seperti merokok,
konsumsi alkohol dan kebiasaan konsumsi kopi
yang masih menjadi perdebatan (Irianto, 2014).
Kopi merupakan salah satu minuman yang
digemari masyarakat di berbagai negara tak
terkecuali Indonesia. Di Indonesia mengkonsumsi
kopi sudah dilakukan turun temurun. Minuman
kopi berasal dari biji tumbuhan kopi, secara umum
terdapat 2 jenis kopi yang banyak dikonsumsi
masyarakat yaitu kopi arabika dan kopi robusta.
Statistik data perdagangan kopi pada bulan Januari
2019 menurut International Coffe Organization
(ICO, 2019) survei periode 2016/2017 dan periode
2017/2018 di Indonesia mengalami peningkatan
konsumsi kopi dari 4,6 juta menjadi 4,7 juta
kemasan 60 kg, negara ini berada di urutan ke enam
terbanyak setelah Rusia. Berdasarkan data
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
(2016) jumlah konsumsi kopi nasional masyarakat
Indonesia tahun 2014-2016 mengalami
peningkatan dengan kisaran dari 302 sampai 309
ton pada tahun 2020 (Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, 2016). Kopi telah menjadi
fokus perhatian utama karena tingkat konsumsinya
yang telah mengglobal dan dampaknya terhadap
kesehatan masyarakat (Grosso et al., 2017)
Pengaruh kopi terhadap hipertensi masih
kontroversial namun secara historis mengkonsumsi
kopi cenderung dianggap memiliki efek merugikan
bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan oleh
adanya komponen senyawa kimia yaitu kafein
yang berkontribusi mempengaruhi terjadinya
penyakit hipertensi (Godos et al., 2014). Senyawa
ini disebut juga sebagai stimulan sedang karena
dapat menimbulkan efek kecanduan pada orang
yang mengkonsumsinya meski tidak seperti
psikotropika. Kinerja kafein dalam mempengaruhi
peningkatan tekanan darah yaitu dengan mengikat
reseptor adenosin kemudian mengaktifasi sistem
saraf simpatik. Hal ini akan berdampak pada
vasokontruksi pembuluh darah dan meningkatkan
resistensi perifer yang menyebabkan tekanan darah
naik (Martiani dkk, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Martiani &
Lelyana 2014 menunjukan bahwa frekuensi
mengkonsumsi kopi dapat mempengaruhi tekanan
darah. Hal ini dibuktikan pada hasil dimana
responden yang minum kopi 1-2 cangkir per hari
akan meningkatkan resiko hipertensi 4 kali lebih
tinggi dibanding responden yang tidak
mengkonsumsi kopi. Dalam penelitian tersebut
dijelaskan juga bahwa kandungan kafein dalam
kopi dapat memberi efek secara akut terhadap
tekanan darah terutama pada penderita hipertensi
(Martiani dkk, 2012). Hasil penelitian tersebut
sejalan dengan penelitian Rahmawati dan
Daniyanti (2016) yang menunjukan terdapat
hubungan kebiasaan minum kopi terhadap tingkat
hipertensi di wilayah kerja puskesmas nelayan
kabupaten Gresik yang dilihat dari frekuensi kopi,
jenis kopi, lama minum kopi dan kekentalan kopi.
Sebanyak 94,84% dari jumlah responden yang
mempunyai kebiasaan minum kopi berat
mengalami hipertensi berat (Rahmawati &
Daniyati, 2016).
Pada penelitian Mullo, dkk, konsumsi kopi
tidak terbukti memiliki hubungan terhadap resiko
terjadinya hipertensi. Meski hasil yang didapatkan
yaitu hampir 50% pasien yang konsumsi kopi
memiliki hipertensi. Namun hasil penelitian paling
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
12
banyak responden sudah mengurangi bahkan tidak
lagi mengkonsumsi kopi di usia mereka. Usia rata-
rata dan jenis kelamin responden menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap tekanan darah.
Penelitian ini menjelaskan juga efek samping
kafein dapat menyebabkan perubahan tekanan
darah secara singkat (Mullo et al., 2018)
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Dau
Kabupaten Malang yang melibatkan 7 responden
yang memiliki tekanan darah tinggi yaitu kisaran
usia 35-55 tahun. Hasil yang didapat dari
wawancara responden sekitar 43% mengatakan
memiliki kebiasaan rutin mengkonsumsi kopi,
28,5% mengatakan jarang mengkonsumsi kopi dan
28,5% lainnya mengatakan dulu pernah
mengkonsumsi kopi tapi sekarang sudah berhenti.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan konsumsi kopi dengan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Metodologi Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini
yaitu pendekatan Cross Sectional dengan cara
mengidentifikasi dan mengukur hubungan antara
konsumsi kopi dengan tekanan darah. Instrumen
penelitian yang berupa kuesioner dan pemeriksaan
fisik. Populasi dalam penelitian ini yaitu sejumlah
57 pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Dau Kabupaten Malang. Tehnik sampling yang
digunakan adalah nonprobability sampling jenis
purposive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini
adalah pasien hipertensi yang memiliki kebiasaan
mengkonsumsi kopi dan bersedia menjadi
responden, sedangkan kriteri eksklusinya adalah
responden yang memiliki riwayat penyakit lain
(seperti: gangguan ginjal, jantung dan endokrin).
Sampel penelitian di wilayah kerja puskesmas Dau
yaitu sebanyak 36 penderita. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2019.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
Kuesioner yang memuat data demografi responden
yaitu: usia, jenis kelamin, pekerjaan,. Kuesioner
konsumsi kopi, terdiri dari pertanyaan konsumsi
kopi terakhir, ukuran rata-rata mengkonsumsi kopi
per hari dan takaran rata-rata kopi sdt/sdm/bks.
Perhitungan skor yaitu dikategorikan berdasarkan
frekuensi kopi antara 200-400 ml “ringan”, antara
600-800 ml “sedang”, dan apabila >800 ml “berat”
(Welkriana et al., 2017). Sphygmomanometer atau
tensi meter tipe aneroid. Analisis deskriptif dalam
penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan,
indeks massa tubuh, pendidikan,konsumsi obat,
riwayat keluarga, olah raga dan konsumsi
merokok. Analisis bivariat menggunakan analisa
data Spearman’s Ran.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Data Demografi Responden
Tabel 1 menunjukkan distribusi responden
berdasarkan usia pada 36 responden, hasil dari data
tersebut didapatkan nilai mean sebesar 50,05,
standar deviasi sebesar 10,74, dengan usia
maximum yaitu 74 tahun. Data distribusi
responden mayoritas berjenis kelamin perempuan
(n=24, 66,7%), sedangkan distribusi berdasarkan
jenis pekerjaan responden mayoritas bekerja
sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) (n=15, 41,7%).
Tabel 2. Tingkat Tekanan Darah dan Konsumsi
Kopi Pada Penderita Hipertensi
Kategori
n
(%)
Tingkat Tekanan Darah
Pre-hipertensi (120-139)
6
16,7
Hipertensi Stage I (140-159)
22
61,1
Hipertensi Stage II (>160)
8
22,2
Tingkat Konsumsi Kopi
Sedang
36
100
Berat
0
0
Berdasarkan Tabel 2 diatas yaitu tekanan
darah responden pada penelitian mayoritas berada
pada tingkat hipertensi stage I (n=22, 61,1%).
Sedangkan berdasarkan tingkat konsumsi kopi,
Karakteristik
f
Mean
StDv
Usia
50.05
10.74
Adult
9
Middle age
20
Elderly
7
Jenis Kelamin
Laki-laki
12
-
-
Perempuan
24
-
-
Pekerjaan
Tani
6
-
-
Ibu Rumah
Tangga
15
-
-
Swasta
10
-
-
Wirausaha
1
-
-
PNS
1
-
-
Pensiunan
3
-
-
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
13
keseluruhan responden dalam penelitian ini
memiliki kebiasaan konsumsi kopi tingkat sedang
(600-800 ml).
Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Spearman Rank
Konsumsi
Kopi
Hipertensi
P
value
r
Pre
Stage I
Stage II
Sedang
6
22
8
0,010
0,424
Berat
0
0
0
Total
6
22
8
Tabel 3 bahwa nilai signifikansi (p value)
sebesar 0,010 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
nilai α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan frekuensi konsumsi kopi dengan
tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Dau Kabupaten Malang. Dilihat
dari nilai corelation coefficient (r) berada dalam
rentang interval koefisien 0,40-0,599 yakni 0,424
maka hubungan antara variabel tersebut cukup
kuat. Hasil dari koefisien korelasi dari penelitian
ini menunjukkan hasil yang positif artinya semakin
bertambah frekuensi kopi akan semakin menambah
peningkatan tekanan darah oleh pasien hipertensi.
Pengkategorian tekanan darah dalam
penelitian ini didasarkan oleh The Seventh Report
of The Joint National Community on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of Hight
Blood Pressure (JNC) (2003) terdapat 3 kategori
yaitu pre-hipertensi, hipertensi stage 1 dan
hipertensi stage 2. Hasil penelitian diketahui
bahwa usia rata-rata responden adalah 50 tahun.
Tekanan darah setiap individu akan meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. Begitu pula
lapisan pembuluh darah akan mengalami
kerusakan dari waktu ke waktu hal ini dikarenakan
perubahan struktur pada lapisan protein elastin dan
kolagen. Elastin adalah zat yang membuat
pembuluh darah untuk tetap fleksibel, sedangkan
kolagen yang membuat lebih kaku dan berperan
sebagai pembentuk struktur pembuluh darah.
Bertambahnya usia akan membuat elastin menjadi
rusak dan kolagen meningkat yang akibatnya
pembuluh darah menjadi semakin tebal dan
bengkok. Kejadian tersebut yang menyebabkan
tekanan darah sistolik meningkat (NHLBI, 2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Martiani & Lelyana (2012) dimana
diketahui bahwa kelompok usia terbanyak yaitu
55-65 tahun. Faktor genetik atau faktor keturunan
juga memiliki pengaruh yang besar terhadap
terjadinya hipertensi. Pada individu yang memiliki
anggota keluarga dengan riwayat hipertensi juga
beresiko untuk mengalami kejadian hipertensi.
Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi
resiko peningkatan tekanan darah. Hal ini
dibuktikan dengan mayoritas responden adalah
perempuan dengan usia diatas 50, dimana pada usia
tersebut telah memasuki fase menopause. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan hipertensi pada
perempuan dipengaruhi oleh faktor hormonal
(Irianto, 2014). Sebelum memasuki fase
menopause, perempuan dilindungi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar
High Density Lipoprotein (HDL) (Novitaningtyas,
2014).
Responden dalam penelitian ini mayoritas
berstatus sebagai ibu rumah tangga. Status
pekerjaan berkaitan dengan aktifitas fisik individu,
responden menjelaskan bahwa terkadang mereka
mengikuti senam namun tidak rutin. Sebagian
besar responden dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran tekanan darahnya pada saat setelah
melakukan senam pagi di puskesmas dengan jeda
istirahat yang tidak teratur. Aktivitas fisik yang
teratur membantu meningkatkan efisiensi jantung
secara keseluruhan. Mereka yang secara fisik aktif
cenderung untuk mempunyai fungsi otot dan sendi
yang lebih baik, karena organ-organ demikian
lebih kuat dan lebih lentur. Aktivitas yang berupa
gerakan atau latihan aerobik bermanfaat untuk
meningkatkan dan mempertahankan kebugaran,
ketahanan kardio-respirator (Hasanudin, Ardiyani,
& Perwiraningtyas, 2018).
Pada saat penelitian responden mengatakan
bahwa mengkonsumsi kopi sudah menjadi bagian
dari kebiasaan mereka, waktu rutinnya yaitu pada
saat pagi hari sebelum beraktivitas dan sore hari
setelah selesai beraktivitas. Beberapa responden
juga mengkonsumsi pada malam hari atau pada
saat sedang berkerja untuk mencegah rasa
mengantuk. Hal ini dijelaskan dalam Sofwan
(2013), terdapat senyawa kafein yang terkandung
dalam kopi dan dipercaya oleh sebagian besar
orang dapat mengatasi rasa kantuk. Tubuh akan
terasa lebih bugar setelah minum secangkir kopi.
Pada penelitian Siringo (2018) menjelaskan
bahwa waktu minum kopi responden dengan
hipertensi lebih banyak dilakukan sebelum
beraktifitas setelah makan yaitu 33 orang (60%)
dibandingkan dengan yang dilakukan sebelum
makan yaitu sebanyak 12 orang (18,2%).
Kopi dapat mempengaruhi tekanan darah
karena adanya kandungan kafein dan adenosin.
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
14
Senyawa kafein memiliki sifat yang antagonis
kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin
merupakan neuromodulator yang mempengaruhi
peningkatan aktifitas sejumlah fungsi pada susunan
saraf pusat dalam memproduksi adrenalin. Hal ini
berdampak pada kejadian vasokonstriksi dan dapat
meningkatkan total resistensi perifer yang akan
mengakibatkan tekanan darah naik (Martiani &
Lelyana, 2012).
Hasil mengenai hubungan frekuensi konsumsi
kopi dengan tekanan darah sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi kopi
dengan kejadian hipertensi (Rahmawati &
Daniyati, 2016). Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Martiani &
Lelyana (2012), bahwa responden yang
mengkonsumsi 1-2 cangkir per hari meningkatkan
resiko hipertensi 4,12 kali lebih tinggi dibanding
subjek yang tidak mengkonsumsi kopi.
Selain itu, secara keseluruhan, efek utama
yang dihasilkan kafein pada darah tekanan pada
manusia meningkat secara substansial setelah
pemberian akut (Godos et al., 2014). Hasil
penelitian lain oleh (Grosso et al., 2017)
menjelaskan tentang asupan natrium dan konsumsi
kopi di mana peningkatan asupan satu cangkir kopi
per hari dikaitkan dengan 38 mg / hari asupan
tambahan natrium. Diketahui bahwa peningkatan
asupan natrium dapat dikaitkan dengan
peningkatan retensi cairan, tetapi tidak
meningkatkan ekskresi volume urin, sehingga
menyebabkan peningkatan berat badan dan
tekanan darah.
Simpulan
Terdapat hubungan antara konsumsi kopi
dengan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Semakin bertambah frekuensi kopi akan semakin
menambah peningkatan tekanan darah oleh pasien
hipertensi.
Referensi
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2019).
Profil Kesehatan Jatim Tahun 2017. 21
Januari 2019, 67.
Fryar, C. D., Ostchega, Y., Hales, C. M., Zhang,
G., & Kruszon-Moran, D. (2015). Key
findings Data from the National Health and
Nutrition Examination Survey. Hypertension
Prevalence and Control Among Adults:
United States, 289, 20152016.
https://www.cdc.gov/nchs/data/databriefs/db
289_table.pdf#2.
Godos, J., Pluchinotta, F. R., Marventano, S.,
Buscemi, S., Volti, G. L., Galvano, F., &
Grosso, G. (2014). Coffee components and
cardiovascular risk: Beneficial and
detrimental effects. International Journal of
Food Sciences and Nutrition, 65(8), 925936.
https://doi.org/10.3109/09637486.2014.9402
87
Grosso, G., Micek, A., Godos, J., Pajak, A.,
Sciacca, S., Bes-Rastrollo, M., Galvano, F., &
Martinez-Gonzalez, M. A. (2017). Long-term
coffee consumption is associated with
decreased incidence of new-onset
hypertension: A doseresponse meta-analysis.
Nutrients, 9(8).
https://doi.org/10.3390/nu9080890
Haldar, R. N. (2013). Global Brief on
Hypertension: Silent Killer, Global Public
Health Crisis. Indian Journal of Physical
Medicine and Rehabilitation, 24(1), 22.
https://doi.org/10.5005/ijopmr-24-1-2
Hasanudin, Ardiyani, V. M., & Perwiraningtyas, P.
(2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Tekanan Darah Pada Masyarakat Penderita
Hipertensi di Wilayah Tlogosuryo Kelurahan
Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang. Journal Nursing News, 3 Nomor 8,
787799.
https://doi.org/10.1021/BC049898Y
International Coffee Organization. (2019). World
Consumtion Coffee, 56.
Irianto, K. (2014). Epidemiologi penyakit menular
dan tidak menular. Bandung: AlfabetaNo
Title.
JNC. (2003). The Seventh Report of The Joint
National Community on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of
Hight Blood Pressure. Hypertension
Guidelines: An In-Deepth Guide, 355(5).
Martiani dkk. (2012). Online di : http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jnc. Journal of
Nutrition College, 3(1), 9097.
Mullo, O. E., Langi, F. L. F. G., & Asrifuddin, A.
(2018). Hubungan Antara Kebiasaan Minum
Kopi Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado.
Kesmas, 7(5), 19.
NHLBI. (2019). High Blood Pressure. National
Heart, Lung, and Blood Institute. Retrieved
from https://www.nhlbi.nih.gov/health-
Faletehan Health Journal, 8 (1) (2021) 10-15
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
15
topics/high-blood-pressure
Novitaningtyas, T. (2014). Hubungan Karakteristik
(Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan)
Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah
Pada Lansia Di Kelurahan Makamhaji
Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Implementation Science, 39(1), 114.
https://doi.org/10.4324/9781315853178
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, K. P.
(2016). Outlook Kopi Komoditas Pertanian
Subsektor Perkebunan. Pusat Data Dan
Sistem Informasi Pertanian Sekretariat
Jenderal, 116.
Rahmawati, R., & Daniyati, D. (2016). Hubungan
Kebiasaan Minum Kopi Terhadap Tingkat
Hipertensi. Journal of Ners Community,
07(November), 149161.
Sofwan, R. (2013). Bugar Selalu di Tempat Kerja.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Siringo-ringo, R. (2018). Gambaran Kebiasaan
Minum Kopi dan Tuak Serta Merokok Pada
Penderita Hipertensi Rawat Jalan di
Puskesmas Sumbul Kecamatan Sumbul
Kabupaten Dairi Tahun 2017.
Welkriana, P. W., Halimah, H., & Putra, A. R.
(2017). Pengaruh Frekuensi Minum Kopi
Terhadap Kadar Asam Urat Darah.
BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi),
8(1), 83.
https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v8i1.839
... Menurut (Potter 2012) Menurut tabel menunukkan bahwa penderita hipertensi memiliki tekanan darah dalam kategori hipertensi derajat 1. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Melizza et al. 2021) dan menemukan bahwa tekanan darah sebagian besar responden penelitian berada pada tingkat hipertensi stadium I (n = 22, 61, 1).%) dari peserta. Menurut penelitian yang juga dilakukan oleh (Firmansyah dan Rustam 2017), mayoritas penderita hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol yang disurvei 40 (58,8%). ...
... Hasil koefisien korelasi pada penelitian ini menunjukkan hasil yang positif. Artinya semakin sering minum kopi maka semakin besar peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi (Melizza et al. 2021). Menurut teori, kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang cepat dengan menghalangi reseptor adenosin pada vasodilator dan meningkatkan nor epinefrin plasma, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (Budi 2015). ...
Article
Hypertension is a disease that kills silently, it is necessary to understand the patient in maintaining blood pressure stability, one of which is the risk factor for increasing blood pressure, namely coffee consumption and sleep quality. This study aims to determine the relationship between coffee consumption habits and sleep quality with blood pressure in patients with hypertension. This study is a quantitative study with a cross sectional study design. The population in this study were all hypertensive patients who visited the Putri Ayu Health Center in Jambi City in 2021, totaling 4136 people and sampling was carried out using purposive sampling technique as many as 98 people. Instrument using questionnaires and analysis using univariate and bivariate with chi-square test. The results of univariate analysis showed that 56 (57.1%) respondents had a habit of consuming coffee in the light category, 44 (44.9%) respondents had good sleep quality and 57 (58.2%) respondents had blood pressure. in the category of hypertension grade 1. The results showed that there was a relationship between the habit of consuming coffee (p=0.001) and sleep quality (p=0.031) with blood pressure in patients with hypertension. It can be concluded that coffee consumption and sleep quality can increase blood pressure
... Kafein mampu memblokir hormon yang berfungsi menjaga arteri tetap lebar, serta dapat membuat adrenalin meningkat sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Dai Senior et al., 2021). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Melizza et al., 2021)bahwa terdapat hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah dan didapatkan korelasi positif sebesar 0,424 yang mana berarti terdapat hubungan yang kuat antara konsumsi kopi dengan kadar tekanan darah. Semakin banyak frekuensi atau jumlah konsumsi kopi yang diminum, maka menambahnya peningkatan tekanan darah. ...
Article
Full-text available
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya, yaitu penyakit kardiovaskuler. Hipertensi merupakan masalah kesehatan umum pada lansia. Seiring bertambahnya usia, arteri cenderung mengeras dan kehilangan elastisitasnya. Berdasarkan hasil analisis situasi yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cinere Kota Depok pada 30 pra-lansia dan lansia didapatkan, pra – lansia dan lansia yang mengalami hipertensi dengan sebanyak 13 orang (43.3%). Cara mencegah hipertensi adalah dengan meningkatkan pengetahuan gizi terkait hipertensi serta pencegahan melalui aktivitas fisik dapat dilakukan dengan melalui media poster dan permainan emo-demo. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi melalui media poster dan permainan emo-demo terhadap pengetahuan pra – lansia dan lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cinere, Kota Depok. Pengukuran tingkat pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikannya edukasi dengan menggunakan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat frekuensi data, sedangkan bivariat dilakukan untuk melihat kenaikan pengetahuan lansia sebelum dan sesudah intervensi. Hasil yang didapatkan dari Uji Wilcoxon Signed Rank sebesar P-Value 0.000< 0.005, dimana terdapat pengaruh pemberian edukasi melalui media poster dan permainan emo-demo terhadap pengetahuan pada Pra – Lansia dan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
... Selain faktor stres kerja konsumsi kopi juga merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya hipertensi. Mengkonsumsi kopi cenderung dianggap memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan oleh adanya komponen senyawa kimia yaitu kafein yang berkontribusi mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi (Melizza et al., 2021). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada petani bawang merah di Desa Dulang, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang. ...
Article
Full-text available
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit tidak menular, penyakit ini banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan sistolik darah >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian hipertensi dengan aktivitas fisik, pola makan, kebiasan merokok, konsumsi kopi dan stres kerja pada petani bawang merah di desa dulang kecamatan malua kabupaten enrekang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode analitik menggunakan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah petani bawang merah di desa dulang kecamatan malua kabupaten enrekang yang berjumla 156 orang. Data diperoleh dengan mengunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan hipertensi (p value = 0.109 >0,05). ada hubungan pola makan dengan hipertensi (p value = 0.013 <0,05), ada hubungan kebiasaan merokok dengan hipertensi (p value = 0.013 <0,05), ada hubungan konsumsi kopi dengan hipertensi (p value = 0.001 <0,05), ada hubungan stres kerja dengan hipertensi (p value = 0.000 <0,05). Dari hasil penelitian ini diharapkan petani lebih memperhatikan kesehatan, rajin memeriksa tekanan darah dan menjaga pola makan.
... Hal ini dapat dipengaruhi karena tuntutan kerja yang terlalu banyak, seseorng yang mengalami stres kerja tinggi juga mengalami hipertensi.7 Selain faktor stres kerja konsumsi kopi juga merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya hipertensi. Mengkonsumsi kopi cenderung dianggap memiliki efek merugikan bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan oleh adanya komponen senyawa kimia yaitu kafein yang berkontribusi mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi.8 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penelitian bahwa ada beberapa orang tidak mengetahui bahwa dia mengalami hipertensi. ...
Article
Full-text available
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit tidak menular, penyakit ini banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan sistolik darah >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kajadian hipertensi pada petani bawang merah. Jenis peneitian ini adalah analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah sebagian petani yang ada di desa dulang dan sampel penelitian yaitu 156 responden. Teknik pengambilan sampel yag digunakan dalam penelitian ini menggunakan random sampling. Metode analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Dari hasil penelitian di peroleh bahwa terdapat empat aspek yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada petani yaitu aspek pola maka, kebiasaan merokok, konsumsi kopi dan stres kerja. Terdapat satu aspek yang tidak ada hubunga dengan kejadian hipertensi pada petani yaitu aktivitas fisik.
... Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah (14). Diperkirakan (20). ...
Article
Full-text available
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang ke Puskesmas Meurah Mulia dengan keluhan keluhan adanya nyeri dan rasa kaku pada leher bagian belakang. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas dan tidak bertenaga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90 mmHg, RR 19 x/menit, HR 81 x/menit, IMT 24.69 kg/m2. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Intervensi yang dilakukan berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan upaya psikososial
... Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama seperti pada hipertensi maligna. 20 Risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus. Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun, merupakan faktor risiko kardiovaskular yang penting. ...
Article
Full-text available
Pasein perempuan berusia 62 tahun datang ke Puskesmas Kuta Makmur dengan keluhan sakit kepala yang semakin hari semakin memberat terutama dalam 1 minggu terakhir. Sakit kepala terkadang dirasakan seperti terikat dan tertimpa beban berat. Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri dan rasa kaku pada bagian leher belakang. Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan sudah dirasakan pasien sejak tahun 2002. Pasien sudah sering datang dan berobat ke Puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, RR 21 x/menit, HR 81 x/menit, IMT 20,44 kg/m2. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi berkas pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir kunjungan secara kuantitatif dan kualitatif. Intervensi yang dilakukan berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan upaya psikososial
... Seseorang yang mengalami obesitas atau berat badan berlebih akan membutuhkan banyak darah untuk suplai oksigen dan makanan menuju jaringan tubuh sehingga volume darah dan curah jantung akan mengalami peningkatan, akibatnya tekanan darah meningkat (23). Hasil penelitian lain menunjukkan nilai OR=2,848 yang artinya dewasa muda dengan status gizi obesitas menurut IMT mempunyai kemungkinan 2,848 kali lipat untuk mengalami hipertensi yang tidak terkendali dibandingkan dewasa muda dengan status gizi normal dan kurus menurut IMT (24). ...
Article
Full-text available
Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang biasa disebut silence killer. Prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun berdasarkan pengukuran mengalami kenaikan dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1% pada 2018. Komplikasi penyakit lain seperti gagal ginjal, penyakit jantung koroner, dan stroke dapat terjadi jika peningkatan tekanan darah terjadi secara konstan dan dalam waktu lama. Beberapa studi memaparkan bahwa konsumsi kopi, natrium, status gizi, usia, konsumsi fast food, juga aktifitas fisik akan menyebabkan perubahan pada tekanan darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi kopi dan status gizi menurut indeks massa tubuh (IMT) dengan tekanan darah pada pekerja usia 21–40 tahun di Kelurahan Kutabumi, Kabupaten Tangerang. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, melibatkan 92 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, analisis data menggunakan uji Spearman. Penelitian ini telah memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada – RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil: Status gizi menurut IMT berhubungan dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (masing-masing p=0,007 dan p=0,000; serta r= 0,281 dan r=0,394). Frekuensi konsumsi kopi berhubungan nyata dengan tekanan darah baik dengan tekanan sistolik (p=0,009 dan r=0,270) maupun diastolik (p=0,033 dan r=0,222). Kesimpulan: Konsumsi kopi dan status gizi menurut IMT memiliki hubungan yang signifikan dengan tekanan darah.
Article
Stain is a staining on the teeth caused by the attachment of food, drink, or other content, such as coffee. The habit of consuming coffee is one of the factors that cause stains due to caffeine contained in coffee. The purpose of this study was to determine the relationship between coffee consumption habits and the occurrence of stains on teeth. This type of research is analytic with a cross sectional research design which was carried out in March 2022 on 50 respondents with a sampling technique using purposive sampling technique. The habit of consuming coffee was obtained through interviews using a questionnaire, while stains on teeth were obtained through direct examination results. The results of univariate data showed that most of the respondents had stains with moderate criteria, namely 25 respondents (50%). The results of the Somers'd gamma test showed that there was a relationship between the length and amount of coffee consumed and the occurrence of stains, namely p < 0.05 and there was no relationship between the type of coffee consumed and the occurrence of stains, namely p > 0.05.
Article
Hypertension is a health problem in the world and in Indonesia. In Indonesia, the incidence of hypertension is quite high in both old and young people. One of the factors that can be the cause of high cases of hypertension can be high coffee consumption. In Indonesia, people in general have a habit of consuming coffee, both from old and young ages. This condition may increase the risk of developing hypertension. Knowing the relationship between coffee consumption habits and the degree of hypertension in the West Pontianak Public Health Center 1 area. Analytical descriptive using a cross-sectional design. The sampling technique is non-probability sampling with purposive sampling method with a total of 107 respondents. Statistical analysis uses the chi square test. Based on the results of the study, it was found that the value of p = 0.000 was that there was a relationship between coffee consumption habits and the degree of hypertension in the Perumnas 1 Health Center, West Pontianak. The habit of consuming coffee can be a risk factor for the cause of hypertension. The need to reduce coffee consumption in preventing cases of hypertension through the application of a healthy life. Keywords: Coffe, Hypertension ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu permasalahan kesehatan di dunia maupun di Indonesia. Di Indonesia, angka kejadian hipertensi cukup tinggi baik pada usia tua maupun muda. Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab tingginya kasus hipertensi dapat berupa tingginya konsumsi kopi. Di Indonesia, masyarakat secara umum memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi baik dari usia tua maupun muda. Kondisi ini yang mungkin dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. Mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi kopi dengan derajat hipertensi di wilayah Puskesmas Perumnas 1 Pontianak Barat. Deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Adapun teknik sampling yaitu non probability sampling dengan metode purposive sampling dengan jumlah responden 107. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p=0,000 yaitu ada hubungan antara kebiasaan konsumsi kopi dengan derajat hipertensi di wilayah Puskesmas Perumnas 1 Pontianak Barat. Kebiasaan mengkonsumsi kopi dapat menjadi salah satu faktor resiko penyebab kejadian hipertensi. Perlunya mengurangi mengkonsumsi kopi dalam pencegahan kasus hipertensi melalui penerapan hidup sehat. Kata Kunci: Kopi, Hipertensi
Article
Full-text available
Objective: To perform a dose-response meta-analysis of prospective cohort studies investigating the association between long-term coffee intake and risk of hypertension. Methods: An online systematic search of studies published up to November 2016 was performed. Linear and non-linear dose-response meta-analyses were conducted; potential evidence of heterogeneity, publication bias, and confounding effect of selected variables were investigated through sensitivity and meta-regression analyses. Results: Seven cohorts including 205,349 individuals and 44,120 cases of hypertension were included. In the non-linear analysis, there was a 9% significant decreased risk of hypertension per seven cups of coffee a day, while, in the linear dose-response association, there was a 1% decreased risk of hypertension for each additional cup of coffee per day. Among subgroups, there were significant inverse associations for females, caffeinated coffee, and studies conducted in the US with longer follow-up. Analysis of potential confounders revealed that smoking-related variables weakened the strength of association between coffee consumption and risk of hypertension. Conclusions: Increased coffee consumption is associated with a modest decrease in risk of hypertension in prospective cohort studies. Smoking status is a potential effect modifier on the association between coffee consumption and risk of hypertension.
Article
Full-text available
Abstract Coffee consists of several biological active compounds, such as caffeine, diterpenes, chlorogenic acids, and melanoidins, which may affect human health. The intake of each compound depends on the variety of coffee species, roasting degree, type of brewing method and serving size. The bioavailability and the distribution of each compound and its metabolites also contribute to coffee mechanisms of action. The health benefits of coffee consumption regarding cardiovascular system and metabolism mostly depend on its antioxidant compounds. In contrast, diterpenes and caffeine may produce harmful effects by raising lipid fraction and affecting endothelial function, respectively. Studying the mechanism of action of coffee components may help understanding weather coffee's impact on health is beneficial or hazardous. In this article, we reviewed the available information about coffee compounds and their mechanism of action. Furthermore, benefits and risks for cardiovascular system associated with coffee consumption will be discussed.
Key findings Data from the National Health and Nutrition Examination Survey
  • C D Fryar
  • Y Ostchega
  • C M Hales
  • G Zhang
  • D Kruszon-Moran
Fryar, C. D., Ostchega, Y., Hales, C. M., Zhang, G., & Kruszon-Moran, D. (2015). Key findings Data from the National Health and Nutrition Examination Survey. Hypertension Prevalence and Control Among Adults: United States, 289, 2015-2016.
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Masyarakat Penderita Hipertensi di Wilayah Tlogosuryo Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
  • Ardiyani Hasanudin
  • V M Perwiraningtyas
Hasanudin, Ardiyani, V. M., & Perwiraningtyas, P. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Masyarakat Penderita Hipertensi di Wilayah Tlogosuryo Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Journal Nursing News, 3 Nomor 8, 787-799. https://doi.org/10.1021/BC049898Y
World Consumtion Coffee
International Coffee Organization. (2019). World Consumtion Coffee, 5-6.
High Blood Pressure. National Heart, Lung, and Blood Institute
  • Nhlbi
NHLBI. (2019). High Blood Pressure. National Heart, Lung, and Blood Institute. Retrieved from https://www.nhlbi.nih.gov/healthwww. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ ISSN 2088-673X | 2597-8667
Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin
  • T Novitaningtyas
Novitaningtyas, T. (2014). Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan)