ArticlePDF Available

REFORMULASI KURIKULUM DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN PRODI PAI FTK UIN AR-RANIRY

Authors:

Abstract

Advances in science and technology education foreshadowed today goes along with the development and progress of society. This is a challenge in improving the quality, relevance and effectiveness of education are significantly implicated in the school curriculum, not to mention the Islamic Religious Education Studies Program (PAI) in the Faculty of MT and Teaching LPTK Ar-Raniry UIN. One effort that can be done to meet these demands is to organize the curriculum reformulation planned, directed, and sustainable. Based on the researchers formulate research questions is how the match between the curriculum department of PAI with the competencies required by the user of graduates and the needs of the market? This research is a field, and in the elaboration using qualitative descriptive analysis. The data and information obtained from the field described qualitatively. Data collection techniques using triangulation technique that combines the results of (1) interviews with faculty experts in the field of curriculum PAI and stakeholders, (2) the results / response to a questionnaire given to users of alumni and alumni Prodi PAI and (3) study the documentation. Sampling using purposive sampling technique, namely sampling aims. Qualitative data analysis using a model of Miles and Huberman. The results obtained are: curriculum PAI comprehensive study program in accordance with the competence of graduates, ie core competencies is good only on competencies that support needs to be improved further; competence of graduates are in accordance with the needs of the market, but there is still a skill that needs to be improved as operate equipment technology, upgrading Arabic and English, deepening the practice of worship and entrepreneurship.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
310
REFORMULASI KURIKULUM
DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN
PRODI PAI FTK UIN AR-RANIRY
Safrina Ariani dan Elviana
1
Abstract
Advances in science and technology education foreshadowed today
sejalandengan the development and progress of society. This is a
challenge in improving the quality, relevance and effectiveness of
education are significantly implicated in the school curriculum, not
to mention the Islamic Religious Education Studies Program (PAI)
in the Faculty of MT and Teaching LPTK Ar-Raniry UIN. One effort
that can be done to meet these demands is to organize the
curriculum reformulation planned, directed, and sustainable. Based
on the researchers formulate research questions is how the match
between the curriculum department of PAI with the competencies
required by the user of graduates and the needs of the market? This
research is a field, and in the elaboration using qualitative
descriptive analysis. The data and information obtained from the
field described qualitatively. Data collection techniques using
triangulation technique that combines the results of (1) interviews
with faculty experts in the field of curriculum PAI and
stakeholders, (2) the results / response to a questionnaire given to
users of alumni and alumni Prodi PAI and (3) study the
documentation. Sampling using purposive sampling technique,
namely sampling aims. Qualitative data analysis using a model of
Miles and Huberman. The results obtained are: curriculum PAI
comprehensive study program in accordance with the competence
of graduates, ie core competencies is good only on competencies
that support needs to be improved further; competence of
graduates are in accordance with the needs of the market, but there
is still a skill that needs to be improved as operate equipment
technology, upgrading Arabic and English, deepening the practice
of worship and entrepreneurship.
Abstrak
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mewarnai dunia
pendidikan dewasa ini sejalandengan perkembangan dan
_____________
1
Prodi PAI FITK UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
311
kemajuan masyarakat. Hal ini merupakan tantangan dalam
peningkatan mutu, relevansi dan efektivitas pendidikan yang
berimplikasi secara nyata pada kurikulum sekolah, tak
terkecualiProgram Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi tuntutan tersebut
adalah dengan mengadakan reformulasi kurikulum secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan. Berdasarkan hal
tersebut peneliti merumuskan pertanyaan penelitian yaitu
bagaimana kesesuaian antara kurikulum prodi PAI dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh pengguna alumni dan
kebutuhan pasar? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan,
dan dalam penjabarannya menggunakan Analisis Deskriptif
Kualitatif. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan
dideskripsikan secara kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik triangulasi yaitu memadukan hasil (1)
wawancara dengan dosen ahli di bidang kurikulum PAI dan
Stakeholder, (2) hasil/respon angket yang diberikan kepada
Pengguna alumni dan alumni Prodi PAI dan (3) studi dokumentasi.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel bertujuan. Analisis data kualitatif meng-
gunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian yang
diperoleh yaitu: kurikulum prodi PAI secara komprehensif sesuai
dengan kompetensi lulusan, yaitu kompetensi utama sudah baik
hanya pada kompetensi pendukung yang perlu ditingkatkan lagi;
kompetensi lulusan sudah sesuai dengan kebutuhan pasar, namun
masih ada keterampilan yang perlu ditingkatkan seperti
mengoperasikan peralatan teknologi, peningkatan kemampuan
Bahasa Arab dan Inggris, pendalaman praktek ibadah dan
entrepreneurship.
Kata Kunci: Kurikulum PAI, Kompetensi Lulusan
A. Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mewarnai dunia
pendidikan dewasa ini. Tantangan tentang peningkatan mutu, relevansi
dan efektivitas pendidikan sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
masyarakat, berimplikasi secara nyata pada kurikulum sekolah, tak
terkecuali Lembaga Perguruan Tingkat Keguruan Program Studi
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
312
Pendidikan Agama Islam (PAI)
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Ini sesuai dengan Undang-
Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989, yang
sarat dengan tuntutan yang mendasar karena harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi
dan efisiensi manajemen pendidikan menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan tuntutan lokal, nasional, dan global.
3
Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi tuntutan tersebut
adalah dengan mengadakan reformulasi kurikulum secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan.
Menurut E. Mulyasa, dalam setiap pengembangan kurikulum
harus memperhatikan kebutuhan dan tren-tren yang sedang berkembang
di masyarakat, dan melibatkan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang,
seperti ahli bidang studi/mata kuliah, ahli kurikulum, ahli teknologi
pendidikan, ahli bahasa, dan lain-lain. E. Mulyasa menambahkan,
perubahan kurikulum, idealnya berangkat dari kompetensi para lulusan
sebagai hasil analisis berbagai kebutuhan dalam masyarakat, baik
kebutuhan untuk hidup, bekerja, maupun untuk mengembangkan diri
sesuai dengan pendidikan seumur hidup.
4
Menurut Dikti ada 2 alasan perubahan kurikulum, yaitu aspek
internal dan aspek eksternal.Aspek internal yaitu tradisi peninjauan
kurikulum setiap 4-5 tahun sekali, perubahan visi dan misi, perubahan
aturan lembaga, perubahan kebutuhan mahasiswa dan keinginan dari
_____________
2
Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry adalah prodi tertua yang lahir bersamaan
dengan lahirnya Fakultas Tarbiyah pada tanggal 15 Desember 1963, dan diresmikan oleh
menteri Agama RI, K.H. Saifuddin Zuhri. Dalam kurun waktu 50 tahun, prodi PAI telah
menghasilkan puluhan ribu lulusan sarjana S-1 PAI.Sebagian besar lulusan tersebut telah
tersebar sebagai guru di sekolah-sekolah/madrasah-madrasah di Provinsi Aceh.(Tim
Penyusun Prodi PAI, Izin Perpanjangan Prodi PAI 2012, (Banda Aceh, t.p. 2012), hal. 1.
3
Masnur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), hal. 1.
4
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar,(Bandung: Rosdakarya, 2006), hal. 4-5.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
313
penyelenggara. Sedangkan aspek eksternal yaitu pengembangan IPTEK,
perkembangan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan,
kecenderungan masa depan.
5
Sejak tahun 2007-2011, Prodi PAI sudah melakukan pembaharuan
beberapa mata kuliah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa PAI pada saat
itu. Dalam masa tersebut, terjadi penghapusan mata kuliah, dengan
pertimbangan overlape dengan mata kuliah yang lain. Di samping itu, juga
terdapat penambahan bobot SKS maupun mata kuliah, karena dipandang
urgen dan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.Namun upaya reformulasi
kurikulum berupa matakuliah di Prodi PAI masih belum sempurna,
karena pada saat prodi PAI belum menjajaki pendapat dari alumni dan
pengguna alumni tentang kompetensi alumni PAI.
Hal ini dikuatkan oleh pendapat Muhaimin ada banyak alasan
yang menyebabkan kelemahan kurikulum PTAI yaitu:
(1) Kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat; banyak
program studi yang tidak diminati masyarakat tetap
dipertahankan.(2) kurang efektif yakni tidak menjamin
dihasilkannya lulusan yang sesuai dengan harapan. (3) kurang
efisien yakni banyaknya mata kuliah dan SKS tidak menjamin
dihasilkannya lulusan yang sesuai dengan harapan, (4) kurang
fleksibel yakni PTAI kurang berani secara kreatif dan bertanggung
jawab mengubah kurikulum guna menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat(setempat, Nasional atau global), (5) readibiliti rendah,
tidak komunikatif (bisa menimbulkan banyak tafsir). (6) hanya
berupa deretan mata kuliah, (7) berbasis (berfokus) matakuliah/
penyampaian materi, bukan pada tujuan kurikuler/hasil
_____________
5
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DIRJEN DIKTI KEMENDIKBUD,
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi, (Jakarta: DIKTI, 2012), hal. 6.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
314
belajar/mutu lulusan, dan (8) hubungan fungsional mata kuliah
mengaju pada tujuan kurikuler yang kurang jelas.”
6
Terkait dengan kompetensi para lulusan di lapangan, terdapat
temuan yang harus segera ditindaklanjuti. Berdasarkan hasil tracer studi
yang disebarkan pada akhir tahun 2011 dan awal 2012, kompetensi para
lulusan PAI FITK UIN Ar-Raniry pada bidang-bidang tertentu masih
sangat rendah, seperti penguasaan Bahasa Arab dan Inggris, komputer,
soft skill, dan lain-lain. Berdasarkan analisis terhadap kurikulum PAI 2011,
mata kuliah yang membekali mahasiswa dengan skill dan keterampilan
dalam menulis karya ilmiah juga masih sangat kurang.Selain itu, dari
hasil tes baca Al-Qur’an dan hasil analisis kegiatan tahsin dan tahfizh Al-
Qur’an yang dikelola oleh Lab. PAI, ternyata masih banyak mahasiswa
PAI yang belum baik bacaan Al-Qur’annya.Dari 196 mahasiswa baru
angkatan 2012/13, 106 (54%) di antaranya harus mengikuti pembinaan
baca Al-Qur’an.
7
Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan suatu penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang mata kuliah yang dibutuhkan di
lapangan sehingga kurikulum yang dihasilkan relevan dengan konteks
kekinian, dan alumni PAI memiliki kompetensi yang seimbang antara
penguasaan materi dengan kemampuan berbahasa dan kecakapan
penggunaan IT dalam aplikasi pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:Bagaimanakah
kesesuaian antara kurikulum prodi PAI dengan kompetensi yang
dibutuhkan oleh pengguna alumni dan kebutuhan pasar?
_____________
6
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islamdi Sekolah, Madrasah
dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 221.
7
Hasil Tes Kemampuan Baca Al-Qur'ān Mahasiswa Baru (2012) Prodi PAI yang
diselenggarakan oleh Lab. Prodi PAI pada Tanggal4 Desember 2012.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
315
B. Kerangka Konseptual
1. Prinsip-prinsip dan Prosedur Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Suatu kurikulum diharapkan dapat menjadi landasan, isi, serta
pedoman bagi pengembangan kemampuan mahasiswa secara optimal
sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.
Menurut Wina Sanjaya, agar kurikulum dapat berfungsi sebagai
pedoman, maka ada sejumlah prinsip umum dalam proses
pengembangannya.
1) Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal dan relevansi
eksternal.Relevansi internal, maksudnya setiap kurikulum harus memiliki
keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara
tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian untuk belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan mahasiswa untuk
dapat hidup dan bekerja dalam masyarakat. Dengan demikian, apa yang
tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan mahasiswa untuk
tugas tersebut.
2) Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum bersifat fleksibel atau lentur.Artinya kurikulum harus
bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.Kurikulum yang baik
adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadi penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu, maupun kemampuan dan latar
belakang anak.
3) Prinsip Kontinuitas
Yaitu adanya kesinambungan antara materi pada berbagai jenjang
dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran, perlu
dihindari pengulangan-pengulangan materi yang memungkinkan
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
316
program pengajaran tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan
komunikasi dan kerja sama antara para pengembang kurikulum sekolah
dasar, dengan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
4) Efektivitas
Ada dua prinsip efektivitas dalam pengembangan kurikulum.
Pertama, efektivitas yang berhubungan dengan kegiatan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Kedua, efektivitas kegiatan mahasiswa
dalam melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan dan waktu
yang ditetapkan.
5) Prinsip Efisiensi
Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya juga murah.Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan
dalam segala keterbatasan.Suatu kurikulum, jika menuntut peralatan,
sarana dan prasarana yang sangat khusus, serta mahal pula harganya,
maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar dilaksanakan.Dengan
demikian, kurikulum bukan hanya harus ideal, tetapi juga praktis.
8
b. Prosedur Penyusunan/Pengembangan Kurikulum
Penyusunan/pengembangan kurikulum didasarkan atas tiga
tahapan proses, yaitu:
1) Perumusan Masalah,
2) Penyusunan Struktur dan Organisasi Kurikulum,
3) Implementasi dan Evaluasi.
Ketiga tahapan proses tersebut merupakan suatu siklus proses
interaktif, yaitu keluaran dari setiap tahap dievaluasi terlebih dahulu,
untuk kemudian digunakan sebagai masukan pada tahap berikutnya.
_____________
8
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran; Teoridan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 39-42. Nana
Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 150-152.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
317
1) Tahap Perumusan Masalah
Pada tahap ini diperlukan masukan berupa visi program studi dan
kebutuhan stakeholdersyang terdiri atas kebutuhan Industri, kebutuhan
masyarakat, dan kebutuhan profesional.
a) Pernyataan Visi, adalah uraian tentang tujuan lembaga di masa
depan. Karena itu, visi program studi memberikan arah tentang
tujuan yang akan dicapai oleh kurikulum program studi yang
disusun/dikembangkan tersebut. Praktik baik penyusunan visi
program studi telah diuraikan dalam Buku I Proses
Pembelajaran.
b) Industri, adalah persyaratan dari lapangan kerja terhadap
tingkat pengetahuan
c) Keterampilan dan kompetensi dari lulusan.
d) Kebutuhan Masyarakat, adalah persyaratan tentang peran dan
tanggungjawab lulusan, serta dampak ilmu dan/atau teknologi
terhadap pembangunan masyarakat.
e) Kebutuhan Profesional, adalah persyaratan tentang kompetensi
lulusan yang ditetapkan oleh organisasi profesi, dan kriteria
program pendidikan menurut organisasi profesi.
f) Hasil evaluasi atas kurikulum yang berlaku, yang menentukan
sejauh mana kurikulum yang berlaku tersebut masih memenuhi
sasaran dan tujuan program studi, dapat digunakan sebagai
umpan balik dalam penyusunan/pengembangan kurikulum.
Untuk mengetahui kebutuhan stakeholders, perlu dilakukan studi
pelacakan (tracer study). Setiap program studi dapat menetapkan metode
pelacakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki
2) Tahap Penyusunan Struktur dan Organisasi Kurikulum
Pada tahap ini diperlukan masukan berupa keluaran dari tahap
perumusan masalah berupa pernyataan tujuan pendidikan dan
kompetensi lulusan ditambah dengan berbagai masukan berupa:
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
318
a) Ranah Ilmu
Ranah ilmu adalah cakupan pengetahuan dari program studi atau
kelompok keilmuan.Ranah ilmu memuat prinsip-prinsip keilmuan serta
aplikasi praktisnya.
b) Karakteristik Mahasiswa
Program studi harus mampu mengakomodasi karakteristik
mahasiswa. Karakteristik mahasiswa yang perlu diakomodasi antara lain
kebiasaan/cara belajar, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan jumlah
mahasiswa pada program studi.
c) Akreditasi
Kriteria dan prosedur akreditasi dari badan akreditasi, misalnya
BAN-PT, perlu diperhatikan pada perancangan/ pengembangan
kurikulum.
d) Sumber Daya (resources)
Kurikulum harus mempertimbangkan sumber daya dan prasarana-
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan kurikulum.
e) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat memperkuat proses pembelajaran,
yang juga mempengaruhi rancangan kurikulum, metode pembelajaran,
prosedur penilaian, dan teknologi pembelajaran yang digunakan.
Pengaruh metode pembelajaran tersebut akan nampak pada rincian
rancangan kurikulum, yaitu pada rancangan silabus untuk menjamin
perolehan hasil pembelajaran (learning outcomes) dari setiap matakuliah.
9
2. Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris, competence, yang berarti 1)
kecakapan, kemampuan, kompetensi, 2) wewenang.
10
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kompeten bermakna, cakap atau mengetahui.
_____________
9
DIKTI, Buku 2: Kurikulum Program Studi, hal. 11 16.
10
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia, 2005), hal. 132.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
319
Sedangkan kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu hal.
11
Secara terminologis, menurut E. Mulyasa, kompetensi merupakan
perpaduan dari pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Lebih lanjut, E.
Mulyasa mengutip Finch dan Crunkilton mengartikan kompetensi
seabagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
12
Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap
dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan pekerjaan
tertentu.Dengan demikian terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas
yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang
diperlukan oleh kerja.
13
Dalam KMA 353 tahun 2004 dijelaskan bahwa kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
14
Aspek-aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep
kompetensi adalah:
1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,
misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi
kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran
terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
_____________
11
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2003), hal. 584.
12
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implimentasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 38
13
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hal. 38.
14
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 353 Tahun 2004, hal.
33.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
320
2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif
yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan
melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik
tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu
untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan
membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar
kepada peserta didik.
4) Nilai (value); adalah suatu standar prilaku yang telah diyakini dan
secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya
standar prilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan,
demokratis, dan lain-lain)
5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka tidak
suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari
luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap
kenaikan upah/gaji, dan sebagainya.
6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau
melakukan sesuatu.
15
3. Standar Kompetensi Lulusan PTAI
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
16
_____________
15
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hal. 39.
16
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 91.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
321
Muhaimin, dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Islam, menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah
seperangkat kompetensi lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan
hasil belajar peserta didik.Standar ini harus dapat diukur dan diamati
untuk memudahkan pengambilan keputusan bagi dosen, tenaga
kependidikan lain, peserta didik, orang tua, dan penentu kebijaksanaan.
17
Adapun tujuan Standar Kompetensi Lulusan adalah sebagai
berikut:
a. Mewujudkan standar nasional dan standar institusional
kompetensi lulusan
b. Memberikan acuan dalam merumuskan kriteria, kerangka dasar
pengendalian, dan quality assurance (jaminan mutu) lulusan.
c. Memperkuat profesionalisme lulusan melalui standarisasi lulusan
secara nasional dengan tetap memperhatikan tuntutan
institusional, yaitu mewujudkan visi dan misi PTAI.
18
Menurut Kepmendiknas 045/U/2002, bahwa kompetensi yang
diharapkan dari lulusan sarjana S1 adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi utama, yaitu merupakan core competencies yang
diharapkan dikuasai oleh lulusan dari bidang studi tersebut yang
kemudian disebut kurikulum inti.
b. Kompetensi pendukung, yaitu merupakan kompetensi-kompetensi
yang dibutuhkan untuk menunjang core competencies yang
diharapkan.
c. Kompetensi lain, yaitu kompetensi yang dianggap perlu untuk
melengkapi kedua kompetensi di atas.
Sebagaimana dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia no. 19 tahun 2005 tentang: Standar Nasional Pendidikan (SNP),
bahwa: Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan
_____________
17
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam: di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 230.
18
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, hal. 230.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
322
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan SKL tersebut berfungsi
sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik pada setiap
satuan pendidikan; rujukan untuk penyusunan standar-standar
pendidikan lain; dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan
secara mendasar dan holistik pada setiap jenjang pendidikan.
19
Namun sedikit berbeda, dalam Keputusan Menteri Agama Nomor
353 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi Agama Islam Pasal 9, dijelaskan bahwa Kompetensi Lulusan
dikelompokkan menjadi empat kompetensi yaitu: kompetensi dasar,
kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya.
a. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap
mahasiswa sebagai dasar bagi kompetensi utama, kompetensi
pendukung, dan kompetensi lainnya;
b. Kompetensi utama adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap
mahasiswa sesudah menyelesaikan pendidikannya di suatu
program studi tertentu;
c. Kompetensi pendukung adalah kompetensi yang diharapkan
dapat mendukung kompetensi utama;
d. Kompetensi lainnya adalah kompetensi yang dianggap perlu
dimiliki oleh mahasiswa sebagai bekal mengabdi di masyarakat,
baik yang terkait langsung maupun yang tidak terkait.
20
Setiap kompetensi terdiri dari unsur pengetahuan, sikap,
ketrampilan, dan nilai-nilai. Kompetensi-kompetensi tersebut diperlukan
untuk:
a. Memberikan basic competencies ilmu-ilmu keislaman sebagai ciri
khas dari PTAI, serta ilmu-ilmu dasar lainnya yang menjadi
landasan dalam pengembangan keahlian dari prodi-prodi yang
ada;
_____________
19
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hal. 90.
20
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 353 Tahun 2004, hal.
40.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
323
b. Memberikan kemampuan adaptasi terhadap ketidakpastian
lapangan kerja, sifat cpekerjaan, dan perkembangan
masyarakat yang semakin tidak menentu;
c. Mengantisipasi pekerjaan dengan persyaratan kompetensi yang
sifatnya kompetitif dan tidak mengenal batas-batas fisik wilayah,
negara dan pemerintahan;
d. Memfasilitasi proses pendidikan sepanjang hayat, dalam bentuk
proses belajar menemukan dan method of inquiry seseorang.
21
Untuk mewujudkan fungsinya sebagai calon pengkaji Islam,
pengembang dakwah Islam sesuai dengan keahlian/program studi yang
ditekuni, dan kader ulama intelek profesional, maka lulusan PTAI harus
memiliki kompetensi lulusan PTAI harus memiliki kompetensi lulusan
yang dikelompokkan ke dalam beberapa rumpun, sebagai berikut:
a. Pengembangan kepribadian dan sikap, baik sebagai warga negara
Indonesia dan warga global
b. Penguasaan keterampilan berbahasa, yang meliputi: (1)
keterampilan berbahasa Indonesia yang benar dan baik, terutama
dalam menyajikan isi pikiran secara lisan dengan sistematis dan
mudah dipahami, serta menulis karya ilmiah secara sistematis dan
sesuai dengan standar yang baku; (2) keterampilan berbahasa Arab
dan Bahasa Inggris, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
memahami isi buku teks berbahasa Arab dan berbahasa Inggris,
serta berkomunikasi dengan orang asing.
c. Penguasaan pokok-pokok Ilmu Pengetahuan Sosial, ekonomi,
politik, IPA, dan budaya (humaniora).
d. Penguasaan dasar-dasar ilmu keislaman, baik yang normatif
maupun empiris, sebagai landasan dan pendasaran, serta
pendekatan dalam mempelajari bidang-bidang studi yang
_____________
21
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, hal. 229-230; Arief Furqan
dkk, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Perguruan Tinggi Agama Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 17-18.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
324
dikembangkan di PTAI, serta pemahaman dan penyesuaian
substansi keahlian yang bersangkutan dengan perspektif ajaran dan
nilai-nilai Islam.
e. Penguasaan keterampilan memanfaatkan alat-alat teknologi,
terutama kemampuan dalam memilih, mengoperasikan dan
memelihara perangkat teknologi.
f. Kemampuan memanfaatkan pengalaman hidup di ma’had dalam
rangka pengembangan dirinya sebagai calon pengkaji Islam,
pengembang dakwah Islam sesuai dengan keahliannya, dan kader
ulama intelek profesional.
22
Rumpun kompetensi di atas dapat dijabarkan dalam butir-butir
kompetensi lulusan sebagai berikut:
Rumpun 1:Pengembangan kepribadian dan sikap
(1) Pengembangan kepribadian dan sikap sebagai warga negara
Indonesia dan warga global
(2) Pengembangan kepribadian dan sikap sebagai orang Islam
(3) Pengembangan kepribadian dan sikap sebagai mahasiswa
Muslim
Rumpun 2: Penguasaan keterampilan berbahasa
(1) Penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia yang benar
dan baik
(2) Penguasaan keterampilan berbahasa Arab
(3) Penguasaan keterampilan berbahasa Inggris
Rumpun 3:Penguasaan pokok-pokok atau dasar-dasar ilmu pengetahuan
sosial, ekonomi, politik, IPA dan budaya (humaniora)
(1) Mengausai konsep dasar ilmu penngetahuan sosial dan
memanfaatkannya sebagai landasan dalam: (a)
pengembangan kemampuan berpikir, bertindak dan
memanaj sosial, serta pengembangan hubungan
_____________
22
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., hal. 246-247.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
325
interpersonal yang harmonis; (b) pemahaman ajaran Islam
yang terkait dengan masalah sosial
(2) Menguasai konsep dasar ekonomi dan memanfaatkannya
sebagai landasan dalam: (a) pengembangan kemampuan
berpikir, bertindak dan memanaj secara ekonomis, serta
mengoptimalkan penggunaan berbagai sumber yang
bervariasi; (b) pemahaman ajaran Islam yang terkait dengan
masalah ekonomi.
(3) Menguasai konsep dasar ilmu politik dan memanfaatkannya
sebagai landasan dalam: (a) pengembangan kemampuan
berpikir, bertindak dan memanaj secara politik dan
meningkatkan win-win outcomes (hasil yang sama-sama
menang) dalam situasi persaingan sumber daya dan
kepentingan; (b) pemahaman ajaran Islam yang terkait
dengan masalah politik.
(4) Menguasai konsep dasar IPA dan memanfaatkan sebagai
landasan dalam: (a) pengembangan kemampuan berpikir
tentang alam, bertindak terhadap alam, mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam yang bermacam-macam;
(b) pemahaman ajaran Islam yang terkait dengan alam
semesta.
(5) Menguasai konsep dasar ilmu budaya dasar dan
memanfaatkannya sebagai landasan dalam pengembangan
kemampuan berpikir, bertindak dan memanaj secara
kultural, mengoptimalkan penggunaan berbagai aset
multikultural, serta mengkreasi nilai-nilai baru dalam
perspektif Islam.
Rumpun 4: Penguasaan dasar-dasar ilmu keislaman baik yang normatif
maupun empiris.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
326
(1) Menguasai konsep ilmu Al-Qur’an dan hadits serta menggali
kandungan dan substansi ajarannya yang melandasi
pengembangan keahlian pada program studi.
(2) Menguasai substansi dan metodologi pemikiran Islam di
bidang tauhid (kalam), filsafat Islam dan akhlak/tasawuf,
serta memanfaatkannya untuk pengembangan kepribadian
sebagai mahasiswa Muslim atau calon lulusan yang hendak
mengembangkan keahliannya.
(3) Menguasai substansi dan metodologi fiqh serta mampu
menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalankan ajaran
Islam dan memanfaatkannya untuk memecahkan masalah
fiqhiyah yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.
(4) Menguasai substansi dan metodologi sejarah peradaban
Islam serta mampu mengambil ibrah dan memanfaatkannya
untuk pengembangan keahlian pada program studinya
Rumpun 5: Penguasaan keterampilan memanfaatkan alat-alat teknologi
(1) Penguasaan keterampilan komputer
(2) Penguasaan keterampilan alat teknologi lainnya (OHP, LCD
dan lain-lain)
Rumpun 6: Pengalaman hidup di ma’had
Pemanfaatan pengalaman hidup di ma’had dalam rangka
pengembangan dirinya sebagai calon pengkaji Islam,
pengembang dakwah Islam sesuai dengan keahliannya, dan
kader ulama profesional melalui pengalaman-pengalaman
belajar yang dikembangkan di ma’had.
23
C. Metode Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah dosen ahli di bidang kurikulum
PAI di FITK UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Stakeholder, pengguna alumni
_____________
23
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., hal. 247-250.
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
327
dan alumni prodi PAI. Sedangkan data pada penelitian ini berasal dari
hasil wawancara, respon angket, dan juga dari analisis dokumen dari
arsip-arsip di prodi PAI.
Alat ukur yang digunakan adalah pedoman wawancara, butir soal
angket dan dokumen.
Prosedur pelaksanaan penelitian lapangan ini menggunakan
metode deskriptif analisis kualitatif yang bertujuan untuk memecahkan
masalah secara faktual dan sistematis mengenai fakta-fakta yang ada
sekarang, yang berkaitan dengan opini atau pendapat para ahli.Subjek
penelitiannya adalah dosen ahli di bidang kurikulum PAI, Stakeholder,
Pengguna Alumni dan Alumni prodi PAI.Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
bertujuan.
24
Subjek penelitian yang dipilih sesuai dengan tujuan peneliti
yaitu subjek yang potensial dan bersedia untuk diwawancarai untuk
beberapa kali selama rentang waktu beberapa bulan.Kepada subjek yang
terpilih diajukan pertanyaan-pertanyaanyang berkenaan dengan
matakuliah-matakuliah yang perlu direvisi atau ditambah pada prodi PAI
sehingga menghasilkan alumni yang siap pakai.Analisis dokumentasi
diperlukan untuk menguatkan pernyataan-pernyataan dari subjek
penelitian dengan menganalisis arsip-arsip yang ada di prodi PAI.
Analisis dilakukan dengan menelaah fenomena-fenomena secara
keseluruhan, juga terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena
tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bersifat induktif/ kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data
display dan Conclusion/verification
25
. Model interaktif dalam analisis
data ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
_____________
24
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakaya,
2004), hal. 187.
25
Sugiono, Metode Penelitian…, hal. 401.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
328
Gambar 1.1. Interaktif Model
D. Hasil Penelitian
Kurikulum Prodi PAI secara komprehensif sudah sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh pengguna alumni, karena pada
kompetensi utama yang dimiliki oleh lulusan sudah baik.Lulusan sudah
mampu meningkatkan pengembangan materi, struktur, konsep, dan pola
pikir.Kurikulum PAI juga dapat membantu meningkatkan kemampuan
aplikasi teori, memiliki pengetahuan tentang Islam secara komprehensif,
memiliki pengetahuan Islam secara umum, beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia.Lulusan juga sudah memiliki sikap ilmiah, profesional,
dan kewirausahaan, serta sudah memiliki keterampilan berbahasa
Indonesia, keterampilan dalam berpikir dan softskill.Akan tetapi jika
dilihat pada komponen kompetensi pendukung masih perlu ditingkatkan
seperti kemampuan dalam menulis karya ilmiah, membuat modul-modul
dan bentuk pengembangan bahan ajar, bahkan dalam upaya membuat
semacam LKS (Lembar Kerja Siswa), keterampilan retorika, kemampuan
bersosialisasi dan saling menghormati, menghargai pendapat orang lain,
serta pemahaman teks Bahasa Arab dan Inggris.
Kompetensi lulusan sudah sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kurikulum sudah membantu lulusan dalam pekerjaan mereka.
Kurikulum yang diterapkan sudah dapat menghasilkan lulusan yang
Data
Collection
Data
Reduction
Conclusion
Data Display
Reformulasi Kurrikulum.... Safrina Ariani dan Elviana
329
dibutuhkan karena lulusan sudah mampu meningkatkan diri dalam
pengembangan teori, menjadi pribadi yang bersikap adaptif dengan
lingkungan sosial budaya, dapat berkomunikasi dengan rekan kerja,
membantu menjadi sosok pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa. Namun kemampuan berbahasa Inggris, Bahasa Arab dan
teknologi seperti mengoperasikan peralatan teknologi masih perlu
ditingkatkan. Selain itu peningkatan pada penguasaan materi PAI, serta
ilmu-ilmu pendukung lainnya seperti mampu menulis karya ilmiah,
praktek ibadah lebih mendalam, serta lulusan juga memiliki keterampilan
entrepreunership.
E. Daftar Pustaka
Arief Furchan, dkk, 2005. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Perguruan Tinggi Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dakir, 2004.Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka
Cipta.
David B. Guralnik (ed.), 1972. Webster’s New World Dictionary, 2nd College
Edition, Toronto, Canada: Nelson, Foster and Scott Ltd.
Dedi Mulyana, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif ,Bandung : Remaja
Rosdakaya.
DIKTI, Buku 2: Kurikulum Program Studi, h. 8 9.
http://akademik.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view
=article&id=124:buku-kurikulum-berbasis-
kompetensi&catid=57:buku-buku&Itemid=113, diakses tanggal 19 03
2013.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DITJEN DIKTI
KEMDIKBUT, 2012.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi,
Jakarta: DIKTI.
E. Mulyasa, 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
______, 2006.Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: Rosdakarya.
Iskandar, 2009.Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif), Jakarta ; Gaung Persada Press.
Jurnal Mudarrisuna, Volume 4, Nomor 2 (Juli Desember 2014)
330
Muhaimin, 2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek ,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Oemar Hamalik, 2008, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung:
Remaja Rosadakarya.
S. Nasution,2006. Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Subandijah, 1993.Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sugiono, 2009, Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Tim Revisi, Buku Panduan Program S-1 dan D-3 IAIN Ar-Raniry Tahun
Akademik 2011/2011, 2011, Banda Aceh : IAIN Ar-Raniry.
Wina Sanjaya, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
  • Dakir
Dakir, 2004.Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta.
  • Dedi Mulyana
Dedi Mulyana, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung : Remaja Rosdakaya.
  • Ditjen Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan
  • Dikti Kemdikbut
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DITJEN DIKTI KEMDIKBUT, 2012.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi, Jakarta: DIKTI.
Implementasi Kurikulum
  • E Mulyasa
E. Mulyasa, 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
______, 2006.Kurikulum yang Disempurnakan; Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: Rosdakarya.
Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif)
  • Iskandar
Iskandar, 2009.Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Jakarta ; Gaung Persada Press.
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi
  • Muhaimin
Muhaimin, 2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kurikulum dan Pengajaran
  • S Nasution
S. Nasution,2006. Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Pengembangan dan Inovasi Kurikulum
  • Subandijah
Subandijah, 1993.Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.