Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
108
Analisis pengaruh konsumsi, investasi dan tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
*Sri Sarmita Dewi; Erfit; Siti Aminah
Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi
*E-mail korespondensi: ssarmitadewi@gmail.com
Abstract
This research aims to find out how influence from free variable (household
consumption, investment and labor) to the dependent variable (economic growth).
Hypothesis testing the influence of household consumption, investment,and labor there
is a significant relationship to economic growth in the province of jambi, this is
adjusted to economic theory that economic growth will be explained by investment then
this can be proven by using the F-test (collectively) and t-test (partially) with a 95%
confidence level or significance level (α = 0.05). The result from data processing that:
1) The variable of domestic consumption had positive effect and significant to economic
growth; 2) The variable of investment has positive effect and significant to economic
growth; 3) The variable of labor had positifve effect and significant to economic growth
Keywords: Economic Growth, Household Consumption, Investment, Labor.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis perkembangan konsumsi rumah tangga,
investasi dan tenaga kerja Provinsi Jambi; 2) Menganalisis pengaruh konsumsi rumah
tangga, investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi; dan
3) Untuk menganalisis kebijakan yang dilakukan pemerintah Jambi dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan data runtun waktu
tahun 1995-2017. Metode desktriptif kuantitatif, analisis data yang digunakan yakni
analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tahun 1995-
2017 di peroleh hasil bahwa rata-rata perkembangan variabel konsumsi rumah tangga
sebesar Rp. 27.387,8 milyar, sedangkan variabel investasi sebesar Rp. 17.618,7 milyar
dan untuk variabel tenaga kerja sebesar 1.230,4 ribu jiwa. Berdasarkan pengolahan data
dengan menggunakan Eviews 9.0 diketahui bahwa: 1) Variabel konsumsi rumah tangga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi; 2) Variabel
investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi; 3)
Variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan pertumbuhan ekonomi.
Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi, Investasi, Tenaga Kerja.
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup
suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.
Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan nasional riil
juga untuk meningkatkan produktivitas (Irawan dan Suparmoko, 2002). Pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang (Boediono,
1985). Dari satu periode ke periode lainya kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini
disebabkan karena faktor-faktor produksi mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya (Sukirno, 2013). Pembangunan daerah diharapkan akan membawa dampak
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
109
positif pula terhadap pertumbuhan ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi pada periode tahun 2009-2014
cenderung meningkat secara terus menerus tiap tahunnya. Namun pada tahun 2015-
2017 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Laju pertumbuhan ekonomi
tertinggi terjadi pada tahun 2011 , laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun
2011 meningkat menjadi 8,54% setelah pada tahun sebelumnya hanya sebesar 7,35%.
Sebaliknya penurunan laju pertumbuhan ekonomi terjadi pada tahun 2012. Produk
Domestik Regional Bruto pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 18.963.518 Juta dan pada
tahun 2012 nilai dari Produk Domestik Regional Bruto adalah sebesar Rp. 20.373.533
Juta dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,44%. Namun untuk 2 tahun
selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami peningkatan setiap
tahunnya yaitu sebesar 7,88% pada tahun 2013 dan 7,90% pada tahun 2014. Sementara
pada tahun 2015-2017 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami penurunan dan
hanya berada diangka 4%.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dalam pembangunan
ekonomi. Dalam hal ini pengeluaran dalam bentuk konsumsi juga dapat dijadikan
sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Konsumsi
adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah
tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan tersebut. Dalam jangka panjang pola konsumsi dan tabungan sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi (Amir, 2007).
Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik diketahui bahwa pada
5 tahun terakhir tingkat konsumsi dari masyarakat Provinsi Jambi cenderung mengalami
kenaikan. Pada tahun 2012 tingkat konsumsi dari masyarakat naik sebesar 11,1% dari
tahun 2011 yang awalnya sebesar Rp. 37.924,9 milyar menjadi Rp. 42.753,3 milyar.
Selanjutnya pada tahun 2013 pertumbuhan tingkat konsumsi mengalami kenaikan
sebesar 13,3% yaitu menjadi Rp. 47.753,3 milyar. Sementara pada tahun 2014 tingkat
konsumsi naik sebesar 18,9% dengan konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 47.753,3
milyar. Peningkatan laju pertumbuhan konsumsi terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu
sebesar 18,9% dibanding tahun sebelumnya, pada tahun 2014 jumlah konsumsi rumah
tangga adalah sebesar Rp. 66.802,4 milyar.
Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap
bangsa. Ketiga faktor tersebut adalah: 1) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk
atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau
sumber daya manusia; 2) Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan
memperbanyak jumlah angkatan kerja; dan 3) Kemajuan teknologi (Todaro, 2003).
Investasi seringkali mengarah pada perubahan dalam keseseluruhan permintaan dan
mempengaruhi siklus bisnis, selain itu investasi mengarah kepada akumulasi modal
yang bisa meningkatkan output potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang (Samuelson, 2004).
Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik diketahui bahwa
investasi di Provinsi Jambi pada 8 tahun terakhir mengalami kenaikan pada tiap
tahunnya. Investasi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu Rp. 20.067,7 milyar
meningkat sebesar 47,1% dari tahun sebelumnya yang investasinya Rp. 13.643,3
milyar, untuk tahun selanjutnya investasi di Provinsi mengalami kenaikan dibanding
tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 investasi meningkat sebesar 39,2% dengan realisasi
investasi sebesar Rp. 27.939 milyar. Pada tahun 2013 meskipun peningkatan yang
terjadi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya namun angka dari investasi cukup tinggi
yaitu sebesar Rp. 37.169,8 milyar dengan kenaikan sebesar 33% dibanding tahun 2012.
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
110
Sementara pada tahun 2017 laju penurunan investasi mengalami penurunan sehingga
hanya mengalami laju pertumbuhan investasi sebesar -7,7%.
Modal pembangunan yang penting selain investasi adalah sumber daya manusia.
Dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan diikuti dengan tingkat pendidikan yang
tinggi serta memiliki skill yang bagus akan mampu mendorong laju pertumbuhan
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan meningkatkan produksi, yang juga
akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang
cepat mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek
pembangunan semakin jauh. Namun jumlah penduduk yang banyak tidak selalu
menjadi masalah bagi pemerintah jika memeliki tingkat pendidikan yang tinggi serta
kemampuan yang cukup (Todaro, 2000). Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia
kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang
dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan
jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Mulyadi, 2003).
Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik diketahui bahwa pada 8
tahun terakhir angka dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di Provinsi Jambi
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 hingga ketahun 2013 perkembangan dari tenaga
kerja cenderung mengalami penurunan dan pada tahun 2014-2017 mengalami
peningkatan. Penurunan perkembangan tenaga kerja yang paling rendah terjadi pada
tahun 2013. Penurunan terjadi sebesar -2,9% dari tahun 2012 yaitu dari 1.423,6 ribu
jiwa menjadi 1.382,5 ribu jiwa. Begitu pula pada tahun 2012 perkembanaan dari tenaga
kerja Provinsi Jambi juga mengalami penurunan sebesar -0,8% dari tahun 2011
sebanyak 1.434,9 ribu jiwa menjadi 1.423,6 ribu jiwa. Selanjutnya pada satu tahun
terakhir perkembangan dari tenaga kerja mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu
sebesar 7,8% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 1.382,5 ribu jiwa menjadi 1.491
ribu jiwa. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini
menganalisis tentang pengaruh konsumsi rumah tangga, investasi dan tenaga kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi.
METODE
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif periode waktu 1995-2017. Data sekunder yang dimaksud adalah data
yang sudah dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak pertama (Suseno, 1993).
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan antara lain data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) ADHK 2000, data konsumsi rumah tangga, data penanaman
modal dalam negeri (PMDN), data Penanaman Modal Asing (PMA), dan data tenaga
kerja yang bekerja periode tahun 1995-2017.
Sumber Data
Bersumber dari instansi pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik berupa data
Pertumbuhan Ekonomi, data konsumsi rumah tangga, data investasi berupa data
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), dan data
tenaga kerja Provinsi Jambi periode tahun 1995-2017. Sedangkan data kualitatif
meliputi beberapa hasil studi kepustakaan dan artikel yang berguna bagi penelitian ini
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), artikel-artikel dan tulisan-tulisan yang
diperoleh dengan fasilitas internet yang berguna bagi penelitian ini.
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
111
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua metode
yaitu metode deskiptif dan metode kuantitatif.
Analasis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode analisis yang digunakan untuk membuat
gambaran mengenai fakta-fakta dan fenomena dari setiap variable, maka formula yang
digunakan pada variabel konsumsi, investasi, tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi
adalah sebagai berikut:
Δ =
x 100%
Dimana:
ΔP : Perkembangan variabel
: Variabel tertentu pada tahun t
: Variabel tertentu pada tahun sebelumnya
Analisis Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda (Multiple Linier Regression
Method) dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas dan variabel terikat digunakan
model persamaan sebagai berikut:
Y = α + β1X1t + β2X2t + β3X3t + β4X4t µ
Dimana:
Y = Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
α = Intercept/konstanta
β1 β2 = Koefisien Regresi
X1 = Konsumsi rumah tangga (Milyar Rupiah)
X2 = Penamaman modal dalam negeri (Milyar Rupiah )
X3 = Penamaman modal asing ( Milyar Rupiah)
X4 = Tenaga kerja yang bekerja (Ribu Jiwa)
μ = Term of error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah barang dan jasa yang di
produksi mengalami peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi dilihat dari
PDBt dikurangi PDBt-1 atas harga konstan. Penggunaan atas dasar harga konstan ini
dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang
diukur merupakan pertumbuhan riil ekonomi. Angka PDRB suatu daerah dapat
memperlihatkan kemampuan daerah tersebut dalam mengolah sumber daya alam yang
dimiliki melalui suatu proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.
Tabel 1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Tahun 1995-2017
Tahun
PDRB ADHK 2000 (Juta
Rupiah)
Pertumbuhan Ekonomi
(Persen)
1995
3.459.852
-
1996
4.023.762
8,81
1997
4.591.627
3,91
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
112
1998
6.858.987
5,41
1999
7.949.157
2,9
2000
9.262.276
5,43
2001
10.205.592
6,65
2002
10.803.423
5,86
2003
11.343.280
4,47
2004
11.953.885
5,42
2005
12.619.972
5,57
2006
13.363.620
5,89
2007
14.275.161
7,7
2008
15.297.770
7,16
2009
16.272.259
6,39
2010
17.469.286
7,35
2011
18.963.518
8,54
2012
20.373.533
7,44
2013
21.979.277
7,88
2014
23.716.279
7,90
2015
24.714.734
4,21
2016
25.794.767
4,37
2017
26.991.644
4,64
Rata-rata
6,09
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2018 (diolah).
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa pada tahun 1995-2017 pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jambi berfluktuatif cenderung mengalami peningkatan. Selama
periode tahun 1995-2017 rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi adalah sebesar
6,09% dengan rata-rata PDRB sebesar Rp. 14.447.116 juta. Dengan rata-rata mencapapi
6,09% maka pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dapat dikatakan cukup baik.
Pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 1999. Laju pertumbuhan ekonomi
pada tahun ini hanya mencapai 2,9% dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
sebesar Rp. 7.949.157 juta. Laju pertumbuhan yang kecil ini terjadi akibat dari krisis
ekonomi yang terjadi pada tahun 1998. Tahun 2000-2001 laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi kembali mengalami peningkatan. Namun penurunan laju pertumbuhan
kembali terjadi pada tahun 2002-2003. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
kembali naik pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2004 laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,86% dengan Produk PDRB
sebesar Rp. 11.954.885 juta. Hal ini terjadi karena mulai tersedianya pelayanan yang di
butuhkan masyarakat. Kemudian di tahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi meningkat menjadi 5,57% dengan PDRB sebesar Rp. 12.619.972 juta.
Periode tahun 2008-2014 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi cenderung
stabil dengan kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu tajam. Laju pertumbuhan
ekonomi terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,39% dengan PDRB sebesar
Rp. 16.272.259 juta dibanding tahun sebelumnya 2008 dengan laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 7,16% dengan PDRB sebesar Rp. 115.297.770 juta. Laju pertumbuhan
ekonomi paling tinggi terjadi pada tahun 2011. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jambi adalah sebesar 8,54% dengan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) sebesar Rp. 18.963.518 juta. Pada tahun 2017 laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi mengalami kenaikan dibanding tahun 2016 sehingga laju
pertumbuhannya mencapai angka 4,64% dengan PDRB sebesar Rp. 26.991.644 juta.
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
113
Kenaikan laju pertumbuhan ini dikarenakan oleh kenaikan pada hampir semua sektor
perekonomian. Pertumbuhan paling tinggi dicapai oleh sektor penyediaan akomodasi
dan makan minum, informasi dan komunikasi dan konstruksi.
Perkembangan konsumsi rumah tangga Provinsi Jambi
Konsumsi rumah tangga mempunyai peran yang cukup besar dalam
perekonomian. Hal ini diketahui dari besarnya sumbangan konsumsi rumah tangga
dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi pengeluaran.
Jika terjadi kenaikan konsumsi rumah tangga bisa diartikan pula bahwa terjadi kenaikan
produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi barang dan jasa makan menyebabkan
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Disamping berperan sebagai
konsumen akhir barang dan jasa, rumah tangga juga berperan sbagai produsen dan
penyedia faktor produksi untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh sektor ekonomi.
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa konsumsi rumah tangga Provinsi
Jambi pada periode tahun 1995-2017 secara nominal selalu mengalami peningkatan
pada setiap tahunnya. Namun secara riil laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga
Provinsi Jambi berfluktuatif. Rata-rata dari jumlah konsumsi rumah tangga adalah
sebesar Rp. 27.387,8 milyar dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 19,8%. Laju
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 73,2% dengan konsumsi
rumah tangga sebesar Rp. 4.235,8 milyar dibanding tahun sebelumnya yang hanya
mengalami pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 14,1% dengan konsumsi
rumah tangga sebesar Rp. 2.445,5 milyar. Laju pertumbuhan tertinggi selanjutnya
terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 45,3% dengan jumlah konsumsi rumah tangga
sebesar Rp. 16.294,3 milyar dibanding tahun 2004 yang laju pertumbuhannya hanya
sebesar 14,6% dengan jumlah konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 11.214,1 milyar.
Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga terendah terjadi pada tahun 2009
yaitu sebesar 1,7% dengan jumlah konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 27.854,8 milyar.
Penurunan ini juga didukung oleh melambatnya konsumsi masyarakat akan konsumsi
listrik rumah tangga dan turunnya pembelian terhadap barang tahan lama (durable
goods). Pada tahun 2011-2013 laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung
stabil dan tidak mengalami pelonjakan. Tahun 2012 laju pertumbuhan konsumsi rumah
tangga adalah sebear 11,1% dengan konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 42.135,2
milyar. Laju pertumbuhan pada tahun 2012 memang mengalami penurunan jika
dibanding dengan tahun 2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 12,3% dengan
konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 37.924,9 milyar. Pada tahun 2014 terjadi kenaikan
laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga menjadi 18,9% dengan konsumsi rumah
tangga sebesar Rp. 56.802,4 milyar. Kenaikan konsumsi rumah tangga pada tahun ini
salah satunya disebabkan oleh semakin gencarnya produsen membuat inovatif dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga ada banyak pilihan dalam menentukan cara
bertransaksi dan memudahkan mudahnya masyarakat dalam mendapatkan apa yang
mereka butuhkan. Untuk melihat perkembangan konsumsi rumah tangga di Provinsi
Jambi maka bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Perkembangan konsumsi rumah tangga Provinsi Jambi Tahun 1995-2017
Tahun
Konsumsu Rumah Tangga
(Milyar)
Pertumbuhan (%)
1995
1.879,8
-
1996
2.143,2
14,0
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
114
1997
2.445,5
14,1
1998
4.235,8
73,2
1999
5.026,2
18,7
2000
5.901,4
17,4
2001
7.187,5
21,8
2002
8.235,2
14,6
2003
9.797,9
19,0
2004
11.214,2
14,5
2005
16.294,3
45,3
2006
17.379,8
6,7
2007
20.426,9
17,5
2008
27.402,3
34,1
2009
27.854,8
1,7
2010
33.756,7
21,2
2011
37.924,9
12,3
2012
42.135,2
11,1
2013
47.753,3
13,3
2014
66.802,4
18,9
2015
71.817,5
7,5
2016
77.203,4
7,2
2017
85.101,9
10,2
Rata-
rata
27.387,8
19,8
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2018 (diolah)
Tahun 2015 dan 2016, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga stabil pada
angka 7,5% dengan konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 71.817,5 milyar pada tahun
2015 dan konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 77.203,4 milyar pada tahun 2016. Laju
pertumbuhan pada tahun 2015 dan tahun 2016 lebih kecil jika dibandingan dengan
tahun 2014. Melambatnya konsumsi rumah tangga sebetulnya tida perlu terjadi jika
melihat pendapatan masyarakat dari bawah ke atas meningkat dan inflasi di sepanjang
tahun 2015 juga tergolong rendah. Hal ini terjadi dikarenakn masyarakat menurunkan
konsumsi atas alasan untuk meningkatkan investasi atau saving. Selanjutnya pada tahun
2017 laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat sehingga mencapai angka
10,2% dengan konsumsi sebesar Rp. 85.101,9 milyar. Kenaikan jumlah
pendudukmendorong terjadinya kenaikan nilai konsumsi rumah tangga. Masa
pemulihan ekonomi juga ikut mendorong rumah tangga untuk memperbaiki serta
mengembalikan perilaku dan kebiasaan konsumsinya. Selain itu melimpahnya
penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik (termasuk
yang berasal dari impor) turut menjadi pemicu meningkatnya belanja untuk konsumsi,
termasuk konsumsi rumah tangga.
Perkembangan investasi Provinsi Jambi
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tidak lepas dari peranan investasi yang
ditanamkan di Provinsi Jambi. Investasi merupakan awal dari kegiatan produksi, maka
dengan demikian investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal dari kegiatan
pembangunan ekonomi. Untuk mengetahui investasi di Provinsi Jambi dapat dilihat
pada tabel berikut:
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
115
Tabel 3. Investasi Provinsi Jambi Tahun 1995-2017
Tahun Investasi (Milyar Rupiah) Total
PMDN
PMA
1995
2.620,6
61,4
2.682,0
1996
1.824,2
98,5
1.922,7
1997
3.810,9
152,7
3.963,6
1998
5.876,1
343,1
6.219,2
1999
5.595,8
299
5.894,8
2000
7.065,4
770,8
7.836,2
2001
7.425,6
942,2
8.367,8
2002
8.213,8
796,8
9.010,5
2003
7.887,1
714,5
8.601,6
2004
8.534,2
863,3
9.397,5
2005
8.788,9
977,1
9.766,0
2006
9.283,6
1.337,5
10.621,1
2007
9.193,5
1.397,7
10.591,2
2008
8.838,3
2638,2
11.476,5
2009
8.048,8
2.506,1
10.554,9
2010
9.611,6
4.031,7
13.643,3
2011
14.433,1
5.634,6
20.067,7
2012
19.933,7
8.005,3
27.939,0
2013
25.170,3
11.999,5
37.169,8
2014
28.418,2
12.716,9
41.135,2
2015
31.996,7
14.889,8
46.886,5
2016
35.881,1
16.901,3
52.782,4
2017
27.441,9
21.258,4
48.700,3
Rata-Rata
10.028,7
2.814,3
17.618,7
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, 2018 (diolah)
Berdasarkan data Tabel 3, dapat diketahui invetasi yang ada di Provinsi Jambi
lebih banyak di sumbang oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dibanding
oleh Penanaman Modal Asing (PMA). Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) provinsi jambi lebih besar dibanding dengan Penanaman Modal Asing (PMA)
namun perkembangannya justru cenderung berfluktuatif. Sementara jumlah dari
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih stabil dan mengalami peningkatan pada setiap
tahunnya. Selama periode tahun 1995-2017 Penanaman Modal Asing (PMA) Provinsi
Jambi mengalami penurunan terendah pada tahun 2002. Pada tahun 2002, Penanaman
Modal Asing (PMA) mengalami penurunan sebesar 15,4% dibanding dengan tahun
sebelumnya sehingga jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp.
796,8 milyar dengan jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp.
8.213,7 milyar dengan total investasi sebesar Rp. 9.010,5 milyar. PMA Provinsi Jambi
cenderung selalu mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Penaman modal dalam
negeri yang cenderung berfluktuatif membuat rata-rata perkembangannya hanya sebesar
14,4% dengan rata-rata nominal sebesar Rp. 12.864,9 milyar . Pada tahun 2010-2016
penanaman modal dalam negeri selalu mengalami kenaikan hingga pada tahun 2016
jumlah dari PMDN sebesar Rp. 35.881,1 milyar dibanding tahun sebelumnya. Pada
tahun 2017 invetasi di Provinsi Jambi mengalami penurunan sebesar -7,7% dengan
jumlah investasi sebesar Rp. 48.700,3 milyar. Penurunan cukup besar terjadi pada
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
116
PMDN yaitu sebesar -23,5% dengan PMDN sebesar Rp. 27.441,9. Tapi penurunan
tersebut dapat diimbangi oleh realisasi investasi PMA yang meningkat sebesar 25,8%
dengan realisasi investasi sebesar Rp. 21.258,4 milyar. Penurunan realisai PMDN
terjadi pada sektor industri. Penurunan laju pertumbuhan investasi tahun 2017
disebabkan oleh hambatan-hambatan sektor internal lainnya yang membuat kebijakan
kontra produktif atau tidak proinvestasi sektor manufaktur.
Perkembangan tenaga kerja Provinsi Jambi
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanan pekerjaan baik didalam maupun luar
diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam hal ini, tenaga kerja mempunyai peranan sebagai salah satu modal
utama pelaksaan pembangunan yang dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh
masyarakat Indonsia, termasuk tenaga kerja itu sendiri.
Berdasarkan Tabel 4, jumlah tenaga kerja di Provinsi Jambi periode tahun 1995-
2017 mengalami fluktuatif dengan jumlah rata-rata sebesar 1.173,4 ribu jiwa. Jumlah
tenaga kerja yang bekerja terendah terjadi pada tahun 1995 yaitu sebanyak 947,3 ribu
jiwa. Terjadi beberapa penurun jumlah tenaga kerja yang bekerja yaitu pada tahun 1998,
2000, 2002. Pada tahun 1996-1998 terjadi penurunan pada jumlah tenaga kerja yang
bekerja. Penurunan pada tahun 1998 terjadi karena adanya PHK sebagai akibat dari
krisis yang terjadi namun pada tahun selanjutnya terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja
yang bekerja yaitu sebesar 1.007,3 ribu jiwa.
Pada tahun 2006-2010 jumlah tenaga kerja yang berkeja di Provinsi Jambi
secara terus menerus mengalami kenaikan. Pada tahun meskipun penurunan kembali
terjadi pada periode tahun 2011 hingga ke tahun 2013. Pada tahun 2014 jumlah tenaga
kerja yang berkerja di Provinsi Jambi mengalami kenaikan yang cukup tingg yaitu
sebesar 7,9 persen sehingga jumlah tenaga kerja yang bekerja Provinsi Jambi meningkat
menjadi sebanyak 1.491 ribu jiwa. Pada tahun 2006 jumlah tenaga kerja yang bekerja
adalah sebanyak 1.110,7 ribu jiwa dengan laju pertumbuhan tenaga kerja yang bekerja
sebesar 1,4%. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja adalah
sektor pertanian, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan
sektor jasa-jasa. Kemudian pada tahun 2007 laju pertumbuhan tenaga kerja yang bekerja
adalah sebesar 7,9% dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.198,3 ribu jiwa.
Peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi pada beberpa sektor yaitu sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor pengangkutan, dan komunikasi serta sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Satu sektor diperkirakan mengalami penurunan yaitu
sektor listrik dan air minum, sedangkan lima sisa sektor usaha tidak mengalami
penurunan.
Laju pertumbuhan tenaga kerja yang bekerja tertinggi terjadi pada tahun 2008
yaitu sebesar 12,9% dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja sebesar 1.353,1 ribu jiwa,
peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi pada sektor jasa kemasyarakatan, keuangan,
pertambangan, konstruksi, serta listrik, gas dan air. Sementara, tenaga kerja sektor
industri menunjukkan penurunan yang mencerminkan iklim dunia usaha (industri)
masih belum terakselerasi dengan baik. Proyek-proyek infrastruktur yang melambat
juga berakibat pada turunnya jumlah tenaga kerja sektor kontruksi. Tahun 2009 jumlah
tenaga kerja yang bekerja adalah sebanyak 1.425,9 ribu jiwa jumlah ini meningkat
sebesar 5,4% dibanding dengan tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2010 jumlah
tenaga kerja yang bekerja adalah sebesar 1.426,4 ribu jiwa dengan laju pertumbuhan
sebesar 2,6%. Untuk melihat jumlah tenaga kerja yang bekerja di Provinsi Jambi pada
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
117
periode tahun 1995-2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Jumlah tenaga kerja Provinsi Jambi Tahun 1995-2017
Tahun
Tenaga Kerja (Ribu Jiwa)
1995
947,3
1996
1.009,9
1997
990,6
1998
983,4
1999
1.007,3
2000
954,3
2001
1.003,4
2002
988,7
2003
1.067,7
2004
1.137,5
2005
1.094,9
2006
1.110,7
2007
1.198,3
2008
1.353,1
2009
1.425,9
2010
1.462,4
2011
1.434,9
2012
1.423,6
2013
1.382,5
2014
1.491,0
2015
1.550,4
2016
1.624,5
2017
1.675,8
Rata-rata
1.230,4
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2018 (diolah)
Tahun 2010-2013 terjadi penurunan pada jumlah tenaga kerja yang bekerja.
Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2013 sehingga jumlah tenaga kerja yang bekerja
hanya sebesar 1.382,4 ribu jiwa dibanding tahun 2012 yaitu sebanyak 1.423,6 ribu jiwa.
Penurunan jumlah tenaga keja terjadi di sektor pertanian dan sektor kontruksi seiring
dengan terjadinya perlambatan pertumbuhan kedua sektor. Tahun 2013-2014 tenaga
kerja Provinsi Jambi kembali mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Berdasarkan
pangsanya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi masih didominasi oleh sektor
pertanian diikuti oleh sektor perdagangan dan sektor jasa kemasyarakatan.
Pengaruh konsumsi, investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jambi
Penelitian ini untuk melihat pengaruh konsumsi rumah tangga, investasi, dan
tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 1995-2014 dengan
berdasarkan model yang telah di rumuskan maka digunakan model persaman regresi
berganda yang di bantu oleh program Eviews 9.0. Dari hasil regresi tersebut, dimana
pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependent (variabel terikat) dan konsumsi,
investasi, dan tenaga kerja sebagai variabel independent (variabel bebas). Berikut yang
di peroleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
118
Tabel 5. Hasil estimasi regresi berganda
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-4.858819
7.119917
-0.682426
0.5037
KRT
1.902039
0.159502
9.192481
0.0486
PMDN
0.326940
0.132809
2.451168
0.0247
PMA
0.569531
0.367089
5.151477
0.0138
TK
1.030845
0.073983
9.393338
0.0105
R-squared
0.885845
Mean dependent var
6.195652
Adjusted R-squared
0.843589
S.D. dependent var
1.663370
S.E. of regression
1.685367
Akaike info criterion
4.116588
Sum squared resid
53.48613
Schwarz criterion
4.363434
Log likelihood
-35.95790
Hannan-Quinn criter.
4.178669
F-statistic
12.99814
Durbin-Watson stat
1.294882
Prob(F-statistic)
0.006000
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 5, maka dapat ditulis persamaan regresi pengaruh konsumsi
rumah tangga, PMDN, PMA dan tenaga kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di bawah
ini:
PE
=-4,858
+1,9020KRT
+0,3269PMDN
+0,5695PMA
+1.0308TK
t-hitung
=
(9,1924)
(2,4511)
(5,1514)
(9,3933)
Sign
=
(0.2486)
(0.0247)
(0.0138)
(0,1805)
R2
=
(0.8858)
Pengujian Hipotesis
Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama (Uji F)
Uji F (Fisher) digunakan untuk menguji signifikansi model regresi, yaitu untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh semua variabel bebas (independent) yaitu
konsumsi, investasi dan tenaga kerja secara bersama-sama terhadap variabel terikat
(dependent) yaitu Pertumbuhan ekonomi. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05) maka model regresi signifikan secara statistik. Analisis regresi dilakukan
dengan menggunakan Eviews. Berdasarkan tabel 5, nilai F-hitung sebesar 12.998 dan
nilai f-tabel pada tingkat signifikan α = 5% (3.055). Menunjukkan bahwa F-hitung > f –
tabel atau 12.998 > 3.055, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka Konsumsi, Investasi
dan Tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
Jambi.
Pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial (Uji T)
Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu
variabel bebas yang ada di dalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas menjelaskan variasi
variabel terikat. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (sig < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
119
Konsumsi rumah tangga
Uji signifikasi yang dilakukan pada variabel Konsumsi Rumah Tangga dapat
dilihat dari nilai t-hitung dan t-tabel. Dari hasil regresi yang dilakukan di peroleh nilai t-
hitung 9.1924 dan nilai t-tabel 2,1314 dengan tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini
menunjukkan t-hitung > t-tabel (9.1924 > 2,1314) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya bahwa Konsumsi Rumah Tangga berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jambi secara signifikan dan berarah positif.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Uji signifikasi yang dilakukan pada variabel PMDN dapat dilihat dari nilai t-
hitung dan t-tabel. Dari hasil regresi yang dilakukan di peroleh nilai t-hitung 2,4511 dan
nilai t-tabel 2,1314 dengan tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini menunjukkan t-hitung >
t-tabel (2,4511 > 2,13145) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa PMDN
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi secara signifikan dan
berarah positif.
Penanaman Modal Asing (PMA)
Uji signifikasi yang dilakukan pada variabel PMA dapat dilihat dari nilai t-
hitung dan t-tabel. Dari hasil regresi yang dilakukan di peroleh nilai t-hitung 5,1514 dan
nilai t- tabel 2,1314 dengan tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini menunjukkan t-hitung >
t-tabel (5,1514 > 2,1314) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa Penanaman
Modal Asing (PMA) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi
secara signifikan dan berarah positif.
Tenaga kerja
Uji signifikasi yang dilakukan pada variabel Tenaga Kerja dapat dilihat dari nilai
t-hitung dan t-tabel. Dari hasil regresi yang dilakukan di peroleh nilai t-hitung 9,3933
dan nilai t-tabel 2,1314 dengan tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini menunjukkan t-
hitung > t-tabel (9,3933 > 2,1314) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa
tenaga kerja berpengaruh secara signifkan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jambi dan berarah positif.
Pengukuran Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel
bebas (independent variables) dalam menjelaskan perubahan pada variabel tidak
bebas/variabel terikat (dependent variables) secara bersama-sama, dengan tujuan untuk
mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang
digun`akan. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0 < R2 < 1),
dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena
semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya. Pada
perhitungan statistik diperoleh besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0.885845.
Hal ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi mampu di
jelaskan oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi dan Tenaga Kerja sebesar 88%,
sedangkan sisanya sebesar 12% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 8. No. 2, Mei - Agustus 2019 ISSN: 2303-1220 (online)
120
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil analisis baik secara deskriptif maupun kuantitatif menggunakan metode
analisis regresi linier berganda maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata perkembangan
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi adalah sebesar 6,09 persen. Rata-rata
perkembangan konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 27.387,8 milyar dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 19,8 persen. Investasi di Provinsi Jambi masih didominasi oleh
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan rata-rata sebesar Rp. 12.864,9 milyar
sedangkan penanaman Modal Asing (PMA) memiliki rata-rata sebesar Rp. 4.753,8
milyar. Sementara rata-rata tenaga kerja adalah 1.173,4 ribu jiwa dan masih di dominasi
oleh tenaga kerja yang berpendidikan di bawah SMP. Hasil regresi berganda dengan
menggunakan tingkat kepercayaan tertentu (α = 5%) variabel independent yaitu
konsumsi, investasi dan tenaga kerja memiliki arah yang positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi selama tahun 1995-
2017.
Saran
Pemerintah Provinsi Jambi diharapkan lebih memperhatikan iklim usaha agar selalu
kondusif dan meningkatkan kemudahan dalam perizinan usaha. Pemerintah sebaiknya
melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya dan skill berupa
pengembangan balai latihan kerja dan kewirausahaan ataupun meningkatkan akses
pendidikan menengah umum dan kejuruan. Serta meningkatkan indeks pembangunan
manusia yang ada di Provinsi Jambi. Sasaran pengurangan tingkat pengangguran perlu
diarahkan pada penciptaan lapangan pekerjaan di sektor-sektor non pertanian. Hal ini
selain bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah kegiatan ekonomi juga sekaligus
untuk mengurangi penumpukan tenaga kerja di sektor pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri. (2007). Perekonomian Indonesia (Dalam Perspektif Makro). Biografika:
Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2018). Jambi Dalam Angka. Berbagai Edisi. BPS Jambi:
Jambi.
Boediono. (1985). Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE: Yogykarta.
Irawan, dan Suparmoko, M. (2002). Ekonomi Pembangunan ed 6. BPFE UGM:
Yogyakarta.
Mulyadi. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus William D. (1996). Makroekonomi. Erlangga:
Jakarta.
Sukirno, Sudono. (2013). Makroekonomi: Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo Pustaka:
Jakarta.
Suseno, Trijantowidodo. (1993). Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan Ekonomi
Indonesia. Kanisius: Yogyakarta.
Todaro, Michel, P. Stephen C. Smith. (2000). Pembangunan Ekonomi 1 Edisi 5.
Erlangga: Jakarta.
Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga, edisi kedelapan. Erlangga: Jakarta.