ArticlePDF Available

Pengukuran Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Potensi Bencana Geologi Area Indramayu di SMK Migas Balongan

Authors:

Abstract

Bencana geologi di Palu-Donggala (Sulawesi Tengah), September 2018, menimbulkan bayak kerusakan korban jiwa. Pertengahan tahun 2018, terjadi semburan gas alam yang menimbulkan semburan api dan air panas di wilayah selatan Indramayu, diperkirakan adanya patahan/sesar aktif yang memotong batuan reservoir migas hingga permukaan bumi. Antisipasi bencana geologi tersebut bukan hanya tugas instansi milik pemerintah terkait, namun semua pihak terkait, seperti Akamigas Balongan. SMK Migas Balongan, adalah SMK paling terkait dengan geologi khususnya migas. Penelitian dilakukan di bulan Desember 2018, dengan metode kuisioner dengan bobot pertanyaan potensi jenis bencana gelogi, level 1 s,d 5, yaitu: tidak berpotensi, kurang berpotensi, tidak tahu, berpotensi, dan sangat berpotensi, dan pertanyaan dengan jawaban tahu atau tidak tahu. Sasaran responden adalah siswa, guru, dan tenaga pendidikan. Hasilnya, pemahaman mengenai bencana geologi di Indramayu yaitu Gempa Bumi dengan jawaban rata-rata adalah level-3 (tidak tahu), Tsunami level-3, dan Erupsi Gunungapi level-2, padahal bencana tersebut seharusnya tidak berpotensi terjadi (level-1), hal ini disebabkan kurang tahunya pengetahuan mengenai bencana Geologi. Sedangkan kurangnya pengetahuan lainnya cukup tinggi, yaitu tidak tahu potensi bencana alam lainnya sebanyak 92%, tidak tahu semburan gas alam di Indramayu sebanyak 51%, tidak tahu BNPB, PVMBG, dan BMKG sebanyak 57%, dan tidak tahu buku saku BNPB sebanyak 68%. Karena itu, perlu dilakukan penyuluhan mengenai bencana Geologi untuk masyarakat umum.
339
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi: pISSN: 2723 - 6609
e-ISSN : 2745-5254
Vol. 1, No. 5 Desember 2020
PENGUKURAN PEMAHAMAN DAN KESIAPSIAGAAN TERHADAP
POTENSI BENCANA GEOLOGI AREA INDRAMAYU DI SMK MIGAS
BALONGAN
Arief Rahman
Akamigas Balongan Indramayu
Email: arief11rahman@gmail.com
Abstract
The geological disaster in Palu-Donggala (Central Sulawesi), September 2018,
caused many casualties. In mid-2018, there was a burst of natural gas which
caused a burst of fire and hot water in the south of Indramayu, it is estimated that
there is an active fault / fault that cuts the rock of the oil and gas reservoir to the
earth's surface. Anticipating geological disasters is not only the task of related
government agencies, but all related parties, such as Akamigas Balongan. The
purpose of this research is to measure how much you know and be alert in dealing
with geological disasters, as well as to measure the knowledge of government
agencies / agencies that handle geological disasters. SMK Migas Balongan, is the
SMK most related to geology, especially oil and gas. The research was conducted
in December 2018, with a questionnaire method with a weighted question for
potential types of natural disasters, level 1 s, d 5, namely: no potential, less
potential, do not know, have potential, and very potential, and questions with know
or don't know answers. . The target respondents are students, teachers, and
education personnel. As a result, an understanding of the geological disaster in
Indramayu, namely the Earthquake with the average answer is level-3 (don't know),
Tsunami level-3, and level-2 Volcanic Eruption, even though these disasters should
not have the potential to occur (level-1), this is due to lack of knowledge about
Geological disasters. Meanwhile, the lack of other knowledge is quite high, namely
not knowing the potential for other natural disasters as much as 92%, not knowing
about 51% of the natural gas bursts in Indramayu, not knowing BNPB, PVMBG,
and BMKG as much as 57%, and not knowing BNPB pocket book as much as 68% .
In conclusion, the lack of knowledge about geological disasters is still above 50%,
therefore, it is necessary to do counseling on geological disasters for the general
public to assist the tasks of BNPB or BPBD.
Keyword : Geological Disaster, Indramayu
Abstrak
Bencana geologi di Palu-Donggala (Sulawesi Tengah), September 2018,
menimbulkan bayak kerusakan korban jiwa. Pertengahan tahun 2018, terjadi
semburan gas alam yang menimbulkan semburan api dan air panas di selatan
Indramayu, diperkirakan adanya patahan/sesar aktif yang memotong batuan
reservoir migas hingga permukaan bumi. Antisipasi bencana geologi tersebut bukan
hanya tugas instansi milik pemerintah terkait, namun semua pihak terkait, seperti
Arief Rahman
340 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
Akamigas Balongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa tahu
dan sigap dalam menghadapi bencana geologi, serta mengukur pengetahuan
mengenai badan/instansi pemerintah yang menangani bencana geologi. SMK Migas
Balongan, adalah SMK paling terkait dengan geologi khususnya migas. Penelitian
dilakukan di bulan Desember 2018, dengan metode kuisioner dengan bobot
pertanyaan potensi jenis bencana gelogi, level 1 s,d 5, yaitu: tidak berpotensi,
kurang berpotensi, tidak tahu, berpotensi, dan sangat berpotensi, dan pertanyaan
dengan jawaban tahu atau tidak tahu. Sasaran responden adalah siswa, guru, dan
tenaga pendidikan. Hasilnya, pemahaman mengenai bencana geologi di Indramayu
yaitu Gempa Bumi dengan jawaban rata-rata adalah level-3 (tidak tahu), Tsunami
level-3, dan Erupsi Gunungapi level-2, padahal bencana tersebut seharusnya tidak
berpotensi terjadi (level-1), hal ini disebabkan kurang tahunya pengetahuan
mengenai bencana Geologi. Sedangkan kurangnya pengetahuan lainnya cukup
tinggi, yaitu tidak tahu potensi bencana alam lainnya sebanyak 92%, tidak tahu
semburan gas alam di Indramayu sebanyak 51%, tidak tahu BNPB, PVMBG, dan
BMKG sebanyak 57%, dan tidak tahu buku saku BNPB sebanyak 68%. Sebagai
kesimpulan, kurangnya pengetahuan mengenai bencana geologi masih diatas 50%,
karena itu, perlu dilakukan penyuluhan mengenai bencana geologi untuk
masyarakat umum untuk membantu tugas BNPB atau BPBD.
Kata Kunci: Bencana Geologi, Indramayu.
Pendahuluan
Negara Indonesia pertemuan antara 3 lempeng tektonik besar yaitu: lempeng
Hindia-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik, sehingga menjadi area yang
sebagian besarnya berstatus rawan bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami,
letusan gunungapi, dan lain-lain. hanya pulau Kalimantan bagian barat, tengah, dan
selatan yang merupakan daerah aman di Indonesia.
Gambar 1
Gambaran Indonesia sebagai area pertemuan 3 lempeng tektonik sehingga
menyebabkan rawan bencana geologi (BNPB, 2017) .
Pengukuran Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Potensi Bencana Geologi Area
Indramayu di SMK Migas Balongan
341 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
Bencana geologi di Palu-Donggala (Sulawesi Tengah), yang terjadi pada akhir
September 2018, menimbulkan kerusakan besar hingga banyaknya korban jiwa.
Berdasarkan Press Release BMKG NO: UM.505/9/D3/IX/2018, ditandatangani Deputi
Bidang Geofisika, (Sadly, 2018), berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga Pukul
02.55 WIB pada tanggal 28 September 2018, sudah terjadi 76 Gempabumi susulan yang
terekam, dengan magnitudo terkecil M2.9 sedangkan terbesar M6,3.
Pada dasarnya bencana geologi tersebut dapat diminimalisir kerusakan dan
kerugiannya apabila sudah dilakukan mitigasi secara menyeluruh, mulai dari sisi
masyarakatnya hingga tiap pemerintah daerahnya, sehingga bukan hanya tugas untuk
instansi pemerintahan yang berkaitan dengan bencana geologi saja seperti PVMBG
(Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), BMKG (Badan Meteorologi dan
Klimatologi Geofisika), PSG (Pusat Survei Geologi), dan lain-lain saja namun tugas
semua pihak termasuk civitas akademika di perguruan tinggi di Indonesia.
(Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007,) tentang Penanggulangan Bencana,
halaman 6, disebutkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi penanggung
jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Dalam buku saku BNPB (BNPB, 2017), Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) menjadi penanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan
bencana di tingkat nasional dengan didukung kementerian/Lembaga terkait, seperti
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, TNI, Polri, Badan Pencarian dan
Pertolongan (Basarnas), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofsika (BMKG), Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan kementerian/lembaga
terkait lain.
Banyak upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi bencana. Beberapa
upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah (BNPB, 2017),:
1) Memahami bahaya di sekitar Anda.
2) Memahami sistem peringatan dini setempat. Mengetahui rute evakuasi dan rencana
pengungsian.
3) Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan mengambil
inisiatif tindakan untuk melindungi diri.
4) Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktekkan rencana
tersebut dengan latihan.
5) Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi.
6) Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.
Secara umum, Indramayu kurang/minim berpotensi terjadi bencana alam,
dibanding daerah lain di Indonesia. Potensi bencana akibat gunungapi terdekat yaitu
Ciremai (kab. Kuningan). Berdasarkan (Utami, 2019). erupsi gunung Ciremai memiliki
selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun, mulai terekam sejak
1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 (ESDM, 2014). Dengan demikian, jika saat ini
tahun, maka letusan selanjutnya di perkirakan maksimal tahun 2039, atau 19 tahun lagi.
Potensi bencana gempa di Indramayu, seperti diberitakan (Republika, 2018), potensi
gempa disebabkan adanya patahan Baribis, Cimanuk, dan Bumi Ayu. Patahan tersebut tercatat
pernah bergerak pada 1990 sehingga menimbulkan gempa di daerah Talaga, Majalengka.
Indramayu (belum pernah terjadi gempa besar) karena lebih jauh dari sumber-nya. sumbernya
lebih cenderung ke selatan. Tapi tidak tertutup kemungkinan suatu waktu terjadi di bawah
endapan kuarter.
Arief Rahman
342 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
Gambar 2
Sesar Baribis di utara jawa barat menjangkau Indramayu memiliki tren barat-timur
(Febyani et al., 2020)
Beberapa bulan lalu di kecamatan Tukdana (selatan Indramayu) terjadi
semburan gas alam yang menimbulkan semburan api dan air panas, hal ini
kemungkinan dua hal yaitu: disebabkan patahan yang dijelaskan sebelumnya, dan
Indramayu yang merupakan lapangan minyak dan gas. Seperti yang diberitakan (detik,
2018), Kepala Subbidang Pemetaan Tematik PSG BG KESDM Isnu Hajar Sulistiyawan
mengatakan dua desa berada di Kecamatan Tukdana yang diteliti merupakan wilayah
relatif rawan bencana sekaligus lokasi semburan gas.
Gambar 3
Semburan gas alam di kecamatan Tukdana (detik, 2018).
Indramayu
Pengukuran Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Potensi Bencana Geologi Area
Indramayu di SMK Migas Balongan
343 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
Dalam website (Kemendikbud, 2020), SMK Migas Balongan, merupakan suatu
SMK berlokasi disekitar pusat pemerintahan Kab. Indrmamyu berdiri sejak 2016.
Menurut kepala sekolahnya, SMK ini terdiri dari 3 jurusan, yaitu Teknik Pengeboran,
Teknik Produksi Perminyakan, dan Teknik Kimia Industri, yang mana didalamnya
terdapat mata pelajaran geologi dasar. Selain itu, siswa siswinya sebagian berasal dari
wilayah 3 Cirebon, yaitu Kab. Indramayu, Kab. Cirebon, dan Kota Cirebon.
Pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap bancana geologi khususnya di area Indramayu
ini akan lebih efektif jika diawali dengan pengukuran tingkat pengetahuannya terlebih
dahulu pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas), termasuk SMK, untuk mengukur
seberapa tahu dan sigap dalam menghadapi bencana geologi, serta mengukur
pengetahuan mengenai badan/instansi pemerintah yang menangani bencana geologi,
sehingga nantinya akan diketahui seberapa siap dan sigap civitas SMK dalam
menghadapi potensi bencana tersebut.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian Metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan pengisian
angket atau kuisioner dan studi pustaka dari internet (https://www.kelaspintar.id/, 2020).
Jenis pertanyaan bersifat terbuka dan tertutup (Rojabi, 2019). Pertanyaan nomor 1 (satu)
sampai dengan nomor terakhir, yaitu 6 (enam), mencakup pertanyaan tertutup karena
membatasi responden pada jawaban-jawaban pilihan, kecuali pada nomor 3 (tiga),
terdapat pertanyaan tambahan yang bersifat terbuka.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap kegitan, yaitu Pengukuran pemahaman dan
kesiapsiagaan yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner / angket, terhadap civitas
SMK Migas Balongan yang meliputi, siswa, guru, dan staf tenaga pendidikan hari
Rabu, tanggal 5 Desember 2018, tahap yang kedua adalah menyampaikan hasil
kuisioner kepada kepala SMK Migas Balongan.
Tabel 1
Contoh Kuisioner penilitian
No
Pertanyaan
Lingkarilah Jawaban yang anda pilih
1
Bagaimanakah potensi
bencana alam di
Indramayu
Tidak
Ber-
potensi
Kurang
Ber-
potensi
Tidak
Tahu
Cukup
Ber-
potensi
Sangat
Ber-
potensi
Gempa Bumi
1
2
3
4
5
Tsunami
1
2
3
4
5
Erupsi Gunungapi
1
2
3
4
5
2
Bagaimanakah potensi
bencana alam di sekitar
tempat tinggal / rumah
anda?
1
2
3
4
5
3
Apakah ada bencana
alam lain, selain
disebutkan diatas yang
terjadi di sekitar tempat
tinggal anda?
tidak ada
ada
4
apakah anda
mengetahui terjadi
semburan gas alam di
tidak tahu
tahu
Arief Rahman
344 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
kec. Tukdana ?
5
apakah anda tahu
mengenai BNPB,
PVMBG, dan BMKG ?
tidak tahu
tahu
6
apakah anda tahu cara
mengetahui bencana
alam sesuai petunjuk
buku saku BNPB ?
tidak tahu
tahu
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil sebaran angket, pada hari Rabu 5 Desember 2018 di SMK
Migas Balongan, didapatkan 37 sampel yang telah didapat, yang terdiri dari 6 guru, dan
31 siswa.
Hasil olahan angket / kuisioner tersebut disajikan dalam Tabel 2. Berdasarkan
hasil olahan data angket tersebut, untuk pertanyaan nomor-1 di ketahui terdapat rata-rata
jawaban tertinggi adalah level 4 yaitu; cukup berpotensi. di Indramayu adalah banjir, hal
ini disebabkan beberapa kali Indramayu terkena banjir besar hasil limpasan/luapan
sungai Cimanuk, tahun 2014 yang melanda sebagian kecamatan Indrmayu.
Tabel 2
Hasil Rekapitulasi Kuisioner Penilitian
Rekap Jawaban Pertanyaan no 1 dan 2
1
Bagaimanakah potensi bencana alam
di Indramayu
Rerata Jawaban
responden
Rerata level
Poin
Gempa Bumi
Tidak Tahu
3
Tsunami
Tidak Tahu
3
Erupsi Gunungapi
Kurang Berpotensi
2
2
Bagaimanakah potensi bencana alam di
sekitar tempat tinggal / rumah anda?
Kurang Berpotensi
2
Prosentasi jawaban 3 s.d 6
3
Apakah ada bencana alam lain, selain
disebutkan diatas yang terjadi di sekitar
tempat tinggal anda?
tidak ada = 92%
ada = 8%
4
apakah anda mengetahui terjadi
semburan gas alam di kec. Tukdana ?
tidak tahu = 51%
tahu = 49%
5
apakah anda tahu mengenai BNPB,
PVMBG, dan BMKG ?
tidak tahu = 57%
tahu = 43%
6
apakah anda tahu cara mengetahui
bencana alam sesuai petunjuk buku saku
BNPB ?
tidak tahu = 68%
tahu = 32%
Pengukuran Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Potensi Bencana Geologi Area
Indramayu di SMK Migas Balongan
345 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
Gambar 4
Grafik Hasil Rekapitulasi Kuisioner Penilitian nomor 3 s.d 6
Untuk pertanyaan nomor-1 lainnya, ada tiga rata-rata jawaban level 3, yaitu
gempa bumi, tsunami. Munculnya jawaban gempa bumi dan tsunami karena dekatnya
Indramayu dengan area pantai utara, hal ini disebabkan ketidaktahuan responden
mengenai keilmuan geologi, yang mana seharusnya tsunami hanya sangat mungkin
terjadi di sepanjang sekitar zona subduksi (selatan pulau Jawa), yang mana hampir pasti
tidak terjadi di pantura Indramayu.
Untuk pertanyaan ke-2, rata-rata responden menjawab potensi bencana alam di
sekitar tempat tinggal responden menjawab kurang berpotensi. Untuk jawaban
pertanyaan nomor 3, sebanyak 92% responden menjawab tidak ada potensi bencana
selain dijelaskan sebelumnya, yang berarti, tempat tinggal para responden hampir
semuanya berlokasi yang jauh dari bencana alam yang sudah disebutkan sebelumnya.
Jawaban responden untuk pertanyaan nomor 4 yang menjawab hanya 49 % yang tahu
mengenai semburan api / gas alam di kec. Tukdana, yang berarti bahwa bencana
tersebut banyak responden di area sekitar SMK Migas Balongan yang mendengar /
mengetahui bencana alam tersebut.
Mengenai jawaban responden mengenai instansi yang berkaitan dengan bencana
alam yaitu; BNPB, PVMBG, dan BMKG, ternyata banyak yang tidak tahu, dengan
presentasi 57%. untuk pertanyaan nomor 6, mengenai buku saku BNPB, wajar apabila
sejalan dengan dengan pertanyaan sebelumnya (nomor 5), yang tidak mengetahui buku
pedoman tersebut dengan jumlah 68% dari total responden
Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,
diantaranya:
Pemahaman mengenai bencana geologi di Indramayu yaitu Gempa Bumi dengan
jawaban rata-rata adalah level-3 (tidak tahu), Tsunami level-3, dan Erupsi Gunungapi
level-2, padahal bencana tersebut seharusnya tidak berpotensi terjadi (level-1), karena
Indramayu terletak di pantai utara jauh dari zona subdukdi, hal ini disebabkan kurang
92%
51% 57%
68%
8%
49% 43%
32%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
3. Apakah ada bencana
alam lain, selain
disebutkan diatas yang
terjadi di sekitar tempat
tinggal anda?
4. apakah anda
mengetahui terjadi
semburan gas alam di
kec. Tukdana ?
5. apakah anda tahu
mengenai BNPB,
PVMBG, dan BMKG ?
6. apakah anda tahu
cara mengetahui
bencana alam sesuai
petunjuk buku saku
BNPB ?
Prosentase
Pertanyaan
Jawaban Responden tidak ada/tahu
ada/tahu
Arief Rahman
346 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
tahunya pengetahuan mengenai bencana Geologi, yang mana berdasar pengalaman yang
terjadi sekitar dan informasi dari media.
Kurangnya pengetahuan lainnya cukup tinggi, yaitu tidak tahu potensi bencana
alam lainnya sebanyak 92%, tidak tahu semburan gas alam di Indramayu sebanyak
51%, tidak tahu BNPB, PVMBG, dan BMKG sebanyak 57%, dan tidak tahu buku saku
BNPB sebanyak 68%. Karena itu, perlu dilakukan penyuluhan mengenai bencana
Geologi untuk masyarakat umum.
Pengukuran Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Potensi Bencana Geologi Area
Indramayu di SMK Migas Balongan
347 Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, Vol. 1, No. 5, Desember 2020
BIBLIOGRAFI
BNPB. (2017). Buku Saku - Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana.
detik. (2018). 150 Titik Semburan Gas Muncul di Indramayu. Retrieved from
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4174615/150-titik-semburan-gas-
muncul-di-indramayu
ESDM, Badan Geologi. (2014). Gunung Ciremai - Sejarah Letusan. Retrieved from
https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/527-g-
ciremai?start=1
Febyani, Siska, Rivaldy, Mohammad, Syafri, Ildrem, Nur, Andi Agus, Embara, Patra, &
Nugroho, Sigit Dwi. (2020). Analisis Kerentanan Gempa pada Jalur Sesar Baribis
menggunakan Metode Microearthquake (MEQ). Bulletin of Scientific
Contribution: GEOLOGY, 18(1), 112.
https://www.kelaspintar.id/. (2020). https://www.kelaspintar.id/,.
Kemendikbud. (2020). Data Pokok Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Republika. (2018). Badan Geologi Teliti Potensi Bencana di Indramayu. Retrieved from
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/08/20/pdrqsf384-badan-
geologi-teliti-potensi-bencana-di-indramayu
Rojabi, Ahmad Ridho. (2019). Blended Learning via Schoology as a Learning
Management System in Reading Class: Benefits and Challenges. Jurnal Linguistik
Terapan, 9(2), 3642.
Sadly, Muhammad. (2018). (2018). No Title.
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007. (2007). Undang Undang Nomor 24 Tahun
2007.
Utami, Dyah Nursita. (2019). KAJIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP
DEGRADASI TANAH. Jurnal Alami: Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana,
3(2), 122131.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Online learning integrated with face-to-face learning called blended learning is believed to be more useful than online learning or face-to-face learning itself. Schoology as a Learning Management System implemented in blended learning can help teachers to manage class information. Schoology allows students and teachers to share information and provides access to content or administrative features of certain courses. However, despite the benefits of blended learning via schoology mentioned, EFL teachers are still unwilling to exploit blended learning via Schoology in their reading classes. This literature study reviews several papers investigating the benefits and challenges of blended learning via Schoology as a Learning Management System. The purpose of the study is to observe the benefits and the challenges of blended learning via Schoology. The data were collected through primary and secondary resources. It is expected that the findings will boost the EFL teachers’ attention in applying blended learning via Schoology in their classes, and draw the attention of EFL teachers in covering the challenges of blended learning via Schoology to improve students’ learning experiences. Keywords: blended learning, Schoology, reading, benefits, challenges
150 Titik Semburan Gas Muncul di Indramayu
BNPB. (2017). Buku Saku -Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. detik. (2018). 150 Titik Semburan Gas Muncul di Indramayu. Retrieved from https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4174615/150-titik-semburan-gasmuncul-di-indramayu
Gunung Ciremai -Sejarah Letusan
  • Badan Esdm
  • Geologi
ESDM, Badan Geologi. (2014). Gunung Ciremai -Sejarah Letusan. Retrieved from https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/527-gciremai?start=1
Analisis Kerentanan Gempa pada Jalur Sesar Baribis menggunakan Metode Microearthquake (MEQ)
  • Febyani
  • Siska
  • Rivaldy
  • Mohammad
  • Syafri
  • Ildrem
  • Andi Nur
  • Agus
  • Embara
  • Patra
  • Sigit Nugroho
  • Dwi
Febyani, Siska, Rivaldy, Mohammad, Syafri, Ildrem, Nur, Andi Agus, Embara, Patra, & Nugroho, Sigit Dwi. (2020). Analisis Kerentanan Gempa pada Jalur Sesar Baribis menggunakan Metode Microearthquake (MEQ). Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, 18(1), 1-12.
Data Pokok Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
  • Kemendikbud
Kemendikbud. (2020). Data Pokok Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Badan Geologi Teliti Potensi Bencana di Indramayu
  • Republika
Republika. (2018). Badan Geologi Teliti Potensi Bencana di Indramayu. Retrieved from https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/08/20/pdrqsf384-badangeologi-teliti-potensi-bencana-di-indramayu
Undang -Undang Nomor 24 Tahun
  • Undang -Undang
Undang -Undang Nomor 24 Tahun 2007. (2007). Undang -Undang Nomor 24 Tahun 2007.