Content uploaded by Imam Safir Alwan Nurza
Author content
All content in this area was uploaded by Imam Safir Alwan Nurza on Sep 01, 2021
Content may be subject to copyright.
Risenologi (Jurnal Sains, Teknologi, Sosial, Pendidikan, dan Bahasa)
Volume 5 Issue 2, Desember 2020
p-ISSN : 2502-5643 | e-ISSN : 2720-9571
26
Articles published in Risenologi are licenced under a Creative Commons Attribution 4.0 International licence (CC-BY). Any
further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, and journal citation.
Received
Revised
Accepted
Online
Published
: 10 Agustus 2020
: 13 Desember 2020
: 14 Desember 2020
: 15 Desember 2020
: 18 Desember 2020
Uji Kelayakan Tanah terhadap Penanaman Tanaman
Pisang, Singkong, dan Ubi Jalar di Daerah Sekitar Villa
Silma Kecamatan Cilember Kabupaten Bogor
Imam Safir Alwan Nurza1,a), Proborini Indah Nursari1, Andhika Zakhyana1, Ali
Akbar1, Mutiara Suryadi1, Niken Purnamasari1, Fadla Maulida Khofifi1,
Muhammad Rizky Wafyan2, Rezti Wahyu Noviyanti2, Nico Andreas3, Felixs
Ginola3, Kendai Mercelli3, Muhammad Agung Aprialdi4, Mela Faryhunnisa5,
Dinda Lestari Ma’wa6, Faradhia Aura Risma7
1Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
2Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
3Kimia, Fakuktas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, universitas Negeri Jakarta
4Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
5Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Jakarta
6Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta
7Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
✉: a) imamsafiralwannurza2017@gmail.com
Abstract
Cilember is an area that has great potential as a plantation area because it has a cool climate and has fairly
good irrigation. Cilember Plantation has several types of plants, namely banana, cassava, and sweet potato.
But the majority of plantations in the Cilember area are sweet potatoes. The plantations around Villa Silma in
Cilember Subdistrict have several problems, namely the gravel, dry soil posture, banana leaf, and cassava
leaves withered and environmental stress. The purpose of this research was to find out the feasibility of soil on
banana, cassava, and sweet potato plants in the garden land around Villa Silma in Cilember District, Bogor
Regency. The research method used was descriptive qualitative observational data collection techniques that
include humidity, pH, texture, and color in the soil. Data analysis was performed descriptively qualitative and
observations on humidity, pH, texture, and color in the soil. The research results obtained are the soil in
Cilember has a smooth, dry texture and resembles a pebble with a brown color, 40% soil moisture, and a pH of
6.5. The research conclusion is the land in the garden area around Villa Silma, Cilember Subdistrict, Bogor
Regency is suitable as a place for planting cassava and sweet potatoes only.
Keywords: Banana, Cassava, Cilember, Land Worthiness, Sweet Potatoes.
Abstrak
Cilember merupakan daerah yang punya potensi besar sebagai daerah perkebunan karena memiliki iklim yang
sejuk dan mempunyai irigasi yang cukup baik. Perkebunan Cilember memiliki beberapa jenis tanaman yaitu
pisang, singkong, dan ubi jalar. Namun mayoritas perkebunan di daerah cilember adalah ubi jalar. Perkebunan
di sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember memiliki beberapa permasalahan, yaitu postur tanah yang
berbentuk kerikil, kering, daun tanaman pisang dan singkong layu dan stres lingkungan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kelayakan tanah pada tanaman pisang, singkong, dan ubi jalar di lahan kebun sekitar Villa
Silma di Kecamatan Cilember Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan teknik pengumpulan data secara observasi yang meliputi kelembapan, pH, tekstur, dan warna pada
tanah. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan observasi pada kelembapan, pH, tekstur, dan
Risenologi (Jurnal Sains, Teknologi, Sosial, Pendidikan, dan Bahasa)
Volume 5 Issue 2, Desember 2020
p-ISSN : 2502-5643 | e-ISSN : 2720-9571
27
Articles published in Risenologi are licenced under a Creative Commons Attribution 4.0 International licence (CC-BY). Any
further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, and journal citation.
warna pada tanah. Hasil penelitian ini adalah tanah di Cilember memiliki tekstur halus, kering dan menyerupai
kerikil dengan warna coklat, kelembapan tanah 40%, dan pH 6,5. Kesimpulan Penelitian ini adalah Tanah di
kebun daerah sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember Kabupaten Bogor layak dijadikan tempat pada
penanaman tanaman singkong dan ubi saja.
Kata Kunci: Cilember, Kelayakan Tanah, Pisang, Singkong, Ubi Jalar.
PENDAHULUAN
Wilayah Kecamatan Cilember yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Daerah
ini mempunyai perkebunan dengan iklim yang sejuk dan irigasi yang cukup baik. Tanah pada
penanaman tanaman dilakukan sesuai dengan SNI, seperti SNI pada tanaman pisang salah satunya,
yaitu tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus), dan berdrainase baik dengan pH 4,5 – 8,5
(pH optimum sekitar 6,0) serta kadar air tanah minimal 60% dari kapasitas lapang (Zulkarnain, 2017).
Kemudian, perkebunan di sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember memiliki tiga macam jenis
tanaman, yaitu pisang, singkong, dan ubi jalar. Namun, mayoritas tanaman perkebunan di daerah
Kecamatan Cilember adalah pisang dan singkong.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, perkebunan di sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember
memiliki beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu postur tanah yang berbentuk kerikil, kering, daun
pada tanaman pisang layu, dan stres lingkungan. Sehingga, perlu adanya uji kelayakan tanah pada
perkebunan sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan panen yang berkualitas serta berkuantitas. Kelayakan tanah adalah kondisi atau
keadaan dan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan berbagai komponen
yang ada didalamnya, seperti biologi, kimiawi, dan fisika (Sutanto, 2005; Risa et al., 2018;
Sartohardi et al., 2014).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik memiliki fungsi sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya perakaran serta penopang tegak tumbuhnya tanaman juga menyuplai kebutuhan
air dan udara. Secara kimiawi, tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial) dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat
aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman (Hanafiah, 2014; Sutanto, 2005; Sartohardi et al.,
2014).
Tanah dalam proses pembentukannya dapat menimbulkan sifat-sifat yang berbeda, sifat-sifat
tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu: fisika dan kimia. Tanah secara fisika memiliki dua sifat, yaitu
tekstur dan warna tanah. Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu
partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik tidak
diperhitungkan. Bahan organik terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) (Agus
dan Yustika, 2015; Agus et al., 2015; Hardjowigeno, 2003; Tangketasik et al., 2012). Hal ini
disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara,
pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik, dan kemudahan memadat
(Hardjowigeno, 2003; Arifin, 2010; Suriadikusumah dan Pratama, 2010).
Warna tanah yang sering dijumpai adalah warna kuning, merah, coklat, putih, dan hitam serta
warna-warna tanah di antara warna-warna tersebut. Hal ini karena warna tanah dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan
organik, warna tanah akan semakin gelap (Coleman et al., 2004; Sutanto, 2005; Anwar et al., 2016;
Robbani et al., 2016; Margolang et al., 2015).
Tanah secara kimia terbagi menjadi dua, yaitu kelembapan dan pH tanah. Kelembapan tanah
adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori tanah atau jumlah air yang tersimpan di
antara pori-pori tanah (Asdak, 2004; Karyati et al., 2018; Agus dan Yustika, 2015). Kelembapan
tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan
perkolasi (Assolihat et al., 2019; Amaru et al., 2013; Karamina et al., 2017; Agus dan Yustika, 2015).
Risenologi (Jurnal Sains, Teknologi, Sosial, Pendidikan, dan Bahasa)
Volume 5 Issue 2, Desember 2020
p-ISSN : 2502-5643 | e-ISSN : 2720-9571
28
Articles published in Risenologi are licenced under a Creative Commons Attribution 4.0 International licence (CC-BY). Any
further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, and journal citation.
Derajat keasaman tanah atau pH tanah adalah satuan derajat yang dipergunakan untuk
menentukan tingkat keasaman atau kebasaan terhadap tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh
langsung berupa ion hidrogen, sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur
hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih.
Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH
lebih dari 3,6 (Hardjowigeno, 2010; Kamarina et al., 2017).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa daerah sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember
dapat layak atau tidak dijadikan tempat penanaman pada tanaman pisang, singkong, dan ubi jalar
melalui pengujiannya secara fisika meliputi tekstur dan warna, kimia dengan kelembapan dan pH,
dan biologi dengan adanya keberadaan cacing tanah.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif karena penelitian
ini ingin mendeskripsikan fakta-fakta atau keadaan atau gejala yang terjadi di perkebunan sekitar
Villa Silma Kecamatan Cilember. Kemudian, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi. Observasi yang akan dilakukan meliputi kelembapan, pH, tekstur, dan warna pada tanah.
Observasi yang dilakukan menggunakan instrumen luxmeter pada intensitas cahaya, altimeter pada
ketinggian, soilmeter pada kelembapan dan pH tanah, thermometer pada suhu, dan ada atau tidaknya
organisme cacing tanah.
Analisis data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif
yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai objek penelitian dan analisis observasi yang
bertujuan untuk menggambarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek yang diamati.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada kelayakan tanah di daerah sekitar Villa Silma
Kecamatan Cilember Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa tanah berwarna coklat dengan tekstur
halus, kering, dan bentuknya padat menyerupai kerikil, kelembapan tanah 40%, pH didapatkan 6,5,
dan tidak ditemukan cacing tanah yang dapat dilihat pada Tabel 1.
TABEL 1. Kelayakan tanah pada penanaman tanaman kebun di daerah Cilember
No
Parameter Observasi
Keterangan
1
Tekstur
Halus, kering, dan padat menyerupai kerikil
2
Warna
Coklat
3
Kelembapan tanah
40%
4
pH
6,5
5
Cacing Tanah
Tidak ditemukan
Kelembapan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori pori tanah yang terus
berubah, hal ini di sebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah. Kondisi kelembaban tanah
sangat mempengaruhi kondisi tanaman, tingkat kelembapan tanah yang tinggi dapat menimbulkan
permasalahan dan keadaan tanah yang terlalu lembap dapat mengakibatkan kesulitan dalam kegiatan
permanen hasil pertanian (Lutfiyana et al., 2017; Zulkarnain, 2017; Karyati et al., 2018).
Kelembapan pada tanah kebun di derah sekitar Villa Silma mempunyai kelembapan 40% yang
dapat digolongkan sebagai kategori rendah, hal ini karena adanya kandungan air di dalam tanah
kadarnya rendah (Raka et al., 2011; Lutfiyana et al., 2017). Pengaruh yang disebabkan pada
kelembapan tanah ini adalah pada daun tanaman pisang terlihat layu (Nashar, 2015; Raka et al.,
2011). Menurut Zulkarnain (2017) menyatakan bahwa tanaman pisang memerlukan kadar air tanah
minimal 60%, karenanya tanaman ini memerlukan suplai air secara intensif pada musim kemarau.
Sedangkan pada tanaman singkong dan ubi jalar tidak terlihat adanya layu pada tanaman tersebut ini
Risenologi (Jurnal Sains, Teknologi, Sosial, Pendidikan, dan Bahasa)
Volume 5 Issue 2, Desember 2020
p-ISSN : 2502-5643 | e-ISSN : 2720-9571
29
Articles published in Risenologi are licenced under a Creative Commons Attribution 4.0 International licence (CC-BY). Any
further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, and journal citation.
menandakan bahwa tanaman tersebut tahan terhadap kondisi kelembapan rendah pada tanah di kebun
daerah sekitar Villa Silma.
Pada pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, faktor-
faktor yang memengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, kandungan air,
dan kisaran pH tanah yang bermineral biasanya antara 3,5-10 (Kamarina et al., 2017; Sutanto, 2005;
Hardjowigeno, 2010). Hasil observasi menunjukkan bahwa pH tanah pada kebun di sekitar Villa
Silma adalah 6,5. Menurut Sundari et al. (2014), pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar
tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut
dalam air. Pada tanaman ubi jalar dapat tumbuh dengan baik pada pH tanah yang sesuai berkisar
antara 4,5-8.
Oleh karena itu, tanaman ubi jalar masih dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik untuk ditanam
pada kebun di sekitar Villa Silma. Tanaman pisang memiliki pH optimum sekitar 4,5 – 8,5
(Hardjowigeno, 2010; Sundari et al., 2014). Hal ini menyebabkan tanaman pisang dapat tumbuh
dengan kondisi pH pada tanah kebun di sekitar Villa Silma. Derajat keasaman tanah atau pH tanah
yang sesuai untuk budidaya singkong berkisar antara 4,5-8,0 (Sundari et al., 2014; Prabowo dan
Subantoro, 2018; Coleman et al., 2004). Tanaman ini juga dapat hidup dengan baik pada kondisi pH
tanah kebun di sekitar Villa Silma.
Observasi tekstur tanah di kebun pada daerah sekitar Villa Silma adalah halus, kering, dan
menyerupai kerikil. Berdasarkan data sekunder klarifikasi tekstur tanah yang paling umum digunakan
dalam pertanian adalah sistem klarifikasi menurut USDA materi yang lebih besar dari diameter 7,5
cm disebut sebagai batu, anatara 7,5 cm dan 2 mm disebut kerikil sedangkan materi yang ukurannya
di bawah 2 mm didefinisikan sebagai materi yang tersusun dari pasir, lumpur, dan tanah liat yang
terurai (LPT, 2006; Agus et al., 2015; Arifin, 2010; Suriadikusumah dan Pratama, 2010;
Hardjowigeno, 2003).
Tanah pada penanaman singkong menunjukkan kering dan pecah-pecah yang menyebabkan ubi
jalar terkena stres lingkungan. Namun, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau berdrainase
jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi,
dan bentuk ubi berbenjol-benjol (Eulenstein et al., 2017; Suryani, 2016). Pada tekstur tanah di kebun
sekitar Villa Silma ubi jalar masih dapat beradaptasi, karena tanahnya tidak terlalu basah dan tidak
terlalu kering.
Tanah yang paling sesuai untuk singkong dan pisang adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik (Zulkarnain, 2017; Nashar,
2015). Karena tekstur tanah pada kebun sekitar Villa Silma halus dan ditemukan keberadaan cacing
tanah sehingga dapat mengindikasikan bahwa tanah pada kebun sekitar Villa Silma gembur atau
tidak terlalu liat. Maka dari itu, singkong dapat tumbuh dengan baik di kebun sekitar Villa Silma.
Warna tanah sebagai indikator kesuburan tanah secara umum makin gelap tanah berarti makin
tinggi produktivitasnya, secara berurutan mulai dari putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan,
coklat-kemerahan, coklat, dan hitam (Hanafiah, 2014; Coleman et al., 2004; Anwar et al., 2016;
Robbani et al., 2016; Margolang et al., 2015). Pada tanah kebun di sekitar Villa Silma berwarna
coklat. Semakin berwarna gelap, maka makin tinggi kandungan bahan organik tanah tersebut. Warna
tanah menjadi lebih terang dikarenakan intensitas pelindihan (pencucian dari horizon bagian atas ke
horizon bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut (Hanafiah, 2014; Sutanto,
2005). Pada kebun di sekitar Villa Silma warna tanahnya berwarna coklat, maka tanah ini
mengandung bahan organik yang cukup banyak.
Kemudian, tidak ditemukan cacing tanah di daerah sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember yang
merupakan organisme penyubur tanah yang berperan melakukan penguraian bahan organik untuk
meningkatkan penyediaan hara di dalam tanah. Walaupun tidak ditemukan cacing tanah, tanaman
singkong dan ubi jalar dapat tumbuh dengan baik karena di akar tanaman tersebut terdapat bintil-
bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium leguminosarum (Aziz, 2015; Zulfadli et al., 2012;
Anwar dan Ginting, 2013; Widyati, 2013).
Risenologi (Jurnal Sains, Teknologi, Sosial, Pendidikan, dan Bahasa)
Volume 5 Issue 2, Desember 2020
p-ISSN : 2502-5643 | e-ISSN : 2720-9571
30
Articles published in Risenologi are licenced under a Creative Commons Attribution 4.0 International licence (CC-BY). Any
further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, and journal citation.
KESIMPULAN
Tanah di kebun daer
ah sekitar Villa Silma Kecamatan Cilember Kabupaten Bogor layak dijadikan tempat pada
penanaman tanaman singkong dan ubi saja karena tanaman tersebut dapat tumbuh pada tanah yang
kering, halus, dan bentuknya menyerupai kerikil, warna tanah coklat, kelembapan 40%, dan pH 6,5.
Namun, tidak layak dijadikan tempat penanaman pada tanaman pisang karena kandungan air yang
terdapat di dalam tanah tersebut tidak tercukupi. Sehingga, tanaman menjadi stres dan layu.
REFERENSI
Agus, et al. (2015). Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Bogor: Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian.
Agus F, Husnain, Yustika RD. (2015). Improving agricultural resilience to climate change through
soil management. J. Litbang Pertan. 34 (4): 147-158.
Amaru, Kharistya, Suryadi, Edy, Bafdal, Nurpilihan, Asih, Fitri Punden. (2013). Kajian Kelembaban
Tanah dan Kebutuhan Air Beberapa Varietas Hibrida DR UNPAD. Jurnal Keteknikan Pertanian.
1 (1): 107-115.
Anwar, E. K., Ginting, R. C. (2013). Mengenal Fauna Tanah dan Cara Identifikasinya. Jakarta:
IAARD Press.
Anwar, Syaiful, Tjahyandari, Dyah, Idris, Komaruddin. (2016). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Arifin, Moch. (2010). Kajian Sifat Fisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA. 12 (2): 72-115.
Asdak, C. (2004). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press.
Assolihat, Nurul Kamila, Karyati, Syafrudin, Muhammad. (2019). Suhu dan Kelembaban Tanah pada
Tiga Penggunaan Lahan di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. J. Hut. Trop. 3 (1): 41-
49.
Aziz, Abdul., A., M. (2015). Budidaya Cacing Tanah Unggul Alam Cacing. Jakarta: PT. Agro Media
Pustaka.
Coleman, D. C., Crossley, D. A. Jr., Hendrix, P. F., (2004). Foundamental of Soil Ecology;Second
Edition. USA: Elseveir Academic Press.
Eulenstein, F., Tauschke, M., Behrendt, A., Monk, J., Schindler, U., Lana, M. A. dan Monk,S. (2017).
The Application of Mycottiza Fungi and Organic Fertilisers in Horticultural Potting Soil to
Improve Water Use Efficiency of Crops. Horticulturae. 3 (1): 1-8.
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Hanafiah, K.A. (2014). Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Nashar, H. (2015). Prospek Jenis Tanaman Pisang untuk Dilakukan Oleh Kelompok Usaha Tani.
Iqtishadia. 2 (1): 91-116.
Karamina, H., Fikrinda, W., Murti, A.T. (2017). Kompleksitas Pengaruh Temperatur dan
Kelembaban Tanah terhadap Nilai pH Tanah di Perkebunan Jambu Biji Varietas Kristal (Psidium
guajava L.) Bumiaji, Kota Batu. Jurnal Kultivasi. 16 (3): 430-434.
Karyati, Putri RO, Syafrudin M. (2018). Suhu dan Kelembaban Tanah pada Lahan Revegetasi Pasca
Tambang di PT Adimitra Baratama Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur. Agrifor XII(1).
Lembaga Penelitian Tanah (LPT). (2006). Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Bogor:
Lembaga Penelitian Tanah.
Lutfiyana, et al. (2017). Rancang Bangun Alat Ukur Suhu Tanah, Kelembaban Tanah, dan Resistansi.
Jurnal Teknik Elektro.. 9 (2): 80-86.
Margolang, Rizky Dharmawan, Jamilah, Sembiring, Mariani. (2015). Karakteristik Beberapa Sifat
Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah pada Sistem Pertanian Organik. Jurnal Oline Agrotekoteaknologi.
3 (2): 717-723.
Risenologi (Jurnal Sains, Teknologi, Sosial, Pendidikan, dan Bahasa)
Volume 5 Issue 2, Desember 2020
p-ISSN : 2502-5643 | e-ISSN : 2720-9571
31
Articles published in Risenologi are licenced under a Creative Commons Attribution 4.0 International licence (CC-BY). Any
further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, and journal citation.
Prabowo, Rossi, Subantoro, Renan. (2018). Analisis Tnah sebagai Indikator Tingkat Kesuburan
Lahan Budidaya Pertanian di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta. 2 (2): 59-64
Raka, I Dewa Nyoman, Wiswata, I.G.N. Alit, Budiasa, I Made. (2011). Pelestarian Tanaman Bambu
sebagai Upaya Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah di Daerah Sekitar Mata Air pada Lahan
Marginal di Bali Timur. Agrimeta. 1 (1): 1-11.
Risa, Hanna, Marsudi, Edy, Azhar. (2018). Analisis Kelayakan Usaha Perkebunan Kurma (Studi
Kasus Kebun Kurma Barbate Kabupaten Aceh Besar). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
Unsyiah. 3 (4): 550- 562.
Robbani, Ihwanudien Hasan, Trisnawati, Enny, Noviyanti, Rakhmadina, Rivaldi, Afrizal, Cahyani,
Fadhilla Puji, Utaminingrum, Fitri. (2016). Aplikasi Mobile Scotect: Aplikasi Deteksi Warna
Tanah dengan Teknologi Citra Digital pada Android. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer. 3 (1): 19-26.
Sartohadi, J., Sianturi, R. S., Rahmadana, A. D. W., Maritimo, F., Wacano, D., Munawaroh, Suryani,
T., Pratiwi, E. S. (2014). Bentang Sumberdaya Lahan Kawasan Gunungapi Ijen dan Sekitarnya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sundari, Irma, Maruf, Widodo Farid, Dewi, Eko Nurcahya. (2014). Pengaruh Penggunaan
Bioaktivitator EM4 dan Penambahan Tepung Ikan terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair
Rumut Laut Gracilaria sp. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hsil Perikanan. 3 (3): 88-94.
Suriadikusumah, Abraham, Pratama, Aryupti. (2010). Penetapan Kelembaban, Tekstur Tanah, dan
Kesesuain Lahan untuk Tanaman Kina (Chinchona spp.) di Sub Das Cikapundung Hulu Melalui
Citra Satelit Landsat-TM Image. Jurnal Agrikultur. 21 (1) 85-92.
Suryani, R. (2016). Otlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan: Ubi Jalar. Jakarta: Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian.
Sutanto, R. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Konsep Dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
Tangketasik , Agustina, Wikarniti, Ni Made, Soniari, Ni Nengah, Narka, I Wayan. (2012). Kadar
Bahan Organik Tanah pada Tanah Sawah dan Tegalan di Bali serta Hubungannya dengan Tekstur
Tanah. AGROTROP. 2 (2): 101-107.
Widyati, E. (2013). Pentingnya Keragaman Fungsional Organisme Tanah terhadap Produktivitas
Lahan. Tekno Hutan Tanaman. 6 (1): 29-37.
Zulfadli, Muyassir, Fikrinda. (2012). The Effect of Earth Worm and Organic Matter Application on
Properties of Soil Compaction. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. 1 (1): 54-61.
Zulkarnain. (2017). Budidaya Buah-Buahan Tropis. Yogyakarta: Deepublish.