ArticlePDF Available

Analisis Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Informasi

Authors:

Abstract

ABSTRAK System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metodologi umum yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. SDLC terdiri dari beberapa fase yang dimulai dari fase perencanaan, analisis, perancangan, implementasi hingga pemeliharaan sistem. Metode waterfall adalah salah satu model SDLC yang sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi atau perangkat lunak. Model waterfall menggunakan pendekatan sistematis dan berurutan. Tahapan model waterfall antara lain requirement, design, implementation, verification,dan maintenance. Kelebihan menggunakan metode waterfall dalam pengembangan sistem informasi adalah kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik karena pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, sementara untuk kekurangannya adalah proses pengembangan sistem membutuhkan waktu yang lama sehingga biaya yang diperlukan juga mahal. Metode waterfall cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru dan juga pengembangan sistem atau perangkat lunak yang berskala besar.
Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen STMIK Oktober (2020)
ISSN : 1978-3310 ǀ E-ISSN : 2615-3467 INFOMAN’S | 1
Analisis Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem
Informasi
Aceng Abdul Wahid
Program Studi Teknik Informatika
STMIK Sumedang
email : a2.1700001@mhs.stmik-sumedang.ac.id
ABSTRAK
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metodologi umum yang digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi. SDLC terdiri dari beberapa fase yang dimulai dari fase
perencanaan, analisis, perancangan, implementasi hingga pemeliharaan sistem. Metode
waterfall adalah salah satu model SDLC yang sering digunakan dalam pengembangan sistem
informasi atau perangkat lunak. Model waterfall menggunakan pendekatan sistematis dan
berurutan. Tahapan model waterfall antara lain requirement, design, implementation,
verification,dan maintenance. Kelebihan menggunakan metode waterfall dalam pengembangan
sistem informasi adalah kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik karena pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap, sementara untuk kekurangannya adalah proses pengembangan sistem
membutuhkan waktu yang lama sehingga biaya yang diperlukan juga mahal. Metode waterfall
cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru dan juga pengembangan sistem atau
perangkat lunak yang berskala besar.
Kata Kunci System Development Life Cycle, SDLC, Waterfall, Sistem Informasi
1. PENDAHULUAN
System Development Life Cycle atau yang dikenal dengan istilah SDLC adalah metodologi umum
yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. SDLC terdiri dari beberapa fase yang
dimulai dari fase perencanaan, analisis, perancangan, implementasi hingga pemeliharaan sistem [1].
Konsep System Development Life Cycle (SDLC) ini menjadi dasar dari berbagai pengembangan
sistem informasi dalam membentuk kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian sistem
informasi. Model dari SDLC yang sering digunakan antara lain Waterfall dan Prototype. [2]
Dalam pengembangan sistem informasi tentunya membutuhkan metode untuk membentuk
kerangka kerja agar sesuai dengan keinginan atau rencana pengembang, Pemilihan model SDLC yang
digunakan untuk pengembangan sistem akan menentukan kualitas dari sistem yang akan dibuat atau
dikembangkan dan juga menentukan biaya dan kebutuhan lainnya dalam pengembangan sistem
tersebut.
Model Waterfall merupakan salah satu model SDLC yang sering digunakan dalam
pengembangan sistem informasi atau perangkat lunak. Model ini menggunakan pendekatan sistematis
dan berurutan. Tahapan dalam model ini dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pengelolaan
(maintenance) dan dilakukan secara bertahap. Pengembang perlu mengetahui lebih lanjut tentang
bagaimana proses pengembangan sistem jika menggunakan model waterfall dan juga karakteristik dari
model waterfall tersebut.
Oleh karena itu, penelitian ini dikhususkan untuk membahas terkait dengan model waterfall
sebagai metodologi pengembangan sistem informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui lebih detail terkait model waterfall jika digunakan pengembang dalam membangun dan
mengembangkan sistem informasi atau perangkat lunak.
Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen STMIK Oktober (2020)
INFOMAN’S | 2 ISSN : 1978-3310 ǀ E-ISSN : 2615-3467
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang diperoleh akan
dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi di wilayah tertentu. Data
kualitatif yang dihasilkan akan dapat memberikan jawaban terhadap penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini dilakukan pada model waterfall sebagai metodologi pengembangan sistem informasi.
Langkah awal pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Studi pustaka merupakan metode
pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen baik tertulis,
foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang mendukung dalam proses penulisan.
3. PEMBAHASAN
3.1 Metode Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle)
Metode adalah tahap-tahap ataupun aturan untuk melakukan sesuatu. System Development Life
Cycle (SDLC) adalah sebuah proses logika yang digunakan oleh seorang system analyst untuk
mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirements, validation, training, dan
pemilik sistem. [3]
System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup pengembangan sistem dalam rekayasa
sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan
metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. SDLC juga merupakan
pola untu mengembangkan sistem perangkat lunak yang dterdiri dari tahapan perencanaan (planning),
analisis (analyst), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan
(maintenance).
3.2 Metode Waterfall
Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall seing dinamakan siklus hidup klasik
(classic life cycle), nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model” dimana hal ini
menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak,
dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan
(planning), permodelan (modelling), konstruksi (contruction), serta penyerahan sistem ke para
pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang
dihasilkan [4].
Model waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga
sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software
Engineering (SE). saat ini model waterfall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang
sering digunakan. Model pengembangan ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan.
Disebut waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya
dan berjalan berurutan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan sistem
yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan sistem yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan
berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa
kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.
Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen STMIK Oktober (2020)
ISSN : 1978-3310 ǀ E-ISSN : 2615-3467 INFOMAN’S | 3
3.2.1 Tahapan Metode Waterfall
Tahapan dari metode waterfall dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 1 Metode waterfall
Sumber : (Pressman, 2012) [4]
1. Requirement
Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk memahami
perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut.
Informasi dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung. Informasi
dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.
2. Design
Pada tahap ini, pengembang membuat desain sistem yang dapat membantu menentukan
perangkat keras (hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan
arsitektur sistem secara keseluruhan.
3. Implementation
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut unit, yang
terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas
yang disebut sebagai unit testing.
4. Verification
Pada tahap ini, sistem dilakukan verifikasi dan pengujian apakah sistem sepenuhnya atau
sebagian memenuhi persyaratan sistem, pengujuan dapat dikategorikan ke dalam unit testing
(dilakukan pada modul tertentu kode), sistem pengujian (untuk melihat bagaimana sistem
bereaksi ketika semua modul yang terintegrasi) dan penerimaan pengujian (dilakukan dengan
atau nama pelanggan untuk melihat apakah semua kebutuhan pelanggan puas).
5. Maintenance
Ini adalah tahap akhir dari metode waterfall. Perangkat lunak yang sudah jadi dijalankan serta
dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak
ditemukan pada langkah sebelumnya.
3.2.2 Kelebihan Metode Waterfall
1. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik, karena pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap.
2. Proses pengembangan model fase one by one, sehingga meminimalis kesalahan yang mungkin
akan terjadi.
Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen STMIK Oktober (2020)
INFOMAN’S | 4 ISSN : 1978-3310 ǀ E-ISSN : 2615-3467
3. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan
dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. [5]
3.2.3 Kekurangan Metode Waterfall
1. Waktu pengembangan lama dan biayanya mahal.
2. Diperlukan manajemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara
berulang sebelum terjadinya suatu produk.
3. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan
yang berakibat pada tahapan selanjutnya.
4. Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial (runtutan) seperti pada teori. Iterasi
(perulangan) sering terjadi menyebabkan masalah baru.
4. KESIMPULAN
Adapun dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metodologi umum yang digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi.
2) Metode waterfall adalah salah satu model SDLC yang sering digunakan dalam pengembangan
sistem informasi atau perangkat lunak.
3) Kelebihan menggunakan metode waterfall dalam pengembangan sistem informasi adalah
kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik karena pelaksanaannya dilakukan secara
bertahap.
4) Kekurangan menggunakan metode waterfall adalah proses pengembangan sistem
membutuhkan waktu yang lama sehingga biaya yang diperlukan juga mahal.
5) Metode waterfall cocok digunakan untuk proyek pembuatan sistem baru dan juga
pengembangan sistem atau perangkat lunak yang berskala besar.
[6] [7] [8] [9] [10]
DAFTAR PUSTAKA
[1]
S. Balaji and M. S. Murugaiyan, "WATEERFALLVs V-MODEL Vs AGILE: A
COMPARATIVE STUDY ON SDLC," JITBM, 2012.
[2]
R. Susanto dan A. D. Andriana, “Perbandingan Model Waterfall dan Prototyping untuk
Pengembangan Sistem Informasi,” Majalah Ilmiah UNIKOM.
[3]
S. Mulyani, Metode Analisis dan Perancangan Sistem, Bandung: Abdi Sistematika, 2016.
[4]
R. S. Pressman, Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktisi), Yogyakarta: Penerbit ANDI,
2012.
[5]
F. Supandi, W. Desta, Y. Ambar dan M. Sudir, “ANALISIS RESIKO PADA
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK YANG MENGGUNAKAN METODE
WATERFALL DAN PROTOTYPING,” SENADI 2018, 2018.
[6]
D. S. Purnia, A. Rifai dan S. Rahmatullah, “Penerapan Metode Waterfall dalam Perancangan
Sistem Informasi Aplikasi Bantuan Sosial Berbasis Android,” Semnastek, 2019.
[7]
W. W. Widiyanto, “ANALISA METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM DENGAN
PERBANDINGAN MODEL PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
MENGGUNAKAN WATERFALL DEVELOPMENT MODEL, MODEL PROTOTYPE, DAN
MODEL RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD),” INFORMA, 2018.
[8]
I. Fahrurrozi dan Azhari SN, “Proses Pemodelan Software Dengan Metode Waterfall dan
Extreme Programming : Studi Perbandingan”.
Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen STMIK Oktober (2020)
ISSN : 1978-3310 ǀ E-ISSN : 2615-3467 INFOMAN’S | 5
[9]
A. Bogdan-Alexandru, A.-C. Cosu-Pop, G. Sorin Catalin dan B. Costin Anton, “A STUDY ON
USING WATERFALL AND AGILE METHODS IN SOFTWARE PROJECT
MANAGEMENT,” JISOM, 2019.
[10]
Y. Bassil, “A Simulation Model for the Waterfall Software Development Life Cycle,iJET,
2012.
... Model pengembangan ini mengikuti pola linear, mulai dari tahap permulaan pengembangan sistem, yaitu tahap perencanaan hingga mencapai tahap terakhir pengembangan sistem, yakni tahap pemeliharaan. Tahap selanjutnya hanya akan dimulai setelah tahap sebelumnya selesai dilakukan, dan tidak ada kemungkinan untuk kembali atau mengulang tahap sebelumnya [11]. ...
... Masing-masing unit dibuat dan diperiksa fungsionalitasnya dalam proses yang disebut sebagai pengujian unit [11]. Implementasi dari sistem sistem penyewaan ini akan membahas alur kerja sistem serta antarmuka dari sistem penyewaan alat outdoor. ...
... Tahap selanjutnya dilaksanakan dengan membuat sebuah design sistem. Tahapan design sistem ini membantu membuat arsitektur sistem secara keseluruhan [7], serta memberikan gambaran lengkap mengenai apa yang harus dikerjakan. ...
Article
Full-text available
The accountability report is one of the important indicators to know the performance of the APBD in a government agency. The process of preparing accountability reports in the planning and finance department still uses Microsoft Excel, which still brings many obstacles. Some of these obstacles show that the planning and finance departments have not optimized today's information technology, so the production of accountability reports has not been effective. Therefore, this study aims to design an information system for accountability reporting in the Planning and Finance Department of the Regional Secretariat of Bandung Regency. Data collection techniques using qualitative methods. The method for designing the accountability report system is uses the waterfall method, which consists of five phases. The design of this information system is web-based, using flowmap modeling and data flow diagrams, and implemented with the PHP programming language and MySQL database. It is hoped that this information system will facilitate budget entry and produce accurate and understandable accounting reports. This information system is expected to facilitate recording of budgets and produce accountability reports that are accurate and easy to understand.
... Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah SDLC model waterfall, bahasa pemrograman yang dipakai adalah php, serta framework laravel. Hasil penelitian disebutkan bahwa aplikasi dapat digunakan oleh pihak bengkel dan fitur-fitur yang ada telah sesuai dengan kebutuhan bengkel sehingga dapat mempermudah pemilik dan pegawai dalam memperoleh informasi yang akurat, cepat, dan efektif serta membantu dalam pengambilan keputusan manajemen bengkel [13]. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengimplementasikan kartu member pada aplikasi point of sales berbasis web dalam mendukung program PKH (studi kasus: toko menikwati) dengan tujuan untuk membantu mensejahterakan perekonomian keluarga miskin dan mendukung program PKH. ...
Article
Full-text available
Store is a place where buying and selling transactions between sellers and buyers. However not everyone can buy the things needed to fulfil of their daily needs, especially for families bear status of poor families. This raises various problems even do criminal acts in order to fulfil their needed. On the other hand one of the government’s goals is reduce the poverty rate. Based on the core of problem, this research focuses on implementing member cards on web-based point of sales applications to support of the PKH program (Case Study : Menikwati Store). It is hoped this application can help prosper the economoy for families with poor family status, overcome poverty, and support the PKH program to successfully. The development of this point of sales application use waterfall method, with the programming language used is PHP, JavaScript, Ajax and Laravel Framework. For application testing using User Acceptance Test (UAT) with the black box testing.
... lengkap yang dihasilkan [15]. Metode ini merupakan proses pengembangan perangkat lunak perangkat lunak yang memiliki serangkaian proses antara lain sebagai berikut: ...
Article
Bel rumah merupakan sebuah perangkat yang berfungsi sebagai pemberitahuan kepada pemilik rumah bahwa ada orang yang berada di depan pintu. Akan tetapi, bel rumah konvensional kurang efektif karena terbatasnya jangkauan suara yang dihasilkan oleh bel. Dengan permasalahan tersebut menghadirkan solusi penggunaan sensor ultrasonik yang dapat mengirimkan notifikasi menggunakan bot Telegram. Penggunaan sensor ultrasonik dapat menjadi alternatif pengganti saklar bel. Untuk menyambungkan ke dashboard dan ke bot Telegram menggunakan aplikasi Node Red. Artikel ini membahas tentang pengembangan sistem pemantuan bel rumah menggunakan sensor ultrasonik selanjutnya mengirimkan notifikasi melalui bot yang terdapat pada aplikasi Telegram. Sistem ini dirancang untuk membantu mempermudah proses pemantauan bel rumah tanpa harus menekan bel. Sensor ultrasonik digunakan untuk mendeteksi adanya objek yang ada di depan pintu, jika terdapat objek di depan pintu maka sensor mengirimkan sinyal ke microcontroller untuk memproses informasi. Kemudian microcontroller akan mengirimkan notifikasi melalui Bot Telegram ke pemilik rumah untuk memberikan informasi bahwa ada tamu yang datang. Serta megirimkan data ke aplikasi Node Red sehingga bisa disajikan pada dashboard. Dengan menggunakan sistem ini, pemilik rumah dapat memantau bel rumah dengan mudah dan efisien tanpa harus menekan bel jika ada seorang tamu. Kesimpulannya, sistem pemantauan bel rumah menggunakan sensor ultrasonic dan notifikasi melalui aplikasi Telegram merupakan solusi yang efisien dan mudah untuk mempermudah proses pemantauan bel rumah.
... Proses penghitungan jarak menggunakan metode haversine. Berikut bentuk Rumus Haversine Formula [22]: ...
Article
Full-text available
Background: Lombok is one of the tourist destinations in West Nusa Tenggara (NTB) Province, which has various kinds of tourist destinations. Before the Covid 19 pandemic, the number of tourist visits to NTB, especially the island of Lombok, increased every year.Objective: This study aimed to implement the haversine algorithm in finding and determining the closest route to tourist destinations on Lombok Island to make it easier for tourists to choose their intended location to make the tourism sector grow again after the impact of covid 19.Methods: Geolocation concept with harvesine algorithm formula.Result: The research results are the output of the Mapbox api implementation application in the form of a geographical map of the island of Lombok by displaying spatial data of tourism locations, as well as the paths traversed to reach the intended tourist sites accompanied by the distance and time needed to reach them. The level of user satisfaction with the applications built is 87,62%.Conclusion: This research results in user satisfaction in finding information, location, and paths that can be reached to tourist sites.
... Perangkat lunak yang telah selesai dioperasikan dan dipelihara. Pemeliharaan termasuk memperbaiki bug yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya [23]. ...
Article
Full-text available
Antrian meruapakan sekumpulan orang yang sedang menunggu untuk dilayani. Sistem informasi antrian merupakan sebuah sistem informasi yang dapat mengelola antrian secara digital atau terkomputerisasi. Pembuatan sistem antrian memiliki tujuan untuk mempermudah dalam pengelolaan antrian dan pengambilan nomor antrian oleh pasien, dimana pengambilan nomor antrian dapat dilakukan secara online menggunakan whatsapp. Perancangan sistem informasi antrian menggunakan metode waterfall yang terdiri dari lima langkah antara lain kebutuhan, desain, implementasi, testing, dan pemeliharaan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi literatur, wawancara secara langsung dengan pihak klinik, dan observasi secara langsung. Sistem informasi antrian ini menggunakan teknik pengembangan sistem DFD (Data Flow Diagram). Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan framewok codeigniter versi 4, database MYSQL, untuk pengambilan antrian dengan whatsapp menggunakan whatsapp gateway. Sistem ini terdapat 3 aktor antara lain pasien, operator antrian, dan admin. Hasil dari penelitian ini adalah sistem antrian dimana pasien dapat mengambil antrian secara offline dengan cara datang langsung dan mengambil antrian secara online menggunakan whatsapp, dan juga memudahkan operator antrian untuk mengelola antrian dalam klinik.
... The several phases in the waterfall model according to Pressman are as shown in Figure 1 [12]. Explanation of Figure 1 is as follows : (a) communication is the first step by communicating with users in collecting data and information about PPL according to user needs; (b) planning is the process of creating a strategy for working on software that contains various tasks to be completed, risks that may occur, resources required, ultimate results to be produced, and process timetables [13]; (c) modeling is the process of turning requirements into a software design so that they may be validated before coding; (d) construction is the process of creating code in an information system. Following the coding step, the testing phase is carried out utilizing black box testing. ...
Article
Full-text available
p>The outcomes of the evaluation will show how well students applied their knowledge in the implementation of the field experience practice. Evaluation is an assessment of the preparation and implementation of the learning process, personal and social abilities, and student reports. Based on this, the researcher wants to design an information system of Field Experience Practice (PPL), in order to help students, Supervisors (DPL), and tutor in obtaining information about Field Experience Practice (PPL) easily, quickly and accurately. Design of the Information system uses the R&D or Research and Development method with the development method SDLC or System Development Life Cycle and the Waterfall model. The design of this information system uses the SDLC model which consists of (1) communication, communication to the user to collect data and information about field experience practice according on the user's demands, (2) Planning is the process of creating a strategy for working on software that contains various tasks to be completed, risks that may occur, resources required, ultimate results to be produced, and process timetables, (3) Modeling is the process of turning requirements into a software design so that they may be validated before coding, (4) construction is the coding process of making an information system, (5) Deployment is the final stage in the construction of a software. The results of the research are presented in the form of an information system that is used by administrators, supervisors, tutors, and students. The results of the validity test were 0.75 with the valid category of 3 experts, the practicality test results were 0.85 with the high category of 3 experts, and the results of the effectiveness test were 0.88 with the high category of 15 students.</p
... Metode waterfall merupakan salah satu metode yang menggunakan pendekatan sistematis dan berututan. Metode waterfall termasuk SDLC (System Development Life Cycle) untuk membuat dan memodifikasi suatu sistem [12]. Ada beberapa tahapan didalam metode ini, yaitu menganalis kebutuhan perangkat lunak, desain, pengkodean program dan pengujian [11]. ...
Article
Full-text available
Cuti termasuk salah satu hak yang dimiliki setiap pegawai untuk tidak masuk kerja dengan jangka waktu dan alasan tertentu. Sistem cuti di Polmanbabel sendiri masih dilakukan secara konvensional dengan mengisi formulir pengajuan cuti yang disediakan unit kerja masing-masing. Setelah mengisi formulir, pegawai terkait harus menyerahkan formulir tersebut kepada atasan masing-masing dan kemudian menunggu konfirmasi untuk mengetahui status pengajuan cuti yang telah diajukan sebelumnya. Setiap data pengajuan cuti yang masuk masih belum terkomputerisasi dengan baik sehingga tidak efisien dalam mengelola data. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti membuat Sistem Pengajuan Cuti Polmanbabel Berbasis Website yang dapat mempermudah serta menghemat waktu dalam membuat pengajuan cuti. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara secara langsung ke pihak terkait. Pengembangan sistem dibuat menggunakan metode waterfall karena memiliki pendekatan yang sistematis dan berurutan. Tahapan dari metode waterfall yaitu analisis kebutuhan, desain, kode dan pengujian. Hasil penelitian ini adalah sebuah sistem informasi pengajuan cuti berbasis website yang dapat memudahkan user dalam mengajukan cuti, menerima atau menolak pengajuan cuti serta melihat riwayat cuti yang sudah diajukan oleh pegawai terkait sebelumnya. Pengujian sistem menggunakan metode black box testing dengan hasil 100% sistem dapat berjalan dengan baik dan user acceptance testing dengan hasil 89,6% user sangat setuju bahwa sistem yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Chapter
Judgement additional orders (JAO) are a problem faced by a company that occurs because the process of working on them takes a long time. Therefore, the company needs a web-based decision support system to measure the feasibility of additional orders to be received. The considerations of the decision-making process are the processing time duration and the availability of materials. The decision-making model is described in a mathematical model and implemented into the system using the waterfall method. There are five stages of the waterfall method, including requirement, design system, implementation, verification, operation and maintenance. The results of the system design are also tested using black-box testing. Based on the trials, the system design is able to run by the model and can solve the JAO problem.
Article
Full-text available
The study subject is a company operating in the iron industry, where its business processes are hampered by challenges in effectively managing its inventory. The existing inventory system is characterized by disorganized stock storage within the warehouse, leading to difficulties in monitoring stock availability. Moreover, the tracking of incoming and outgoing goods lacks consistency, further impacting inventory accuracy. Additionally, the generation of reports relies on manual processes, resulting in prolonged report completion times. To address these issues, this study developed a comprehensive inventory website aimed at enhancing the company's inventory management. The website serves as a platform to monitor incoming and outgoing goods, providing real-time visibility into stock levels. The development approach chosen for this endeavor was the Waterfall method, known for its systematic and structured nature. The outcomes of this research encompass the successful creation of an inventory website that proficiently records and manages incoming and outgoing goods data. The website also facilitates the automated generation of accurate purchase and sales reports, significantly reducing the time required for this task. Thorough testing, employing blackbox testing techniques, confirmed the robust functionality of the website, with all components performing effectively.
Article
Full-text available
System Development Life Cycle atau yang lebih dikenal dengan istilah SDLC adalah metodologi umum yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. SDLC terdiri dari beberapa fase yang dimulai dari fase perencanaan, analisis, perancangan, implementasi hingga pemeliharaan sistem. Konsep SDLC ini mendasari berbagai jenis model pengembangan perangkat lunak untuk membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi. Model-model SDLC yang sering digunakan antara lain Waterfall dan Prototyping. Pembahasan mengenai model pengembangan perangkat lunak ini terdapat di salah satu materi di mata kuliah Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ada di program studi Teknik Informatika yaitu di Bab 2 Pengembangan Sistem Informasi.Hasil perbandingan dari kedua model tersebut menyatakan bahwa model waterfall lebih cocok untuk sistem atau perangkat lunak yang bersifat generik, artinya sistem dapat diidentifikasi semua kebutuhannya dari awal dengan spesifikasi yang umum. Sesuai dengan karakteristik model ini, contoh topik Tugas Akhir/Skripsi yang cocok jika menggunakan model ini adalah tugas akhir/skripsi yang memiliki tujuan untuk membangun sebuah sistem dari awal yang mengumpulkan kebutuhan sistem yang akan dibangun sesuai dengan topik penelitian yang dipilih sampai dengan produk tersebut diuji. Sedangkan prototyping lebih cocok untuk sistem atau perangkat lunak yang bersifat customize, artinya software yang diciptakan berdasarkan permintaan dan kebutuhan (bahkan situasi atau kondisi) tertentu. Sesuai dengan karakteristik model ini contoh topik Tugas Akhir/Skripsi yang cocok jika menggunakan model ini adalah tugas akhir/skripsi yang memiliki tujuan untuk mengimplementasikan sebuah metode atau algoritma tertentu pada suatu kasus.Keywords : System Development Life Cycle, Waterfall, Prototype
Article
Software development life cycle or SDLC for short is a methodology for designing, building, and maintaining information and industrial systems. So far, there exist many SDLC models, one of which is the Waterfall model which comprises five phases to be completed sequentially in order to develop a software solution. However, SDLC of software systems has always encountered problems and limitations that resulted in significant budget overruns, late or suspended deliveries, and dissatisfied clients. The major reason for these deficiencies is that project directors are not wisely assigning the required number of workers and resources on the various activities of the SDLC. Consequently, some SDLC phases with insufficient resources may be delayed; while, others with excess resources may be idled, leading to a bottleneck between the arrival and delivery of projects and to a failure in delivering an operational product on time and within budget. This paper proposes a simulation model for the Waterfall development process using the Simphony.NET simulation tool whose role is to assist project managers in determining how to achieve the maximum productivity with the minimum number of expenses, workers, and hours. It helps maximizing the utilization of development processes by keeping all employees and resources busy all the time to keep pace with the arrival of projects and to decrease waste and idle time. As future work, other SDLC models such as spiral and incremental are to be simulated, giving project executives the choice to use a diversity of software development methodologies.
WATEERFALLVs V-MODEL Vs AGILE: A COMPARATIVE STUDY ON SDLC
  • S Balaji
  • M S Murugaiyan
S. Balaji and M. S. Murugaiyan, "WATEERFALLVs V-MODEL Vs AGILE: A COMPARATIVE STUDY ON SDLC," JITBM, 2012.
Metode Analisis dan Perancangan Sistem
  • S Mulyani
S. Mulyani, Metode Analisis dan Perancangan Sistem, Bandung: Abdi Sistematika, 2016.
Penerapan Metode Waterfall dalam Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Bantuan Sosial Berbasis Android
  • D S Purnia
  • A Rifai Dan
  • S Rahmatullah
D. S. Purnia, A. Rifai dan S. Rahmatullah, "Penerapan Metode Waterfall dalam Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Bantuan Sosial Berbasis Android," Semnastek, 2019.
Proses Pemodelan Software Dengan Metode Waterfall dan Extreme Programming : Studi Perbandingan
  • I Fahrurrozi Dan Azhari
I. Fahrurrozi dan Azhari SN, "Proses Pemodelan Software Dengan Metode Waterfall dan Extreme Programming : Studi Perbandingan".
Sorin Catalin dan B. Costin Anton
  • A Bogdan-Alexandru
  • A.-C Cosu-Pop
A. Bogdan-Alexandru, A.-C. Cosu-Pop, G. Sorin Catalin dan B. Costin Anton, "A STUDY ON USING WATERFALL AND AGILE METHODS IN SOFTWARE PROJECT MANAGEMENT," JISOM, 2019.