ArticlePDF Available

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI, KECEMASAN DAN STRESS PADA MAHASISWA JUNIOR KEPERAWATAN DI INDONESIA

Authors:

Abstract

Stress adalah masalah kesehatan yang akan menjadi epidemik global pada abad ke-21. Mahasiswa keperawatan adalah kelompok masyarakat yang rentan akan stress dan dipicu oleh faktor akademik, klinik dan lingkungan. Dinamika perubahan belajar dan perbedaan proses akademik dari sekolah ke perguruan tinggi dan hal tersebut menjadi sumber utama stress pada mahasiswa baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkatan depresi, kecemasan, dan stress pada mahasiswa junior keperawatan.. Penelitian ini adalah cross-sectional study yang dilakukan di salah satu institusi keperawatan di Indonesia pada bulan Desember-January 2019. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan Instrumen DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Pengambilan data menggunakan online questionnaire form dan teknik analisa univariate data dengan SPSS Version 25. Rata-rata usia pada tahap remaja 19.13 (SD±0.59), 82% perempuan dan 80.8% tinggal bersama orang tua kandung (p < 0.000). Rata-rata tingkat depresi 16.24 (SD±9.71), kecemasan 13.71 (SD±0.59) atau berada pada kategori sedang dan rata-rata tingkat stress adalah 12.49 (SD±10.18) (p < 0.000). Total 25 (32.1%), 28 (35.9%) dan 52 (66.7%) responden pada depresi, kecemasan dan stress adalah normal. Depresi - stress berada pada rata-rata tertinggi 1.14 (SD ± 0.89) dan terendah adalah kecemasan - stress (SD±0.68). Identifikasi data awal tingkat stress, depresi dan kecemasan pada mahasiswa junior dibutuhkan oleh institusi sebagai upaya dalam melakukan manajemen stress. Tindakan kolaboratif bersama dapat diupayakan oleh berbagai pihak meliputi pelatihan teknik relaksasi, pengenalan strategi koping efektif ataupun penyediaan sumber-sumber yang dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai upaya institusi dalam menciptakan proses akademik dan praktik klinis yang baik.
DAFTAR ISI
Optimalisasi Pelaksanaan Supervisi Handover Keperawatan pada Rumah Sakit di Jakarta
Selatan
(Sri Herni Wigiarti, Krisna Yetti, Dudi Mashudi) ................................................................ 70-80
Gambaran Fase Berduka pada Pasien Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Pembangunan
(Restiani Paripurna Sari, Titin Sutini, Iceu Amira DA) ..................................................... 81-84
Optimalisasi Peran dan Fungsi Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Sosialisasi Regulasi
dan Standar Prosedur Operasional Keselamatan Pasien
(Dina Warashati, Enie Novieastari, Tuti Afriani) ................................................................. 85-94
Gambaran Tingkat Depresi, Kecemasan dan Stress pada Mahasiswa Junior Keperawatan
di Indonesia
(Agus Hendra, Bella Risma Heryanti, Agni Laili Perdani) ............................................... 95-100
Kesiapsiagaan Perawat Rumah Sakit dalam Menghadapi Bencana : Tinjauan Sistematis
(Ramdani, Yanny Trisyani, Etika Emaliyawati)............................................................... 101-111
Modifikasi Asesmen Early Warning System Upaya Peningkatan Penerapan Keselamatan
Pasien
(Veronika Hutabarat, Enie Novieastari, Satinah)............................................................. 112-120
Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Primigravida dan Multigravida di Wilayah Kerja
Puskesmas Karang Mulya Kabupaten Garut
(Lupita Sari, Restuning Widiasih, Hendrawati) ............................................................... 121-131
Perbandingan Efektivitas Senam Prolanis dan Senam Diabetes terhadap Glukosa Darah
pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
(Faisal Kholid F.).................................................................................................................. 132-136
95
GAMBARAN TINGKAT DEPRESI, KECEMASAN DAN STRESS
PADA MAHASISWA JUNIOR KEPERAWATAN DI INDONESIA
Agus Hendra1, Bella Risma Heryanti2, Agni Laili Perdani1,3
1Departmen Anak, STIKep PPNI Jawa Barat
2Program Studi S1 Keperawatan, STIKep PPNI Jawa Barat
1,3PhD Student, Department of Nursing, College of Medicine,
National Cheng Kung University (NCKU) Taiwan
E-mail : alperdani1989@gmail.com
Abstrak
Stress adalah masalah kesehatan yang akan menjadi epidemik global pada abad ke-21. Mahasiswa keperawatan adalah
kelompok masyarakat yang rentan akan stress dan dipicu oleh faktor akademik, klinik dan lingkungan. Dinamika
perubahan belajar dan perbedaan proses akademik dari sekolah ke perguruan tinggi dan hal tersebut menjadi sumber
utama stress pada mahasiswa baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkatan depresi, kecemasan,
dan stress pada mahasiswa junior keperawatan.. Penelitian ini adalah cross-sectional study yang dilakukan di salah satu
institusi keperawatan di Indonesia pada bulan Desember-January 2019. Teknik sampling yang digunakan adalah
convenience sampling dengan Instrumen DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Pengambilan data menggunakan
online questionnaire form dan teknik analisa univariate data dengan SPSS Version 25. Rata-rata usia pada tahap remaja
19.13 (SD±0.59), 82% perempuan dan 80.8% tinggal bersama orang tua kandung (p < 0.000). Rata-rata tingkat depresi
16.24 (SD±9.71), kecemasan 13.71 (SD±0.59) atau berada pada kategori sedang dan rata-rata tingkat stress adalah
12.49 (SD±10.18) (p < 0.000). Total 25 (32.1%), 28 (35.9%) dan 52 (66.7%) responden pada depresi, kecemasan dan
stress adalah normal. Depresi - stress berada pada rata-rata tertinggi 1.14 (SD ± 0.89) dan terendah adalah kecemasan -
stress (SD±0.68). Identifikasi data awal tingkat stress, depresi dan kecemasan pada mahasiswa junior dibutuhkan oleh
institusi sebagai upaya dalam melakukan manajemen stress. Tindakan kolaboratif bersama dapat diupayakan oleh
berbagai pihak meliputi pelatihan teknik relaksasi, pengenalan strategi koping efektif ataupun penyediaan sumber-
sumber yang dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai upaya institusi dalam menciptakan proses akademik dan praktik
klinis yang baik.
Abstract
Stress is a major health problem that will become a global epidemic in the 21st century. Nursing students are
vulnerable population to stress caused by academic, clinical and environmental factors. The dynamics of learning
change and differences in academic processes from school to college is a major source of stress on new students. The
purpose of this study was to describe the levels of depression, anxiety, and stress in nursing junior students. This study
was a cross-sectional study conducted at one of the nursing institutions in Indonesia from December-January 2019. A
convenience sampling was applied used instrument DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Data collection using
online questionnaire form and univariate data analysis techniques with SPSS Version 25. The average age of
adolescents is 19.13 (SD ± 0.59), 82% of women and 80.8% live with biological parents (p <0.000). The average
depression level was 16.24 (SD ± 9.71), anxiety 13.71 (SD ± 0.59) or in the moderate category and the average stress
level was 12.49 (SD ± 10.18) (p <0.000). Total of 25 (32.1%), 28 (35.9%) and 52 (66.7%) respondents in depression,
anxiety and stress were normal. Depression - stress is at the highest average of 1.14 (SD ± 0.89) and the lowest is
anxiety - stress (SD ± 0.68). Early identification of the level of stress, depression and anxiety among junior students is
needed by the institution as an effort to manage stress. Collaborative action including training in relaxation techniques,
introduction of effective coping strategies or providing resources that can be used by students as an institutional effort
in creating academic processes and good clinical practice.
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO)
menyatakan stress adalah masalah kesehatan
yang akan menjadi epidemik global di seluruh
dunia pada abad ke-21 dan memberikan efek
fisik dan emosional (WHO, 2006).
Mahasiswa keperawatan adalah kelompok
masyarakat yang rentan akan stress dan dipicu
oleh faktor akademik, klinik dan lingkungan,
70% menyatakan bahwa akademik faktor
seperti ketidakmampuan menyeimbangkan
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.2, Juli 2020: 95-100
96
antara belajar dan waktu istirahat adalah
sumber dari stress dan 84% mahasiswa
mengkhawatirkan karir di masa depan dan
ketakutan tersebut menciptakan stres (Parveen
& Inayat, 2017). Penelitian sebelumnya
menunjukkan angka yang kritikal sebanyak
64% dari 455 mahasiswa keperawatan di
Brazil (Cestari, et al. 2017) mengalami stress,
15-23% di Kanada menunjukkan gejala
depresi, stress atau cemas (Chernomas, &
Shapiro, 2013) dan 90,4% mahasiswa
keperawatan di Indonesia mengalami
kecemasan (Malfasari, Devita, Erlin, &
Ramadania, 2018). Gangguan kejiwaan yang
dipicu oleh stress dan terkait dengan
manajemen koping maladaptive akan
mengarah pada depresi, perubahan perilaku,
penggunaan alkohol/ obat-obatan dan perilaku
menyakiti diri sendiri/bunuh diri (WHO,
2013).
Mahasiswa junior keperawatan yang berada
pada tingkat pertama perkuliahan menghadapi
dinamika perubahan belajar dan perbedaan
proses akademik dari sekolah ke perguruan
tinggi dan hal tersebut menjadi sumber utama
stress (Lim, Chua, Creedy, & Chan 2009).
Tingkat stress dirasakan lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa tingkat kedua atau
ketiga karena mahasiswa tingkat satu belum
mendapatkan pengalaman praktik klinis
sehingga kecemasan dalam melakukan
kesalahan tindakan keperawatan kepada
pasien atau diri sendiri (López Rodríguez,
Morales Ruiz, Simón Gómez, 2013). Faktor-
faktor stress dipengaruhi oleh karakteristik
sosial demografik seperti jenis kelamin,
riwayat pendidikan orang tua, status finansial
dan kesehatan dan dapat mempengaruhi stress
akademik dan stress dalam melaksanakan
praktikum (Senturk & Dogan, 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
manajemen stress membutuhkan upaya
kolaboratif untuk pengelolaan bersama
dengan melibatkan berbagai peneliti dan
praktisi dengan mempertimbangkan pengaruh
sosial-kultural dan sistem kesehatan yang ada
saat ini (Tol et al., 2014). Berdasarkan
penjelasan diatas, penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan tingkatan depresi,
kecemasan, dan stress pada mahasiswa junior
keperawatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah cross-sectional study
dengan menggunakan deskriptif analitik yang
dilakukan pada mahasiswa baru di salah satu
institusi keperawatan di Indonesia pada bulan
Desember-Januari 2019. Teknik sampling
yang digunakan adalah convenience sampling
dan sebanyak 78 responden mahasiswa junior
tingkat awal setuju untuk berpartisipasi di
dalam penelitian ini.
Instrumen yang digunakan adalah DASS
(Depression Anxiety Stress Scale) untuk
mengukur tingkat depresi, stress dan
kecemasan dikemabangkan oleh Lovibond1 &
Lovibond2 (1996) yang terdiri dari 42
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert
0-3 (Tidak sesuai dengan saya - Sangat
Sesuai). Kuisioner DASS yang digunakan
dalam penelitian ini telah diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia dengan nilai
Cronbach Alpha 0.9053 dan α = .9483
mengindikasikan hasil vadility dan reability
yang baik (Damanik, 2011). Pengambilan
data menggunakan online questionnaire form
dan teknik analisa univariate data dengan
SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) Version 25.
Gambaran Tingkat Depresi, Kecemasan dan Stress pada Mahasiswa Junior Keperawatan (Agni Laili Perdani)
97
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.
Demografik karakteristik dan tingkat DAS mahasiswa junior keperawatan (n=78)
Variabel
n (%)
p-value
Usia (mean ± SD)
19.13 ± 0.59
0.000**
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
64 (82.0)
14 (17.9)
Tinggal bersama
Kedua orang tua kandung
Salah satu orang tua kandung (ayah/ibu)/Wali
63 (80.8)
15 (19.2)
Tingkat DAS (mean ± SD)
Depresi
Kecemasan
Stress
16.24 ± 9.71
13.71 ± 0.59
12.49 ± 10.18
0.000**
Sedang
Sedang
Normal
Tabel 2.
Tingkat DAS mahasiswa junior keperawatan (n=78)
Interpretasi n (%)
Depresi
Stress
Normal
25 (32.1)
52 (66.7)
Ringan
6 (7.7)
5 (6.4)
Sedang
21 (26.9)
10 (12.8)
Berat
14 (17.9)
9 (11.5)
Sangat berat
12 (15.4)
2 (2.6)
Tabel 3.
Sepuluh Pernyataan dengan Nilai Paling Tinggi Pada Mahasiswa Junior Keperawatan
Pertanyaan (Nomer)
(Mean ± SD)
Variabel
p-value
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang
membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir (9)
1.14±0.89
Depresi- Stress
0.000*
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu) (14)
0.88±0.64
Depresi -
Kecemasan
Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal (11)
0.81±0.58
Depresi
Kecemasan
Saya merasa bibir saya sering kering (2)
0.78±0.59
Depresi - Stress
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-
tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan (30)
0.77±0.77
Depresi -Stress
Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-
hal sepele (1)
0.74±0.59
Depresi -
Kecemasan
Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung (18)
0.74±0.63
Depresi
Kecemasan
Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat
saya kesal (29)
0.65±0.59
Depresi -
Kecemasan
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk
merasa cemas (12)
0.63±0.74
Depresi -
Kecemasan
Saya merasa sedih dan tertekan (13)
0.63±0.68
Kecemasan -
Stress
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.2, Juli 2020: 95-100
98
Berdasarkan hasil tabel 1 menunjukkan rata-
rata usia mahasiswa junior keperawatan pada
tahap remaja 19.13 (SD±0.59), 82% berjenis
kelamin perempuan dan 80.8% tinggal
bersama orang tua kandung dengan hasil
statistik yang signifikan (p < 0.000). Rata-
rata tingkat depresi adalah 16.24 (SD±9.71)
dan kecemasan 13.71 (SD±0.59) atau berada
pada kategori sedang dan rata-rata tingkat
stress adalah 12.49 (SD±10.18) atau pada
kategori normal dengan hasil statistik yang
signifikan (p < 0.000) (Tabel 1).
Total sejumlah 25 (32.1%), 28 (35.9%) dan
52 (66.7%) orang responden berada pada
kategori normal di ketiga variabel tingkatan
depresi, kecemasan dan stress (Tabel 2).
Analisa pertanyaan dijelaskan pada Tabel 3
dengan variabel depresi - stress yang berada
pada rata-rata tertinggi 1.14 (SD ± 0.89) dan
terendah adalah kecemasan - stress (SD±0.68)
dengan variabel depresi - kecemasan yang
paling banyak dirasakan oleh mahasiswa
junior keperawatan.
PEMBAHASAN
Tingkat stress dalam studi ini berada pada
kategori normal dan lebih rendah
dibandingkan dua studi yang dilakukan di
Filipina dan Nepal yang mendeskripsikan
mahasiswa keperawatan di dua negara
tersebut berada pada kategori sedang
(Devkota, & Shrestha S. 2018 ; Labrague,
2014). Hal ini dapat disebabkan oleh
perbedaan tingkat semester mahasiswa pada
kedua penelitan tersebut, mahasiswa tingkat
kedua dan ketiga menunjukkan tingkat stress
lebih tinggi dibandingkan mahasiswa junior
meskipun sumber stress utama dari semua
tingkat mahasiswa adalah dari stress dari
akademik. Kedua negara tersebut merupakan
negara berkembang dengan sistem pendidikan
keperawatan yang serupa dengan studi ini
yang dilakukan di Indonesia. Kurikulum
pendidikan keperawatan akan mempengaruhi
stress mahasiswa. Stress akademik meliputi
tugas, kuis, ujian, laporan dan beban kerja
lainnya. Dalam studi ini mahasiswa
mendeskripsikan bahwa Saya menemukan
diri saya berada dalam situasi yang membuat
saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir”
dan Saya takut bahwa saya akan
‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang
tidak biasa saya lakukan. Dua pernyataan ini
termasuk kedalam10 pernyataan tertinggi dari
42 pernyataan yang diteliti dalam penelitian
ini.
Pada penelitian ini tingkat depresi dan
kecemasan mahasiswa junior keperawatan
pada tingkat sedang lebih tinggi dibandingkan
studi yang dilaksanakan di Kanda yang
menunjukkan kategori normal dimana
mahasiswa senior pada penelitan tersebut
menunjukkan kematangan proses berfikir
yang lebih baik yang dipengaruhi oleh
persepsi mengenai praktik di klinik, strategi
koping, masalah internal dan kemampuan
dalam mengatur kehidupan sekolah, pekerjaan
dan masalah pribadi (Chernomas, & Shapiro
2013). Berdasarkan analisa sepuluh
pernyataan tertinggi pada penelitian ini
variabel depresi - kecemasan paling banyak
dirasakan oleh mahasiswa junior
keperawatan. Masalah yang ditunjukkan
adalah tidak sabar ketika mengalami
penundaan, mudah merasa kesal, menjadi
marah karena hal-hal sepele, merasa sulit
untuk tenang setelah sesuatu membuat saya
kesal, mudah marah karena hal-hal sepele,
mudah tersinggung dan kelelahan karena
cemas. Depresi berhubungan dengan self-
esteem atau tingkat harga diri seseorang dan
berpengaruh pada aspek mental, fisik dan
sosial, meskipun masalah kesehatan yang
dirasakan oleh mahasiswa keperawatan tidak
dihubungkan dengan depresi (Furegato,
Santos, & Silva 2008).
Gambaran Tingkat Depresi, Kecemasan dan Stress pada Mahasiswa Junior Keperawatan (Agni Laili Perdani)
99
KESIMPULAN
Identifikasi data awal tingkat stress, depresi
dan kecemasan pada mahasiswa junior
dibutuhkan oleh institusi sebagai upaya dalam
melakukan manajemen stress. Penelitian
longitudinal dapat dilakukan bertahap setiap
semester sebagai tindakan monitoring dan
evaluasi dalam mengobservasi status mental
mahasiswa sehingga performa akademik
dapat tercapai secara maksimal. Tindakan
kolaboratif bersama dapat diupayakan oleh
berbagai pihak meliputi pelatihan teknik
relaksasi, pengenalan strategi koping efektif
ataupun penyediaan sumber-sumber yang
dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai
upaya institusi dalam menciptakan proses
akademik dan praktik klinis yang baik.
Ucapan Terima Kasih.
Peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada responden yang telah berpartisipasi
dalam penelitian ini dan mahasiswa kelas 4B
2019/2020 yang telah membantu dalam
proses penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Cestari, V. R. F., Barbosa, I. V., Florencio, R.
S., de Paula Pessoa, V. L. M., &
Moreira, T. M. M. (2017). Stress in
nursing students: study on
sociodemographic and academic
vulnerabilities. Acta paulista de
enfermagem, 30(2), 190.
Chernomas, W. M., & Shapiro, C. (2013).
Stress, depression, and anxiety among
undergraduate nursing
students. International journal of
nursing education scholarship, 10(1),
255-266.
Damanik, E. D. (2011). The measurement of
reliability, validity, items analysis
and normative data of Depression
Anxiety Stress Scale
(DASS). Retrieved from
http://www2. psy. unsw. edu.
au/dass/Indonesian/Damanik%
20Indonesian% 20translation.
Devkota, R & Shrestha S. (2018). Stress
among Bachelor Level Nursing
Students. Nepal Medical College
Journal. 20(1-3): 33-40
Furegato, A. R. F., Santos, J. L. F., & Silva,
E. C. D. (2008). Depression among
nursing students associated to their
self-esteem, health perception and
interest in mental health. Revista
latino-americana de
enfermagem, 16(2), 198-204.
Lim, C. C., Chua, T. L., Creedy, D. K., &
Chan, M. F. (2009). Preliminary
study of stress in undergraduate
nursing students in Singapore. Asia
Pacific Psychiatry, 1(2), 74-80.
Labrague, L. J. (2014). Stress, stressors, and
stress responses of student nurses in a
government nursing school. Health
Science Journal. Volume 7
(2013),Issue 4
López Rodríguez, I., Morales Ruiz, L., &
Simón Gómez, Á. (2013). Stress
perception in nursing students facing
their clinical practices. Enfermeria
Global, (31), 244.
Lovibond, S. H., & Lovibond, P. F.
(1996). Manual for the depression
anxiety stress scales. Psychology
Foundation of Australia.
Malfasari, E., Devita, Y., Erlin, F., &
Ramadania, I. (2018). Lingkungan
Rumah Sakit dan Tingkat
Kecemasan Mahaiswa Saat
Melakukan Praktek Klinik. Jurnal
Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (JPPNI), 2(2), 117-125.
Parveen, A., & Inayat, S. (2017). Evaluation
of factors of stress among nursing
students. Adv Practice Nurs, 2(2), 136.
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 6 No.2, Juli 2020: 95-100
100
Sharif, F., & Masoumi, S. (2005).
A qualitative study of nursing
student experiences of clinical
practice. BMC nursing, 4(1), 6.
Senturk, S., & Dogan, N. (2018).
Determination of the stress
experienced by nursing students’
during nursing
education. International Journal of
Caring Sciences, 11(2), 896-904.
Tol, W. A., Barbui, C., Bisson, J., Cohen, J.,
Hijazi, Z., Jones, L., ... & Silove, D.
(2014). World Health Organization
Guidelines For Management Of
Acute Stress, PTSD, And
Bereavement: Key Challenges On
The Road Ahead. PLoS
medicine, 11(12).
World Health Organization (WHO).
(2006). The World Health
Report 2006: Working Together
For Health. World Health
Organization.
World Health Organization (WHO).
(2013). Guidelines For The
Management Of Conditions
That Are Specifically Related
To Stress. World Health
Organization.
... Di Indonesia, 82,6% mahasiswa mengalami kecemasan akademik sedang dan 17,4% mengalami kecemasan tinggi (Fransiska et al., 2024). Studi di mahasiswa baru keperawatan menunjukkan bahwa 28 mahasiswa mengalami kecemasan normal, sedangkan 20 mahasiswa mengalami kecemasan sangat berat (Hendra et al., 2020). Di Universitas Padjadjaran, penelitian menunjukkan bahwa 44% mahasiswa rumpun kesehatan mengalami kecemasan akademik sedang, 33,1% tinggi, 15,6% rendah, 4% sangat tinggi, dan 3,3% sangat rendah (Simbolon, 2022). ...
Article
Full-text available
Academic anxiety remains a common issue among first-year nursing students. This condition can be minimized by increasing self-confidence with self-efficacy playing a protective role. This study aims to analyze the relationship between self-efficacy and academic anxiety among first-year students at the Faculty of Nursing, University of Padjadjaran. A quantitative approach was employed using a correlational design with a cross-sectional method. The study population consisted of 239 students from the 2024 cohort at the Jatinangor and Pangandaran campuses, with a sample of 150 students selected using the Sloving formula and cluster random sampling. The instrumens used were the General Self-Efficacy Scale and the Academic Anxiety Scale, both of which have been proven valid and reliable in previous studies. The results indicate that the average self-efficacy score was in the moderate category (29,87) and the average academic anxiety score was in the high category (122,30), with a significant negative correlation between self-efficacy and academic anxiety (p=0.000; p<0,05; r=-0.308). the study concludes that increasing students self-efficacy may help reduce the level of academic anxiety among first-year nursing students.
... Mahasiswa keperawatan tahun pertama perkuliahan mengalami perubahan dalam proses belajar serta perbedaan dalam proses dan metode akademik dari tingkat sekolah ke tingkat perguruan tinggi, sehingga hal ini menjadi salah satu stressor utama stres (Hendra et al., 2020). Selain itu, permasalahan umum yang sering terjadi pada mahasiswa tahun pertama adalah penyesuaian kurikulum, hubungan dengan dosen, hubungan sosial dengan teman baru serta kegiatan kampus selama masa perkuliahan dapat menjadi pencetus terjadinya stres (Anjani et al., 2019). ...
Article
Full-text available
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan kejadian keputihan pada mahasiswi keperawatan semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres sedang yaitu sebanyak 41 responden (71,9%) dan keputihan patologis sebanyak 31 responden (54,4%) dengan P value = 0,04 (P<0,05). Simpulan, terdapat hubungan antara stres dengan kejadian keputihan pada mahasiswi keperawatan semester 2. ABSTRACT This study aims to determine the relationship between stress and the incidence of vaginal discharge in second-semester nursing students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This research method is quantitative research with an analytical design using a cross-sectional approach. The results showed that most of the respondents experienced moderate stress, namely 41 respondents (71.9%) and pathological vaginal discharge as many as 31 respondents (54.4%) with P-value = 0.04 (P <0.05). In conclusion, there is a relationship between stress and the incidence of vaginal discharge in second-semester nursing students.
Article
Latar Belakang: Mahasiswa tingkat akhir mempunyai kewajiban menyelesaikan tugas akhir. Selama proses penulisan tugas akhir mahasiswa harus menghadapi banyak permasalahan yang dapat menimbulkan kecemasan. Teknik relaksasi afirmasi dapat menimbulkan efek relaksasi, sehingga mengurangi ketegangan dan kecemasan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh teknik relaksasi afirmasi terhadap tingkat kecemasan tingkat akhir pada mahasiswa STIKES Banyuwangi. Metedologi: Desain penelitian ini menggunakan pre-experimental design dengan rancangan one group pretest dan post-test design. Responden sejumlah 30 orang dengan simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) dan SOP teknik relaksasi afirmasi. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon 16.0 for windows. Hasil: Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi afirmasi didapatkan hasil pre-test hampir seluruhnya mengalami kecemasan sedang sejumlah 27 responden (90%), dan 3 responden (10%) kecemasan berat. Sedangkan pada tahap post-test hampir seluruhnya mengalami kecemasan ringan sejumlah 23 responden (77%), dan 7 responden (23%) kecemasan sedang. Hasil analisis uji Wilcoxon didapatkan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 (<0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, teknik relaksasi afirmasi terbukti mampu menurunkan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir. Diharapkan mahasiswa tingkat akhir dapat mengaplikasikan secara mandiri untuk menurunkan kecemasan.
Article
Full-text available
Mental health is important for the success and livelihood of college students. Studies show that college student undergoing online learning has poor mental health. Trait mindfulness has been shown to improve mental health. However, there hasn’t been any study examining the effect of trait mindfulness on mental health in college students currently undergoing online learning. This study attempts to examine whether trait mindfulness affects the mental health of college students undergoing online learning. A quantitative study was done using 122 college students undergoing online learning as participants recruited using the accidental sampling technique. This study uses Mental Health Continuum- Short Form (MHC-SF) and Mindful Attention Awareness Scale (MAAS). Data analysis was done using simple linear regression in IBM SPSS v23. The analysis revealed trait mindfulness improved the mental health of the participants. This proved that trait mindfulness effect on mental health also applied to college students currently undergoing online learning.
Article
Full-text available
Abstrak Hadirnya pandemi Covid-19 telah banyak memberikan pengaruh pada sektor pendidikan yaitu adanya penutupan sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan lainnya. Perguruan tinggi memiliki beban kerja lebih penuh sehingga perlu mengatur segala upaya agar kegiatan pembelajaran dapat tetap terlaksana. Sejumlah perguruan tinggi beradaptasi dengan mentransisikan berbagai kegiatan menjadi online/daring (dalam jaringan), tetapi dalam pelaksanaannya pembelajaran daring ini menimbulkan masalah kesehatan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan jiwa pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran di Masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini terdiri dari Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran kampus Jatinangor dan Pangandaran angkatan 2018, 2019, 2020, dan 2021. Jumlah sampel 100 mahasiswa, dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner MHI (Mental Health Inventory) yang dikembangkan oleh Veit dan Ware (1983). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran mengalami kesehatan jiwa yang cenderung pada kategori Psychological well-being (60%) dan hanya sebagiannya mengalami kesehatan jiwa pada kategori Psychological distress (40%). Pada kategori Psychological well being sub variabel yang paling mempengaruhi adalah General positive affect dan pada kategori Psychological distress sub variabel yang paling mempengaruhi adalah Loss of behavioral/emotional control. Kata Kunci : Kesehatan Jiwa, Mental Health Inventory, Pembelajaran Daring Abstract The presence of the Covid-19 pandemic has had a lot of influence on the education sector, namely the closure of schools, colleges, and other educational institutions. Higher education has a fuller workload so it is necessary to organize all efforts so that learning activities can continue to be carried out. A number of universities have adapted by transitioning various activities to online/online (in the network), but in practice this online learning creates mental health problems. This study aims to determine the description of mental health in students of the Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran during the Covid-19 Pandemic. This study uses a quantitative descriptive method. The population in this study consisted of students from the Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran, Jatinangor and Pangandaran campuses, batch 2018, 2019, 2020, and 2021. The total sample was 100 students, selected using a stratified random sampling technique. The measuring instrument used in this study is the MHI (Mental Health Inventory) questionnaire developed by Veit and Ware (1983). The results showed that most of the students of the Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran experienced mental health which tended to be in the Psychological well-being (60%) and only part of them experienced mental health in the Psychological distress (40%). In the Psychological well being the most influencing sub-variable is General positive affect and in the Psychological distress the most influencing sub-variable is Loss of behavioral/emotional control. Keywords : Mental Health, Mental Health Inventory, Online Learning
Article
Full-text available
Objective: This study was carried out to determine of the stress experienced by nursing students' during nursing education. Methodology: The study was conducted a descriptive and cross-sectional type of study carried out with 318 nursing students in a city in the Southeastern Anatolia Region in Turkey. In the collection of the data, 'Student Information Form' and 'Stress in Nurse Education Questionnaires (SINE)' were used. For the analysis of the data, descriptive statistics, Student t test, One-way ANOVA and Pearson correlation were used. The significance level was set at p < 0.05 for all statistical tests. Results: 52.2% of the students who participated in the questionnaire were male and the average age was 21.86 ±1.97. It was also determined that 47.2% of the students who participated in the study were the second year students, 84.0% received normal education, 98.4% were single, 51.9% did not select the profession willingly, and 64.8% were not satisfied with school life. The students, who participated in the study, obtained a mean score of 29.50+8.0 from the subscale of academic stress and a mean score of 29.24+8.48 from the subscale of practical stress in the 'Stress in Nurse Education Questionnaires (SINE)' and obtained a total scale mean score of 58.75+15.36. It was determined that there was a positively strong correlation between the mean scores obtained by the students from the academic stress subscale of the SINE, their mean scores of the practical stress subscale and the total mean scores of the scale (p<0.01). Conclusions: As a result of this study, it was determined that the stress experienced by the students during their nursing education was a little above moderate level.
Article
Full-text available
Wietse Tol and colleagues discuss some of the key challenges for implementation of new WHO guidelines for stress-related mental health disorders in low- and middle-income countries. Please see later in the article for the Editors' Summary
Article
Full-text available
Background: Stress during nursing education and training has been documented. Although the body of evidence regarding stress among student nurses is growing over the world, there is little in the literature assessing stress among Filipino nursing students enrolled in a government nursing school. Aim: The present study explored the level of stress, stressors, and physio-psycho-social responses to stress among Filipino student nurses in a government nursing school. Method and Material: A descriptive design was adopted in this study. A total of 61 students who were enrolled in the nursing program were taken as study respondents. Research data were collected utilizing the Perceived Stress Scale (PSS) and Physio-psycho-social Response Scale (PPSRS). Data analysis was performed with the statistical package for the social sciences (SPSS) version 16. Results: Findings indicated that student nurses experienced moderate level of stress [mean (SD) = 2.18 (0.43)] and were in good physio-psycho-social health [mean (SD) =1.49 (0.45)]. Stress from assignments and workload [mean (SD) =2.68 (0.58)] was the most common stressor identified, while emotional symptoms [mean (SD) =1.82 (0.67)] were the most common response to stress. In addition, students who reported higher level of stress were significantly more likely to experience poor physio-psycho-social health (r=0.3463,p=0.0063). Result also revealed that perceived stress level decrease according to the year of attendance. Conclusions: Results indicated that stress is very common in nursing education and it may have an impact on the physio-psycho-social health of the students. Knowledge on student nurses’ stress levels, its sources, and stress responses would serve as an important input in identifying and planning effective interventions and strategies to reduce or prevent stress in nursing education and training thus, facilitating their learning both in the academe and clinical setting.
Article
Full-text available
Unlabelled: This study aimed to identify the presence of depression among nursing students in relation to their self-esteem, perception of physical health and interest in mental health. Methodology: the research was carried out in class among 224 nursing students. The Depression Knowledge and Points of View questionnaire was used, as well as Beck's inventory, the Self-esteem scale and information about health and quality of life. Sociodemographic and clinical data were investigated, as well as the students' interest in mental health. The project was approved by the Ethics Committee. Results: depression is present among nursing students at levels expected for the population. The statistically assessed results evidenced a correlation between physical health perception (bad and medium), interest and attendance to courses in the field, concluding that there are greater chances of depression among nursing students.
Article
AbstrakMahasiswa keperawatan mempunyai pengalaman kecemasan ketika melakukan praktik klinik di rumah sakit. Kecemasan yang sangat parah bisa menyebabkan penurunan perfoma dan bisa membahayakan pasien. Walaupun mahasiswa sudah mempersiapkan diri dengan baik, namun ternyata terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecemasan, termasuk lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara lingkungan rumah sakit dengan kecemasan mahasiswa keperawatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 73 responden yang merupakan mahasiswa keperawatan yang sedang menjalankan praktik klinik di rumah sakit. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan data diambil selama bulan Juli 2017. Variabel kecemasan dalam penelitian ini diukur menggunakan DASS 21 dengan mengambil bagian kecemasan sedangkan kuesioner untuk variabel lingkungan rumah sakit adalah rancangan peneliti dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini menggunakan analisis chi square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan rumah sakit dengan kecemasan mahasiswa keperawatan (p value=0,045). Rekomendasi: Penelitian ini merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian untuk mengatasi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di rumah sakit.Kata kunci: kecemasan, lingkungan rumah sakitHOSPITAL ENVIRONMENT AND ANXIETY LEVEL IN STUDENTS WHEN DOING CLINICAL PRACTICESAbstractNursing students have experiences of anxiety when doing clinical practices in a hospital. Very severe anxiety can decrease performance and endanger patients. Although students have prepared themselves well, there are several factors causing anxiety, including hospital environment. Objective: This research aims to identify the correlation between hospital environment and anxiety in nursing students. Methods: This research is a quantitative research using descriptive correlation design and using cross sectional approach. The samples were 73 respondents who were nursing students conducting clinical practices in the hospital. Samples were taken using accidental sampling and data was collected during July 2017. The anxiety variable was measured using DASS 21 by taking the anxiety section. Questionnaire for hospital environment variable was made by researcher and its validity and reliability had been tested. Data were analyzed using chi square. Results: The results of this research indicated that there was a significant correlation between hospital environment and anxiety in nursing students with p value=0.045. Conclusion: This research recommends that further research should be conducted to overcome anxiety in students when conducting clinical practices in the hospital.Keywords: Anxiety, hospital environment
Article
Students face different types of stresses during their study. Stress refers to a dynamic interaction between the individual and the environment. Stress is simply the body's non-specific reaction to any demand made on the body. Stress is a psychological factor that influences the academic performance and welfare of nursing students. Therefore, this study was planned with the objective to identify the major stress factors among nursing students of Allied Hospital, Faisalabad, Punjab, Pakistan. The sample size of 150 female participants was selected through simple random methods. For the purpose descriptive cross sectional study design was used. Results revealed that there are many factors which create stress among nursing students but academic, clinical and environmental factors are the major. The 70%, 75% and 60% participants were agreed and strongly agreed with academic, clinical and environmental factors, respectively, which causes the stress to nursing students. The results of the findings indicate that students experienced mainly academic and clinical stresses which have positive impact on the students learning. The outcomes of the study will be beneficial in designing an accurate stress management package for nursing students of Allied Hospital, Faisalabad.
Article
Objective: This research aims to establish what the Nursing students' main stress sources are during their practice period, according to their gender, grade and age.Methodology. It is a descriptive transversal study. The sample was composed by 45 Nursing students, 30 women and 15 men, at the University of Murcia in 2010/2011. The information gathering tool was KEZKAK questionnaire.Results. The ignorance facing a determined clinical situation and the risk of damaging the patient are the Nursing students' two main stress sources. Men often suffer from a bigger stress than women; nevertheless, as well as the age increases and the students pass grades, the stress level is smaller.Conclusions. Nursing students' stress determines their formation within their clinical practices period. Thus, it is necessary that the theoretical learning that supports these practices considers theses needs that own Nursing students require.
Article
Introduction: Stress experienced by nursing students may adversely affect academic achievement, personal wellbeing and long-term professional capabilities. The current study is the first to report levels and sources of stress among Singaporean students undertaking a pre-registration baccalaureate nursing degree. Methods: An exploratory survey was conducted with students from all three year levels (n=112, 65% response rate) using the Stress in Nursing Students (SINS) scale. Use of this tool also enabled a regional comparison of results with published data from a nursing cohort in Hong Kong. Perceptions of support were measured using the Social Support Rating Scale (SSRS). It was hypothesized that students with higher levels of social support would report less stress. Results: In comparison to other year levels, Year 3 students reported higher levels of overall, clinical, and financial stress. There were statistical differences between Year 3 and Year 1 students in relation to clinical and financial stressors, but not with Year 2, nor were relationships found across year of study and confidence and education subscales. Level of stress was lower compared to Hong Kong nursing students. There were statistically significant differences on stress associated with clinical (P<0.01) and confidence (P<0.001) domains between datasets, but no differences on subscale scores for education and financial stressors. Social support was not statistically associated with stress. Discussion: Student stress increased throughout the program and was not mediated by social support. Awareness of types and progression of stress can inform professional development activities to bolster coping, and minimize adverse psychological, academic and professional consequences.
Manual for the depression anxiety stress scales
  • S H Lovibond
  • P F Lovibond
Lovibond, S. H., & Lovibond, P. F. (1996). Manual for the depression anxiety stress scales. Psychology Foundation of Australia.