ArticlePDF Available

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PETANI DALAM PEMBUATAN PAKAN SILASE DI KELOMPOK TANI RUKUN SEJAHTERA DESA BUALO KABUPATEN BOALEMO

Authors:

Abstract

Limbah pertanian, terutama jerami jagung (tebon) yang sangat melimpah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan silase, tetapi masih banyak petani yang belum tahu dan belum bisa untuk membuat pakan silase tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pembuatan pakan silase di Kelompok Tani Rukun Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Guna mencapai tujuan tersebut, maka metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah metode pelatihan dengan teknik ceramah dan tanya jawab, metode praktikum dan pendampingan kepada peserta, serta metode survei menggunakan instrumen kuisioner untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam pembuatan pakan silase. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan pakan silase terbukti telah mampu memberikan peningkatan pada pengetahuan dan ketrampilan masyarakat, terutama petani tentang pakan silase dan pembuatannya. Tingkat pengetahuan petani tentang pakan silase sebelum pelatihan dilakukan mayoritas peserta pelatihan (94,4%) tidak tahu dan sangat tidak tahu tentang pakan silase. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan, maka mayoritas peserta pelatihan (99,2%) sudah tahu dan sangat tahu tentang pakan silase. Tingkat ketrampilan petani setelah mengikuti praktek dan pendampingan pembuatan pakan silas, mayoritas (90,4%) sudah bisa dan terampil dalam membuat pakan silase. Guna tindak lanjut dari kegiatan ini, maka perlunya pendampingan terus menerus kepada kelompok tani baik oleh penyuluh pertanian maupun perguruan tinggi agar limbah jagung dan limbah pertanian lainnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan silase; dan (perlunya pengkayaan bahan pakan silase agar kandungan nutrisi pakan silase ini lebih lengkap (komplit).
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
204
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PETANI DALAM
PEMBUATAN PAKAN SILASE DI KELOMPOK TANI RUKUN SEJAHTERA
DESA BUALO KABUPATEN BOALEMO
Improvement of Farmers Knowledge and Skills in Making “Silase” In Rukun
Sejahtera Tani Group, Bualo Village, Boalemo District
Nurdin1*), Fitriah S. Jamin1), Siswatiana R. Taha2), Agustinus Moonti3),
Rival Rahman1)
1Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, 2Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo, 3Jurusan Agribisni Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jendral Sudirman No. 6, Kota Gorontalo, 96128
*Alamat korespondensi: nurdin@ung.ac.id
(Tanggal Submission: 14 Agustus 2020, Tanggal Accepted: 3 September 2020)
ABSTRACT
Limbah pertanian, terutama jerami jagung (tebon) yang sangat melimpah dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan silase, tetapi masih banyak petani yang belum tahu dan belum bisa untuk membuat pakan
silase tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan petani dalam pembuatan pakan silase di Kelompok Tani Rukun Sejahtera Desa Bualo Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo. Guna mencapai tujuan tersebut, maka metode pengabdian masyarakat
yang digunakan adalah metode pelatihan dengan teknik ceramah dan tanya jawab, metode praktikum dan
pendampingan kepada peserta, serta metode survei menggunakan instrumen kuisioner untuk menilai
pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam pembuatan pakan silase. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan pakan silase terbukti telah mampu
memberikan peningkatan pada pengetahuan dan ketrampilan masyarakat, terutama petani tentang pakan
silase dan pembuatannya. Tingkat pengetahuan petani tentang pakan silase sebelum pelatihan dilakukan
mayoritas peserta pelatihan (94,4%) tidak tahu dan sangat tidak tahu tentang pakan silase. Setelah mengikuti
kegiatan pelatihan, maka mayoritas peserta pelatihan (99,2%) sudah tahu dan sangat tahu tentang pakan
silase. Tingkat ketrampilan petani setelah mengikuti praktek dan pendampingan pembuatan pakan silas,
mayoritas (90,4%) sudah bisa dan terampil dalam membuat pakan silase. Guna tindak lanjut dari kegiatan ini,
maka perlunya pendampingan terus menerus kepada kelompok tani baik oleh penyuluh pertanian maupun
perguruan tinggi agar limbah jagung dan limbah pertanian lainnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan silase;
dan (perlunya pengkayaan bahan pakan silase agar kandungan nutrisi pakan silase ini lebih lengkap (komplit).
Kata Kunci: Limbah, jagung, pakan, silase, molase.
PENDAHULUAN
Bualo merupakan salah satu desa agraris
di wilayah Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo, Provinsi Gorontalo. Desa ini menjadi
salah satu sentra produksi pertanian karena
memiliki potensi untuk pengembangan pertanian
yang cukup besar. Nurdin et al. (2009) melaporkan
bahwa potensi lahan di wilayah Desa Bualo adalah
sangat sesuai (S1) sampai sesuai marginal (S3)
untuk tanaman jagung, kakao, kelapa dan hijauan
makanan ternak dengan faktor pembatas
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
205
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
kemiringan lereng, ketersediaan hara dan bahaya
erosi. Sampai tahun 2020, seluruh lahan pertanian
di desa ini sudah dimanfaatkan untuk berbagai
komoditas pertanian, baik tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan maupun peternakan.
Besarnya hasil pertanian dari desa ini
tentu juga menghasilkan limbah pertanian yang
sangat besar, utamanya limbah jagung. Luas
pertanaman jagung di Desa Bualo sampai tahun
2019 mencapai 539,39 ha (BPS Kabupaten
Boalemo, 2019) dan disumsikan menghasilkan
jerami (tebon) jagung sebanyak 7.842 ton/ha
(Jafrizal et al. 2018), maka diperoleh total limbah
jagung sebanyak 4,2 juta ton. Namun, sangat
sedikit limbah jagung tersebut yang dimanfaatkan
dan lebih banyak dibiarkan begitu saja di lahan
pertanian atau langsung dibakar. Padahal limbah
jagung yang sangat melimpah ini dapat
dimanfaatkan menjadi barang bernilai ekonomi
tinggi diantaranya dengan menjadikannya pakan
silase.
Pakan silase merupakan limbah pertanian
yang diawetkan dalam keadaan segar (kandungan
air 60-70%) melalui proses fermentasi dalam silo
(Kartasujana, 2001). Lebih lanjut McDonald et al.
(2002) menyatakan bahwa silase adalah salah satu
teknik pengawetan pakan pada kadar air tertentu
melalui proses fermentasi mikrobial oleh bakteri
asam laktat yang disebut ensilasi dan berlangsung
di dalam tempat yang disebut silo. Teknologi silase
dapat mengubah jerami jagung dari sumber pakan
berkualitas rendah menjadi pakan berkualitas
tinggi serta sumber energi bagi ternak (Trisnadewi
et al. 2016). Selanjutnya, Keady (2005) menyatakan
bahwa silase tanaman jagung dapat meningkatkan
performa dari sapi penggemukan. Hal ini diduga
karena kandungan nutrisi jerami jagung yang
cukup tinggi. Silase jerami jagung dengan 20%
pollard menunjukkan kandungan nutrisi tertinggi
dibanding perlakuan lainnya (Trisnadewi et al.
2016).
Salah satu kendala dan hambatan dalam
pemanfaatan limbah jagung ini di Desa Bualo
adalah petani belum mengetahui tentang pakan
silase dan belum menguasai teknik pembuatan
pakan silase tersebut. Hal ini cukup beralasan
karena hasil komunikasi awal dengan petani
setempat menunjukkan bahwa sampai saat ini
belum pernah ada penyuluh pertanian atau
insititusi lain yang memberikan pengetahuan dan
ketrampilan tentang pembuatan pakan silase. Oleh
karena itu, kegiatan dalam Program
Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di Desa Bualo
menetapkan pembuatan pakan silase sebagai
salah satu kegiatan utama pada tahun 2020 yang
memasuki tahun pelaksanaan ke-2 program
tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan petani dalam
pembuatan pakan silase di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo. Manfaat yang ingin dicapai
dari kegiatan ini antara lain: meningkatnya
pengetahuan dan ketrampilan petani dalam
pembuatan pakan silase di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera, sehingga limbah jagung yang sangat
melimpah tersebut dapat dioptimalkan menjadi
pakan. Selain itu, kegiatan ini dilakukan untuk
mengurangi dampak kebakaran lahan akibat
pembakaran jerami jagung di lahan, sehingga
potensi pencemaran lingkungan dengan adanya
gas CO2 yang tinggi dapat diminimalisir.
METODE KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni
2020 di Desa Bualo Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo. Sasaran kegiatan ini adalah
anggota Kelompok Tani Rukun Sejahtera sebanyak
25 orang dan peserta lain yang berasal dari
masyarakat sekitar terutama aparat Desa Bualo
yang juga memiliki ternak sapi. Pembuatan pakan
silase ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
pendampingan kepada anggota kelompok tani.
Kegiatan ini didahului dengan pemberian materi
pelatihan kepada peserta yang menjadi sasaran
dan dilanjutkan dengan praktek pembuatan pakan
silase. Sebelum dimulai pelatihan, terlebih dahulu
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
206
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
dilakukan tes awal (pre test) tingkat pengetahuan
peserta tentang pakan silase dengan metode
survei menggunakan instrumen kuisioner.
Penilaian pengetahuan petani didasarkan
pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengertian
pakan silase; 2). Jerami dan limbah menjadi
sumber pakan; 3). Pakan silase berasal dari limbah
hasil pertanian; 4). Pakan silase memiliki
kandungan nutrisi; dan 5). Pakan dapat bertahan 2
sampai 3 bulan. Peserta diminta memilih satu
jawaban dengan cara mencentang atau melingkari
pilihan jawaban huruf a, b, c, dan d pada
instrumen. Pilihan jawaban peserta menunjukkan
skor terendah sampai tertinggi. Jumlah peserta
pelatihan adalah 25 orang (populasi), maka semua
populasi karena <100 diambil sebagai sampel atau
sampel jenuh (teknik non probability). Menurut
Sugiyono (2013) sampel jenuh adalah teknik
penentuan sampel dengan cara mengambil
seluruh anggota populasi sebagai responden atau
sampel. Setelah itu pemberian materi dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
Praktek pembuatan pakan silase
dilakukan dengan pendekatan learning by doing.
Sebelum praktek dilakukan, terlebih dahulu
dikumpulkan bahan-bahan dan peralatan yang
akan digunakn dalam pembuatan pakan silase.
Bahan-bahan yang digunakan meliputi: limbah
jagung, dedak, dekomposer (EM4), gula (molase)
dan air. Sementara itu, peralatan yang digunakan
terdiri dari: mensin pencacah (copper), bak
fermentasi, ember, karung, drum dan sekop. Cara
pembuatan paka silase meliputi: 1) Jerami jagung
dicacah sampai berukuran 5-10 cm dengan tujuan
untuk memadatkan jerami jagung saat
penyimpanan, sehingga memudahkan terjadinya
proses anaerob; 2) Jerami jagung yang sudah
dicacah dikeringkan selama lebih kurang 6 jam
untuk mengurangi kadar air, sehingga silase tidak
membusuk; 3) Campurkan jerami jagung, molase,
dedak, dan decomposer dengan cara diaduk secara
merata; 4) Campuran tersebut selanjutnya
dimasukkan dalam drum atau kotak penyimpanan
dan harus ditutup rapat serta dipadatkan hingga
tidak ada udara agar tidak terjadi pembusukan; 5)
Setelah jerami jagung difermentasikan selama
lebih kurang 3 minggu, maka hasilnya adalah silase
jerami jagung dan selama masih tersimpan dengan
baik jerami jagung bisa digunakan sampai 2 bulan.
Setelah pelatihan dan praktek pembuatan
pakan silase dilaksanakan, maka dilakukan tes
akhir (post test) tingkat pengetahuan peserta
tentang pakan silase. Metode yang digunakan
sama seperti tes awal, yaitu metode survei dengan
menggunakan instrumen kuisioner kepada peserta
pelatihan. Selain itu, pada sesi ini juga dilakukan
penilaian ketrampilan peserta tentang pakan
silase. Penilaian ketrampilan peserta didasarkan
pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Bisa memilih
bahan baku pakan silase; 2). Bisa melakukan
pencacahan; 3). Bisa melakukan formulasi bahan
pakan; 4). Bisa membuat dan memfermentasi
pakan; dan 5). Bisa menghasilkan pakan silase
sesuai standar.
Sampai akhir sesi praktek pembuatan
pupuk organik, jumlah peserta masih sama
sebanyak 25 orang (populasi), maka semua
populasi diambil sebagai responden (sampel
jenuh). Analisis data meliputi: (1) Analisis validitas
dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan
skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.,
(2) Analisis reliabilitas secara internal consistency
dengan menganalisis konsistensi butir-butir
pertanyaan yang ada., (3) Analisis tabel untuk
mengetahui hubungan antar beberapa variabel.
Data yang dikumpulkan disusun dalam bentuk
tabel kemudian dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui persentase responden terhadap
pengetahuan tentang pupuk organik. Analisis
dilakukan menggunakan bantuan software SPSS
23.
Tingkat pengetahuan dan ketrampilan
peserta tentang pakan silase dianalisis dengan skor
terhadap jawaban pertanyaan menggunakan alat
ukur Skala Likert dan digambarkan dalam garis
continuum. Jawaban peserta pada kuesioner diberi
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
207
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
skor seperti berikut: jawaban a (sangat tahu dan
sangat bisa) nilai 4, jawaban b (tahu dan bisa) nilai
3, jawaban c (tidak tahu dan tidak bisa) nilai 2, dan
jawaban d (sangat tidak tahu dan sangat tidak bisa)
nilai 1. Interpretasi nilai skor dilakukan dengan
menggunakan formulasi sebagai berikut:




Tingkat pengetahuan dan ketrampilan peserta
adalah:
  

Dimana: R = responden, Q = pertanyaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peningkatan Pengetahuan Petani tentang
Pakan Silase
Peningkatan pengetahuan petani tentang
pupuk organik dilakukan dengan cara memberikan
pelatihan pembuatan pakan silase. Pelatihan
tentang pakan silase dan cara pembuatannya
dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab yang
tetap mengikuti protokol Covid-19 (Gambar 1).
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Bualo
dengan peserta utama adalah anggota Kelompok
Tani Rukun Sejahtera, dan peserta tambahan dari
warga Desa Bualo lainnya, terutama perangkat
desa yang juga berprofesi sebagai petani setempat.
Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pakan Silase di Desa Bualo Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo; (a) Penyerahan Masker kepada Peserta oleh Kepala Desa Bualo, (b)
Pemberian Materi Pelatihan, (c) Peserta Pelatihan menerapkan Protokol Covid-19.
Sebelum dan sesudah pelatihan melalui
pemberian materi, maka dilaksanakan test awal
dan test akhir tingkat pengetahuan peserta
tentang pakan silase yang hasilnya disajikan pada
Tabel 1, 2 dan Tabel 3. Hasil pengujian validitas
instrumen pengetahuan awal dan akhir peserta
tentang pakan silase menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan awal dan akhir peserta
tentang pakan silase di Desa Bualo Valid. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai korelasi mendekati 1 pada
semua item yang diuji, yaitu antara 0,794 0,980
untuk test awal dan antara 0,712 0,991 untuk test
akhir dengan probabilitas korelasi yang sama
dengan rata-rata sebanyak 0,000 (signifikan).
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Instrumen Tingkat Pengetahuan Peserta Pelatihan
No
Korelasi Antara
Nilai Korelasi
(Pearsons
Correlations)
Probabilitas
Korelasi
[sig.(2-tailed)]
Kesimpulan
Awal
Akhir
Akhir
1
Pengertian pakan silase
0,870
0,984
0,000
Valid
2
Jerami dan limbah menjadi sumber pakan
0,980
0,907
0,000
Valid
3
Pakan silase berasal dari limbah hasil pertanian
0,980
0,991
0,000
Valid
4
Pakan silase memiliki kandungan nutrisi
0,795
0,712
0,000
Valid
5
Pakan ini dapat bertahan 2-3 bulan
0,794
0,991
0,000
Valid
(a)
(b)
(c)
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
208
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
Hasil pengujian reliabilitas instrumen
pengetahuan awal peserta tentang pakan silase
menunjukkan bahwa nilai Cronbach's Alpha
sebesar 0,824 dan setelah pelatihan nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0,821 (Tabel 2). Hal ini
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan
untuk mengetahui pengetahuan awal dan akhir
peserta tentang pakan silase di Desa Bualo
dianggap reliabel atau memenuhi syarat
reliabilitas.
Tabel 2. Nilai Cronbach's Alpha Instrumen
Tingkat Pengetahuan Peserta
Tingkat Pengetahuan Peserta
Cronbach's Alpha
N of items
Awal
Akhir
0,824
0,821
6
Berdasarkan Tabel 3, mayoritas peserta
sebelum pelatihan yang tidak tahu dan sangat tidak
tahu terkait pakan silase masih sangat banyak
dengan persentase sebesar 94.4%. Sementara itu,
peserta yang sudah tahu hanya sebesar 5,6% tanpa
ada peserta yang sudah sangat tahu. Setelah
mengikuti pelatihan, peserta yang tahu dan sangat
tahu sudah mencapai 99,2%. Hanya tersisa 0,8%
saja yang tidak tahu tentang pakan silase.
Tabel 3. Persentase Jawaban Peserta tentang Pakan
No
Item Pertanyaan
Persentase jawaban pengetahuan peserta (%)
Jumlah
STT
TT
T
ST
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
Pengertian pakan silase
20
-
72
-
8
88
-
12
100
2
Jerami dan limbah
menjadi sumber pakan
20
-
72
-
8
88
-
12
100
3
Pakan silase berasal dari
limbah hasil pertanian
20
-
72
-
8
88
-
12
100
4
Pakan silase memiliki
kandungan nutrisi
12
-
84
-
4
92
-
8
100
5
Pakan ini dapat bertahan
2-3 bulan
28
-
72
4
-
88
-
8
100
Rata-rata
20,0
-
74,4
0,8
5,6
88,8
-
10,4
100
Keterangan: STT = sangat tidak tahu, TT = tidak tahu, T = tahu, ST = sangat tahu.
Hasil evaluasi awal tingkat pengetahuan
peserta pelatihan tentang pakan silase diperoleh
skor pengetahuan awal peserta (Gambar 2), yaitu:
skor total sebanyak 232 dengan skor tertinggi
sebanyak 500 dan skor terendah sebanyak 125.
Dengan demikian, maka rata-rata tingkat
pengetahuan awal peserta tentang pakan silase di
Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo sebesar 46,4% saja. Berdasarkan Garis
Continuum dapat diketahui bahwa pengetahuan
awal peserta pelatihan termasuk dalam kategori
tidak tahu tentang pakan silase. Secara ilmiah dan
berdasarkan fakta tersebut, maka Tim PPDM dan
pemateri pelatihan pembuatan pakan silase
melakukan penajaman dan fokus terhadap
peningkatan pengetahuan dan secara bertahap
diikuti dengan peningkatan ketrampilan
pembuatan pakan silase.
Gambar 2. Garis Continuum Pengetahuan Awal Peserta tentang Pakan Silase
Selama kegiatan pelatihan, animo dan
respon peserta pelatihan cukup tinggi yang
ditunjukkan oleh banyaknya pertanyaan yang
diajukan oleh peserta kepada pemateri.
Pertanyaan yang paling menonjol adalah terkait
tata cara pembuatan pakan silase dan daya simpan
STT
TT
T
ST
232
0
125
500
375
250
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
209
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
pakan silase jika nanti dibuat oleh petani. Setelah
mendapat jawaban dari pemateri, maka
optimisme peserta terhadap keberlanjutan
kegiatan ini semakin nampak karena selain mudah
membuatnya, juga ketersediaan bahan baku
pakan silase yang banyak dan melimpah di Desa
Bualo saat ini.
Hasil evaluasi akhir tingkat pengetahuan
peserta pelatihan tentang pakan silase diperoleh
skor pengetahuan akhir peserta (Gambar 3), yaitu:
skor total sebanyak 386 dengan skor tertinggi
sebanyak 500 dan skor terendah sebanyak 125.
Dengan demikian, maka rata-rata tingkat
pengetahuan akhir peserta tentang pakan silase di
Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo sebesar 77,2% saja. Berdasarkan Garis
Continuum dapat diketahui bahwa pengetahuan
akhir peserta pelatihan termasuk dalam kategori
sangat tahu tentang pakan silase.
Gambar 3. Garis Continuum Pengetahuan Akhir Peserta tentang Pakan Silase
Peningkatan Ketrampilan Petani dalam
Pembuatan Pakan Silase
Kegiatan peningkatan ketrampilan petani
dilakukan melalui praktek dan pendampingan
pembuatan pakan silase. Kegiatan ini diawali
dengan praktek penggunaan sarana dan prasarana
pembuatan pakan silase (Gambar 4). Kegiatan ini
dilaksanakan di Rumah Kompos Milik Kelompok
Tani Rukun Sejahtera dengan peserta utama
adalah anggota kelompok tani, dan peserta
tambahan dari warga Desa Bualo lainnya,
terutama perangkat desa yang juga berprofesi
sebagai petani setempat. Pembuatan pakan silase
dengan memanfaatkan bahan baku lokal setempat
yaitu: limbah jagung, dedak, dekomposer (EM4),
molase dan air. Pembuatan pakan silase dengan
melakukan proses fermentasi yang diikuti oleh
peserta (anggota kelompok tani) dipandu oleh Tim
PPDM dan Penyuluh Pertanian setempat (Gambar
5 dan 6). Hasil yang diperoleh cukup memuaskan
dengan proses fermentasi yang berjalan dengan
baik (Gambar 7). Selama proses fermentasi,
dilakukan monitoring secara berkala untuk
memperoleh hasil pakan silase yang sesuai
standar.
Gambar 4. Praktek Penggunaan Sarana dan Prasarana Pembuatan Pakan Silase di Desa Bualo
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
STT
TT
T
ST
386
0
125
500
375
250
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
210
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
Gambar 5. Praktek Formulasi dan Pencampuran Bahan Pakan Silase di Desa Bualo Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo
Gambar 6. Praktek Pemadataan dalam Media Drum atau Box Bahan Pakan Silase di Desa Bualo
Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
Gambar 7. Hasil Produksi Pakan Silase di Desa
Bualo Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo
Pada sesi akhir praktek dan
pendampingan pembuatan pakan silase ini
dilakukan penilaian ketrampilan peserta tentang
pembuatan pakan silase. Penilaian ketrampilan
peserta didasarkan pada lima item pertanyaan,
yaitu: 1). Bisa memilih bahan baku pakan silase; 2).
Bisa melakukan pencacahan; 3). Bisa melakukan
formulasi bahan pakan; 4). Bisa membuat dan
memfermentasi pakan; dan 5). Bisa menghasilkan
pakan silase sesuai standar. Hasil evaluasi tingkat
ketrampilan peserta dalam pembuatan pakan
silase disajikan pada Tabel 4, 5, 6 dan Tabel 7. Hasil
pengujian validitas instrumen ketrampilan peserta
setelah mengikuti praktek dan pendampingan
pembuatan pakan silase menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan untuk mengetahui
tingkat ketrampilan peserta tentang pakan silase di
Desa Bualo Valid. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
korelasi mendekati 1 pada semua item yang diuji,
yaitu antara 0,712 0,991 dengan probabilitas
korelasi rata-rata sebesar 0,000 (signifikan).
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen
Tingkat Ketrampilan Peserta
No
Korelasi
Antara
Nilai
Korelasi
(Pearsons
Correlatio
ns)
Probabili
tas
Korelasi
[sig.(2-
tailed)]
Kesimp
ulan
1
Bisa
memilih
bahan baku
pakan silase
0,984
0,000
Valid
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
211
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
2
Bisa
melakukan
pencacahan
0,907
0,000
Valid
3
Bisa
melakukan
formulasi
bahan
pakan
0,991
0,000
Valid
4
Bisa
membuat
dan
memferme
ntasi pakan
0,712
0,000
Valid
5
Bisa
menghasilk
an pakan
silase sesuai
standar
0,991
0,000
Valid
Hasil pengujian reliabilitas instrumen
ketrampilan peserta tentang pakan silase
menunjukkan bahwa nilai Cronbach's Alpha
sebesar 0,828 yang lebih besar dari nilai 0,600
(Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen
yang digunakan untuk mengetahui ketrampilan
peserta tentang pakan silase di Desa Bualo
dianggap reliabel atau memenuhi syarat
reliabilitas.
Tabel 5. Nilai Cronbach's Alpha Instrumen
Tingkat Ketrampilan Peserta
Tingkat Ketrampilan Peserta
Cronbach's Alpha
N of Items
0,828
6
Mayoritas peserta setelah praktek dan
pendampingan pembuatan pakan silase yang bisa
dan sangat bisa sudah mencapai 90,4% (Tabel 6).
Hanya tersisa 9,6% saja yang tidak bisa tentang
pakan silase, tanpa ada peserta yang sangat tidak
bisa.
Tabel 6. Persentase Jawaban Peserta
tentang Ketrampilan Pembuatan
Pakan Silase Setelah Mengikuti
Praktek dan Pendampingan
No
Item
Pertanyaan
Persentase jawaban
peserta
Jumlah
STB
TB
B
SB
1
Pengertian
pupuk
organik
-
12
76
12
100
2
Penggunaan
pupuk
organik
-
12
84
4
100
3
Sumber
bahan
pupuk dari
limbah
-
12
80
8
100
4
Kandungan
hara pupuk
organik
-
-
92
8
100
5
Jenis-jenis
pupuk
organik
-
12
80
8
100
Rata-rata
-
9.
6
82
.4
8.
0
100
Keterangan: STB = sangat tidak bisa, TB = tidak
bisa, B = bisa, SB =sangat bisa.
Hasil evaluasi akhir tingkat ketrampilan
peserta pelatihan tentang pmbuatan pakan silase
diperoleh skor total sebanyak 376 dengan skor
tertinggi sebanyak 500 dan skor terendah
sebanyak 125. Dengan demikian, maka rata-rata
tingkat ketrampilan peserta tentang pembuatan
pakan seilase di Desa Bualo Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo sebesar 74,6%.
Berdasarkan Garis Continuum (Gambar 8) dapat
diketahui bahwa ketrampilan peserta sudah
termasuk dalam kategori sangat bisa dalam
pembuatan pakan silase.
Gambar 8. Garis Continuum Ketrampilan Peserta dalam Pembuatan Pakan Silase
STB
TB
B
SB
376
0
125
500
375
250
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
212
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program pengembangan desa
mitra (PPDM) di Desa Bualo Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo melalui
kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan
pakan silase terbukti telah mampu
memberikan peningkatan pada pengetahuan
dan ketrampilan masyarakat, terutama
petani tentang pakan silase dan
pembuatannya.
2. Tingkat pengetahuan petani tentang pakan
silase sebelum pelatihan dilakukan mayoritas
peserta pelatihan (94,4%) tidak tahu dan
sangat tidak tahu tentang pakan silase.
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan, maka
mayoritas peserta pelatihan (99,2%) sudah
tahu dan sangat tahu tentang pakan silase.
3. Tingkat ketrampilan petani setelah mengikuti
praktek dan pendampingan pembuatan
pakan silas, mayoritas (90,4%) sudah bisa dan
terampil dalam membuat pakan silase.
Saran
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini,
maka saran yang perlu diajukan antara lain:
1. perlunya pendampingan terus menerus
kepada kelompok tani baik oleh penyuluh
pertanian maupun perguruan tinggi agar
limbah jagung dan limbah pertanian lainnya
dapat dimanfaatkan sebagai pakan silase;
2. perlunya pengkayaan bahan pakan silase agar
kandungan nutrisi pakan silase ini lebih
lengkap (komplit).
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada
Kementrian Riset dan Teknologi/BRIN yang telah
mendanai kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini melalui Program Pengembangan
Desa Mitra (PPDM) tahun anggaran 2020 yang
salah satu luarannya adalah artikel jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Boalemo. 2019. Kabupaten
Boalemo dalam Angka Tahun 2019.
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Boalemo, Tilamuta.
Jafrizal, N. Kesumawati., & R. Hayati. (2018).
Inventarisasi potensi limbah pertanian
dan peternakan dalam rangka
mengembangkan usaha sayuran
organik berbasiskan sumberdaya lokal
di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten
Rejang Lebong. Paper dipresentasikan
pada Seminar Nasional Agroinovasi
Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan
Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementrian
Pertanian RI, Bandar Lampung, 19-20
Oktober 2018 (pp. 841-849). Bandar
Lapung.
Keady, T. W. J. 2005. Ensiled maize and Whole
Crop Wheat Forages For Beef and Dairy
Cattle: Effects on Animal Performance.
In: Silage Production and Utilization.
Park, R.S. and M.D. Stronge (Eds.).
Wageningen Academic Publ. The
Netherlands. pp. 65 82.
Nurdin, M. Baruwadi, F. Zakaria, R. Yusuf, D. A
Rachim, Suwarno dan Darmawan.
(2009). Penelitian dan Pengembangan
Komoditas Unggulan Berdasarkan
Potensi Sumberdaya Lahan melalui
Analisis Kesesuaian Lahan dan
Pewilayahan Komoditas Unggulan di
Kabupaten Boalemo. Laporan
Penelitian. Kerjasama Bappeda
Kabupaten Boalemo dengan Pusat
Kajian Pertanian Tropis (PKPT)
Universitas Negeri Gorontalo, Tilamuta.
Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 2, Agustus 2020
213
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i2.336 E-ISSN 2657-0629
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif &
R&D. Bandung: Alfabeta.
Trisnadewi, A. A. A. S., I G. L. O. Cakra., dan
Suarna, I. W. 2017. Kandungan nutrisi
silase jerami jagung melalui fermentasi
pollard dan molases. Majalah Ilmiah
Peternakan 20(2): 55-59.
... Sebagai teknologi yang memungkinkan pengawetan pakan, silase menawarkan solusi praktis untuk mengatasi kelangkaan pakan selama musim kemarau panjang. Sen (1999) dalam teorinya mengenai capabilities approach menjelaskan bahwa pemberdayaan bukan sekadar memberi individu alat atau sumber daya, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan sumber daya tersebut untuk memperbaiki taraf hidup (Baderan et al., 2020). Dalam hal ini, pelatihan pembuatan silase menyediakan peternak dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang memungkinkan mereka untuk menghadapi musim kemarau tanpa harus bergantung pada ketersediaan hijauan segar. ...
... Teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh Merton (1968) menunjukkan bahwa perubahan teknologi tidak selalu berjalan mulus dan sering kali menghadapi resistensi. Dalam hal ini, pengenalan silase di kalangan peternak mungkin memerlukan pendekatan yang lebih holistik, termasuk pelatihan, dukungan teknis, dan pemahaman mendalam tentang manfaat teknologi tersebut (Baderan et al., 2020). Keterlibatan komunitas, dukungan dari lembaga pemerintah, serta penyuluhan yang konsisten akan menjadi faktor kunci dalam memfasilitasi adopsi dan penerapan teknologi ini secara efektif. ...
Article
Perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian secara umum termasuk sektor peternakan. Pemenuhan dan ketersediaan pakan ternak mengalami degradasi karena berkurangnya produktivitas lahan pertanian dan menurunnya luasan pakan hijauan. Teknologi pembuatan pakan ternak dengan sistem anaerob yaitu pembuatan silase memungkinkan para peternak dapat menjamin ketersedian dan ketahan pakan ternak secara berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis bagaimana pemberdayaan peternak melalui pelatihan pembuatan silase. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Hasil penelitian menemukan bahwa dengan adanya pelatihan pembuatan silase sebagai upaya pemberdayaan peternak menjadi langkah strategis yang adaptif dalam menghadapi perubahan iklim. Selain itu, implementasi secara berkala dapat mewujudkan ketahanan pakan yang berkelanjutan.
... The use of moving image and audio elements in video media can make it easier for respondents to understand or capture information. The use of live or moving images to convey information will give higher test results compared to mapping, modelling and drawing alone (Nurdin, et al., 2020). Strengthened in opinion (Nurdayati, et al., 2020), states that an attractive and clear projected image or video will generate attention and the content can be viewed repeatedly and makes it easier for someone to receive information. ...
Article
Full-text available
Introduction: Covid-19 has now been declared a pandemic case, the agricultural sector is no exception. Farmers' health during the Covid-19 pandemic and the high risk of emergencies and disasters in agricultural areas need solutions in handling efforts. Purpose: developing a framework for reducing the risk of emergencies and disasters in agricultural areas based on android (E'Nurse App during the Covid-19 pandemic) by compiling the design of the E'Nurse App and analyzing the effect of the E'Nurse App on farmers' understanding in reducing the risk of emergencies and disasters in areas agriculture. Method: a mix of qualitative methods with an interpretive phenomenology approach to design the E'Nurse App (Emergensy Nursing) application, followed by quantitative methods with the Spearman Rho test and a questionnaire measuring tool. Respondents in this study were farmers of Pandalungan. Result: Formed the design of the E'Nurse App application, the pre-post treatment test obtained the value of r = 0.678,> α = 0.05. This means that there is an effect of providing education through the smart app application on farmers' understanding in reducing the risk of emergencies and disasters in agricultural areas with a strong relationship. Conclusion: The E'Nurse App affects farmers' understanding in reducing the risk of emergencies and disasters in agricultural areas during the Covid-19 pandemic.
Article
Full-text available
Kendala utama penggunaan jerami jagung sebagai pakan adalah kandungan protein yang rendah dan tinggi serat kasar sehingga perlu diberi perlakuan untuk meningkatkan nilai nutrisinya. Tujuan penelitian adalah menentukan formulasi silase jerami jagung terbaik dengan menggunakan pollard dan molases terhadap kandungan nutrisi silase. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang empat kali, sehingga terdapat 24 unit percobaan. Keempat perlakuan tersebut adalah A = 100% jerami jagung + 20% pollard + 0% molases; B = 100% jerami jagung + 10% pollard + 10% molases; C = 100% jerami jagung + 0% pollard + 20% molases; D = 100% jerami jagung + 10% pollard + 0% molases; E = 100% jerami jagung + 5% pollard + 5% molases; dan F = 100% jerami jagung + 10% pollard + 0% molases. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kandungan bahan kering (BK), bahan organik (BO), energi, serat kasar (SK), protein kasar (PK), abu, bahan ektrak tanpa nitrogen (BETN), dan total digestible nutrient (TDN) Hasil penelitian menunjukkan bahwa silase jerami jagung pada perlakuan A yaitu silase jerami jagung dengan suplementasi 20% pollard menunjukkan kualitas nutrisi yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Kata kunci: jerami jagung, silase, kandungan nutrisi
Penelitian dan Pengembangan Komoditas Unggulan Berdasarkan Potensi Sumberdaya Lahan melalui Analisis Kesesuaian Lahan dan Pewilayahan Komoditas Unggulan di Kabupaten Boalemo. Laporan Penelitian. Kerjasama Bappeda Kabupaten Boalemo dengan
  • M Nurdin
  • F Baruwadi
  • R Zakaria
  • D Yusuf
  • Rachim
Nurdin, M. Baruwadi, F. Zakaria, R. Yusuf, D. A Rachim, Suwarno dan Darmawan. (2009). Penelitian dan Pengembangan Komoditas Unggulan Berdasarkan Potensi Sumberdaya Lahan melalui Analisis Kesesuaian Lahan dan Pewilayahan Komoditas Unggulan di Kabupaten Boalemo. Laporan Penelitian. Kerjasama Bappeda Kabupaten Boalemo dengan Pusat Kajian Pertanian Tropis (PKPT)
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
  • Sugiyono
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif & R&D. Bandung: Alfabeta.