Conference PaperPDF Available

Perancangan Sistem Informasi Monitoring Proyek Pembangunan Software dengan Pendekatan CBSE

Authors:

Abstract

Nowadays, adoption of Agile methods in software development has been widely carried out, both by small and large developer groups. One of the popular Agile methods is Scrum. The use of Scrum is well known by developers in Indonesia. However, in project management and monitoring, many development teams still use separate tools and the current project monitoring application has not been able to adopt processes or events and artifacts on Scrum. Based on these problems, it is deemed necessary to design the components needed in the development of a scrum-based software development project monitoring system, so as to facilitate the realization of system development. The approach for designing components was canducted using Componen Based Software Engineering (CBSE), to produce a system component design that can meet the needs of monitoring software development projects in accordance with the Scrum approach. The results of the study consisted of component-based system designs that were ready to be implemented.
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
494
Perancangan Sistem Informasi Monitoring Proyek
Pembangunan Software dengan Pendekatan CBSE
Wina Witanti*1, Falahah2
1Jurusan Teknik Informatika, Universitas Jenderal Achmad Yani; Cimahi
2Program Studi Sistem Informasi, Universitas Widyatama; Jl. Cikutra no.204 A Bandung
e-mail: *1witanti@gmail.com , 2falahah@widyatama.ac.id
Abstrak
Saat ini, adopsi metoda Agile dalam pembangunan software sudah banyak dilakukan, baik oleh
kelompok developer kecil maupun besar. Salah satu metode Agile yang cukup populer digunakan
adalah Scrum. Penggunaan scrum sudah dikenal cukup luas oleh kalangan developer di
Indonesia. Namun, dalam pengelolaan dan monitoring proyek, banyak tim pengembang masih
menggunakan perangkat yang terpisah-pisah dan aplikasi monitoring proyek yang ada saat ini
belum dapat mengadopsi proses atau event dan artifak pada scrum. Atas dasar permasalahan
tersebut, dipandang perlu merancang sistem monitoring proyek pembangunan software berbasis
scrum, sehingga memudahkan dalam realisasi pembangunan sistem. Perancangan software ini
dilakukan dengan pendekatan Componen Based Software Engineering (CBSE), dengan tujuan
agar tersedia rancangan komponen sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pemantauan proyek
pembangunan software sesuai dengan pendekatan scrum, sekaligus komponen yang dapat
digunakan ulang (reusable component). Hasil penelitian berupa tersedianya rancangan
arsitektur sistem berbasis komponen yang siap diimplementasikan.
Kata kunci Scrum, Proyek, pemantauan, komponen, CBSE
Abstract
Nowadays, adoption of Agile methods in software development has been widely carried out, both
by small and large developer groups. One of the popular Agile methods is Scrum. The use of
Scrum is well known by developers in Indonesia. However, in project management and
monitoring, many development teams still use separate tools and the current project monitoring
application has not been able to adopt processes or events and artifacts on Scrum. Based on these
problems, it is deemed necessary to design the components needed in the development of a scrum-
based software development project monitoring system, so as to facilitate the realization of system
development. The approach for designing components was canducted using Componen Based
Software Engineering (CBSE), to produce a system component design that can meet the needs of
monitoring software development projects in accordance with the Scrum approach. The results
of the study consisted of component-based system designs that were ready to be implemented.
Keywords Scrum, Project, Monitor, Component, CBSE
1. PENDAHULUAN
Scrum merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan proyek pembangunan software atau
aplikasi yang cukup populer. Saat ini, Scrum menempati posisi sebagai metode Agile yang paling
banyak digunakan dibandingkan dengan metode-metode agile lainnya seperti Kanban, Crystal,
XP dan lain-lain [1]. Di Indonesia sendiri, scrum sudah banyak digunakan, baik pada perusahaan
pengembang berskala besar maupun tingkatan start-up [2]. Demikian halnya dengan pihak
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
495
pengguna, sudah banyak yang meminta pengelolaan proyek pembangunan software dilaksanakan
dengan pendekatan scrum. Waktu pengembangan yang relatif singkat serta sifat proyek yang
dianggap lebih adaptif [3] menyebabkan scrum menjadi salah satu metoda yang sangat banyak
penggemarnya saat ini.
Di lain pihak, proyek pembangunan yang dikelola dengan pendekatan scrum juga mengalami
kendala, salah satunya adalah kendala untuk memonitoring perkembangan proyek. Scrum
memiliki acara atau event berupa daily scrum serta sprint retrospective yang dapat digunakan
untuk memonitor perkembangan proyek. Event ini berupa pertemuan singkat dimana tim scrum
mendiskusikan hasil pekerjaan serta merancang kegiatan berikutnya. Namun, monitoring
kemajuan proyek belum dilengkapi dengan tools khusus sehingga pencatatan progress, grafik,
penugasan dan lain-lain masih dilakukan secara terpisah-pisah pada beberapa file misalnya
dokumen ataupun kertas kerja elektronik atau spreadsheet. Pengelolaan yang terpisah-pisah ini
menyulitkan seorang scrum master untuk menganalisis dan memberikan laporan yang
komprehensif kepada pemilik pekerjaan.
Sejauh ini, belum ada artikel penelitian yang membahas tentang pembangunan aplikasi
monitoring proyek menggunakan scrum. Pada umumnya aplikasi atau sistem informasi
monitoring proyek dibangun tidak spesifik untuk pendekatan scrum. Beberapa penelitian terkait
misalnya sistem monitoring kegiatan proyek pembangunan pemancar sinyal BTS yang digunakan
untuk memonitor pekerjaan pembangunan infrastruktur [4], dan sistem monitoring
pengembangan software yang dikhususkan pada tahap development (tidak sampai tahap
pengujian ataupun implementasi) [5]. Sedangkan implementasi kerangka kerja scrum sendiri juga
pernah diulas pada beberapa artikel seperti Rizaldi dkk [6], Fernando [7], dan Ruseno [8]. Pada
umumnya hasil penelitian memaparkan teori scrum secara umum serta contoh implementasinya
pada pembangunan software yang dilengkapi dengan perencanaan proyek berupa tabel backlog
dan sprint backlog.
Atas dasar masalah tersebut, dipandang perlu untuk membangun sebuah aplikasi untuk
memonitor proyek pembangunan software yang dikelola dengan pendekatan scrum. Aplikasi ini
diharapkan dapat membantu scrum master serta anggota tim developer untuk membagi-bagi
pekerjaan, melaporkan progress serta memonitor progress pekerjaan secara keseluruhan.
2. COMPONENT BASED SOFTWARE ENGINEERING
Pada penelitian ini, perancangan sistem dilakukan dengan pendekatan Component Based
Software Engineering (CBSE). Pada CBSE, komponen adalah obyek pada software yang dapat
berinteraksi dengan komponen lain, dan pada obyek tersebut tercakup sekumpulan fungsionalitas
atau fungsionalitas tertentu [9]. Proses CBSE sendiri melibatkan 6 langkah yaitu menentukan
kebutuhan sistem, mengidentifikasi komponen, memodifikasi requirement untuk mencari
komponen, perancangan arsitektur, mengidentifikasi kandidat komponen dan melakukan
komposisi komponen untuk merancang sistem [10]. Gambar 1 menampilkan langkah-langkah
dalam pembangunan software dengan pendekatan component-based.
Gambar 1. Tahapan Pembangunan Software berbasis Komponen [10]
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
496
Berdasarkan sudut pandang proses rekayasa sistem, komponen dapat dibagi menjadi 5 bentuk
yaitu [11]: spesifikasi komponen, komponen antarmuka (interface component), komponen
implementasi (component implementation), installed component, dan object component,
yang serupa dengan konsep object dan class pada OOP. Keterkaitan antar berbagai bentuk
komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Berbagai bentuk Komponen [12]
Pendekatan adaptif prinsip CBSE pada pembangunan software meliputi 5 langkah yaitu [12]:
identifikasi kebutuhan, identifikasi komponen, identifikasi interaksi komponen, menentukan
spesifikasi komponen dan provisioning atau memilih teknologi untuk implementasi hasil
rancangan spesifikasi komponen.
1. Identifikasi kebutuhan meliputi kegiatan pendefinisian model konsep bisnis, proses bisnis
dan identifikasi use case. Output dari langkah ini adalah tersedianya model konsep bisnis dan
diagram usecase.
2. Identifikasi komponen, meliputi kegiatan mengidentifikasi model tipe bisnis, identifikasi
antarmuka bisnis, identifikasi antarmuka sistem dan operasional, dan membuat spesfikasi
awal komponen beserta arsitekturnya.
3. Identifikasi interaksi komponen, meliputi kegiatan mengidentifikasi operasional bisnis,
menyempurnakan interaksi dan operasional yang sudah didapat pada fase sebelumnya, dan
merevisi atau menyempurnakan spesifikasi dan arsitektur komponen.
4. Spesifikasi komponen, merupakan langkah mendefinisikan spesifikasi komponen yang
akan dibuat dengan memperhatikan perilaku dan informasi yang dipertukarkan dan relasi
antar komponen.
5. Provisioning, yaitu langkah mengimplementasikan komponen pada lingkungan dan
teknologi yang dipilih.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan yang dilakukan pada perancangan komponen sistem ini mengikuti langkah-langkah
CBSE adaptasi CBSE seperti yang dikemukaan oleh Daniels [12]. Namun, pada artikel ini
bahasan dibatasi hingga contoh spesifikasi komponen. Contoh kasus yang akan digunakan adalah
pembangunan sistem informasi monitoring progress proyek perangkat lunak di PT.X [13]. Proses
pembangunan software di PT X sudah menggunakan pendekatan Scrum, dan hingga saat ini PT.X
belum memiliki sistem untuk memonitor perkembangan proyek-proyek tersebut.
3.1. Requirement Analysis
Pada fase ini dilakukan analisis atas kebutuhan sistem yang akan dibangun, sebagai berikut:
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
497
Obyek penelitian adalah sebuah perusahaan pembangunan software yaitu PT.X, yang berfokus
pada pengembangan aplikasi berbasis web dengan menggunakan berbagai kerangka kerja dan
teknologi yang terkini. Semua proyek pembangunan software dilakukan dengan pendekatan
scrum.
Berdasarkan pengamatan pada kondisi manajemen proyek pembangunan software di PT.X,
ditemukan beberapa kondisi antara lain:
a. Pembangunan software pada umumnya dilakukan menggunakan pendekatan
Scrum.
b. Satu programmer dapat terlibat pada beberapa proyek pembangunan software
sehingga programmer harus membuat laporan yang akurat atas progress pekerjaannya
untuk masing-masing proyek, kepada masing-masing manajer proyek. Untuk proyek
yang dikerjakan menggunakan pendekatan scrum, manajer proyek dilaksanakan oleh
seorang Scrum Master.
c. Product Ownter melakukan proses pembagian pekerjaan, pembagian kelompok
tim developer dan penentuan fitur utama aplikasi melalui product backlog.
d. Scrum master memonitoring hasil pekerjaan dan memberikan laporan progress
pekerjaan menggunakan tools atau teknologi aplikasi yang umum seperti pengolah
dokumen (word processor), pengolah kertas kerja (spreadsheet), dan aplikasi pengelola
proyek pada umumnya.
e. Teknologi dan aplikasi umum tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan
pelaporan berkala dan intensif seperti pada metode scrum yaitu memberikan laporan
berupa kegiatan harian (daily scrum), feedback di setiap akhir sprint (sprint
retrospective), dan menelusuri perubahan backlog.
Stakeholder yang terlibat:
Pada kasus ini, stakeholder yang terlibat adalah: pimpinan utama proyek yang mewakili
product owner, Scrum Master, yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya proyek
pengembangan software dan Developer yang bertanggung jawab membuat dan menguji
software atau komponen software.
Berdasarkan asumsi, definisi dan analisis atas proses yang sudah berjalan, serta usulan solusi
yang diajukan, maka dapat disusun rancangan komponen sistem informasi yang akan
dikembangkan. Rancangan komponen ini mengacu pada fitur-fitur yang perlu disediakan pada
sistem tersebut, yaitu: Manajemen proyek, Manajemen sprint dan pembagian tugas, Laporan
kegiatan harian developer, Laporan sprint planning, Laporan daily scrum, Laporan sprint review,
Laporan sprint retrospective, dan Dashboard. Manajemen Proyek meliputi: pengisian identitas
proyek baru, penambahan anggota tim yang meliputi scrum master dan tim developer,
mendefinisikan product backlog dan sprint backlog. Manajemen sprint dan pembagian tugas
meliputi: mendefinisikan sprint backlog, mendistribusikan penugasan backlog pada sprint,
mengisi laporan daily activity, dan mengelola sprint retrospective.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan dan fungsionalitas sistem di atas, dapat digambarkan model
konsep bisnis yang akan dibuat, seperti pada gambar 3. Sedangkan hasil identifikasi kebutuhan
atas fungsionalitas sistem digambarkan dalam bentuk use case diagram seperti pada gambar 4.
Berdasarkan interaksi antar komponen pada model konsep bisnis di atas, dapat didefinisikan
model tipe bisnis, yaitu dengan mengekstraksi komponen-komponen utama yang harus ada pada
sistem (core type). Hasil identifikasi core type digambarkan dalam bentuk model konsep bisnis
seperti pada gambar 5.
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
498
Gambar 3. Model Konsep Bisnis
Gambar 4. Use Case Diagram
Gambar 5. Diagram Interface responsibility
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
499
3.2. Identifikasi Komponen
Pada fase ini dilakukan beberapa perencanaan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang sudah
teridentifikasi sebelumnya. Langkah-langkah tersebut meliputi: menentukan asumsi dan definisi,
menganalisis interaksi antar komponen dan membuat arsitektur awal komponen.
Definisi dan asumsi yang digunakan pada perancangan solusi ini adalah:
1. Product owner, yaitu pihak manajemen perusahaan yang mewakili klien pemberi
pekerjaan. Hal ini dikarenakan pada proyek pembangunan software ini, klien pemberi
pekerjaan tidak selalu dapat berinteraksi langsung dengan tim pengembang.
2. Scrum master, dalam hal ini adalah karyawan yang ditunjuk sebagai penanggung jawab
proyek yang bertugas membagikan pekerjaan, memonitor hasil dan mengambil tindakan jika
terjadi kendala atau masalah
3. Developer adalah karyawan atau anggota tim yang diberi tugas sesuai item pada product
backlog.
4. Product backlog adalah daftar pekerjaan yang harus dipenuhi, yang dibuat berdasarkan
kesepakatan dengan klien pemberi pekerjaan
5. Sprint adalah periode pengerjaan yang dibagi berdasarkan kesepakatan, misalnya 1
minggu, 2 minggu atau periode lain sesuai hasil analisis.
6. Sprint backlog adalah pekerjaan yang harus diselesaikan pada masa satu sprint
7. DailyReport adalah laporan progress harian pekerjaan yang akan diisi oleh masing-
masing developer sesuai penugasan.
8. Sprint retrospective adalah reviu terhadap hasil dari satu sprint untuk mengidentifikasi
kemajuan proyek, sekaligus mengumpulkan feedback dan mengambil tindakan antisipasi atas
permasalahan
Selanjutnya dapat diidentifikasi komponen-komponen utama yaitu scrum master, product owner,
developer, daily scrum, sprint retrospective, product backlog, dan sprint backlog. Komponen-
komponen tersebut perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui interaksi dan tanggung jawab
masing-masing komponen. Hasil pengelompokan komponen berdasarkan responsibilitas masing-
masing dapat dilihat pada gambar 6.
Berasarkan hasil analisis interface dan responsibility masing-masing komponen, dapat
didefinisikan arsitektur awal komponen seperti pada gambar 6. Pada gambar terlihat bahwa
berdasarkan pendekatan berbasis komponen, maka sistem informasi monitoring proyek ini dapat
dibagi menjadi 3 interface utama yaitu pengelolaan event (ieventmanagement), pengelolaan
pengguna (IUsermanagement), dan Manajemen backlog (IBacklog Management).
Gambar 6. Arsitektur awal komponen
3.3. Analisis Interaksi antar Komponen
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
500
Setelah interface masing-masing komponen dapat didefinisikan, selanjutnya dilakukan analisis
interaksi antar komponen. Analisis ini dapat dilakukan dengan menelusuri proses pada masing-
masing interface. Gambar 7.a. menampilkan model interaksi antar komponen untuk interface
iCreateProject, iUserManagement dan IBacklogManagement. Interaksi yang sama juga
dapat dianalisis dan ditelusuri untuk interface CheckDashboard, dan hasilnya dapat dilihat pada
gambar 7.b.
Gambar 7. Diagram Interaksi Interface iCreateProject
3.3. Component Specification
Berdasarkan hasil identifikasi komponen dan interaksi antar komponen, dapat didefinisikan
spesifikasi komponen. Spesifikasi ini didefinisikan melalui model informasi yang dibutuhkan
pada setiap interface, data yang diperlukan, dan proses yang harus dikerjakan. Gambar 8
menampilkan model informasi untuk tiga interface yang dimaksud.
Gambar 7. Diagram Interaksi Interface iCreateProject
Gambar 8. Model Informasi Interaksi
Berdasarkan model informasi tersebut, dapat didefinisikan spesifikasi komponen seperti contoh
berikut:
Component Specification
Context ICreateProject (in:Requirement, in:Employee_Id, out:ProjectPlan: string):Boolean
Pre:
Employee is available
Employee available
Post:
Result implies
Let emp = emp select (e | e.stat <>full) asSequence
If e.stat<> full then
Set e.role = dev
…..
Let Req = list_of_req()
While Req.exist
Create_Backlog
Assign_employee
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
501
4. KESIMPULAN
Penelitian ini memaparkan proses identifikasi kebutuhan dan perancangan sistem informasi
monitoring proyek pembangunan software, dengan menggunakan pendekatan component-based
software engineering (CBSE). Sistem informasi monitoring proyek ini dirancang agar dapat
mengadopsi kebutuhan pelaporan dan dokumentasi proyek menggunakan scrum, yang agak
berbeda dengan model pelaporan, penelusuran kemajuan proyek dan dokumentasi proyek.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 4 komponen utama pada sistem ini yang bertanggung
jawab sebagai antarmuka (interface) fungsi-fungsi utama pada sistem yaitu icreateProject(),
IcheckDashboard(), IUserManagement, dan IBacklogManagement. Interface ini kemudian
terhubung dengan komponen utama sistem yang meliputi komponen project, backlog, Role dan
event. Komponen dasar ini dapat memuat sistem terdekomposisi dengan lebih baik dan masing-
masing komponen dapat diimplementasikan dengan tingkat kebergantungan yang rendah. Hal ini
membuat sistem yang dikembangkan lebih fleksibel terhadap pemilihan teknologi implementasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Lamelas, “Top 5 main Agile methodologies: advantages and disadvantages,”
2018. [Online]. Available: https://www.xpand-it.com/2018/10/11/top-5-agile-
methodologies/. [Accessed: 10-Aug-2019].
[2] “Kenapa menggunakan Scrum, kalau semua sudah baik-baik saja.” [Online].
Available: http://www.scrum.co.id/why-scrum. [Accessed: 12-Aug-2019].
[3] C. Kulbacki, “What’s More Popular Than Scrum?,” 2018. [Online]. Available:
https://scrumstar.com/articles/the-most-popular-agile-methodologies. [Accessed: 12-
Aug-2019].
[4] D. Megawati, A., Gustina, “Membangun Sistem Informasi Monitoring Kegiatan
Proyek Pemancar Sinyal BTS Berbasis Web Pada PT. Swatama Mega Teknik,” J. Ilm.
Fifo, vol. Mei 2018, 2018.
[5] P. . Herliana, A., Rasyid, “Sistem Informasi Monitoring Pengembangan Software
Pada Tahap Development Berbasis Web,” J. Inform., vol. III, no. 1, 2016.
[6] H. Rizaldi, T, Sarwo, D.P, Yufit, “Implementasi Metodologi SCRUM dalam
Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik Pada Usaha Mikro Kecil Menengah,” in
Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, 2016.
[7] F. Fernando, D, Anharudin, “Rancang Bangun Aplikasi E-Portofolio Hasil Karya
Mahasiswa UNSERA Menggunakan Metode Scrum,” J. Sist. Inf., vol. 5, no. 1, 2018.
[8] D. Ruseno, “Implementasi Scrum pada Pengembangan Aplikasi Sistem
Reservasi Online Menggunakan PHP,” J. Gerbang, vol. 9, no. 1, 2019.
[9] “Component-Based Architecture.” [Online]. Available:
https://www.tutorialspoint.com
/software_architecture_design/component_based_architecture.htm. [Accessed: 10-Aug-
2019].
[10] I. Sommerville, Software Engineering, 7th Ed. 2004.
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIK) 2019
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
502
[11] A. J. A. Wang and K. Qian, Component Oriented Programming. John Wiley &
Sons, 2005.
[12] J. Daniels, “Component-Based Design : A Complete Worked Example,” 2002.
[Online]. Available: http://www.syntropy.co.uk/papers/CBDtutorial.pdf.
[13] H. Nurafifah, “Sistem Informasi Monitoring Progress Proyek Perangkat Lunak
Berbasis Scrum,” 2019.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Abstrak – Zaman digital yang semakin berkembang di era globalisasi seperti sekarang ini menuntut sebuah institusi, lembaga maupun organisasi untuk memanfaatkan sebuah sistem yang baik didalam pengelolaan data, hal ini sangat diperlukan agar kumpulan data atau dokumen yang sangat banyak jumlahnya dapat terorganisir dengan baik dan rapih. institusi seperti kampus yang besar, sangat memerlukan diterapkannya sistem e-filing agar dokumen penting, terutama hasil karya mahasiswa dapat di kelola dengan baik, oleh karenanya dibutuhkan sebuah Sistem aplikasi E-portofolio hasil karya mahasiswa yang memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dibidang komputer. Tujuannya agar hasil karya mahasiwa yang pernah dibuat dapat ditampung kedalam sebuah aplikasi kemudian dapat dipublikasikan. sehingga dapat diketahui oleh beberapa pihak baik pihak Unsera, Mahasiswa dan masyarakat umum. Penelitian ini menggunakan metode Scrum. Dengan aplikasi E-portofolio hasil karya mahasiswa diharapkan dapat membantu beberapa pihak karena dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menghasilkan sebuah referensi atau karya baru. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Rancang bangun aplikasi E-portofolio hasil karya mahasiswa Unsera.yang selanjutnya akan diterapkan di kampus Universitas Serang Raya. Kata kunci : Rancang Bangun Aplikasi, E-Portofolio, Scrum
Article
Perkembangan di bidang teknologi informasi khususnya teknologi internet mempermudah dan membantu berbagai bidang pekerjaan yang terkait dengan kemudahan akses, jarak dan waktu. Untuk membantu manager proyek memantau pelaksanaan kegiatan setiap hari yang efektif di bagian pemasangan sinyal BTS diperlukan sistem informasi berbasis web yang dapat mendukung kegiatan manager proyek, baik pada saat membuat data proyek, melaporkan kegiatan harian proyek, maupun pada saat me-monitoring suatu proyek agar cepat dan akurat pada saat diperlukan. Metode penelitian dalam penulisan ilmiah ini dikembangkan dengan metode Web Development Life Cycle (WDLC). Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pemantauan proyek dapat membantu perusahaan untuk memantau kemajuan pelaksanaan proyek dan membantu membuat keputusan bagi perusahaan
Conference Paper
With the emergence of the Internet and distributed object technologies, naming and directory services have become key elements in distributed system architectures. A key benefit of naming services is to enable location-independent access to remote objects. ...
Top 5 main Agile methodologies: advantages and disadvantages
  • A Lamelas
A. Lamelas, "Top 5 main Agile methodologies: advantages and disadvantages," 2018. [Online].
What's More Popular Than Scrum?
  • C Kulbacki
C. Kulbacki, "What's More Popular Than Scrum?," 2018. [Online]. Available: https://scrumstar.com/articles/the-most-popular-agile-methodologies. [Accessed: 12-Aug-2019].
Sistem Informasi Monitoring Pengembangan Software Pada Tahap Development Berbasis Web
  • A Herliana
  • Rasyid
Herliana, A., Rasyid, "Sistem Informasi Monitoring Pengembangan Software Pada Tahap Development Berbasis Web," J. Inform., vol. III, no. 1, 2016.
Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik Pada Usaha Mikro Kecil Menengah
  • H Rizaldi
  • T Sarwo
H. Rizaldi, T, Sarwo, D.P, Yufit, "Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pengembangan Sistem Pembayaran Elektronik Pada Usaha Mikro Kecil Menengah," in Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, 2016.
Implementasi Scrum pada Pengembangan Aplikasi Sistem Reservasi Online Menggunakan PHP
  • D Ruseno
D. Ruseno, "Implementasi Scrum pada Pengembangan Aplikasi Sistem Reservasi Online Menggunakan PHP," J. Gerbang, vol. 9, no. 1, 2019. [9] "Component-Based Architecture." [Online].
Software Engineering
  • I Sommerville
I. Sommerville, Software Engineering, 7th Ed. 2004.
Sistem Informasi Monitoring Progress Proyek Perangkat Lunak Berbasis Scrum
  • H Nurafifah
H. Nurafifah, "Sistem Informasi Monitoring Progress Proyek Perangkat Lunak Berbasis Scrum," 2019.