Content uploaded by Soehardi Soehardi
Author content
All content in this area was uploaded by Soehardi Soehardi on Jul 16, 2020
Content may be subject to copyright.
Content uploaded by Soehardi Soehardi
Author content
All content in this area was uploaded by Soehardi Soehardi on Jul 16, 2020
Content may be subject to copyright.
Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara
STRATEGI PEMASARAN BISNIS
PARIWISATA DI KOTA DAVAO, FILIPINA
Soehardi1; Sherlito C. Sable2
Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya1
College of Business Administration, University of Southeastern Philippines2
soehardi@dsn.ubharajaya.ac.id1; sherlito.c.sable.@yahoo.com2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui external and internal factors strategi
pemasaran bisnis pariwisata di Kota Davao, Filipina. Metode penelitian ini adalah
qualitative method. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota travel
and tour di Davao City, Philippines dengan menggunakan purposive sampling
diperoleh sampel 100. Data primer terdiri dari wawancara dengan kuesioner,
observasi lapangan dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari Davao City
Tourism Office, Department of Tourism in Region XI, National Economic and
Development Authority (NEDA) Region XI, Bureau of Immigration in Region XI,
Davao City Travel and Tours. Analisa data dengan menggunakan Strengths,
Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) Analysis, Internal Factors
Analysis Summary (IFAS) and External Factor Analysis Summary (EFAS)
membuktikan bahwa strategi pemasaran bisnis pariwisata di Davao City,
Philippines, berada pada posisi Kuadran Pertama yang terletak antara peluang
eksternal dan kekuatan internal di mana hasil analisis diperoleh skor total IFAS
adalah 3,36 dan EFAS adalah 3,01 serta berada pada titik X 3,36 dan titik Y 1,57.
Hal ini menunjukkan internal factors lebih berpengaruh dalam strategi
pemasaran bisnis pariwisata dibandingkan external factors. Strategi pemasaran
bisnis pariwisata dengan produk dan jasa serta harga bisnis pariwisata Kota Davao
yang kompetitif sangat menarik, kemampuan sumber daya yang handal dalam
berbahasa Inggris dan kompetensi teknologi informasi yang baik sebagai modal
dasar pariwisata Kota Davao. Diversifikasi produk dan jasa bisnis pariwsata (dive
tourism, eco tourism, medical tourism and golf tourism) meningkatkan
kunjungan turis domestik dan asing berkunjung ke Kota Davao. Tourism
multiplier effects memiliki dampak positif pada berbagai sektor usaha di Kota
Davao. Dampak positif peningkatan beberapa indikator antara lain: occupancy
rate atau tingkat hunian hotel berbintang dan kelas melati di Kota Davao Sebesar
75%, tenaga kerja yang bekerja tahun 2018 sejumlah 2.862.500 atau 94,2% dan
tenaga kerja yang tidak bekerja sejumlah 2.906.250 atau 5,8%, pemilik bisnis
pariwisata mengalami peningkatan dari 40.499 tahun 2017 menjadi 41.292 tahun
2019 dan investasi bisnis pariwisata mencapai Rp 74.700.000.000.000.
Kata kunci: Strategi Pemasaran, Bisnis Pariwisata, Analisis SWOT, Balik Bayan,
Turis Dometik dan Asing
MARKETING STRATEGIES FOR THE TOURISM BUSINESS
IN DAVAO CITY, PHILIPPINES
ABSTRACT
This study aims to determine the external and internal factors of the tourism
business marketing strategy in Davao City, Philippines. This research method is
2 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 1 No 2, Oktober 2019. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000
qualitative method. The population in this study were all members of travel and
tour in Davao City, Philippines by using purposive sampling obtained a sample
of 100. Primary data consisted of interviews with questionnaires, field
observations and documentation. Secondary data were obtained from Davao
City Tourism Office, Department of Tourism in Region XI, National Economic
and Development Authority (NEDA) Region XI, Bureau of Immigration in Region
XI, Davao City Travel and Tours. Data analysis using Strengths, Weaknesses,
Opportunities and Threats (SWOT) Analysis, Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) and External Factor Analysis Summary (EFAS) prove that the marketing
strategy of the tourism business in Davao City, Philippines, is in the position of
the First Quadrant located between external opportunities and internal forces
where the results of the analysis obtained a total score of IFAS is 3.36 and EFAS
is 3.01 and is at point X 3.36 and point Y 1.57. This shows that internal factors are
more influential in the marketing strategy of the tourism business compared to
external factors. The tourism business marketing strategy with products and
services as well as the competitive prices of Davao City tourism business, the
ability of reliable resources in English and good information technology
competence as the basic capital of Davao City tourism. Diversification of tourism
products and business services (dive tourism, eco tourism, medical tourism and
golf tourism) increases domestic and foreign tourist visits to Davao City. Tourism
multiplier effects have a positive impact on various business sectors in Davao
City. The positive effects of the increase in several indicators include: occupancy
rate or occupancy rate of star hotels and jasmine classes in Davao City by 75%,
labor force working in 2018 was 2,862,500 or 94.2% and labor force not working
was 2,906,250 or 5.8%, tourism business owners experienced an increase from
40,499 in 2017 to 41,292 in 2019 and tourism business investment reached Rp
74,700,000,000,000.
Keywords: Marketing Strategy, Tourism Business, SWOT Analysis, Reverse
Bayan, Domestic and Foreign Tourists
Diterima: 15 Agust 2019; Direvisi: 16 Sept 2019; Diterbitkan: 30 Okt 2019
PENDAHULUAN
Kota Davao sebagai pintu gerbang
samudra pacific berbatasan dengan Pulau
Miangas Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi
Sulawesi Utara. Kota Davao di Pulau Mindanao
merupakan kota nomor tiga di Filipina setelah
Manila Metropolitan di Pulau Luzon dan Kota
Cebu di Pulau Visaya. Davao City merupakan
kota terbesar di Filipina ditinjau dari luas
wilayahnya mencapai 2.443,61 km dengan
penduduk berjumlah 1.796.574 jiwa tahun 2019.
Kota Davao dikenal sebagai tempat
tinggal hewan langka burung elang di Mount
Apo yang tidak diketemukan di tempat lainnya
di Filipina. Mount Apo adalah (gunung tertinggi
di Filipina) dengan ketinggian mencapai 2.954
meter diatas permukaan laut. Kota Davao
dengan tanahnya yang subur dikelilingi
pegunungan dan laut juga dikenal sebagai
keranjang buah-buahan (Durian, Pisang, Nanas,
Jeruk, Mangga dan Manggis) Filipina atau Fruit
Basket of the Philippines.
Strategi pemasaran dengan brand bisnis
pariwisata “MICE (Meeting, Incentives,
Convention and Events), back to the nature,
Sport Tourism, Balik Bayan and Retiree Visa”
sebagai pengggerak pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan bahkan menjadi bidang usaha
unggulan Kota Davao seperti Philippine Eagle
Center, Crocodile Park, Eden Nature Park,
Mount Apo (The Highest Mountain in the
3 | Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata di Kota Davao, Filipina
Philippine). Malagos and Puentespina Orchid
Garden, Durian Park, Apo Golf and Country
Club, Rancho Palos Verdes Golf and Country
Club.
Belum banyak rute penerbangan regular
flight maupun charter flight dari luar negeri
menuju Davao International Airport sehingga
belum mencapai target market yang diharapkan
dikarenakan belum maksimalnya incoming and
outgoing passenger and load factors sejak 1995
sampai dengan 2017. 5 penerbangan
internasional dari luar negeri ke Davao
International Airport terdiri dari: Singapura via
Silk Air, Hongkong via Cathay Dragon,
Quanzhou, China via Xiamen Air, Qatar via
Qatar Airways and Manado via Garuda
Indonesia. Perusahaan penerbangan asing ini
membawa turis asing berasal dari Amerika
Serikat, Korea Selatan, China, Jepang, Inggris,
Australia, India, Canada, Singapura, Malaysia,
Qatar, Taiwan dan Balik Bayan.
Belum pernah kapal pesiar atau cruise
ship dari luar negeri yang membawa
penumpang turis asing berkunjung ke Sasa
Wharf International Seaport disebabkan
karena adanya travel advisory yang
dikeluarkan oleh beberapa kedutaan besar asing
(Amerika Serikat, Inggris, Australia, Canada) di
Manila, Filipina. Beberapa turis asing masih ada
saja tetap berkunjung ke Kota Davao meskipun
ada travel advisory.
Sebaliknya banyak rute penerbangan
dari beberapa bandara dalam negeri di Filipina
menuju Davao International Airport seperti
Philippines Airlines, Philippines Air Asia, PAL
Express and Cebu Pacific. Turis domestik
berkunjung ke Kota Davao lebih banyak
dilakukan pada bulan Desember dan April
sampai dengan Mei karena masa liburan
sekolah atau dikenal dengan istilah peak season.
ASEAN Economic Community telah
diberlakukan sejak tahun 2017. Namun faktanya
belum samanya peraturan keimigrasian di
negera-negraa anggota ASEAN tentang turis
asing. Bebas visa untuk sesame negara-negara
anggota ASEAN diberlakukan selama 30 hari,
kecuali Filipina yang memberlakukan bebas visa
selama 21 hari. Overstay bagi semua WNA
dikenakan denda Php 3.130 per bulan.
Sedangkan overstay bagi WNA di Indonesia
dikenakan denda Rp 150.000 per hari.
Pemasaran produk dan jasa bisnis
pariwisata Kota Davao belum maksimal
tersosialisasi kepada Philippine Embassy di luar
negeri dan WNP Balik Bayan yang tinggal dan
bekerja di luar negeri. Sumber daya alam yang
sangat terbatas di Filipina apabila dibandingkan
dengan sumber daya alam Indonesis yang luas
dan melimpah menyebabkan WNP lebih
menyukai bekerja di luar negeri dengan
penghasilan lebih besar atau dikenal dengan
istilah Overseas Filipino Workers (OFW).
Selain itu, Budaya di Filipina banyak WNP
menikah dengan WNA kemudian menetap di
luar negeri dan juga banyak WNP menikah
dengan WNA kemudian tinggal di Filipina atau
dikenal dengan istilah special resident retiree’s
visa.
Kemampuan business communication
dalam bahasa Inggris yang baik dengan rata-
rata tingkat pendidikan WNP minimal sarjana
sebagai modal dasar untuk lebih banyak
menarik turis domestic dan asing berkunjung ke
Kota Davao. Namun demikian masih kurang
banyaknya pemandu wisata yang memiliki
kemampuan business communication dalam
Bahasa Mandirin, Hokkian, Hakka, Korea dan
Nihongo menjadi kendala dalam
berkomunikasi dengan turis yang berasal dari
China, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.
Para pelaku bisnis pariwisata dalam
negeri dan luar negeri belum terintegrasi
dengan baik dalam manajemen perencanaan
digital marketing on tourism business sehingga
belum pernah melebih capaian target
kunjungan turis domestik dan asing di Kota
Davao, Filipina yang telah ditetapkan oleh
pemerintah sejak tahun 2016, 2017 dan 2018.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota
Davao tahun 2016 – 2018 sebesar 9,67
ditunjang dari multiplier effects persediaan
sektor pertanian, perikanan, industry dan
Micro, Small and Medium Entreprises (MSME)
4 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 1 No 2, Oktober 2019. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000
untuk memenuhi kebutuhan belanja turis
domestik dan asing.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi pemasaran bisnis
pariwisata dan faktor-faktor eksternal serta
internal apa sajakah yang mempengaruhi
kunjungan turis domestik dan asing di Kota
Davao, Filipina
LANDASAN TEORI
Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata
Menurut Arens and Wigold, (2013)
dalam bukunya berjudul Contemporary
Advertising, pemasaran adalah proses
merencanakan dan melaksanakan konsep
tentang harga, promosi dan distribusi ide,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan kebutuhan, keinginan dan
tujuan individu atau organisasi.
Menurut Kotler dan Amstrong, (2014)
dalam bukunya berjudul principles of marketing
mengatakan bahwa marketing mix (bauran
pemasaran) adalah susunan tactical marketing
tools yang terdiri dari 4P, yaitu Products, Prices,
Promotion and Places. Philip Kotler dalam
bukunya yang berjudul marketing strategic
juga mengatakan bahwa bauran pemasaran
adalah kombinasi 4P (Products, Prices,
Promotion and Places).
Menurut Avraham & McMillan,
(2016:178), area fungsional yang sangat penting
dalam organisasi bisnis pariwisata selalu
menggunakan berbagai strategi dan teknik
komunikasi untuk mempromosikan daerah dan
tujuan. Menurut Donohoe, (2012:130), tujuan
pemasaran pariwisata adalah untuk menjual
situs ke basis pelanggan potensial dan pemasar
Pariwisata sendiri memastikan bahwa mereka
memenuhi dua kriteria yang dibutuhkan
pelanggan dan tujuan organisasi tercapai.
Menurut Lei, Kostopoulou dan Huibin,
(2014:17), kualitas tujuan wisata adalah kunci
keberhasilan dalam pengembangan pariwisata
dan peran pemasaran dan manajemen
pariwisata dalam meningkatkan kualitas tujuan
wisata penting untuk diidentifikasi oleh peneliti
akademik. Menurut Hartwel, (2016:57), tujuan
wisata dianggap sebagai "entitas geografis yang
terdefinisi dengan baik dengan nama merek,
pencampuran semua produk pariwisata,
layanan, dan lingkungan sebagai pengalaman
terintegrasi yang dapat dipahami dan
diidentifikasi oleh konsumen".
Menurut Tse & Qiu, (2016:15-170 dan
Simon et al., (2014), penting bagi pemasar
pariwisata tidak hanya untuk mempromosikan
jumlah kedatangan wisatawan yang lebih besar
tetapi juga kualitas pengalaman wisata,
termasuk daya dukung sosial dan lingkungan
untuk pengembangan tujuan yang
berkelanjutan
Gössling et al., (2016: 528) menyatakan
bahwa “daya tarik destinasi mempengaruhi
waktu kunjungan wisatawan dari tingkat
permintaan, kemauan untuk membayar dan
keinginan untuk tinggal” Polo-Pena, Jamilena
dan Molina (2012: 517-520) mencatat bahwa
keberlanjutan tujuan menarik politisi dan
komunitas bisnis dan juga kemudian digunakan
sebagai alat pemasaran untuk pemasaran
tujuan.
Donohoe (2012: 128) menunjukkan
bahwa Organisasi dan manajemen Pemasaran
Pariwisata memiliki peran vital untuk bermain
dengan dukungan dan keterlibatan para
pemangku kepentingan, mitra dan masyarakat
setempat tentang praktik paradigma pariwisata
tujuan berkelanjutan.
Multiplier Effect of Tourism
Menurut Glenn Kreag, (2001) bahwa
pariwisata memiliki kontribusi yang besar
terhadap pariwisata yang menghasilkan
lapangan pekerjaan baru dan mendapatkan
pendapatan dari bisnis pariwisata baru.
Menurut Fermaran, J.A., Legaspi, L and
Madero, L., (2013) bahwa pengaruh pariwisata
terhadap ekonomi daerah adalah:
1. Pekerjaan dalam sektor jasa;
2. Bisnis jasa transportasi;
5 | Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata di Kota Davao, Filipina
3. Bisnis jasa perhotelan;
4. Bisnis jasa hiburan
Madhuri Sawant, (2010) mengatakan
bahwa kegiatan pariwisata mempengaruhi
pasar di bidang ekonomi, sosial, lingkungan,
pemerintah daerah dan stakeholders lainnya.
Ni Made Ary Widiastini, Nyoman Dini
Andiani dan Trianasari, (2012) mengatakan
bahwa mengkemas paket wisata dalam
berbagai harga dan varian, melakukan
diversifikasi produk wisata dan meningkatkan
peran serta pemerintah daerah, meningkatkan
media promosi melalui penggunaan teknologi
informasi, mengembangkan produk yang
ramah lingkungan melakukan kreatifitas
terhadap produk hotel. Faktor terpenting
dalam pemasaran pariwisata adalag
peningkatan peran serta pemerintah daerah,
melakukan diversifikasi produk dan
meningkatkan kualitas layanan pariwisata.
Rusu, (2011) mengatakan bahwa
pariwisata tidak hanya menciptakan pekerjaan
pada tertiary sector, tetapi juga mendukung
petumbuhan primary and secondary sectors
atau dikenal dengan istilah multiplier effect of
tourism. Efek berganda ini membuka bisnis
baru dan peluang usaha dalam kehidupan
masyarakat. Pariwisata adalah sektor industry
beraneka ragam dengan memiliki banyak
hubungan dan memerlukan kebutuhan supply
chain pada sector lainnya di bidang ekonomi
yang kemudian tentunya dapat menguntungkan
masyarakat.
Efek berganda terjadi dalam berbagai
cara dalam ekonomi yang bergantung pada
pariwisata. Cara yang umum adalah pengganda
langsung, tidak langsung dan diinduksi. Sebagai
contoh, uang yang dibayarkan / dihabiskan di
sebuah hotel tidak hanya membantu
menciptakan pekerjaan langsung di hotel, tetapi
juga menciptakan pekerjaan secara tidak
langsung di tempat lain dalam perekonomian
(Anderson, 2013).
Hotel harus membeli makanan dari
petani setempat yang kemudian dapat
menghabiskan sebagian uang ini untuk pupuk
atau pakaian sementara permintaan untuk
produk lokal meningkat karena turis sering
membeli suvenir (Rusu, 2011). Ini berarti bahwa
penjualan satu perusahaan memerlukan
pembelian dari perusahaan lain dalam
perekonomian (Muhanna, 2007).
UNACTAD (2017) berpendapat bahwa
hubungan antara pariwisata dan sektor
produktif lainnya dan segmen pasar memiliki
potensi untuk memacu kewirausahaan lokal
melalui peluang bisnis baru. Efek berganda
diwujudkan dalam dua bentuk dalam pariwisata
seperti dicatat Rusu, (2011). Pertama, efek
berganda dari penghasilan dari pariwisata.
Kedua, dalam hal efek pengeluaran moneter
pariwisata, menciptakan pendapatan baru
dalam ekonomi dan pengganda investasi asing.
Grekin dan Milne (1996)
mengemukakan kekhawatiran tentang perlunya
peningkatan hubungan antar sektor di
Indonesiaekonomi dan penambahan tambahan
input lokal ke dalam manajemen pariwisata ke
dan di masyarakat jika manfaat ingin
dimaksimalkan. Perusahaan pariwisata di
negara berkembang terdiri dari sebagian besar
bisnis di segmen pasar utama seperti
akomodasi, transportasi, dan operasi tur.
Semakin besar integrasi ekonomi nasional dan
keterkaitan berbagai sektornya, semakin banyak
manfaat yang diperoleh dari pariwisata
(UNWTO, 2002C; Muhanna, 2007).
Keterkaitan juga dapat menghasilkan efek
berganda di sektor ekonomi lain selain dari
pariwisata di masyarakat di mana pariwisata
dan kegiatan terkaitnya dilakukan.
Brida dan Pulina (2016) mengakui
bahwa beberapa sektor seperti kontribusi sektor
perhotelan terhadap ekonomi lokal tidak
homogen. Sementara mengutip Andriotis
(2002) secara eksplisit mereka mencatat bahwa
perusahaan skala besar dapat meningkatkan
pendapatan sektor publik melalui tingkat
perpajakan yang lebih tinggi tetapi dengan
sedikit peluang untuk berdagang dengan
pemasok lokal. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan efek pengganda lokal, kegiatan
pariwisata perlu mengaktifkan partisipasi yang
lebih tinggi dari investor lokal, menciptakan
6 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 1 No 2, Oktober 2019. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000
lebih banyak kesempatan kerja bagi penduduk
lokal dan hubungan ekonomi insentif dengan
pengecer dan grosir lokal (Andriotis, 2002).
Brida dan Pulina (2016) menggunakan
analisis multivariat dari berbagai indikator
ekonomi seperti pengeluaran rumah tangga,
harga dan suku bunga minimum sebagaimana
diusulkan oleh Jackman dan Lorde (2010).
Indikator ekonomi lain yang digunakan adalah
impor barang-barang industri dan mesin,
investasi langsung asing ke dalam, transportasi
dan komunikasi, hotel dan restoran, iklan dan
promosi pengeluaran impor dan ekspor (Louca,
2006; Nowark, et al., 2007; Brida dan Pulina,
2016 ).
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah qualitative method dengan data
dianalisa menggunakan Strengths, Weaknesses,
Opportunities and Threats (SWOT) Analysis,
External Factor Analysis Summary (EFAS) and
Internal Factors Analysis Summary (IFAS).
Populasi adalah seluruh anggota Davao City
Travel and Tours Association, Philippine dan
diperoleh sampel sebanyak 50 orang dilakukan
dengan cara purposive sampling. Data primer
diperoleh melalui kegiatan wawancara dengan
kuesioner berdasarkan dimensi dan indikator
serta observasi lapangan dan dokumentasi.
Informasi dan data sekunder bersumber dari
Davao City Tourism Office, Department of
Tourism in Region XI, National Economic and
Development Authority (NEDA) Region XI,
Bureau of Immigration, Davao City Travel and
Tours Association.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Sample
Sample berjumlah 100 orang terdiri dari
jenis kelamin laki-laki 34 orang dan wanita 66
orang, hal ini menunjukkan bahwa wanita yang
bekerja di Davao City Travel and Tours
Association lebih banyak dibandingkan dengan
laki-laki. Umur responden berusia 19-28 tahun
berjumlah 54 orang, 29 – 38 tahun berjumlah
29 orang, 39 – 48 tahun berjumlah 20 orang
dan 49 – 58 tahun berjumlah 7 orang.
Tingkat pendidikan responden terdiri
dari 69 orang bergelar Sarjana S1, 28 orang
bergelar magister S2 dan 3 orang bergelar
doktor S3. Tidak ada pegawai Davao City Travel
and Tours Association yang berpendidikan SD
sampai dengan SMA karena biaya pendidikan
gratis atau sangat rendah apabila sekolah negeri
sampai dengan perguruan tinggi negari
mendapat subsidi dari pemerintah Filipina.
Selain itu, sudah menjadi budaya orang tua yang
selalu menginginkan anak-anaknya
melanjutkan kuliah minimal Diploma atau
Sarjana.
Wisatawan Domestik dan Asing
Tabel 1. Turis Domestik berkunjung ke Kota Davao
Tahun 2014 – 2018
Tahun
Wisatawan
Domestik
Persentase
2014
1.529.907
2015
1.730.009
11,57%
2016
1.716.224
-0,80%
Bisnis Pariwista
Kota Davao,
Filipina
Analisis SWOT
1. Internal Factors
(Strengths and
Weaknesses)
2. External Factors
(Opportunities
and Threats
Strategi Pemasaran
Bisnis Pariwisata
1. Products
2. Prices
3. Promotion
4. Places
Hasil Penelitian
Bisnis Pariwista
Kota Davao,
Filipina
7 | Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata di Kota Davao, Filipina
2017
2.009.879
14,61%
2018
2.390.000
15,90%
2019
3.000.000 (target)
Rata-Rata
10,32%
Sumber: Davao City Tourism Office, 2019
Rata-rata kunjungan turis domesik ke
Kota Davao tahun 2014 – 2018 sebesar 10,32%.
Rata-rata kunjungan turis asing ke Kota Davao
tahun 2016 – 2018 sebesar 49,21%. Rata-rata
kunjungan turis domesik dan asing ke Kota
Davao tahun 2014 – 2018 sebesar 29,77%.
Tabel 2. Turis Asing Berkunjung ke Kota Davao
Tahun
Wisatawan
Asing
Persentase
2016
23.256
2017
74.684
68,86%
2018
106.015
29,55%
2019
150.000
(target)
Rata-Rata
49,21%
Sumber: Davao City Tourism Office, 2019
Tabel 3. Negara Asal Turis Asing Yang Berkunjung
ke Kota Davao
Negara Asal
2018
2017
Amerika Serikat
21.324
20.779
Jepang
12.800
12.510
China
10.827
9.231
Korea
8.936
7.550
Australia
7.117
5.929
India
6.509
4.976
Canada
5.392
4.016
Singapura
4.985
4.040
Inggris
4.287
3.282
Malaysia
2.449
Qatar
2.703
2.371
Taiwan
1.868
Jumlah
106.015
74.684
Sumber: Davao City Tourism Office, 2019
Turis asing asal Amerika Serikat menempati
urutan pertama. Urutan kedua adalah Jepang karena
faktor sejarah kolonialisme dimana keturunan WNP
yang menikah dengan WN Jepang membentuk suau
organisasi yang dikenal dengan nama Philippine
Nikei Jin Kai.
Tabel 4. Balik Bayan (WNP Yang Bekerja dan
Tinggal di Luar Negeri
Nama
2017
2016
Persen
tase
Balik Bayan
47.872
23.256
35,56
Sumber: Davao City Tourism Office, 2019
Balik bayan adalah WNP yang bekerja di luar
negeri atau WNP yang menikah dengan WNA dan
tinggal di luar negeri. Balik bayan ini memiliki dual
citizenship (1 WNP dan 1 WNA) atau
kewarganegaraan ganda. Sudah merupakan budaya
Filipina bahwa lulusan PTN dan PTS lebih banyak
bekerja di luar negeri dengan penghasilan lebih besar
dari pada di dalam negeri. Budaya di Filipina juga
ada kebanggaan bagi orang tua apabila anaknya
dapat menikah dengan WNA.
Tabel 5. Beberapa Kali Kunjungan Turis
ke Kota Davao
1 Kali
Kunjungan
Lebih dari 1
kali
kunjungan
Keterangan
258% atau
25 turis
75% atau 75
turis
Beberapa kali
kunjungan turis ke
Kota Davao lebih
banyak
dibandingakan 1
kali kunjungan
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018
8 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 1 No 2, Oktober 2019. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000
Tabel 6. Turis Berkunjung Sendiri, keluarga, Teman
dan Organisasi ke Kota Davao
Sendiri
Keluarga
Teman
Organisasi
12%
38%
21%
28%
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018
Tabel 7. Sumber Informasi Turis ke Kota Davao
Teman
Televisi
Internet
Magazine and
Newspaper
15%
6%
68%
9%
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018
Tabel 8. Transportasi Lokal Turis di Kota Davao
Taxi
Jeepney
Sewa Mobil
45%
16%
39%
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018
Tabel 9. Akomodasi Turis di Kota Davao
Hotel
Rumah
Teman
Second
Home
66%
14%
20%
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018
Lebih dari 1 kali kunjungan turis domestik
dan asing ke Kota Davao sebanyak 75% dan turis
bersama keluarga berkunjung ke Kota Davao
sebanyak 38% dan informasi tentang bisnis
pariwisata Kota Davao bersumber dari internet
sebanyak 68%. Turis menggunakan jasa transportasi
lokal dengan taxi 45%, sewa mobil 39% dan angkutan
umum jeepney 16%. Turis domestik dan asing ke
Kota Davao lebih suka tinggal di hotel 66%
dibandingkan rumah teman atau second home
(rumah milik turis namun sudah ditempati keluarga
turis)
Tabel 10. Kamar Hotel di Sulwesi Utara
tahun 2018
Hotel Kelas
Bintang
Hotel Kelas
Melati
Keterangan
45 hotel
203 Hotel
2.618 kamar hotel
kelas bintang dan
4.006 kamar hotel
kelas melati
Sumber: Davao City Tourism Office, 2018
Tabel 11. Alasan Turis Berkunjung ke Kota
Davao tahun 2018
Rekreasi
atau
Liburan
Bisnis atau
Kerja
Kunjungan
Teman
Festival
Budaya
41
16
14
29
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018
Alasan turis domestik dan asing berkunjung
ke Kota Davao lebih banyak rekreasi atau liburan dan
fetsival budaya. Kunjungan turis asing ini didukung
oleh keberadaan Davao International Airport yang
memiliki 5 rute penerbangan asing (Silk Air, Cathay
Dragon, Xiamen Air, Qatar Airways dan Garuda
Indonesia) menuju negara Singapura, Hongkong,
Quanzhou, Qatar dan Indonesia.
Tabel 12. International Direct Flight to Davao
International Airport Tahun 2018 - 2019
Airline
City and
Country
Frequency
Silk Air
Singapore
5 times per week
Cathay
Dragon
Hongkong
4 time per week
Xiamen Air
Quanzhou,
China
2 times per week
Qatar
Airways
Doha, Qatar
Once per week
Garuda
Indonesia
Manado,
Indonesia
2 times per week
Sumber: Bureau of Immigration, 2019
Tabel 13. Tujuan Wisata Turis Domestik dan
Asing ke Kota Davao
Tujuan Wisata
Jumlah
Samal Island Resort
33
Philippine Eagle Nature
Center
19
Malagos Garden Resort
15
Crocodile Park
15
Eden Nature Park
13
Gap Farming
5
Jumlah
100
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2019
9 | Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata di Kota Davao, Filipina
Tabel 14. Indikator Pariwisata Sulawesi Utara
Tahun 2018
Lamanya
Tinggal
11 hari
Pendapatan untuk
hotel, restoran dan
tempat rekreasi
Tingkat
Hunian Hotel
70% - 80%
Belanja Turis
Asing
Rp 5 juta per
hari
5 juta x 106.015 turis
asing =
530.075.000.000
Belanja Turis
Domestik
Rp 2,5 juta
per hari
2,5 juta x 2.390.000
turis domestik =
5.975.000.000.000
Sumber: Dioleh oleh Peneliti, 2019
Tabel 15. Tourism Multiple Effects di Sulawesi Utara
Tahun 2018
Bidang
Usaha
Indikator
Keterangan
Tenaga Kerja
Tenaga kerja
yang bekerja
94,2% tahun
2015 dengan
tingkat
pengangguran
5,8%
Tenaga kerja
berjumlah
2.862.500 tahun
2014 dan
2.906.250 tahun
2015
Pemilik Bisnis
Pariwisata
40.499 tahun
2017 menjadi
41.292 tahun
2017
Terdapat
peningkatan
jumlah bisnis
pariwisara
Investasi
Investasi bisnis
pariwisata
mencapai Rp
74.700.000.
000.000
Penambahan
kamar hotel
sebanyak 1.000
– 2.000
Sumber: National Economic and Development
Authority, 2018
Tabel 16. Pertumbuhan Ekonomi Kota Davao
Tahun
Pertumbuhan Ekonomi
2016
9,5%
2017
10,9%
2018
8,6%
2019
9,0 (target)
Rata-Rata
9,67%
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2019
Matriks EFAS / IFAS
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
Internal Factors diperoleh dari products,
prices, places and promotion serta External
Factors diperoleh dari strategi pariwisata
pemerintah Kota Davao, keindahan alam wisata
alam, pelayanan, transportasi dan keamanan.
Untuk menentukan bobot 0,0 sampai dengan
1,0 berdasarkan nilai rata-rata kuesioner dan
untuk menentukan rating 1 sampai dengan 4
penilaian dari anggota Davao City Tours and
Travel Agencies.
Table 17. Internal Factors Analysis Summary
(IFAS)
No.
Faktor Internal
Bobot
Rating
Nilai
Strenghts
1
Turis domestik dan
asing berkunjung
ke Kota Davao
tertarik dengan
produk dan jasa
bisnis pariwisata
0,16
4
0,64
2
Harga akomodasi
dan transportasi
bagi turis domestik
dan asing
terjangkau
0,10
3
0,30
3
Turis domestik dan
asing mendapatkan
informasi bisnis
pariwisata Kota
Davao bersumber
dari internet
0,14
4
0,64
4
Digital marketing
mempermudah
turis domestik dan
asing berkunjung
ke Kota Davao
0,11
3
0,33
5
Pemerintah Kota
Davao aktif
memasarkan bisnis
pariwisata di dalam
negeri dan luar
negeri
0,07
3
0,21
6
Wisata alam, dan
wisata bahari dan
fetsival budaya
menjadi daya tarik
bagi wisatawan
domestik dan asing
berkunjung ke Kota
Davao
0,12
4
0,64
Subtotal
0,70
2,76
Weaknesses
1
Harga pesawat,
hotel dan tempat
0,11
3
0,30
10 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 1 No 2, Oktober 2019. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000
wisata di Kota
Davao cukup mahal
2
Promosi pelaku
bisnis pariwisata
Kota Davao di
dalam negeri dan
luar negeri belum
terintegrasi
0,08
2
0,14
3
Tour guide dan
petugas keamanan
memiliki
keterbatasan dalam
berkomunikasi
bahasa Mandarin,
Nihongo dan Korea
0,05
2
0,10
4
Lokasi tujuan
wisata belum
dilengkapi fasilitas
yang memadai
0,06
1
0,06
Subtotal
0,30
0,60
TOTAL
1,0
3,36
Sumber: Diproses oleh Peneliti, 2019
Table 18. External Factors Analysis Summary
(EFAS) Matriks
No
Faktor Eksternal
Bobot
Rating
Nilai
Opportunities
1
Kebijakan
pemerintah Kota
Davao dan Filipina
mendukung
pembangunan
sarana dan
prasarana Davao
International
Airport and Sasa
Wharf
International
Airport
0,15
4
0,60
2
Paradise Island
Beach and Resort,
Philippine Eagle
Center, Eden Nature
Park, Crocodile
Park menjadi daya
tarik wisatawan
domestik dan asing
berkunjung ke Kota
Davao
0,18
3
0,54
3
Penduduk Kota
Davao sebagai
pelaku dan pemasar
bisnis pariwisata
0,08
4
0,32
4
Kota Davao aman
dan tertib
0,09
3
0,27
5
Turis domestik dan
asing serta Balik
Bayan berdampak
postif terhadap
pendapatan
masyarakat
0,14
4
0,56
Subtotal
0,64
2,29
Threats
1
Peringatan
perjalanan atau
travel warning
mempengaruhi
kunjung turis
domestik dan asing
ke Kota Davao
0,11
1
0,11
2
Tujuan wisata
Boracay dan Cebu
merupakan
pesaingn dalam
bisnis pariwisata
Kota davao
0,06
2
0,12
3
Persaingan bisnis
pariwisata Kota
Davao antar travel
and tour, perhotelan
dan tempat wisata
sangat tinggi
0,12
3
0,36
4
Kurang banyaknya
rute penerbangan
Davao International
Airport ke luar
negeri
0,06
2
0,12
5
Keterbatasan dana
pemasaran bisnis
pariwisata Kota
Davao di luar negeri
0,01
1
0,01
Subtotal
0,36
0,72
TOTAL
1,0
3,01
Sumber : Diproses oleh Peneliti, 2019
PEMBAHASAN
Strategi pemasaran bisnis pariwisata
Kota Davao adalah sebagai berikut:
1. Eco Tourism Package;
2. Community Based Tourism Development;
3. Tourism Guide Books untuk turis yang datang
ke Kota Davao;
4. Dive Travel Exchange untuk pertukaran turis
asing dan domestik yang memiliki hobi
snorkoling, diving and surfing seperti
Paradise Island beach and Resort;
5. Medical Travel Exchange untuk pertukaran
turis asing dan domestik yang memiliki
keahlian di bidang kedokteran dan
keperawatan seperti pelatihan, seminar dan
workshop di Davao Doctors Hospital,
Southern Philippine Medical Center, San
Pedro Hospital;
6. Golf Travel Exchange untuk pertukaran turis
asing dan domestik yang memiliki hobi
bermain golf seperti pelatihan dan turnamen
di Apo Golf and Country Club, and Rancho
Parlos Verde Golf and Country Club;
7. Adventure Travel Exhange untuk pertukaran
turis asing dan domestik yang memiliki hobi
mendaki gunung seperti di Mount Apo and
11 | Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata di Kota Davao, Filipina
Eden Nature Park, Loleng’s Mountain Spring
Resort
8. International Route Development untuk
perluasan Davao International Airport and
Sasa Wharf International Seaport;
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
total skor IFAS, adalah 3,36 dan EFAS 3,01. Hal
ini menunjukkan internal factors lebih
berpengaruh dalam strategi pemasaran bisnis
pariwisata Kota Davao dibandingkan external
factors. Strategi pemasaran bisnis pariwisata
memiliki strengths yang lebih besar
dibandingkan dengan weaknesses, begitu pula
opportunities lebih besar dibandingkan threats.
Berdasarkan skor IFAS (X) dan EFAS (Y)
diperoleh data X dan Y pada titik koordinat 2,16
dan 1,57. Artinya strategi pemasaran bisnis
pariwisata Kota Davao berada pada Kuadran I
(Pertama). Hal ini menunjukkan strategi
pemasaran bisnis pariwisata Kota Davao
selanjutnya memfokuskan pasar segementasi
kelas menengah ke atas sehingga diperlukan
integrated tourism marketing dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia, tourism data
base, international and domestic networking.
Segmentasi menengah ke atas memiliki
kekhususan karena kenyamanan, keamanan
dan ketertiban, fasilitas yang lengkap,
transportasi jalan yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
mencatat bahwa Tourism multiplier effects di
Kota Davao ini memberikan kontribusi
pertumbuhan ekonomi tahun 2016 – 2018
sebesar 9,67%. Belanja turis asing Rp 5 juta per
hari dengan 106.015 turis asing tahun 2018
diperoleh pendapatan Rp 530.000.000.000
dan belanja turis domestik Rp 2,5 juta per hari
dengan 2.390.000 turis asing tahun 2018
diperoleh pendapatan Rp 5.975.000.000.000.
Hal ini dapat dikatakan bahwa tourism
multiplier effects memiliki dampak positif pada
berbagai sektor usaha di Kota Davao. Dampak
positif peningkatan beberapa indikator antara
lain: occupancy rate atau tingkat hunian hotel
berbintang dan kelas melati di Kota Davao
Sebesar 75%, tenaga kerja yang bekerja tahun
2018 sejumlah 2.862.500 atau 94,2% dan
tenaga kerja yang tidak bekerja sejumlah
2.906.250 atau 5,8%, pemilik bisnis pariwisata
mengalami peningkatan dari 40.499 tahun 2017
menjadi 41.292 tahun 2019, investasi bisnis
pariwisata mencapai Rp 74.700.000.000.000.
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
Marketing startegies for the toruism business di
Kota Davao, Filipina menurut peneliti, Soehardi
dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan pemerintah daerah dan pusat
dalam mendukung aksesibilitas transportasi
udara, laut dan darat seperti pembangunan
infrastruktur International Airport and
Seaport;
2. Daya tarik daerah tujuan wisata attractif agar
banyak turis domestik dan asing berkunjung
ke tempat-tempat pariwisata;
3. Jejaring media sosial dalam mempromosikan
produk dan jasa bisnis pariwsata;
4. Pemasaran produk dan jasa pariwisata
melalui smartphone agar lebih efektif dan
efisien;
5. Membentuk gugus tugas pariwisata
terintegrasi atau Integrated Tourism Task
Force dalam menyatukan perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian dan
monitoring and evaluation;
6. Perlu dukungan Integrated software
program yang mengikuti perkembangan
new information and communication
technology begitu pesat dalam mendukung
transaksi pembayaran produk dan jasa bisnis
pariwsata;
7. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia pelaku dan pegawai bisnis
pariwsata yang memiliki kompetensi
sertifikasi nasional dan internasional
8. Kemudahan pelasayanan Accessability di
tempat Financial technology (Fintech)
Penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Made Ary
Widiastini, Nyoman Dini Andiani dan
Trianasari, (2012) dengan judul “Startegi
pemasaran Pariwisata di Kabupaten Buleleng,
Bali seperti faktor terpenting dalam
pemasaran pariwisata adalag peningkatan
peran serta pemerintah daerah, melakukan
diversifikasi produk dan meningkatkan
kualitas layanan pariwisata.
12 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 1 No 2, Oktober 2019. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dalam penilitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Skor IFAS, adalah 3,36 dan EFAS 3,01 serta
strategi pemasran bisnis pariwisata Kota
Davao berada pada titik X 3,36 dan titik Y
1,57. Hal ini menunjukkan internal factors
lebih berpengaruh dalam strategi pemasaran
bisnis pariwisata dibandingkan external
factors. Strategi pemasaran bisnis pariwisata
dengan produk dan jasa serta harga bisnis
pariwisata Kota Davao yang kompetitif
sangat menarik sehingga strengths lebih
besar dibandingkan dengan weaknesses.
Begitupula opportunities dengan
kemampuan sumber daya yang handal dalam
berbahasa Inggris dan kompetensi teknologi
informasi yang baik sebagai modal dasar
pariwisata Kota Davao lebih baik
dibandingkan threats dengan produk dan
jasa pariwsata Boracay dan Cebu City.
2. Diversifikasi produk dan jasa bisnis
pariwsata (dive tourism, eco tourism,
medical tourism and golf tourism)
meningkatakn kunjungan turis domestik dan
asing berkunjung ke Kota Davao.
3. Kebijakan pemerintah mendukung
pengembangan Davao International Airport
dan Sasa Wharf International Seaport
semakin meningkatkan kunjungan turis
domestik dan asing ke Kota Davao.
4. Tourism multiplier effects memiliki dampak
positif peningktan pertumbuhan ekonomi,
penambahan pemilik bisnis pariwisata dan
peningktan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan Kota Davao.
Rekomendasi dalam penilitian ini adalah
Pemerintah Kota Davao sebaiknya melakukan
peningkatan kegiatan sosialisasi Tourism Road
Map, Strategic Plan and Road Show kepada
stakeholders serta promosi pemasaran bisnis
pariwisata di dalam negeri dan luar negeri
dengan melibatkan Foreign and Philippine
Embassy, Foreign Airlines and Travel and
Tours, and also Balik Bayan atau Overseas
Filipino Workers. Peningkatan strategi
pemasaran bisnis pariwisata diharapkan dapat
lebih meningkatkan kunjungan wisatawan
domestik dan asing ke Kota Davao. Strategi
pemasaran bisnis pariwisata Kota Davao terus
menjaga kelestarian alam dan terus melengkapi
dan memperluas infrastruktur Davao City
Internasional Airport dan sasa Wharf
International Seaport.
REFERENSI
Anderson, W. (2013). Leakages in the Tourism
Systems: Case of Zanzibar. Tourism
Review, 68 (1), 62 – 76.
http://dx.doi.org/10.1108/16605371311
310084 [Accessed 15 April 2016].
Andriotis, K, (2002). Scale of Hospitality Firms
and Local Economics Development –
Evidence From Crete. Tourism
Management. Crete: Greek Islands,
Greece.
Arens and Weigold, (2013). Contemporary
Advetsising.
Avraham. A., Ketter. E. & McMillan. P. (2016).
Tourism marketing for Developing
Countries: Battling Stereotypes and
crises in Asia, Africa and the Middle
East, Annals of Tourism Research,
60,169-187.
Brida, J. G., Cortes-Jimenez, I., & Pulina, M.
(2016). Has the tourism-led growth
hypothesis been validated? A literature
review. Current Issues in Tourism,
19(5), 394-430. DOI:
10.1080/13683500.2013.868414
[Accessed 15 December 2017].
Donohoe, M. H. (2012). Sustainable heritage
tourism marketing and Canadas
Rideau canal world heritage site,
Journal of Sustainable Tourism, Vol.
20, No.1, 121-142, Routledge, London.
Generoso Texson, (2019). Davao City Records
1.03 Million Tourist in First 5 Months of
2019. Davao City: Philippines or
https://news.mb.com.ph/2019/07/02/d
avao-city-records-1-03-million-tourists-
in-first-5-months-of-2019/
Gösslling, S., Ring, A., Dwyer, L., Andersson, A.
& Hall, M.C. (2016). Optimizing or
Maximizing growth? A challenge for
sustainable tourism, Journal of
Sustainable Tourism, 24:4, 527-548,
Routledge, London. Hall, M. C. (2016).
13 | Strategi Pemasaran Bisnis Pariwisata di Kota Davao, Filipina
Intervening in academic interventions:
framing Social Marketing’s Potential for
Successful Sustainable Tourism
behavioural change, Journal of
Sustainable Tourism, 24: 3,350-375
Grekin J. & Milne S. (1996). ‘Toward
sustainable tourism development: The
case of Pond Inlet’, in Butler R. W.,
Hinch T. (eds) ‘Indigenous Tourism’,
Routledge, London, pp. 76–106.
Glenn Kreag, (2001). The Impact of Tourism.
New York: University of Minnesota.
Jose Carlitos Licas, (2019). 148,387 Foreign
Nationals Residing in the Philippines
Report to Immigration Bureau. Manila:
Philippines or https://news.abs-
cbn.com/news/03/24/19/148000-
foreign-nationals-residing-in-ph-
report-to-immigration-bureau
Lei, W., Kostopulou, S. and Huibin, Y., (2014).
The Relation of Destination Marketing
and Destination Management from a
Theoritical Perspective. International
Conference on International Business,
ICIB.
Madhuri Sawant, (2010). Socio – Economic
Impacts of Tourism Development at
Aurangabad District. Aurangabad,
Maharashtra: India atau
https://www.researchgate.net/publicat
ion/315492199_Socio_-
_Economic_impacts_of_Tourism_dev
elopment_at_Aurangabad_District
Mahatia Jackman and Troy Lorde, (2010). On
the Relationship Between Tourists
Flows and Household Expenditure in
Barbados: A Dynamic OLS Approach.
Economics Bulletin, AccesEcon, Vol.
30(1).
Maria Lourdes Lim, (2018). Davao Region
Posts 8.6 Percent Growth in 2018
Highly Commendable. Davao City,
Philippine or
https://pia.gov.ph/news/articles/102
1453
Muhanna, E. (2007). Tourism Development
Strategies and Poverty Elimination.
Problems and Perspectives in
Management, (5), 37-49.
Ni Made Ary Widiastini, Nyoman Dini Andiani
dan Trianasari, (2012). Startegi
Pemasaran Pariwisata di Kabupaten
Buleleng, Bali. Buleleng: Bali.
Philip Kotler and Amstrong, (2014). Principles
of Marketing
Rusu, S. (2011). Tourism multiplier effect:
Journal of Economics and Business
Research, XVII, (1), 70-76.
Tanya Rabat Tan, (2019). 2.2 Million tourist
visit Davao Region in 1st Half of 2019.
Davao City: Philippines or
https://www.sunstar.com.ph/article/18
26512.
Tse, T. S. M.and Qiu, H., (2016). Issues Arising
from Rapid Growth of Maninland
Chinese Visitirs to Hongkong:
Implication for Tourism Marketing.
Journal of China Tourism Research,
12(3-4), 291-312.
UNWTO, (2011). The Indirect Impact of
Tourism: An Economic Analysis.
France: thw Third Meeting of Tourism.
Gypsy Mae B. Casurao dan Hazel Princess M.
Rebollo. Davao Life is here:
Characterizing Inbound Tourists.
Davao City: Philippine.
http://globalbizresearch.org/Singapor
e_Conference/pdf/pdf/S485.pdf