Available via license: CC BY
Content may be subject to copyright.
1522
Determinan Keberhasilan Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Muhajir Irfani1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram, Indonesia
Email: imuhajir17@gmail.com
Endar Pituringsih2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram, Indonesia
Lalu Hamdani Husnan3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram, Indonesia
ABSTRAK
Bentuk manifestasi penerapan standar akuntansi pemerintahan
adalah opini WTP dari BPK. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh pendidikan staf keuangan, pelatihan akuntansi,
penggunaan aplikasai SAIBA, dan komitmen organisasi terhadap
keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual.
Penelitian ini dilakukan pada satuan kerja di lingkup Kanwil BPN
Provinsi NTB. Responden berjumlah 63 orang. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif,
penggunaan aplikasi SAIBA berpengaruh negatif, namun
pendidikan staf keuangan dan pelatihan akuntansi tidak
berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi
instansi berbasis akrual.
E-JA
e-Jurnal Akuntansi
e-ISSN 2302-8556
Vol. 30 No. 6
Denpasar, Juni 2020
Hal. 1522-1538
Artikel Masuk:
4 April 2020
Tanggal Diterima:
23 Juni 2020
Kata Kunci:
Pendidikan Staf Keuangan; Pelatihan Akuntansi;
SAIBA; Komitmen Organisasi; Sistem Akuntansi
Instansi Berbasis Akrual.
Determinants Of Success In The Application Of Accrual-
Based Institution Accounting Systems In Preparing
Government Financial Statements
ABSTRACT
The manifestation of the application of government accounting standards is
the WTP opinion from BPK. This study aims to examine the effect of
financial staff education, accounting training, the use of the SAIBA
application, and organizational commitment to the successful application of
an accrual-based accounting system. This research was conducted at the
Land Office work unit within the scope of the NTB Province BPN Regional
Office. Respondents numbered 63 people. Data analysis techniques used
multiple linear regression analysis. The results showed that organizational
commitment had a positive effect, the use of the SAIBA application had a
negative effect, but financial staff education and accounting training had
no effect on the successful application of the accrual-based agency
accounting system.
Keywords:
Financial Staff Education; Accounting Training; SAIBA;
Organizational Commitment; Accrual Based Institution
Accounting System.
The Article is Available in : https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/index
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1523
PENDAHULUAN
Organisasi sektor publik di seluruh dunia telah terlibat dalam strategi perubahan
kelembagaan, organisasi dan manajerial dalam rangka memenuhi kebutuhan
yang semakin meningkat akan akuntabilitas keuangan, efisiensi dan efektifitas.
Perubahan tersebut menjadikan sistem manajemen tradisional sektor publik
yang awalnya terkesan birokratis, kaku dan hierarkis menjadi manajemen sektor
publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar dan serba terdigitalisasi
Yuhelson et al. (2020). Perubahan manajemen sektor publik tersebut kemudian
dikenal dengan istilah New Public Management (Kusuma & Fuad 2013). NPM
adalah konsep yang digunakan secara luas yang menjelaskan transposisi teknik
manajemen sektor swasta dan mekanisme yang berorientasi pasar ke sektor
publik (Awasom 2019). Tujuan New Public Management adalah untuk merubah
administrasi publik sehingga kualitas laporan keuangan pemerintah akan seperti
perusahaan dan tergitilaisasi Yuhelson et al. (2020). Instansi pemerintah sebagai
penyedia jasa bagi masyarakat harus sadar akan tugasnya untuk menghasilkan
layanan yang efisien dan efektif namun di lain pihak tidak boleh berorientasi
pada laba (Kristiawati 2015).
Praktik NPM yang mendasari pada teori ekonomi merupakan alasan
dilakukannya adopsi sistem akuntansi akrual pada organisasi sektor publik
(Herwiyanti et al., 2017). Diyakini bahwa ini adalah metode yang tepat untuk
mencapai keterbandingan, transparansi, dan akuntabilitas di sektor publik (K.
Matekele & V. Komba 2020). Perubahan basis akuntansi ini bertujuan untuk
mempromosikan sektor swasta dalam pembangunan ekonomi dan
menempatkan sektor publik dalam persaingan dengan sektor swasta
(Abeysinghe & Samanthi 2016).
Di Indonesia, gerakan akuntansi menuju berbasis akrual dimulai sejak
gerakan reformasi tahun 1998 dan ditetapkannya undang - undang nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Erawati & Kurniawan 2018). Perubahan
basis akuntansi ini terjadi tidak hanya di tingkat pemerintah pusat tetapi juga di
tingkat pemerintah daerah (Karunia et al., 2019). Berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 membawa perubahan
besar dalam sistem pelaporan keuangan di Indonesia, yaitu perubahan dari basis
kas menuju akrual menjadi basis akrual penuh dalam pengakuan transaksi
keuangan pemerintah (Lamonisi 2016). Peraturan ini dibuat untuk meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi di sektor pemerintah di Indonesia (Vertiarani &
Halim 2019). Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010, disebutkan juga
bahwa akuntansi akrual adalah praktik terbaik di dunia internasional dan perlu
diterapkan untuk meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan
pemerintah (Savitri & Fanani 2017).
Bentuk pertanggungjawaban APBN / APBD adalah laporan keuangan
yang harus sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (Maimunah 2016).
Dalam teori pendekatan kegunaan keputusan (decision usefullness aproach theory)
dijelaskan bahwa entitas harus memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
stakeholders. Menurut Scott (2003:52) teori kegunaan keputusan (decision
usefulness) merupakan suatu pendekatan terhadap laporan keuangan yang
memiliki pandangan bahwa apabila laporan keuangan tidak bisa disiapkan
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1524
secara teoritis berkonsep benar, paling tidak dapat disusun laporan keuangan
historis yang lebih bermanfaat.
Akuntansi akrual adalah metode akuntansi yang mengukur kinerja
keuangan dan posisi keuangan suatu entitas dengan mengenali efek dari suatu
transaksi atau peristiwa yang terjadi terlepas dari waktu pembayaran tunai
dilakukan (Nadiah Ahmad 2016). Akuntansi berbasis akrual tidak dimaksudkan
untuk menggantikan akuntansi berbasis kas, laporan realisasi anggaran masih
didasarkan pada modal dan pengeluaran saat ini (Biondi 2016). Pengguna
informasi akan diinformasikan tidak hanya tentang transaksi masa lalu, tetapi
juga dengan informasi tentang kewajiban yang harus diselesaikan di masa depan
dan tentang aset yang uangnya akan diterima di masa depan (Elmezughi &
Wakil 2018).
Suatu pemerintahan yang menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan
akan menghasilkan laporan keuangan yang sangat diperlukan dalam lingkungan
pemerintahan (Triwahyuni, Nurazlina, & Silfi 2016). Kebutuhan informasi
tentang kegiatan operasional pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban
dapat dipenuhi dengan lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis
akrual, yakni berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan
berdasarkan pada arus kas semata (PP 71, 2010). Penyajian informasi laporan
keuangan yang sesuai dengan manfaat atau kebutuhan tertentu akan membantu
dalam proses pengambilan keputusan. Artinya, laporan keuangan yang
dipublikasikan harus menunjukkan keadaaan yang sebenarnya sehingga
stakeholders dapat mengambil keputusan atau kebijakan yang tepat.
Kelebihan penerapan basis akrual pada akuntansi pemerintahan, antara
lain: (1) Memberikan gambaran bagaimana pemerintah membiayai aktivitas-
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan pendanaannya; (2) Memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah saat
ini (Rahmawati, Made, & Y 2016), (3) Laporan fiskal berbasis akrual memberikan
pandangan yang lebih komprehensif tentang kinerja keuangan pemerintah dan
biaya kegiatan pemerintah (Cavanagh, Flynn, & Moretti 2016), (4) Meningkatkan
transparansi tentang sumber daya publik dan konsumsi pemerintah (Wagner-
krechlok, Hilgers, & Brixner 2019).
Pada tahun 2015 telah dibuat Aplikasi Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
(SAIBA) yang dikembangkan oleh Kementerian Keuangan untuk mendukung
pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akural. Proses bisnis aplikasi ini dimulai
dari perekaman dokumen baik secara manual maupun secara elektronik
sehingga terbentuk jurnal transaksi (Wahyudi 2019), namun ternyata bukan hal
mudah bagi pemerintah untuk menerapkan basis akrual secara penuh. Hal ini
karena kesiapan dan koordinasi seluruh unit entitas akuntansi, unit entitas
pelaporan, unit perbendaharaan dan unit penyusun standar akuntansi untuk
melaksanakan peran dan kewenangan masing-masing dalam penerapan
akuntansi berbasis akrual secara penuh yang tentunya membutuhkan waktu
yang tidak singkat untuk mewujudkannya (Iskandar, Amriani, and Subekan
2016).
Kompleksitas akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu hal yang
menjadi hambatan dan menjadi salah satu alasan timbulnya penolakan terhadap
perubahan basis akuntansi. Diperlukan waktu bertahun-tahun bagi instansi
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1525
pemerintah pusat untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Proses
adaptasi ini berjalan lambat karena perubahan yang terjadi dalam proses
penyusunan laporan keuangan cukup drastis dan memerlukan pemahaman atas
basis akuntansi yang baru cukup lama, karena metode pembukuan yang berbeda
(www.dpr.go.id, 2015).
Menurut Ichsan (2013) salah satu keberhasilan dari penerapan akuntansi
akrual pada akhirnya dapat dilihat dalam opini dari hasil pemeriksaan atas
laporan keuangan. Nasution (2008:49) menyampaikan bahwa terdapat 6 (enam)
langkah (komponen) yang perlu diperhatikan agar laporan keuangan
pemerintah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu: (1)
Sistem pembukuan dan perencanaan anggaran, (2) Sistem aplikasi teknologi
komputer (IT related), (3) Inventarisasi aset dan utang, (4) Jadwal waktu
penyusunan laporan keuangan dan pemeriksaan serta pertanggungjawabkan
anggaran, (5) Quality assurance yang dilakukan oleh pengawas intern, (6)
Sumber daya manusia.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
adalah salah satu Instansi Pemerintah yang telah mendapatkan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan selama 6 (enam)
tahun berturut-turut dari tahun 2013 sampai 2018 (BPK 2018).
Kesuksesan penerapan SAP berbasis akrual sangat diperlukan sehingga
pemerintah dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan
lebih akuntabel. Jelas sekali untuk membuat penerapan ini berjalan baik,
dibutuhkan proses, kondisi dan faktor-faktor yang dapat membuat penerapan ini
berjalan seperti yang diharapkan seperti kapabilitas sumber daya manusia yang
terlibat dalam pelaporan keuangan, komitmen pimpinan dan seluruh staf, serta
teknologi informasi yang mendukung sistem akuntansi untuk mengolah data
dengan lebih cepat dan akurat (Putri 2016).
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Data Penelitian, 2020
Pendidikan Staf Keuangan
(Financial staff education) (X1)
Keberhasilan Penerapan
Sistem Akuntansi Instansi
Berbasis Akrual
(the successful application of
the accrual-based agency
accounting system) (Y)
Pelatihan Akuntansi
(accounting training) (X2)
Penggunaan Aplikasi SAIBA
(use of the SAIBA application)
(X3)
Komitmen Organisasi
(Organizational commitment)
(X4)
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1526
Perubahan organisasi sektor publik sebagai bentuk penerapan New Public
Management menjadikan sistem manajemen tradisional sektor publik menjadi
manajemen yang lebih terbuka dan fleksibel terhadap pasar. Dampak dari
perubahan tersebut salah satunya adalah penerapan standar akuntasi
pemerintahan berbasis akrual. Perubahan basis akuntansi ini menuntut kesiapan
dari pemerintah itu sendiri terutama dari sisi kualitas sumberdaya manusia.
Menurut Shawallizayusof & Jaafar (2018) kompetensi sumber daya manusia,
kemampuan perangkat lunak dan teknologi, kebijakan akuntansi, dan
kesesuaian standar diidentifikasi sebagai tantangan utama dalam upaya
implementasi.
Sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan akuntansi atau
setidaknya memiliki pengalaman di bidang keuangan sangat dibutuhkan dalam
suatu pekerjaan yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan.
Namun akhir-akhir ini terdapat permasalahan terkait latar belakang pendidikan
dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. Masalah-masalah tersebut
adalah belum dimilikinya atau kurangnya sumber daya manusia berlatar
pendidikan akuntansi, belum ada kebijakan rekruitmen pegawai berlatar
belakang akuntansi, dan adanya anggapan bahwa sumber daya manusia yang
bukan berlatar belakang akuntansi mampu melaksanakan tugas dengan modal
pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bimbingan (Wibowo 2013). Menurut
Wahyuni & Adam (2015) sumberdaya manusia yang memiliki peran penting
dalam penerapan basis akrual ini, akan mengalami kesulitan ketika mereka
bukan berasal dari background akuntansi maupun ekonomi.
Pengelola Keuangan yang memiliki pendidikan akuntansi sangat
dibutuhkan dalam suatu pekerjaan yang berhubungan dengan penyusunan
laporan keuangan. Menurut Sinambela (2018:168) apabila organisasi memiliki
Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, berkualitas, berkomitmen, dan
berintegritas yang baik dipastikan organisasi tersebut dapat berkembang dengan
pesat. Nazier (2009) menyatakan Tingkat Pendidikan mempunyai peran yang
sangat penting karena dengan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan
dalam proporsi tertentu dapat memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh suatu
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan tepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Widianti et al. (2016) menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan staf keuangan terbukti berpengaruh terhadap penerapan
akuntansi akrual. Selaras dengan hasil penelitian tersebut, penelitian yang
dilakukan oleh Eriotis et al. (2011) juga menunjukkan yaitu tingkat pendidikan
staf keuangan berpengaruh positif terhadap penerapan akuntansi akrual. Begitu
juga penelitian yang dilakukan oleh Stamatiadis & Eriotis (2011) membuktikan
bahwa tingkat pendidikan staf akuntansi dan keuangan berpengaruh terhadap
penerapan akuntansi akrual. Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian
terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Pendidikan Staf Keuangan berpengaruh positif terhadap Keberhasilan
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual.
Dalam teori pendekatan kegunaan keputusan (decision usefullness aproach
theory) dijelaskan bahwa entitas harus memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh stakeholders. Penyajian informasi laporan keuangan yang sesuai dengan
manfaat atau kebutuhan tertentu akan membantu dalam proses pengambilan
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1527
keputusan. Penguasaan terhadap beban kerja yang dimiliki akan meningkatkan
produktifitas kerja seseorang. Dengan produktifitas yang tinggi penyelesaian
pekerjaan dengan benar dan sesuai waktu yang ditentukan akan dapat tercapai.
Melalui pelatihan tingkat produktifitas seseorang dapat ditingkatkan. Semakin
banyak pelatihan yang diikuti maka keberhasilan SAP Akrual semakin mudah
penerapannya. Pelatihan dilakukan dengan alasan untuk meningkatkan
pengetahuan pegawai tentang kompetitor dan budaya, membantu memastikan
bahwa pegawai mempunyai keahlian dasar untuk bekerja dengan teknologi
baru, membantu pegawai mengerti bagaimana bekerja secara efektif di dalam
tim untuk berkontribusi dalam produksi dan kualitas pelayanan, serta
mempersiapkan pegawai untuk menerima dan bekerja secara efektif satu sama
lain. Menurut Sinambela (2018:167) pelatihan dapat membantu pegawai dalam
mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan
organisasinya, yang secara langsung akan mempengaruhi pekerjaan yang sedang
dilakukannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma & Fuad (2013) menunjukkan
bahwa pelatihan staf keuangan terbukti berpengaruh positif terhadap tingkat
penerapan akuntansi akrual. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Eriotis et al. (2011) bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap
penerapan akuntansi akrual. Adapun Najati et al. (2016) dalam penelitiannya
juga membuktikan hal yang sama bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh
terhadap implementasi akuntansi berbasis akrual. Berdasarkan tinjauan teoritis
dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Pelatihan Akuntansi berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Penerapan
Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual.
Teori New Public Management menyatakan bahwa perbaikan secara terus
menerus telah dilakukan pemerintah salah satunya dengan meningkatkan
kualitas teknologi sistem informasi untuk mendukung tercapainya peningkatan
kualitas laporan keuangan. Pengembangan aplikasi SAKPA menjadi aplikasi
SAIBA merupakan terobosan aplikasi akuntansi instansi berbasis akrual yang
diharapkan memenuhi kebutuhan informasi laporan keuangan yang disyaratkan
dalam standar akuntansi pemerintahan. Ouda (2004) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kapabilitas teknologi informasi adalah syarat dasar dalam
kesuksesan penerapan akuntansi akrual di sektor pemerintah. Adapun Ichsan
(2013) juga menyatakan bahwa kapabilitas teknologi informasi dan komunikasi
merupakan kunci sukses keberhasilan pelaksanaan implementasi basis akrual.
Yudi et al., (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sistem aplikasi
mengurangi peran aparatur dengan latar belakang akademik akuntansi dalam
penerapan basis akrual.
Penelitian yang dilakukan oleh Eriotis et al., (2011) membuktikan bahwa
kualitas teknologi informasi berpengaruh positif terhadap penerapan akuntansi
akrual. Sejalan dengan temuan tersebut, penelitian Stamatiadis & Eriotis (2011)
menunjukkan bahwa sistem teknologi informasi berpengaruh terhadap
penerapan akuntansi akrual. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Witantri (2012) bahwa perangkat pendukung berpengaruh signifikan terhadap
penerapan SAP berbasis akrual. Kristyono et al. (2014) dalam penelitiannya juga
membuktikan bahwa perangkat pendukung berpengaruh terhadap keberhasilan
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1528
pengelolaan keuangan daerah menggunakan standar akuntansi pememerintah.
Penelitian Nitzl et al. (2020) menyatakan bahwa sistem teknologi informasi
berperan penting dalam penerapan basis akrual. Berdasarkan tinjauan toeritis
dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Penggunaan Aplikasi SAIBA berpengaruh positif terhadap Keberhasilan
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual.
Untuk mewujudkan penerapan basis akrual bukanlah sesuatu yang
mudah, hal ini karena kesiapan dan koordinasi seluruh unit entitas akuntansi,
unit entitas pelaporan, unit perbendaharaan dan unit penyusun standar
akuntansi untuk melaksanakan peran dan kewenangan masing-masing dalam
penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh yang tentunya membutuhkan
waktu yang tidak singkat untuk mewujudkannya, untuk itu dibutuhkan
komitmen yang kuat oleh seluruh pihak dalam suatu organisasi. Jika komitmen
organisasi telah terbangun akan mendukung penerapan New Public Management
dalam hal ini keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual.
Veronica & Krisnadewi (2009) menjelaskan bahwa komitmen organisasi
adalah dorongan dari dalam diri karyawan untuk berbuat sesuatu agar dapat
menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi. Menurut Supriyatno (2010) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu
kemampuan, keyakinan, kemauan, dan hasrat untuk mewujudkan tujuan
organisasi. Komitmen organisasional menurut Eker (2007) merupakan suatu
pengikut, yang memberi pengaruh pada tujuan dan nilai, serta kepentingan pada
organisasi, terlepas dari instrumental yang semata-mata cukup, ditinjau dari
konsep menurut tiga dimensi, yaitu identifikasi, keterlibatan, dan kesetiaan.
Robbins (2001) mengemukakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi
merupakan salah satu sikap yang mencerminkan perasaan suka atau tidak suka
seseorang karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja. Menurut Sopiah
(2008:155) komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang
dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan
sebagai anggota organisasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Witantri (2012) membuktikan bahwa
komitmen berpengaruh signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual.
Sugiarto & Alfian (2014) juga membuktikan bahwa komitmen berpengaruh
terhadap keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual. Selaras dengan
temuan tersebut, Kristyono et al. (2014) juga berhasil membuktikan bahwa
komitmen berpengaruh terhadap keberhasilan pengelolaan keuangan daerah
menggunakan standar akuntansi pememerintah akrual. Berdasarkan tinjauan
toeritis dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4 : Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Penerapan
Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual.
Penerapan New Public Management melalui pengadopsian sistem swasta
oleh pemerintah merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja
pemerintah. Salah satu bentuk penerapannya adalah dengan peningkatan
kapabilitas sumberdaya manusia melalui rekrutmen pegawai berbasis
kompetensi serta peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan-pelatihan
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1529
berbasis akuntansi. Sejalan dengan itu, dalam rangka mencapai laporan
keuangan berbasis akrual pemerintah telah menciptakan perangkat pendukung.
Aplikasi SAIBA memiliki fitur tambahan untuk menunjang penginputan
transaksi-transaksi akrual. Melalui penerapan akuntansi berbasis akrual akan
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah dan diharapkan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder ssesuai dengan decision
usefullness aproach theory. Beberapa faktor yang menjadi perhatian peneliti adalah
Tingkat Pendidikan, Pelatihan Akuntansi, Penggunaan Aplikasi SAIBA, dan
Komitmen Organisasi. Keempat faktor ini secara teori berperan dalam
keberhasilan pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual. Penting
untuk dilakukan pengujian pengaruh dari keempat faktor tersebut secara
bersama-sama terhadap keberhasilan Impelementasi Sistem Akuntansi Instansi
Berbasis Akrual. Berdasarkan tinjauan toeritis maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5 : Pendidikan Staf Keuangan, Pelatihan Akuntansi, Penggunaan Aplikasi
SAIBA, dan Komitmen Organisasi berpengaruh secara bersama-sama
terhadap Keberhasilan Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis
Akrual.
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2014:6) dikemukakan bahwa “yang termasuk dalam metode
kuantitatif adalah metode penelitian survey”, oleh karena itu penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan
untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2017:15).
Lokasi penelitian dilakukan pada satuan kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/BPN se-Provinsi NTB. Populasi dalam penelitian ini adalah
sebanyak 143 orang yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) bagian
Pengelola APBN dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada 11 (sebelas) satuan
kerja di Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan Kab/Kota se-Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 orang yang
dipilih dengan metode purposive sampling yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang ditetapkan melalui keputusan kepala kantor sebagai Pengelola Sistem
Akuntansi Instansi (SAI) pada 11 (sebelas) satuan kerja di Kantor Wilayah BPN
dan Kantor Pertanahan Kab/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pendidikan Staf
Keuangan, Pelatihan Akuntansi, Penggunaan Apliksasi SAIBA, dan Komitmen
Organisasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Penerapan
Sistem Akuntansi Intansi Berbasis Akrual. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner. Angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana pernyataan telah memiliki
alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden.
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1530
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden didominasi oleh pria sebesar 59% sementara wanita sebesar 41%. Hal
ini menunjukkan bahwa kepala satuan kerja mengharapkan mobilitas yang lebih
tinggi dalam pekerjaan di bidang akuntansi dan pelaporan. Namun jika melihat
proporsi jumlah ASN wanita yang cukup tinggi yaitu sebesar 41% mungkin
disebabkan karena penyusunan laporan keuangan membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi sehingga sesuai untuk pekerjaan yang bersifat administratif.
Adapun dalam hal usia responden terbagi menjadi 3 rentang usia.
Pertama, usia 25 -35 tahun dengan jumlah 26 orang atau 41% dari keseluruhan
responden. Kedua, usia 36 - 45 tahun dengan jumlah 19 orang atau 30% dari
keseluruhan responden. Ketiga, usia > 45 tahun dengan jumlah 18 orang atau
29% dari keseluruhan responden. Dominasi usia 25-35 tahun menunjukkan
bahwa penetapan pengelola SAI telah mempertimbangkan kemampuan fisik
karena rentang usia tersebut merupakan usia produktif seseorang untuk
melaksanakan kegiatan terutama yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi.
Pada rentang usia ini pada umumnya adalah staf pengelola keuangan yang
bertugas dalam pengumpulan data, pencatatan, dan pengikhtisaran.
Pendidikan responden paling banyak pada tingkat S1 (sarjana) sejumlah
30 orang atau 48% dari keseluruhan responden, disusul dengan pendidikan S2
(Master) di urutan kedua sejumlah 15 orang atau 24% dari keseluruhan
responden. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden memiliki
kemampuan akademis yang cukup.
Dari sisi masa kerja responden dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu masa
kerja dibawah 5 tahun, masa kerja antara 5 sampai 10 tahun, masa kerja 11
sampai 20 tahun, dan masa kerja diatas 20 tahun. Masa kerja rentang 5 sampai 10
tahun mendominasi dengan jumlah 23 orang atau 37% dari keseluruhan
responden, disusul oleh responden dengan masa kerja > 20 tahun dengan
sebagai posisi kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola SAI pada 11 satuan
kerja Kantor Pertanahan memiliki pengalaman dalam bidang pekerjaannya.
Tabel 1. Hasil Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
30,859
5,534
5,577
0,000
Pendidikan Staf Keuangan (X1)
0,151
0,100
0,187
1,521
0,134
Pelatihan Akuntansi (X2)
0,171
0,119
0,213
1,438
0,156
Penggunaan Aplikasi SAIBA (X3)
-0,586
0,147
-0,501
-3,987
0,000
Komitmen Organisasi (X4)
0,443
0,092
0,556
4,826
0,000
Adjusted R Square
0,389
Sig. F
0,000
Sumber: Data Penelitian, 2020
Dari hasil pengujian menggunakan SPSS diperoleh adjusted R2 sebesar
0,389. Artinya 38,7% variasi keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi
berbasis akrual dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen
yaitu Pendidikan Staf Keuangan, Pelatihan Akuntansi, Penggunaan Aplikasi
SAIBA, dan Komitmen Organisasi. Sedangkan sisanya (100% - 38,7% = 62,3%)
dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi. Menurut Ghozali (2016) secara
umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1531
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk
data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi
yang tinggi.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan staf
keuangan maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilan penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual. Hasil pengujian terhadap hipotesis pertama
menunjukkan bahwa pendidikan staf keuangan tidak berpengaruh positif
terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Nilai
t-statistik pendidikan staf keuangan terhadap penerapan sistem akuntansi
instansi berbasis akrual adalah 1,521. Nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel dengan
derajat kepercayaan 95% sebesar 2,002. Adapun hasil uji signifikansi (p-value)
variabel pendidikan staf keuangan menunjukkan nilai 0,134 yang berarti lebih
besar dari 0,05. Hasil uji ini menunjukkan bahwa pada taraf 5% pendidikan staf
keuangan memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap
keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Hasil ini
berbeda dengan hipotesis yang telah dirumuskan, oleh karena itu hipotesis
pertama ditolak.
Hasil penelitian ini terkonfirmasi oleh penelitian Kusuma & Fuad (2013)
yang membuktikan bahwa tingkat pendidikan staf keuangan tidak berpengaruh
terhadap penerapan akuntansi akrual. Namun temuan ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Widianti et al. (2016) yang menyatakan bahwa
tingkat pendidikan staf keuangan terbukti berpengaruh terhadap penerapan
akuntansi akrual. Begitu juga dengan penelitian Eriotis et al. (2011) bahwa tingkat
pendidikan staf keuangan berpengaruh positif terhadap reformasi akuntansi
akrual.
Tidak signifikannya hubungan antara variabel pendidikan staf keuangan
dengan variabel keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis
akrual disebabkan karena sebagian besar staf di bagian keuangan rata -rata
adalah lulusan SMA dan diploma. Walaupun dalam hasil penelitian ini hipotesis
pertama ditolak, namun hasil penelitian ini masih sejalan dan mendukung teor i
New Public Management. Hal ini dikarenakan variabel independen pendidikan
staf keuangan dan variabel dependen keberhasilan penerapan sistem akuntansi
instansi berbasis akrual memiliki hubungan yang positif/searah. Hasil statistik
deskriptif juga mengkonfirmasi bahwa rata-rata responden menyetujui bahwa
latar belakang pendidikan memberikan nilai tambah dalam penyusunan laporan
keuangan, bahkan responden juga menyetujui bahwa pendidikan akuntansi
diwajibkan dalam penyusunan laporan keuangan
Hipotesis kedua menyatakan bahwa semakin tinggi frekuensi pelatihan
akuntansi maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual. Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua
menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi tidak berpengaruh positif terhadap
keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Nilai t-statistik
pendidikan staf keuangan terhadap penerapan sistem akuntansi instansi berbasis
akrual adalah 1,438. Nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel dengan derajat
kepercayaan 95% sebesar 2,002. Dengan derajat kepercayaan 95% maka alpa
sebesar 5% atau 0,05. Adapun hasil uji signifikansi (p-value) variabel pelatihan
akuntansi menunjukkan nilai 0,156 yang berarti lebih besar dari 0,05. Oleh
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1532
karena itu hipotesis kedua ditolak, yaitu pelatihan akuntansi tidak berpengaruh
positifterhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis
akrual.
Hasil penelitian ini terkonfirmasi oleh penelitian Widianti et al. (2016)
yang membuktikan bahwa pelatihan staf keuangan terbukti tidak berpengaruh
terhadap penerapan akuntansi akrual. Namun temuan ini tidak selaras dengan
hasil penelitian Kusuma & Fuad (2013) yang menyatakan bahwa pelatihan staf
keuangan berpengaruh terhadap penerapan akuntansi akrual. Begitu juga
dengan penelitian Eriotis et al. (2011) menyatakan training berpengaruh positif
terhadap accrual accounting reform. Adapun penelitian Najati et al. (2016) juga
menyatakan bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penerapan
akuntansi akrual.
Tidak signifikannya hubungan antara pelatihan akuntansi terhadap
keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual disebabkan
karena tidak semua pengelola SAI telah mendapatan pelatihan akuntansi yang
dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Pelatihan
akuntansi yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan biasanya
dilaksanakan hanya beberapa kali dalam setahun. Keterbatasan anggaran pada
satuan kerja mungkin menjadi kendala dilaksanakannya pelatihan-pelatihan di
bidang akuntansi dan pelaporan. Walaupun hipotesis kedua ditolak namun hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif/searah antara
variabel pelatihan akuntansi dan variabel keberhasilan penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual. Untuk mencapai laporan keuangan yang
berkualitas dibutuhkan kemampuan yang baik dalam penyusunan laporan
keuangan. Kompleksitas basis akrual menuntut adanya peningkatan kompetensi
pegawai yang salah satunya dapat dicapai melalui pelatihan-pelatihan yang
relevan. Hasil statistik deskriptif atas variabel pelatihan akuntansi menunjukkan
bahwa rata-rata responden menjawab pelatihan akuntansi yang telah mereka
dapatkan bermanfaat dalam menunjang kemampuan penyusunan laporan
keuangan. Adapun materi-materi dalam pelatihan akuntansi yang telah
didapatkan juga sangat relevan dengan pekerjaan di kantor khususnya
penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi penggunaan aplikasi
SAIBA maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual. Hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi SAIBA tidak berpengaruh positif
terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Nilai
t-statistik penggunaan aplikasi SAIBA terhadap penerapan sistem akuntansi
instansi berbasis akrual adalah-3,987. Nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel dengan
derajat kepercayaan 95% sebesar 2,002. Namun jika melihat hasil uji signifikansi
(p-value) dengan derajat kepercayaan 95% dan alpa sebesar 5% atau 0,05,
variabel penggunaan aplikasi SAIBA memperoleh nilai 0,000 yang berarti lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan penggunaan aplikasi SAIBA berpengaruh
terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual.
Namun karena arah hubungan negatif maka hipotesis ketiga ditolak, yaitu
pelatihan akuntansi tidak berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan
sistem akuntansi instansi berbasis akrual.
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1533
Hasil pengujian ini terkonfirmasi oleh penelitian Widianti et al. (2016)
bahwa penggunaan aplikasi SAIBA tidak berpengaruh terhadap implementasi
akrual. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kusuma & Fuad (2013),
Najati et al. (2016), Sugiarto & Alfian (2014) yang menyatakan bahwa kualitas
teknologi informasi terbukti tidak berpengaruh terhadap penerapan akuntansi
akrual. Namun hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa hasil
penelitian sebelumnya yaitu penelitian Eriotis et al. (2011) yang membuktikan
bahwa kualitas teknologi informasi berpengaruh terhadap penerapan akuntansi
berbasis akrual. Penelitian Stamatiadis & Eriotis (2011), Ichsan (2013), Kristyono
et al. (2014), dan Ouda (2004) juga membuktikan bahwa kapabilitas teknologi
informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap penerapan basis akrual.
Penolakan hipotesis ketiga dimana penggunaan aplikasi SAIBA tidak
berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi
berbasis akrual disebabkan karena penggunaan aplikasi SAIBA yang kurang
maksimal. Penggunaan aplikasi yang kurang maksimal dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan operator tentang penyusunan jurnal penyesuaian dapat
berakibat pada kesalahan dalam penginputan transaksi akrual sehingga laporan
keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu penolakan
hipotesis ini juga dapat disebabkan karena pengembangan aplikasi SAIBA yang
tidak melibatkan pengguna. Pengembangan aplikasi SAIBA dilakukan langsung
oleh programer di tingkat pusat tanpa melibatkan pengguna di daerah sehingga
setiap update/ pengembangan aplikasi SAIBA dilakukan tanpa
mempertimbangan kebutuhan pengguna/operator.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa semakin tinggi komitmen
organisasi maka akan semakin tinggi pula tingkat keberhasilan penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual. Hasil pengujian terhadap hipotesis keempat
menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap
keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Nilai t-statistik
komitmen organisasi terhadap penerapan sistem akuntansi instansi berbasis
akrual adalah 4,826. Nilai ini lebih besar dari nilai t tabel dengan derajat
kepercayaan 95% sebesar 2,002. Jika derajat kepercayaan 95% maka alpa sebesar
5% atau 0,05. Adapun hasil uji signifikansi (p-value) variabel komitmen
organisasi menunjukkan nilai 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Oleh karena
itu hipotesis keempat diterima, yaitu komitmen organisasi berpengaruh positif
terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual.
Hasil pengujian ini terkonfirmasi oleh penelitian Kristyono et al. (2014)
yang menyatakan bahwa komitmen berpengaruh terhadap keberhasilan
pengelolaan keuangan daerah menggunakan standar akuntansi pememerintah.
Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto & Alfian (2014) juga membuktikan
bahwa faktor komitmen berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan
akuntansi instansi berbasis akrual. Selaras dengan hasil penelitian tersebut,
penelitian Witantri (2012) berhasil membuktikan bahwa komitmen berpengaruh
terhadap penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual.
Diterimanya hipotesis keempat menunjukkan bahwa komitmen sangat
berperan dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis
akrual. Temuan tersebut terkonfirmasi oleh hasil statistik deskriptif dimana rata-
rata responden menyatakan akan bekerja dengan sungguh-sungguh dalam
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1534
organisasi. Selain itu rata-rata responden juga sependapat akan berusaha dan
bekerja diatas batas normal demi kepentingan organisasi. Temuan ini
mendukung teori New Public Management dimana salah satu karakteristik dari
teori ini adalah lebih menekankan kepada kedisiplinan yang tinggi. Kedisiplinan
yang tinggi tidak akan tercapai tanpa adanya komitmen yang kuat dari aparatur
sipil negara sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan sistem akuntansi instansi
berbasis akrual di sektor pemerintahan
Hipotesis kelima menyatakan bahwa apabila pendidikan staf keuangan,
pelatihan akuntansi, penggunaan aplikasi SAIBA, dan komitmen organisasi
secara bersama-sama meningkat maka akan meningkatkan keberhasilan
penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah. Hasil pengujian terhadap hipotesis kelima menunjukkan
bahwa pendidikan staf keuangan, pelatihan akuntansi, penggunaan aplikasi
SAIBA, dan komitmen organisasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap
keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Dari uji
ANOVA atau uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 10,864 dengan probabilitas
0,000. Jika derajat kepercayaan 95% maka alpa sebesar 5% atau 0,05. Karena
probabilitas (signifikansi) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel Penerapan Sistem Akutansi Instansi
Berbasis Akrual, atau dapat dikatakan bahwa Pendidikan Staf Keuangan (PS),
Pelatihan Akuntansi (PA), Penggunaan Aplikasi SAIBA (AS), dan Komitmen
Organisasi (KO) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keberhasilan
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (AB). Oleh karena itu
hipotesis kelima diterima, yaitu pendidikan staf keuangan, pelatihan akuntansi,
penggunaan aplikasi SAIBA, dan komitmen organisasi berpengaruh secara
bersama-sama terhadap keberhasilan penerapan sistem akuntansi instansi
berbasis akrual.
Hasil penelitian ini memperkuat teori New Public Management dimana
pendidikan staf keuangan, pelatihan akuntansi, penggunaan aplikasi SAIBA, dan
komitmen organisasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keberhasilan
penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Reformasi bidang
sumberdaya manusia dan teknologi informasi mewaikili karakteristik utama
teori New Public Management dalam Wahyuni & Adam (2015) yaitu (1) perbaikan
kualitas secara terus menerus, dan (2) memiliki sistem informasi yang tepat.
Tanpa adanya sumberdaya manusia yang kompeten dan dukungan teknologi
informasi tentunya akan sulit bagi pemerintah untuk mengad opsi manajemen
sektor swasta.
SIMPULAN
Pendidikan staf keuangan tidak berpengaruh positif terhadap penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual. Hal ini disebabkan karena staf keuangan pada
satuan kerja di Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan se-Provinsi Nusa
Tenggara Barat rata-rata berpendidikan SMA dan diploma. Pelatihan akuntansi
tidak berpengaruh positif terhadap penerapan sistem akuntansi instansi berbasis
akrual. Hal ini disebabkan karena tidak semua staf keuangan telah mendapatkan
pelatihan akuntansi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan
berbasis akrual. Penggunaan aplikasi SAIBA berpengaruh signifikan namun
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1535
negatif terhadap penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Hal ini
disebabkan karena kurang maksimalnya penggunaan aplikasi SAIBA karena
kurangnya pemahaman operator/pengguna dalam penyusunan jurnal
penyesuaian dan pengembangan aplikasi SAIBA yang tidak melibatkan
pengguna. Komitmen organisasi berpengaruh (signifikan) positif terhadap
penerapan sistem akuntansi instansi berbasis akrual. Pendidikan staf keuangan,
pelatihan akuntansi, penggunaan aplikasi SAIBA, dan Komitmen Organisasi
berpengaruh secara bersama-sama terhadap penerapan sistem akuntansi instansi
berbasis akrual.
Nilai adjusted R2 menunjukkan masih terdapat variabel lain di luar model
penelitian yang mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem akuntansi
instansi berbasis akrual, oleh karena itu penelitian selanjutnya disarankan untuk
mempertimbangkan faktor-faktor sosial lain yang lebih luas dan mungkin
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel keberhasilan penerapan sistem
akuntansi instansi berbasis akrual misalnya seperti kebijakan pimpinan, sistem
pengendalian internal, pengawasan auditor.
REFERENSI
Abeysinghe, Chandrasiri and Dinushika Samanthi. 2016. “Accrual Basis and
Political Interest in Public Sector Accounting. The Case of a Municipal
Council in Sri Lanka.” International Journal of Academic Research in
Accounting, Finance and Management Sciences 6(3):58–68.
Awasom, Susana Yene. 2019. “Institutionalizing Accrual Budgeting And
Accounting Through A Uniform Legislation : Une Expérience Á La.” Tékhne
– Review of Applied Management Studies (2018):15–27.
Biondi, Yuri. 2016. “The HM ‘Treasure’s Island’: The Application of Accruals-
Based Accounting Standards in the UK Government.” Accounting in Europe
13(1):81–102.
BPK. 2018. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI.
Cavanagh, Joe, Suzanne Flynn, and Delphine Moretti. 2016. “Implementing
Accrual Accounting in the Public Sector.” International Monetary Fund
2016(06):1–56.
DPR-RI. 2015. “Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Di Indonesia.”
Eker, Melek. 2007. “The Impact of Budget Participation On Managerial
Performance Via Organizational Commitment: A Study On The Top 500
Firm in Turky.” Journal Ankara Universiti SBF.
Elmezughi, Abdalla and Amal Abdel Wakil. 2018. “Feasibility of Transformation
to Accrual Basis of Accounting in the Public Sector: Kingdom of Bahrain
Context.” Academy of Accounting and Financial Studies Journal 22(6):1–16.
Erawati, Teguh and Danang Kurniawan. 2018. “Penerapan Sistem Akuntansi
Berbasis Akrual: Kajian Dari Aspek Keperilakuan.” Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis 21(2):313–32.
Eriotis, Nikolaos, Filippos Stamatiadis, and Dimitrious Vasiliou. 2011. “Assessing
Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical
Investigation.” Journal of Economic Policy (2116):0–33.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1536
Herwiyanti, Eliada, Sukirman Sukirman, and Fairuz Sufi Aziz. 2017. “Analisis
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 19(1):13–23.
Ichsan, Muhammad. 2013. “Kajian-Kajian Variabel Kesuksesan Penerapan Basis
Akrual Dalam Sistem Akuntansi Pemerintahan.” Jurnal Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual Konsep, Pemikiran, Dan Implementasi Di Indonesia 122.
Iskandar, Azwar, Tenry Nur Amriani, and Achmat Subekan. 2016. “Evaluasi
Atas Implementasi Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Basis Akrual (Saiba)
Pada Mitra Kerja Kppn Gorontalo Dan Marisa.” Jurnal Tata Kelola &
Akuntabilitas Keuangan Negara 2(2):111.
K. Matekele, Charles and Gabriel V. Komba. 2020. “Factors Influencing
Implementation of Accrual Based International Public Sector Accounting
Standards in Tanzanian Local Government Authorities.” Asian Journal of
Economics, Business and Accounting 13(3):1–25.
Karunia, Asaprima Putra, Payamta Payamta, and Sutaryo Sutaryo. 2019. “The
Implementation of Accrual-Based Accounting in Indonesian Government:
Has Local Government Financial Statement Quality Improved?” Journal of
Accounting and Investment 20(2).
Kristiawati, Endang. 2015. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pemerintahan Daerah
Kalimantan Barat.” Jurnal Akuntabilitas 8(3):171–90.
Kristyono, Joko, Kharis Raharjo, and Rita Andini. 2014. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keberhasilan Pengelolaan Keuangan Daerah Sesuai PP
71/2010 (Studi Pada Dinas Pendidikan Kota Semarang Tahun 2012/2013).”
Kusuma, Muhamad Indra Yudha and Fuad. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual Pada Pemerintah.”
2:1–14.
Lamonisi, Sony. 2016. “Analisis Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual
Pada Pemerintah Kota Tomohon.” 4(1):223–30.
Maimunah, Mutara. 2016. “Implementation of Accrual Accounting: Review of
Readiness and Arising Problem.” Procedia - Social and Behavioral Sciences
219:480–85.
Nadiah Ahmad, Nurul. 2016. “Investigating the Factors Influencing User s ’
Resistance towards Accrual Accounting.” Procedia Economics and Finance
35(October 2015):17–26.
Najati, Ida, Endar Pituringsih, and Animah. 2016. “Implementasi Akuntansi
Berbasis Akrual : Pengujian Determinan Dan Implikasinya Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.” Jurnal Akuntansi
Universitas Jember 14(1):1–18.
Nasution, Anwar. 2008. “Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Dalam Era
Reformasi.” Badan Pemeriksa Keuangan RI.
Nazier, Daeng. 2009. “Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelola Keuangan
Negara Yang Akuntabel Dan Transparan.” Seminar Nasional Badan Pemeriksa
Keuangan-RI.
Nitzl, Christian, Dennis Hilgers, Bernhard Hirsch, and David Lindermüller. 2020.
“The Influence of the Organizational Structure, Environment, and Resource
Provision on the Use of Accrual Accounting in Municipalities.” Schmalenbach
IRFANI, M., PITURINGSIH, E. & HUSNAN, L.H.
DETERMINAN KEBERHASILAN PENERAPAN...
1537
Business Review 72(2):271–98.
Ouda, Hassan A. .. 2004. “Basic Requirements Model For Successful
Implementation Of Accrual Accounting In The Public Sector.” Public Fund
Digest IV(1).
PP, 71 tahun 2010. 2010. “Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.” 1–30.
Putri, Novita. 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Akuntansi
Pemerintah Basis Akrual Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah ( Studi Pada Satuan Kerja Di Lingkungan KPPN Medan II ).”
Universitas Sumatera Utara.
Rahmawati, Neni, Anwar Made, and Wirshandoni Doni Y. 2016. “Implementasi
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Di Sekretariat DPRD
Kabupaten Malang Berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.”
Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi Unikama 4(1).
Robbins, Stephen. 2001. “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi.”
Savitri, Rizky Ayu and Zaenal Fanani. 2017. “The Institutionalization of Accrual
Accounting: The Perspective of New Institutional Sociology Theory.” Jurnal
Dinamika Akuntansi 9(2):100–109.
Scott, Wiliam R. 2003. Principal Accounting Theory. Canada: Prentice Hall.
Shawallizayusof, Nur and Hartini Jaafar. 2018. “The Implementation of Accrual-
Based Accounting in Malaysian Public Sector: Opportunities and
Challenges.” International Business Education Journal 11(1):49–62.
Sinambela, Lilian Poltak. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Stamatiadis, Filippos and Nikolaos Eriotis. 2011. “Evolution of the Governmental
Accounting Reform Implementation in Greek Public Hospitals: Testing the
Institutional Framework.” Journal of Economic Policy (2116):0–33.
Sugiarto, Evan Sembada and Muhammad Alfian. 2014. “Faktor-Faktor
Pendukung Atas Keberhasilan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada
Pemerintahan Di Kota Solo.” Jurnal Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana (November):1713–26.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Supriyatno. 2010. “Pengaruh Partisipasi Pejabat Struktural Dalam Penyusunan
Anggaran, Komitmen Organisasi, Profesionalisme, Dan Struktur Organisasi
Pada Kinerja Manajerial Pemerintah Kota Denpasar.” Universitas Udayana.
Triwahyuni, Mustika, Nurazlina, and Alfiati Silfi. 2016. “Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM) Dan Penerapan Sistemn Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan SKPD (Studi Pada Pemerintah Daerah Kota
Dumai).” Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau
3(1):2312–26.
Veronica, Amelia and KA. Krisnadewi. 2009. “Pengaruh Partisipasi
Penganggaran, Tekanan Anggaran, Komitmen Slack Anggaran Pada BPR Di
Kabupaten Badung.”
E-JURNAL AKUNTANSI
VOL 30 NO 6 JUNI 2020 HLMN. 1522-1538
DOI: https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v30.i06.p14
1538
Vertiarani, Ratu and Abdul Halim. 2019. “The Effect of Full Accrual Accounting
Implementation on Audit Delay ( Evidence from Districts / Citied
Government in Indonesia for The Years 2013-2016 ).” THE INDONESIAN
JOURNAL OF ACCOUNTING RESEARCH 22(1):91–104.
Wagner-krechlok, Kristin, Dennis Hilgers, and Helge C. Brixner. 2019. “The
Introduction Of Accrual Accounting And Budgeting in The City State Of
Hamburg: A Qualitative Analysis Of The Reform Process And Its Benefits.”
Tékhne – Review of Applied Management Studies (2018):40–51.
Wahyudi, Indra. 2019. “Analisis Kualitas Implementasi Akuntansi Berbasis
Akrual.” Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik
4(1):13–22.
Wahyuni, Nina Eka and Helmy Adam. 2015. “Analisis Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam Perspektif Teori
Institusional : Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Malang.” Journal of
Chemical Information and Modeling 53(9):1689–99.
Wibowo, dedye Priyo. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waktu
Penyelesaian Rekonsilisasi Data SAI Satuan Kerja (Studi Pada Satuan Kerja
Di Wilayah Kerja KPPN Malang).”
Widianti, Hesti, Siti Nur Hadiyati, and Dewi Sulistyowati. 2016. “Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Akuntansi Akrual Pada Sektor
Pemerintah.”
Witantri, Ajeng. 2012. “Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Penerapan SAP
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Medan.”
Yudi, Y., M. Sudarma, A. Djamhur, and Z. Baridwan. 2016. “The Meaning Behind
Accrual Accounting at a Local Government in Indonesia.” Russian Journal of
Agricultural and Socio-Economic Sciences (RJOAS) 10(58):94–110.
Yuhelson, Dodik Ariyanto, Ernawati, Fransiska Soejono, and Sri Puspa Dewi.
2020. “Digital Economy and Financial Inclusion.” Journal of Environmental
Treatment Techniques 8(1):241–43.