Available via license: CC BY-NC-ND 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 47
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta
Heni Rusmitasari1✉, Ahmad Ahid Mudayana2
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
Info Artikel
Abstrak
Diterima 21 April 2020
Disetujui 28 April 2020
Diterbitkan 30 Mei 2020
Latar belakang: Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam
organisasi karena menjadi kunci kesuksesan organisasi di masa sekarang maupun
mendatang. Dalam sebuah organisasi diperlukan peran kepemimpinan yang baik.
Adanya kepemimpinan yang baik maka akan meningkatkan motivasi kerja
pegawainya. Tujuan: Menganalis hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja
pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Kota Yogyakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 289
responden. Data diambil menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square untuk
mengetahui hubungan antara variabel kepemimpinan dengan variabel motivasi kerja.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kepemimpinan yang diterapkan di
Puskesmas Kota Yogyakarta termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 176
(60.9%) responden. Motivasi kerja yang dimiliki termasuk dalam kategori tinggi yaitu
sebanyak 155 (53.6%) responden. Hasil statistik uji chi-square antara kepemimpinan
dengan motivasi kerja diperoleh nilai p = 0.000. Kesimpulan: Terdapat hubungan
antara kepemimpinan dengan motivasi kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas
Kota Yogyakarta.
Kata Kunci:
Kepemimpinan
Motivasi Kerja
e-ISSN:
2613-9219
Akreditasi Nasional:
Sinta 4
Abstract
Keywords:
Leadership
Work Motivation
Background: Human resources is one of the most important factors in an
organization because it is the key to the success of the organization in the future as
well. In an organization a good leadership role is needed. A good struggle will
increase the work motivation of its employees. The aim is to analyze the relationship
of leadership with motivation at Health Center Yogayakarta. Objective: To analyze
the relationship between leadership with motivation. Method: This research was
conducted at City Health Center Yogyakarta, a sample of 289 respondents. The data
were collected by questionnaire and analyzed by chi-square analysis. Result: Based
on the results of the study obtained from leadership applied at Health Center
Yogyakarta included in the good category of 176 (60.9%) respondents. Work
motivation which is included in the high category is 155 (53.6%) respondents. The
result analysis Chi-square between leadership and work motivation, p-value 0.000.
Conclusion: There is a relationship between leadearship and work motivation at
Health Center Yogyakarta.
✉Coresponding author:
heni.rusmitasari@unimus.ac.id
© 2020 Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
(The Indonesian Journal of Public Health)
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi, jkmi@unimus.ac.id
Volume 15, Nomor 1, Mei 2020
Original Article Open Access
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 48
Pendahuluan
Bentuk upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh kepada masyarakat yaitu dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya [1].
Sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam sebuah
organisasi. Sumber daya manusia menjadi kunci
kesuksesan organisasi di masa sekarang maupun
mendatang. Dalam sebuah organisasi peran
kepemimpinan yang baik sangat diperlukan [2].
Kepemimpinan dapat digunakan oleh setiap orang dan
tidak hanya berlaku pada organisasi saja.
Kepemimpinan memengaruhi perilaku manusia baik
perseorangan ataupun kelompok untuk tercapainya
suatu tujuan tertentu [3].
Seorang pemimpin akan memainkan peranan
yang sangat penting dalam organisasinya. Dengan
adanya kepemimpinan yang baik maka akan
meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Pemimpin
harus memperhatikan kinerja bawahan dan
memberikan stimulus untuk peningkatan kinerja baik
berupa pemberian motivasi maupun penghargaan pada
tenaga kesehatan yang memiliki disiplin kerja yang
tinggi [4].
Motivasi kerja berkaitan dengan umur, masa
kerja, prestasi kerja, pengakuan, pengembangan
potensi individu, persepsi gaji, kondisi kerja, kebijakan
dan administrasi, hubungan antar pribadi serta
supervisi [5]. Tingkah laku seseorang dipengaruhi dan
dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan
kepuasan. Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari
luar. Rangsangan ini akan menciptakan motif dan
motivasi yang mendorong orang untuk bekerja [6].
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa
kepemimpinan berhubungan dengan motivasi kerja.
kepemimpinan yang diterapkan yaitu pemimpin
mampu meningkatkan gairah untuk bekerja dan
membina tingkah laku karyawan. Pemimpin memberi
tahu apa yang harus dikerjakan, serta memlihara rasa
aman dan suasana yang menyenangkan [7]. Penelitian
lain juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.
Pemberian motivasi sangatpenting untuk meningkatkan
kinerja.Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi
kerja karyawan sangat relevan terhadap kinerja
karyawan, karena apabila tidak diberikan sebuah
motivasi maka karyawan tidak bisa bekerja secara
produktif [8]. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan kepemimpinan terhadap
motivasi kerja tenaga kesehatan di Puskesmas Kota
Yogyakarta.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
dengan desain studi cross sectional. Penelitian
dilakukan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Sampel
penelitian ini yaitu tenaga kesehatan dengan sebanyak
289 responden. Pengambilan sampel menggunakan
propotionate stratified random sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
terdiri dari karakteristik responden dan variabel
penelitian, antara lain kepemimpinan dan motivasi
kerja. Pengolahan data menggunakan uji statistik chi-
square. Penelitian ini sudah mendapatkan ethical
clearance dari Komite Etik Penelitian Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta (KEP UAD).
Hasil Mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 222 (76.8%) responden, dan
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 67
(23.2%) responden.Sedangkan untuk pendidikan
terakhir mayoritas responden memiliki pendidikan S1/
D4 sebanyak 152 (52.6%), pendidikan D3 sebanyak
128 (44.3%), dan pendidikan S2 sebanyak 9 (3.1%)
responden (Tabel 1).
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik
Frekuensi
Persentase
(%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
67
222
23.2
76.8
Pendidikan
D3
D4/S1
S2
128
152
9
44.3
52.6
3.1
Sebagian besar responden berpendapat bahwa
pimpinan di tempat kerja responden saat ini memiliki
kepemimpinan yang baik (56.1%). Motivasi responden
dalam bekerja juga sebagian besar adalah tinggi
(57.4%) yang ditunjukkan dengan jawaban responden
saat ditanyakan motivasi yang dirasakan saat
wawancara dilakukan (Gambar 1).
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 49
Gambar 1. Kategori kepemimpinan dan motivasi
Motivasi yang rendah tampak hampir sebanding
angka proporsinya dengan penilaian terhadap
kepemimpinan yang kurang baik di mata responden.
Gambar 2. Hubungan sosok kepemimpinan dan
motivasi bawahan
Sejumlah responden yang menilai sosok
kepemimpinan di instansi kerjanya kurang baik, lebih
didominasi dengan motivasi kerja responden yang
rendah juga (62,2%). Sebaliknya, pada kepemimpinan
yang baik, responden dalam bekerja menunjukkan
motivasi yang tinggi (72,8%). Tampak adanya
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja
responden dengan gaya kepemimpinan di tempat kerja
(p = 0,000) (Gambar 2).
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
mayoritas tenaga kesehatan beranggapan bahwa
kepemimpinan yang sudah diterapkan di tempat kerja
berada pada kategori baik. Kepemimpinan dapat
memengaruhi kemampuan seseorang, serta dapat
mendorong individu maupun kelompok untuk bekerja
dan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang
baik dari atasan diharapkan personil di instansinya
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Mayoritas responden menilai kepemimpinan
termasuk kategori baik karena pemimpin memberikan
arahan yang jelas mengenai tugas yang diberikan,
menghargai setiap perbedaan pendapat untuk tujuan ke
arah yang lebih baik, pemimpin mengajak untuk
bekerja dalam tim yang solid dan harmonis, serta
pemimpin memberikan penghargaan kepada pegawai
untuk membangkitkan semangat kerjanya. Motivasi
terbesar berasal dari diri sendiri, tetapi motivasi dari
luar juga sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya [9].
Pimpinan harus mampu memberikan arahan
kepada pegawainya mengenai tugas yang diberikan
serta memiliki komunikasi yang baik, karena dengan
adanya kepemimpinan yang baik maka akan kinerja
pegawai akan meningkat. Hal ini sesuai dengan
penelitian terdahulu bahwa kepemimpinan merupakan
salah satu faktor yang dapat memengarhi kinerja
seseorang karena segala kebijakan dan pekerjaan
dipengaruhi oleh pemimpinnya [10]. Hal ini juga
didukung oleh penelitian terdahulu bahwa gaya
kepemimpinan kepala ruang berhubungan dengan
kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Bitung Barat
Kota Bitung [11].
Mayoritas responden memiliki motivasi kerja
tinggi, yang mana motivasi ini terdiri dari motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Tenaga kesehatan memiliki
hubungan yang harmonis sesama rekan kerja,
lingkungan kerja yang nyaman, serta memiliki
pemimpin yang dapat memberikan bimbingan dan
dorongan untuk bekerja lebih baik lagi. Pimpinan disini
harus dapat memperhatikan motivasi kerja karyawan
karena motivasi berdampak terhadap kinerja
karyawan.Apabila kinerja karyawan ini meningkat
maka akan berpengaruh pada pencapaian tujuan
organisasi [12].
Sebagian besar tenaga kesehatan yang
berprestasi mendapatkan penghargaan, dan memiliki
kesempatan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan
pangkat bagi yang memiliki prestasi kerja yang baik,
serta terdapat upah insentif apabila melakukan lembur
kerja. Penelitian Prasetiya menyebutkan bahwa
kompensasi dapat memengaruhi kinerja, karena apabila
kompensasi tidak sesuai maka seseorang tidak akan
termotivasi dalam bekerja yang selanjutnya dapat
memengaruhi kinerja [10].
Motivasi kerja yang tinggi dapat memengaruhi
kinerja seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi
rendah akan memiliki kinerja yang kurang baik dan
sebaliknya seseorang yang memiliki motivasi tinggi
akan memiliki kinerja yang baik [13]. Penelitian lain
juga menyebutkan bahwa motivasi memengaruhi
43,9
56,1
42,6
57,4
0
10
20
30
40
50
60
70
Kurang baik Baik Rendah Tinggi
Kepemimpinan Motivasi responden
Persentase (%)
62,2
37,8
27,2
72,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Motivasi rendah Motivasi tinggi
Persentase (%)
Kepemimpinan
kurang
Kepemimpinan
baik
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 50
kinerja seseorang. Motivasi ini terdiri dari motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi tersebut terdiri dari
monetary incentives dan non monetary incentives, yang
termasuk dalam motivasi monetary incentives yaitu
pemberian upah lembur, penghargaan, dan juga
tunjangan. Sedangkan yang termasuk dalam motivasi
non monetary incentives antara lain lingkungan kerja,
kerjasama antar rekan kerja, pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh pimpinan [14]. Adanya hubungan
antara kepemimpinan dengan motivasi kerja tenaga
kesehatan memberikan implikasi bahwa kepemimpinan
yang baik dapat meningkatkan kemungkinan untuk
memiliki motivasi kerja yang tinggi bagi tenaga
kesehatan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Muhammad yang menyebutkan bahwa kepemimpinan
memiliki hubungan dengan motivasi kerja perawat.
Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang dapat
meningkatkan gairah kerja sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja [15]. Penelitian Do
Rego juga menyebutkan bahwa kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
kerja, artinya kepemimpinan yang baik memberikan
pengaruh terhadap motivasi yang dirasakan oleh
pegawainya [16]. Hasil penelitian yang dilakukan di
PDAM Madiun didapatkan hasil bahwa kepemimpinan
memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja dengan
hasil analisis statistik regresi yaitu Y=8,201 + 1,802X,
yang artinya apabila kepemimpinan ditingkatkan 1%
maka motivasi kerja karyawan akan naik menjadi
1,802% [17].
Pemimpin dalam memengaruhi perilaku orang
lain atau kelompok perlu memikirkan gaya
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan ini juga
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Siak Hulu II diketahui bahwa
gaya kepemimpinan berhubungan dengan motivasi
kerja. Gaya kepemimpinan yang berhubungan dengan
motivasi kerja antara lain gaya kepemimpinan direktif,
suportif, prestasi, dan partisipatif [18].
Pemimpin telah melakukan kerjasama yang
solid dan harmonis dalam bekerja untuk menumbuhkan
motivasi pada pegawainya. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas
Sukomoro bahwa Puskesmas Sukomoro menerapkan
kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan ini
dilakukan dengan cara menciptakan kerjasama,
menumbuhkan loyalitas para bawahan. Pemimpin
memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
perusahaan/puskesmas [19]. Penelitian De Haan
menyebutkan bahwa kepemimpinan khususnya
kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan partisipatif
menghasilkan motivasi kerja yang tinggi [20].
Kesimpulan
Karakteristik tenaga kesehatan di Puskesmas
Kota Yogyakarta menunjukkan mayoritas tenaga
kesehatan berjenis kelamin perempuan, mayoritas
memiliki pendidikan Strata 1 (S1) atau Diploma 4
(D4).Untuk variabel kepemimpinan sebagian tenaga
kesehatan menilai kepemimpinan sudah baik,
sedangkan untuk variabel motivasi kerja, sebagian
besar tenaga kesehatan memiliki motivasi yang tinggi.
Ada hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi
kerja tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta
dimana gaya kepemimpinan akan menjadi salah satu
faktor yang penting untuk menjaga dan meningkatkan
motivasi kerja.
Daftar Pustaka
[1] Kementerian Kesehatan RI. Kepmenkes RI No.75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas. 2014.
[2] Sukmayanti E. Pengaruh Peran Kepemimpinan,
Komunikasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai pada UPTD Puskesmas
Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Jurnal
Manajemen & Bisnis Kreatif.2018;13(2):99-115.
[3] Thoha M. 2015. Kepemimpinan dalam
Manajemen. Jakarta:Rajawali Pers. 2015
[4] Usman, H. Manajemen: Teori, Praktik, dan riset
Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara. 2016.
[5] Bina, Ida, Intan. Faktor yang Berhubungan
dengan Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-
Journal). 2016;4(2):76-86.
[6] Ansory AF, Indrasari M. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Sidoarjo:Indomedia Pustaka.
2018.
[7] Yulianti H, Warouw MH, Palandeng H.
Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan
Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Instalasi
Rawat Inap F BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. E-Journal Keperawatan. 2013;1(1):1-9.
[8] Reni. 2015. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Motivasi Kerja Karyawan pada UD. Surya Phone
di Samarinda. e-journal Ilmu Administrasi Bisnis.
2015;3(4):966-978
[9] Sari, FM. Hubungan Kepemimpinan dengan
Motivasi Kerja Pegawai di Bagian Asisten
Pemerintahan Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Jurnal Administrasi Pendidikan.2016;1(1):1-10.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 51
[10] PrasetiyaCH.Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Perawat di RSUD Sunan Kalijaga
Demak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
2016;7(2):15-21.
[11] Tombokan VTA, Estefina M. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan
Kinerja Petugas Kesehatan di Puskesmas Bitung
Barat Kota Bitung. Buletin Sariputra.
2016;6(1):37-42.
[12] Rivai V, DeddyM.Kepemimpinan & Perilaku
Organisasi. Bandung:Raja Grafindo Persada.
2012.
[13] Natasia N,Ahas L, Janik K. Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP
Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD
Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 2014;28(1):21-25.
[14] Al-Hawary SIS, El-Fattah Banat NA. Impact of
Motivation on Job Performance of Nursing Staff
in Private Hospitals in Jordan. International
Journal of Academic research in Accounting,
Finance and Management Sciences.
2017;7(2):54-63.
[15] Muhammad HY, Herman W, Hendry P.
Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan
Menurut Persepsi Perawat terhadap Motivasi
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Instalasi
Rawat Inap F BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. ejournal Keperawatan. 2013;1(1):1-9.
[16] Do Rego EB, Wayan GS, Ni Nyoman KY.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan
Kinerja Karyawan pada Direktorat Jendral
Administrasi dan Keuangan Kementrian Estatol
Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. 2017;1(1):3731-3764.
[17] Ningsih AR. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan pada PDAM Kota
Madiun. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan
Pembelajaran. 2016;4(2):1-10.
[18] Renaldi R. Hastuti M, Nila PS. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan di Puskesmas Siak Hulu II. Al-Tamimi
Kesmas Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2019;8(1):56-67
[19] Widiarini R. 2017. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Koordinator UKP dengan
Motivasi Kerja Karyawan Puskesmas. 2-TRIK:
Tunas-Tunas Riset Kesehatan. 2017;VII(1):52-56.
[20] De Haan PLM, Hendro JB, Rina K. Gaya
Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Perawat di
Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Keperawatan.
2019;7(2):1-7.