ArticlePDF Available

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta

Authors:

Abstract

Latar belakang: Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam organisasi karena menjadi kunci kesuksesan organisasi di masa sekarang maupun mendatang. Dalam sebuah organisasi diperlukan peran kepemimpinan yang baik. Adanya kepemimpinan yang baik maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawainya. Tujuan: Menganalis hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kota Yogyakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 289 responden. Data diambil menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel kepemimpinan dengan variabel motivasi kerja. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kepemimpinan yang diterapkan di Puskesmas Kota Yogyakarta termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 176 (60.9%) responden. Motivasi kerja yang dimiliki termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 155 (53.6%) responden. Hasil statistik uji chi-square antara kepemimpinan dengan motivasi kerja diperoleh nilai p = 0.000. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 47
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta
Heni Rusmitasari1, Ahmad Ahid Mudayana2
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang
2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan
Info Artikel
Abstrak
Diterima 21 April 2020
Disetujui 28 April 2020
Diterbitkan 30 Mei 2020
Latar belakang: Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam
organisasi karena menjadi kunci kesuksesan organisasi di masa sekarang maupun
mendatang. Dalam sebuah organisasi diperlukan peran kepemimpinan yang baik.
Adanya kepemimpinan yang baik maka akan meningkatkan motivasi kerja
pegawainya. Tujuan: Menganalis hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja
pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Kota Yogyakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 289
responden. Data diambil menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square untuk
mengetahui hubungan antara variabel kepemimpinan dengan variabel motivasi kerja.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kepemimpinan yang diterapkan di
Puskesmas Kota Yogyakarta termasuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 176
(60.9%) responden. Motivasi kerja yang dimiliki termasuk dalam kategori tinggi yaitu
sebanyak 155 (53.6%) responden. Hasil statistik uji chi-square antara kepemimpinan
dengan motivasi kerja diperoleh nilai p = 0.000. Kesimpulan: Terdapat hubungan
antara kepemimpinan dengan motivasi kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas
Kota Yogyakarta.
Kata Kunci:
Kepemimpinan
Motivasi Kerja
e-ISSN:
2613-9219
Akreditasi Nasional:
Sinta 4
Abstract
Keywords:
Leadership
Work Motivation
Background: Human resources is one of the most important factors in an
organization because it is the key to the success of the organization in the future as
well. In an organization a good leadership role is needed. A good struggle will
increase the work motivation of its employees. The aim is to analyze the relationship
of leadership with motivation at Health Center Yogayakarta. Objective: To analyze
the relationship between leadership with motivation. Method: This research was
conducted at City Health Center Yogyakarta, a sample of 289 respondents. The data
were collected by questionnaire and analyzed by chi-square analysis. Result: Based
on the results of the study obtained from leadership applied at Health Center
Yogyakarta included in the good category of 176 (60.9%) respondents. Work
motivation which is included in the high category is 155 (53.6%) respondents. The
result analysis Chi-square between leadership and work motivation, p-value 0.000.
Conclusion: There is a relationship between leadearship and work motivation at
Health Center Yogyakarta.
Coresponding author:
heni.rusmitasari@unimus.ac.id
© 2020 Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
(The Indonesian Journal of Public Health)
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi, jkmi@unimus.ac.id
Volume 15, Nomor 1, Mei 2020
Original Article Open Access
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 48
Pendahuluan
Bentuk upaya yang dilakukan pemerintah dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh kepada masyarakat yaitu dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya [1].
Sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam sebuah
organisasi. Sumber daya manusia menjadi kunci
kesuksesan organisasi di masa sekarang maupun
mendatang. Dalam sebuah organisasi peran
kepemimpinan yang baik sangat diperlukan [2].
Kepemimpinan dapat digunakan oleh setiap orang dan
tidak hanya berlaku pada organisasi saja.
Kepemimpinan memengaruhi perilaku manusia baik
perseorangan ataupun kelompok untuk tercapainya
suatu tujuan tertentu [3].
Seorang pemimpin akan memainkan peranan
yang sangat penting dalam organisasinya. Dengan
adanya kepemimpinan yang baik maka akan
meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Pemimpin
harus memperhatikan kinerja bawahan dan
memberikan stimulus untuk peningkatan kinerja baik
berupa pemberian motivasi maupun penghargaan pada
tenaga kesehatan yang memiliki disiplin kerja yang
tinggi [4].
Motivasi kerja berkaitan dengan umur, masa
kerja, prestasi kerja, pengakuan, pengembangan
potensi individu, persepsi gaji, kondisi kerja, kebijakan
dan administrasi, hubungan antar pribadi serta
supervisi [5]. Tingkah laku seseorang dipengaruhi dan
dirangsang oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan
kepuasan. Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari
luar. Rangsangan ini akan menciptakan motif dan
motivasi yang mendorong orang untuk bekerja [6].
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa
kepemimpinan berhubungan dengan motivasi kerja.
kepemimpinan yang diterapkan yaitu pemimpin
mampu meningkatkan gairah untuk bekerja dan
membina tingkah laku karyawan. Pemimpin memberi
tahu apa yang harus dikerjakan, serta memlihara rasa
aman dan suasana yang menyenangkan [7]. Penelitian
lain juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.
Pemberian motivasi sangatpenting untuk meningkatkan
kinerja.Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi
kerja karyawan sangat relevan terhadap kinerja
karyawan, karena apabila tidak diberikan sebuah
motivasi maka karyawan tidak bisa bekerja secara
produktif [8]. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan kepemimpinan terhadap
motivasi kerja tenaga kesehatan di Puskesmas Kota
Yogyakarta.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
dengan desain studi cross sectional. Penelitian
dilakukan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Sampel
penelitian ini yaitu tenaga kesehatan dengan sebanyak
289 responden. Pengambilan sampel menggunakan
propotionate stratified random sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
terdiri dari karakteristik responden dan variabel
penelitian, antara lain kepemimpinan dan motivasi
kerja. Pengolahan data menggunakan uji statistik chi-
square. Penelitian ini sudah mendapatkan ethical
clearance dari Komite Etik Penelitian Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta (KEP UAD).
Hasil Mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 222 (76.8%) responden, dan
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 67
(23.2%) responden.Sedangkan untuk pendidikan
terakhir mayoritas responden memiliki pendidikan S1/
D4 sebanyak 152 (52.6%), pendidikan D3 sebanyak
128 (44.3%), dan pendidikan S2 sebanyak 9 (3.1%)
responden (Tabel 1).
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik
Frekuensi
Persentase
(%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
67
222
23.2
76.8
Pendidikan
D3
D4/S1
S2
128
152
9
44.3
52.6
3.1
Sebagian besar responden berpendapat bahwa
pimpinan di tempat kerja responden saat ini memiliki
kepemimpinan yang baik (56.1%). Motivasi responden
dalam bekerja juga sebagian besar adalah tinggi
(57.4%) yang ditunjukkan dengan jawaban responden
saat ditanyakan motivasi yang dirasakan saat
wawancara dilakukan (Gambar 1).
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 49
Gambar 1. Kategori kepemimpinan dan motivasi
Motivasi yang rendah tampak hampir sebanding
angka proporsinya dengan penilaian terhadap
kepemimpinan yang kurang baik di mata responden.
Gambar 2. Hubungan sosok kepemimpinan dan
motivasi bawahan
Sejumlah responden yang menilai sosok
kepemimpinan di instansi kerjanya kurang baik, lebih
didominasi dengan motivasi kerja responden yang
rendah juga (62,2%). Sebaliknya, pada kepemimpinan
yang baik, responden dalam bekerja menunjukkan
motivasi yang tinggi (72,8%). Tampak adanya
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja
responden dengan gaya kepemimpinan di tempat kerja
(p = 0,000) (Gambar 2).
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
mayoritas tenaga kesehatan beranggapan bahwa
kepemimpinan yang sudah diterapkan di tempat kerja
berada pada kategori baik. Kepemimpinan dapat
memengaruhi kemampuan seseorang, serta dapat
mendorong individu maupun kelompok untuk bekerja
dan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang
baik dari atasan diharapkan personil di instansinya
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Mayoritas responden menilai kepemimpinan
termasuk kategori baik karena pemimpin memberikan
arahan yang jelas mengenai tugas yang diberikan,
menghargai setiap perbedaan pendapat untuk tujuan ke
arah yang lebih baik, pemimpin mengajak untuk
bekerja dalam tim yang solid dan harmonis, serta
pemimpin memberikan penghargaan kepada pegawai
untuk membangkitkan semangat kerjanya. Motivasi
terbesar berasal dari diri sendiri, tetapi motivasi dari
luar juga sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya [9].
Pimpinan harus mampu memberikan arahan
kepada pegawainya mengenai tugas yang diberikan
serta memiliki komunikasi yang baik, karena dengan
adanya kepemimpinan yang baik maka akan kinerja
pegawai akan meningkat. Hal ini sesuai dengan
penelitian terdahulu bahwa kepemimpinan merupakan
salah satu faktor yang dapat memengarhi kinerja
seseorang karena segala kebijakan dan pekerjaan
dipengaruhi oleh pemimpinnya [10]. Hal ini juga
didukung oleh penelitian terdahulu bahwa gaya
kepemimpinan kepala ruang berhubungan dengan
kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Bitung Barat
Kota Bitung [11].
Mayoritas responden memiliki motivasi kerja
tinggi, yang mana motivasi ini terdiri dari motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Tenaga kesehatan memiliki
hubungan yang harmonis sesama rekan kerja,
lingkungan kerja yang nyaman, serta memiliki
pemimpin yang dapat memberikan bimbingan dan
dorongan untuk bekerja lebih baik lagi. Pimpinan disini
harus dapat memperhatikan motivasi kerja karyawan
karena motivasi berdampak terhadap kinerja
karyawan.Apabila kinerja karyawan ini meningkat
maka akan berpengaruh pada pencapaian tujuan
organisasi [12].
Sebagian besar tenaga kesehatan yang
berprestasi mendapatkan penghargaan, dan memiliki
kesempatan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan
pangkat bagi yang memiliki prestasi kerja yang baik,
serta terdapat upah insentif apabila melakukan lembur
kerja. Penelitian Prasetiya menyebutkan bahwa
kompensasi dapat memengaruhi kinerja, karena apabila
kompensasi tidak sesuai maka seseorang tidak akan
termotivasi dalam bekerja yang selanjutnya dapat
memengaruhi kinerja [10].
Motivasi kerja yang tinggi dapat memengaruhi
kinerja seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi
rendah akan memiliki kinerja yang kurang baik dan
sebaliknya seseorang yang memiliki motivasi tinggi
akan memiliki kinerja yang baik [13]. Penelitian lain
juga menyebutkan bahwa motivasi memengaruhi
43,9
56,1
42,6
57,4
0
10
20
30
40
50
60
70
Kurang baik Baik Rendah Tinggi
Kepemimpinan Motivasi responden
Persentase (%)
62,2
37,8
27,2
72,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Motivasi rendah Motivasi tinggi
Persentase (%)
Kepemimpinan
kurang
Kepemimpinan
baik
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 50
kinerja seseorang. Motivasi ini terdiri dari motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi tersebut terdiri dari
monetary incentives dan non monetary incentives, yang
termasuk dalam motivasi monetary incentives yaitu
pemberian upah lembur, penghargaan, dan juga
tunjangan. Sedangkan yang termasuk dalam motivasi
non monetary incentives antara lain lingkungan kerja,
kerjasama antar rekan kerja, pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh pimpinan [14]. Adanya hubungan
antara kepemimpinan dengan motivasi kerja tenaga
kesehatan memberikan implikasi bahwa kepemimpinan
yang baik dapat meningkatkan kemungkinan untuk
memiliki motivasi kerja yang tinggi bagi tenaga
kesehatan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Muhammad yang menyebutkan bahwa kepemimpinan
memiliki hubungan dengan motivasi kerja perawat.
Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang dapat
meningkatkan gairah kerja sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja [15]. Penelitian Do
Rego juga menyebutkan bahwa kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
kerja, artinya kepemimpinan yang baik memberikan
pengaruh terhadap motivasi yang dirasakan oleh
pegawainya [16]. Hasil penelitian yang dilakukan di
PDAM Madiun didapatkan hasil bahwa kepemimpinan
memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja dengan
hasil analisis statistik regresi yaitu Y=8,201 + 1,802X,
yang artinya apabila kepemimpinan ditingkatkan 1%
maka motivasi kerja karyawan akan naik menjadi
1,802% [17].
Pemimpin dalam memengaruhi perilaku orang
lain atau kelompok perlu memikirkan gaya
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan ini juga
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Siak Hulu II diketahui bahwa
gaya kepemimpinan berhubungan dengan motivasi
kerja. Gaya kepemimpinan yang berhubungan dengan
motivasi kerja antara lain gaya kepemimpinan direktif,
suportif, prestasi, dan partisipatif [18].
Pemimpin telah melakukan kerjasama yang
solid dan harmonis dalam bekerja untuk menumbuhkan
motivasi pada pegawainya. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas
Sukomoro bahwa Puskesmas Sukomoro menerapkan
kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan ini
dilakukan dengan cara menciptakan kerjasama,
menumbuhkan loyalitas para bawahan. Pemimpin
memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
perusahaan/puskesmas [19]. Penelitian De Haan
menyebutkan bahwa kepemimpinan khususnya
kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan partisipatif
menghasilkan motivasi kerja yang tinggi [20].
Kesimpulan
Karakteristik tenaga kesehatan di Puskesmas
Kota Yogyakarta menunjukkan mayoritas tenaga
kesehatan berjenis kelamin perempuan, mayoritas
memiliki pendidikan Strata 1 (S1) atau Diploma 4
(D4).Untuk variabel kepemimpinan sebagian tenaga
kesehatan menilai kepemimpinan sudah baik,
sedangkan untuk variabel motivasi kerja, sebagian
besar tenaga kesehatan memiliki motivasi yang tinggi.
Ada hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi
kerja tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta
dimana gaya kepemimpinan akan menjadi salah satu
faktor yang penting untuk menjaga dan meningkatkan
motivasi kerja.
Daftar Pustaka
[1] Kementerian Kesehatan RI. Kepmenkes RI No.75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas. 2014.
[2] Sukmayanti E. Pengaruh Peran Kepemimpinan,
Komunikasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai pada UPTD Puskesmas
Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Jurnal
Manajemen & Bisnis Kreatif.2018;13(2):99-115.
[3] Thoha M. 2015. Kepemimpinan dalam
Manajemen. Jakarta:Rajawali Pers. 2015
[4] Usman, H. Manajemen: Teori, Praktik, dan riset
Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara. 2016.
[5] Bina, Ida, Intan. Faktor yang Berhubungan
dengan Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-
Journal). 2016;4(2):76-86.
[6] Ansory AF, Indrasari M. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Sidoarjo:Indomedia Pustaka.
2018.
[7] Yulianti H, Warouw MH, Palandeng H.
Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan
Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Instalasi
Rawat Inap F BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. E-Journal Keperawatan. 2013;1(1):1-9.
[8] Reni. 2015. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Motivasi Kerja Karyawan pada UD. Surya Phone
di Samarinda. e-journal Ilmu Administrasi Bisnis.
2015;3(4):966-978
[9] Sari, FM. Hubungan Kepemimpinan dengan
Motivasi Kerja Pegawai di Bagian Asisten
Pemerintahan Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Jurnal Administrasi Pendidikan.2016;1(1):1-10.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 15, Nomor 1, Halaman 47-51, 2020 | 51
[10] PrasetiyaCH.Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Perawat di RSUD Sunan Kalijaga
Demak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan.
2016;7(2):15-21.
[11] Tombokan VTA, Estefina M. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan
Kinerja Petugas Kesehatan di Puskesmas Bitung
Barat Kota Bitung. Buletin Sariputra.
2016;6(1):37-42.
[12] Rivai V, DeddyM.Kepemimpinan & Perilaku
Organisasi. Bandung:Raja Grafindo Persada.
2012.
[13] Natasia N,Ahas L, Janik K. Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP
Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD
Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 2014;28(1):21-25.
[14] Al-Hawary SIS, El-Fattah Banat NA. Impact of
Motivation on Job Performance of Nursing Staff
in Private Hospitals in Jordan. International
Journal of Academic research in Accounting,
Finance and Management Sciences.
2017;7(2):54-63.
[15] Muhammad HY, Herman W, Hendry P.
Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan
Menurut Persepsi Perawat terhadap Motivasi
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Instalasi
Rawat Inap F BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. ejournal Keperawatan. 2013;1(1):1-9.
[16] Do Rego EB, Wayan GS, Ni Nyoman KY.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan
Kinerja Karyawan pada Direktorat Jendral
Administrasi dan Keuangan Kementrian Estatol
Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. 2017;1(1):3731-3764.
[17] Ningsih AR. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan pada PDAM Kota
Madiun. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan
Pembelajaran. 2016;4(2):1-10.
[18] Renaldi R. Hastuti M, Nila PS. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan di Puskesmas Siak Hulu II. Al-Tamimi
Kesmas Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2019;8(1):56-67
[19] Widiarini R. 2017. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Koordinator UKP dengan
Motivasi Kerja Karyawan Puskesmas. 2-TRIK:
Tunas-Tunas Riset Kesehatan. 2017;VII(1):52-56.
[20] De Haan PLM, Hendro JB, Rina K. Gaya
Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Perawat di
Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Keperawatan.
2019;7(2):1-7.
... Seorang pimpinan dalam organisasi perlu mengawasi dan memberikan stimulus dapat berwujud dengan memberikan motivasi seperti memberi penghargaan bagi pegawai dalam hal ini perawat yang memiliki kinerja yang baik yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerja perawat [6]. Pemimpin perlu menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda beda untuk memimpin bawahannya dengan menyesuaikan tingkat kemampuan dalam setiap tugas bawahannya dikarenakan jika gaya kepemimpinan disamakan perawat akan cenderung susah di motivasi dibuktikan dengan ingin memperpanjang jam istirahat, pulang sebelum jam kerja, datang terlambat dan sering mengeluhkan hal-hal yang sepeleh yang pada akhirnya akan memicu pada pelayanan kepada pasien menjadi buruk [7] Meskipun gaya kepemimpinan diketahui meningkatan motivasi kerja.Namun, masih ditemukan perawat dengan motivasi kerja yang rendah. ...
... Senada dengan penelitian Pitasari & Prihandhani mengemukakan Tujuan dari organisasi dapat tercapai jika seseorang pemimpin mampu menunjukkan kewibawaan dan juga mampu dalam memberikan atau memotivasi bawahan [3]. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Rusmitasari & Mudayana yang mengemukakan seorang pimpinan dalam organisasi perlu mengawasi dan memberikan stimulus dapat berwujud dengan memberikan motivasi seperti memberi penghargaan bagi pegawai dalam hal ini perawat yang memiliki kinerja yang baik yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerja perawat [6]. ...
Article
Work motivation is a condition that has a strong influence in terms of generating or encouraging, guiding and maintaining related behavior in the work environment. While leadership style is a characteristic, habit, character and personality that is distinctive and unique from a leader so that it distinguishes it from others that colors the behavior and way that person leads. The low work motivation of nurses is usually caused by a very high workload, low salaries, and also because the leadership style tends to conflict with the character of their subordinates. The purpose of this study was to determine the relationship between leadership style and work motivation of nurses in the inpatient room at Batara Guru Belopa Hospital, Luwu Regency. The discussion compiled in this chapter includes the leadership style of the head of the room, work motivation of nurses and the relationship between leadership style and work motivation of nurses in the Inpatient Room of Batara Guru Belopa Hospital, Luwu Regency.
... One of the factors that can affect employee motivation is leadership (Muizu, Kaltum, & Sule, 2019); (Citra, 2019). Leadership is a very important factor in managing an organization, because a leader can influence the behavior and motivation of employees (Hanafi, Almy, & Siregar, 2018); (Rusmitasari & Mudayana, 2020). In this case, transformational leadership is a leadership model that can influence employee motivation (Nurhayati, 2016). ...
Article
Full-text available
Work motivation is an important factor in achieving organizational goals. One of the factors that can affect work motivation is leadership. Transformational leadership is a leadership model that can influence employee motivation. This study aims to examine the effect of transformational leadership on employee motivation in manufacturing companies. The research method used was a survey with a purposive sampling technique, which took a sample of 150 employees in three different manufacturing companies in the Jakarta area. Data were obtained by distributing questionnaires to respondents and analyzed using multiple linear regression. The results of the study show that transformational leadership has a positive and significant effect on employee motivation. Factors that affect work motivation, such as vision, direction, and employee empowerment, all have a positive influence on employee motivation. The practical implication of the results of this research is that companies must pay attention to and improve transformational leadership within the organization. This can be done by providing leadership training and career development for organizational leaders. Transformational leadership can be an effective strategy in increasing employee motivation, so as to improve overall organizational performance.
... Dilihat pada variabel kepemimpinan, menunjukkan bahwa kemampuan leadership Kapus yang baik akan memberikan dorongan kepada bawahannya untuk membentuk pola kerja yang baik. 21 Upaya yang dapat dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan DKK untuk meningkatkan motivasi petugas TB agar melakukan penatalaksanaan pasien TB secara optimal yaitu dengan melakukan supervisi lebih masif pada fase intensif pengobatan pasien. ...
Article
Latar belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit paru menular yang menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, terutama negara berkembang. Kota Semarang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah penderita TB terbanyak dengan tingkat keberhasilan pengobatan TB yang rendah. Apalagi angka drop out penderita TB dan kasus TB MDR meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan adanya kegagalan dalam penanganan pasien TB di kota Semarang dan kinerja petugas kesehatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber daya manusia, sarana prasarana, budaya organisasi, kepemimpinan, kompensasi, desain pekerjaan, dan motivasi dengan kinerja petugas kesehatan dalam menangani pasien TB di Puskesmas Kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional terhadap 74 sampel pekerja yang merawat pasien TB. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup. Univariat dan bivariat digunakan dalam menganalisis data.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas dalam menangani pasien TB baik dengan persentase 56,8. Dari uji bivariat, variabel yang berhubungan dengan kinerja dalam merawat pasien TB adalah kepemimpinan (p 0,000), kompensasi (p 0,018), desain pekerjaan (p 0,000), dan motivasi (p 0,000).Simpulan: Disarankan kepada Puskesmas untuk membuat SOP dalam bentuk flow chart dan mensosialisasikannya kepada petugas kesehatan yang menangani TB. Kepada Kepala Puskesmas dan para Wakil Pembina Dinas Kesehatan Kota agar melakukan pengawasan terhadap pengobatan pasien TB fase intensif secara masif.Kata kunci: Tuberkulosis; Kinerja; Kepemimpinan; Kompensasi; Motivasi ABSTRACT Title: Performance Determinants of Pulmonary Tuberculosis Management by Officers at the Semarang City Health CenterBackground: Tuberculosis (TB) is a contagious infectious lung disease which becomes one of the health issues faced by many countries in the world, mostly by developing countries. Semarang City is one the regions in the Province of Central Java which has the highest number of TB patient with lower success rate in treating TB patient. Moreover, the drop out rate of TB patient and TB MDR cases increase every year. It shows that there is a failure in treating TB patient in Semarang city and the health worker’s performance is low. The aim of this research is to find out the relationship of human resources, infrastructure, organizational culture, leadership, compensation, job design, and motivation with the health worker’s performance in treating TB patient in the public health centers in Semarang City. Method: This research is a quantitative research using cross sectional approach to 74 sample of the workers treating TB patients. The data are collected using closed-questionnaire. Univariat and bivariat are used in analyzing the data. Result: The research shows that the worker’s performance in treating TB patients is good with percentage of 56,8. From the bivariat test, the variabels related with performance in treating TB patient are leadership (p 0,000), compentation (p 0,018), job design (p 0,000), and motivation (p 0,000).Conclusion: It is suggested for the public health centers to make SOP in flow chart form and socialize it to the TB treating health workers. For the chief of the Public Health Centers and the vice supervisors of the City Health Departement to supervise the intensive phase treating of TB patients massively.Keywords: Tuberculosis; Performance; Leadership; Compensation; Motivation.
Article
Riset terdahulu atau riset yang relevan sangat penting dalam suatu riset atau artikel ilmiah. Riset terdahulu atau riset yang relevan berfungsi untuk memperkuat teori dan penomena hubungan atau pengaruh antar variable. Artikel ini mereview Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai, yaitu: Total Quality Management dan Gaya Kepemimpinan, Suatu Studi Literatur Manajemen Sumberdaya Manusia. Hasil dari library research ini adalah bahwa: 1) Total Quality Management berpengaruh terhadap Motivasi Kerja; 2) Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Motivasi Kerja; 3) Total Quality Management berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai; 4) Gaya Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai; dan 5) Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
Article
Work motivation is a set of attitudes and values that influence an individual to achieve more detailed things according to his/her goal. This study aimed to obtain the determinants of work motivation of health workers at Manado Adventist Hospital during the Covid-19 pandemic. This was a quantitative study. Population consisted of all health workers totaling 238 meanwhile samples were 70 people. Data were analyzed using the chi square test and logistic regression test. The results showed that physical working condition was 64.3% good and 35.7% poor; interpersonal relationship was 44.3% good and 55.7% poor; company policy was 30% good and 70% poor; salary was 62.9% good and 37.1% poor; and work motivation was 44.3% good and 55.7% poor. The chi square test showed that there were significant relationships between physical working condition and work motivation (p=0.013); interpersonal relationship and work motivation (p=0.000); company policy and work motivation (p=0.019); salary and work motivation (p=0.028). The logistic regression test confirmed that interpersonal relationship had the closest relationship with work motivation. In conclusion, work motivation determinants in this study are physical working condition, interpersonal relationship, company policy, and salary. Interpersonal relationship has the closest relationship to work motivation.Keywords: physical working conditions; interpersonal relation; policies; salary; work motivation Abstrak: Motivasi kerja yaitu serangkaian sikap dan juga nilai yang memengaruhi individu untuk menggapai hal yang lebih detail sesuai dengan tujuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan motivasi kerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Advent Manado di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ialah kuantitatif. Populasi ialah seluruh tenaga kesehatan berjumlah 238 orang dengan sampel berjumlah 70 orang. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian mendapatkan variabel kondisi kerja fisik baik sebesar 64,3% dan kurang baik 35,7%. Hubungan interpersonal didapatkan kategori baik 44,3% dan kurang baik 55,7%. Kebijakan perusahaan didapatkan kategori baik 30% dan kurang baik 70%. Gaji didapatkan kategori baik 62,9% dan kurang baik 37,1%. Motivasi kerja didapatkan kategori baik 44,3% dan kurang baik 55,7%. Hasil uji chi square menegaskan adanya hubungan bermakna antara: kondisi kerja fisik dengan motivasi kerja (p=0,013); hubungan interpersonal dengan motivasi kerja (p=0,000; kebijakan perusahaan dengan motivasi kerja (p=0,019); dan gaji dengan motivasi kerja (p=0,028). Hasil uji regresi logisitik menunjukkan bahwa hubungan interpersonal yang paling berhubungan erat dengan motivasi kerja. Simpulan penelitian ini ialah determinan motivasi kerja yang didapatkan ialah kondisi kerja fisik, hubungan interpersonal, kebijakan perusahaan, dan gaji. Hubungan interpersonal yang paling berhubungan kuat dengan motivasi kerja.Kata kunci: kondisi kerja fisik; hubungan interpersonal; kebijakan; gaji; motivasi kerja
Article
Full-text available
Abstrak Latar Belakang: Sumber Daya Manusia yang diterima, ditempatkan, diberi pekerjaan atau kepercayaan memimpin suatu organisasi/unit kerja tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang baik dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan Puskesmas. Usaha untuk mewujudkan kinerja sumber daya manusia yang maksimal atau optimal seperti harapan organisasi ditentukan oleh kepuasan pegawai, kemampuan pegawai, motivasi, sarana kerja, gaya manajemen dan gaya kepemimpinan. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Studi Kinerja Kepala Puskesmas Asera Kabupaten Konawe Utara. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan desikriptif dengan metode kualitatif dengan 2 Informan kunci dan 5 informan biasa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan lembar wawancara, alat tulis, dan recording. Selanjutnya data akan dianalisis dengan metode content analysis dan Triangulai. Hasil : Hasil penelitian menjelaskan bahwa kinerja seorang pegawai khusunya kepala puskesmas telah mendapatkan kepercayaan dalam perbaikan kesehatan masyarakat sehingga pemimpin mampu memberikan motivasi bagi bawahannya dengan rasa aman dan tanpa tekanan dari pemimpin. Hasil penelitian lain menjelaskan bahwa penghargaan itu sangat perlu bagi petugas agar prestasi kerja dapat meningkat namun bukan dalam bentuk uang. Dalam melakukan pekerjan petugas kesehatan tidak mengharapkan imbalan atau tunjangan dari kepala puskesmas namun bekerja untuk pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Hasil penelitian lain menjelaskan bahwa keputusan yang di keluarkan oleh kepala puskesmas memberikan dampak positif dengan melibatkan staf dan tidak menggunakan kepemimpinan yang sifatnya otoriter. Kesimpulan: Kinerja Kepala Puskesmas Asera sudah baik karena mampu memberikan motivasi kepada bawahannya, memberikan rasa aman dan tanpa tekanan kepada bawahannya, dan mampu memberikan penghargaan kepada bawahannya dan tidak memiliki kepemimpinan yang otoriter gaya.
Article
Full-text available
This study aims to determine the leadership and employee motivation on the taps Madiun and to determine whether there is influence on employee motivation leadership at Madiun taps. Data collection using questionnaires, documentation, and observation. The analytical tool used in this study is simple linear regression analysis correlation test load, f test and t test using SPSS for windows 16.0. The results showed that the leadership have influence at the same time a positive relationship to employee motivation at PDAM Madiun. This means that the value of fhit ≥ ftable (49.921 ≥ 3.37 or Sighit ≤ Sigtable (0,000 ≤ 0.05), or it can be concluded reject H0, meaning no overall effect between leadership on employee motivation in PDAM Madiun. In addition, reliability test results obtained from the value of Cronbach's Alpha 0.859 and 0.944> 0.70. This means that the data collected is reliable (trustworthy).
Article
Kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan komponen penting dalam manajemen keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP asuhan keperawatan di ruang ICU/ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui kepatuhan perawat dan faktor yang mempengaruhi (umur, lama kerja, tingkat pendidikan, motivasi, dan persepsi). Instrumen penelitian menggunakan checklist, wawancara, dan kuesioner. Analisa data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji analisis menunjukkan ada pengaruh antara motivasi dan persepsi terhadap kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP. Variabel lainnya seperti umur, tingkat pendidikan dan lama kerja tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat. Kata Kunci: ICU, kepatuhan perawat, motivasi, persepsi, standard operational procedure
  • E Sukmayanti
  • Pengaruh Peran Kepemimpinan
  • Dan Komunikasi
  • Lingkungan
Sukmayanti E. Pengaruh Peran Kepemimpinan, Komunikasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada UPTD Puskesmas Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Jurnal Manajemen & Bisnis Kreatif.2018;13(2):99-115.
Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta:Rajawali Pers
  • M Thoha
Thoha M. 2015. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta:Rajawali Pers. 2015
Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
  • Ida Bina
  • Intan
Bina, Ida, Intan. Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal). 2016;4(2):76-86.
Sidoarjo:Indomedia Pustaka
  • A F Ansory
  • M Indrasari
  • Manajemen Sumber Daya Manusia
Ansory AF, Indrasari M. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo:Indomedia Pustaka. 2018.
Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Instalasi Rawat Inap F BLU RSUP Prof
  • H Yulianti
  • M H Warouw
  • H Palandeng
Yulianti H, Warouw MH, Palandeng H. Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Instalasi Rawat Inap F BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. E-Journal Keperawatan. 2013;1(1):1-9.
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada UD
  • Reni
Reni. 2015. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada UD. Surya Phone di Samarinda. e-journal Ilmu Administrasi Bisnis. 2015;3(4):966-978
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak
  • Prasetiyach
PrasetiyaCH.Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan. 2016;7(2):15-21.
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan Kinerja Petugas Kesehatan di Puskesmas Bitung Barat Kota Bitung
  • Vta Tombokan
  • M Estefina
Tombokan VTA, Estefina M. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan Kinerja Petugas Kesehatan di Puskesmas Bitung Barat Kota Bitung. Buletin Sariputra. 2016;6(1):37-42.