ArticlePDF Available

HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR DENGAN KEBIASAAN MAKAN PADA MASA PANDEMI COVID 19 (Relationship of Various Factors to Eating Habits in Covid Pandemic 19)

Authors:

Abstract

A person's eating habits in certain conditions can experience changes due to problems being faced, especially in times of food shortages, inability to access and availability of food or due to natural or unnatural disasters, because of war and so on. As is the case with the covid-19 pandemic, which causes many people to move from home to affect food security. Did the covid-19 pandemic affect the eating habits of a person or the community? This study was conducted aiming to determine the relationship of various factors with people's eating habits during the emergency response covid-19. The method of collecting data on eating habits is done by filling out a questionnaire that was previously created and entered in the Google Form application. The respondents obtained in this study were 201 people. The results of the research show that there are 22 related variables and 26 unrelated variables. Several factors are related such as changes in eating habits with age, diversity of food with type of work, breakfast habits with type of work, consumption consumption with changes in eating habits. Some factors that are not related such as the diversity of consumption with worries about lack of food, breakfast habits with worries about lack of food, the habit of drinking spices with frequency of eating and types of spices with weight gain. Abstrak Kebiasaan makan seseorang dalam kondisi tertentu dapat mengalami perubahan akibat masalah yang sedang dihadapi terutama pada masa kekurangan pangan, ketidak mampuan akses dan ketersediaan pangan ataupun karena bencana alam maupun yang tidak alami, karena perang dan sebagainya. Seperti pada saat ini terjadi pandemi covid-19 yang membuat masyarakat banyak beraktivitas dari rumah dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Apakah masa pandemi covid-19 berdampak pada kebiasaan makan seseorang atau masyarakat? Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan berbagai faktor dengan kebiasaan makan masyarakat pada masa tanggap darurat covid-19. Metode pengambilan data kebiasaan makan dilakukan dengan mengisi kuesioner yang sebelumnya dibuat dan dimasukkan dalam aplikasi Google Form. Responden yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 201 orang. Dari hasil penilitian menunjukkan dengan menghubungkan antar variabel diperoleh 22 variabel yang berhubungan dan 26 tidak berhubungan. Beberapa faktor yang berhubungan seperti perubahan kebiasaan makan dengan umur, keragaman makanan dengan jenis perkerjaan, kebiasaan sarapan dengan
HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR DENGAN KEBIASAAN MAKAN PADA MASA
PANDEMI COVID 19
(Relationship of Various Factors to Eating Habits in Covid Pandemic 19)
Oleh
Bernatal Saragih1, Frederic Morado Saragih2
1Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
2Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
Koresponden:saragih_bernatal@yahoo.com
Abstract
A person's eating habits in certain conditions can experience changes due to problems
being faced, especially in times of food shortages, inability to access and availability of food or
due to natural or unnatural disasters, because of war and so on. As is the case with the covid-19
pandemic, which causes many people to move from home to affect food security. Did the covid-
19 pandemic affect the eating habits of a person or the community? This study was conducted
aiming to determine the relationship of various factors with people's eating habits during the
emergency response covid-19. The method of collecting data on eating habits is done by filling
out a questionnaire that was previously created and entered in the Google Form application. The
respondents obtained in this study were 201 people. The results of the research show that there
are 22 related variables and 26 unrelated variables. Several factors are related such as changes in
eating habits with age, diversity of food with type of work, breakfast habits with type of work,
consumption consumption with changes in eating habits. Some factors that are not related such
as the diversity of consumption with worries about lack of food, breakfast habits with worries
about lack of food, the habit of drinking spices with frequency of eating and types of spices with
weight gain.
Keywords: covid-19, eating habits, types of spices, food diversity
Abstrak
Kebiasaan makan seseorang dalam kondisi tertentu dapat mengalami perubahan akibat
masalah yang sedang dihadapi terutama pada masa kekurangan pangan, ketidak mampuan akses
dan ketersediaan pangan ataupun karena bencana alam maupun yang tidak alami, karena perang
dan sebagainya. Seperti pada saat ini terjadi pandemi covid-19 yang membuat masyarakat
banyak beraktivitas dari rumah dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Apakah masa pandemi
covid-19 berdampak pada kebiasaan makan seseorang atau masyarakat? Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui hubungan berbagai faktor dengan kebiasaan makan masyarakat pada
masa tanggap darurat covid-19. Metode pengambilan data kebiasaan makan dilakukan dengan
mengisi kuesioner yang sebelumnya dibuat dan dimasukkan dalam aplikasi Google Form.
Responden yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 201 orang. Dari hasil penilitian
menunjukkan dengan menghubungkan antar variabel diperoleh 22 variabel yang berhubungan
dan 26 tidak berhubungan. Beberapa faktor yang berhubungan seperti perubahan kebiasaan
makan dengan umur, keragaman makanan dengan jenis perkerjaan, kebiasaan sarapan dengan
jenis perkerjaan, kergaman konsumsi dengan perubahan kebiasaan makan. Beberapa faktor yang
tidak berhubungan seperti keragaman konsumsi dengan kekawatiran kekurangan makanan,
kebiasaan sarapan dengan kekawatiran kekurangan makanan, kebiasaan minum empon-empon
dengan frekuensi makan dan jenis empon-empon dengan kenaikan berat badan.
Kata kunci: covid-19, kebiasaan makan, jenis rempah, keragaman makanan
PENDAHULUAN
Kondisi ketahanan pangan suatu wilayah atau negara akan berdampak akibat
keterbatasan aktivitas. Oleh karena itu produksi pertanian juga akan terbatas jika petani
terbatas aktivitas untuk bertani, karena masa pandemi covid 19. Produksi pertanian dan
pangan harus tetap berjalan walau pandemi terjadi. Pandemi adalah penyakit yang
menyerang orang dalam jumlah banyak dan terjadi di banyak tempat [1]. Suatu penyakit
atau kondisi bukanlah pandemi hanya karena tersebar luas atau membunuh banyak orang;
penyakit atau kondisi tersebut juga harus menular. Dampak dari pandemi pada kehidupan
individu dan masyarakat pada bidang pangan juga akan terjadi. Ketersediaan dan akses pangan
masyarakat menjadi penting sehingga pemerintah pun terus berusaha membantu bukan saja
dalam bantuan materi transfer uang langsung juga dalam bantuan pangan. Penyelesaian masalah
covid-19 ini terutama pada dampak sosial tidak bisa hanya diserahkan pada pemerintah akan
tetapi setiap keluarga harus berusaha untuk mampu mengatasi masalah terutama pangan. Karena
jika pangan tersedia tidak akan terjadi kelaparan dan masalah sosial lanjutan.
Akses makanan mengacu pada keterjangkauan dan alokasi makanan, serta preferensi
individu dan rumah tangga. Komite PBB untuk Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya mencatat
bahwa penyebab kelaparan dan kekurangan gizi seringkali bukan karena kelangkaan makanan
tetapi ketidakmampuan untuk mengakses makanan yang tersedia, biasanya karena kemiskinan
[2]. Kemiskinan karena banyak PHK dalam masa pandmei ini terjadi , sehingga dapat membatasi
akses pada makanan dan juga dapat meningkatkan seberapa rentan seseorang atau rumah tangga
terhadap lonjakan harga pangan [3]. Akses tergantung pada apakah rumah tangga memiliki
pendapatan yang cukup untuk membeli makanan dengan harga yang berlaku atau memiliki
cukup lahan dan sumber daya lainnya untuk menanam makanannya sendiri[4]. Rumah tangga
dengan sumber daya yang cukup dapat mengatasi panen yang tidak stabil dan kekurangan
pangan lokal dan mempertahankan akses mereka ke makanan[5].
Oleh karena itu program integratif dan upaya bersama baik secara politik, ekonomi,
mobilisasi sosial dengan penyadaran akan pentingnya ketersediaan pangan dan akses yang
terjangkau dengan sistem informasi yang akurat dalam menyediakan informasi pangan yang
tepat dan tepat waktu tentunya akan membantu mengatasi masalah pangan [6]. Hasil penelitian
saragih [7], menunjukkan bahwa dari 200 responden diperoleh gambaran Biasa sarapan pagi
sebanyak 63 %. Responden mengalami perubahan kebiasaan makan sebanyak 62,5 % dan
mengalami peningkatan keragaman konsumsi pangan sebanyak 59 %. Sebanyak 76 % responden
cenderung membuat empon-empon (rempah) sebagai minuman pada masa pandemi covid-19.
Jenis rempah yang paling banyak digunakan adalah jahe sebanyak 44 %, disusul dengan
jeruk/lemon dan kunyit. Responden yang mengalami peningkatan frekuensi makan sebanyak
54,5 % dan jumlah konsumsi makan yang meningkat sebanyak 51 %. Responden mengalami
peningkatan berat badan 54,5 % dan responden juga tidak khawatir kekurangan makanan lebih
tinggi 54.5 % dibandingkan dengan yang khawatir kekurangan makanan sebanyak 44,5 %. Hasil
Penelitian lanjutan ini menganalisis berbbagai faktor yang berhubungan dengan kebiasaan
makan selama pandemi covid 19.
METODE PENELITIAN
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 21-22 April 2020, menggunakan aplikasi Google Form.
Metode Pengambilan data
Metode pengambilan data kebiasaan makan dilakukan dengan mengisi kuesioner yang
sebelumnya dibuat dan dimasukkan dalam aplikasi Google Form. Kuesioner berjumlah 12 buah
dengan pertanyaan tentang. Jenis pekerjaan, sumber informasi paling banyak diperoleh tentang
covid 19, umur, kebiasaan sarapan, perubahan kebiasaan makan, keragaman makanan, frekuensi
makan, jumlah yang dimakan, membuat minuman dari empon-empon, jenis empon-empon yang
digunakan, berat badan dan kekawatiran kekurangan makanan. Jumlah responden dalam
penalitian ini sebanyak 201 orang.
Analisis Data
Analsis data dilakukan secara deskriptif dan anlisis bivariat untuk mengetahui hubungan
antar dua variabel dengan bantuan progam SPSS ver 25.
HASIL PENELITIAN
A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan selama pandemic covid 19
1. Informasi Tentang Covid 19 dengan jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan berhubungan (p=0,000) dengan infomasi tentang covid 19 yang diperoleh
dengan infomasi paling banyak diperoleh dari media internet 119 orang.
pekerjaan * Infocovid Crosstabulation
Count
Infocovid
Total
1
2
3
5
Pekerjaan
1
32
43
8
0
83
2
9
20
2
0
31
3
6
41
7
0
54
4
1
6
2
1
10
5
14
9
0
0
23
Total
62
119
19
1
201
Keterangan:
Informasi tentang covid 19 :1. televisi dan radio, 2. internet atau media sosial, 3.aplikasi obrolan (WA, line, dll), 4 Koran dan
majalah, 5.dari orang lain. Jenis pekerjaan:1. PNS/TNI/Polri, 2.Pegawai swasta, 3. Mahasiswa, 4.Wirausaha, 5.tidak
bekerja/ibu rumah tangga
2. Kebiasaan sarapan dengan jenis pekerjaan
Kebiasaan sarapan saat pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan jenis
pekerjaan , dengan kebiasaan sarapan 126 orang.
sarapan
Total
1
2
3
pekerjaan
1
57
2
24
83
2
24
3
4
31
3
20
6
28
54
4
6
0
4
10
5
19
0
4
23
Total
126
11
64
201
Keterangan: Pekerjaan sama dengan sebelumnya. Kebiasaan sarapan: 1.ya, 2. tidak dan 3 kadang-kadang
3. Peningkatan keragaman konsumsi dengan Jenis Pekerjaaan
Peningkatan keragaman kunsumsi selama pada masa pandemi covid 19 berhubungan
nyata (0,047) dengan jenis pekerjaan .
pekerjaan * kergamanmakanan
Crosstabulation
Count
Keragaman makanan
Total
1
2
pekerjaan
1
59
24
83
2
15
16
31
3
28
26
54
4
4
6
10
5
12
11
23
Total
118
83
201
Keterangan: pekerjaaan sama dengan sebelumnya. keragaman makanan meningkat: 1.ya, 2. tidak
4. Konsumsi minum empon-empon atau rempah dengan jenis pekerjaan
Konsumsi minum empon-empon atau rempah selama masa pandemi covid 19 untuk
meningkatakan imunitas berhubungan (p=0,039) dengan jenis pekerjaan .
pekerjaan * minumempon Crosstabulation
Count
Minum empon-empon
Total
1
2
pekerjaan
1
69
14
83
2
23
8
31
3
39
15
54
4
4
6
10
5
16
7
23
Total
151
50
201
Keterangan: Pekerjaan sama dengan sebelumnya, Konsumsi minuman empon-empon: 1.ya, 2. tidak
5. Konsumsi jenis empon-empon atau rempah dengan jenis perkerjaan
Konsumsi jenis empon-empon/rempah selama masa pandemi covid 19 berhubungan
nyata (p=0,006) dengan jenis pekerjaan .
pekerjaan * Bahan Crosstabulation
Count
Jenis empon-empon
Total
1
2
3
4
5
6
7
pekerjaan
1
45
10
14
3
0
2
9
83
2
11
3
14
2
0
0
1
31
3
19
5
14
3
0
7
6
54
4
4
0
2
0
1
1
2
10
5
9
2
8
1
0
1
2
23
Total
88
20
52
9
1
11
20
201
Keterangan: pekerjaan sama dengan sebelumnya. Jenis empon-empon: 1.jahe, 2. kunyit, 3. lemon/jeruk, 4.sereh, 5. kencur. 6.
tidak . 7.lainnya
6. Kebiasaan sarapan dengan umur responden
Kebiasaan sarapan pada masa pandemi covid 19 berhubungan dengan (p=0,001) umur
responden.
umur * sarapan Crosstabulation
Count
sarapan
Total
1
2
3
umur
1
29
6
32
67
2
12
1
7
20
3
35
4
12
51
4
50
0
13
63
Total
126
11
64
201
Keterangan: Umur (tahun): 1. 18-25 tahun, 2.26-35 tahun, 3.36-45 tahun, 4.46-55 tahun . Kebiasaan sarapan sama dengan
sebelumnya.
7. Perubahan kebiasaan makan dengan umur responden
Perubahan kebiasaan makan pada masa pandemi covid 19 berhubungan nyata (p= 0,038)
dengan umur responden.
umur * perubahan kebiasaan makan
Crosstabulation
Count
Perubahan kebiasaan makan
Total
1
2
umur
1
49
18
67
2
13
7
20
3
24
27
51
4
39
24
63
Total
125
76
201
Keterangan: perubahan kebiasaan makan: 1.ya, 2. tidak. Umur sama dengan sebelumnya
8. Jenis empon-empon yang dikonsumsi dengan umur
Keragaman jenis empon-empon yang dikonsumsi pada masa pandemi covid 19
berhubungan (p=0,024) umur.
umur *Jenis empon-empon Crosstabulation
Count
Jenis empon-empon
Total
1
2
3
4
5
6
7
umur
1
22
5
25
4
0
5
6
67
2
12
1
2
0
1
2
2
20
3
24
10
11
1
0
0
5
51
4
30
4
14
4
0
4
7
63
Total
88
20
52
9
1
11
20
201
Keterangan : sama pada umur dan jenis bahan sebelumnya diatas
9. Keragaman konsumsi dengan perubahan kebiasaan makan
Keragamaan konsumsi berhubungan selama masa pandemi covid 19 berhubungan nyata
(p=0,000) dengan perubahan kebiasaan makan.
Crosstab
Count
Perubahan kebiasaan makan
Total
1
2
Kergaman makanan
1
98
20
118
2
27
56
83
Total
125
76
201
Keterangan : keragaman makanan: 1, ya, 2. tidak. Perubahan kebiasaan makan: 1. ya, 2. tidak
10. Keragaman konsumsi dengan kebiasaan minum empon-empon
Kergaman konsumsi selama masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,015) dengan
kebiasaan minum empon-empon.
Crosstab
Count
Minum empon-empon
Total
1
2
Kergaman makanan
1
96
22
118
2
55
28
83
Total
151
50
201
Keterangan : sama pada umur dan jenis bahan diatas
11. Keragaman konsumsi dengan frekuensi makan
Keragaman konsumsi selama masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan
frekuensi makan
Crosstab
Count
Frekuensi Makan
Total
1
2
Kergaman makanan
1
84
34
118
2
25
58
83
Total
109
92
201
Keterangan : keragaman makanan: 1, ya, 2. tidak. Peningkatan frekuensi makan: 1. ya, 2. tidak
12. Keragaman konsumsi dengan jumlah makanan yang dikonsmusi
Keragaman konsumsi pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan
peningkatan jumlah makan yang dikonsumsi .
Crosstab
Count
Jumlah Makanan
Total
1
2
Kergaman makanan
1
77
41
118
2
21
62
83
Total
98
103
201
Keterangan : keragaman makanan: 1, ya, 2. tidak. Peningkatan jumlah makanan: 1. ya, 2. tidak
13. Keragagaman konsumsi dengan peningkatan berat badan
Keragaman konsumsi pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan
peningkatan berat badan responden.
Crosstab
Count
Berat badan
Total
1
2
Kergaman makanan
1
77
41
118
2
32
51
83
Total
109
92
201
Keterangan : keragaman makanan: 1, ya, 2. tidak. Peningkatan berat badan 1. ya, 2. tidak
14. Kebiasaan minum empon-empon dengan peningkatan jenis empon-empon yang dikonsumsi
Kebiasaan minum empon-empon pada masa pandemi covid berhubungan (p=0,000)
dengan melakukan peningaktan jenis empon-empon untuk dikonsumsi
Crosstab
Count
Jenis empon-empon
Total
1
2
3
4
5
6
7
Minum
empon
1
78
15
39
8
0
0
11
151
2
10
5
13
1
1
11
9
50
Total
88
20
52
9
1
11
20
201
Keterangan : sama dengan keterangan sebelumnya jenis dan kebiasan minum empon-empon
15. Kebiasaan minum empon-empon dengan frekuensi makan
Kebiasaan minum empon-empon pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,008)
frekuensi makan.
Crosstab
Count
Frekuensi Makan
Total
1
2
Minum empon
1
90
61
151
2
19
31
50
Total
109
92
201
Keterangan : sama dengan keterangan sebelumnya
16. Kebiasaan minum empon-empon dengan berat badan
Kebiasaan minum empon-empon selama masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,008)
dengan kenaikan berat badan.
Crosstab
Count
Berat badan
Total
1
2
Minum empon
1
90
61
151
2
19
31
50
Total
109
92
201
Keterangan : sama dengan keterangan sebelumnya kebiasaan minum empon dan berat badan
17. Kebiasaan minum empon-empon dengan kekawatiran kekurangan makanan
Kebiasaan minum empon-empon selama pandemi covid 19 berhubungan (p=0,023)
dengan kawatir kekurangan makanan.
Crosstab
Count
Kekhawatiran
Kekurangan makanan
Total
1
2
Minum empon
1
73
78
151
2
19
31
50
Total
92
109
201
Keterangan : miunm empon-empon: 1.ya, 2. tidak. Kekhawatiran keurangan makanan: 1. ya, 2. tidak
18. Frekuensi makan dengan peningkatan jumlah konsmusi makan
Frekuensi makan selama pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan peningkatan
jumlah konsmusi makan.
Crosstab
Count
JumlahMakanan
Total
1
2
Frekuensi
Makan
1
93
16
109
2
5
87
92
Total
98
103
201
Keterangan : sama dengan keterangan sebelumnya frekuensi dan jumlah makanan
19. Frekuensi makan dengan kenaikan berat badan
Frekuensi makan pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan kenaikan
berat badan responden.
Crosstab
Count
Berat badan
Total
1
2
Frekuensi
Makan
1
90
19
109
2
19
73
92
Total
109
92
201
Keterangan : sama dengan keterangan sebelumnya frekensi dan berat badan
20. Frekuensi makan dengan kekawatiran kekurangan makakanan
Frekuensi makan pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,043) dengan
kekhawatiran kekurangan makanan responden.
Crosstab
Count
Kekhawatiran
Kekurangan makanan
Total
1
2
Frekuensi
Makan
1
57
52
109
2
35
57
92
Total
92
109
201
Keterangan : sama dengan keterangan sebelumnya
21. Jumlah konsumsi makan dengan berat badan
Jumlah konsmusi makan selama pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan
kenaikan berat badan.
Crosstab
Count
Berat badan
Total
1
2
Jumlah
Makan
1
82
16
98
2
27
76
103
Total
109
92
201
Keterangan : jumlah konsumsi makan dan berat badan sama dengan keterangan sebelumnya
22. Berat badan dengan kekawatiran kekurangan makanan
Berat badan yang menaik pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,021) dengan
kekawatiran kekurangan makanan.
BB * Kekhawatiran Crosstabulation
Count
Kekhawatiran
Kekurangan makanan
Total
1
2
Berat
badan
1
58
51
109
2
34
58
92
Total
92
109
201
Keterangan : Bera badan dan kekawatiran sama dengan keterangan sebelumnya
B. Faktor Kebiasaan Makan yang tidak berhubungan nyata pada masa pandemic covid 19
1. Perubahan kebiasaan makan dengan jenis perkerjaan
Perubahan kebiasaan makan pada masa pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata
(p=0.113) dengan jenis perkerjaan seseorang .
2. Fekuensi makan dengan jenis pekerjaan.
Fekuensi makan selama masa pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata (p=0,172) jenis
pekerjaan.
3. Peningkatan Jumlah Makan degan Jenis Perkerjaan
Peningkatan jumlah makan selama masa pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata
(p=0,473), dengan jenis pekerjaan seseorang.
4. Peningkatan berat badan dengan jenis pekerjaan
Peningkatan berat badan pada masa pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata (p=0,197)
dengan jenis pekerjaan seseorang.
5. Kekawatiran kekurangan makanan dengan jenis pekerjaan
Kekawatiran kekurangan makanan selama masa pandemi covod 19 tidak berhubungan
nyata (p=0,199) dengan jenis pekerjaan seseorang.
6. Kekawatiran kekurangan makanan dengan Umur Responden
Kekawatiran kekurangan makanan pada masa pandemi covid 19 tidak berhubungan
(p=0,239) umur responden.
7. Peningkatan keragaman makan dengan Umur
Peningktan keragaman konsumsi selama masa pandemi covid 19 berhubungan tidak
nyata (p= 0,346) dengan umur responden.
8. Kebiasaan minum empon-empon dengan umur
Kebiasaan minum empon empon selama pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata
(0,928) dengan umur responden.
9. Frekuensi makan dengan umur
Frekuensi makan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata (p= 0,469) umur
responden
10. Peningkatan jumlah makanan yang dikonsmusi dengan umur
Peningkatan jumlah makanan yang dikonsumsi selama pandemi covid 19 tidak
berhubungan nyata (p= 0,890) dengan umur responden.
11. Kekawatiran kekurangan makan dengan umur
Kekawatiran kekurangan makan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p= 0,239)
dengan umur responden.
12. Kebiasaan sarapan dengan keragaman makanan
Kebiasaan sarapan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan nyata (p=0,489) dengan
keragaman makanan yang dikonsumsi
13. Kebiasaan sarapan dengan perubahan kebiasaan makan
Kebiasaan sarapan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,071) dengan
perubahan kebiasaan makan.
14. Kebiasaan sarapan dengan Peningkatan minum dari empon-empon
Kebiasaan sarapan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,345) dengan
peningkatan minum berbahan empon-empon.
15. Kebiasaan sarapan dengan konsumsi jenis empon-empon
Kebiasaan sarapan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,680) dengan
konsumsi jenis empon-empon.
16. Kebiasaan sarapan dengan peningkatan frekuensi makan
Kebiasaan sarapan pada saat pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,835) dengan
peningkatan frekuensi makan .
17. Kebiasaan sarapan dengan peningkatan jumlah makanan yang dikonsumsi
Kebiasaan sarapan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (0, 614) dengan
peningkatan jumlah konsumsi makanan .
18. Kebiasan Sarapan dengan berat badan
Kebiasaan sarapan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p= 0,686) dengan
kenaikan berat badan responden.
19. Kebiasaan sarapan dengan kekawatiran kekurangan makanan
Kebiasaan sarapan selama masa pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,363) dengan
kekawatiran kekurangan makanan.
20. Keragaman konsumsi dengan jenis empon-empon
Keragaman konsmusi selama masa pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,348)
dengan jenis bahan empon-empon yang digunakan sebagai bahan minuman untuk meningkatkan
immunitas.
21. Keragaman konsumsi dengan kekawatiran kekurangan makanan
Keragaman konsumsi pada masa pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,084) dengan
kekawatiran kekurangan makanan
22. Kebiasaan minum empon-empon dengan jumlah makanan yang dikonsumsi
Kebiasaan minum empon-empon selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,079)
dengan jumlah konsumsi makan.
23. Kebiasaan minum empon-empon dengan frekuensi makan
Frekuensi makan tidak berhubungan dengan (p= 0,236) jenis bahan yang dikonsumsi
sebagai minuman empn-empon untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada masa pandemi covid
19.
24. Jenis empon-empon dengan jumlah konsumsi makan
Jenis bahan yang digunakan sebagai minuman yang bersumber dari empon-empon atau
rempah tidak berhubungan (p=0,817) dengan peningkatan jumlah konsumsi makan
25. Jenis empon-empon dengan berat badan
Kenakan berat badan tidak ada hubungan (p=0,092) dengan jenis empon-empon yang
digunakan sebagai bahan minuman pada masa pandemi covid 19.
26. Jumlah konsumsi makan dengan kekawatiran kekurangan makanan
Jumlah yang konsumsi makan selama pandemi covid 19 tidak berhubungan (p=0,145)
dengan kekawatiran kekurangan makanan.
KESIMPULAN
Diperoleh 22 variabel yang berhubungan dan 26 tidak berhubungan dengan kebiasaan
makan dan variabel lainnya. Beberapa faktor yang berhubungan seperti perubahan kebiasaan
makan dengan umur, keragaman makanan dengan jenis perkerjaan, kebiasaan sarapan dengan
jenis perkerjaan, kergaman konsumsi dengan perubahan kebiasaan makan dan Frekuensi makan
pada masa pandemi covid 19 berhubungan (p=0,000) dengan kenaikan berat badan responden.
Beberapa faktor yang tidak berhubungan seperti keragaman konsumsi dengan kekawatiran
kekurangan makanan, kebiasaan sarapan dengan kekawatiran kekurangan makanan, kebiasaan
minum empon-empon dengan frekuensi makan dan jenis empon-empon dengan kenaikan berat
badan.
Ucapan terimakasih
Terimakasih disampaikan kepada 201 responden yang telah bersedia mengisi secara online
kuesioner pada penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Miquel Porta (2008). Miquel Porta, ed. Dictionary of Epidemiology. Oxford University Press.
hlm. 179. ISBN 978-0-19-531449-6.
2. United Nations Committee on Economic, Social, and Cultural Rights (1999). The right to
adequate food. Geneva: United Nations.
3. Ecker and Breisinger (2012). The Food Security System (PDF). Washington, D.D.:
International Food Policy Research Institute. pp. 1–14.
4. Tweeten, Luther (1999). "The Economics of Global Food Security". Review of Agricultural
Economics.21 (2): 473–488. doi:10.2307/1349892. JSTOR 1349892.
5. Garrett, J; Ruel, M (1999). Are Determinants of Rural and Urban Food Security and
Nutritional Status Different? Some Insights from Mozambique (PDF). Washington, D.C.:
International Food Policy Research Institute. Retrieved 15 October 2013.
6. Bernatal Saragih (2010). Analisis kebijakan penanganan masalah gizi di Kalimantan Timur
berdasarkan pengalaman berbagai negara. Jurnal Borneo Administrator 6(3):2140-2160
doi: https://doi.org/10.24258/jba.v6i3.63
7. Bernatal Saragih dan Frederic Morado Saragih (2020). Gambaran kebiasaan makan
masyarakat pada masa pandemi covid 19. https://www.researchgate.net/publication
... The results of research [18] with 200 respondents in the study show knew that 62.5% had changed their eating habits and experienced an increase in the diversity of food consumption by 59%, as many as 76% of respondents tended to make empon-empon (spices) as drinks during the pandemic Covid-19. The most widely used type of spice was ginger, as much as 44%, followed by orange/lemon and turmeric. ...
... Saragih [18] also showed the relationship between several factors related to eating habits there are changes in eating habits with age, diversity of food with the type of work, breakfast habits with type of work, variety of consumption with changes in eating habits and frequency of eating during the COVID-19 pandemic with respondents weight gain. The unrelated factors include the diversity of consumption with fear of lack of food, breakfast habits with fear of lack of food, drinking emponempon with eating frequency and types of empon-empon with weight gain. ...
... Supplements consumed include multivitamins, herbs, empon-empon drinks and so on. Saragih [18] showed that 76% of respondents tend to make empon-empon (spices) as drinks during the COVID-19 pandemic. The most widely used type of spice was ginger, as much as 44%, followed by orange/lemon and turmeric. ...
Article
Full-text available
The aim of this study was to determine the effect of the COVID-19 pandemic on changes in eating habits is a quantitative study with a cross-sectional design conducted in Bogor with 110 respondents. Changes in eating habits observed include changes in eating frequency, meal portions, frequency of fruit consumption, frequency of vegetable consumption, frequency of snack consumption, frequency of consumption of fast food/frozen food, and consumption of supplements. Respondents were more women (83,6%), adult age group (89,1%), higher education (79,1%), work (61,8%), income > IDR 4,000,000 (75,5%). The results of the univariate analysis related to changes in eating habits consist of: changes in eating frequency (69,1%), changes in food portions (56,4%), changes in fruit consumption frequency (61,8% more often), changes in vegetable consumption frequency (63,6% more often), changes in the frequency of snack consumption (more often 74,5%), changes in the frequency of consumption of fast food/frozen food (more often 70%) and consumption of supplements (90,9%). The results of the bivariate analysis are showed that changes in eating frequency were significantly related to income; changes in meal portions were significantly related to education and expenditure; changes in the frequency of vegetable consumption are significantly related to income; changes in snack consumption frequency were significantly related to age, gender, occupation; changes in the frequency of consumption of fast food are significantly related to gender and consumption of supplements was significantly related to age. Suggestions for the research are needed to consistently educate about good and correct food habits so that more people understand and apply them to increase immunity and data collection will be better with direct interviews and fill out the FFQ of the food consumed.
... Besides being used as food flavoring ingredients, spices also are used as herbal drinks (Hanin, 2019). Herbal drinks from spices have become a tradition of the Indonesian population and during the Covid-19 pandemic consumption of spices increased (Saragih & Saragih, 2020). Spices like ginger, turmeric, and ginger can enhance the immune system. ...
Article
Since Covid-19 pandemic government requires all educational institution to apply online learning. Therefore, they must be able to use local potential as a learning source as much as possible. One of the local potentials used as a learning source is implementing an inventory of family foodstuffs. This research aimed to determine the type of foodstuff consumed by the biology college student’s families in the Covid-19 pandemic and how to integrate it into the biology learning of biodiversity concept. Data were collected by observing the foodstuffs of 28 biology college students’s families. Every college student recorded the food consumed by his family for two weeks. The data were foodstuffs name, part of foodstuffs consumed and its benefits. Consumed foodstuffs will be sampled, photographed, and identified up to the family level. Foodstuff for every college student’s family were tabulated into Microsoft Excel and collected into class data and then analyzed descriptively. Results showed there were 2 types of foodstuffs consumed by the biology student’s families namely vegetable and animal foodstuff. The most consumed vegetables during the Covid-19 pandemic came from Fabaceae of 15 species and the most consumed animal came from Bovidae of 2 species. Inventory of family foodstuffs during Covid-19 pandemic can be used as a biology learning source of biodiversity. After knowing the taxa of each foodstuff, college students ccould categorize the level of biodiversity. Integrating the environment as a learning source make learning more applicable, varied, interesting, and easier for college students to understand the material being studied.
Article
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar porsi anggaran yang digunakan dalam pembelian barang tertentu pada mahasiswa pulang kampung dan masyarakat di daerah Taman Sari Bawah Kota Bandung selama pandemi covid-19. Untuk itu penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui survei kepada mahasiswa dan masyarakat serta pengamatan secara online. Data yang diolah terutama diperoleh dari survey (data primer) dan dilengkapi dengan data sekunder (Pemkot Bandung/Kelurahan) secara online. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola konsumsi mahasiswa pulang kampung pada pandemi covid-19 menghabiskan porsi anggaran untuk makanan, fashion, hiburan dan transportasi yang terdiri dari (20%, 10%, 5% dan 5%) sedangkan pola konsumsi masyarakan pada pandemi covid-19 menghabiskan porsi anggaran untuk makanan; (ii) pendidikan; (iii) komunikasi; (iv) transportasi; (v) kesehatan (masing-masing berkisar 20%, 35%, 15%, 5% dan 35%).
Article
Full-text available
Over this time period, strategies for implementing effective nutrition intervention programmes have long been sought after. These have stressed not only feasibility of implementation and short-term out-comes, but efforts to promote sustainable nutrition programmes have been of great concern. The nutrition intervention programmes successed at province East Kalimantan should identified mechanisms by which experience to efforts develop recovery of community nutrition status not enough revitalization of Posyandu and Puskesmas but should be integrated development which to make a village as integrated development planning unit with nutrition as a part of welfare indicator community. To make these integrative efforts possible, political will, social mobilization, nutritionist and other related personnel must understand the nature of nutrition problems and have access to information system which provides proper and timely information. Keywords: Nutrition Problems, Intervention Programmes, Experience In Other Countries
Article
Full-text available
The new edition of this classic text remains the definitive dictionary in epidemiology. In fact, it is more than a dictionary, with some reviewers remarking that if they had to limit their professional library to one volume, this would be the book they would choose. In the complex field of epidemiology, the definition and concise explanation of terms is a key to understanding epidemiologic concepts, and the dictionary goes beyond simple definitions, as it place each term firmly and clearly in its fuller epidemiologic context. The new edition sees Miguel Porta as editor, with the legendary John Last remaining as associate editor. There are a large number of new terms, and the new edition features new artwork and fresh, new, clean design. There is nothing else like it in epidemiology.
The right to adequate food
United Nations Committee on Economic, Social, and Cultural Rights (1999). The right to adequate food. Geneva: United Nations.
The Economics of Global Food Security
  • Luther Tweeten
Tweeten, Luther (1999). "The Economics of Global Food Security". Review of Agricultural Economics. 21 (2): 473-488. doi:10.2307/1349892. JSTOR 1349892.