ArticlePDF Available

Studi Pendahuluan tentang Dampak Penerapan Model Pembelajaran CCTT terhadap Aktivitas Belajar Biologi

Authors:

Abstract

The aplication of learning of biology often deviates from the planning. The problem that comes is low students activities in learning, because not all students participate in learning. The couple card teams tournament (CCTT) learning model was developed to solve these problems, so that each student was actively involved in learning. The objective of this study is to describe the impact of the application of CCTT learning model on learning activities of students Class XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat. This study was a descriptive research, the subjects were the 30 of class XII IPA 2 school year 2018/2019. Research data were collected through observation and documentation methods. The data were analyzed qualitatively through reduction and display of data, and make conclusions. The results showed that CCTT learning model was successfully applied in Class XII IPA 2, which is seen from the average of scores in answering other groups questions by 5,50, which means that each group answered 6 correct answers in each round. The application of this learning model has triggered biology learning activities of students, which can be seen that 25 students involved in learning, with average achievement of sub-indicators of learning activities up to 83.33% in the very active category. The results confirmed that CCTT learning model has a good impact on learning activities and was appropriate applied to triggered students learning activities in subject of biology. Keywoards: CCTT Learning Model, Learning Activities, Biology Abstrak : Pembelajaran biologi dalam penerapannya kerap tidak sesuai dengan perencanaan. Masalah yang muncul ialah aktivitas siswa yang rendah karena tidak semua siswa ikut serta dalam pembelajaran. Model pembelajaran couple card teams tournament (CCTT) dikembangan untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga setiap siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dampak penerapan model pembelajaran CCTT terhadap aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa kelas XII IPA 2 tahun pelajaran 2018/2019. Data penelitian dikumpulkan melalui metode pengamatan dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif melalui tahapan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran CCTT berhasil diterapkan di kelas XII IPA 2, yang terlihat dari rata-rata capaian nilai siswa dalam menjawab pertanyan kelompok lain sebesar 5,50 yang artinya rata-rata setiap kelompok menjawab 6 jawaban benar dalam setiap putaran. Penerapan model pembelajaran CCTT dapat memicu aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2 pada mata pelajaran biologi, yang terlihat dari rata-rata 25 siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran, dengan rata-rata capaian sub-indikator aktivitas belajar hingga 83,33% dalam kategori sangat aktif. Hasil tersebut menegaskan bahwa model pembelajaran CCTT sangat baik diterapkan untuk memicu aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Kata kunci: model pembelajaran CCTT, aktivitas belajar, pembelajaran biologi
23
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Preliminary Study on The Impact of Application of CCTT Learning Model on
Biology Learning Activities
Studi Pendahuluan tentang Dampak Penerapan Model Pembelajaran CCTT
terhadap Aktivitas Belajar Biologi
Rahmat Hidayat1*, Yeliza Frienti2
1,2SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Barat-Jambi-Indonesia
rahmatfitrah85@gmail.com
Abstrak : The aplication of learning of biology often deviates from the planning. The
problem that comes is low students activities in learning, because not all students
participate in learning. The couple card teams tournament (CCTT) learning model was
developed to solve these problems, so that each student was actively involved in learning.
The objective of this study is to describe the impact of the application of CCTT learning
model on learning activities of students Class XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung
Jabung Barat. This study was a descriptive research, the subjects were the 30 of class XII
IPA 2 school year 2018/2019. Research data were collected through observation and
documentation methods. The data were analyzed qualitatively through reduction and
display of data, and make conclusions. The results showed that CCTT learning model was
successfully applied in Class XII IPA 2, which is seen from the average of scores in
answering other groups questions by 5,50, which means that each group answered 6
correct answers in each round. The application of this learning model has triggered
biology learning activities of students, which can be seen that 25 students involved in
learning, with average achievement of sub-indicators of learning activities up to 83.33%
in the very active category. The results confirmed that CCTT learning model has a good
impact on learning activities and was appropriate applied to triggered students learning
activities in subject of biology.
Keywoards: CCTT Learning Model, Learning Activities, Biology
Abstrak : Pembelajaran biologi dalam penerapannya kerap tidak sesuai dengan
perencanaan. Masalah yang muncul ialah aktivitas siswa yang rendah karena tidak semua
siswa ikut serta dalam pembelajaran. Model pembelajaran couple card teams tournament
(CCTT) dikembangan untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga setiap siswa
terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui
dampak penerapan model pembelajaran CCTT terhadap aktivitas belajar siswa kelas XII
IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa kelas XII IPA 2 tahun
pelajaran 2018/2019. Data penelitian dikumpulkan melalui metode pengamatan dan
dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif melalui tahapan reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran CCTT
berhasil diterapkan di kelas XII IPA 2, yang terlihat dari rata-rata capaian nilai siswa
dalam menjawab pertanyan kelompok lain sebesar 5,50 yang artinya rata-rata setiap
kelompok menjawab 6 jawaban benar dalam setiap putaran. Penerapan model
Received : 21 January 2020 Accepted : 09 February 2020
Revised : 28 January 2020 Published : 08 March 2020
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Vol.6 No.1 March 2020
Hal 23-34 DOI: 10.22437/bio.v6i1.8574
24
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
pembelajaran CCTT dapat memicu aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2 pada mata
pelajaran biologi, yang terlihat dari rata-rata 25 siswa terlibat dalam aktivitas
pembelajaran, dengan rata-rata capaian sub-indikator aktivitas belajar hingga 83,33%
dalam kategori sangat aktif. Hasil tersebut menegaskan bahwa model pembelajaran CCTT
sangat baik diterapkan untuk memicu aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
Kata kunci: model pembelajaran CCTT, aktivitas belajar, pembelajaran biologi
PENDAHULUAN
Pembelajaran di sekolah merupakan rangkaian kegiatan interaktif antara siswa,
guru, dan sumber belajar. Pembelajaran direncanakan sebelumnya oleh guru melalui
sebuah kegiatan yang dapat memicu dan mengarahkan siswa untuk belajar, memberi
mereka ruang untuk beraktivitas dengan nyaman dan menyenangkan agar mereka dapat
mengeksplorasi kemampuan mereka. Hasil dari pembelajaran tersebut ialah penguasaan
kompetensi tertentu, baik dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Namun
demikian, pembelajaran dalam penerapannya kerap tidak sesuai dengan perencanaan.
Berbagai kendala muncul baik dari sisi keterampilan guru, ketersediaan alat dan sumber
belajar, maupun aktivitas siswa yang kontraproduktif dengan pembelajaran. Terkait dengan
itu, guru harus merespon dengan memecahkan masalah-masalah yang timbul sepanjang
masih dalam batas jangkauan kompetensi dan profesinya demi terciptanya suasana belajar
yang lebih baik dan kondusif dan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan (Sadikin, 2018).
Penulis sebagai guru mata pelajaran biologi di kelas XII SMA Negeri 1 Merlung
Tanjung Jabung Barat juga mengalami kendala-kendala dalam melaksanakan
pembelajaran. Berdasarkan catatan penulis di dalam jurnal guru tahun pelajaran
2018/2019, sebagian besar siswa pasif dalam pembelajaran. Masalah keaktifan siswa
menjadi perhatian penulis karena berdampak langsung pada keberhasilan proses
pembelajaran. Kondisi tersebut menjadi salah satu sebab rendahnya hasil belajar biologi
mereka. Harahap (2014), Nuraini, Fitriana, dan Fadhilah (2018) menyatakan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar dengan hasil belajar. Masalah tersebut
semakin sulit diatasi karena kondisi sekolah yang masih memiliki keterbatasan dalam
kelengkapan media dan sumber belajar, serta aliran listrik yang sering padam.
Perbandingan jumlah proyektor dan buku pelajaran di perpustakaan tidak seimbang dengan
25
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
jumlah kelas dan siswa membuat kesulitan dalam memahami fakta, konsep, prinsip dan
prosedur materi pelajaran biologi kelas XII yang kompleks dan sebagian besar bersifat
abstrak.
Penulis mengembangkan sebuah model pembelajaran baru yang dinamakan couple
card teams tournament (CCTT) untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas XII IPA 2.
Model pembelajaran CCTT adalah model pembelajaran kooperatif dalam format turnamen
antar kelompok kecil menggunakan kartu berpasangan, yang dirancang agar setiap anggota
kelompok terlibat dan dituntut perannya secara maksimal (Hidayat, 2018). Ciri model
pembelajaran ialah pembelajaran dalam kelompok heterogen yang bersifat
kerjasama antar anggota kelompok, sehingga menimbulkan keaktifan siswa dalam
menjawab semua tugas-tugas (Budiarti & Sadikin, 2015). Model pembelajaran CCTT
memudahkan mereka untuk menemukan definisi atau konsep, prinsip, dan prosedur dengan
cara yang lebih mudah melalui kegiatan yang aktif dan menyenangkan.
Penulis mengembangkan CCTT dari beberapa pembelajaran menggunakan media
kartu, yaitu couple card, card sort, index card match dan make a match. Couple card
adalah metode pembelajaran dengan kartu berpasangan (pertanyaan dan jawaban) yang
dilaksanakan secara berkelompok mencari kartu jawaban yang cocok dari kartu pertanyaan
yang telah diberikan guru. Setiap siswa dalam kelompok secara bergantian mencari kartu
jawaban hingga seluruh kartu habis (Zulaikha, 2014). Card sort adalah kegiatan
kolaboratif memilah dan memilih kartu (Silberman, 2016) kategori yang berisi informasi
tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu
kategori yang dimilikinya, selanjutnya setiap kelompok dengan kategori masing-masing
melakukan presentasi (Silberman, 2016). Index card match adalah kegiatan menyocokan
kartu index secara berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas, pertanyaan
dari satu pasangan dijawab oleh kelompok lain (Silberman, 2016). Serupa dengan index
card match, make a match ialah kegiatan siswa mencari pasangan kartu yang cocok dari
kartu pertanyaan dan jawaban yang dicampur dan diacak bebas. Setelah sesi konfirmasi
kecocokan selesai, kartu dikocok lagi untuk babak selanjutnya (Silberman, 2016). Model
pembelajaran CCTT memiliki karakter yang sama dengan model pembelajaran student
teams achievement divisions (STAD) dan team game tournament (TGT) yang
menggunakan kompetisi antar kelompok sebagai sarana memotivasi siswa untuk
bekerjasama (Slavin, 2009). Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas
26
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
pembelajaran (Sulastiyo, 2019), begitu pula model pembelajaran TGT yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar (Budiarti & Sadikin, 2015; Lestasi, 2017). Dengan
demikian, model pembelajaran CCTT juga berpotensi meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
Model pembelajaran CCTT dirancang dari kondisi keterbatasan sarana belajar
dengan beberapa kelebihan yaitu: (1) komponen pembelajaran seperti jumlah kelompok,
jumlah kartu, alat permainan dan putaran permainan dapat dimodifikasi menyesuaikan
sesuai kondisi ruang belajar, jumlah siswa, alokasi waktu, dan materi pembelajaran;
kemudian (2) dapat digunakan untuk kondisi sekolah apapun, meskipun berbeda
kelengkapan sarana-prasarana dan berbeda lokasi, terutama di daerah tertinggal, terdepan,
dan terluar (3T).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran CCTT
dan dampaknya terhadap aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung
Tanjung Jabung Barat. Melalui penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi peningkatan
minat dan motivasi siswa dalam belajar, peningkatan aktivitas belajar, hingga peningkatan
penguasaan kompetensi mereka pada mata pelajaran biologi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini ialah penelitian pendahuluan yang disajikan secara deskriptif, untuk
menggambarkan penerapan model pembelajaran CCTT dan dampaknya terhadap hasil
belajar biologi siswa. Pembelajaran hanya dilaksanakan satu kali, hari kamis, 27
September 2018 pada jam pelajaran pertama sampai ke dua (07.30 09.00 WIB) di kelas
XII IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat (saat ini telah menjadi SMA
Negeri 4 Tanjung Jabung Barat). Subyek penelitian sebanyak 30 siswa kelas XII IPA 2
tahun pelajaran 2018/2019, yang dibagi ke dalam empat kelompok kecil yang terdiri dari 7
8 orang. Setiap anggota kelompok dipilih secara acak berbasis pada distribusi prestasi.
Materi yang dipelajari saat penelitian dilaksanakan ialah metabolisme, pada kajian
katabolisme respirasi aerob. Alat yang digunakan ialah media kartu, papan sterofoam, push
pin (paku tusuk), penanda waktu, buku paket dan referensi lainnya. Setiap siswa diizinkan
mengakses internet untuk menemukan sumber bacaan yang mendukung aktivitas mereka.
Sintaks model pembelajaran CCTT dilaksanakan dalam 4 tahapan utama dengan
rincian sebagai berikut.
27
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Fase Pengorganisasian Kelas
- Siswa membentuk kelompok kecil.
- Setiap kelompok mendapatkan seperangkat alat pembelajaran, yaitu: kartu berpasangan
(kartu pertanyaan [KP] dan kartu jawaban [KJ]), papan sterofoam, paku tusuk, penanda
waktu, buku paket dan referensi lainnya.
- Penyampaian tujuan pembelajaran dan aturan turnamen kelompok.
Fase turnamen kelompok
Putaran I
- Kegiatan mencari pasangan KP yang tepat yang ditentukan oleh kelompok lain dalam
batas waktu tertentu.
- Presentasi hasil diskusi oleh setiap kelompok.
Putaran II
- Kegiatan mencari pasangan KP yang tepat yang ditentukan oleh kelompok lain (selain
dari kelompok pada putaran I) dalam batas waktu tertentu. Jumlah KP boleh ditambah
atau batas waktu boleh dikurangi.
- Presentasi hasil diskusi oleh setiap kelompok.
Putaran III
- Kegiatan mencari pasangan KP yang tepat yang ditentukan oleh kelompok lain (selain
dari kelompok pada putaran I dan II) dalam batas waktu tertentu. Jumlah KP boleh
ditambah atau batas waktu boleh dikurangi.
- Presentasi hasil diskusi oleh setiap kelompok.
Fase evaluasi dan refleksi
- Evaluasi hasil diskusi secara konseptual dan kontekstual.
- Refleksi proses pembelajaran dan nilai-nilai yang dapat diperoleh sepanjang
pembelajaran.
Fase pemberian penghargaan
- Pemberian penghargaan untuk semua kelompok atas partisipasi selama
pembelajaran.
Metode pengumpulan data ialah pengamatan dan dokumentasi. Penulis melakukan
pengamatan dengan dibantu oleh satu orang pengamat dari rekan sejawat bernama Ibu
Yeliza Frienti, S.Pd, guru mata pelajaran Fisika. Pengamat bertugas untuk melakukan
pengamatan dan dokumentasi terhadap setiap aktivitas belajar siswa dalam kelompok dan
28
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
antar kelompok. Penulis menggunakan lima jenis aktivitas belajar berdasarkan jenis-jenis
aktivitas belajar yang dikemukakan Dierich (dalam Sardiman AM, 2005) sebagaimana
tersaji di dalam tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis aktivitas belajar dan indikator-indikatornya yang diamati selama penelitian
No.
Aktivitas Belajar
Indikator
1
Visual activities(Aktivitas visual)
Siswa membaca referensi (buku/internet)
Siswa memperhatikan presentasi kelompok lain.
2
Emotional activities (Aktivitas emosional)
Siswa antusias dalam pembelajaran
Siswa gembira dalam pembelajaran.
3
Listening activities(Aktivitas mendengar)
Siswa mendengarkan pendapat teman kelompok.
Siswa mendengarkan presentasi kelompok lain.
4
Oral activities ((Aktivitas lisan)
Siswa berdiskusi di dalam kelompok.
Siswa berdiskusi saat presentasi.
5
Motor activities(Aktivitas gerak)
Siswa membolak-balik buku bacaan atau menggulir layar
telepon pintar, atau mengambil/menempel kartu.
Kriteria dan rentang aktivitas belajar dapat dilihat pada tabel 2..
Tabel 2. Kriteria interpretasi aktivitas belajar
Rentang Skor
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%
Sumber: Masyhud (2013) dalam Nuraini dkk. (2018)
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif, melalui tiga tahapan,
yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Penulis melakukan
penyederhanaan dan transformasi data dari lembar pengamatan dan catatan-catatan
pengamat menjadi susunan data yang bermakna untuk selanjutnya dianalisis kemudian
ditarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang tampak selama pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran
berjalan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun. Para siswa tidak
kesulitan dalam melaksanakan setiap langkah pembelajaran. Kelancaran pembelajaran
ditunjukkan oleh interaksi partisipatif di antara siswa, baik dalam kelompok maupun antar
kelompok. Interaksi tersebut tampak dari kerja sama yang komunikatif dalam
pembelajaran, terutama ketika memecahkan permasalahan yang diberikan.
29
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Gambar 1. Pelaksanaan model pembelajaran CCTT di kelas XII IPA 2
Penerapan model pembelajaran CCTT berjalan sebanyak 3 putaran sesuai waktu
yang ditentukan. Setiap anggota kelompok berperan aktif untuk saling menolong satu sama
lain, meskipun dengan cara dan kecepatan yang berbeda. Hamalik (2011) menjelaskan
bahwa setiap siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, hingga mampu
mengembangkan pemahaman berfikir. Kemampuan yang berbeda dari setiap anggota
kelompok mempengaruhi hasil diskusi mereka, sebagaimana terlihat dalam tabel 3.
Tabel 3. Jumlah jawaban benar hasil diskusi kelompok di kelas XII IPA 2
No.
Kelompok
Jumlah Jawaban Benar Per-putaran
Rata-
rata
Putaran I
Putaran II
Putaran III
1
Kelompok I
5
6
7
6,00
2
Kelompok II
5
5
7
5,67
3
Kelompok III
4
5
7
5,33
4
Kelompok IV
4
5
6
5,00
Rata-rata
4,5
5,25
6,75
5,50
30
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Tabel tersebut menunjukkan bahwa kelompok I lebih unggul dari kelompok lain.
Namun demikian, tidak ada perbedaan mencolok di antara empat kelompok. Selisih total
jawaban benar antara kelompok pemenang dengan kelompok nilai terendah hanya 3 poin.
rata-rata nilai dari total 3 putaran adalah 5,50 yang artinya ialah bahwa rata-rata setiap
kelompok menjawab 6 jawaban benar dalam setiap putaran.
Rata-rata nilai seluruh kelompok pada putaran I ialah 4,5 dari 6 kartu pertanyaan,
kemudian naik pada putaran II dengan nilai 5,25 dari 6 kartu pertanyaan. Hal tersebut
disebabkan siswa telah mengenal isi kartu dan telah memainkannya pada putaran I,
meskipun waktu permainan dikurangi dari 6 menit pada putaran I menjadi 5 menit pada
putaran II. Perolehan rata-rata nilai pada putaran III ialah 6,75 dari 8 kartu pertanyaan.
Angka tersebut menunjukkan penurunan perolehan sebesar 1,25 point. Penurunan tersebut
disebabkan oleh penambahan jumlah kartu pertanyaan antara putaran I dan II dengan
putaran III dengan alokasi waktu hanya 5 menit.
Pada penelitian pendahuluan sebelumnya di kelas X IPA 2, rata-rata nilai seluruh
kelompok naik dari 5,25 pada putaran I menjadi 6,25 pada putaran II dan putaran III. Tidak
ada penurunan rata-rata nilai pada putaran II ke putaran III meskipun ada penurunan
alokasi waktu dari 14 menit untuk 7 kartu menjadi 10 menit untuk 7 kartu. Hal tersebut
karena telah akrab dengan isi kartu dan telah terbiasa memainkannya (Hidayat, 2018).
Selain itu, waktu 10 menit lebih leluasa dalam menemukan jawaban 7 kartu. Aktivitas
siswa berjalan dengan baik, yang tampak dari interaksi mereka di dalam dan antar
kelompok dalam kegiatan mencari jawaban dan antusiasme mereka secara emosional.
Capaian aktivitas belajar mereka sebagaimana tersaji dalam tabel 4.
Tabel 4. Capaian indikator aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2
No.
Indikator
Sub Indikator
Jumlah Siswa Per-Kelompok
Total
Siswa
Capaian
(%)
I
II
III
IV
1
Visual
activities
Siswa membaca referensi
(buku/internet)
8
7
7
6
28
93.33
Siswa memperhatikan
presentasi kelompok lain.
6
6
6
6
24
80.00
2
Emotional
activites
Siswa antusias dalam
pembelajaran.
7
7
6
6
26
86.67
31
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Siswa gembira dalam
pembelajaran.
7
7
6
6
26
86.67
3
Listening
activities
Siswa mendengarkan
pendapat teman kelompok.
7
7
6
6
26
86.67
Siswa mendengarkan
presentasi kelompok lain.
6
6
6
6
24
80.00
4
Oral
activities
Siswa berdiskusi di dalam
kelompok.
6
6
6
6
24
80.00
Siswa berdiskusi saat
presentasi.
4
5
5
5
19
63.33
5
Motor
activities
Siswa membolak-balik
buku bacaan atau
menggulir layar telepon
pintar, atau
mengambil/menempel
kartu.
8
7
7
6
28
93.33
Rata-rata
25.00
83.33
Berdasarkan tabel tersebut, model pembelajaran CCTT sangat unggul dalam
memicu aktivitas belajar siswa pada ranah visual dan gerak. Aktivitas visual unggul
terutama dalam aktivitas siswa membaca referensi baik buku maupun internet. Sebanyak
28 siswa (93,3%) aktif mencari jawaban soal dalam kartu. Aktivitas gerak unggul dengan
persentase 93,3%. Model pembelajaran CCTT dirancang untuk menuntut partisipasi
seluruh siswa dalam kelompok, sehingga berhasil memicu gerak siswa agar aktif dalam
pembelajaran. Model pembelajaran CCTT cocok diterapkan kepada kelas yang letih dan
sulit fokus dalam belajar (Hidayat, 2018). Gerak fisik yang ada di dalam pembelajaran
aktif dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat (Silberman, 2016).
Capaian indikator terendah ialah jumlah siswa yang berdiskusi saat presentasi,
dengan presentasi 63,3% (kategori aktif). Indikator tersebut juga memperoleh persentase
terendah pada penelitian pendahuluan di kelas X IPA 2 tahun pembelajaran 2017/2018,
yaitu sebesar 60% (kategori cukup aktif). Intensitas tanya jawab semakin menurun seiring
bertambah putaran permainan, disebabkan oleh keakraban siswa dengan isi kartu yang
telah digunakan hingga tiga kali putaran. (Hidayat, 2018).
Secara umum, penerapan model pembelajaran CCTT berhasil memicu aktivitas
belajar siswa. Apabila dihitung dari keseluruhan indikator, rata-rata 25 siswa terlibat dalam
aktivitas pembelajaran dengan capaian rata-rata indikator 83,33% yang berada pada
rentang kriteria aktivitas belajar yang sangat aktif. Model pembelajaran CCTT dirancang
32
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
agar setiap setiap anggota kelompok terlibat dalam pembelajaran (Hidayat, 2018). Setiap
kontribusi yang diberikan dan sinergi yang dihasilkan demi keberhasilan di dalam
kompetisi akan meningkatkan motivasi dan rasa penghargaan pada setiap anggota
kelompok (Slavin, 2009; Joyce et al., 2016). Beberapa faktor yang mendukung
keberhasilan model pembelajaran CCCTT dalam memicu aktivitas belajar adalah jumlah
siswa, luas ruang kelas yang proporsional dengan jumlah siswa, dan alokasi waktu yang
cukup (Hidayat, 2018). Luas ruang kelas 9 m x 8 m cukup proporsional untuk jumlah
siswa kelas XII IPA 2 sebanyak 30 orang. Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017
yang menyatakan bahwa jumlah siswa dalam satu kelas berada pada rentang 20 36 orang.
Alokasi waktu 2 jam pelajaran (90 menit) cukup untuk melaksanakan model pembelajaran
CCTT, hanya saja pada kegiatan inti di putaran III, alokasi waktu yang hanya 5 menit
harus dievaluasi kembali agar tidak terjadi penurunan nilai jawaban benar.
Beberapa kelebihan model pembelajaran CCTT yang ditemukan selama
pembelajaran ialah: (1) setiap anggota kelompok mendapatkan tugas dan tanggung jawab
yang sama sehingga dapat menurunkan jumlah siswa yang pasif dalam pembelajaran, (2)
kegiatan diskusi dalam kelompok memupuk kemampuan kolaborasi dan menghargai usaha
teman lain, (3) format kompetisi dalam pembelajaran meningkatkan aktivitas siswa dalam
belajar, dan (4) model pembelajaran CCTT tidak bergantung pada ketersediaan sarana
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu, beberapa
kelemahan yang ditemukan selama pembelajaran ialah, (1) model pembelajaran CCTT
membutuhkan kartu yang harus dibuat terlebih dahulu sebelum pembelajaran, (2) push pin
dan papan sterofoam sangat dibutuhkan untuk memudahkan kegiatan kelompok dan
presentasi siswa, dan (3) hanya siswa yang unggul secara akademik yang terlibat aktif
selama diskusi antar kelompok.
KESIMPULAN
Penerapan model pembelajaran CCTT pada mata pelajaran biologi menunjukkan
hasil yang baik. Rata-rata nilai setiap kelompok dari total 3 putaran adalah 5,50, bahwa
rata-rata setiap kelompok menjawab 6 jawaban benar dalam setiap putaran. Penerapan
model pembelajaran CCTT mampu memicu aktivitas belajar siswa kelas XII IPA 2. Rata-
rata 25 siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran dan rata-rata capaian seluruh sub
indikator ialah 83,33% dalam rentang kategori sangat aktif. Penelitian lanjutan untuk
33
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
model pembelajaran CCTT perlu dilakukan, seperti penelitian tindakan kelas dan
penelitian perbandingan, untuk selanjutnya dipublikasikan dalam jurnal atau seminar
pendidikan, sehingga model pembelajaran ini memiliki landasan ilmiah yang kuat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan Bapak Effendi, S.Pd, M.Pd
selaku Kepala SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Barat. Terima kasih pula kepada seluruh
siswa kelas XII IPA 2 tahun pelajaran 2018/2019 yang antusias dan partisipatif selama
pembelajaran dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, R.S. & Sadikin, A. (2015). Pengaruh Kartu Kwartet Animalia dengan Model
TGT terhadap Pemahaman Materi Taksonomi Hewan. Jurnal Biodik, 1(1), 1-9.
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, N. (2014). Hubungan antara Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa terhadap Hasil
Belajar Kognitif Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division pada Konsep Ekosistem. Jurnal Pendidikan
Biologi, 5(1), 35-46.
Hidayat, R. (2018). Penelitian Pendahuluan tentang Dampak Model Pembelajaran Couple
Card Teams Tournament (CCTT) terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas X IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat Jambi.
Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 11(2), 111-116.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E., (2016). Models of Teaching Edisi Kesembilan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lestari, S. (2017). Implementasi Model TGT untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan
Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 15(1), 1-9.
Nuraini, Fitriana, & Fadhilah, R. (2018). Hubungan antara Aktivitas Belajar Siswa dan
Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 5 Pontianak. Ar-
Razi Jurnal Ilmiah, 6(1), 30-39.
34
Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Volume 6 Nomor 1 March 2020 P-ISSN. 2460-2612 E-ISSN. 2580-0922
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Sadikin, A. (2018). The Implementation of Learning Journal to Improve University
Students’ Motivation in Basic and Process of Learning Biology Subject.
Bioeducation Journal, 2(1), 70-75.
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Silberman, M. (2016). Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa
Insan Cendekia.
Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. London:
Allymand Bacon.
Sulastiyo, S. (2019). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada
Bidang Studi Biologi melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD. BIODIK, 5(2), 121-130.
Zulaikha, S. (2014). Pembelajaran dengan Metode Couple Card untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah di MI NU Miftahul Huda IV
Beji Pasuruan. Jurnal Review Pendidikan Islam, 1(2), 217-227.
... One IT-based learning medium is Quizizz, an application for creating interactive quiz games that can be used as learning media. Quizizz is the best alternative choice for use as a learning medium, available in mobile applications such as Android and app stores, and can be used as a website through a browser on a computer (Hidayat & Frienti, 2020). Quizizz is an application in the form of interactive quizzes that are considered able to attract students because they replace the old way of quizzes that only involved paper and pen but in the form of questions made by someone on Quizizz.com to be done by others by entering a join code. ...
Article
The difficulties of studying mathematics in this digital age call for solutions that might boost student engagement and motivation. To make learning more dynamic and interesting, it is suggested that a gamification methodology that combines game simulation with gamification is applied. In order to enhance mathematics instruction using an online learning platform. A thorough grasp of the difficulties associated with studying mathematics. To complement the learning objectives for mathematics, the gamification design includes selecting question types, constructing game situations, and producing visual components. This research creates a gamification paradigm using the Quizizz gaming application. The research focuses on the case of IKPIA Perbanas Jakarta for mathematics courses, which has the primary objective of optimizing mathematical learning through the concept of gamification. The researcher used the Dick and Carey development model, which has 10 phases from requirement identification to assessment, to create this learning model. The implementation of the Quizizz application and the gamification approach in an online learning environment occurs at the development stage. Technical configuration, application testing, and modifications based on preliminary feedback are all part of the implementation process. The success of the gamification technique in raising students' motivation and comprehension of the mathematics content was then assessed. Researchers used this helpful gamification to determine suitable designs for delivering learning content. Gamification for mathematics education is also very practical. In education, gamification by Quizizz as an application for gamification only supports but cannot replace the position of teachers and books. Mathematical learning devices with gamification are effective because they have met the classification very well at 79.17% and 20.83%, respectively, at an accuracy rate of 95.83%. Research has limited problems related to being carried out only in the IKPIA Perbanas Jakarta environment, which has students in semester one who have the characteristics of technology generation with the application of gamification that is integrated into the e-learning of Perbanas. The value of this research is the use of gamification for students studying in higher education and integrated into the Learning Management System (LMS).
Article
Full-text available
Penelitian tindakan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang timbul dalam pembelajaran Biologi, khususnya pada materi atau kompetensi dasar ”Mendeskripsikan ciri-ciri virus, replikasi dan peranannya dalam kehidupan” di kelas X-1 Semester I SMA Negeri 2 Muara Bungo. Guru dengan berbagai cara telah mengusahakan agar semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran standar juga telah dilaksanakan, berbagai media pembelajaran yang ada di sekolah telah dimanfaatkan, berbagai bentuk penugasan telah pula diberikan untuk dilaksanakan oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas, mulai dari tugas melakukan observasi, melakukan eksperimen, membuat laporan singkat hasil eksperimen atau hasil observasi, mengerjakan LKS, dan lain sebagainya. Namun demikian, dalam berbagai kesempatan tanya jawab, diskusi kelas, maupun ulangan harian, aktivitas dan prestasi belajar mereka sangat rendah. Berdasarkan catatan guru, aktivitas siswa dalam tanya jawab dan diskusi kelas masing-masing hanya sebesar 30% dan 35% dari 40 siswa yang ada. Sebagian besar dari siswa justru memperlihatkan aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran, seperti kelihatan bengong dan melamun, kurang bergairah, kurang memperhatikan, bermain-main sendiri, berbicara dengan teman ketika dijelaskan, canggung berbicara atau berdialog dengan teman waktu diskusi, dan lain sebagainya. Sementara itu dari hasil ulangan harian/ulangan blok, prestasi belajar mereka hanya sebesar 45% yang berhasil mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Kata Kunci:Model STAD, Biologi, SMA N 2 Muara Bungo
Article
Full-text available
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2016/2017 melalui implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2016/2017. Skor rata-rata Aktivitas Belajar Akuntansi meningkat dari siklus I sebesar 67,30% menjadi 90,92% atau meningkat sebesar 23,62%. Pada siklus I, rata-rata Hasil Belajar Akuntansi pada pre test sebesar 45,82 meningkat menjadi 85,00 pada post test atau meningkat sebesar 39,18. Pada siklus II, nilai rata-rata Hasil Belajar Akuntansi siswa pada pre test sebesar 42,54 meningkat menjadi 82,40 pada post test atau meningkat sebesar 39,86.Kata Kunci: Aktivitas Belajar Akuntansi, Hasil Belajar Akuntansi, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Article
This research conducted to improve university students’ motivation in basic and process of learning biology subject in Biology Education Study Program Universitas Jambi through implementation of learning journal. This research have done by two cycle, which each cycle done with four steps, include planning, action, observation, and reflection. The result show that percentation score before action is 67% in enough criteria, in first cycle up to be 76,25% with good criteria, and in the second cycle increase to 76,25% also in good criteria. In conclusion, implementation of learning journal can increase learning motivation.
Article
One of the very important process in education is a learning process. The success of the learning process is necessary to motivate the student to be able to encourage their learning activities. STAD cooperative learning is a learning model that trains students to work together in a small group and help each other in solving problems, thus the gain mastery of subject matter understanding. STAD cooperative learning model is not much different from the usual lesson by the teacher. Teachers still contribute in the learning process so that not just released and expected students still easy to adaptable. The purpose of this study was to find out the relationship between motivation and student learning activities with the implementation of STAD. This study used quasi-experimental research method. The population of this study was all first grade students in Model Islamic State Junior High School (MTsN) of Banda Aceh amounting to 39 students chosen from 11 classrooms. Samples were collected by using random sampling technique. Instruments of this study were cognitive learning outcomes test, student motivation questionnaire, and student learning activity observation sheet. Data were analyzed by multiple correlation test at significant level of 0.05. The results of the analysis of research data shows the value of R = 0.56 with P 0.00 (< 0.05) then Ho is rejected and Ha accepted. It can be concluded that there was a significant relationship on student motivation and learning activity toward student cognitive learning outcomes by the implementation of STAD. In order to improve the cognitive learning outcomes,motivation and learning activities optimally it is expected that biology teachers implemented STAD than can actively involve the students in learning process.
Article
Learning activity was a student’s activeness in learning process to achieve outcome and aim of learning which had been determined. This research aimed to describe the degree of student’s learning activity, its outcome and the correlation between them. Collecting data used purposive sampling technique which used 36 students of class XB as a sample. The data of student’s learning activity was analyzed by using observation checklist. The observation result showed that the mean of student’s learning activity was 51,76 % with the category of active enough. The result of second term examination 2016/2017 showed that the mean of student’s score was 40,42 as less good category. The correlation between students’ learning activity and its outcome was analyzed by the correlation of product moment formula. The result of analyzing data showed that there was positive correlation between students’ learning activity and outcome in chemistry X class at SMA Negeri 5 Pontianak with correlation coefficient 0,67 as high category. The contribution of students’ learning activity and outcome was obtained coefficient of determination (r2) equal to 0,451. Thus, it could be concluded that there was a influence and positive relationship with the strong category between student learning activities and learning outcomes in chemistry class X at SMA Negeri 5 Pontianak.Keywords : Students’ learning activity, Students’ learning outcome, Chemistry
  • R S Budiarti
  • A Sadikin
Budiarti, R.S. & Sadikin, A. (2015). Pengaruh Kartu Kwartet Animalia dengan Model TGT terhadap Pemahaman Materi Taksonomi Hewan. Jurnal Biodik, 1(1), 1-9.
Penelitian Pendahuluan tentang Dampak Model Pembelajaran Couple Card Teams Tournament (CCTT) terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat Jambi
  • R Hidayat
Hidayat, R. (2018). Penelitian Pendahuluan tentang Dampak Model Pembelajaran Couple Card Teams Tournament (CCTT) terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X IPA 2 SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat Jambi. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 11(2), 111-116.
Models of Teaching Edisi Kesembilan
  • B Joyce
  • M Weil
  • E Calhoun
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E., (2016). Models of Teaching Edisi Kesembilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
  • Hidayat
Hidayat et. al. / Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  • A M Sardiman
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.