Available via license: CC BY-NC 4.0
Content may be subject to copyright.
Indonesian Dental Association
Journal of Indonesian Dental Association
http://jurnal.pdgi.or.id/index.php/jida
ISSN: 2621-6183 (Print); ISSN: 2621-6175 (Online)
The Effectiveness Differences
Between Watermelon (Citrullus
lanatus) Extract 100% and
Carbamide Peroxide Gel 10%
in Tooth Whitening (ex vivo)
Any Setyawati1§, Syifa Nabila Farah Fauziah Nur2
1 Dental Conservation, Dentistry Education Program, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia
2 Dental School, Faculty of Medicine and Health Sciences, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
KEYWORDS
watermelon fruit extract;
carbamide peroxide gel;
teeth whitening
ABSTRACT
Introduction: Discoloration can be caused by intrinsic or extrinsic factors. One of the
discoloration treatments is teeth whitening. Teeth whitening process usually uses chemicals
such as hydrogen peroxide or carbamide peroxide which can cause side effects, namely
gingival irritation. Previous research has found that malic acid in strawberries can whiten teeth.
Watermelons contain greater malic acid than strawberries. Objective: To analyze the
effectiveness of 100% watermelon (Citrullus lanatus) extract on teeth whitening. Methods:
The study was a laboratory experimental study with a total of 15 anterior post-extraction teeth
which were discolored using black tea, divided into 3 groups. Group 1 was immersed in 100%
watermelon extract, group 2 was immersed in 10% carbamide peroxide as positive control and
group 3 was immersed in sterile aquades as negative control, for 56 hours, measured using a
shade guide and spectrophotometer. Data were analyzed using one way Anova. Results: The
100% watermelon extract was effective for teeth whitening. There was a significant difference
between 100% watermelon extract compared to negative control (p < 0.05). However, there
was also a significant difference between 100% watermelon extract, and 10% carbamide
peroxide gel (p = 0.003). Conclusion: The watermelon extract has the ability as teeth
whitening agent. However, further study is still needed to explore this result and determine the
proper concentration for teeth whitening.
§ Corresponding Author
E-mail address: evakg_96@yahoo.co.id (Setyawati A)
DOI: 10.32793/jida.v3i1.429
Copyright: ©2020 Setyawati A, Nur SNFF. This is an open access article distributed under the terms of the Creative
Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium
provided the original author and sources are credited.
31
Received date: December 17, 2019. Accepted date: February 2, 2020. Published date: February 20, 2020.
KATA KUNCI
ekstrak buah semangka;
gel karbamid peroksida;
pemutihan gigi
ABSTRAK
Pendahuluan: Perubahan warna gigi (diskolorasi) dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
maupun ekstrinsik. Perawatan diskolorasi salah satunya adalah pemutihan gigi. Proses
pemutihan gigi biasanya menggunakan bahan-bahan kimiawi seperti hidrogen peroksida atau
karbamid peroksida yang dapat menimbulkan efek samping yaitu iritasi gingiva. Penelitian
sebelumnya telah menemukan bahwa asam malat dalam buah stroberi dapat memutihkan gigi.
Buah semangka mengandung asam malat yang kandungannya lebih besar daripada stroberi.
Tujuan: Untuk menganalisis efektivitas ekstrak semangka (Citrullus lanatus) 100% terhadap
pemutihan gigi. Metode: Penelitian bersifat eksperimen laboratoris dengan jumlah sampel 15
gigi anterior pasca-ekstraksi yang dilakukan diskolorasi menggunakan teh hitam, dibagi
menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 direndam dalam ekstrak semangka 100%, kelompok 2
direndam dalam karbamid peroksida 10% sebagai kontrol positif dan kelompok 3 direndam
dalam akuades steril sebagai kontrol negatif, selama 56 jam, diukur menggunakan shade guide
dan spektrofotometer. Data dianalisis menggunakan Anova satu jalan. Hasil: Ekstrak
semangka 100% efektif untuk memutihkan gigi. Ada perbedaan yang signifikan antara ekstrak
semangka 100% dibandingkan dengan kontrol negatif (p <0,05). Perbedaan yang signifikan
juga ditemukan antara ekstrak semangka 100%, dan 10% karbamid peroksida gel (p=0,003).
Kesimpulan: Ekstrak semangka memiliki kemampuan sebagai zat pemutih gigi. Namun,
penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi hasil ini dan menentukan
konsentrasi yang tepat untuk memutihkan gigi.
PENDAHULUAN
Diskolorasi adalah suatu keadaan warna gigi
mengalami perubahan karena berbagai faktor penyebab
baik ekstrinsik maupun instrinsik. Diskolorasi ekstrinsik
dapat disebabkan oleh noda tembakau dan teh yang
melekat pada permukaan gigi. Diskolorasi intrinsik dapat
disebabkan oleh penggunaan obat tetrasiklin, trauma
pada gigi, material restorasi gigi, material perawatan
saluran akar, dan gangguan saat periode perkembangan
gigi seperti amelogenesis imperfekta.1
Perawatan di kedokteran gigi yang dapat dilakukan
untuk kasus diskolorasi adalah pemutihan gigi.
Perkembangan pemutihan gigi telah terjadi kurang lebih
selama 2000 tahun oleh seorang ahli. Pada sekitar tahun
1300, memutihkan gigi adalah perawatan gigi yang
paling banyak diminati selain pencabutan gigi2. Bahan-
bahan yang biasa digunakan untuk pemutihan gigi antara
lain hidrogen peroksida, karbamid peroksida, dan natrium
perborat. Teknik pemutihan gigi diklasifikasikan menjadi
bleaching secara internal (pada gigi nonvital) dan
bleaching secara eksternal (pada gigi vital).3 Penyebab
diskolorasi gigi yang dapat berasal dari makanan dan
minuman seperti teh, kopi, anggur merah, tembakau dan
perubahan struktur pada dentin dan struktur email.4
Teknik bleaching secara internal meliputi teknik walking
bleach dan teknik termokatalitik.1 Teknik bleaching
secara eksternal meliputi teknik home bleaching dan
teknik in-office bleaching.2 Penggunaan bahan pemutih
gigi yang mengandung bahan kimia dapat menimbulkan
beberapa efek samping, antara lain gigi sensitif yang
umumnya terjadi dalam waktu singkat, iritasi pada
mukosa gingiva dan tenggorokan menyebabkan nyeri,
kerusakan pulpa, kerusakan jaringan keras gigi dan dapat
menyebabkan resorbsi akar eksternal dan kebocoran
mikro pada restorasi komposit.1,3
Saat ini banyak dilakukan penelitian mengenai
pemanfaatan bahan alami pemutih gigi yang dianggap
lebih aman, murah, dan mudah diperoleh dibandingkan
bahan kimiawi. Asam malat dan asam elagat yang
terkandung dalam buah-buahan dapat memutihkan gigi.5
Asam malat juga dapat membantu menjaga kebersihan
mulut dan dapat digunakan untuk membersihkan email
yang dilakukan oleh dokter gigi.6 Pada penelitian
sebelumnya, diketahui apel mengandung asam malat
yang terbukti dapat membantu melarutkan noda pada
gigi. Selain apel, buah stroberi diketahui memiliki
kandungan ellagic acid dan hidrogen peroksida yang
dapat menyebabkan warna email menjadi lebih terang.5,7
Buah semangka (Citrulluls lanatus) memiliki
kandungan asam malat yang lebih besar yaitu 99%,
dibanding buah apel 95%. Buah semangka juga
mempunyai kandungan hidrogen peroksida seperti
stroberi. Semangka memiliki suatu kandungan yang dapat
menghilangkan noda dan pemutih gigi, yaitu asam malat
dan hidrogen peroksida. Asam malat merupakan
golongan asam karboksilat yang mempunyai kemampuan
memutihkan gigi dengan cara mengoksidasi permukaan
email gigi sehingga menjadi netral dan menimbulkan
efek pemutihan.8
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen
laboratoris murni ex vivo. Subjek penelitian yang
32
Journal of Indonesian Dental Association 2020 3(1), 31-36 Setyawati A, et al.
digunakan dalam penelitian ini adalah gigi insisif dan
gigi kaninus sebanyak 15 gigi yang yang mahkotanya
masih utuh, akar tidak perforasi, tidak karies dan tidak
anomali. Pembuatan ekstrak buah semangka dilakukan di
Laboratorium Farmasi Unit II GM dan tempat
pengukuran intensitas cahaya atau spektrofotometer
dilakukan di laboratorium teknik tekstil UII. Tahapan
penelitian dibagi menjadi tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan.
Tahap Persiapan
Pembuatan larutan teh hitam untuk proses
diskolorasi gigi, pemberian nomor urut pada seluruh
sampel kemudian bagian akar diolesi cat kuku warna
bening hingga bagian servikal. Sebelum diberi perlakuan,
warna gigi-gigi tersebut diukur dengan menggunakan
shade guide Vitapan Clasical. Tahap persiapan akhir
adalah proses pembuatan ekstrak buah semangka.
Semangka dipotong-potong, dikeringkan dengan oven,
lalu diblender, selanjutnya dilakukan teknik ekstrak
maserasi. Semangka yang digunakan pada penelitian ini
adalah jenis round dragon dengan ciri berbiji, bentuk
buah bulat agak oval, kulit buah hijau cerah berstrip hijau
gelap, warna daging merah, rasa manis dan renyah.9
Tahap Pelaksanaan
Gigi-gigi dilakukan diskolorasi dengan direndam
dalam larutan teh hitam, kemudian diukur warnanya
dengan menggunakan shade guide agar dapat diketahui
perbedaan atau perubahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemutihan gigi. Lima belas gigi tersebut yang
telah diukur dengan shade guide selanjutnya dipersiapkan
untuk pengukuran menggunakan spektrofotometer.
Sebelum pengukuran dengan spektrofotometer, gigi
diberi lakban hitam pada bagian akar gigi yang bertujuan
untuk mengendalikan nilai pada spektrofotometer karena
lakban hitam mempunyai nilai 0 (gelap), setelah diberi
lakban hitam bagian akar gigi lalu dimasukkan ke dalam
suatu plastik bening kecil dan diberi penomoran.
Penembakan sinar pada spektrofotometer harus mengenai
bagian mahkota gigi.
Kelompok 1 terdiri atas 5 gigi direndam dalam
ekstrak semangka 100%, kelompok 2 terdiri atas 5 gigi
direndam dalam gel karbamid peroksida 10% dalam
suatu wadah plastik selama 56 jam, kelompok 3 (kontrol)
terdiri atas 5 gigi direndam dalam akuades steril,
semuanya diletakkan dalam wadah plastik direndam
selama 56 jam. Setiap pagi dan sore dilakukan
penggantian larutan ekstrak semangka, gel karbamid
peroksida dan larutan akuades (dengan diasumsikan
pemakaian home bleaching adalah sehari 2 kali),
selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan shade
guide dan alat spektrofotometer. Warna shade guide
dikoversikan dalam bentuk angka menggunakan alat
spektrofotometer untuk mendapatkan data dalam bentuk
angka sehingga mempermudah proses analisa data
penelitian.
Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan adalah statistik
inferensial parametrik. Metode analisis yang digunakan
merupakan data kuantitatif yang berupa bilangan atau
angka yang mencerminkan nilai perubahan warna gigi.
Metode analisis data menggunakan uji ANOVA satu
jalan.
HASIL
Hasil menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna
gigi lebih putih setelah di aplikasikan dengan ekstrak
semangka 100%. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara ekstrak semangka 100% dibandingkan dengan
kontrol negatif (p < 0,05). Namun, ada juga perbedaan
yang signifikan antara 100% ekstrak semangka, dan 10%
karbamid peroksida gel (p = 0,003).
Tabel 1 menunjukan terjadi perubahan nilai dE*ab
pada kelompok sebelum dan sesudah dilakukan
perendaman dalam gel karbamid peroksida 10% begitu
juga dengan nilai shade guide yang mengalami
perubahan meningkat menjadi lebih putih yaitu seperti
contoh pada sampel 1 dari A3 menjadi B2.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat terjadi perubahan
nilai dE*ab pada kelompok sebelum dan sesudah
dilakukan perendaman dalam ekstrak semangka 100%
begitu juga dengan nilai shade guide yang mengalami
peningkatan.
Tabel 3 yaitu kontrol negatif yang direndam dalam
akuades steril yang digunakan sebagai pembanding
diantara dua kelompok yang lain, terlihat perubahan hasil
yang sangat kecil baik pada spektrofotometer maupun
shade guide, bahkan cenderung sama tidak mengalami
perubahan apapun. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
selisih nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman.
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas, penyebaran
data pada ketiga kelompok adalah normal, karena nilai p
>0,05. Untuk menguji hipotesis, dilakukan uji parametrik
ANOVA satu jalan.
Nilai warna gigi berdasarkan Saroea 2008 yaitu:10
dE*ab = {(L*)2 + (a*)2 + (b*)2}1/2
L* = ukuran suatu kecerahan benda (0-100) / (0-256)
a* = ukuran kemerahan (a > 0) atau kehijauan (a < 0)
b* = ukuran kekuningan (b > 0) atau kebiruan (b < 0)
33
Journal of Indonesian Dental Association 2020 3(1), 31-36 Setyawati A, et al.
34
Sampel No
Gel Karbamid Peroksida 10%
Sebelum Perendaman Setelah Perendaman
Shade Guide
Spektrofotometer
Shade Guide
Spektrofotometer
1 A3 108,96 B2 128,01
2 A3 114,17 B2 127,17
3 B3 94,08 D2 121,79
4 A3 113,91 B1 140,49
5 A3 105,35 B2 128,30
Tabel 1. Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman gel karbamid peroksida 10%.
Tabel 2. Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman ekstrak semangka 100%.
Sampel No
Ekstrak Semangka 100%
Sebelum Perendaman Setelah Perendaman
Shade Guide
Spektrofotometer
Shade Guide
Spektrofotometer
6 B4 91,50 D3 115,39
7 B3 95,29 A1 140,02
8 A4 83,91 B2 129,88
9 B4 91,38 A2 122,72
10 A3 104,63 D2 124,52
Tabel 3. Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman dalam akuades steril sebagai kontrol negatif.
Sampel No
Akuades Steril (Kontrol Negatif)
Sebelum Perendaman Setelah Perendaman
Shade Guide
Spektrofotometer
Shade Guide
Spektrofotometer
11 B3 98,71 B3 91,36
12 B3 98,31 B3 100,14
13 A4 84,63 A4 85,43
14 B4 92,49 B4 95,72
15 A4 81,38 A4 82,08
Tabel 4. Data selisih nilai dE*ab setelah dan sebelum perendaman gigi
Bahan Bleaching
Karbamid Peroksida 10% Ekstrak Semangka 100% Akuades Steril
No. Sampel Nilai Selisih No. Sampel Nilai Selisih No. Sampel Nilai Selisih
1 19,05 6 23,89 11 -7,35
2 13,00 7 44,73 12 1,83
3 27,71 8 45,97 13 0,8
4 26,58 9 31,34 14 3,23
5 22,95 10 19,89 15 0,70
Journal of Indonesian Dental Association 2020 3(1), 31-36 Setyawati A, et al.
Hasil pengukuran dengan menggunakan
spektrofotometer memiliki nilai yang berbeda-beda pada
setiap sampel, hasil tersebut didapat dari nilai jarak L*,
a*, b* sehingga didapat nilai dE*ab yaitu besarnya
intensitas warna yang diserap setiap sampel.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada kelompok gigi yang direndam
dalam ekstrak semangka 100%, dan kelompok dengan
direndam dalam gel karbamid peroksida 10% terjadi
perubahan nilai dE*ab pada pengukuran dengan
spektrofotometer yaitu memiliki nilai lebih besar setelah
perendaman. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelum-
nya yang dilakukan oleh Sluzker bahwa pada benda yang
mempunyai daya kilau dan bersifat solid seperti gigi,
maka angka sinar yang dipantulkan akan dibelokkan
sehingga penyerapan warna lebih sedikit. Semakin
sedikit sinar yang dipantulkan maka penyerapan warna
akan semakin besar yang berarti warna gigi menjadi lebih
putih.11
Perbedaan rata-rata antara kelompok yang direndam
dalam ekstrak semangka 100%, kelompok yang direndam
dalam gel karbamid peroksida 10% dan kelompok yang
direndam dalam akuades steril, tingkat signifikansi 0,05
dan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil perbedaan
kelompok ekstrak semangka dan kelompok gel karbamid
peroksida memiliki nilai siginifikansi p = 0,003 dan nilai
p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok yang direndam dengan ekstrak
semangka dan kelompok yang direndam dengan gel
karbamid peroksida.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
semangka 100% dapat memutihkan gigi. Kandungan
Kandungan dalam buah semangka yaitu asam malat
merupakan golongan asam karboksilat yang dapat
memutihkan gigi dengan cara mengoksidasi permukaan
email sehingga menjadi netral dan menimbulkan efek
pemutihan5, Hal ini sesuai dengan penelitian Pramesti
yang membuktikan bahwa asam malat dalam strawberry
dapat memutihkan gigi yang terkena noda kopi.7 Hal ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Puspasari
bahwa kandungan asam malat dalam apel dapat
membantu melarutkan noda pada gigi.12 Buah semangka
(Citrulluls lanatus) memiliki kandungan asam malat yang
tinggi yaitu 99%, dan kandungan asam malat yang
terbesar selain pada semangka adalah apel 95% dari total
seluruh asam pada buah tersebut. Asam malat merupakan
golongan asam karboksilat yang mempunyai kemampuan
memutihkan gigi dengan cara mengoksidasi permukaan
email gigisehingga menjadi netral dan menimbulkan efek
pemutihan5. Dalam penelitian ini gel karbamid peroksida
10% lebih efektif untuk pemutihan gigi. Perendaman
sampel dalam gel karbamid peroksida 10% memiliki
hasil pemutihan gigi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok yang direndam dalam ekstrak
semangka 100%, menurut Cabarello, karbamid peroksida
merupakan salah satu bahan kimia di kedokteran gigi
yang biasa digunakan sebagai bahan home bleaching
dengan kandungan hidrogen peroksida sebesar 3,5% dan
urea 6,5% yang tentunya akan menyebabkan gigi menjadi
lebih putih dibandingkan bahan pemutih gigi yang alami,
semakin tinggi konsentrasi dan durasi pengaplikasian
bahan bleaching maka akan semakin cepat pula efek
pemutihan pada gigi.13
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rivero,
menunujukkan adanya aktifitas enzim polifenol oksidase
dan peroksidase pada semangka yang lebih tinggi
dibanding tomat. Hidrogen peroksida yang terdapat
dalam semangka berperan sebagai oksidator kuat yang
menghancurkan agen penghasil warna gigi penyebab
diskolorasi dengan cara membebaskan radikal bebas atau
oksigen aktif ke permukaan email dan dentin sehingga
menyebabkan ikatan konjugasi pada zat penyebab
diskolorasi gigi rusak, kemudian gigi dapat menjadi
putih.14 Kadar hidrogen peroksida dalam satu buah tomat
sekitar 4000 x 10-9 mol yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pemutihan gigi yang mengalami perubahan
warna.15
Reaksi yang terjadi pada proses pemutihan gigi
disebut dengan reaksi oksidasi, reaksi ini menggunakan
hidrogen peroksida yang terdapat pada buah semangka
berperan sebagai oksidator kuat yang berperan untuk
memutihkan gigi. Kandungan lain dalam buah semangka
yaitu asam malat merupakan golongan asam karboksilat
yang mempunyai kemampuan memutihkan gigi sama
seperti hidrogen peroksida yaitu dengan cara
mengoksidasi permukaan email sehingga menjadi netral
dan menimbulkan efek pemutihan.16
KESIMPULAN
Ekstrak semangka memiliki kemampuan sebagai
bahan pemutih gigi. Namun, penelitian lebih lanjut masih
diperlukan untuk mengeksplorasi hasil ini dan
menentukan konsentrasi semangka yang tepat untuk
memutihkan gigi sehingga dapat dibandingkan dengan
gel karbamid peroksida.
KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Grossman L, Oliet S, Del Rio C, Ilmu endodontik
dalam praktek. Ed 11. Jakarta: EGC; 1995.
2. Ascheim K, Dale B, Esthetic dentistry: A clinical
35
Journal of Indonesian Dental Association 2020 3(1), 31-36 Setyawati A, et al.
approach to techniques and material. 2nd ed. St.
Louis(MO): Elsevier/Mosby; 2011.
3. Walton RE, Tarobinejad M. Prinsip dan praktek ilmu
endodonsi. Ed 3. Jakarta: EGC; 2008.
4. Brenna F. Restorative dentistry: Treatment
procedures and future prospects. St. Louis (MO):
Elsevier/Mosby; 2011.
5. Margaretha J, Rianti D, Meizarini A. Effect of
strawberry paste and carbamide peroxide gel 10%
towards the brightness enamel tooth. Mater Dent J
FKG UNAIR. 2008;1(1):2009-01.
6. Fauziah D. Colour change of enamel after
application Averrhoa blimbi. J Dent Indonesia.
2012;19(3):53-6.
7. Pramesti A, Jasrin TA, Hidayat OT. Teeth re-
whitening effect of strawberry juice on coffee
stained teeth. Padjajaran Journal of Dentistry.
2013;25(1):15-20.
8. Octarina, Aprilianti E. The effect of citrus limon and
whitening toothpaste to teeth color changes (study on
the right maxillary central incisor of 18 year old
female). In: Proceedings of The International Dental
Conference of Sumatera Utara: Advances in Health
Sciences Research [Conference Proceedings on the
Internet]; 2017 Dec 7-9; North Sumatera. Beijing:
Atlantis Press; 2017.
9. Wihardjo S. Bertanam semangka. Yogyakarta:
Kanisius; 1993.
10. Ariana TR, Wibisono G, Praptiningsih RS. Pengaruh
perasan buah lemon terhadap peningkatan warna
gigi. Media Dental Intelektual. 2015; 2(1):74-78
11. Sluzker A, Knosel M, Athanasiou AE. Sensitivity of
digital dental photo CIE L*a*b* analysis compared
to spectrophotometer clinical assessments over 6
months. Am J Dent. 2011;24(5):300-4.
12. Puspasari N, Effendi M, Nugraeni Y. Pengaruh
pemberian jus apel (Malus sylvestris Mill.) varietas
anna pada gigi yang telah direndam larutan kopi
terhadap pemutihan gigi secara in vitro. Insisiva
Dent J: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva.
2012;1(2):17-19.
13. Caballero AB, Navarro LF, Lorenzo JA. At home
vital bleaching: A comparison of hydrogen peroxide
and carbamide peroxide treatment. Med Oral Patol
Oral Cir Bucal. 2006;11:E94-E99.
14. Rivero D. Resistence to cold and heat stress:
Accumulation of phenolic compunds in tomato and
watermelon plants. Plant Sci. 2001;160:3015-321.
15. Saputro B. Pengaruh konsentrasi jus buah tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.) terhadap perubahan
warna gigi dalam proses pemutihan gigi secara in
vitro [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2009.
16. Joiner A. The bleaching of teeth: A review of the
literature. J Dent. 2006;34:412-419.
36
Journal of Indonesian Dental Association 2020 3(1), 31-36 Setyawati A, et al.