Article

PERBEDAAN KUALITAS BIOLOGI, KIMIA DAN FISIKA AIR SUMURPADA BERBAGAITEKSTUR TANAH DI KECAMATAN TEGALSARI KEBUPATEN BANYUWANGI

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.

Abstract

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup oleh semua makhluk oleh karena itupenting mengetahui kualitas air sebelum dikonsumsi. Kondisi dan tekstur tanah dapat mempengaruhi kualitas airnya. Di kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi yang memiliki tanah bertekstur clay loamdan loamkon-disi airnyakeruh, berbaudan berasa asin sedangkan pada wilayah laindiKecamatan yang sama yang bertekstur tanah sandy loamkondisi airnya jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas biologi, kimia dan fisika air sumur ada tanah bertekstur clay loam, loamdan sandy loam. Uji kualitas air menggunakan 3 parameter yaitu parameter biologi menggunakan metode MPN, uji kimia meliputi pengukuran pH,danDO, uji fisika meliputi pengukuran TDS dan uji organoleptik warna, bau dan rasa. Hasil pe-nelitian berdasarkan parameter biologi dan kimia menunjukkan bahwa air sumur pada tanah bertekstur clay loam, loam dansandy loamlayak untuk dikonsumsi, sedangkan berdasarkan parameter fisika (TDS) air sumur pada tanah bertekstur clay loamterbukti tidak layak dikonsumsi dengan nilai TDS >500 mg/L. Secara orga-noleptik air sumur yang layak untuk dikonsumsi adalah air sumur pada tanah bertekstur sandy loamkarena air ti-dak berwarna, tidak be-rasa dan tidak berbau. Seluruh hasil penelitian telah disesuaikandengan PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010.

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the authors.

Article
Full-text available
Water quality plays an important role in maintaining the balance of aquatic ecosystems, including the abundance and diversity of plankton. This study aims to analyze the effect of various water quality parameters such as temperature, dissolved oxygen (DO), carbon dioxide (CO2) levels, Biochemical Oxygen Demand (BOD), pH, brightness, and turbidity on plankton diversity in Bozem. Data were obtained from eight observation stations with water quality parameter measurements and plankton sampling. The results showed that the water quality in Bozem was not optimal, with low DO values (1.79 mg/L), high water temperatures (average 31.05°C), and low brightness (0.30 m), which contributed to the decline in plankton abundance. A total of 39 plankton genera were identified, with Synedra as the most dominant genus. Poor water quality inhibits plankton growth, which can impact the balance of the food chain in these waters. This study shows the importance of better water quality management to maintain the sustainability of aquatic ecosystems in Bozem. This study also contributes to the understanding of the multifactorial interactions between water quality parameters and plankton.
Article
Full-text available
Abstrak Latar belakang: Pendahuluan: Setiap depot air minum wajib melakukan pemeriksaan mutu produk sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun tidak satupun dari sembilan depot air minum di Kecamatan Bungus melakukan hal tersebut. Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh air minum yang tidak berkualitas. Morbiditas rate diare di Kecamatan Bungus tertinggi ke-2 di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum yang dihasilkan depot air minum di Kecamatan Bungus berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Metode Penelitian: Populasi pada penelitian ini adalah air minum yang berasal dari depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada, yaitu sembilan sampel. Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu pengambilan sampel air dengan galon air sekaligus observasi faktor yang mempengaruhi kualitas air dan pemeriksaan mikrobiologis dengan Most Probable Number Test (MPN) terhadap sampel yang terdiri dari tiga tes, yaitu presumptive test, confirmative test, dan complete test. Hasil Penelitian: Lima dari sembilan sampel mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima sampel tersebut juga mengandung E. coli. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa 55,6% depot air minum di Kecamatan Bungus menghasilkan air minum yang kualitasnya tidak memenuhi persyaratan mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adalah air baku, kondisi depot, kebersihan operator, dan penanganan terhadap wadah pembeli. Kata kunci: Depot air minum isi ulang, pemeriksaan mikrobiologis Abstract Background: Every depot is obliged to do inspection of product quality prescribed by the regulations, but not one even also from nine drinking water depot in District of Bungus do the mentioned. Diarrhea is one of the disease that cause by bad quality water product. Diarrhea morbidity rate in the Bungus District is second highest in Padang City. This Research aim to to know the drinking water quality produced by drinking water refill depot in the Bungus District based on microbiological requirements. Methods: Population of this research is drinking water refill depots in the Bungus District of Padang city and sample of this research is all of existing population, that is nine drinking water depot. Research executed in 2 phase that is intake of water sample with gallon at the same time do observation of the factor that influencing the quality of water and mikrobiological test with Most Probable Number Test ( MPN) to the sampel which consist of three test, that is presumtive test, konfirmative test, and complete test. Result: Five from nine sample contain coliform bacteria and three from five the sampel also contain E. coli. Conclusion: This matter indicate that 55,6% drinking water refill depot in District of Bungus produce drinking water which its quality don’t fulfill microbiological requirements which have been specified by government. Some factor able to influence is standard water, condition of depot, hygiene of operator, and handling to place of buyer. Keywords: Drinking water refill depots, mikrobiological test
Article
Limited availability of raw water is one of the problems encountered in the provision of water services in Indonesia. The purpose of this study is to determine the difference in the quality of well water within 0-100 meters and within 101-200 meters from the beach by measuring physical parameters, i.e.unclearness. The number of samples in this study were 65 wells owned by residents in the Village of Madidir Ure and from those wells there are 25 with a distance of 0-100 meters and 40 with a distance of 101-200 meters from the beach.The parameters were observed referring to the Regulation of the Minister of Health of Indonesia Number 479/Menkes/Per/IV/2010 about the Terms and Water Quality Monitoring, including the physical parameters such as unclearness measured by using turbidity. Data collection methods used in this study is a cross sectional and the laboratory analysis was done in “Badan Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)” Manado. The results, show water quality from the well within distance of 0-100 meters exceeds a set of maximum levels of more than 5 NTU, while the result of the water quality within 101-200 meters does not exceed the maximum of 5 NTU. Conclusion: there is a difference in the quality of water in the Village of Madidir Bitung City Ure taken from the well within a distance of 0-100 meters and the well within 101-200 meters from the beach. Keywords: Water Quality, Well, Parameter physics Abstrak: Terbatasnya ketersediaan air baku adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan layanan air bersih di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas air sumur yang berjarak 0-100 meter dan 101-200 meter dari tepi pantai dengan parameter ukur fisika. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 sumur milik penduduk di Kelurahan Madidir Ure dan keseluruhan sumur tersebut ada 25 sumur dengan jarak 0-100 meter dan 40 sumur dengan jarak 101-200 meter dari tepi pantai. Adapun parameter yang diamati mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 479/Menkes/ Per/IV/2010 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air yang meliputi parameter fisika seperti kekeruhan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross sectional atau potong lintang dan dianalisis di laboratorium Badan Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado. Hasil penelitian menunjukkan kualitas air dengan jarak 0-100 meter melebihi kadar maksimum yang ditetapkan yaitu lebih dari 5 NTU (Nephlometer Turbidity Unit), sedangkan kualitas air dengan jarak 101-200 meter hasilnya tidak melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan yaitu kurang dari 5 NTU (Nephlometer Turbidity Unit). Simpulan: terdapat perbedaan kualitas air sumur di Kelurahan Madidir Ure Kota Bitung yang diukur dari jarak 0-100 meter dan 101-200 meter dari tepi pantai. Kata kunci: Kualitas air, Sumur, Parameter fisika
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan
  • H Effendi
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisisus.
  • D Hapsari
Hapsari, D. (2015). Kajian Kualitas Air Sumur Gali Dan Perilaku Masyarakat Di Sekitar Pabrik Semen Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap. Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan, Vol 7 (1).
Penentuan Pengaruh Kualitas Tanah Dan Air Terhadap Produksi Total Tambak Polikultur Udang Vaname Dan Ikan Bandeng Di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur Malalui Aplikasi Analisis Jalur
  • A F Hendrajat
Hendrajat, A. F. (2018). Penentuan Pengaruh Kualitas Tanah Dan Air Terhadap Produksi Total Tambak Polikultur Udang Vaname Dan Ikan Bandeng Di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur Malalui Aplikasi Analisis Jalur. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol 10 (1)
Perubahan Ph Dan Salinitas Tanah Pasir Dan Tanah Liat Setelah Penambahan Pembenah Tanah Dari Bahan Dasar Tumbuhan Aquatik
  • M Izzati
Izzati, M. (2015). Perubahan Ph Dan Salinitas Tanah Pasir Dan Tanah Liat Setelah Penambahan Pembenah Tanah Dari Bahan Dasar Tumbuhan Aquatik. Jurnal Buletin Anatomi Dan Fisiologi,Vol 24 (1).
Uji Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Kota Batu Ditinjau dari Nilai MPN Coliform Tahun
  • I W Mahdiasanti
Mahdiasanti, I. W. (2010). Uji Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Kota Batu Ditinjau dari Nilai MPN Coliform Tahun 2010. Jurnal Healthy Science, Vol. 1 No. 1: 50-62.
Mikrobology of Natural Water
  • M Pelczar
Pelczar.M. (1986). Mikrobology of Natural Water, Drinking Water and Wastewater MCgraw-Hill. Inc, New York. Posumah, D dan Giovanni. (2015).
  • Rusdiana
  • D Biyatmoko
  • G Chairuddin
  • I Dan Azidi
Rusdiana, Biyatmoko, D., Chairuddin, G., dan Azidi, I. (2015). Optimasi Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Menjadi Bahan Baku Air Minum Dengan Menggunakan Kombinasi Zeolit dan Kapur Tohor. Jurnal Enviro Scienteae, Hal (54-65).
Kadar Oksigen Terlarut Diperairan Sungai Dadap
  • Salmin
Salmin. (2000). Kadar Oksigen Terlarut Diperairan Sungai Dadap, Goba, Muara
Analisis Kualitas Biologi, Kimia, Fisika Pada Air Sumur
  • N Safitri
Safitri, N, A. (2017). Analisis Kualitas Biologi, Kimia, Fisika Pada Air Sumur, Air Hippam Dan Air Pdam Di Kelurahan Slawu Kabupaten Jember Serta Pemanfaatannya Sebagai Serial Poster. Skripsi.
Identifikasi Jenis Tanah Pada Lahan Pemukiman Berdasarkan Integrasi Pengukuran Geolistrik 3d Dan Uji Indeksproperties Tanah Di Perumahan Istana Tidar Regency-Jember
  • P Supriyadi
Supriyadi, P. (2016). Identifikasi Jenis Tanah Pada Lahan Pemukiman Berdasarkan Integrasi Pengukuran Geolistrik 3d Dan Uji Indeksproperties Tanah Di Perumahan Istana Tidar Regency-Jember. Jurnal Fisika FLUX, Vol. 13 (3).
Perbedaan Kandungan Bahan Organik Pada Tanah Pasir Dan Tanah Liat Setelah Penambahan Pembenah Tanah Dari Bahan Dasar Tumbuhan Akuatik
  • Sutandi
Sutandi, (2012). Perbedaan Kandungan Bahan Organik Pada Tanah Pasir Dan Tanah Liat Setelah Penambahan Pembenah Tanah Dari Bahan Dasar Tumbuhan Akuatik. Jurnal Buletin Anatomi Dan Fisiologi, Vol 13 (2).
Kesehatan Lingkungan
  • J Soemirat
Soemirat, J. (2011). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.