Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
35
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SMP NEGERI 15 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2017/2018.
R.L.HOLMES PARHUSIP 1) IRWANSYAH 2)
1)2)Dosen FKIP Universitas Quality
Email :holmesphsp720@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar
siswa, ditinjau dari tingkat pendidikan orangtua siswa SMP Negeri 15 Medan.
Penelitian ini dilaksanakan di Siswa Smp Negeri 15 Medan pada Tahun
Pembelajaran 2017/2018. Subjek penelitian terdiri dan Siswa Smp Negeri 15
Medan yang berjumlah 78 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik total sampling. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu : wawancara,
observasi dan angket. Dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
rumus uji t - Test (uji beda) dengan ketentuan ha diterima apabila th > tt pada =
0,05. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh bahwa : motivasi belajar
siswa SMP Negeri 15 Medan tergolong kategori sedang dengan relatif = 47,43
%. Tingkat pendidikan ayah dari Siswa SMP Negeri 15 Medan pada umumnya
berpendidikan menengah berjumlah 46 orang dan berpendidikan dasar berjumlah
23 orang.Tingkat pendidikan ibu dari siswa kelas V Siswa Smp Negeri 15 Medan
pada umumnya berpendidikan menengah berjumlah 40 orang dan berpendidikan
dasar berjumlah 36 orang. Karena th< tt pada = 0,05 maka tidak terdapat
perbedaan yang berarti motivasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan
orangtua Siswa SMP Negeri 15 Medan dalam hal ini hipotesa ditolak.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Tidak ada seorangpun yang
dapat hidup sempurna tanpa melalui
proses pendidikan baik pendidikan
formal maupun informal, sehingga
dengan demikian semua manusia
memerlukan pendidikan meskipun
dalam bentuk yang sangat sederhana
seperti pendidikan dalam keluarga.
Hal ini dipertegas oleh Sutjipto
Wirowidjojo yang dikutip dalam
Slameto (1995 : 61) menyatakan
bahwa: “Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
36
Keluarga yang sehat besar artinya
untuk pendidikan dalam ukuran
kecil, tetapi bersifat menentukan
untuk pendidikan dalam ukuran
besar yaitu pendidikan bangsa,
negara dan dunia”.
Sekolah merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang di
dalamnya terdapat aturan secara
sistematis, berprogram, memiliki
sasaran yang jelas serta merupakan
suatu proses kegiatan belajar
mengajar. UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 10 : 1 menyatakan:
“Pendidikan sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan
melalui prasarana yang
dilembagakan”. Dengan demikian
membuktikan bahwa keberadaan
sekolah telah teruji kemampuannya
dalam memajukan negara dan bangsa
dalam berbagai dimensi kehidupan.
Jika dihubungkan dengan
pendidikan anak, tentunya tingkat
pendidikan orangtua mempengaruhi
wawasan pengetahuan anak tentang
arti pentingnya pendidikan yang
pada akhirnya mempengaruhi
kemampuan anak dalam
menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Slameto (1995 : 64)
menyatakan bahwa “Tingkat
pendidikan dan kebiasaan di dalam
keluarga mempengaruhi sikap anak
dalam dalam belajar. Perlu kepada
anak ditanamkan kebiasaan -
kebiasaan yang baik, agar
mendorong semangat anak untuk
belajar”. Di dalam belajar anak
sangat membutuhkan motivasi untuk
belajar. Motivasi itu bisa berasal dari
dalam diri siswa maupun dari luar
diri siswa. Khususnya motivasi dari
luar diri siswa salah satunya adalah
motivasi dari orangtua. Dalam hal ini
Kartono (1995: 5)berpendapat bahwa
: “Keluarga mempunyai pengaruh
baik terhadap keberhasilan belajar
siswa apabila keluarga, khususnya
orangtua bersifat merangsang,
memotivasi dan membimbing
aktivitas belajar anaknya, hal ini
memungkinkan diri anak untuk
mencapai prestasi belajar yang
tinggi”.
Dari pendapat di atas
disimpulkan bahwa orangtua
mempunyai peranan yang sangat
besar dalam upaya membangkitkan
minat dan motivasi belajar anak.
Demikian juga halnya dengan
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
37
kondisi orangtua yang
berpendidikan, tentu akan lebih
banyak memahami serta mengetahui
persoalan - persoalan yang
berhubungan dengan pendidikan
anaknya. Kini dapat dimengerti,
betapa besarnya peranan orangtua
dalam membantu meningkatkan
motivasi belajar anak di sekolah.
Peran dan tanggung jawab ini sangat
tergantung pada wawasan dan cara
berpikir orangtua dalam melihat
pendidikan bagi anak untuk masa
depan. Banyak anak yang tidak
berhasil dalam pendidikannya karena
kurangnya perhatian, bimbingan dan
motivasi dari orangtua.
Dan hasil observasi awal yang
penulis lakukan di SMP Negeri 15
Medan menunjukkan bahwa adanya
perbedaan tingkat pendidikan
orangtua siswa. Orangtua umumnya
kurang memahami dan mengetahui
persoalan - persoalan yang
berhubungan dengan pendidikan
anaknya, yang meliputi penyediaan
sarana dan fasilitas belajar serta
kurang memberikan kesempatan
belajar tambahan pada anaknya di
luar jam pelajaran sekolah. Karena
kesibukan orangtua, maka tidak
adanya kesempatan waktu dan
perhatian orangtua untuk
memperhatikan belajar anak. Selain
itu karena kurangnya pengetahuan
orangtua juga tidak mampu
membantu anaknya dalam
menyelesaikan masalah belajar atau
tugas sekolah. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap motivasi
belajar anak. Anak menjadi malas
belajar baik dalam menyelesaikan
tugas di sekolah maupun tugas di
rumah sehingga menemui kesulitan
dalam belajar. Anak kurang
bergairah dalam mengikuti pelajaran
serta tidak ada kemauan untuk
mencapai prestasi yang baik maupun
untuk melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut
penulis tertarik untuk menjadikan
masalah mi menjadi suatu penelitian
ilmiah dengan menetapkan judul “
Pengaruh Tingkat Pendidikan
Orangtua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa SMP Negeri 15 Medan
Tahun Pembelajaran 2017/2018”.
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas penulis
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
38
mengemukakan identifikasi
masalahnya sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa
2. Tingkat pendidikan orangtua
C. PembatasanMasalah
Dengan memperhatikan latar
belakang dan identifikasi masalah,
maka perlu adanya pembatasan
masalah untuk membantu
mengarahkan dan mempermudah
dalam penelitian di lapangan dan
lebih memungkinkan tercapainya
hasil yang sebaik - baiknya.
Masalah ini dibatasi karena
keterbatasan penulis dibidang ilmu,
waktu, biaya, tenaga dan lain
sebagainya. Oleh karena itu
penelitian ini hanya dibatasi pada
Pengaruh Tingkat Pendidikan
Orangtua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa SMP Negeri 15 Medan
Tahun Pembelajaran 2017/2018.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian
ini:
1. Bagaimana motivasi belajar
siswa SMP Negeri 15 Medan .
2. Bagaimana tingkat pendidikan
orangtua siswa SMP Negeri 15
Medan .
3. Apakah terdapat perbedaan
motivasi belajar siswa ditinjau
dan tingkat pendidikan orangtua
siswa SMP Negeri 15 Medan .
E. TujuanPenelitian
Berdasarkan uraian di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana
motivasi belajar siswa SMP
Negeri 15 Medan .
2. Untuk mengetahui tingkat
pendidikan orangtua SMP Negeri
15 Medan .
3. Untuk mengetahui perbedaan
motivasi belajar siswa ditinjau
dan tingkat pendidikan orangtua
siswa SMP Negeri 15 Medan .
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin
diperoleh sesudah melakukan
penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah sebagai bahan
masukan atau perbandingan bagi
guru - guru di SMP Negeri 15
Medan .
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
39
2. Bagi orangtua diharapkan dapat
membantu orangtua untuk lebih
memperhatikan pendidikan
anaknya.
3. Bagi penulis sebagai masukan
yang bermanfaat guna
meningkatkan pengetahuan di
bidang pendidikan baik secara
teori maupun aplikasi langsung
dalam lingkungan sekolah.
4. Bagi peneliti lain sebagai bahan
referensi bagi semua pihak yang
membutuhkan dan ingin
mengembangkannya sebagai
karya tulis pada masa yang akan
datang.
Instrumen Penelitian
1. Defenisi operasional variabel
penelitian
Untuk memperjelas setiap
konsep dalam penelitian ini agar
tidak terjadi pengertian yang
berbeda, maka peneliti membuat
beberapa defenisi operasional
yaitu:
Motivasi belajar adalah
dorongan seseorang untuk
melaksanakan kegiatan
belajar guna memperoleh
pengetahuan, ketrampilan
demi tercapainya tujuan
belajar
Tingkat pendidikan orangtua
adalah : Tingkat pendidikan
formal yang telah dicapai
oleh orangtua yang terdiri
dari tingkat Pendidikan Dasar
(SD, SLTP), Pendidikan
Menengah (SMU, SMK) dan
Perguruan Tinggi (Sarjana
Muda, Sarjana, Pasca
Sarjana). Yang dimaksud
dengan orangtua dalam hal
ini adalah ayah dan ibu
2. Pengembangan instrumen
penelitian
Teknik pengumpulan data
merupakan cara atau alat yang
digunakan dalam mengumpulkan
data untuk dijadikan bahan
pembahasan dan analisis.
Pengumpulan data dilakukan
melalui kuesioner yang dibagikan
kepada responden.
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
40
No
Aspek yang
dipertanyakan
Indikator
No.
Item
Keterangan
1.
Motivasi belajar
1. Perencanaan untuk
belajar
2. Frekwensi belajar
3. Aktivitas belajar
4. Waktu belajar
Angket
tertutup
2.
Tingkat
Pendidikan
Orangtua
Pendidikan Dasar
(SD/SLTP), Pendidikan
rnenengah (SMU,
SMK) dan Perguruan
Tinggi, Sarjana Muda,
Sarjana, Pasca Sarjana).
1
Angket
terbuka
Berdasarkan defenisi
operasional variabel maka untuk
mengungkap data motivasi belajar
sesuai dengan indikator maka penulis
menggunakan instrumen dari Unit
Pelayanan Bimbingan Konseling
(UPBK) UNIMED. Dimana
keterandalan (reliabilitas) = 0,89 dan
kesahihan = 0,86 dilihat dari indeks
kecocokan = 86,36 %.
D. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data adalah cara
untuk memudahkan atau
menyederhanakan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan
dimengerti. Untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan motivasi
belajar siswa ditinjau dan tingkat
pendidikan orangtua digunakan
rumus uji beth (uji t). Subagyo
(1994) sebagai berikut:
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
Keterangan:
1
X
= Nilai rata-rata 1
2
X
= Nilai rata-rata 2
2
1
S
= Standar deviasi 1
2
2
S
= Standar deviasi 2
1
N
= Jumlah responden 1
2
N
= Jumlah responden 2
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
41
Deskripsi Data Penelitian
Data tentang motivasi belajar
siswa ditinjau dari tingkat
pendidikan orangtua siswa SMP
Negeri 15 Medan Tahun
Pembelajaran 2016/2017 yang pada
umumnya siswa terdiri dari orang
pribumi, dilakukan melalui kuesioner
atau angket.
Setelah angket diisi oleh responden,
data - data yang telah terkumpul
ditabulasikan dalam tabel. Data yang
diperoleh melalui angket ini dikelola
dari data kualitatif ke data
kuantitatif. Untuk angket tingkat
pendidikan orangtua yaitu ayah dan
ibu siswa dikategorikan atas
Perguruan Tinggi (PT), Pendidikan
Menengah (PM) dan Pendidikan
Dasar (PD).
Analisis Data Penelitian
Kegiatan menganalisa data
merupakan kegiatan dalam
mendeskripsikan temuan -temuan
yang diperoleh dan responden,
melalul organisasi data dan
penghitungan data sebelum
menganalisa data yang diperoleh dan
responden maka untuk angket
motivasi belajar siswa penulis
mengadakan kegiatan
mengklasifikasikan jawaban dan
mentabulasikan alternatif jawaban
yang diperoleh dan setiap nomor
item jawaban.
Dari hasil pengumpulan data
motivasi belajar siswa SMP Negeri
15 Medan Tahun Pembelajaran
2016/2017 (Lampiran 1) diperoleh
interprestasi data sebagai berikut
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Motìvasi
Belajar Siswa
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orangtua
KELAS
INTERVAL
FREKUEN
SI
RELATIF (%)
4—15
1
1,28
16—27
1
1,28
28—39
8
10,25
40—51
14
17,94
52— 63
22
28,20
64— 75
15
19,23
76—87
15
19,23
88—99
2
2,56
F=78
100%
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
42
Keterangan: 0 - 49 = Rendah
50 - 74 = Sedang
75 - 100 = Tinggi
Berdasarkan Tabel 2 di atas maka
diperoleh data sebagai berikut :
1. Untuk kategori rendah maka
diperoleh relatif (%) = 30,75
%
2. Untak kategori sedang maka
diperoleh relatif (%) = 47,43
%
2. Untuk kategori tinggi maka
diperoleh relatif (%) = 21,79
%
Dan hasil frekwensi
jawaban tersebut inaka clapat
diketahui bahwa motivasi belajar
siswa SMP Negeri 15 Medan
tergolong kategori sedang dengan
relatif = 47,43 %.
Untuk melihat tingkat
pendidikan orangtua siswa SMP
Negeri 15 Medan , maka penulis
membagi dalam 2 tingkatan yaitu:
Tabel 3
Tingkat Pendidikan Ayah
Tingkat
Pendidikan Ayah
Jumlah Siswa
Pendidikan Dasar
23 orang
Pendidikan
Menengah
46 orang
Perguruan Tinggi
9 orang
Jumlah
78 orang
Tabel 4
Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan Ibu
Jumlah
Siswa
Pendidikan Dasar
36 orang
Pendidikan Menengah
40 orang
Perguruan Tinggi
2 orang
Jumlah
78 orang
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
43
Berdasarkan tabel di atas
maka dapat diperoleh interprestasi
data sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan ayah dan
siswa SMP Negeri 15 Medan
umumnya berpendidikan
menengah yang berjumlah 46
orang dan berpendidikan Dasar
yang berjumlah 23 orang.
2. Tingkat pendidikan Ibu dan
siswa SMP Negeri 15 Medan
umumnya berpendidikan
menengah yang berjumlah 40
orang dan berpendidikan dasar
yang berjumlah 36 orang.
Selanjutnya pe ulis
mengklasifikasikan motivasi belajar
siswa ditinjau dan tingkat pendidikan
orangtua (ayah dan ibu) yang dibagi
atas Pendidikan Dasar (PD),
Pendidikan Menengah (PM) dan
Perguruan Tinggi (PT).
Tabel 5
Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Siswa Ditinjau
dari Tingkat Pendidikan Dasar Ayah
Kelas
Interval
Frekwensi
Relatif
(%)
M
F.M
D
F.D
(F.D2
)
33 - 41
3
13,04
37
111
-2
-6
12
42 - 50
5
21,73
46
230
-1
-5
5
51 - 59
1
4,34
55
55
0
0
0
60 - 68
6
26,08
64
384
1
6
6
69 - 77
3
13,04
73
219
2
6
12
78 - 86
5
21,73
82
410
3
15
45
Keterangan :
F = frekwensi
M = nilai tengah
D = deviasi
a. Mean
53
23
1219
N
FM
X
b. Standar Deviasi
2
2
n
Fd
n
Fd
CiSd
2
23
16
23
80
9
= 15,56
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
44
Tabel 6
Distribuso Frekwensi Motivasi Belajar Siswa
Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Menengah
Ayah
a. Mean
45,61
46
2827
N
FM
X
b. Standar Deviasi
2
2
n
Fd
n
Fd
CiSd
2
46
37
46
119
13
= 18,10
Tabel 7
Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Siswa
Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Tinggi Ayah
Kelas
Interval
Frekwensi
Relatif
(%)
M
F.M
D
F.D
(F.D2)
33 – 43
3
33,33
38
114
-2
-6
12
44 – 54
1
11,11
49
49
-1
-1
1
55 – 65
3
33,33
60
180
0
0
0
66 – 76
1
11,11
71
71
1
1
1
77 – 87
1
11,11
82
82
2
2
4
= 9
100 %
= 496
= 4
= 18
Kelas
Interva
l
Frekwe
nsi
Relati
f
(%)
M
F.M
D
F.D
(F.D2)
6 – 18
1
2,17
12
12
-3
-3
9
19 – 31
4
8,69
25
100
-2
-8
16
32 – 44
1
2,17
38
38
-1
-1
1
45 – 57
10
21,73
51
510
0
0
0
58 – 70
14
30,40
64
896
1
14
14
71 – 83
13
28,26
77
1001
2
26
52
84 – 96
3
6,52
90
270
3
9
27
= 46
100 %
= 2827
= 37
= 119
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
45
a) Mean
11,55
9
496
N
FM
X
b) Standar Deviasi
2
2
n
Fd
n
Fd
CiSd
2
9
4
9
18
11
= 14,79
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Ditinjau
dari Tingkat Pendidikan Dasar Ibu
Kelas
Interval
Frek
wensi
Relatif
(%)
M
F.M
D
F.D
(F.D2)
5 – 17
1
2,77
11
11
-3
-3
9
18 – 30
1
2,77
24
24
-2
-2
4
31 – 43
5
13,18
37
185
-5
-5
5
44 – 56
5
13,18
50
250
0
0
0
57 – 69
8
22,22
63
504
1
8
8
70 – 82
12
33,33
76
912
2
24
48
83 – 95
4
11,11
89
356
3
12
36
= 36
100 %
= 2242
= 34
= 110
a. Mean
27,62
36
2242
N
FM
X
b. Standar Deviasi
2
2
n
Fd
n
Fd
CiSd
2
36
34
36
110
13
= 19,10
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
46
Tabel 9
Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Siswa Ditinjau
dari Tingkat Pendidikan Menengah Ibu
Kelas
Interva
l
Frek
wensi
Relatif
(%)
M
F.M
D
F.D
(F.D2)
28 – 37
6
15
3,25
195
-3
-18
54
38 – 47
7
17,5
4,25
297,5
-2
-14
28
48 – 57
4
10
5,25
210
-1
-4
4
58 – 67
10
25
6,25
625
0
0
0
68 – 77
10
25
7,25
725
1
10
10
78 – 87
2
5
8,25
165
2
4
8
88 – 97
1
2,5
9,25
92,5
3
3
9
= 40
100 %
= 2310
= 19
= 113
a. Mean
75,57
40
2310
N
FM
X
b. Standar Deviasi
2
2
n
Fd
n
Fd
CiSd
2
40
19
40
113
10
= 16,14
Tabel 10
Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Siswa Ditinjau
dari Tingkat Pendidikan Tinggi Ibu
Kelas
Interval
Frekwe
nsi
Relat
if
(%)
M
F.M
D
F.D
(F.D2)
60 – 61
1
50
60,5
60,5
-1
-1
1
62 – 63
1
50
62,5
62,5
0
0
0
= 2
100
%
= 123
=
1
= 1
a. Mean
5,61
2
123
N
FM
X
b. Standar Deviasi
2
2
n
Fd
n
Fd
CiSd
2
2
1
2
1
2
= 1
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
47
Selanjutnya untuk melihat
motivasi belajar siswa ditinjau dari
tingkat pendidikan orangtua seperti
tertera pada tabel berikut :
Tabel 11
Mean Motivasi Belajar Siswa Ditinjau
dari Tingkat Pendidikan Orangtua
ORANGTUA
Tingkat Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
Ayah
53
61,64
55,11
Ibu
62,27
57,75
61,5
Pengujian Hipotesa
Setelah data yang diperlukan
sudah terkumpul dan dianalisis
melalui tabel, maka uraian
selanjutnya adalah pengujian
hipotesa. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat
perbedaan motivasi belajar siswa
ditinjau dan tingkat pendidikan
orangtua. Hasil analisis tersebut
dikelompokkan ke dalam tabel
tingkat pendidikan.
Tabel 12
Pengelompokkan Pendidikan Orangtua
ORANGTUA
Tingkat Pendidikan
Ayah
PD - PM
PM - PT
PD - PT
Ibu
PD - PM
PM - PT
PD - PT
Dari pengelompokkan tingkat
pendidikan orangtua di atas maka
untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan motivasi belajar siswa
ditinjau dan tingkat pendidikan
orangtua maka dapat diketahui
dengan menggunakan rumus uji t-
test (uji beth) dengan ketentuan
hipotesa diterima apabila pada =
0,05 dengan rumus:
thitung> ttabel
a. Motivasi belajar siswa ditinjau
dan ayah yang berpendidikan
Dasar dan berpendidikan
Menengah
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
48
46
1
23
1
24623
10,18)146(56,5)123(
45,6153
22
5327,19
45,8
= - 1,91
d.b = n1 + n2 - 2
= 23 + 46 – 2
= 67
t hitung = - 1,91
t table = 1,67
Karena thitung< ttabel oleh karena
itu tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05 motivasi
belajar siswa ditinjau dan ayah
yang berpendidikan dasar dan
berpendidikan menengah.
b. Motivasi belajar siswa ditinjau
dari ayah yang berpendidikan
menengah dan berpendidikan
tinggi
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
9
1
46
1
2946
79,14)19(10,18)1146(
11,5545,61
22
33,41
34,6
= 0,89
d.b = n1 + n2 - 2
= 46 + 9 - 2
= 53
t hitung = 0,98
t table = 1,68
Karena thitung< ttabel oleh karena
itu tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05
motivasi belajar siswa ditinjau
dan ayah yang berpendidikan
menengah dan berpendidikan
tinggi.
c. Motivasi belajar siswa ditinjau
dan ayah yang berpendidikan
dasar dan berpendidikan tinggi
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
9
1
23
1
2923
79,14)19(56,15)123(
11,5545,61
22
46,36
11,23
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
49
= - 0,34
d.b = n1 + n2 - 2
= 23 + 9 - 2
= 30
t hitung = - 0,34
t table = 1,69
Karena thitung< ttabel oleh karena
itu tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05 motivasi
belajar siswa ditinjau dan ayah
yang berpendidikan dasar dan
berpendidikan tinggi.
d. Motivasi belajar siswa ditinjau
dan ibu yang berpendidikan dasar
dan berpendidikan menengah
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
40
1
36
1
24036
14,16)140(15,19)136(
75,5727,62
22
35,16
52,4
= 1,11
d.b = n1 + n2 - 2
= 36 + 40 - 2
= 74
t hitung = 1,1
t table = 1,67
Karena thitung< ttabel oleh karena
itu tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05
motivasi belajar siswa ditinjau
dan ibu yang berpendidikan dasar
dan berpendidikan menengah.
e. Motivasi belajar siswa ditinjau
dan ibu yang berpendidikan
menengah dan berpendidikan
tinggi
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
2
1
40
1
2240
)12(14,16)140(
5,6175,57
22
54,11
75,3
= - 0,32
d.b = n1 + n2 - 2
= 40 + 2 - 2
= 40
t hitung = - 0,32
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
50
t table = 1,68
Karena thitung< ttabel oleh karena
itu tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05
motivasi belajar siswa ditinjau
dan ibu yang berpendidikan
menengah dan yang
berpendidikan tinggi.
f. Motivasi belajar siswa ditinjau
dan ibu yang berpendidikan dasar
dan berpendidikan tinggi
2121
2
22
2
11
21
11
2
)1()1(
NNNN
SNSN
xx
t
2
1
336
1
2236
1)12(15,19)136(
5,6127,62
22
16,187
77,0
= 0,05
d.b = n1 + n2 - 2
= 36 + 2 - 2
= 36
t hitung = 0,05
t table = 1,69
Karena thitung< ttabel oleh karena
itu tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05
motivasi belajar siswa ditinjau
dan ibu yang berpendidikan dasar
dan yang berpendidikan tinggi.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
yang diuraikan maka diperoleh
beberapa temuan penelitian sebagai
berikut:
Motivasi belajar siswa adalah
sebesar 47,43 %. Hal ini berarti
bahwa motivasi belajar siswa
SMP Negeri 15 Medan
tergolong dalam kategori
sedang.
Tmgkat pendidikan Ayah siswa SMP
Negeri 15 Medan umumnya
berpendidikan menengah
sebanyak 46 orang dan
berpendidikan dasar sebanyak
23 orang.
Tingkat pendidikan ibu dan siswa
SMP Negeri 15 Medan
umumnya berpendidikan
menengah sebanyak 36 orang
dan berpendidikan dasar
sebanyak 36 orang.
Sesuai dengan perhitungan uji t
dimana hipotesa diterima apabila
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
51
thitung> ttabel pada = 0,05 maka
diperoleh hasil :
Karena th = -191 < tt = 1,67
maka tidak terdapat
perbedaan yang berarti pada
= 0,05 motivasi belajar
siswa ditinjau dari ayah yang
berpendidikan dasar dan
berpendidikan menengah.
Karena th = 0,98 < tt = 1,68
maka tidak terdapat
perbedaan yang berarti pada
= 0,05 motivasi belajar
siswa ditinjau dari ayah yang
berpendidikan Menengah dan
berpendidikan tinggi.
Karena th = -0,3 < tt 1,69 maka
tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05
motivasi belajar siswa
ditinjau dari ayah yang
berpendidikan dasar dan
berpendidikan tinggi.
Karena th = 1,11 < tt = 1,67 maka
tidak terdapat perbedaan yang
berarti pada = 0,05
motivasi belajar siswa
ditinjau dan ibu yang
berpendidikan dasar dan
berpendidikan menengah.
Karena th = -0,32 < tt = 1,68
maka tidak terdapat
perbedaan yang berarti pada
= 0,05 motivasi belajar
siswa ditinjau dan ibu yang
berpendidikan menengah dan
berpendidikan tinggi.
Karena th = 0,05 < tt = 1,69
maka tidak terdapat
perbedaan yang berarti pada
= 0,05 motivasi belajar
siswa ditinjau dari ibu yang
berpendidikan dasar dan
berpendidikan tinggi.
Dari uraian di atas maka
penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa hipotesa dalam penelitian mi
ditolak karena thitung< ttabel pada =
0,05. Berdasarkan temuan penelitian
yang diperoleh maka dalam hal ini
walaupun tingkat pendidikan
orangtua lebih tinggi belum tentu
pola pikir, keadaan ekonomi, serta
suasana keluarga seperti yang kita
harapkan. Menurut Munandar (1999
: 227 ) “Pola pikir orangtua yang
terlalu memaksakan keinginannya
yang tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki anak akan
mempengaruhi dorongan
belajarnya“. Hal ini akan
menimbulkan kesukaran - kesukaran
kepada anak, anak akan benci
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
52
terhadap belajarnya. Menurut
Ahmadi (1991 : 287) “ Tingkat
pendidikan orangtua tidak
menentukan keadaan ekonomi dan
suasana rumah yang harmonis“.
Faktor ekonorni keluarga banyak
menentukan juga dalam belajar anak.
Misalnya anak dan keluarga mampu
dapat membelikan alat - alat sekolah
dengan lengkap, sebaliknya anak -
anak dari keluarga kurang mampu
tidak dapat membelikan alat - alat
tersebut. Dengan alat yang serba
tidak lengkap inilah maka hati anak -
anak menjadi kecewa / mundur dan
putus asa sehingga dorongan
belajarnya menjadi berkurang.
Suasana rumah yang terlalu gaduh
dan selalu tegang, selalu banyak
cekcok dalam keluarga akan
menyebabkan anak menjadi sedih,
bingung dan dirundung kekecewaan
serta tekanan batin yang terus
menerus. Akibatnya anak suka keluar
rumah mencari suasana baru
sehingga akhirnya anak malas belajar
dan terhambat dalam belajarnya.
Selanjutnya Ahmadi (1991 : 260)
menyatakan, “Karena kesibukan
orangtua, apabila ayah dan ibunya
jarang pulang ke rumah atau
berbulan - bulan meninggalkan
rumah karena tugas lain sehingga
tidak ada kesempatan untuk
memperhatikan dan meluangkan
waktu dalam mengikuti
perkembangan belajar anak“. Dalam
hal ini orangtua membiarkan anak
untuk menyelesaikan tugas
belajarnya tanpa pengawasan dan
orangtua. Sehingga anak merasa
tidak diperhatikan yang dengan
sendirinya akan berdampak terhadap
dorongan belajarnya.
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
53
Kesimpulan
Berdasarkan uraian - uraian dan
hasil penelitian, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Motivasi belajar siswa SMP
Negeri 15 Medan tergolong
kategori sedang dengan relatif
47,43 %.
2. Tingkat pendidikan Ayah dari
siswa SMP Negeri 15 Medan
umumnya berpendidikan
menengah yang berjumlah 46
orang dan berpendidikan dasar
yang berjumlah 23 orang.
3. Tingkat pendidikan Ibu dari siswa
SMP Negeri 15 Medan
umumnya berpendidikan
menengah yang berjumlah 40
orang dan berpendidikan dasar
yang berjumlah 36 orang.
4. Berdasarkan hasil penelitian ini
oleh karena th< tt maka tidak ada
perbedaan yang berarti pada =
0,05 motivasi belajar siswa
ditinjau dari tingkat pendidikan
orangtua siswa SMP Negeri 15
Medan. Berarti hipotesa ditolak.
Saran
Sesuai dengan keterangan yang
telah dikemukakan, maka penulis
mencoba memberikan saran - saran
sebagai berikut :
1. Yayasan sekolah hendaknya
memperhatikan hal - hal yang
dapat membantu meningkatkan
motivasi belajar siswa, Misalnya
penyediaan sarana dan prasarana
belajar
2. Guru sebagai tenaga pengajar
hendaknya banyak memberikan
latihan - latihan dan mampu
memotivasi siswa dalam belajar
3. Guru bimbingan konseling
hendaknya dapat membantu
membimbing anak dalam
meningkatkan motivasi belajar
anak
4. Para siswa diharapkan giat
belajar dan berlatih serta mampu
memotivasi diri sendiri untuk
meningkatkan prestasi belajarnya
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
54
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, 1991. Psikologi Sosial.
Jakarta : Rineka Cipta.
Anshari Hafi, 1993. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional.
Arikunto Suharsimi,1998. Prosedur
Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta.
Hakim Tursan, 2000. Belajar Secara
Efektif. Jakarta : Puspa
Swara.
Hamalik Qemmar, 2001. Proses
Belajar Mengajar. Bandung :
Bumi Aksara.
HanafiI. Marhijanto Bambang, 1996.
Gizi Kecerdasan Anak.
Bintang Pelajar.
Hasan Chalidjah, 1994. Dimensi -
dimensi Psikologi Penelitian.
Surabaya: AI-Ikhlas.
Kartono Kartini, 1995. Bimbingan
Belajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Munandar Utami, 1999.
Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta :
Rineka cipta.
Nasution Thamrin. 1995. Peranan
Orangtua dalam
Meningkatkan Prestasi
Belajar Anak. Jakarta : BPK.
Gunung Mulia.
Purwanto Ngalim, 1991. Psikologi
Pendidikan. Bandung :
FT.Remaja Rosdakarya.
Sardiman, A. M. 2003. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Semiawan Conny R. 2002.
Pendidikan Keluarga Dalam
Era Global. Jakarta: PT
Prenhailindo.
Slarneto, 1995. Belajar dan Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Curere / Vol.3 / No. 1 / April 2019 / p-ISSN : 2597-9507/ e-ISSN : 2597-9515
55
Sobur Alex, 1998. Pembinaan Anak
dalam Keluarga. Jakarta :
PT. BPK Gunung Mulia.
Subagyo Pangestu, 1994. Statistik
Induktif. Yogyakarta: BPFE
UU RI NO.20 Tahun 2003 Tentang
SISDLKNAS. Bandung Fokus
Media.