ArticlePDF Available

Implementasi Pelayanan Prima Sebagai Upaya Meningkatkan Marketing Sekolah

Authors:

Abstract

p> Education is a public service institution that aims to educate the nation. In achieving this goal, SDIT Taqiyya Rosyida is committed to dedicate excellent services to achieve the quality of education. The purpose of this research is to know how to implement excellent services as an effort to improve the marketing of schools in SDIT Taqiyya Rosyida. This research uses qualitative methods of descriptive. Data is collected through observation, interviews, and documentation. Research subjects are principals and research informers include teachers, students, employees, and parents. The results of this research are the implementation of excellent services in the form of: 1) Training of Excellence Services, 2) creating friendly communication, 3) animate a family atmosphere, 4) provide quality facilities, where the implementation of excellent services was able to make SDIT Taqiyya Rosyida reached the acceptance of 112 students divided into 4 study groups, in the fifth year. </p
͵Ͳ |  Fantika Febry Puspitasari, Implementasi Pelayanan Prima...
Vol. 4 No. 1, Juni 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
Implementasi Pelayanan Prima Sebagai Upaya Meningkatkan Marketing Sekolah
Fantika Febry Puspitasari
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: fantika@mpi.uin-malang.ac.id
Abstract. Education is a public service institution that aims to educate the nation. In achieving
this goal, SDIT Taqiyya Rosyida is committed to dedicate excellent services to achieve the quality
of education. The purpose of this research is to know how to implement excellent services as an
effort to improve the marketing of schools in SDIT Taqiyya Rosyida. This research uses qualitative
methods of descriptive. Data is collected through observation, interviews, and documentation.
Research subjects are principals and research informers include teachers, students, employees, and
parents. The results of this research are the implementation of excellent services in the form of: 1)
Training of Excellence Services, 2) creating friendly communication, 3) animate a family
atmosphere, 4) provide quality facilities, where the implementation of excellent services was able
to make SDIT Taqiyya Rosyida reached the acceptance of 112 students divided into 4 study groups,
in the fifth year.
Keywords. Implementation, Excellence Services, Marketing of School
Abstrak. Pendidikan merupakan lembaga pelayanan publik yang bertujuan untuk
mencerdaskan bangsa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
implementasi pelayanan prima sebagai upaya meningkatkan marketing sekolah di SDIT
Taqiyya Rosyida. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah
kepala sekolah dan informan penelitian meliputi guru, siswa, karyawan, dan wali murid.
Hasil penelitian ini adalah implementasi pelayanan prima dalam bentuk: 1) Training
khusus pelayanan prima, 2) mewujudkan komunikasi ramah, 3) menghidupkan nuansa
kekeluargaan, 4) memberikan fasilitas yang memadai, di mana implementasi pelayanan
prima tersebut mampu membuat SDIT Taqiyya Rosyida mencapai penerimaan siswa
sebanyak 112 yang terbagi dalam 4 rombongan belajar, pada tahun kelima.
Kata Kunci. Implementasi, Pelayanan Prima, Marketing Sekolah
Copyright © JMPI: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. All Right Reserved.
This is an open access article under the CC BY-NC-ND license
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
A. PENDAHULUAN
Salah satu tantangan bangsa pada masa ini adalah memberikan pendidikan yang
mencerdaskan bagi warga negaranya sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan yang sesuai dengan tujuan bangsa
hanya mampu terwujud melalui satuan pendidikan yang memiliki kemauan dan
kemampuan untuk terus meningkatkan kualitas. Melalui pendidikan berkualitas,
relevansi pendidikan dalam mencapai titik perubahan manusia dapat terwujud. Karena
sejatinya manusia dididik untuk berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, sehingga manusia mampu berpikir kritis analitis untuk
mencapai peningkatan taraf hidup, agama dan bangsa agar tidak tertinggal (Rosyadi &
J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam)
p ISSN: 2477-4987| e ISSN: 2477-6467 P a g e | 31
Vol. 4 No. 1, Juni Tahun 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
Pardjono, 2015).
Satuan pendidikan merupakan lembaga pelayanan publik yang bertujuan untuk
memanusiakan manusia. Sehingga dalam praktiknya, satuan pendidikan tidak
beroerientasi pada materi komersil, melainkan lebih pada pelayanan terhadap
masyarakat. Imanuel Kant menyatakan bahwa manusia baru menjadi manusia sejati
karena pendidikan. Artinya, pendidikan merupakan hal substantif dalam membangun
peradaban manusia (Idris & Za, 2017). Realitas bahwa pendidikan bersifat humanis,
menjadi salah satu faktor pentingnya mewujudkan pelayanan yang optimal dalam dunia
pendidikan. Menurut Gouthier, munculnya globalisasi dan ketatnya persaingan
menuntut setiap organisasi untuk mencapai pelayanan yang sempurna (Sekhon et al.,
2015).
Menurut Prasetyawati (dalam Putra, 2019) pelayanan prima adalah upaya
maksimal terbaik yang diberikan sehingga dapat memenuhi kebutuhan sesuai keinginan
pengguna jasa. Karena sesungguhnya inti dari pelayanan prima adalah kepuasan
pelanggan. Permasalahan kualitas pelayanan merupakan salah satu penghambat dalam
memasuki dunia persaingan, melihat kondisi sekolah-sekolah yang makin kompetitif.
Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini sangat ketat. Setiap lembaga berlomba-
lomba untuk menampilkan prestasi dan keunggulannya, terutama nampak pada
sekolah-sekolah swasta. Fenomena ini menjadi cambuk bagi sekolah negeri untuk tetap
mempertahankan daya saing. Banyak cara ditempuh guna meningkatkan daya saing.
Meningkatkan kompetensi pedagogik pendidik, berusaha menambah daftar prestasi,
hingga meningkatkan kualitas pelayanan umum. Upaya tersebut dimaksudkan untuk
mencapai titik loyalitas masyarakat pengguna jasa pendidikan sebuah lembaga (Aryani
& Rosinta, 2011). Pelayanan prima menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat.
Menurut Utami (2011) kepuasan masyarakat tercapai ketika ekspektasi berbanding lurus
dengan apa yang mereka peroleh, dalam hal ini kualitas dan pelayanan.
Pelayanan prima dilaksanakan demi mencapai kepuasan pelanggan bahkan
menjadi perhatian penting dalam pemerintah daerah di Amerika Serikat (Abdelkader
Benmansour, 2018). Hal ini membuktikan bahwa pelayanan memiliki peran penting
dalam sebuah sistem yang dijalankan berkaitan dengan kualitas, baik kualitas hidup
maupun kualitas produk. Semakin tinggi kualitas pelayanan, maka semakin rendah
tingkat kekhawatiran pelanggan terhadap pelayanan sebuah instansi(Simamora et al.,
2019). Dalam kasus pendidikan, Semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan, semakin
rendah pula keraguan masyarakat dalam memutuskan memilih sekolah tersebut.
Artinya masyarakat memiliki keyakinan yang tinggi untuk memilih sekolah yang dituju.
Selama ini, pelayanan prima menjadi salah satu prinsip utama yang dipegang oleh
perusahaan komersil dalam menjaga kualitas dan kerjasama. Ketika memasuki sebuah
dealer mobil, konsumen akan disambut dengan keramah tamahan customer service.
Terdapat Standar operasional khusus tentang bagaimana cara menyapa konsumen
hingga menawarkan pelayanan yang mampu membuat konsumen merasa senang dan
nyaman. Sedangkan dalam dunia pendidikan, konsep ini justru sering terlupakan.
Lemahnya komunikasi yang dibangun antara sekolah dengan masyarakat, sekolah
dengan komite, tenaga pendidik dengan orang tua, menjadi salah satu penyebab masalah
yang seringkali muncul. Sedangkan sesungguhnya masyarakat merupakan pemasar
terbaik yang dimiliki oleh sekolah.
Kepercayaan masyarakat serta warga internal sekolah dibangun di atas rasa
͵ʹ |  Fantika Febry Puspitasari, Implementasi Pelayanan Prima...
Vol. 4 No. 1, Juni 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
nyaman dan puas terhadap pelayanan dalam sebuah satuan pendidikan. Kemampuan
satuan pendidikan dalam melayani masyarakat serta warganya mampu menjadi salah
satu indikator kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Pelayanan prima oleh sumber
daya manusia dalam satuan pendidikan memiliki peran dalam meningkatkan rasa
nyaman dan kepuasan masyarakat. Dalam literatur manajemen layanan, para konsumen
termasuk dalam dunia pendidikan sangat menghargai pelayanan yang baik. Bahkan
beberapa penelitian telah mengaitkan adanya hubungan antara kepuasan pelanggan,
loyalitas, dan keuntungan (Bates, Bates, & Johnston, 2003). Artinya dengan memberikan
pelayanan yang maksimal, masyarakat akan merasa puas dan percaya pada satuan
pendidikan. Masyarakat akan turut serta memasarkan sekolah melalui penyampaian
keunggulan sekolah sehingga pasar semakin luas. Kepuasan masyarakat terhadap
sekolah menjadi salah satu prestasi yang melegakan. Sebagai sebuah usaha penyedia jasa
layanan publik, mampu memberikan pelayanan yang optimal, memuaskan, dan sesuai
dengan harapan masyarakat menjadi sebuah capaian prestasi (Marlina, 2016)
SDIT Taqiyya Rosyida, merupakan sekolah yang sangat menyadari pentingnya
pelayanan prima dalam meningkatkan mutu layanan sekolah. Pemikiran ini dibawa oleh
Arif Priyanto, seorang anggota yayasan bidang pendidikan. Pemikiran beliau untuk
memberikan pelayanan yang optimal pada masyarakat dan pengguna jasa menjiwai
semangat warga sekolah untuk turut mensukseskan konsep tersebut sebagai upaya
meningkatkan mutu dan marketing sekolah. Pelayanan prima tak hanya diberikan pada
masyarakat, namun juga pada warga internal sekolah sehingga prestasinya terus
meningkat. Sekolah yang baru 6 tahun berdiri ini, berhasil meluluskan pada angkatan
pertama dengan peringkat 9 dari 60 sekolah. Sekolah ini juga telah mengantongi berbagai
juara perlombaan baik akademik maupun non-akademik, di antaranya kejuaraan MAPSI
dan beberapa kejuaraan di bidang olahraga. Tren pendaftaran peserta didik pun semakin
meningkat setiap tahunnya.
B. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif mengenai implementasi
pelayanan prima sebagai upaya meningkatkan marketing sekolah di SDIT Taqiyya
Rosyida. Pengumpulan data dilakukan melalui proses observasi, wawancara, dan
dokumentasi terhadap aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan prima di SDIT
Taqiyya Rosyida. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan informan penelitian
meliputi guru, siswa, karyawan, dan wali murid. Teknik analisis data dilakukan melalui
reduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan
dengan memilah informasi-informasi penting yang berkaitan dengan pelayanan prima
di SDIT Taqiyya Rosyida. Pemaparan data dilakukan dengan menyajikan informasi
terkait impelemntasi pelayanan prima di SDIT Taqiyya Rosyida sehingga mudah untuk
dipahami bagaimana pelaksanaannya. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mencari
makna penting dari informasi tentang implementasi pelayanan prima sebagai upaya
meningkatkan marketing sekolah. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi
sumber yaitu mengajukan pertanyaan yang sama tentang implementasi pelayanan prima
di SDIT Taqiyya Rosyida kepada kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan wali murid.
Triangulasi teknik yaitu dengan mengecek keabsahan data melalui sinkronisasi hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam)
p ISSN: 2477-4987| e ISSN: 2477-6467 P a g e | 33
Vol. 4 No. 1, Juni Tahun 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, data menunjukkan bahwa dalam
meningkatkan marketing sekolah melalui pelayanan prima SDIT Taqiyya Rosyida
memformulasikan 4 konsep yang diimplementasikan oleh seluruh warga sekolah.
Gambar 1 Implementasi Pelayanan Prima di SDIT Taqiyya Rosyida
SDIT Taqiyya Rosyida berkomitmen dalam memberikan pelayanan prima
terhadap masyarakat. Tidak saja masyarakat sekitar, namun juga masyarakat sekolah itu
sendiri. Menurut kepala SDIT Taqiyya Rosyida, sekolah yang maju adalah sekolah yang
mampu memberikan pelayanan yang optimal, di mana ketika berhubungan dengan
sumber daya manusia di dalamnya, siapa pun akan merasa puas dan senang.
Pelayanan prima di SDIT Taqiyya Rosyida diimplementasikan dalam bentuk:
Training khusus pelayanan prima
Sekolah memiliki jadwal rutin dalam melakukan upgrade sumber daya manusia.
Setiap hari sabtu, dilaksanakan berbagai macam pelatihan untuk guru dan karyawan,
salah satunya training tentang pelayanan prima. Agenda tersebut di bawah tanggung
jawab yayasan bidang pendidikan. Melalui pelatihan pelayanan prima, penyedia
layanan jasa mampu mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dalam
melakukan pelayanan (Simamora, 2018). Training pelayanan prima yang dilaksanakan
setiap tahun di SDIT Taqiyya Rosyida mampu menjadi sarana berbenah seluruh tenaga
pendidik dan kependidikan. Mereka mampu menganalisis potensi yang dapat
dikembangkan dengan modal karakteristik sumber daya manusia yang ada, serta
melakukan evaluasi terhadap kekurangan untuk melakukan perbaikan.
Training pelayanan prima memberikan bekal kepada guru dan karyawan
bagaimana cara menerima tamu dengan baik, memberikan senyum pada setiap orang
yang ditemui baik orang luar maupun orang dalam termasuk pada sesama rekan kerja
hingga penjaga sekolah, dan senantiasan bersikap ramah pada siswa. Pelatihan rutin
yang dilaksanakan setiap sabtu merupakan wujud dalam meningkatkan kapabilitas guru
dan karyawan dalam menyelenggarakan lembaga pendidikan. Upaya ini juga
merupakan langkah yang ditempuh untuk memberikan pelayanan prima. Sekolah
berupaya menyediakan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan
kapabel di bidangnya melalui peningkatan skill yang berkelanjutan.
Pelatihan pelayanan prima bertujuan untuk memahamkan konsep pelayanan
Implementasi
Training khusus pelayanan prima
Mewujudkan komunikasi ramah
Menghidupkan nuansa kekeluargaan
Memberikan fasilitas yang memadai
͵Ͷ |  Fantika Febry Puspitasari, Implementasi Pelayanan Prima...
Vol. 4 No. 1, Juni 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
pada seluruh anggota instansi. Penyedia jasa dilatih untuk memahami dari sudut
pandang pengguna jasa dan memahami 9 poin pelayanan yaitu: kemudahan akses,
tanggung jawab, kompetensi, sopan santun, tingkat kepercayaan, kecepatan layanan,
keamanan, transparan, dan professional. Penyedia jasa mampu memahami komunikasi
efektif demi menciptakan image yang menarik bagi pengguna jasa. Melatih setiap
anggota untuk memahami karakteristik pengguna jasa sehingga mampu menyampaikan
pesan dengan baik sehingga memunculkan loyalitas pengguna jasa (Rahma, 2010).
Dengan begitu, tenaga pendidik dan kependidikan mampu melayani masyarakat,
terutama siswa dan wali murid dengan pelayanan yang tepat dan memuaskan.
Mewujudkan komunikasi ramah
Berdasar pada Rahma (2010), salah satu poin pelayanan prima adalah sopan
santun. Maka warga sekolah dibiasakan terus-menerus hingga mampu membudayakan
pola komunikasi yang sopan dan ramah pada setiap orang. Hal ini dimulai dari
komunikasi kepala sekolah pada guru dan karyawan yang lebih demokratis dan santun,
tidak terkesan otoriter dan keras. Hal demikian juga dipraktikkan oleh guru pada para
siswa. Guru terbiasa bersikap ramah pada siswa sehingga membuat siswa segan dan
turut bersikap sopan. Komunikasi yang ramah juga dirasakan wali murid. Wali murid
memperoleh sambutan hangat setiap mengantar dan menjemput anak sekolah. Guru
piket dengan ramah dan hangat menyambut para wali murid di depan gerbang.
Dalam menerima komplain dari wali murid atau masyarakat, sekolah
membiasakan guru dan karyawan untuk tetap menanggapi dengan sopan, tidak
memberikan jawaban disertai emosi, dan berusaha meredam suasana. Profesionalitas
untuk segera meneruskan laporan pada jalur yang tepat, dibiasakan untuk memberikan
feedback yang memuaskan atas komplain yang ditujukan ke sekolah.
Menghidupkan nuansa kekeluargaan
Sekolah berusaha menjadikan seluruh warga sekolah, wali murid dan masyarakat
sekitar sebagai keluarga besar sekolah. Dalam memberikan pelayanan, sebuah lembaga
pelayanan publik dalam hal ini sekolah, melibatkan dan memberikan perhatian khusus
pada masyarakat, terutama siswa dan wali murid menjadi sesuatu yang bernilai melebihi
formalitas penyelenggaraan pendidikan (Padma & Wagenseil, 2018). Maka sudah
menjadi sebuah keharusan bagi pendidikan untuk memberikan porsi perhatian yang
lebih terhadap hubungan sosial dengan masyarakat terutama wali murid. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk kepedulian sekolah terhadap setiap pihak yang
membutuhkan bantuan. Secara system, sekolah memiliki dana sosial. Setiap guru,
karyawan, siswa, wali murid, atau masyarakat sekitar tertimpa musibah, sekolah akan
memberikan kepedulian dalam bentuk simpati serta materi.
Selain wujud kepedulian, sekolah juga memfasilitasi silaturahim antar wali murid
yang terdapat dalam program POMG (Pertemuan Orang tua Murid dan Guru). Kegiatan
ini dilaksanakan rutin sebulan sekali sebagai media silaturahim antara sekolah dengan
wali murid. Melalui program ini, guru lebih dekat dengan wali murid dan wali murid
dapat saling mengenal dan dekat satu sama lain. Diskusi demi kebaikan anak dapat
terwujud melalui program tersebut. Program POMG (Pertemuan Orang tua Murid dan
Guru) merupakan salah satu program yang juga dimaksudkan untuk menyampaikan
setiap informasi penting sekolah. Informasi ini dapat berkaitan dengan kegiatan sekolah,
juga tentang kondisi perkembangan siswa di sekolah. Wali murid tidak hanya menerima
informasi formal terkait system dan program, melainkan juga mengetahui permasalahan
J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam)
p ISSN: 2477-4987| e ISSN: 2477-6467 P a g e | 35
Vol. 4 No. 1, Juni Tahun 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
dan perkembangan anak mereka. Grup whatsapp dibuat per kelas dan setiap guru yang
bertanggung jawab wajib melayani keluh kesah, pertanyaan dan masukan dari wali
murid dengan baik.
Memberikan fasilitas yang memadai
Menurut Klavert (2015) Penyediaan gedung dan kualitas sumber daya manusia
merupakan hal yang dipertimbangkan dalam memberikan pelayanan. Pada tahun
keempat, sekolah mulai membangun gedung sebagai wujud dalam memberikan fasilitas
yang layak. Fasilitas dibangun dengan konsep memberikan rasa nyaman bagi warga
sekolah maupun wali murid dan tamu yang berkunjung. Membangun area jemputan
yang teduh dan memiliki tempat duduk, membangun kanopi untuk melindungi dari
panas dan hujan, membangun kolam renang, merupakan beberapa teknis yang telah
direalisasikan untuk memberikan pelayanan prima. Pelayanan prima tidak hanya
dilaksanakan oleh warga sekolah, melainkan juga yayasan sekolah. Andil pengurus
yayasan dalam mendukung terealisasinya program-program sekolah, menjadi wujud
kepedulian yayasan terhadap konsep pelayanan prima.
Hasil penelitian di sebuah rumah sakit, menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawatan, maka semakin rendah
tingkat kecemasannya terhadap suatu layanan (Suherni, 2014). Upaya
mengimplementasikan pelayanan prima tersebut memberikan kepuasan terutama
sangat nampak dari wali murid. Wali murid merasa nyaman dengan pelayanan dan
komunikasi sekolah, sehingga wali murid tidak ragu untuk menyebarluaskan
keunggulan dan prestasi sekolah untuk turut memasarkan. Bahkan beberapa wali murid
berani membela dan menjaga nama baik sekolah ketika terdengar berita kurang baik dari
luar. Hasilnya nampak pada penerimaan peserta didik tahun ajaran 2018/2019, tepatnya
pada tahun kelima SDIT Taqiyya Rosyida berhasil menjaring dua kali lipat peserta didik
baru sejumlah 112 siswa melalui seleksi dan terbagi ke dalam 4 rombongan belajar walau
belum pernah meluluskan sama sekali.
D. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini, implementasi pelayanan prima dalam bentuk: 1) training
khusus pelayanan prima, 2) mewujudkan komunikasi ramah, 3) menghidupkan nuansa
kekeluargaan, 4) memberikan fasilitas yang memadai. Pelaksanaan konsep pelayanan
prima tersebut, mampu meningkatkan marketing sekolah, terbukti dengan
meningkatnya penerimaan siswa baru sebesar dua kali lipat yaitu 112 siswa yang terbagi
dalam 4 rombongan belajar. Ke depan, akan lebih baik lagi jika sekolah membuat angket
untuk wali murid dan siswa terkait kepuasan terhadap pelayanan sekolah, sehingga
sekolah memperoleh data valid sebagai bahan evaluasi dan perbaikan.
REFERENSI
Abdelkader Benmansour, N. (2018). Citizens and expatriates satisfaction with public
services in Qatar – evidence from a survey. International Journal of Social Economics,
46(3), 326–337. https://doi.org/10.1108/IJSE-03-2018-0118
Aryani, D., & Rosinta, F. (2011). Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
dalam membentuk loyalitas pelanggan. Bisnis & Birokrasi Journal, 17(2).
͵͸ |  Fantika Febry Puspitasari, Implementasi Pelayanan Prima...
Vol. 4 No. 1, Juni 2019
J-MPI homepage: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/index
Bates, K., Bates, H., & Johnston, R. (2003). Linking service to profit: The business case for
service excellence. International Journal of Service Industry Management, 14(2), 173–
183.
Idris, S., & Za, T. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme Dalam Konteks
Pendidikan Islam. Jurnal EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96.
https://doi.org/10.22373/je.v3i1.1420
Klavert, Lorry Priska. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah
Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Politeknik. Politeknik Negeri
Manado Jurusan Administrasi Bisnis Program Studi Manajemen Bisnis, 15–17.
Marlina, L. (2016). Evaluasi Kualitas Pelayanan Proses Pembelajaran Di Prodi
Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Raden Fatah
Palembang. 1(2), 14.
Padma, P., & Wagenseil, U. (2018). Retail service excellence: Antecedents and
consequences. International Journal of Retail & Distribution Management, 46(5), 422–
441. https://doi.org/10.1108/IJRDM-09-2017-0189
Putra, A. M. (2019). Pelaksanaan Pelayanan Prima Terhadap Kepercayaan Nasabah Di
PT. Bank Perkreditan Rakyat Jorong Kampung Tangah Pariaman.
Rahma. Y. N. (2010). Manajemen Pelayanan Prima.Yogyakarta: Graha Ilmu
Rosyadi, Y. I., & Pardjono, P. (2015). Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP 1 Cilawu Garut. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan, 3(1), 124–133.
Sekhon, H. S., Al-Eisawi, D., Roy, S. K., & Pritchard, A. (2015). Service excellence in UK
retail banking: Customers’ perspectives of the important antecedents. International
Journal of Bank Marketing, 33(7), 904–921. https://doi.org/10.1108/IJBM-10-2014-
0136
Simamora, R.H. (2018). Buku Ajar: Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
berbasis Komunikasi Efektif. Usu Press
Simamora, R. H., Purba, J. M., Bukit, E. K., & Nurbaiti, N. (2019). Penguatan Peran
Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Layanan
Prima. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 3(1), 25–31.
Suherni. (2014). Hubungan Kualitas Pelayanan Prima Perawat dengan Loyalitas Pasien
di RSUD Dr. Pirngadi. Thesis. Magister Keperawatan F.Kep USU. Repositori USU
Utami, S. F. (2011). Penerapan Pelayanan Prima Kepada Nasabah di Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat (Bpr) Sarimadu Bangkinang. Laporan akhir. Pekanbaru: Fakultas
Syari’ah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
... Integrated Islamic Elementary School accommodates the synergy of parents and schools as an effort to maximize character building. The Parents and Teachers Meeting program is one of the routine agendas that characterizes Integrated Islamic Elementary School in Indonesia [8]. Besides, the communication between parents and teachers has become more intensive with the WhatsApp group created for each class. ...
... After all, parents are the best partners in helping with school marketing. [8]. Besides, the parent's role in education is included in one of the three education centers' core roles. ...
... The school's image will likely deteriorate further if this continues without resolution. So one of the efforts to build parental trust is through excellent service (Puspitasari, 2019) in providing accountable payment information. ...
Article
Full-text available
Globalisation has a significant influence on the world of education. The emergence of technology supports the implementation of services in providing school financial accountability through a digital payment information system. Therefore, this research aims to review the effectiveness and efficiency of the application of SIPS-MUDA in providing payment information using a case study with a mixed-method approach. Data was collected through interviews, observations, documentation, and surveys. Meanwhile, the data were analysed using John Cresswell's model analysis technique. The results showed that the school payment information system effectively controlled misinformation and omission of human error factors related to the data. A survey of 46 parents also indicated that more than 80% agreed on the effectiveness and efficiency of the implementation of SIPS-MUDA. This was based on the validity of payment information, task completion, time behaviour, and customer satisfaction. In conclusion, the application of SIPS-MUDA can be categorised as very effective in providing school payment information services. Virtual accounts are a recommendation for manual input constraints, and schools can utilise bank CSR funds in cooperation.
... The second previous research was done by Fantika Febry Puspitasari entitled "The Implementation of Excellent Service as an Effort to Improve School Marketing". It was aimed to study the implementation of excellent service as an effort to improve marketing of the school in SDIT Taqiyya Rosyida (Puspitasari, 2019). The similarity of this research was both discussed school marketing. ...
Article
Full-text available
This study aimed to describe information and communication (ICT)-based education marketing management in MTs Ma’arif NU 1 Jatilawang Banyumas. This study employed qualitative approach by using interview, observation, and documentation for the data collection. The collected data were analyzed by Miles and Huberman model, consisted of data reduction, data presentation and data verification. The results of the study shows that education marketing management in MTs Ma’arif NU 1 Jatilawang Banyumas utilized information and communication technology (ICT), especially in its education marketing. In this study, the education marketing was done by George R. Terry’s theory in management function analysis which were planning, organization, implementation, and evaluation. ICT-based education marketing management in MTs Ma’arif NU 1 Jatilawang Banyumas was done through ICT-based planning of education marketing management, ICT-based organization of education marketing management, ICT-based implementation of education marketing management, and ICT-based evaluation of education marketing management. Keywords: Education, ICT, Management, Marketing.
... Pelayanan prima adalah upaya memberikan upaya terbaik dan maksimal sehingga kebutuhan pengguna jasa dapat dipenuhi sesuai keinginannya (Prasetyawati dalam Puspitasari, 2019). Upaya tersebut juga sebagai perwujudan fungsi aparatur negara yaitu sebagai pelayan masyarakat. ...
Article
Seiring dengan berkembangnya teknologi, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat kepada pemerintah untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Direktorat Jendral Dukcapil berupaya memenuhi tuntutan masyarakat tersebut dengan menciptakan sebuah mesin yang bernama Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM). Dengan mesin ADM, masyarakat dapat mencetak sendiri dokumen kependudukan dengan waktu yang singkat. Kabupaten Magetan merupakan kabupaten/kota pertama di Indonesia yang melakukan pengadaan mesin ADM. Mesin ADM pertama di Kabupaten Magetan terletak pada Mal Pelayanan Publik Kabupaten Magetan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara rinci penerapan electronic government melalui Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) pada Mal Pelayanan publik Kabupaten Magetan. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam pengumpulan data digunakan teknik wawancara, studi kepustakaan, observasi, dan dokumentasi. Dalam menganalisis penelitian ini digunakan tiga faktor keberhasilan electronic government oleh Hafid (2017) yang meliputi Institutional Success Factor, Organizational Success Factor, Technologycal Succes Factor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan mesin ADM di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Magetan belum berjalan baik sepenuhnya. Pada faktor keberhasilan kelembagaan pemimpin Disdukcapil Kabupaten Magetan berpengaruh cukup besar dalam penerapan inovasi mesin ADM. Standard Operational Procedure (SOP) mengenai pengoperasian mesin ADM dapat diakses masyarakat di media sosial resmi Disdukcapil Kabupaten Magetan. Pada faktor keberhasilan organisasi, pengorganisasian belum dilaksanakan dengan baik namun pada aspek anggaran tidak ada kendala. Pada faktor keberhasilan teknologi, pelaksanaan inovasi mesin ADM di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Magetan sudah didukung dengan sumber daya manusia dan peralatan yang memadai, namun kualitas cetaknya dirasa masih kurang baik.
... Compile preliminary data statistics Data analysis whether it is qualified or not. Therefore, every educational institution will compete to guarantee and improve the quality of the processes and products of its education system (Puspitasari, 2019). ...
Article
Quality Assurance (QA) has an important role in improving the quality of Islamic Education. This study aims to reveal the trend of QA research in Islamic Education based on the research results of the last 20 years (2000-2021) from the Scopus database and the last 5 years from the Google Scholar (GS) database. The research method used was bibliometric analysis. Search articles using Publish or Perish (PoP) software using the keywords “Quality Assurance in Education” from the Scopus database and “Quality Assurance” AND “Islamic Education” from the GS database. The number of papers collected from the Scopus database was 68, which the paper selected to 28. From the GS database, 981 papers were selected to be 39, so that the total number of papers analyzed was 67. The analysis process used the Mendeley reference management software, which was visualized by the VOSviewer software. Overall, this study shows the most influential authors in the QA field, research trends, and research opportunities in the field of Quality Assurance in Islamic Education
... Hal demikian sangat mendukung proses promosi secara langsung terhadap masyarakat (direct marketing and public relation), karena dengan demikian juga sekolah dinilai bonafit (terpercaya) dalam mengelola lembaga pendidikan islam. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Puspitasari bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan stakeholders (wali murid, siswa, masyarakat) maka dapat meningkatkan minat serta citra dari lembaga pendidikan (Puspitasari, 2019). Disisi lain para alumni siswa yang belajar di SMPI Al-Mujahidin Tempos telah melakukan uji public terhadap pembelajaran yang telah diterima semasa disekolah dengan materi tahfizul qur'an, pembacaan kitab kuning, menjadi khatib sholat jum'at dan pembacaan berzanji yang disertai adab dan akhlak islami ketimuran yang secara tidak langsung menjadi promosi brand image (citra) hasil lulusan dari sekolah tersebut. ...
Article
Full-text available
The purpose of this study is to explain the application of the marketing mix strategy in an effort to attract the interest of new students at Islamic Junior High School (SMPI) Al-Mujahidin Tempos. This research is included in the qualitative research group, where the data collection techniques use observation, interviews, and documentation techniques. Data analysis consists of data presentation, data reduction, and then drawing conclusions. The results showed that SMPI Al-Mujahidin Tempos succeeded in increasing the interests and number of new students. The marketing mix strategies used include products (products), price (price), place (location), promotion (promotion), people (human resources), physical evidence (physical evidence), and process (process). The products offered are schools based on Islamic habits, including tahfizul qur'an, tahlilan, barzanji reading and, environmental preserving. Free school entrance fees are even given school uniforms. The main promotion activities through recitation conducted by the leaders of Islamic boarding schools, school principals and teachers, and the spread of brochures through social media and announcement banners in schools. Development of adequate learning supporting infrastructure facilities. While the learning process is carried out with the 13 -based Islamic culture curriculum.
... Mereka menuntut organisasi pendidikan mampu menghasilkan produk yang lebih baik yang lebih dapat dirasakan manfaatnya. Kemampuan satuan pendidikan dalam melayani masyarakat serta warganya mampu menjadi salah satu indikator kualitas sumber daya manusia di dalamnya (Puspitasari, 2019). ...
Article
Full-text available
Abstrak Etos kerja merupakan sifat mendasar dan cara individu memberikan ekspresi terhadap kerja yang dapat menjadi pendorong atau penggerak untuk meraih keberhasilan. Seorang guru yang mempunyai etos kerja yang tinggi cenderung mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya. Penelitian ini mengkaji tentang kepemimpinan kepala sekolah, penerapan disiplin, dan pengawasan terhadap etos kerja guru di SMA Negeri Kabupaten Tulungagung. Data dikumpulkan dari 244 responden dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumen serta menggunakan SPSS 17.0 untuk analisis regresi berganda, uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara (1) kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap etos kerja guru (Y) r = 0,532; p = .000; (2) penerapan disiplin (X2) terhadap etos kerja guru (Y) r = 0,301; p = 0,013; (3) supervisi (X3) terhadap etos kerja guru (Y) r = 0,344; p = 0,005; dan (4) kepemimpinan kepala sekolah (X 1), penerapan disiplin (X2), dan supervisi (X3) terhadap etos kerja guru secara simultan pada Rsquare = 0,605; p = .000. Kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan disiplin dan supervisi sangat berpengaruh signifikan terhadap etos kerja guru. Diantara ketiga variabel bebas tersebut, variabel kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh dominan terhadap etos kerja guru. Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, disiplin, pengawasan, etos kerja guru. Abstract Work ethic is a fundamental trait and individual way of giving expression to work that can be a driving force or driving force for success. A teacher who has a high work ethic tends to have a positive attitude towards his job. This study investigates the principal's leadership, implementation of discipline, and supervision on work ethic of teacher's in the Public Senior High School at Tulungagung Regency. Data were collected from 244 respondents using questionnaire, interview and document and used SPSS 17.0 for analysis on multiple regression, F-test and t-test. The findings showed the significant effects existed between (1) the principal leadership (X1) on work ethic of teacher (Y) r = 0.532; p = .000; (2) implementation of discipline (X2) on the work ethic of teacher (Y) r = 0.301; p = .013; (3) the supervision (X3) on the work ethic of teacher (Y) r = 0.344; p = .005; and (4) the principal leadership (X 1), implementation of discipline (X2), and the supervision (X3) to the work ethic of teacher simultaneously at Rsquare = 0.605; p = .000. Principal's leadership, discipline implementation and supervision have a significant effect on teacher work ethic. Among the three independent variables, the principal's leadership variable has a dominant influence on the work ethic of the teacher.
... Komunikasi yang terjalin antar stakeholders juga dapat menjadi media menciptakan kenyamanan dan keramahan dalam bekerja, tentunya dalam pelaksanaan kegiatan marketing sekolah berbasis ICT. Kenyamanan dan keramahan tersebut akan berimplikasi pada terciptanya iklim kerja yang kondusif, produktivitas kerja dan terciptanya layanan pendidikan yang prima (Puspitasari, 2019). ...
Article
Full-text available
div> The purpose of this research is to describe the process of marketing management of an ICT-based school at SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data were collected using interview, observation, and documentation techniques. The data collected was then analyzed using Miles and Huberman's model data analysis techniques, namely data reduction, data presentation, and verification. The results of this study indicate that marketing at SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto is carried out by utilizing ICT especially for school marketing. ICT-based school marketing is carried out through ICT-based school marketing management planning activities, organizing ICT-based school marketing, mobilizing / implementing ICT-based school marketing, supervision of ICT-based school marketing. </div
Article
Full-text available
The Integrated Islamic School (Sekolah Islam Terpadu) is known for its rapid development trend in the last decade. The development of the integrated Islamic School runs with the growth of interest to a pure Islamic Education. Appearing as an Islamic institution integrating both religious and secular knowledge, the Integrated Islamic School is able to master the market among the Muslim population. This article aims to scrutinize the characteristics and strategies of the school to expand amid the competitive Indonesian education market through human resource supervision. This research uses a qualitative approach. Data collection techniques were observation, interviews, and documentation. The results showed that the characteristics and strategies of the integrated Islamic School-based human resource supervision encompass political stability, strong Islamic symbols, Islamic personal development programs, inclusive scholarships, and incorporating Islamic populism. These characteristics and strategies attribute the integrated Islamic school as modern, advanced yet religious. In addition, the schools are exclusive in recruiting teachers, pragmatic in using Islamic symbols, and idealistic in the curriculum. Interestingly, this research evokes the integrated Islamic school’s two faces. Internally, it affiliates with an exclusive organization and ideology (Muslim Brotherhood), but simultaneously the school publicly shows inclusive nuances to the society.
Article
Full-text available
Pengabdian Masyarakat ini bertujuan agar perawat dapat memahami konsep service (pentingnya service) bagi kelangsungan bisnis rumah sakit. Perawat mampu melihat service dari sudut pandang customer (pasien) dan memahami Nine Service Bites” yaitu: Access, Responsiveness, Competency, Courtesy, Reliability, Speed, Security, Tangible, Professional. Membantu perawat memahami komunikasi yang efektif sehingga mampu menciptakan image yang baik dari rumah sakit di mata customer. Solusi yang diberikan adalah Penguatan Peran kepada Perawat dalam Pelayanan Asuhan Keperawatan melalui Pelatihan layanan Prima (Excellent Sevices) di rumah sakit Universitas Sumatera Utara. Pelatihan layanan prima yang diberikan, memberikan dampak terhadap peningkatan persentase kepuasan pasien terhadap layanan asuhan keperawatan. Semakin baik persepsi pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di Rumah Sakit maka semakin rendah kecemasan yang dialaminya. Rencana Tindak Lanjut (RTL) sebagai Saran Adalah: menyediakan kuesioner untuk mengukur Kepuasan Pasien terhadap layanan keperawatan, yang disediakan di ruangan, membuat jadwal evaluasi bulanan untuk mengawal kesinambungan pelaksanaanan pasca pelatihan. Respon pimpinan rumah sakit terkait pelaksanaan kegiatan adalah adanya draft Kebijakan Pimpinan Rumah Sakit tentang: Pelaksanaan SPO Pelayanan Prima, Pemilihan Champion Layanan Prima pada setiap ruangan perawatan di rumah sakit USU Medan.
Article
Purpose The purpose of this paper is to analyze citizens’ and expatriates’ satisfaction with public service delivery in Qatar, one of the world’s highest per capita incomes countries. Design/methodology/approach The author uses a 2017 survey conducted in Qatar among both Qatari and expatriates’ respondents. The scientifically grounded sample consisted of 1,356 respondents, who were 18 years of age and older. The data were collected through a face-to-face survey. The focus was on citizen satisfaction with basic public services such as education, health, roads and infrastructure, water and electricity and government services. The author uses logit and regression analysis to estimate the determinants of satisfaction. Findings Expatriates hold more positive feelings about local public services than citizens. The highest levels of satisfaction are with government offices and the lowest levels of satisfaction are with independent schools. The dispersion by municipality is less significant as there is no municipality where citizens and expatriates are totally satisfied with all the public services provided. Research limitations/implications Qatar has one of the fastest population growth and highest migrant population which makes the question of the satisfaction with public services unique. And, since the blockade on Qatar in May 2017 and the environment of economic restriction, the issue becomes even more critical. Originality/value Until now, there have been no empirical studies published analyzing the level of satisfaction with public services in Qatar for citizens and for expatriates.
Purpose The purpose of this paper is to develop a model of antecedents and consequences of service excellence (SE) in the retail industry. Design/methodology/approach Based on an extensive literature review, this paper has come up with the definition of potential antecedents and their consequences for SE in the retail service. Findings While the seven factors, service leadership, service culture, quality management and business excellence, service innovation, customer engagement, service brand image and service encounters have been proposed as antecedents of SE in retail service, employee loyalty, employee pride, customer delight, customer commitment and brand love, have been identified as consequences. Research limitations/implications A major limitation of the study is that the developed model is not empirically validated. Practical implications The current research asserts that leadership in service firms has to build a professional service culture system in order to achieve business/competition advantages of SE. Social implications This paper has emphasised that businesses cannot only act with the perspective of gaining short-term profit on every customer transaction. Customers have to be valued and firms have to focus on building long-term relationships with their customers. Originality/value This study has extended the research on SE by developing a new model with possible antecedents and outcomes in the retail context.
Article
This paper aims to map the reality of the concept of humanism education in the context of Islamic education. Education is one of the most essential keys in human life. In general, education aims to help humans to get the existence of humanity as a whole. Education also aims to make people better in life. Currently education has not been able to achieve the goals and objectives of education itself are humanizing human beings by optimizing all the potential that exists in human beings. On the contrary the education that occurs today only creates a human being a robot or machine that can be controlled. Education as a process of human humanization (humanization) comes from the idea of humanism. This is in line with the basic meaning of humanism as human education. The system of education in Islam built on the basis of humanistic values since its inception appears in accord with its essence as a humanity religion. Islam makes human dimension as the orientation of education. The insight of humanism in education carries the principle of empowering each human being as a free individual to develop its potential. That means education is held to manage and develop the human self in order to become a whole human according to human nature.
Article
Purpose – The purpose of this paper is to develop and tests a service excellence model, thus providing a detailed understanding of the key antecedents of service excellence, from a customer ' s perspective. The model presented in this paper is rooted in cross-disciplinary literature and tested amongst customers of UK retail banking services. Design/methodology/approach – Following a systematic approach to scale development, the paper draws on survey data from 260 consumers of retail banking products, with the data collected on national basis in the UK. Findings – The theoretical framework was evaluated using a structural approach. Of the hypothesised antecedents, innovation has the greatest impact on service excellence while reputation the least, as far as customers are concerned. Research limitations/implications – The research was limited to one research domain, i.e. UK retail banking, and thus it is reasonable to hypothesise that other aspects of service excellence will be more or less relevant for other types of financial services or in other geographic regions. Practical implications – Given the challenges faced by the retail banking sector, there are implications for practitioners because the authors identified the key antecedents of service excellence. The antecedents can be used by practitioners to help demonstrate excellence on their part and they could differentiate what are homogenous services at a time when the retail banks are going through a period of recovery following the crisis within the sector. Originality/value – This work complements the understanding of service excellence and provides insight for scholars and practitioners by modelling services for a specific service sector.
Article
Adds to the stream of research concerned with understanding the relationship between good service and profit. Takes a broader perspective than recent studies and asks does the financial performance of those organisations with a reputation for service excellence differ markedly from those with a poor reputation? Focuses on three questions: “Does size matter?”; “Are the better organisations more productive?”; and “Are the better organisations more profitable?” The findings, based on a large and wide-ranging empirical study undertaken in the UK, found that, whether measured in terms of total assets, turnover or number of employees, both large and small organisations are capable of being both excellent and poor. In terms of productivity the findings suggest that provision of better service is staff intensive but yields significantly greater profit per employee. The better service providers have significantly better return on equity and return on total assets than the poorer ones.
Article
The aim of the research is to analyze how the service quality can affect customer’s satisfactionin shaping costumer’s loyalty. The research is quantitative and uses non-probability purposive samplingtechnique. The instrument of the research uses questionnaires which were analyzed with Structural EquationModeling. The result of the research shows that the five dimensions, i.e. physical evidence, empathy, reliability,quickness, and guaranty positively affect the service quality. The other results show that customer’s satisfactionis a preceding factor of customer’s loyalty. The direct effect of service quality on customer’s loyalty does notsustain the research, since the researcher did not find any significant direct relation between service qualityand customer’s loyalty.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Politeknik. Politeknik Negeri Manado Jurusan Administrasi Bisnis Program Studi Manajemen Bisnis
  • Lorry Klavert
  • Priska
Klavert, Lorry Priska. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Politeknik. Politeknik Negeri Manado Jurusan Administrasi Bisnis Program Studi Manajemen Bisnis, 15-17.
Evaluasi Kualitas Pelayanan Proses Pembelajaran Di Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Raden Fatah Palembang
  • L Marlina
Marlina, L. (2016). Evaluasi Kualitas Pelayanan Proses Pembelajaran Di Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Raden Fatah Palembang. 1(2), 14.
Pelaksanaan Pelayanan Prima Terhadap Kepercayaan Nasabah Di PT. Bank Perkreditan Rakyat Jorong Kampung Tangah Pariaman
  • A M Putra
Putra, A. M. (2019). Pelaksanaan Pelayanan Prima Terhadap Kepercayaan Nasabah Di PT. Bank Perkreditan Rakyat Jorong Kampung Tangah Pariaman.