ArticlePDF Available

FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA

Authors:

Abstract

p>Latar belakang tulisan ini adalah untuk membahas tentang (1) fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia. (2) Penyelenggaraan Pendidikan Nasional (3) Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat . Kajian ini penting sebagai dasar arah pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di indonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan. Pendidikan di Indonesi sangat berperan penting dalam membangu masyarakat. Melalui pendidikan,masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyrakat tentunya masyarakat akan sangat diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan ketenagakerjaannya.</p
29
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 2527-5445
: http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh :
I Wayan Cong Sujana
SD Negeri 4 Bugbug
congsujana@gmail.com
diterima 7 Februari 2019, direvisi 15 Februari 2019, diterbitkan 29 April 2019
ABSTRAK
Latar belakang tulisan ini adalah untuk membahas tentang (1) fungsi dan
tujuan pendidikan di Indonesia. (2) Penyelenggaraan Pendidikan Nasional (3)
Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat . Kajian ini penting sebagai
dasar arah pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dari berbagai perrspektif tentang
fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di indonesia
berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada
Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan.
Pendidikan di Indonesi sangat berperan penting dalam membangu masyarakat.
Melalui pendidikan,masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan
tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan
demikian perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan.
Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyrakat tentunya
masyarakat akan sangat diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan
ketenagakerjaannya.
Kata Kunci: Fungsi Pendidikan, Tujuan Pendidikan
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan upaya
untuk membantu jiwa anak-anak didik
baik lahir maupun batin, dari sifat
kodratinya menuju kearah peradaban
manusiawi dan lebih baik. Sebagai
contoh dapat dikemukakan ; anjuran
atau arahan untuk anak duduk lebih
baik, tidak berteriak-teriak agar tidak
mengganggu orang lain, bersih badan,
rapi pakaian, hormat pada orang yang
lebih tua dan menyayangi yang muda,
saling peduli dan lain sebagainya
merupakan salah satu contoh proses
pendidikan. Sehubungan dengan itu,
Dewantara (1967) pernah
mengungkapkan beberapa hal yang
harius digunakan dalam pendidikan,
yakni ngerti-ngroso-
ngelakoni(menyadari, menginsyafi,
dan melakukan). Hal tersebut serupa
dengan ungkapan orang sunda di jawa
barat, bahwa pendidikan harus
merujuk pada adanya keselarasan
antara tekad-ucap-lampah (niat,
ucapan, dan pernbuatan).
Pendidikan merupakan proses
yang berkelanjutan dan tak pernah
berakhir (never ending proces),
sehinngga dapat menghasilkan kualitas
yang berkesinambungan, yang
ditujukan pada perwujudan sosok
manusia masa depan, dan berakar pada
nilai-nilai budaya bangsa serta
Pancasila. Pendidikan harus
menumbuihkembangkan nilai-nilai
filosofis dan budaya bangsa secara
utuh dan menyuluruh. Sehingga perlu
adanya kajian yang lebih mendalam
terhadap pendidikan, maka dari itu
30
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
pendidikan mulai dipandang secara
filsafat yang merujuk pada kejelasan
atas landasan pendidikan itu sendiri
(Mulyasa. 2012:2).
Didalam pelaksanaan
pendidikan tentu saja tidak hanya
mengedepankan penanaman semata
melainkan penanaman karakter bangsa
yang dimaksud juga telah diatur
didalam undang-undang negara
Indonesia. Hal ini dilakukan guna
memberikan arah terhadap
pelaksaqnaan dan perkemabngan
pendidikan di Indonesia untuk masa
yang akan datang. Dengan demikian
pendidikan di Indonesia dapat
memberikan kontribusi yang jelas
terhadap masyarakat dan negara
Indonesia. Di dalam undang-undang
No. 20 Tahun 2003 tenntang sisjtem
pendidikan nasional, telah diatur
terkait arah dan cara pelaksanaan
pendidikan nasional yanng didalamnya
memuat tentang tujuan dan fungsi
pendidikan di Indonesia. Dengan
tujuan dan fungsi poendidikan yang
telah terurai di dalam undang-undang
tersebut arah pendidikan dapat terlihat
secara jelas bahwa pendidikan di
Indonesi bertujuan untuk
mempersiapkan generasi bangsa yang
lebih baik.
Meski telah diatur didalam
undang-undang No. 20 tahun 2003,
fungsi dan tujuan pendidikan juga
dapat dikembangkan sesuai dengan
visi dan misi institusi
penyelengenggara pendidikan, hal
inilah yang dimaksud dengan
pelaksanaan pendidikan berbasis
otonomi daerah. Sehingga output dari
institusi pendidikan tersebut dapat
terserap dan memiliki daya guna yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang ada di lingkungan institusi
pendidikan tersebut. Dengan demikian
fungsi dan tujuan pendidikan nasional
dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarkat dan pemerintah.
FUNGSI DAN TUJUAN
PENDIDIKAN
Fungsi Pendidikan Nasional
Fungsi dan tujuan pendidikan
di Indonesia telah diatur didalam
undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang sisutrem pendidikan nasional.
Di dalam undang-undang tersebut
memuat segala hal yang bersangkuta
dengan pelaksanaan pendidikan
nasional di Indonesia yang meliputi
dari pengertian pendidikan, fungsi dan
tujuan pendidikan, jenis-jenis
pendidikan, jenjang pendidikan,
standart penddidikan dan lain
sebagainya. Dengan demikian arah
pendidikan di Indonesia sudah
ditentukan dengan sedemikian rupa.
Mengacu pada undang-undang
No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional fungsi pendidikan
yaitu Pasal 3 yang menyatakan
bahwa’’Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa,bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa,Berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,man
diri,dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan adalah
menghilangkan segala sumber
penderitaan rakyat dari kebodohan dan
ketertinggalan serta fungsi pendidikan
Indonesia menyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
31
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari
fungsi yang diurakan tersebut
menunjukan bahwa pendidikan
nasional Indonesi lebih
mengedepankan akan pembangunan
sikap, karakater, dan transpormasi
nilai-nilai filosopis negara Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
rasa nasionalisme serta mampu
bersaing di kancah internasional.
Tujuan Pendidikan Nasional
Kemudian tujuan pendidikan
nasional Indonesia sesuai dengan
undang-undang No. 20 tahun 2003
yaitu, Pendidikan diupayakan dengan
berawal dari manusia apa adanya
(aktualisasi) dengan
mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang apa adanya
(potensialitas), dan diarahkan menuju
terwujudnya manusia yang seharusnya
atau manusia yang dicita-citakan
(idealitas). Tujuan pendidikan itu tiada
lain adalah manusia yang beriman dan
bertaqwa kapada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, cerdas,
berperasaan, berkemauan, dan mampu
berkarya; mampu memenuhi berbagai
kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya;
berkepribadian, bermasyarakat dan
berbudaya. Implikasinya, pendidikan
harus berfungsi untuk mewujudkan
(mengembangkan) berbagai potensi
yang ada pada manusia dalam konteks
dimensi keberagaman, moralitas,
moralitas, individualitas/personalitas,
sosialitas dan keberbudayaan secara
menyeluruh dan terintegrasi. Dengan
kata lain, pendidikan berfungsi untuk
memanusiakan manusia.
Tujuan Pendidikan Nasional,
sesuai dengan Tap MPRS No.
XXVI/MPRS/1966 tentang Agama,
pendidikan dan kebudayaan, maka
dirumuskan bahwa tujuan pendidikan
adalah untuk membentuk manusia
Pancasila sejati berdasarkan
pembukaan UUD 1945. Selanjutnya
dalam UU No. 2 tahun 1989
ditegaskan lagi bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
YME dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, berkepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian pendidikan
Indonesia lebih cenderung
mengutamakan pembangunan sikap
sosial dan religius dalam pelaksanaan
pendidikan di Indonesia. Hal tersebut
sesuai dengan Pancasila sila kesatu
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
didakan sila tersebut menujukan
bahwa Indonesia sangat
mengedepakan sikap spiritual dan
pengakuan terhadap keberadaan Tuhan
Yang Maha Esa. Sehingga tidaklah
diragukan bahwa negara Indonesia
dapat dikatakan negara yang paling
religius setelah negara Pakistan.
Sebagaimana diungkapkan
oleh A. Tresna Sastrawijaya, tujuan
pendidikan adalah segala sesuatu yang
mencakup kesiapan jabatan,
ketrampilan memecahkan masalah,
penggunaan waktu senggang secara
membangun, dan sebagainya karena
harapan setiap siswa berbeda-beda.
Sementara itu tujuan pendidikan
berkaitang dengan segenap bidang
studi dapat dinyatakan lebih spesifik.
Misalnya, pada pelajaran bahasa
berguna untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dengan
mahir secara lisan maupun tulisan.
Tujuan pendidikan menyangkut secara
luas yang akan membantu siswa untuk
masuk dalam kehidupan
32
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
bermasyarakat (Sastrawijaya.
1991:26).
S.Nasution menyatakan bahwa
setiap sekolah mendidika anak supaya
mampu menjadi anggota masyarakat
yang berguna. Namun pendidikan di
sekolah lebih sering tidak relevan
dengan kehidupan masyarakat.
Kurikulum pada umumnya lebih
cenderung berfokus pada bidang studi
yang dapat berfikir logis dan
sistematis dan hal tersebut tidak nyata
hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari anak didik. Apa yang
dipelajari anak didik hanya
mengutamakan kepentingan sekolah
semata, bukan secara totalitas
membantu anak didik agar hidup lebih
baik, efektif dalam masyarakat
(Nasution. 1999:148).
Pendidikan juga diharapkan
untuk memupuk iiman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan pembangunan dan
kemajuan politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan.
Dalam hal ini pendidikan diharapkan
mampu mengembangkan wawasan
anak terhadap ideologi, politik, agama,
ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan secara tepat dan benar,
sehingga dapat membawa kemajuan
individu, masyarakat dan negara guna
menciptakan pembangunan nasional.
Pemahaman terhadap aspek-aspek
demikian tidak boleh menyimpang
dari tujuan dan kerangka
pembangunan nasional. Jika,
pembangunan nasional bertujuan
untuk menciptakan pembangunan
manusia Indonesia yang berilmu
pengetahuan berteknologi dan beriman
bertaqwa, pendidikan nasional
tentunya harus berupaya untuk menuju
ke arah pembangunan tersebut (Idi.
2014:71).
Penyelenggaraan Pendidikan
Nasional
Mengingat negara Indonesia
merupakan negara kesatuan yaitu
kesatuan dari berbagai suku, ras, dan
agama selain itu pelaksanaan
pendidikan di indonesia yang
mengedepankan transpormasi nilai-
nilai filosopis serta pelaksanaan
pendidikan yang tidak dapap terlepas
dari peran keluarga, masyarakat dan
pemerintah, maka pelaksanaan
pendidikan di Indonesia juga diatur
didalam Undang-Undang No. 20 tahun
2003 pada Pasal 4 mengatakan sebagai
berikut:
1. Pendidikan selengarakan
secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan
menjujung tinggi Hak Asasi
Manusia,Nilai
Keagamaan,Nilai Kultur,dan
Kejemukan Bangsa.
2. Pendidikan di selenggarakan
sebagai satu kesatuan yang
sistematik dengan sistemte
terbuka dan multimakna
3. Pendidikan di selenggarakan
sebagai suatu proses
pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjan
hayat.
4. Pendidikan diselenggarakan
dengan memberi
keteladanan,membangun
kemauan, dan
mengembangakan kreatifitas
peserta didik dalam proses
pembelajaran
5. Pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan
budaya membaca,menulis,dan
berhitung bagi segenap warga
masyarakat
6. Pendidikan diselenggarakan
dengan memperdayakan semua
komponen Masyarakat melalui
peran serta dalam
33
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan
pendidikan.
Berdasarkan pasal tersebut
pendidikan di Indonesia tidak hanya
menjadi tannggung jawab bagi
institusi pelaksana pendidikan atau
sekolah semata, melainkan masyarakat
dan pemerintah juga memiliki andil
dalam mensukseskan pendidikan
nasional Indonesia. Dengan demikian
pelaksanaan pendidikan di Indonesia
akan memilki output yang seseuia
dengan kebutuhan masyarakat dan
juga negara.
Dalam konteks itu, Khususnya
pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah,sekolah seyogyanya di
kembangkan sebagai pranata atau
tatanan sosial- Pedagogis yang
kondusif atau memberi suasana bagi
tumbuh kembangnya berbagai kualitas
pribadi peserta didik. Sekolah sebagai
bagian intergral dari masyarakat perlu
dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sepanjang hayat,yang
mampu memberi
keteladanan,membangun kemauan,dan
mengembangkan kreatifitas peserta
didik dalam proses pembelajaran
demokratis.
Dalam rangka semua itu mata
pelajaran PPKn harus berfungsi
sebagai wahana kurikuler
pengembangan karakater warga negara
Indonesia yang demokratis dan
bertanggung jawab. Peran PPKn
dalam proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sepanjang
hayat,melalui pemberian
keteladanan,pembangunan
kemauan,dan pengembangan
kreatifitas peserta didik dalam proses
pembelajaran. Melalui PPKn sekolah
perlu dikembangkan sebagai pust
pengembangan wawasan,sikap,dan
keterampilan hidup dan berkehidupan
yang demokratis. Dari dua konsep
dasar tersebut dapat dikemukakan
bahwa paradigma pendidikan
demokrasi melalui PPKn yang perlu
dikembangkan dalam lingkungan
sekolah adalah pendidikan demokrasi
yang bersifat multidimensional atau
bersifat jamak.
Dalam konteks kehidupan
masyarakat,kita melihat betapa masih
besar nya kesenjangan antara konsep
dan muatan nilai yuang tercermin
dal;am sumber-sumber normative
konstitusional dengan fenomena
sosial, cultural, politik, ideologis, dan
regiositas. Kita menyaksikan kondisi
paradoksi antara nilai dan fakta dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara RI sampai dengan saat ini.
Alisyabana(1976) mengatakan bahwa
value as integratingforces and
personality,society and culture” nilai
merupakan perekat-pemersatu dalam
diri masyarakat dan kebudayaan.
Secara psikologis dan sosial
yang dimaksudkan dengan cerdas itu
bukanlah hanya cerdas rasional tetapi
juga cerdas emosional ,cerdas sosial
dan cerdas spiritual.(Sanusi
1998,winataputra 2001) dengan kata
lain individu yang cerdas
pikirannya,perasaannya,dan
prilakunya. Oleh karena itu proses
pendidikan tidak boleh dilepaskan dari
proses kebudayaan yang pada akhirnya
akan mengantarkan manusia menjadi
insan yang berbudaya dan
berkeadaban. Secara umum yang
dimaksud dengan pembudayaan
adalah proses pengembangan nilai
norma dan moral dalam diri
individulisme proses perlibatan peserta
didik dalam proses pendidikan yang
merupakan bagian intergral dari proses
kebudayan bangsa Indonesia.
34
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi
Masyarakat
Pendidikan dan masyarakat
tidak dapat dipisahlan satu sama lain.
Perkembangan suatu masyarakat sagat
ditentukan dari sektor pendidikan
dalam mempersiapkan sumber daya
manusianya(SDM) yang sesuai dengan
perkembangan jaman, dan
perkembangan sumber daya manusia
bangsa indonesia tidak terlepas dari
undang-undangnya(Idi. 2014: 60).
Dari konsepsi yang sanngat
matang dan telah diuraikan pada
undang-undang maupun ketetapam
MPR RI tentunya pendidikan di
Indonesia harus memilki kontribusi
yang nyata dan jelas terhadap
kehidupan bermasyarakat. Didalam
penyelenggaraannya pendidikan di
Indonesia memberikan kelonggaran
dan ruang bagi Institusi penyelenggara
pendidikan atau sekolah untuk
mengatiur visi dan misi sekolah
supaya sesuia dengan keadaan
lingkungan yang ada di sekitar
sekolah, sehingga dapat membrikan
outcome terhadap masyrakat maupun
sekolah tersebut.
Program pendidikan
didasarkan pada tujuan umum
pendidikan yang diturunkan dari tiga
summber yang meliputi keluarga,
masyarakat, dan pemerintah. Yang
diturunkan dari masyarakat yang
mencakup konsep luas seperti
memanusiakan manusia, membentuk
manusia, manusia yang
berkepribadian, manusai yang
bertanggung jawab dan sebagainya.
Tujuan umum ini menyangkut
pertimbangan filsafat dan etika yang
diturunkan dari harapan masyarakat,
seperti apa yang telah tercantum dalam
falsafah bangsa.
Dari berbgai pendapat terkait
dengan fungsi dan tujuan pendidika
diatas tentunya tidak ada perbedaan
substansi. Suatu hal yang pasti bahwa
fungsi dan tujuan pendidika di
masyrakat sangat krusial dalam
melanjutkan fungsi dan tujuan
pendidikan di dalam sekolah dan
keluarga, di mana satu sama lain tidak
dapat dipisahkan satu sama lain,
tetapiu integral dalam membentuk
suatu sistem pendidika yang
memberdayakan anak didik dalam
pegertian yang sesungguhnya. Dalam
Idi (2001:32) menyebutkan ada
beberapa pengertian dan pemhaman
terkait dengan fungsi dan tujuan
pendidikan akan dijelaskan sebagai
berikut;
Pertama, fungsi dan tujuan
pendidikan sebagai sosialisasi. Di
dalam masyarakat pra industri,
generasi baru berusaha mengikuti cara
hidup generasi sebelumbnya tidak
melalui lembaga-lembaga sekolah
seperti pada jaman sekarang. Pada
jaman dulu para generasi bangsa
melakukan peniruan terhadap orang-
ornag sebelumnya dengan ikut terjun
langsung kedalam fenomena yang
ingin diketahuinya. Mulai dari
mengamatai hingga menuri segala
seesuatu yang dilakukan oleh orang
dewasa. Untuk itu para anak-anak
belajar mengenali bahasa dan simbol
yanng berlaku didalam lingkup
oranng-orang dewasa serta
menyesuaikan diri seperti hal orang
dewasa.
Dengan demikian majunya
masyarakat dapat ditandai dengan
kemajuan budaya yang komplek dan
memilki refrensi antara kelompok
masyarakat satu dengan yang lain.
Masyarakat tersebut telah mengalami
perubahan sosial. Ketentuan yang
diterapkan dalam rangka merubah
kebudayaan menjadi lebih kompleks
tersebut terus mengalami
teransformasi kepada generasi ke
generasi berikutnya hingga bertemu
35
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
dengan permasalahan yang baru. Maka
dari itu perkembangan yang pesat
tersebut tentunya membutuhkan
tempat guna melakukan transformasi
budaya yang lebih efisien dengan
menggunakan sekolah-sekolah.
Preses mentransformasi,
menjaga, dan mengembangkan
budaya, nilai, tradisi, norma dan lain
sebagainya, secarta langsung telah
dibebankan pada dunia pendidikan
karena pendidikan dipandang lebih
mampu dalam mengemban tuigas
tersebut. Selain itu keluarga,
pemerintah, lembaga keagamaan, dan
perekonomian juga ditekankan untuk
melakukan tugas yang sama sehingga
di setiap lini masyarakat tirikat ketat
untuk melakukan tugas tersebut.
Dalam permulaan pendidikanya
sangatlah penting bagi anak didik
dalam menelaah nilai-nilai tersebut.
Hal ini dilakukan karena pada tahap
awal seorang individu dapat memilki
kritikal dan evaluasi yang rasional.
Pendidikan-pendidikan juga
mempromosikan terkait cita-cita sosial
yang akan dicapainya. Ssemua peserta
didik didorong dan diarahkan untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan oleh generasi
sebelumnya karena semuanya
dianggap sebagai budaya yang sedang
berlaku. Dengan cara tersebut anak-
anak diarahkan untuk berperilaku yang
sopan, hormat, dan juga patuh kepada
orang tuannya dan norma-norma yang
berlaku (Idi. 2014:73).
Kedua, Fungsi dan tujuan
pendidikan sebagai kontrol sosial.
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai
dan loyalitas terhadap tatanan
masyrakat harus berfungsi sebagai
layanan sekolah untuk menjadi
mekanisme kontrol. Durkheim
menjelaskan bahwa pendidikan
morang dipergunakan untuk meredam
keedoisan dan kerakusan individual
menjadi manusia yang beribtegral
serta memilki tranggung jawab dan
kesadaran sosial, dalam Jeane H.
Ballantine (1983:8). Melalui
pendidikan yang demikian, setiap
individu akan berupaya menerapkan
nilai-nialai yang di dapatkanya
keedalam kehidupan sehari-harinya.
Selanjutnya sebagai anggota
masyrakat individu memberikan
dukungang dan berusaha untuk
mempertahankan tatanan sosial yang
berlaku.
Sekolah sebagai lembaga
berfungsi untuk menjaga dan
mengembangkan tatanan sosial dan
kontrol sosial mempergunakan
asimilasi dan niali-niali sub-grup
beraneka ragam, kedalam nialai-nilai
yang dominan dianut oleh masyarakat.
Sekolah juga berfungsi sebagai
pemersatu nilai sehingga dapat
diterima di berbagai kalangan
masyrakat. Di Indonesia, sekolah
harus menanamkan filosofis Pancasila
yang dianut oleh bangsa kpada para
anak-anak didik.
Ketiga, fungsi dan tujuan
pendidika sebagai pelestari
budaya.disamping sekolah memilki
perang pendting dalam
mempersatukan budaya bangsa,
sekolah juga menjadi alat pelestari
budaya yang masih layak untuk
dipertahankan. Seperti bahasa daerah,
seni, budi pekerti dan segala upaya
memberdayaka sumberdaya lokal guna
kepentingan sekolah dan masyarakat.
Fungsi sekolah sebagai konservasi
nilai-nilai budaya daerah, yang
meliputi 1) sekolah dijadikan sebagai
salah satu lembaga masyrakat dalam
rangka mempertahankannilai-nilai
tradisonal masyrakat dari suatu
massyarakat pada sutau masyarakat
tertentu. 2) sekolah memilk,i tugas
untuk mempertahankan nialai-niali
budaya bangsa mempersatukan nilai-
36
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
nilai yang beragam demi kepentingan
nasional.
Untuk memenuhi dua tunttutan
tersebut perlu disusun kurikulum yang
baku dan berlaku disemua daerah serta
memillki kesesuaian terhadap nilai-
nilai dan kondisi daerah tersebut.
Dalam hal ini sekolah bertanggung
jawab untuk mendidik siswa untuk
menjadi generasi yang cinta daerah,
bangsa, dan tanah air.
Keempat, fungsi dan tujuan
pendidikan sebagai seleksi. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam hal ketenaga
kerjaan guna menempati jabatan dan
fungsional tertentu harus melalui tiga
tahap, yaitu seleksi, pelatihan, dan
pengemabangan. Dalam hal seleksi
sekolah melakukan penyaringan
terhadap calon siswa yang hendak
masuk kedalam sekolah tersebut
dengan menggunakan NEM. Hal
tersebutlah yang menjadikan
terjadinya kesenjangan pendidikan di
Indonesia, di mana calon siswa yang
memilki NEM yang kecil dan dengan
ekonomi yang kurang mencukupi tidak
bisa mendapatkan sekolah yang
bermutu. Dan hal tersebut juga berlaku
dalam hal penempatan jabatan atau
fungsional, mereka harus melalui
berbagai seleksi guna menedapatkan
tenaga kerja yang cakap dan terampil
serta sesuia dengan jabatan yang
sedang dipangkunya.
Sekolah sebagai lembaga
pelatihan dan pengemabangan
mempunyai dua hal yang meliputi 1)
sekolah digunaakan untuk menyiapkan
tenaga kerja yang profesional dalam
bidang spesialis tertentu. Guna
menampungnya sekolah membuka
berbagai jurusan dan cabang ilmu
guna menyiapkan tenaga ahli
dibidanya. 2) sekolah digunakan
sebagai alat untuk memotifasi para
pekerja agare memilki tanggung jawab
terhadap karir dan jabatan yang
dipangkunya.
Sekolah mempunyai fungsi
pengajaran, pelatiham, dan
pendidikan. Fungsi pengajaran yaitu
menyiapkan tenaga kerja yang ahli
dibidangnya. Fungsi latihan yaitu
untuk menciptakan tenaga kerja yang
terampil di bidangnya, sedangkan
fungsi pendidikan yaitu
mempersiapkan pribadi yang baik dan
seorang pekerja yang sesuai dengan
bidangnya. Jadi fungsi dan tujuan
pendidikan inni merupakan
perkembangan sosial seorang individu.
Kelima, fungsi dan tujuan
pendidikan sebagai peruabahan
sosial. Pendidikan memilki fungsi dan
tujuan untuk melakukan perubahan
sosial, yang meliputi : 1) melakukan
reproduksi budaya. Didalam
pendidikan siswa akan diajarakan
denbgan kebiasaan-kebiaasaan baru
yang nantinya akan merubah
kebiasaan lama menjadi yang lebih
modern, kebiasaan tersebut meliputi
orientasi ekonomi, kemandirian,
mekanisme, kompetensi, sikap kerja
dan lain sebagainya. Usaha-usaha
tersebut berdasarkan dengan pola pikir
ilmiah yang secara nyata iitu
meruapakan lawan bagi pola pikir
yang lama, sehingga seseorang akan
dapat dengan mudah melakukan
pandangan yang objektif dan
mempermudah manusia menguasai
alam sekitarnya.
2) lembaga pendidikan sebagai
defusi budaya. Kebijaksanaan-
kebijaksaan sosial yang kemudian
diambil tertentu berdasarkan dari hasil
budaya dan defusi budaya. Sekolah-
sekolah tertentu baru, dan juga
menanamkan nilai-nilai baru guna
mempermudah siswa dalam menjadi
anggota masyarakat.
Keenam, fungsi dan tujuan
pendidikan sebagai partner
37
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
masyarakat. Sekolah sebagai partner
masyarakat hal ini disebabkan adanya
timbal balik antara sekolah dengan
masyarakat yang saling berkaitan.
Antara kedua pihak tersebut memiliki
manfaat dan arti yang sangat penting
bagi pembinaan dukungan moral,
material, dan pemanfaatan masyarakat
sebagai sumber belajar. Hubungan
antara ssekolah dengan masyarakat
merupakan salah satu bentuk dalam
membangun dan mengembangakan
pertumbuhan pribadi seorang anak
didik. Sekolah dalam hal ini adalah
gambaran dari sistem sosial yang
merupakan bagian integral dari suatu
bentuk masyarakat, hal tersebut terurai
dengan jelas dalam teori fungsional
strukturalnya Tallcot Parson (Mulyasa.
2008:116).
Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi
Pemerintah
Pendidikan merupakan salah
satu sara yang digunakan oleh
pemerintah guna melakukan
penyelarasan dan proses pembentukan
bangsa yang berguna bagi negara.
Dalam hal ini pendidikan digunakan
sebagai motor unttuk berbagai
kepentingan mulai dari kepentingan
politik hingga kepentingan sosial.
Tidak jarang pendidikan dijadikan
wacana utama atau jargon bagi para
calon-calon pejabat guna meraih suara
dari masyrakat, hal tersebut mulai dari
program pendidikan gratis hingga
pendidikan terbuka. Kesemuanya itu
hanya menjadi wacana semata melihat
keadaan yang sebenarnnya wacana
tersebut sulit untuk dipenuhi. Dalam
hal fungsi dan tujuan pendidikan bagi
pemerintag pada dasarnya bertujuan
untuk mempersiapkan generasi bangsa
guna menjadi generasi yang lebih baik,
semuanya terurai dalam penjelasan
sebagai berikut :
Pertama, Menciptakan
Generasi Penerus Bangsa .Manfaat
pendidikan yang kedua adalah mamp
untuk menciptakan generasi penerus
bangsa yang expert atau ahli dalam
berbagai bidang. Hal ini berhubungan
dengan tersedianya berbagai macam
jenjang pendidikan dan juga
penjurusan yang ada, sehingga dapat
membantu melahirkan banyak sekali
generasi muda yang berguna bagi
banyak orang sesuai dengan disiplin
ilmu yang dipelajari
Kedua, Pendidikan sebagai
alat untuk mengukur kepedulian
terhadap generasi bangsa. Hal ini
tertuang dalam undang-undang No.20
tahun 2003 pasal 4 ayat 6 yang
manyatakan bahwa masyarakat
memilki tanggung jawab akan
pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Dengan adanya kontribusi
masayarakat terhadap pelaksanaan
pendidikan nasional Indonesia
diharapkan mayarakat menjadi sadar
bahwa pentingnya memelihara dan
mengembangkan bakat-bakat generasi
mereka guna mengantarkan ke
peradaban masyarakat yang lebih baik.
Selain itu dengan adanya
perhatian dari masyarakat pelaksanaan
pendidikan juga menjadi lancar
sekolah-sekolah mendapatkan murid
dan masyarakat mendapatkan kaum
intelektual. Sehingga telah terjadi
kesinambungan yang saling
menguntungkan antara masyrakat dan
pendidikan. Antara pendidikan dan
sekolah, keluarga dan masyarakat
terdapat saling keterkaitan. Di satu
sisi, pendidikan adalah bagian dari
kehidupan yang dituntut untuk mampu
mengikuti perkembangan di dalamnya.
Di pihak lain, karena misi yang
diemban oleh pendidikan tidak larut di
dalam pengarh lingkungan sekitarnya.
Pendidikan, dalam hal ini, tidak hanya
akan menjadi buih dalam gelombang
38
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
perkembangan zaman. Berdasarkan
nilai-niilai yang diiedealkan,
pendidikan akan selalu berupaya
menjalani kehidupan (Idi. 2014:59).
Ketiga, Sebagai alat
transformasi nilai. Pendidikan di
negara Indonesia tidak hanya
mengesah kemampuan koqnitif siswa
atau peserta didik semata melainkan
pendidikan di Indonesia yang
didasarkan pada pasal 4 undang-
undang No.20 tahun 2003 lebih
menekankan kesesuaian antara
pendidikan dengan nilai, norma,
budaya masayarakat setempat. Hal
tersebut bertujuan untuk menghindari
ketimpangan anntara output
pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat. Sehingga didalam
pelaksanaan pendidikan Indonesia
lebih mengutamakan transformasi
nilai- nilai, norma, budaya yang ada di
lingkungan sekolah tersebut berada.
Dengan menggunakan
pendidikan sebagai alat transformasi
nilai ini sangata menguntungkan bagi
masyrakat, yang mana nilai-nilai dan
norma serta budaya masyarakat
setempat dapat diwariskan kepada
generasi selanjutnya. Sehingga terjadi
kebertahanan terhadap nilai-nilai
masyarakat tersebut (Idi. 2014:61).
Keempat, Memberikan
Informasi dan Pemahaman. Manfaat
pendidikan pertama adalah untuk
meningkatkan serta memberikan
informasi serta pemahaman terhadap
ilmu pengetahuan secara menyeluruh
kepada setiap anggota didik. Hal ini
merupakan salah satu hal yang paling
penting dan merupakan tujuan serta
manfaat utama dari
pendidikan. Dengan adanya
pendidikan, maka setiap peserta didik
akan dibantu dalam memahami dan
mengenal berbagai macam ilmu
pengetahuan yang terus berkembang.
Kelima, Mencegah Terjadinya
Tindak Kejahatan. Dengan adanya
pendidikan, maka seseorang akan
memahami apa yang baik dan juga apa
yang salah. Hal ini tentu saja akan
berpengaruh dan juga bermanfaat
untuk mencegah terjadinya tindak
kejahatan.
Keenam, Membentuk Karakter
Bangsa. Manfaat pendidikan
selanjutnya adalah untuk membentuk
karakter bangsa yang bermartabat dan
juga bermoral. Sejalan dengan
tujuannya, pendidikan juga harus
bermanfaat untuk meningkatkan dan
juga membentuk karakter dari bangsa
yang bermartabat dan juga bermoral
baik. Hal ini tentu saja akan sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dari
Negara kita.
SIMPULAN
Dari berbagai perrspektif
tentang fungsi dan tujuan pendidikan
telah jelas terlihat bahwa pendidikan
di indonesia berupaya untuk
menciptakan bangsa yang cakap,
beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta
memilki pengetahuan yang baik dan
wawasan kebangsaan yang luas seperti
yang tertuang dalam sila pertama.
Pendidikan di Indonesi sangat
berperan penting dalam membangu
masyarakat. Melalui
pendidikan,masyarakat melakukan
transformasi budaya, menciptakan
tenaga kerja, menciptakan alat kontrol
sosial dan lain sebagainya. Dengan
demikian perkembangan masyarakat
dapat berjalan secara berkelanjutan.
Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan
pendidikan bagi masyrakat tentunya
masyarakat akan sangat diuntungkan
dalam hal birokrasi, sosial dan
ketenagakerjaannya.
Selain masyarakat,
pemerintahpun juga merasakan
39
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, Nomor 1 April 2019
ISSN: 977 2527544 01
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
dampak positif dari adanya kegiatan
pendidikan. Di mana pendidikan
dijadikan wadah atau tempat untuk
menciptakan generasi yang ahli dan
terampil dalam bidang masing-masing.
Melalui pendidikan tersebut
pemerintah akan lebih meudah dalam
hal mananggulangi kejahatan sosial,
pengangguran, kemiskinan dan lain
sebagainya. Hal tersebut disebkan,
karena pendidika tidak hanya berpaku
pada trasformasi sikap dan budaya
semata, melainkan pendidikan juga
menciptakan tenaga-tenaga ahli
dibidang ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah. 2001. The Conditions
For Learning at University: A
Comparasion Between
Indonesia and Tasmania,
Australia. Palembang: Unsri
Pers.
Idi, Abdullah. 2014. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan
Karakter. Bandung: Nusa
Media.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru
Profesional: Menciptakan
Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2012. Manajemen
Pendidikan Karakter. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mulyasa. 2012. Manajemen
pendidikan karakter. Jakarta:
Bumi aksara
S. Nasution. 2009. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara Pers.
Sastrawijaya, A.Tresna. 1991.
Pengembangan Program
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
... Dalam Pendidikan, keluarga menjadi bagian penting. Keluarga membantu untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi, norma, budaya, dan nilai (Sujana, 2019). Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan kecerdasan, tetapi juga karakter dan kepribadian yang unggul sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan negara (Wahono, 2018). ...
Article
Mitos masih menjadi sesuatu yang melekat dalam diri masyarakat Indonesia. Mitos bisa ditemukan dalam setiap kalangan budaya dan tempat, termasuk di Kota Dumai. Bahkan Sebagian besar orangtua jemaat GPIB Ekklesia Dumai masih menggunakan mitos. Mitos banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan tertentu. Salah satu tujuan masyarakat menggunakan Mitos adalah untuk mendidik anak menjadi lebih baik dan berkarakter. Penelitian ini secara spesifik mendeskripsikan pemahaman orangtua jemaat GPIB Ekklesia Dumai tentang mitos dan meninjau pola asuh orangtua yang mendidik anak dengan mitos dari perspektif sosio-pedagogis. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif melalui wawancara dengan orangtua jemaat GPIB Ekklesai Dumai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos dalam didikan orangtua memainkan peran penting dalam pola asuh di Jemaat GPIB Ekklesia Dumai. Para orangtua menggunakan mitos-mitos tertentu dalam mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma kepada anak-anak mereka. Mitos dapat menjadi sarana yang efektif untuk mentransmisikan nilai-nilai dan norma-norma yang dianggap penting oleh orangtua. Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan pendekatan didaktik yang lebih holistik dan inklusif dalam Pendidikan agama dan pembentukan nilai-nilai.
... Untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan serta mutu dalam kehidupan dan martabat manusia diperlukan adanya pendidikan. Menurut (Sujana, 2019) pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending proces) sehingga dapat menghasilkan proses yang berkesinambungan, yang berfokus pada perwujudan sosok manusia untuk masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta pancasila. Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. ...
Article
Full-text available
This study aims to determine the effectiveness of the use of the Role Playing learning model on the learning outcomes of Pancasila Education about examples of rules at home in grade 1 of SDN Wegoknatar. This type of research is an experimental research with Pre-Experimental designs with a One-Group Pretest-Posttest model. The sample in this study was all students of grade I of SDN Wegoknatar which amounted to 17 people and consisted of 14 boys and 3 girls. The data collection techniques used in this study are direct observation and written test questions. The data analysis techniques used in this study are data from pretest and posttest results to compare averages, normality tests, hypothesis tests and N-Gain tests to determine the effectiveness of the use of the Role Playing learning model. From the results of data analysis, the average score obtained in the pretest was 55.5 to 78.3 in the posttest while the N-Gain was obtained with a value of 0.61 so it is a medium category. This means that the Role Playing learning model is effectively used and there is an influence of the use of the Role Playing learning model on the learning outcomes of Pancasila Education about examples of rules at home.
... Law No. 20/2003 on the national education system regulates the direction and implementation of national education, which contains the objectives and functions of education in Indonesia. With the purpose and function of education outlined in this law, the direction of education can be seen clearly that the purpose of education in Indonesia is to prepare a better generation of the nation (Sujana, 2019). ...
Article
Full-text available
Purpose: In the implementation of education, of course, it does not only prioritize learning but also the cultivation of national character. However, there are still those who view that learning science is more important than teaching character cultivation in children. The objectives of this study are: a) Describe the implementation of tarling activities at MIM PK Wirogunan; b) Knowing the impact of the mobile tadarus activity program on students' self-confidence character. Methodology: This type of research is qualitative phenomenology. This research was conducted at MIM PK Wirogunan Kartasura. The research subjects were the Principal, teacher representatives and students who participated in tarling activities. Data collection techniques include interviews, observation and documentation. Test the validity of the data in the form of triangulation of techniques and sources. Data analysis uses interactive techniques by collecting and analyzing data to develop a theory. With data analysis steps that include data collection, data reduction, data presentation, verification and conclusion drawing. Results: The results showed that a) The implementation of tarling at MIM PK Wirogunan Kartasura is carried out once a month on Friday of the first week for low classes, namely 1,2,3 and for high classes 4,5,6 in the second week. The purpose of this tarling activity program is to connect silahturahmi between student guardians and so that students get to know each other. The stages of this tarling program are: opening activities, core activities, other activities and closing activities. b) The implementation of the tarling activity program at MIM PK Wirogunan Kartasura can instill confident characters in students. The teacher's efforts in instilling confident character at MIM PK Wirogunan Kartasura through the tarling activity program are: giving responsibility, guiding, strengthening and motivating, providing apperception, and inviting students to communicate. Applications/Originality/Value: This research reveals that in a school it is very important to instill national character, especially self-confidence, to make it easier for students to adjust to their social environment.
... Pendidikan merupakan pilar fundamental dalam pembangunan sumber daya manusia dan kemajuan sebuah bangsa. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai instrumen pembentukan karakter dan pengembangan potensi peserta didik secara holistik (Sujana, 2019). Lamichhane, (2018) menegaskan bahwa pendidikan adalah proses kompleks yang memfasilitasi pembelajaran, pengembangan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang berkontribusi pada pembentukan kapabilitas individu. ...
Article
Full-text available
Kata Kunci : Abstrak : ChatGPT, kecerdasan buatan, pelatihan guru, pembelajaran, teknologi Pendidikan Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) khususnya ChatGPT telah membuka peluang baru dalam dunia pendidikan, namun masih banyak guru yang belum memahami cara mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran, terutama di daerah 3T seperti SMA Negeri 13 Maluku Barat Daya, Maluku Barat Daya. Keterbatasan infrastruktur digital dan minimnya exposure terhadap inovasi pendidikan terkini menjadi hambatan bagi para guru dalam mengembangkan kompetensi digital mereka. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu pembelajaran melalui workshop yang komprehensif. Kegiatan dilaksanakan pada 17 November 2023 menggunakan pendekatan experiential learning dengan metode presentasi, demonstrasi, praktik langsung, dan diskusi reflektif yang melibatkan 15 guru sebagai peserta. Hasil evaluasi menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi (rata-rata 3.41 dari 4.0), dengan 40% guru fokus menggunakan ChatGPT untuk pengembangan RPP, 33.3% untuk pembuatan soal evaluasi, dan 26.7% untuk pengembangan materi ajar. Workshop berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengintegrasikan ChatGPT ke dalam praktik pembelajaran, ditandai dengan terbentuknya komunitas praktik untuk keberlanjutan program. Key word : Abstract : ChatGPT, artificial intelligence, teacher training, learning, educational technology The development of artificial intelligence (AI) technology, particularly ChatGPT, has opened new opportunities in education, yet many teachers still struggle to integrate it into their teaching practices, especially in remote areas like SMA Negeri 13 Maluku Barat Daya, Southwest Maluku. Limited digital infrastructure and minimal exposure to recent educational innovations hinder teachers' digital competency development. This community service aimed to enhance teachers' competency in using ChatGPT as a teaching tool through a comprehensive JURNAL ABDI INSANI
Article
Full-text available
Masalah penelitian ini adalah "Apakah dengan menggunakan media Wizer. Me dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun luas persegi dan luas persegi panjang pada kelas IV di SDN 4 Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara?". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Wizer. Me pada materi bangun luas persegi dan luas persegi panjang pada siswa kelas IV di SDN 4 Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tes, observasi, dan dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Pada saat observasi awal kemampuan yang diperoleh siswa masih sangat rendah yakni hanya 13 orang siswa atau 57% yang mendapat ketuntasan belajar. Pada pelaksanaan penelitian siklus I terjadi peningkatan yakni berjumlah 15 orang siswa atau 65%. Hal ini belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yakni 80%, sehingga penelitian akan dilanjutkan pada siklus kedua. Pada siklus kedua, 91% atau 21 siswa lebih baik dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media berbasis Wizer.me secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 4 Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.
Article
This study aims to determine the effect of the syllabic method on reading difficulties in grade II students at SD Negeri 026 Banua – Baru, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province. The research method used is quantitative with the type of pre-experimental research with a one-group pretest-posttest design. The research location was at SD Negeri 026 Banua – Baru, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province, with a sample of 20 grade II students consisting of 12 boys and 8 girls. Data collection was carried out using a pretest test and a posttest test. Instrument testing uses validity and reliability. Data analysis techniques used descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis, and hypothesis testing in the form of a paired sample T-test. Based on the research that has been done, the results obtained are hypothesis testing paired sample t-test showing that there is an effect of the syllabic method on reading difficulties in class II students at SD Negeri 026 Banua – Baru, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province, as evidenced by the results of the paired test. Sample t-test obtained a value of 0.001 < 0.05, in other words, this study has a significant effect. Keywords: Syllabic Method; Difficulty Reading.
Article
Full-text available
This research was conducted on grade 2B students of SDI Harekakae. The type of research used is classroom action research (CAR) which refers to Kurt Lewin's model. The main concept of Lewin's Action Research Model consists of four components, namely: planning, action, observation, and reflection. The data collection techniques in this study were observation, tests, and documentation, and the data analysis technique used was descriptive qualitative analysis. Based on the results of observations in cycle I, it shows that the average of only 10.25 students (51.25%) were active in the teaching and learning process. This indicates that students' activeness in learning is still lacking. However, the results of observations in cycle II show that on average almost all students were active in the teaching and learning process, increasing to 18.75 students (93.75%). In accordance with the learning outcomes of cycle I, it can be seen that the students' learning outcomes in cycle I have not yet reached or have not been able to meet the minimum completeness criteria determined, which is 80%. After making improvements in cycle II, there is a very significant increase where from the learning outcomes in cycle I only 11 students (55%) were complete, then in cycle II students who were complete according to the Minimum Completeness Criteria as many as 18 students (90%). This indicates that students who have completed the learning in cycle II have exceeded or answered the success indicator of 90% of the predetermined success indicator is 80%.
Article
This research aims to determine the differences or comparisons of education in poor countries, developing countries and developed countries. In Law on the Education System No. 20 of 2003, education is a conscious and planned effort to create an atmosphere of learning and learning so that students actively develop their potential to have religious spiritual strength, self-control, personality, intelligence, noble morals and skills. what he and society need.
Article
Full-text available
The development of information technology today has had a significant impact in various sectors of life, including in the management of village government administration. Technology facilitates the process of delivering information that is fast, accurate, and not limited by time and place. Darmasari Village, which is part of Pemangkat Subdistrict, experiences several challenges in population administration services, such as inefficiency in recording and managing population data. Through the Bina Desa Community Service Program (KKN), training on population information systems is expected to improve efficiency in recording population data. The implementation of the population information system aims to simplify administrative processes and accelerate public services, and ensure data transparency that can be accessed by the community without the need to come directly to the village office. With this training, it is hoped that village officials can be more effective in carrying out their duties, and improve the quality of services to the people of Darmasari Village.
Article
Full-text available
Students’ final grades are still not satisfactory after the semester ends. Current data shows that the average final grade is below 70. Several factors are interrelated to shape students’ learning outcomes. The following factors contribute to the total: 20% for instructor observation, 25% for assignments, 25% for midterm exams, and 30% for final exams. In order to use the results of the Statistics course as a benchmark for future comparison courses, a descriptive study of the learning outcomes of the course is needed. The course can focus more on students’ strengths and areas for improvement if the instructor pays close attention to the stated course objectives. This study was conducted in the Information Systems Study Program of Bina Sarana Informatika University under the Faculty of Engineering and Informatics. The study will be conducted from September 2023 to February 2024. Participants in this study were all students enrolled in the Statistics course for the 2023–2024 academic year, namely third semester students. Students often get an A grade with a score range of 80-100 on the final exam based on lecturer observations, assignments, midterm grades, and final semester exams. Statistics scores can be used as a consideration for learning related courses. So that lecturers can anticipate low scores obtained by students.
ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.