ArticlePDF Available

Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II

Authors:

Abstract

With the increasing needs of productivity and the use of high technology in the form of machines and production facilities, the need for maintenance functions is growing. At PT. Surabaya Wire that produces nails and wires of problems that arise especially related to damage to nail making machine, it causes the hours to stop (downtime) and delay in the production process so that the engine performance becomes less effective. The purpose of the research is to determine the time interval schedule of care and know the action or maintenance activities to be done. To solve the problem in this research using Reliability Centered Maintenance (RCM) II method with Failure Modes and Effect Analyze (FMEA) calculation. RCM II defined a process used to determine what should be done for machine maintenance, whereas for FMEA it is defined as a method to identify the highest failure form on any machine malfunction. From the calculation result using FMEA and RCM II, we got treatment interval result on side shaft component (metal handlebar) with maintenance interval for 63 hours, for crank shaft component (metal road) with maintenance interval for 81 hours, and for Electric motor component with maintenance interval for 374 hours.
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
49
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan
Menggunakan Reliability Centered Maintenance (RCM) II
Muhammad Arizki Zainul Ramadhan1, Tedjo Sukmono2
1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
E-mail Address : mazramadhan@gmail.com 1), thedjoss@gmail.com 2)
Diterima : 15 September 2018 ; Disetujui: 28 November 2018
ABSTRAK
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan produktivitas dan penggunaan teknologi yang tinggi berupa mesin
serta fasilitas produksi maka kebutuhan akan fungsi perawatan semakin bertambah besar. Pada PT. Surabaya Wire
yang memproduksi paku dan kawat adanya permasalahan yang timbul khususnya terkait dengan kerusakan pada nail
making machine, hal tersebut mengakibatkan jam berhenti (downtime) dan delay pada proses produksi sehingga
kinerja mesin menjadi kurang efektif. Tujuan dilakukan penelitian yaitu dapat menentukan jadwal interval waktu
perawatan dan mengetahui tindakan atau kegiatan perawatan yang harus dilakukan. Untuk mengatasi masalah
tersebut dalam penelitian ini menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II dengan perhitungan
Failure Modes and Effect Analyze (FMEA). RCM II didefinisikan sebuah proses yang digunakan untuk
menentukkan apa yang harus dilakukan untuk perawatan mesin, sedangkan untuk FMEA diartikan sebagai metode
untuk mengidentifikasikan bentuk kegagalan tertinggi pada setiap kerusakan mesin yang terjadi. Dari hasil
perhitungan menggunakan FMEA dan RCM II diperoleh hasil interval perawatan pada komponen Side shaft (stang
metal) dengan interval perawatan selama 63 jam, untuk komponen Crank shaft (metal jalan) dengan interval
perawatan selama 81 jam, dan untuk komponen Electrik motor dengan interval perawatan selama 374 jam.
Kata Kunci : FMEA, Manajemen perawatan, RCM II.
ABSTRACT
With the increasing needs of productivity and the use of high technology in the form of machines and
production facilities, the need for maintenance functions is growing. At PT. Surabaya Wire that produces nails and
wires of problems that arise especially related to damage to nail making machine, it causes the hours to stop
(downtime) and delay in the production process so that the engine performance becomes less effective. The purpose
of the research is to determine the time interval schedule of care and know the action or maintenance activities to be
done. To solve the problem in this research using Reliability Centered Maintenance (RCM) II method with Failure
Modes and Effect Analyze (FMEA) calculation. RCM II defined a process used to determine what should be done
for machine maintenance, whereas for FMEA it is defined as a method to identify the highest failure form on any
machine malfunction. From the calculation result using FMEA and RCM II, we got treatment interval result on side
shaft component (metal handlebar) with maintenance interval for 63 hours, for crank shaft component (metal road)
with maintenance interval for 81 hours, and for Electric motor component with maintenance interval for 374 hours.
Keywords: FMEA, Maintenance management, RCM II.
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
50
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang ada di Indonesia saat ini berjalan dengan cepat dan semakin canggih. Sehingga
dapat dirasakan dalam berbagai kegiatan dan kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang industri manufaktur.
Perubahan teknologi yang digunakan dapat menimbulkan perubahan dari komponen input serta output yang
dihasilkan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan produktivitas dan penggunaan teknologi yang tinggi berupa
mesin serta fasilitas produksi maka kebutuhan akan fungsi perawatan semakin bertambah besar.
Dalam usaha untuk menggunakan fasilitas produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka perlu
direncanakan kegiatan perawatan yang dapat mendukung keandalan suatu mesin. Keandalan mesin merupakan salah
satu aspek yang sangat penting sehingga dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi serta produk yang
dihasilkan. Keandalan ini dapat membantu memperkirakan peluang suatu komponen mesin untuk dapat bekerja
sesuai dengan tujuan yang diinginkan pada jangka waktu tertentu.
PT. Surabaya Wire adalah sebuah perusahaan dibidang manufaktur yang memproduksi paku, kawat.
Permasalahan yang timbul di perusahaan tersebut khususnya terkait dengan kerusakan mesin produksi paku atau
dengan kata lain nail making machine, hal tersebut dapat mengakibatkan jam berhenti (downtime) dan delay pada
proses produksi yang mengakibatkan kinerja mesin menjadi kurang efektif dan efisien. Efektivitas dalam proses
produksi perlu didukung adanya manajemen perawatan dan pemeliharaan pada mesin untuk itu diperlukan langkah-
langkah yang efektif dalam pemeliharaan mesin untuk dapat menanggulangi dan mencegah masalah tersebut. Dalam
pemeliharaan mesin tersebut dapat ditangani dan diupayakan secara berkelanjutan sehingga mampu meningkatkan
efektivitas dari mesin tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance II (RCM
II). Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui interval waktu perawatan mesin yang telah dilaksanakan di
pabrik paku dan kawat tersebut secara efektif.
METODE
Pada tahap pengumpulan data penulis terlebih dahulu melakukan observasi pada area kerja agar mendapatkan
informasi secara detail mengenai pokok permasalahan yang ada. Ada beberapa teknik yang diambil oleh penulis
yaitu yang pertama melakukan wawancara atau mengadakan komunikasi langsung dengan kepala bagian produksi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan obyek yang diteliti atau dengan karyawan yang terlibat langsung didalam
perusahaan tersebut dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan poses produksi , data kerusakan bulanan pada
mesin produksi paku.
Yang kedua, dokumentasi data yang diperoleh dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang
berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh berhubungan dengan data kerusakan
setiap bulan pada mesin produksi paku dan lain-lain.
Data yang diambil dalam penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2015 sampai Desember 2016. Untuk data
primer terdiri dari : jumlah waktu yang dilakukan oleh mesin saat melakukan proses produksi dan kerusakan mesin
dan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya. Untuk data sekunder terdiri dari : profil perusahaan dan
prosedur peralatan yang dilakukan dan prosedur dari set-up mesin kemudian diolah dengan mengunakan metode
Failure Modes and Effect Analyze (FMEA) dan metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data dan perhitungan untuk menunjang penelitian tersebut. Dimana langkah awal yang harus
dilakukan yaitu :
Perhitungan Failure Modes and Effect Analyze (FMEA) dengan menggunakan rumus dibawah ini yang mana
harus diketahui terlebih dahulu nilai rangking pada severity, occurance, dan detection [1].
RPN = S x O x D ..........................................(1)
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
51
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Dimana ;
RPN : Risk Priority Number
S : Severity
O : Occurance
D : Detection
Perhitungan Parameter Time To Failure (TTF) dan Time To Repair (TTR) sesuai dengan masing-masing
distribusi [2].
Distribusi Weibull
b = n∑xiyi – (∑xi) (∑yi)
...........................................(2)
n∑xi2 (∑xi)2
a = ӯ – b(x) ........................................... (3)
α = b ...........................................(4)
β = e–(α/b) ...........................................(5)
Dimana :
b = gradient
a = perhitungan intersep
α = parameter bentuk
β = parameter skala
Distribusi Lognormal
b = n∑xiyi – (∑xi) (∑yi)
............................................(6)
n∑xi2 (∑xi)2
a = ӯ – b(x) ............................................(7)
s = 1/b ............................................(8)
tmed = e-sa ............................................(9)
Dimana :
b = gradient
a = perhitungan intersep
s = parameter bentuk
tmed = parameter lokasi
Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time to Repair (MTTR) sesuai dengan masing
masing distribusi dengan melihat nilai parameter [3].
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
52
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Distribusi Weibull
MTTF = MTTR = βΓ(1+1/α) .......................................... (10)
Dimana :
Β = parameter skala
Γ = fungsi gamma
Distribusi Lognormal
MTTF = MTTR = tmed x es2/2 ..........................................(11)
Dimana :
tmed = parameter lokasi
exp = 2.718
s = parameter bentuk
Perhitungan Interval Waktu Perawatan[4].
ti = rata-rata jam kerja per bulan / n
Dimana :
ti = interval waktu perawatan
n = frekuensi pemeriksaan optimal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan komponen kritis digunakan untuk mengetahui komponen yang banyak mengalami kerusakan
dapat diketahui menggunakan perhitungan pada masing-masing komponen dengan presentase downtime kerusakan
komponen yang paling tinggi pada mesin paku A503 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Presentase Downtime Kerusakan Mesin
No
Nama Komponen
Downtime
% Downtime
% Downtime Kumulatif
1
Side shaft
12
29.3
29.3
2
Crank shaft
9
20.8
50.1
3
Electric motor
6
13.7
63.8
4
Hummer
3
7.0
70.8
5
Wire cutting
2
3.9
74.7
6
Wire straightener
1
3.5
78.2
7
Flywheel
2
6.0
84.2
8
Wire feeder
2
5.0
89.2
9
Auto lubricating pump
2
4.8
94.0
10
Start power
2
6.0
100
Jumlah
41
100
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
53
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Gambar 1. Diagram Pareto Penetuan Komponen Kritis
Selanjutnya menentukan FMEA, dalam perhitungan ini menggunakan nilai rating yang mana
menggambarkan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada mesin saat proses produksi. Berdasarkan analisis melalui
FMEA maka didapat nilai Risk Priority Number (RPN) masing-masing komponen yang didapatkan dari penentuan
nilai rating severity, occurance dan detection.
Tabel 2. Failure Modes And Effect Analyze Pada Mesin Paku A503
FMEA Worksheet
SISTEM : OPERASI MESIN PAJU A503
SUBSISTEM : MESIN PAKU A503
Part/process
Function
Potential
Failure Mode
Potential Effect
Of Failure
Sev
(1-
10)
Potential Cause
Of Failure
Occ
(1-10)
Current
Controls
Det
(1-
10)
RPN
Crank shaft
(metal jalan)
Penggerak
hummer dan
sayap metal
dan mengatur
kecepatan
komponen
Bearing
longgar
Suara mesin
berisik
8
Beban kerja dan
pengoperasian
yang sudah lama
5
Mengontrol
komponen
bearing
8
320
Sambungan
lengan patah
Metal jalan tidak
bekerja sesuai
fungsinya
9
Beban kerja dan
pengoperasian
yang sudah lama
3
Mengontrol
pemakaian
usia metal
jalan
7
189
Pelumas
bearing habis
Metal jalan
macet
8
Kelalaian
operator
1
Mengontrol
pelumasan
4
32
TOTAL RPN
541
Side shaft
(stang
metal)
Penggerak
dari crank
shaft ke wire
cutting dan
wire feeder
Sambungan
stang metal
patah
Proses jalannya
produksi macet
(berhenti)
9
Beban kerja
karena
pengumpan
kawat aus
5
Mengontrol
sambungan
stang metal
8
360
Beban wire
feeder aus
Sayap metal
menjadi rusak
9
Kelalaian
operator
6
Mengontrol
wire feeder
7
378
Sayap metal
longgar
Pergerakan stang
metal tidak
beraturan
5
Baut
pengencang
lepas
2
Mengontrol
komponen
baut
5
50
TOTAL RPN
788
Electric motor
Sumber
daya utama
mesin
Panas atau
overheating
Komponen
mesin tidak
dapat beroperasi
8
Beban tidak
normal, fan
rusak, body
motor kotor
5
Mengontrol
kebersihan
dan arus
listrik
7
280
TOTAL RPN
280
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
54
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Dapat diketahui dari tabel Failure Modes and Effect Analyze (FMEA) bahwa nilai total RPN yang tertinggi
terdapat pada tiga komponen yaitu Side shaft (stang metal) dengan nilai RPN sebesar 788, Crank shaft (metal jalan)
dengan RPN sebesar 541, dan Electric motor dengan RPN sebesar 280. Dari hasil perhitungan FMEA tersebut
selanjutnya akan dilakukan tindakan perawatan menggunakan RCM II.
Reliability Centerd Maintenance (RCM) II Decision Worksheet digunakan untuk mencari jenis kegiatan
perawatan (maintenance task) yang tepat dan memiliki kemungkinan untuk dapat mengatasi setiap failure mode.
Kerusakan pada mesin paku A503 menyebabkan produksi akan terhenti yang akan mempengaruhi target
sehingga akan mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan. Pada tabel 3 menampilkan RCM II decision worksheet
pada komponen kritis.
Tabel 3. Reliability Centered Maintenance II Decision Worksheet Pada Mesin Paku A503
RCM II Decision Worksheet
SISTEM : SISTEM OPERASI MESIN PAKU
A503
Facilitator :
Date :
SUBSISTEM : MESIN PAKU A503
Auditor :
Year :
No
Komponen
Function
Potential
Failure Mode
Potential
Effect Of
Failure
Potential
Cause Of
Failure
Konsekuensi
kegagalan
Tindakan
yang
Diberikan
Tindakan
Perawatan
yang
Dilakukan
1
Side shaft
(stang
metal)
Penggerak
dari crank
shaft ke wire
cutting dan
wire feeder
Sambungan
stang metal
patah
Proses
jalannya
produksi
macet
(berhenti)
Beban kerja
karena
pengumpan
kawat aus
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
Penggantian
komponen
Beban wire
feeder aus
Sayap metal
menjadi rusak
Kelalaian
operator
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
Pemulihan
kondisi
komponen
Sayap metal
longgar
Pergerakan
stang metal
tidak
beraturan
Baut
pengencang
lepas
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
Pemulihan
kondisi
komponen
2
Crank shaft
(metal jalan)
Penggerak
hummer dan
sayap metal
dan
mengatur
kecepatan
komponen
Bearing
longgar
Suara mesin
berisik
Beban kerja
dan
pengoperasian
yang sudah
lama
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
Penggantian
komponen
Sambungan
lengan patah
Metal jalan
tidak bekerja
sesuai
fungsinya
Beban kerja
dan
pengoperasian
yang sudah
lama
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
Penggantian
komponen
Pelumas
bearing habis
Metal jalan
macet
Kelalaian
operator
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
Pemulihan
kondisi
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
55
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
komponen
3
Electric
motor
Sumber
daya utama
mesin
Panas atau
overheating
Komponen
mesin tidak
dapat
beroperasi
Beban tidak
normal, fan
rusak, body
motor kotor
Operasional
konsekuensi
Dilakukan
pemeriksaan
dan
pendeteksian
potensi
kegagalan
Pemulihan
kondisi
komponen
Perhitungan keandalan dilakukan untuk mengetahui probabilitas kinerja dari sistem/alat untuk memenuhi
fungsi yang diharapkan, berikut perhitungan keandalan komponen.
1. Side shaft (stang metal)
Diketahui :
e = 2.718
t = 363
µ = 0.93
β = 5.84
2. Crank shaft (metal jalan)
Diketahui :
e = 2.718
t = 420
µ = 1.89
β = 7.88
3. Electric motor
Diketahui :
t = 459
s = 0.2
tmed = 450
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
56
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Diketahui Reliability komponen untuk Side shaft (stang metal) dengan t = 363 adalah 1.34 atau sebesar
13.4%, untuk komponen Crank shaft (metal jalan) dengan t = 420 adalah 0.38 atau sebesar 38%, dan untuk
komponen Electric motor dengan t = 459 adalah 0.46 atau sebesar 46%.
Berdasarkan RCM II decision worksheet diperoleh bahwa tindakan yang perlu dilakukan untuk setiap
komponen yang sering mengalami kerusakan dapat dilihat pada tabel 4 menunjukkan kegiatan perawatan yang
disarankan dan interval perawatan yang optimal.
Tabel 4. Kegiatan Perawatan dan Interval Perawatan yang Optimal
Mesin Paku
A503
Komponen Kritis
Jenis Kerusakan
Kegiatan Perawatan
Interval
Perawatan (jam)
Side shaft (stang
metal)
Sambungan stang metal patah
Schedule Discard Task
63
Beban wire feeder aus
Schedule Restoration Task
Sayap metal longgar
Schedule Restoration Task
Crank shaft (metal
jalan)
Bearing longgar
Schedule Discard Task
81
Sambungan lengan patah
Schedule Discard Task
Pelumas bearing habis
Schedule Restoration Task
Electric motor
Panas atau overheating
Schedule Restoration Task
374
1. Pada komponen Side shaft (stang metal) dengan interval perawatan 63 jam dilakukan tindakan scheduled
restoration task yang mana pada komponen tersebut membutuhkan tindakan perawatan secara terjadwal untuk
dapat mengurangi kemacetan produksi.
2. Pada komponen Crank shaft (metal jalan) dengan interval perawatan 81 jam dilakukan tindakan scheduled
discard task yang mana pada komponen tersebut membutuhkan tindakan pengecekan untuk pergantian
komponen yang sesuai dengan masa usia pakai komponen untuk tetap dapat mengontrol proses produksi secara
optimal.
3. Pada komponen Electric motor dengan interval waktu perawatan 374 jam perlu adanya tindakan scheduled
restoration task guna mengurangi gangguang-gangguan yang menghambat pelaksanaan produksi. Sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas untuk meningkatkan hasil produksi paku.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa, Interval perawatan berdasarkan RCM II Decision Worksheet untuk komponen yang
memiliki kegagalan potensial diantaranya adalah kompenen Side shaft (stang metal) dengan interval perawatan
selama 63 jam dan mengalami breakdown sebanyak 7 kali dalam 2 tahun, komponen Crank shaft (metal jalan)
dengan interval perawatan selama 81 jam dan mengalami breackdown sebanyak 5 kali dalam 2 tahun, dan
komponen Electric motor dengan interval perawatan selama 374 jam dan mengalami breackdown sebanyak 3 kali
dalam 2 tahun.
Kegiatan yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada mesin paku untuk komponen side
shaft (stang metal) dengan jenis kerusakan sambungan stang metal patah perlu adanya kegiatan perawatan dengan
scheduled discard task, untuk jenis kerusakan beban wire feeder aus perlu adanya kegiatan perawatan dengan
scheduled restoration task, jenis kerusakan sayap metal longgar perlu adanya kegiatan perawatan dengan scheduled
restoration task. Untuk komponen crank shaft (metal jalan) dengan jenis kerusakan bearing longgar perlu adanya
kegiatan perawatan dengan scheduled discard task, untuk jenis kerusakan sambungan lengan patah perlu adanya
kegiatan perawatan dengan scheduled discard task, jenis kerusakan pelumas bearing habis perlu adanya kegiatan
perawatan dengan scheduled restoration task. Untuk komponen electric motor dengan jenis kerusakan panas
Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Reliability
Centered Maintenance (RCM) II / Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Tedjo Sukmono
Peer reviewed under responsibili of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
© 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. All Right reserved. This is an open access article
under the CC BY licence (http://creativecommons.org/licences/by/4.0/ )
57
Prozima Vol. 2, No. 2, Desember 2018, 49-57
E. ISSN. 2541-5115
Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/prozima
DOI Link: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
Article DOI: http://doi.org/10.21070/prozima.v2i2.1349
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. H. Bangun, A. Rahman, and Z. Darmawan, “Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produk Dengan
Menggunakan Metode RCM II Pada Mesin Blowing Om,” J. Tek. Ind., pp. 9971008, 2014.
[2] D. P. Sari and M. F. Ridho, Evaluasi Manajemen Perawatan dengan Metode Reliability Centered
Maintenance II Pada Mesin Blowing I diPlant I PT. Pisma Putra Textile.,” J. Tek. Ind., vol. 6, no. 2, pp. 73
80, 2016.
[3] B. I. Putra, “Evaluasi Manajemen Perawatan dengan Metode Reliability Centered Maintenance II,”
Teknolojia, vol. 5, pp. 5966, 2010.
[4] D. S. Dhamayanti, J. Alhilman, and N. Athari, “Usulan Preventive Maintenance dengan Menggunakan
Reliability Centered Maintenance II dan Risk Based Maintenance.,” J. Rekayasa Sist. dan Ind., vol. 3, no. 2,
pp. 3137, 2016.
... Industri sangat penting di Indonesia dalam komponen ekonomi [1]. Dengan meningkatnya kebutuhan akan produktivitas dan penggunaan teknologi tinggi berupa mesin dan fasilitas produksi, maka kebutuhan akan fungsi perawatan pun semakin meningkat [2]. Perusahaan sangat memerlukan bantuan mesin pada proses produksinya. ...
... Nugraha Indah Citarasa Indonesia ini, perlu dilakukannya penjadwalan yang optimal untuk penggantian komponen kritis yang sering mengalami kerusakan tersebut sehingga biaya produksi dapat diminimalkan (Prawiro, 2017). Jadwal preventive maintenance dibutuhkan untuk mencegah kerusakan dengan mengetahui interval waktu perawatan yang optimal bagi peralatan untuk menghilangkan downtime (Budiyanti et al., 2015;Muhsin & Syarafi, 2018;Praharsi et al., 2015;Ramadhan & Sukmono, 2018;Tamara, 2014;Taufik & Septyani, 2016). Model Age Replacement merupakan metode dari preventive maintenance yang dapat memprediksikan secara akurat kegiatan penggantian komponen suatu peralatan berdasarkan data historis kerusakan peralatan tersebut serta dapat mengeliminasi breakdown dibandingkan metode preventive maintenance lainnya (Prawiro, ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik) https://doi.org/10.24912/jmstkik.v5i2.9078 ...
Article
Full-text available
The smooth production process of PT Nugraha Indah Citarasa Indonesia is often disrupted because AM Korin machines that act for filling processes often experience damage and cause the need to repair components that are very detrimental to the company because of the time lost for production due to breakdown of these engine components, causing production loss. Preventive maintenance schedule is needed to prevent damage in the future to find out the maintenance time intervals for AM Korin engine components so as to eliminate downtime based on selection with the most minimal cost savings. Age Replacement is a preventive replacement based on the age of the component by following a certain distribution pattern. So preventive replacement is carried out by re-establishing the time interval for the next preventive replacement in accordance with a predetermined interval in the event of a replacement due to the damage that occurred. The Age Replacement method serves to accurately predict AM Korin engine component replacement activities that often suffer damage by analyzing based on historical data of damage to these components as well as knowing the optimal cost emphasis for each time interval of component replacement.The results of the study showed that one of the optimal replacement intervals was 23 days for sensor components with a replacement cost of Rp. 77. 625,000 which reduces the cost of previous treatments, which is Rp. 99,900,000. Keywords: Age Replacement; Preventive Maintenance; BreakdownAbstrakKelancaran proses produksi PT Nugraha Indah Citarasa Indonesia sering mengalami gangguan karena mesin AM Korin yang bertindak untuk proses filling sering mengalami kerusakan dan menimbulkan keperluan untuk perbaikan komponen yang sangat merugikan bagi perusahaan karena waktu yang hilang untuk produksi akibat breakdown komponen mesin tersebut sehingga menyebabkan production loss. Jadwal preventive maintenance sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan di masa yang akan datang untuk mengetahui interval waktu perawatan bagi komponen mesin AM Korin sehingga dapat mengeliminasi downtime berdasarkan pemilihan dengan penghematan biaya yang paling minimal. Age Replacement merupakan penggantian pencegahan berdasarkan umur dari komponen dengan mengikuti pola distribusi tertentu. Jadi penggantian pencegahan dilakukan dengan menetapkan kembali interval waktu penggantian pencegahan berikutnya sesuai dengan interval yang telah ditentukan jika terjadi penggantian akibat kerusakan yang terjadi. Metode Age Replacement berfungsi untuk memprediksikan secara akurat kegiatan penggantian komponen mesin AM Korin yang seringkali mengalami kerusakan dengan menganalisa berdasarkan data historis kerusakan komponen tersebut serta mengetahui penekanan biaya optimal untuk setiap interval waktu penggantian komponen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa salah satu selang waktu penggantian optimal yaitu selama 23 hari untuk komponen sensor dengan biaya penggantian Rp. 77. 625.000 dimana menekan biaya perawatan sebelumnya yaitu sebesar Rp. 99.900.000.
... Sehingga dapat dirasakan dalam berbagai kegiatan dan kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang industri manufaktur (Fonna, 2019). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan produktivitas dan penggunaan teknologi yang tinggi berupa mesin serta fasilitas produksi maka kebutuhan akan fungsi perawatan semakin bertambah besar (Ramadhan, 2018). Usia kegunaan suatu barang dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan dan pemeliharaan berkala dengan suatu aktivitas dikenal dengan istilah perawatan. ...
Article
Full-text available
PT.Gunung Selamat Lestari merupakan perusahan yang bergerak dibidang produksi CPO dan kernel, perusahan ini sering mengalami kendala dalam memaintenance mesin produksi. Penelitian ini mencoba melakukan analisis terhadap permasalahan tersebut dan memberikan usulan perbaikan. Adapun metode atau tools yang digunakan dalam penelitian ini adalah FMEA dan Reliability Maintenance II (RCM II), metode ini digunakan untuk menetukan kegiatan dan interval perawatan berdasarkan pada RCM II Decision Worksheet sesuai dengan fungsi dan sistem dari mesin dan FMEA digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan serta fek yang ditimbulkan dari kegagalan tersebut. Dengan perhitungan interval perawatan diperoleh perawaratan usulan dengan mempertimbangkan waktu kegagalan, hasilnya adalah komponen flexibel coupling selama 262 jam, liner cylinder selama 316 jam, dan steer arm selama 246 jam. Dengan kondisi ini maka terlihat jelas bahwa penerapan Reliability Centered Maintenance II lebih efisien, maka diharapkan perusahaan dapat menggunakan metode ini untuk diimplementasikan dalam kegiatan perawatan.
... Oleh sebab itu, tidak bisa dipungkiri perlunya suatu perencanaan kegiatan perawatan bagi masing-masing mesin yang dipakai untuk pelajaran praktik untuk memaksimalkan sumber daya yang ada. Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan landasan dasar untuk perawatan fisik dan suatu teknik yang dipakai untuk mengembangkan perawatan pencegahan (preventive maintenance) yang terjadwal (Arizki et al., 2018), (Asisco et al., 2012;Vilarinho et al., 2017;Wahyudi, 2012). ...
Article
So far, the engineering department has not implemented a good maintenance system. Therefore we need a maintenance schedule to meet the need for maintenance. The method for the analysis function is: reliability analysis and maintainability factor analysis. From the application of the reliability centered maintenance system approach, it is concluded that the critical components and the compilation of the failure modes and effect analysis tables. Whereas from the results of the reliability analysis in the form of the rate of damage, the average time between the damage and the maintainability factor analysis, it is concluded that the average corrective maintenance, the average prevention time, the average maintenance time, the average active maintenance time, the maintenance frequency and the time. the average down time of the lathe electrical system components. The results of the calculation of Mean Time Between Maintenance obtained maintenance intervals of lathe electrical system components every 223.1 hours, lathe erosion every 401.6 hours, fixed head of lathe every 502 hours, lathe head off every 669.3 hours and lathe chuck every 1004 hours. Need to get (preventive maintenance), namely daily maintenance, weekly maintenance and monthly maintenance. Pentingnya fungsi pemeliharaan dalam jurusan pemesinan merupakan hal yang tak terbantahkan. Dengan tidak disadari akan berdampak besar terhadap proses pembelajaran jika pemeliharaan tidak dilakukan seperti, operasi mesin yang tidak aman, kemacetan mesin, kerugian daya, berhentinya proses pembelajaran dan berbagai fungsi sarana lain yang tidak diketahui untuk masa yang lama. Jurusan pemesinan selama ini belum menerapkan suatu sistem pemeliharaan yang baik. Dimana saat ini masih menerapkan suatu pemeliharaan yang bersifat darurat atau perawatan yang dilakukan apabila ada kerusakan (corective maintenance). Oleh karena itu dibutuhkan suatu jadwal pemeliharaan dalam memenuhi kebutuhan akan suatu pemeliharaan. Metode yang digunakan dalam pembentukan jadwal tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan sistim yaitu reliability centered maintenance. Dan juga menerapkan fungsi analisa yaitu : analisa reliability dan analisa maintainability faktor. Dari penerapan pendekatan sistem reliability centered maintenance disimpulkan komponen kritis dan penyusunan tabel failure modes and effect analisis. Sedangkan dari hasil analisis reliability disimpulkan berupa laju kerusakan, waktu rata – rata diantara kerusakan dan analisa maintainbility faktor disimpulkan berupa rata – rata pemeliharaan korektif, waktu rata – rata pencegahan, waktu rata – rata pemeliharaan, waktu rata – rata pemeliharaan aktif, frekuensi pemeliharaan dan waktu rata – rata down time dari komponen sistem kelistrikan mesin bubut. Dari hasil perhitungan Mean Time Between Maintenance (MTBM) didapatkan interval pemeliharaan atau perawatan untuk komponen sistem kelistrikan mesin bubut setiap 223,1111 jam, eretan mesin bubut setiap 401,6 jam, kepala tetap mesin bubut setiap 502 jam, kepala lepas mesin bubut setiap 669,3333 jam dan chuck mesin bubut setiap 1004 jam. Jika melihat dari interval perawatan dan pemeliharaan diatas maka mesin bubut perlu mendapatkan perawatan berkala atau terencana (preventive maintenance), yaitu perawatan harian, perawatan mingguan dan perawatan bulanan.
Article
Full-text available
In the industrialized world, product is the main of a production process that forms a production process system. In order to a system of production process running continuesly, need a maintenance of the equipment and production machines. The machine maintenance is needed to minimize the damage of machine then the machine can be used for a long time. The purpose of the study is to calculate the reliability value in which the interval time of maintenance will be determined so that it can support the reliability of the tool. Method of the study uses the RCM (Reliability Centered Maintenance) to solve machine maintenance problems that often occur at PT “X”. RCM method has the advantage of defining a machine focused maintenance program and avoids unnecessary maintenance activities by specifying appropriate maintenance intervals. This study also presents qualitative data in the form of FMEA analysis (Failure Mode Effect Analysis) and quantitative data in the form of determining reliability values and determining maintenance time intervals which provide a solution for PT. “X”.The result of the study, reliability value of the MJM-JLB-HQ Injection Moulding Machine is 0.9183 at 12 hours, VICTOR Injection Moulding is 0.9243 at 4 hours, and the reliability value of MJM-JLB 198-HQ Mould is 0.5125 at 96 hours, VICTOR's Mould is 0.5063 at 72 hours. For the results of maintenance interval to keep the value of reliability not going down below 0.9 is 12 hours for MJM-JLB198-HQ Injection Molding Machines, then 4 hours for VICTOR Injection Moulding Machines. The result maintenance interval analysis of mould with reliability not going down below the value of 0.5 is 96 hours on MJM-JLB198-HQ Injection Moulding Machine, and 72 hours at VICTOR Injection Moulding Machine.
Article
PT. XYZ is a manufacturing industry engaged in paper processing with afval raw materials. The problem faced is machine failure that occurs suddenly without predictability, this is because there is no scheduled maintenance (preventive main-tenance). The object of this research is focused on production instrumentation equipment. This study uses the Failure Mode and Effect Analyzer (FMEA) method to identify the causes of failure and the effects of these failures by determining the critical value of the component, namely the Risk Priority Number (RPN) which is the largest, then the Reliability Centered Maintenance (RCM) II Decision Worsheet method for determine maintenance intervals of production instrumentation equipment. Based on the results of RPN calculations in the FMEA method to determine the critical components of the Instrumentation equipment, namely the Control Valve, it can be seen that the highest total RPN value is found in three components, namely Restrictor with an RPN value of 390, Power Supply with RPN of 297, and also a Pilot Positioner. with an RPN value of 240. And with optimum maintenance intervals, among others, the Restrictor every 40 hours, the Power Supply every 41 hours, and the Pilot Positioner every 47 hours.
Article
Full-text available
Persaingan industri yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan terus memperbaiki aktivitas operasional lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tindakan perawatan optimal dan menentukan interval waktu perawatan pada Mesin Bubut CY-L1640G pada departemen Maintenance di PT. Polymindo Permata, dimana masih banyak kegiatan perawatan korektif disebabkan kerusakan mesin. Agar tujuan tercapai penulis melakukan analisis secara detail menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM), dengan aplikasi awal mengetahui fungsi serta kerusakan yang dapat terjadi pada suatu sistem, mulai dari sub-sistem sampai pada level komponen. Tabel FMEA untuk penentuan komponen kritis, analisa Intermediate Decision Tree (IDT) untuk mengetahui dampak kegagalan baik langsung maupun tidak langsung, kemudian analisis Logic Tree Analysis (LTA) untuk menentukan tugas perawatan yang optimal. Hasil yang didapat adalah pemecahan masalah dimana perusahaan harus melakukan interval perawatan pada komponen Electric System dalam rentang interval 255.07 jam atau 32 hari kerja. Untuk mengetahui tingkat kerusakan komponen dengan melakukan tindakan Condition Monitoring, untuk mengatasi kegagalan yang tidak dapat diprediksi dengan melakukan tindakan Corrective Maintenance dan untuk mengatasi kegagalan yang dipengaruhi usia komponen dengan melakukan tindakan penggantian yang terjadwal.
Article
PT ABC merupakan perusahaan cetak dalam skala nasional. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan buku ajar, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Kegiatan maintenance yang ada PT ABC terbagi menajadi dua, yaitu preventive maintenance setiap senin dan kamis serta kegiatan corrective maintenance yang dilakukan jika mesin mengalami kegagalan fungsi. Kegagalan fungsi pada mesin Komori masih cukup tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pecegahaan untuk meningkatkan reliabilitas mesin. Metode yang dilakukan adalah Reliability Centered Maintenance, yaitu dengan menganalisis failure yang terjadi dengan menggunakan analisis Failure Mode and Effect Analysis dan Decision Worksheet. Hasil dari analisis ini merupakan preventive task masing-masing komponen. Sedangkan untuk menganalisis risiko yang diakibatkan jika mesin mengalami gagal fungsi, yaitu dengan metode Risk Based Maintenance. Hasil yang diperoleh dari nilai risiko yang ditanggung perusahaan ketika mesin mengalami failure, yaitu sebesar Rp965.904.899,36. Berdasarkan hasil pengolahan data pada subsistem kritis diperoleh kesimpulan bahwa enam komponen dilakukan dengan task scheduled on condition, tiga komponen dengan task scheduled restoration, dan enam komponen dengan task scheduled discard. Sedangkan untuk interval waktu dalam pengerjaan preventive maintenance pada komponen tersebut disesuaikan dengan task yang diperoleh. Setelah mendapatkan interval waktu perawatan, kemudian ditentukan biaya perawatan usulan yang dikeluarkan perusahaan, yaitu sebesar Rp971.567.519,69.
Article
PT. Pisma Putra Textile adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemintalan benang yang memiliki berbagai macam mesin produksi yang cukup sering mengalami kerusakan ketika digunakan pada proses produksi. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan perawatan optimal yang dapat mengurangi frekuensi kerusakan dan menurunkan biaya perawatan mesin.. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Penelitian difokuskan pada mesin Blowing I, karena memiliki downtime tertinggi. Berdasarkan frekuensi kerusakan mesin komponen yang paling sering rusak yaitu flat belt dan apron berpaku. Perawatan yang diperlukan dilakukan pada permukaan belt bergelombang, belt putus, kayu apron patah, dan paku-paku apron patah dengan scheduled discard task dengan interval perawatan dan Total Cost optimal berurutan yaitu 580 jam dengan TC Rp. 14661546,36, 465 jam dengan TC Rp 18350303,77, 490 jam dengan TC Rp 18966057,60, dan 450 jam dengan TC Rp 13419317,27. Sedangkan perawatan untuk kerusakan karet kendor adalah scheduled restoration task dengan interval perawatan 340 jam dan TC Rp 16338431,41. Total penurunan biaya keseluruhan sebesar Rp 21.587.975,45 atau 20,89% dari biaya perawataan perusahaan. Abstract PT. Pisma Putra Textile is a yarn spinning company which have various production machines which often breakdown on production process. So, the company should have optimum maintenance policy which could reduce breakdown frequency and maintenance cost. The methods which applied in this research is Reliability Centered Maintenance (RCM). Based on data which was given, it shows that Blowing I Machine have the highest downtime so the research focuses on Blowing I Machine. Based on data which was given, it shows that Blowing I Machine have the highest downtime so the research focuses on Blowing I Machine. Based on machine’s breakdown frequency and total downtime, the results shows that the critical components on Blowing I Machine are flat belt and Apron berpaku component. Based on maintenance interval analysis and optimum total cost shows that maintenance for bumpy flat belt surface, flat belt cut-off, spike lattice wood cut-off, spike lattice cut-off with scheduled discard task is 580 hours and Rp 14.661.546,36 ; 465 hours and Rp. 18.350.303,77 ; 490 hours and Rp. 18.966.057,6 ; 450 hours and Rp. 13.419.317,27 respectively. Then, maintenance interval analysis and optimum total cost for flat belt looses with scheduled restoration task is 340 hours and Rp. 16.338.431,41. So, there's a reduction cost Rp. 21.587.975,45 or 20,89% lower than the company's maintenance cost.
Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produk Dengan Menggunakan Metode RCM II Pada Mesin Blowing Om
  • I H Bangun
  • A Rahman
  • Z Darmawan
I. H. Bangun, A. Rahman, and Z. Darmawan, "Perencanaan Pemeliharaan Mesin Produk Dengan Menggunakan Metode RCM II Pada Mesin Blowing Om," J. Tek. Ind., pp. 997-1008, 2014.
Evaluasi Manajemen Perawatan dengan Metode Reliability Centered Maintenance II
  • B I Putra
B. I. Putra, "Evaluasi Manajemen Perawatan dengan Metode Reliability Centered Maintenance II," Teknolojia, vol. 5, pp. 59-66, 2010.