Content uploaded by Wisnu Satyajaya
Author content
All content in this area was uploaded by Wisnu Satyajaya on Jun 25, 2019
Content may be subject to copyright.
Wisnu Satyajaya et al Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 297
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN DAN ATRIBUT PRODUK
KOPI INSTAN DALAM SACHET
[Consumer Decision Making Process and Product Attributes of Instant Coffee]
Wisnu Satyajaya1, Azhari Rangga1,Fibra Nurainy1 dan Harun Al Rasyid1
1)Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
Diterima : 2 Agustus 2014
Disetujui : 21 September 2014
Korespondensi Penulis :
wisnu.satyajaya@fp.unila.ac.id
ABSTRACT
The objectives of this research were to observe the
decision making process and the influence of product
attributes in consuming of instant coffee products in sachets.
This research used questionnaires to obtain information on
the characteristics and consumer behavior of respondents.
Data were analyzed using descriptive analysis and importance
attributes. The results showed that process of buying through
the stages in the purchase decision process, namely
a). need recognition: the main benefits expected was
freshness of coffee, highest frequency was once a day; and
the main barrier was product quality; b). searching of
information: the main source was promotion; c). alternative
evaluation: The main factor in evaluation was taste, the
known brand of instant coffee were Torabika, Nescafe, Kopi
Luwak, ABC, Top, Good Day; d). The decision to buy: the
main reasons to buy was taste; purchase decision depending
on the situation, most influential are friends. e). post-purchase
evaluation: customers are willing to keep buying previous
products.. The highest product attributes importance of instant
coffee were the highest sense of 4.34; aroma 4.23; and
freshness of 4.11 which is the characteristics specialty of
coffee.
Keywords: consumer, instant coffee, product attributes.
PENDAHULUAN
Perindustrian merupakan sektor
yang penting dalam mensukseskan program
Pemerintah. Salah satu industri yang
berkembang dengan pesat adalah industri
kopi dalam kemasan sachet. Semakin
banyaknya produk yang beredar dipasaran
membawa pengaruh terhadap perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi minuman
kopi instan dalam sachet. Di samping itu
konsumen memiliki kebebasan dalam
memilih produk. Untuk itu produsen
memerlukan strategi dengan tujuan
mencapai keunggulan bersaing dan
memerlukan informasi tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam melakukan pembelian
suatu produk.
Pada umumnya, konsumen lebih
memilih suatu produk yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Setelah
mengetahui produk yang diinginkan oleh
konsumen maka pihak produsen haruslah
membuat produknya sesuai dengan
harapan konsumen. Ketika keinginan
konsumen terpenuhi maka volume
penjualan produk kopi sachet akan
meningkat dan pada akhirnya keuntungan
yang diperoleh oleh perusahaan tercapai.
Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet Wisnu Satyajaya et al
298 Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 19, No.3 Oktober 2014
Apabila produsen telah memiliki
informasi sejauh mana variabel-variabel
perilaku tersebut berpengaruh terhadap
pembelian, maka produsen dapat memilih
bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan
tentunya selalu berupaya untuk
mengembangkan berbagai variabel bauran
pemasaran. Pertama: dari segi produk
produsen terus menerus mencari dan
mengembangkan produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Kedua: dari
segi harga, produsen berusaha menentukan
harga yang terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Ketiga: dari segi distribusi,
produsen memberikan pelayanan sebaik
mungkin, sehingga mudah diperoleh
konsumen. Keempat: dari segi promosi,
produsen bisa menyampaikan informasi
melalui iklan maupun promosi penjualan
(Kotler, 2000).
Perilaku konsumen dalam membuat
keputusan untuk menggunakan sebuah
produk minuman kopi instan dapat
dipahami dari apa yang dipikirkan (kognisi)
apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang
dilakukan serta kejadian sekitar yang
mempengaruhinya. Analisis konsumen akan
membantu industri untuk membuat
keputusan yang lebih baik. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui proses
pengambilan keputusan konsumsi dan
atribut produk kopi instan dalam sachet.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan riset
eksploratori untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang permasalahan yang
diteliti yang dilanjutkan dengan riset
konklusif yang disampaikan secara
deskriptif untuk menjelaskan karakteristik
permasalahan yang sedang berlangsung
melalui data primer, sekunder dan
observasi (Umar, 2010).
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kota
Bandar Lampung yang dilakukan pada
Januari hingga Maret 2013. Dengan
demikian penelitian menggunakan desain
cross sectional yang menunjukkan
bahwa data hanya berlaku pada saat
penelitian ini dilakukan atau satu kali
pengumpulan informasi dari sampel yang
diperoleh (Malhotra, 2009).
Populasi, Sampel dan Teknik
Sampling
Populasi dalam penelitian ini
adalah konsumen kopi instan di Kota
Bandar Lampung. Peneliti menggunakan
tingkat keyakinan (1-α) 95%, tingkat
signifikansi (α) 5% dan kesahihan
penelitian (sampel error) sebesar 10%.
Perhitungan jumlah sampel menurut
Djarwanto dan Pangestu (1990) adalah.
P(1-P)
E = 1,96
N
keterangan:
E = error
P = Proporsi populasi
N = Jumlah Sampel
Besarnya populasi tidak diketahui hingga
P(1-P) juga tidak diketahui tetapi P selalu
berada di antara 0 dan 1 hingga besar
populasi maksimal adalah:
T (P) = P - P2
DF (P) = 1 - 2P
2P=0,5
Harga maksimal dari
f(P); P(1-P) = 0,5*0,5 = 0,25
1,96
N = 0,25 = 96 100 responden
0,1
Wisnu Satyajaya et al Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 299
Penentuan unit sampel dipilih
berdasarkan pada pertimbangan bahwa unit
sampel yang dipilih dapat mewakili
gambaran populasinya. Responden diambil
melalui teknik non probability dengan
convenience sampling yaitu pengambilan
sampel sesuai kesediaannya untuk
diwawancarai (Sugiono, 2009).
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang diajukan kepada
responden.
Analisis Data
Penelitian menggunakan metode
deskriptif untuk mengetahui karakteristik,
sikap, pengetahuan dan perilaku
penggunaan kopi instan dalam sachet.
Analisis ini dipilih karena mampu
mendeskripsikan dan menggambarkan
karakteristik konsumen serta proses
keputusan pembelian pada saat penelitian
ini dilakukan. Metode ini memusatkan
diri pada pemecahan masalah-masalah
yang aktual (Surakhmad, 1994).
Penilaian atribut dilakukan
dengan meminta responden menunjukkan
berbagai tingkat atribut yang dianggap
menonjol dengan skala likert tingkat
kepentingan dari angka (1) sangat tidak
penting, (2) tidak penting, (3) biasa saja,
(4) penting, dan (5) sangat penting.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Umum Responden
Karakteristik umum dalam
penelitian ini menunjukkan responden
terdiri dari 55% pria dan 45% perempuan.
Pengeluaran per bulan persentase terbesar
adalah Rp.500.000 – Rp. 1.000.000
dengan persentase 51%. Secara lebih
lengkap, karakteristik responden dalam
penelitian ini tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Umum Responden
Kriteria
Jumlah (n)
Persen (%)
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
55
55
b. Perempuan
45
45
2. Pengeluaran per bulan
a. < Rp. 500.000,-
20
20
b. Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,-
51
51
c. Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.500.000,-
14
14
d. Rp. 1.500.000,- - Rp. 2.000.000,-
7
7
e. > Rp. 2.000.000,-
8
8
Proses Keputusan Konsumen dalam
Pembelian Kopi Sachet
Pengenalan kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal yang akan
menimbulkan keputusan konsumsi oleh
konsumen. Kebutuhan timbul ketika tidak
bertemunya antara keadaan yang dirasakan
dengan apa yang diharapkan. Menurul
Engel et al (1994), kumpulan faktor akan
mempengaruhi suatu kebutuhan akan
diaktifkan atau tidak.
Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet Wisnu Satyajaya et al
300 Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 19, No.3 Oktober 2014
Tabel 2. Manfaat yang diharapkan dari mengkonsumsi kopi
Kriteria
n
%
a. Kesegaran kopi
44
44
b. Kebiasaan rutin (budaya)
19
19
c. Gaya hidup
33
33
d. Status sosial (trendy)
2
2
e. Lainnya
2
2
Jumlah
100
100
Tabel 2 menunjukkan bahwa
manfaat utama yang diharapkan dengan
mengkonsumsi kopi adalah untuk
mendapatkan kesegaran kopi (44%).
Seperti yang kita ketahui bahwa kopi
termasuk bahan penyegar yang memiliki
cita rasa yang khas sehingga digemari.
Kopi juga mengandung kafein yang
memiliki kemampuan memacu syarat dan
dipercayai dapat meningkatkan semangat
kerja, dan menghilangkan keletihan
mental. Sesuai pendapat Siswoputro
(1995), bahwa setelah minum kopi,
seseorang dapat merasakan kesegaran
psikis. Selain itu konsumsi kopi juga
didorong oleh kebutuhan karena telah
menjadi kebiasaan rutin (19%) dan gaya
hidup (33%).
Minum kopi memang telah
menjadi kebiasaan hidup dalam kehidupan
manusia sejak lama yang kemudian
diturunkan dari generasi ke generasi. Hal
ini juga menjadi kebutuhan bagi individu
untuk mengikuti perilaku ini untuk
dianggap menjadi bagian kelompok
tertentu.
Engel et al. (1994), menyatakan
bahwa budaya mempengaruhi perilaku
konsumen dalam tiga hal yaitu a) struktur
konsumsi, b) bagaimana individu
mengambil keputusan, dan c) berperan
dalam penciptaaan dan komunikasi makna
dari sebuah produk.
Gaya hidup berkaitan dengan
memilih konsumsi kopi sachet karena
memenuhi kebutuhan gaya hidup praktis
yang diinginkan konsumen. Kopi sachet
dalam persiapan konsumsinya hanya
memerlukan air panas dan biasanya
dikombinasi dengan bahan yang bisa
menyertai kopi seperti gula, susu, maupun
herbal seperti jahe atau ginseng.
Tabel 2 menunjukkan bahwa
konsumen lebih mendahulukan manfaat
utilarian (fungsional) dibandingkan fungsi
hedonik sebagai simbol status sosial (2%)
yang berarti memang menginginkan suatu
manfaat yang dirasakan setelah
mengkonsumsi kopi. Jika diperhatikan
konsumsi kopi instant sachet ini memang
berbeda jika konsumsi kopi ditujukan
untuk kebutuhan sosial seperti jika
seseorang mengkonsumsi kopi di kafe atau
resto dengan racikan tertentu yang
cenderung mengedepankan status sosial
seseorang saat mengkonsumsinya.
Tabel 3. Frekuensi konsumsi kopi
Kriteria
n
%
a. < 1 x/ hari
32
32
b. 1 x/hari
43
43
c. 2 x/hari
18
18
d. > 2x/hari
7
7
Jumlah
100
100
Wisnu Satyajaya et al Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 301
Tabel 3 menunjukkan bahwa
dalam pemenuhan kebutuhannya
konsumen memiliki frekuensi konsumsi
kopi yang bervariasi. Frekuensi terbesar
adalah dengan konsumsi kurang dari 1x/
hari (43%), 1x/hari : 32%, 2x/hari : 18%
dan terdapat 7% konsumen yang
mengkonsumsi >2x/hari. Frekuensi dapat
berbeda berkaitan dengan kebiasaan yang
dimiliki konsumen. Selain kopi, jenis
minuman yang juga dikonsumsi dapat
menjadi substitusi diantaranya adalah teh,
bandrek, jus dan sejenisnya.
Tabel 4. Penghalang dalam pembelian kopi instant dalam kemasan
Kriteria
n
%
a. Harga mahal
13
13
b. Tempat jual yang jauh
19
19
c. Tersedia kopi seduh (tubruk)
20
20
d. Kualitas produk
30
30
e. Tidak ada penghalang
18
18
Jumlah
100
100
Tabel 4 menunjukkan faktor utama
yang diakui oleh responden dapat menjadi
penghalang untuk mengkonsumsi suatu
produk atau merek kopi dalam kemasan
tertentu adalah kualitas produk 30%.
Kualitas dalam hal ini menunjukkan
seberapa jauh produk dapat memenuhi
harapan konsumen jika memenuhi harapan
akan merasa puas begitu pula sebaliknya
jika tidak puas dapat menyebabkan
konsumen enggan untuk menggunakan
produk tersebut.
Faktor selanjutnya adalah
tersedianya jenis kopi tubruk (20%) yang
secara selera dapat diracik sesuai
keinginan konsumen. Beberapa konsumen
juga menganggap kopi tubruk yang berupa
biji kopi murni memiliki ciri khas kopi
yang lebih asli dari kopi kemasan yang
telah ditambahkan bahan lain. Seperti
diketahui beberapa hal yang berpengaruh
dalam kualitas kopi adalah kadar air, kadar
lemak, dan kadar kafein yang terkandung
dalam biji kopi (Hayati, et al., 2012). Syah
et al. (2014) dan Hayati et al. (2012)
menyatakan bahwa penambahan bahan
lain dan proses pengolahan yang dilakukan
akan mempengaruhi karakteristik kopi
yang dihasilkan.
Berkaitan dengan ketersediaan dan
kualitas produk terlihat menjadi
penghalang utama (50%) bagi konsumen
untuk membeli. Ini sejalan dengan
penelitian Faisyal dan Murwani (2008)
yang menunjukkan bahwa kopi bubuk
lebih dipilih konsumen karena dianggap
lebih berkualitas serta lebih kuat ciri khas
kopinya dibanding kopi instant.
Pada bauran pemasaran, faktor
distribusi yang jauh (19%) dan harga yang
dianggap tidak sesuai (13%) dapat menjadi
penghalang bagi konsumen untuk
mengkonsumsi produk. Sedangkan sisanya
berpendapat tidak ada faktor yang dapat
menjadi penghalang untuk mengkonsumsi
kopi.
Pencarian informasi
Konsumen akan melakukan
pencarian informasi setelah mengenal
kebutuhannya mengenai kopi kemasan
sachet yang ingin mereka beli. Pencarian
informasi dapat dilakukan konsumen
Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet Wisnu Satyajaya et al
302 Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 19, No.3 Oktober 2014
melalui dua cara, yaitu melalui pencarian
internal (pengetahuan yang tersimpan
dalam ingatan) maupun pencarian
eksternal (memperoleh informasi dari
lingkungan). Pencarian internal biasanya
dilakukan oleh konsumen yang
sebelumnya pernah membeli produk kopi
kemasan sachet, dimana mereka sangat
mengandalkan pengetahuan yang sudah
ada mengenai produk kopi kemasan sachet
yang pernah dibelinya.
Tabel 5. Sumber informasi mengenai kopi instant dalam kemasan
Kriteria
n
%
a. Teman
15
15
b. Keluarga
3
2.5
c. Melihat langsung
16
16
d. Iklan / promosi
63
63
e. Lainnya
3
3
Jumlah
100
100
Tabel 5 menunjukkan sebagian
besar responden (63%) menyatakan
informasi mengenai produk didapatkan
melalui iklan/promosi yang dilakukan
oleh produsen. Hal ini dapat dipahami
dengan banyaknya produk yang beredar
iklan/promosi yang memberikan
informasi tentang produk bagi konsumen
sangat mempengaruhi konsumen. Setelah
itu sumber informasi selanjutnya
didapatkan dengan melihat langsung
produk. Hal ini dapat kita amati dengan
gencarnya produsen memberikan sampel
produk kopi instannya seperti yang kita
lihat di supermarket atau tempat-tempat
strategis lainnya. Iklan/promosi termasuk
dalam informasi yang berasal dari sumber
eksternal. Faktor internal yang dapat
menjadi sumber informasi adalah teman
dan keluarga yang berada di lingkungan
konsumen yang memiliki kekuatan word
of mouth tentang pengalamannya akan
merek kopi instan tertentu.
Tabel 6. Hal yang menarik dari produk kopi instant dalam kemasan
Kriteria
n
%
a. Harga yang terjangkau
7
7
b. Counter/ display yang menarik
4
4
c. Kemasan
7
7
d. Harga
4
4
e. Rasa
74
74
f. Merek
4
4
Jumlah
100
100
Tabel 6 menunjukkan bahwa hal
yang paling menarik untuk diperhatikan
konsumen pada produk kopi instan dalam
sachet adalah rasa dari produk itu sendiri.
Evaluasi Alternatif
Sebelum menetapkan keputusan
dalam pembelian, konsumen akan
melakukan evaluasi alternatif, terhadap
informasi yang berkaitan dengan produk
yang akan dibeli. Pada tahap ini responden
menetapkan kriteria-kriteria yang relevan
dengan keinginannya, untuk dapat
membuat suatu keputusan yang dirasakan
paling bermanfaat, untuk memecahkan
masalahnya. Kriteria ini dijadikan sebagai
Wisnu Satyajaya et al Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 303
pertimbangan awal responden, dalam
memilih dan membeli kopi kemasan sachet.
Tabel 7. Evaluasi konsumen dalam memilih produk kopi instan
Kriteria
n
%
a. Harga
18
17.5
b. Berat / volume produk
2
2.5
c. Merek
13
13.3
d. Rasa
67
66.7
Jumlah
100
100
Sejalan dengan hal yang menarik
bagi konsumen (Tabel 7), rasa merupakan
hal utama yang dipertimbangkan
konsumen. Hal lain yang dijadikan
pertimbangkan adalah harga yang
terjangkau walau pada observasi diketahui
harga kopi instan sachet berkisar dalam
harga yang sama (Rp.1.000/sachet) namun
produsen memberikan promosi baik
berupa trade promo atau hadiah. Tabel 7
juga menunjukkan beberapa konsumen
memiliki loyalitas terhadap merek tertentu
yang tentunya berhubungan dengan
persepsi konsumen terhadap produk
tersebut. Berat/volume dipertimbangkan
2% konsumen yang dapat dijelaskan
umumnya kopi sachet memang
dikhususkan untuk penyajian 1 cangkir
kopi, sehingga tidak begitu
dipertimbangkan konsumen.
Merek yang disebut konsumen
adalah torabika, kapal api, Nescafe, ABC,
kopi luwak, good day, dan top kopi.Dari
merek ini dapat kita lihat bahwa kopi
dengan kombinasi bahan tambahan seperti
susu menjadi pilihan utama bagi
konsumen dibanding dengan kopi murni.
Keputusan Pembelian
Sebagian besar responden kopi
kemasan sachet melakukan pembelian
karena kopi kemasan sachet yang mereka
beli memiliki rasa yang sesuai selera
konsumen (61%). Faktor ketersediaan juga
akan menentukan konsumen pada merek
yang akan dibeli jika merek utama yang
mereka tidak tersedia, konsumen akan
pindah pada merek lainnya. Alasan
pembelian konsumen ini ditunjukkan pada
Tabel 8.
Tabel 8. Alasan membeli kopi kemasan
Kriteria
n
%
a. Ketersediaan
27
17
b. Harga terjangkau
8
8
c. Rasa yang enak
61
61
d. Pelayanan
2
2
e. lainnya
2
12
Jumlah
100
100
Tabel 9. Keputusan dalam membeli produk kopi instan dalam sachet
Kriteria
n
%
a. Terencana
13
13
b. Mendadak
10
10
c. Tergantung situasi
77
77
Jumlah
100
100
Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet Wisnu Satyajaya et al
304 Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 19, No.3 Oktober 2014
Tabel 9 menunjukkan bahwa
konsumen sebagian besar (77%)
menyatakan melakukan pembelian
tergantung situasi saat memutuskan
pembelian suatu produk kopi kemasan
sachet. Dalam hal ini, konsumen
menyatakan akan membeli apabila
persediaan yang ada di rumah sudah habis.
Berbeda dengan pembelian terencana,
konsumen sudah merencanakan pembelian
sejak di rumah meskipun persediaan di
rumah belum habis. Pembelian secara
mendadak dimaksudkan bahwa pembelian
baru ditentukan ketika berada dalam
tempat penjualan.
Tabel 10. Pengaruh orang lain terhadap keputusan pembelian kopi dalam sachet
Kriteria
n
%
a. Ajakan membeli produk tersebut
32
32
b. Banyaknya orang yang membeli
produk tersebut
48
48
c. Tidak berpengaruh
20
20
Jumlah
100
100
Tabel 10 menunjukkan banyaknya
orang yang membeli produk tertentu akan
mempengaruhi konsumen lain untuk ikut
membeli produk (48%). Hal ini dapat
dijelaskan dengan kecenderungan manusia
sebagai makhluk sosial yang ingin
dianggap dalam kelompok tertentu hal ini
juga berkaitan dengan adanya konsumen
yang menerima ajakan atau opi dari orang
lain untuk membeli produk tertentu. Pada
konsumen yang tidak terpengaruh terutama
pada konsumen yang loyal pada merek
atau rasa produk tertentu.
Tabel 11. Personal yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian kopi instant
dalam sachet
Kriteria
n
%
a. Orang tua
30
8
b. Diri sendiri
21
66
c. Teman
45
22
d. Lainnya
4
4
Jumlah
100
100
Evaluasi pembelian.
Konsumen akan mengevaluasi
apakah hasil yang diperoleh dari
pembelian produk tersebut memuaskan
atau tidak. Penilaian pada tahap ini akan
melihat jika ada penawaran produk lain
yang bisa di beli apakah akan
mempengaruhi niat pembelian selanjutnya
dimasa mendatang.
Tabel 12. Evaluasi pasca pembelian kopi instant dalam sachet
Kriteria
n
%
a. Tidak terpengaruh
40
40
b. Akan membeli & tidak akan membeli
produk yang di beli sebelumnya
11
11
c. Akan membeli & tetap membeli
produk yang dibeli sebelumnya
44
44
d. Membandingkan terlebih dahulu
5
5
Jumlah
100
100
Wisnu Satyajaya et al Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 305
Pemenuhan terhadap persepsi
konsumen dapat menumbuhkan loyalitas
terhadap produk dan merek. Hal ini dapat
dilihat dari sikap konsumen apabila ada
penawaran atau promosi dari kopi
kemasan sachet merek lain. 40%
konsumen tidak terpengaruh dan 44%
responden menyatakan bahwa mereka
akan membeli produk tersebut tetapi tetap
akan membeli produk yang biasa dibeli
sebelumnya. Namun ada 10,8% responden
menyatakan bahwa mereka akan membeli
produk tersebut dan tidak akan membeli
produk yang biasa dibeli sebelumnya dan
ada 5% responden menyatakan bahwa
akan membandingkan terlebih dahulu baru
memutuskan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Deswindi (2007) bahwa
diperlukan waktu yang cukup lama bagi
konsumen untuk menerima suatu produk
baru atau lama yang mengalami
perubahan.
Atribut Kepentingan Produk
Analisis terhadap kepentingan
atribut produk pada Tabel 13
menunjukkan variabel rasa menjadi urutan
teratas yang paling penting bagi konsumen
dalam memutuskan pembelian kopi
kemasan sachet diikuti aroma dan
kesegaran kopi. Hal ini juga sejalan
dengan Qomariyah et al (2013) yang
menyatakan rasa merupakan atribut paling
penting (skor:4,63) dalam memutuskan
pembelian produk kopi bubuk.
Jika kita perhatikan nilai atribut
tertinggi ini merupakan hal yang bersifat
spesifik terhadap karakteristik kopi itu
sendiri. Rasa merupakan aspek utama
pertimbangan awal pembelian kopi instan.
Responden memilih merek favorit juga
berdasarkan rasanya yang cocok atau
sesuai dengan selera. Hal ini sejalan
dengan pendapat Rukhbaniyah et al (2013)
bahwa produsen kopi sebaiknya
memperhatikan dan meningkatkan kualitas
rasa karena menurut konsumen, atribut
rasa merupakan atribut yang paling
penting.
Tabel 13. Atribut kepentingan produk kopi instant dalam sachet
ATRIBUT
Rata-Rata
1. Warna
3.55
2. Aroma
4.23
3. Rasa
4.34
4. Kekentalan
3.64
5. Berat produk (volume)
3.40
6. Tambahan bahan pendukung (susu,
gula, dll)
3.85
7. Kesegaran
4.11
8. Kecepatan larut
3.53
9. Jumlah air yang dapat ditambahkan
3.33
10. Kemasan
3.56
11. Harga
3.70
12. Hadiah / promo penjualan
3.43
13. Ketersediaan
3.70
14. Ketiadaan ampas
3.93
15. Display
3.69
16. Kebersihan produk
4.10
Konsumen dan Atribut Produk Kopi Instan dalam Sachet Wisnu Satyajaya et al
306 Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 19, No.3 Oktober 2014
KESIMPULAN
1. Proses pembelian kopi instan dalam
sachet melalui tahap-tahap dalam
proses keputusan pembelian, yaitu
a). pengenalan kebutuhan: manfaat
utama yang diharapkan kesegaran kopi,
frekuensi minum kopi tertinggi adalah
1x/hari; dan penghalang konsumsi
utama adalah kualitas; b). pencarian
informasi: sumber utama iklan/
promosi; yang menarik adalah rasa; c).
evaluasi alternative : merek dikonsumsi
Torabika, Nescafe, Luwak white coffee,
ABC ; d). Keputusan membeli: alasan
membeli yaitu rasa yang enak;
keputusan pembelian tergantung situasi,
banyak konsumen akan mempengaruhi
pembelian dan yang paling berpengaruh
adalah teman. e). evaluasi pembelian
pasca pembelian akan mencoba dan
tetap membeli produk sebelumnya
(44%).
2. Atribut kepentingan produk kopi instan
sachet tertinggi adalah rasa 4,34; aroma
4,23; dan kesegaran 4,11 yang
merupakan sifat spesifik dari
karakteristik komoditas kopi.
DAFTAR PUSTAKA
Deswindi, L. 2007. Kecepatan tingkat
penerimaan dan perilaku
konsumen terhadap produk lama
yang mengalami perubahan dan
produk inovasi baru dalam upaya
memasuki dan merebut pasar. J.
Business dan management Bunda
Mulia 3(20).
Djarwanto, P dan Pangestu, S. 1990.
Statistik Induktif. BPFE UGM.
Yogyakarta.
Engel, F. James, Roger D., Blackwel.,
Paul W. Miniard. 2004. Perilaku
Konsumen. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Faisyal dan Murwani, I.A. 2008. Analisa
Faktor yang Mempengaruhi
Konsumen dalam Pemilihan Merek
Kopi Bubuk di DKI Jakarta. J.
Business Strategy and Exevution
1(1): 121-134
Hayati, R., Ainun, M., Fania, R. 2012.
Sifat Kimia dan Evaluasi Sensori
Bubuk Kopi Arabika, J.Florate
7:66-75.
Kotler, Philip. 2000. Marketing
Management. Millennium edition.
Prentice Hall. New Jersey.
Malhotra, K,N. 2009. Riset Pemasaran
Pendekatan Terapan. Edisi 14. PT.
Indeks. Jakarta.
Qomariyah, N., Santoso, I., Effendi, M.
2013. Analisis Sikap Konsumen
dan Kinerja Atribut Kopi Bubuk
Sido Luhur (Studi Kasus di UKM
Kopi Bubuk Sido Luhur Malang).
Jurnal Industria 3(1): 53-61.
Rukhbaniyah, L.Y., Utami, D.P.,
Wicaksono, I.A. 2013. Perilaku
konsumen terhadap Kopi Tubruk
dan Kopi Instan di Kecamatan
Pejagoan Kabupaten Kebumen.
J.Surya Agritama 2(1).
Siswoputro, P. S. 1993. Kopi Internasional
dan Indonesia. Kanisius.
Yogyakarta.
Surakhmad, W. 1994. Metode Ilmiah
Penelitian, Metode, dan Teknik
Penelitian. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif.
Alfabeta. Bandung.
Syah, Umar, Yusmanizar, dan Maulana.
2014. Karakteristik Fisik Bubuk
Kopi Arabika Hasil Penggilingan
Mekanis dengan Penambahan
Jagung dan Beras Ketan. Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia 5(1): 32-37.
Umar, H. 2010. Riset Pemasaran dan
Perilaku Konsumen. Business
research Center. Jakarta.